Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“SEJARAH MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA”

Dosen Pengajar :
SUHADARLIYAH, S.E., S.S., M.M

Penyusun :

fajar rizky yulianto

UNIVERSITAS UTPADAKA SWASTIKA


2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Azza Wa Jalla, karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya.
Dalam penyelesaian makalah ini, kami banyak mengalami kesulitan, terutama
disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun, berkat
bimbingan dan bantuan dari pihak lain, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Karena
itu, sudah sepantasnya kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan dan bimbingan kepada kami setiap saat.
Dengan segala keterbatasan kami yakni bahwa makalah ini masih banyak
kekurangannya. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun akan kami
terima dengan senang hati. Pada akhirnya kami berharap mudah-mudahan makalah ini
bisa diterima dan bermanfaat bagi para pembaca.

Jakarta, 05 Agustus 2023


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Makalah


Penduduk kepulauan Indonesia dikenal sebagai pelayar-pelayar yang sanggup
mengarungi lautan lepas. Sejak awal masehi sudah ada rute-rute pelayaran dan
perdagangan antara kepulauan Indonesia dengan berbagai daerah di daratan Asia
Tenggara. Wilayah Barat Nusantara dan sekitar Malaka sejak masa kuno merupakan
wilayah yang menjadi titik perhatian, terutama karena hasil bumi yang dijual disana
menarik bagi para pedagang, dan menjadi daerah lintasan penting antara Cina dan India.
Sementara itu, pala dan cengkeh yang berasal dari Maluku dipasarkan di Jawa dan
Sumatera, untuk kemudian dijual kepada para pedagang asing. Pelabuhan-pelabuhan
penting di Sumatra dan Jawa antara abad ke-1 dan ke-7 M sering disinggahi para
pedagang asing seperti Lamuri (Aceh), Barus, dan Palembang di Sumatra; Sunda Kelapa
dan Gresik di Jawa.
Bersamaan dengan itu, datang pula para pedagang yang berasal dari Timur
Tengah. Mereka tidak hanya membeli dan menjajakan barang dagangan, tetapi ada juga
yang berupaya menyebarkan agama Islam. Dengan demikian, agama Islam telah ada di
Indonesia ini bersamaan dengan kehadiran para pedagang Arab tersebut. Meskipun
belum tersebar secara intensif ke seluruh wilayah Indonesia.

I.2. Rumusan Masalah


a) Sejak kapan Islam masuk ke Indonesia?
b) Bagaimankah corak dan perkembangan Islam di Indonesia?
c) Siapakah tokoh-tokoh Perkembangan IslamDi Indonesia
I.3. Tujuan Penulisan
a) Untuk mengetahui kapan masuknya Islam ke Indonesia.
b) Untuk mengetahui corak dan Perkembangan Islam di Indonesia.
c) Tokoh-Tokoh Dalam Perkembangan Islam Di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Masuknya Islam Ke Indonesia

Di Indonesia terkenal dengan penduduknya yang mayoritas memeluk agama islam,


budaya nya, alamnya yang luas dan hasil bumi yang cukup banyak.

Sejarah masuknya islam awalnya di bawa oleh pedagang Gujarat lalu di ikuti oleh
pedagang arab dan Persia. Sambil berdagang mereka menyebarkan agama islam ke
tempat mereka berlabuh di seluruh indonesia.

Banyak yang berspekulasi jika islam masuk ke indonesia di abad ke 7 atau 8, karena pada
abad tersebut terdapat perkampungan islam di sekitar selat Malaka.

Selain pedagang ada juga dengan cara mendakwah, seperti penyebaran di tanah jawa
yang di lakukan oleh para walisongo. Mereka lah sang pendakwah dan sang ulama yang
menyebarkan islam dengan cara pendekatan sosial budaya.
Di jawa islam masuk melalui pesisir utara pulau jawa dengan di temukannya makam
Fatimah binti Maimun bin Hibatullah. Di Mojokerto juga telah di temukannya ratusan
makam islam kuno. Di perkikan makam ini adalah makam para keluarga istana Majapahit.

Di kalimantan, islam masuk melalui pontianak pada abad 18. Di hulu sungai Pawan,
kalimantan barat di temukan pemakaman islam kuno. Di kalimantan timur islam masuk
melalui kerajaan Kutai, di kalimantan selatan melalui kerajaan banjar, dan dari kalimantan
tengah di temukannya masjid gede di kota Waringin yang di bangun pada tahun 1434
M. Di sulawesi islam masuk melalui raja dan masyarakat Gowa-Tallo.

Demikian sedikit penjelasan tentang sejarah islam masuk ke indonesia. Kita harus bangga
dengan para ulama yang telah menyebarkan agama islam di indonesia tanpa adanya
perang. Dengan peran para ulama yang bijaksana, agama islam dengan mudah di terima
di seluruh nusantara.

2.2 Metode-Metode Masuknya Islam Di Indonesia


masuknya islam di Indonesia dilakukan enam jalur yaitu:
1. Melalui jalur perdagangan
Jalur ini dimungkinkan karena orang-orang melayu telah lama menjalin kontak dagang
dengan orang Arab. Apalagi setelah berdirinya kerajaan Islam seperti kerajaan Islam
Malaka dan kerajaan Samudra Pasai di Aceh, maka makin ramailah para ulama dan
pedagang Arab datang ke Nusantara (Indonesia). Disamping mencari keuntungan duniawi
juga mereka mencari keuntungan rohani yaitu dengan menyiarkan Islam. Artinya mereka
berdagang sambil menyiarkan agama Islam.
2. Melalui jalur perkawinan
Para pedagang muslim itu ada yang menetap di Indonesia dan menikah dengan
penduduk setempat. Sudah barang tentu mereka menjadi keluarga muslim dan penyebar
agama Islam yang gigih.
3. Melalui jalur tasawuf
Dengan tasawuf, bentuk Islam yang diajarkan kepada penduduk pribumi
mempunyai persamaan dengan alam pikiran mereka yang sebelumnya menganut agama
Hindu, sehingga agama baru itu mudah dimengerti dan mudah diterima. Kehidupan mistik
bagi masyarakat Indonesia sudah menjadi bagian dari kepercayaan mereka. Oleh karena
itu, penyebaran Islam melalui jalur tasauf atau mistik ini mudah diterima karena sesuai
dengan alam pikiran masyarakat Indonesia. Misalnya, menggunakan ilmu-ilmu riyadhat
dan kesaktian dalam proses penyebaran Islam kepada penduduk setempat.
4. Melalui jalur pendidikan
Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan yang paling strategis dalam
pengembangan Islam di Indonesia. Para da’i dan muballig yang menyebarkan Islam
diseluruh pelosok Nusantara adalah keluaran pesantren tersebut. Datuk Ribandang yang
mengislamkan kerajaan Gowa-Tallo dan Kalimantan Timur adalah keluaran pesantren
Sunan Giri. Santri-santri Sunan Giri menyebar ke pulau-pulau seperti Bawean, Kangean,
Madura, Haruku, Ternate, hingga ke Nusa Tenggara. Dan sampai sekarang pesantren
terbukti sangat strategis dalam memerankan kendali penyebaran Islam di seluruh
Indonesia.
5. Melalui jalur kesenian
Penyebaran Islam melalui kesenian berupa wayang, satra, dan berbagai kesenian
lainnya. Pendekatan jalur kesenian dilakukan oleh para penyebar Islam seperti Walisongo
untuk menarik perhatian di kalangan mereka, sehingga dengan tanpa terasa mereka telah
tertarik kepada ajaran-ajaran Islam sekalipun pada awalnya mereka tertarik karena media
kesenian itu. Misalnya, Sunan Kalijaga adalah tokoh seniman wayang. Ia tidak pernah
meminta bayaran pertunjukkan seni, tetapi ia meminta para penonton untuk
mengikutinya mengucapkan kalimat syahadat. Sebagian cerita wayang masih dipetik dari
cerita Mahabrata dan Ramayana, tetapi di dalam cerita itu disisipkan ajaran dan nama-
nama pahlawan Islam. Kesenian-kesenian lain juga dijadikan media islamisasi, seperti
sastra (hikayat, babad, dan sebagainya), seni arsitektur, dan seni ukir.
6. Melalui jalur Politik
Artinya penyebaran Islam di Nusantara, tidak terlepas dari dukungan yang kuat dari
para Sultan. Di pulau Jawa, misalnya kesultanan Demak, merupakan pusat dakwah dan
menjadi pelindung perkembangan Islam. Begitu juga raja-raja lainnya di seluruh
Nusantara. Raja Gowa-Tallo di Sulawesi selatan melakukan hal yang sama sebagaimana
yang dilakukan oleh Demak di Jawa. Dan para Sultan di seluruh Nusantara melakukan
komunikasi, bahu membahu dan tolong menolong dalam melindungi dakwah Islam di
Nusantara. Keadaan ini menjadi cikal bakal tumbuhnya negara nasional Indonesia dimasa
mendatang.

2.3 Beberapa Teori Masuknya Islam ke Indonesia


Proses masuknya agama Islam ke Indonesia tidak berlangsung secara revolusioner,
cepat, dan tunggal, melainkan berevolusi, lambat-laun, dan sangat beragam. Menurut
para sejarawan, teoriteori tentang kedatangan Islam ke Indonesia dapat dibagi menjadi:
1. Teori Mekah
Teori Mekah mengatakan bahwa proses masuknya Islam ke Indonesia adalah
langsung dari Mekah atau Arab. Proses ini berlangsung pada abad pertama Hijriah
atau abad ke-7 M. Tokoh yang memperkenalkan teori ini adalah Haji Abdul Karim
Amrullah atau HAMKA, salah seorang ulama sekaligus sastrawan Indonesia. Hamka
mengemukakan pendapatnya ini pada tahun 1958, saat orasi yang disampaikan pada dies
natalis Perguruan Tinggi Islam Negeri (PTIN) di Yogyakarta. Ia menolak seluruh anggapan
para sarjana Barat yang mengemukakan bahwa Islam datang ke Indonesia tidak langsung
dari Arab.

2. Teori Gujarat
Teori Gujarat mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia berasal
dari Gujarat pada abad ke-7 H atau abad ke-13 M. Gujarat ini terletak di India bagain
barat, berdekaran dengan Laut Arab. Teori Gujarat kemudian juga dikembangkan oleh
J.P. Moquetta (1912) yang memberikan argumentasi dengan batu nisan Sultan Malik Al-
Saleh yang wafat pada tanggal 17 Dzulhijjah 831 H/1297 M di Pasai, Aceh. Menurutnya,
batu nisan di Pasai dan makam Maulanan Malik Ibrahim yang wafat tahun 1419 di Gresik,
Jawa Timur, memiliki bentuk yang sama dengan nisan yang terdapat di Kambay, Gujarat.
Moquetta akhirnya berkesimpulan bahwa batu nisan tersebut diimpor dari Gujarat, atau
setidaknya dibuat oleh orang Gujarat atau orang Indonesia yang telah belajar kaligrafi
khas Gujarat. Alasan lainnya adalah kesamaan mahzab Syafei yang di anut masyarakat
muslim di Gujarat dan Indonesia

3. Teori Persia
Teori Persia mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia berasal dari
daerah Persia atau Parsi (kini Iran). Pencetus dari teori ini adalah Hoesein
Djajadiningrat, sejarawan asal Banten. Dalam memberikan argumentasinya, Hoesein
lebih menitikberatkan analisisnya pada kesamaan budaya dan tradisi yang berkembang
antara masyarakat Parsi dan Indonesia. Tradisi tersebut antara lain: tradisi merayakan 10
Muharram atau Asyuro sebagai hari suci kaum Syiah atas kematian Husein bin Ali, cucu
Nabi Muhammad, seperti yang berkembang dalam tradisi tabut di Pariaman di Sumatera
Barat. Istilah “tabut” (keranda) diambil dari bahasa Arab yang ditranslasi melalui bahasa
Parsi.

4. Teori Cina
Teori Cina mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia (khususnya di
Jawa) berasal dari para perantau Cina. Sumanto Al Qurtuby dalam bukunya Arus Cina-
Islam-Jawa menyatakan, menurut kronik masa Dinasti Tang (618-960) di daerah
Kanton, Zhang-zhao, Quanzhou, dam pesisir Cina bagian selatan, telah terdapat
sejumlah pemukiman Islam. Teori Cina ini bila dilihat dari beberapa sumber luar negeri
(kronik) maupun lokal (babad dan hikayat), dapat diterima.
Bukti-bukti lainnya adalah masjid-masjid tua yang bernilai arsitektur Tiongkok yang
didirikan oleh komunitas Cina di berbagai tempat, terutama di Pulau Jawa. Pelabuhan
penting sepanjang pada abad ke-15 seperti Gresik, misalnya, menurut catatan-catatan
Cina, diduduki pertama-tama oleh para pelaut dan pedagang Cina.

2.4 Perkembangan Islam di Beberapa Wilayah di Indonesia


A. Perkembangan Islam di Sumatera
Daerah Pertama dari kepulauan Indonesia yang dimasuki Islam adalah Sumatera
bagian Utara, seperti Pasai dan Perlak. Karena wilayah Pasai dan Perlak letaknya di tepi
selat Malaka, tempat lalu lintas kapal-kapal dari India.
Pada abad XIII-XV M berdiri kerajaan Samudra Pasai dan merupakan kerajaan
Islam pertama di Indonesia. Kerajaan Samudra Pasai terletak di kampung Samudra di tepi
sungai Pasai dan berdiri sejak tahun 1261 M. Raja-raja yang memerintah Samudra Pasai
berturut-turut sebagai berikut :

1. Sultan Al Malikus Shaleh 4. Sultan Zainal Abidin


2. Sultan Al Malikuz Zahir II 5. Sultan Al Malikuz Zahir I
3. Sultan Iskandar

Persia dan Gujarat yang juga para mubalig Islam banyak yang menetap di bandar-
bandar sepanjang Sumatera Utara. Mereka menikah dengan wanita-wanita pribumi yang
sebelumnya telah diislamkan, sehingga terbentuklah keluarga-keluarga Muslim. Para
mubalig pada waktu itu juga ke Cina.
Para pedagang dari India, yakni bangsa Arab berdakwa kepada para Raja-raja kecil,
ketika raja tersebut masuk Islam, rakyatnya pun banyak yang ikut masuk Islam sehingga
berdirilah kerajaan Islam pertama, yaitu Kerajaan Samudera Pasai. Seiring dengan
kemajuan Samudera Pasai yang sangat pesat, perkembangan agama Islam pun mendapat
perhatian dan dukungan penuh dan para ulama serta mubalignya menyebar ke seluruh
nusantara.

B. Perkembangan Islam di Jawa


Masuknya Islam di Pulau Jawa pada awalnya dibawa oleh pedagang muslim setelah
berdirinya kerajaan Malaka yang mencapai punjak kejayaannya pada asa Sultan
Mansursah. Wilayah perdagangannya sangat luas sampai ke Demak, Jepara, Tuban dan
Giri. Melalui hubungan perdagangan tersebut, akhirnya masyarakat Jawa mengenal Islam.
Selanjutnya, perkembangan Islam di Pulau Jawa banyak dilakukan oleh para Adipati
dan Para Wali yang dikenal dengan sebutan “Walisongo” , yaitu Maulana Malik Ibrahim,
Raden Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Kududs, Sunan Kalijaga,
Sunan Muria, dan Sunan Gunung Jati. Dengan meluasnya wilayah kekuasaan kerajaan
Demak, perkembangan Islam di Pulau Jawa juga menjadi sangat luas, bahkan sampai ke
Banten, Jakarta, Cirebon, dan daerah Jawa Barat lainnya.

C. Perkembangan Islam di Sulawesi


Masuknya Islam di Sulawesi, tidak terlepas dari peranan Sunan Giri di Gresik. Hal itu
karena sunan Giri melaksanakan pesantren yang banyak didatangi oleh santri dari luar
pulau Jawa, seperti Ternate, dan Situ. Di samping itu, beliau mengirimkan murid-
muridnya ke Madura, Sulawesi, Maluku dan Nusa Tenggara.
Pada abad ke-16, di Sulawesi Selatan telah berdiri kerajaan Hindu Gowa dan Tallo.
Penduduknya banyak yang memeluk agama Islam karena hubungannya dengan
kesultanan Ternate. Pada tahun 1538, Pada masa Pemerintahan Somba Opu, kerajaan
Gowa dan Tallo banyak dikunjungi oleh pedagang Portugis. Selain untuk berdagang,
mereka juga bermaksud untuk mengembangkan agama katolik. Akan tetapi, Islam telah
lebih dahulu berkembang di daerah itu.

2.5 Faktor Pendukung Islam Cepat Berkembang di Indonesia


1) Adanya perkawinan antara pedagang Arab, Persia, dan Gujarat dengan penduduk
Indonesia.
2) Adanya sistem pendidikan pondok pesantren.
3) Gigihnya para da'i atau mubaligh dalam menyebarluaskan Islam
4) Metode penyampaiannya mengena dihati masyarakat, sebab disesuikan dengan latar
belakang kebudayaan yang dimiliki, misalnya: a.Wayang kulit
b. seni bangunan, dan
c. seni karawitan/seni gamelan

Ajaran sederhana, mudah dimengeri dan diterima. Syarat memeluk Islam mudah, yaitu
dengan mengucapkan Kalimat Syahadat. Didalam agama Islam tidak mengenal sistem
kasta. Upacara keagamaan cukup sederhana, tidak memerlukan banyak biaya. Seiring
surutnya kerajaan Sriwijaya dan Majapahit memungkinkan tersebarnya agama Islam.

2.6 Pengaruh Islam terhadap Peradaban Bangsa Indonesia


a) Pengaruh Bahasa dan Nama
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional banyak terpengaruh dari bahasa Arab.
Bahasa ini sudah begitu menyatu dalam lidah bangsa Indonesia. Tidak hanya dalam
bahasa komunikasi sehari-hari, bahakan dipergunakan pula dalam bahasa surat kabar,
dan sebagainya.
Pengaruh Islam dalam bidang nama, sungguh banyak sekali. Banyak tokoh dan
bukan tokoh masyarakat menggunakan nama berdasarkanpada bahasa Arab,yang
merupakan bahasa simbol pemersatu Islam. Semua itu bukti adanya pengaruh Islam
dalam kehidupan masyarakat dan bangsa Indonesia.

b) Pengaruh Adat Istiadat


Adat istiadat yang ada dan berkembang di Indonesia banyak dipengaruhi oleh
peradaban Islam. Diantara pengaruh itu adalah ucapan salam kepada setiap muslim yang
dijumpai, atau penggunaannya dalam acara-acara resmi pemerintahan.
Pengaruh lainnya adalah berupa ucapan-ucapan kalimat penting dalam do’a. yang
merupakan pengaruh dari tradisi Islam yang lestari.

c) Pengaruh Dalam Kesenian dan Bangunan Ibadah


Pengaruh kesenian yang paling menonjol dalam hal ini terlihat dalam irama
qasidah dan lagu-lagu yang bernafaskan ajaran Islam. Syair pujian yang mengagungkan
nama-nama Allah yang sering diucapkan oleh umat Islam, merupakan bukti pengaruh
ajaran Islam terhadap kehidupan beragama masyarakat Islam Indonesia.
Begitu pula pengaruh dalam bidang bangunan peribadatan. Banyak bangunan
mesjid yang ada di Indonesia, terpengaruh dari bangunan mesjid yang ada di Negara-
negara Islam, baik yang ada di Timur Tengah ataupun di tempat-tempat lainnya di dunia
Islam.

d) Pengaruh Dalam Bidang Politik


Ketika kerajaan-kerajaan Islam mengalami masa kejayaannya, banyak sekali undur
politik Islam yang berpengaruh dalam system politik pemerintahan kerajaan-kerajaan
Islam tersebut. Misalnya tentang konsep khalifatullah fil ardi dan dzilullah fil ardi. Kedua
konsep ini diterapkan pada masa pemerintahan kerajaan Islam Aceh Darussalam dan
kerajaan Islam Mataram.
Kebanyakan penduduk negara kita beragama Islam. Para ahli berpendapat bahwa
agama Islam mulai masuk ke Indonesia pada abad ke-13 M. Agama dan kebudayaan Islam
masuk Indonesia melalui para pedagang yang berasal dari Arab, Persia, dan Gujarat
(India), dan Cina. Agama Islam berkembang dengan pesat di tanah air. Hal ini dapat dilihat
dengan berdirinya kerajaan-kerajaan Islam dan peninggalan-peninggalan sejarah Islam di
Indonesia. Agama dan kebudayaan Islam mewariskan banyak sekali peninggalan sejarah.
Peninggalan-peninggalan sejarah bercorak Islam antara lain masjid, kaligrafi, karya sastra,
dan tradisi keagamaan. Berikut ini akan dibahas satu per satu peninggalan sejarah Islam di
Indonesia.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat kami simpulkan sebagai berikut:
1. Perkembangan Islam di Indonesia adalah berkat peran para pedagang dari Jazirah
Arabia melalui jalan perdagangan, dakwah dan perkawinan.
2. Dari pembahasan pada bab sebelumnya dapat penulis simpulkan bahwa terdapat
beberapa teori tentang masuknya Islam di Indonesia yaitu teori Gujarat Teori Mekah
dan teori Persia masing-masing teori di atas didukung oleh data-data yang otentik oleh
para sejarawan Adapun mengenai cara ulama dalam menyebarkan Islam adalah
dengan beberapa cara diantaranya perdagangan pendidikan pernikahan kesenian dan
pengobatan
3. Dari pembahasan pada bab sebelumnya dapat penulis simpulkan, bahwa terdapat
beberapa teori
4. tentang masuknya Islam di Indonesia, yaitu Teori Gujarat, teori Mekkah dan
teori Persia.
5. Masing-masing teori di atas didukung oleh data-data yang otentik oleh para sejarawan.
Adapun
6. mengenai cara ulama dalam menyebarkan Islam adalah dengan beberapa cara,
di antaranya
7. perdagangan, pendidikan, pernikahan, kesenian dan pengobatan
8. Dari pembahasan pada bab sebelumnya dapat penulis simpulkan, bahwa terdapat
beberapa teori
9. tentang masuknya Islam di Indonesia, yaitu Teori Gujarat, teori Mekkah dan
teori Persia.
10. Masing-masing teori di atas didukung oleh data-data yang otentik oleh para sejarawan.
Adapun
11. mengenai cara ulama dalam menyebarkan Islam adalah dengan beberapa cara,
di antaranya
12. perdagangan, pendidikan, pernikahan, kesenian dan pengobatan

Saran
Demikian pembahasan dari makalah kami. Kami berharap semoga pembahasan
dalam makalah ini dapat membantu dan bermanfaat bagi pembaca. Dan kami pun
berharap pula kritik dan saran dari pembaca untuk kesempurnaan dalam tugas kami
selanjutnya. Sekian dan terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai