Anda di halaman 1dari 17

Tugas Proyek Pendidikan Agama Islam

dan Budi Pekerti

”Sejarah Masuknya Islam di Nusantara’’

Disusun Oleh:

Annisa Septia Harahap ( 7203342003 )

PROGAM STUDI S1 PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

Mei 2022
Kata Pengantar
Segala  puji  hanya  milik  Allah SWT.  Shalawat  dan  salam  selalu tercurahkan
kepada Rasulullah SAW.  Berkat  limpahan  dan rahmat-Nya saya mampu 
menyelesaikan  tugas  proyek ini guna memenuhi tugas  mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang saya
hadapi. Namun saya menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi
ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan guru sehingga kendala-
kendala yang kita hadapi teratasi.
Tugas ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang kaitan
Sejarah Masuknya Islam Di Indonesia yang kami sajikan berdasarkan
pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi, dan berita..
Semoga tugas ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca . Saya sadar bahwa tugas ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna.

 
 
Pendahuluan
1.Latar Belakang

 Penduduk kepulauan Indonesia dikenal sebagai pelayar-pelayar yang


sanggupmengarungi lautan lepas. Sejak awal masehi sudah ada rute-rute
pelayaran dan perdaganganantara kepulauan Indonesia dengan berbagai
daerah di daratan Asia Tenggara. Wilayah BaratNusantara dan sekitar Malaka
sejak masa kuno merupakan wilayah yang menjadi titikperhatian, terutama
karena hasil bumi yang dijual disana menarik bagi para pedagang, danmenjadi
daerah lintasan penting antara Cina dan India. Sementara itu, pala dan
cengkeh yangberasal dari Maluku dipasarkan di Jawa dan Sumatera, untuk
kemudian dijual kepada parapedagang asing. Pelabuhan-pelabuhan penting di
Sumatra dan Jawa antara abad ke-1 dan ke-7M sering disinggahi para
pedagang asing seperti Lamuri (Aceh), Barus, dan Palembang diSumatra;
Sunda Kelapa dan Gresik di Jawa.Bersamaan dengan itu, datang pula para
pedagang yang berasal dari Timur Tengah.Mereka tidak hanya membeli dan
menjajakan barang dagangan, tetapi ada juga yang berupayamenyebarkan
agama Islam. Dengan demikian, agama Islam telah ada di Indonesia
inibersamaan dengan kehadiran para pedagang Arab tersebut. Meskipun
belum tersebar secaraintensif ke seluruh wilayah Indonesia.

2. Rumusan Masalah

 a)Sejak kapan Islam masuk ke Indonesia?


 b)Bagaimankah corak dan perkembangan Islam di Indonesia?
 c)Siapakah tokoh-tokoh Perkembangan IslamDi Indonesia
 
3. Tujuan Penulisan
 
a)Untuk mengetahui kapan masuknya Islam ke Indonesia.
bUntuk mengetahui corak dan Perkembangan Islam di Indonesia.
c)Tokoh-Tokoh Dalam Perkembangan Islam Di Indonesia.
Pembahasan
A. Sejarah Masuknya Islam ke Nusantara
Sejak zaman prasejarah, penduduk kepulauan indonesia dikenal sebagai
pelayar-pelayar yang sanggup mengarungi lautan lepas. Sejak abad masehi
sudah ada rute-rute pelayaran dan perdagangan antara kepulauan Indonesia
dengan daerah di Asia Tenggara.bahkan dua abad sebelumnya tarikh masehi,
Indonesia khususnya telah dikenal dalam peta dunia masa itu. Peta dunia
tertua yang disusun oleh Claudius Ptolemaeus, seorang gubernur kerajaan
Yunani yang berkedudukan di Alexandria (Mesir). Telah menyebut memasukan
nusantara dengan sebutan Barousai (pantai barat sumatra yang kaya karya
akan kapur barus.
Penyebaran agama Islam di Nusantara dapat di perkirakan telah masuk ke
Indonesia sejak bangsa Indonesia berhubungan dengan pedagang Islam dari
Asia Barat (Arab dan Persia) pada abad VII M (abad 1 H). Pada saat itu
kerajaan yang terkenal adalah Sriwijaya (zabag/sribuza) dan para pedagang
Gujarat (India) telah menjalin hubungan dengan Malaka dan beberapa
kepulauan Indonesia. Orang-orang Gujarat lebih awal menerima pengaruh
Islam dan mereka membawanya ke Indonesia melalui kegiatan perdagangan.
Penyebaran agama Islam di Nusantara pada umumnya berlangsung melalui
beberapa proses. Pertama, penduduk pribumi berhubungan dengan agama
Islam kemudian menganutnya. Kedua, orang-orang asing Asia, seperti Arab,
India Cina yang telah beragama Islam bertempat tinggal secara permanen
disatu wilayah Indonesia, melakukan perkawinan dan gaya hidup lokal.
Mengenai proses masuk dan berkembangnya agama Islam ke Indonesia, para
sarjana dan peneliti sepakat bahwa Islamisasi itu berjalan secara damai,
meskipun ada juga penggunaan kekuatan oleh penguasa muslim Indonesia
untuk mengislamkan rakyat atau masyarakatnya.
Ada dua pendapat mengenai masuknya Islam di Indonesia. Pertama :
pendapat lama, bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13M.
Dikemukakan oleh para sarjana, antara lain : N.H.Krom dan Van Den Berg.
Kedua: pendapat baru, bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7M
atau 1hijriyah. Dikemukakan oleh H.Agus Salim, M zainal Arifin Abbas, Hamka
Sayed Alwi bin Tahir Alhadad, A Hasjmy, dan Thomas W.Arnold.
Menurut kesimpulan “Seminar Masuknya Islam ke Indonesia” di medan
tahun 1963. Islam masuk ke Indonesia sudah semenjak abad 1hijriyah (abad
ke-7M). Dan langsung dari Arab. Daerah yang pertama didatangi oleh Islam
yaitu Pesisir Sumatra, dan setelah terbentuknya masyarakat Islam, dan raja
Islam pertama berada di Aceh. Kedatangan Islam ke Indonesia membawa
kecerdasan dan peradaban yang tinggi dalam membentuk kepribadian bangsa
Indonesia. Penyiaran Islam di Indonesia dilakukan dengan cara damai.
Azyumardi Azra berpendapat bahwa ada enam tema pokok yang berkaitan
dengan permulaan penyebaran Islam di Nusantara yaitu :
1)      Islam dibawa langsung dari Arab.
2)      Islam diperkenalkan para guru dan penyiar profesional.
3)      Pihak yang mula-mula masuk Islam adalah penguasa
4)      Mayoritas para penyebar Islam profesional ini datang ke Nusantara pada
abad ke-12 dan ke-13.
Azra menyatakan bahwa meskipun Islam sudah diperkenalkan ke
Nusantara sejak abad pertama Hijriyah, namun hanya setelah abad ke-12 M
pengaruh Islam tampak lebih nyata dan proses Islamisasi baru mengalami
akselerasi antara abd ke-12 dan ke-16 M.
Adapun perkembangan Islam secara lebih besar pada abad ke-12 M yang
dibawa oleh para mubaligh Islam, disamping menyebarkan Islam, mereka juga
sebagai saudagar dari Arab, Gujarat serta penduduk pribumi sendiri. Menurut
para sejarawan, Islam masuk Indonesia melalui berbagai jalur, sehingga dapat
diterima dengan cepat oleh masyarakat Indonesia yang waktu itu masih
menganut paham lama yaitu : agama Hindhu, Buddha, bahkan Animisme dan
Dinamisme.

Jalur-jalur yang dilakukan oleh para penyebar Islam yang mula-mula di


Indonesia adalah sebagai berikut.

1.      Melalui jalur perdagangan


Pada abad ke-7 dan ke-16 M, kesibukan lalu lintas perdagangan membuat
para pedagang muslim ambil bagian dalam perdangangan dari negeri-negeri
bagian barat tenggara, dan timur benua asia. Jalur ini menguntungkan bagi
para raja dan bangsawan turun serta dalam kegiatan perdagangan.
2.      Melalui jalur perkawinan
Para pedagang muslim mempunyai status sosial yang lebih baik dari pada
kebanyakan pribumi, terutama putri-putri bangsawan yang tertarik untuk
menjadi istri saudagar-saudagar itu. Sebelum menikah mereka di Islamkan
terlebih dahulu. Melalui jalur perkawinan mereka telah menanamkan cikal bakal
kader-kader Islam.
3.      Melalui jalur Tasawuf
Para penyebar Islam juga dikenal sebagai pengajar-pengajar tasawuf.
mereka mengajarkan teosofi yang bercampur dengan ajaran yang sudah
dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Melalui jalur tasawuf ini mudah
diterima karena sesuai dengan alam pikiran masyarakat Indonesia. Misalnya :
menggunakan ilmu-ilmu riyadhah dan kesaktian dalam proses penyebaran
agama Islam kepada penduduk setempat.
4.      Melalui jalur pendidikan
Melalui jalur pendidikan seperti : pesantren, masjid dan lain-lain. Jalur
pendidikan digunakan oleh para wali khususnya dijawa dengan membuka
lembaga pendidikan pesantren  sebagai tempat kaderisasi mubaligh-mubaligh
Islam dikemudian hari.
5.      Melalui jalur kesenian
Melalui jalur kesenian antara lain: wayang, sastra dan berbagai kesenian
lain. Pendekatan jalur kesenian ini dilakukan oleh para penyebar Islam seperti :
walisongo untuk menarik perhatian dikalangan mereka, sehingga dengan tanpa
terasa mereka telah tertarik dikarenakan media kesenian itu.
6.      Melalui jalur politik
pengaruh politik raja sangat membantu tersebarnya Islam di Indonesia.
Melalui jalur politik para walisongo melakukan strategi dakwah mereka
dikalangan para pembesar kerajaan seperti: Majapahit, Pajajaran bahkan
walisongo mendirikan kerajaan Demak.
Semuanya dilakukan dalam rangka penyebaran Islam. Baik di Sumatra
Jawa maupun di Indonesia bagian timur,, demi kepentingan politik, kerajaan-
kerajaan Islam memerangi kerajaan-kerajaan non-Islam. Dan banyak menarik
penduduk kerajaan yang bukan Islam itu masuk Islam.
B.Tasawuf dan Islam di Indonesia

Dalam tahap ini Islam sangat diwarnai oleh aspek tasawuf atau mistik
ajaran Islam, namun bukan berarti aspek hukum (syariah) terabaikan sama
sekali. Dahulu Islam tidak pernah berhenti bergerak di antara kecenderungan
sufisme dengan panutan yang lebih taat pada syariah.
Secara umum Islam tasawuf tetap unggul dalam tahap Islamisasi,
setidaknya sampai akhir abad ke-17 M. Hal tersebut dikarenakan Islam tasawuf
yang datang ke Nusantara, dengan segala pemahaman dan penafsiran
mistisnya terhadap Islam, dalam berbagai segi tertentu “cocok” dengan latar
belakang masyarakat tempat yang dipengaruhi asketisme Hindhu Budha dan
sinkritisme kepercayaan lokal. Juga terhadap tarekat-tarekat yang memiliki
kecenderungan untuk bersikap toleran terhadap pemikiran dan praktek
tradisional.
Menurut Prof. Dr. Azyumardi Azra, Islam bisa dengan cepat diterima oleh
masyarakat Indonesia, salah satunya disebabkan adanya “kesamaan” antara
bentuk Islam yang pertama kali datang ke Nusantara dengan sifat mistik dan
sinkritisme kepercayaan nenek moyang setempat. Islamisasi di Indonesia
berbarengan dengan masa merebaknya tasawuf abad pertengahan dan
pertumbuhan tarekat.
Di antar tokoh-tokoh yang mengembangkan ajaran tasawuf dan tarekat
adalah Abu Hamid Al-Ghozali, yang menguraikan konsep moderat tasawuf
akhlaki, yang dapat diterima di kalangan para fuqoha, wafat pada tahun 1111
M. Ibnu Arabi, yang karyanya sangat mempengaruhi ajaran hampir semua sufi
yang muncul belakangan, wafat tahun 1240 M. Abdul Qadir Al-Jailani, yang
ajarannya menjadi dasar tarekat Qadariyah, wafat pada tahun 1166 M. Dan
Abu An-Najib As-Suhrawardi, pendiri tarekat suhrawardiyah, wafat pada tahun
1167 M. Najmuddin Al-Kubra seorang tokoh sufi Asia Tengah yang produktif,
pendiri tarekat Kubrawiyah, wafat pada tahun 1221.
Para pengarang muslim paling awal yang kita kenal namanya di Indonesia
adalah tokoh-tokoh penyebar Islam dan sekaligus tokoh-tokoh sufi. Hamzah
Fansuri adalah pengarang pertama dikalangan para sufi dan penyair besar.
Yang kedua adalah Syamsudin As-Sumatrani (w. 1630 M), murid Hamzah,
yang menulis buku-buku berbahasa Arab dan Melayu. Kemudian Nuruddin Ar-
Raniri, ia adalah pengarang yang sangat produktif, ia dikenal karena
polemiknya yang tajam dengan para murid Syamsuddin, yang dituduhkan
menganut paham pantheisme.
Di Jawa, proses islamisasi sudah berlangsung sejak abad ke11 M,
meskipun belum meluas, terbukti dengan ditemukannya makam Fatimah binti
Maimun di Leran Gresik yang berangka tahun 475 H/1082 M. Adapun para
penyebar Islam di Jawa dikenal dengan sebutan “Walisongo” (sembilan wali).
Pengaruh tasawuf walisongo sangat terasa bagi masyarakat Jawa bahkan
sampai sekarang.
Demikian pula perkembangan tarekat di Jawa khususnya dan Indonesia
umumnya, membawa pengaruh yang sangat terasa dalam perkembangan
Islam. Para tokoh tasawuf dan tarekat cukup berjasa dalam perkembangan
Islam di Indonesia. Dikarenakan melalui pendekatan tasawuf ini justru diterima
dengan mudah dan proses Islamisasi berjalan dengan damai tanpa ada
kekerasan.

C.Sebab-sebab Islam cepat berkembang di Indonesia


Menurut Dr. Adil Muhyiddin Al-Allusi, seorang penulis sejarah Islam dari
Timur Tengah, dalam bukunnya Al-Urubatu wal Islamu fi Janubi Syarqi Asia
alhindu wa Indonesia, menyatakan bahwa ada tiga faktor yang menyebabkan
Islam cepat berkembang di Indonesia, yaitu sebagai berikut :
1.      Faktor Agama
Faktor Agama, yaitu akidah Islam itu sendiri dan dasar-dasarnya yang
memerintahkan menjunjung tinggi kepribadian dan meningkatkan harkat dan
martabatnya, menghapuskan kekuasaan kelas rohaniawan seperti : Brahmana
dalam sistem kasta yang diajarkan Hindhu. Masyarakat diyakinkan bahwa
Islam semua lapisan masyarakat sama kedudukannya, tidak ada yang lebih
utama dalam pandangan Allah Swt, kecuali karena taqwanya. Selain itu juga
sufi membantu memasyarakatkan Islam di Indonesia.
2.      Faktor Politik
Faktor Politik diwarnai oleh pertarungan dalam negeri antara negara-
negara dan penguasa-penguasa Indonesia, serta oleh pertarungan negara-
negara bagian itu  dengan pemerintah pusatnya yang beragama Hindhu. Hal
tersebut mendorong para penguasa , para bangsawan dan para pejabat  di
negara-negara bagian tersebut untuk menganut agama Islam, yang dipandang
sebagai senjata ampuh untuk melawan dan menumbangkan kekuatan Hindhu.
Agar mendapat dukungan kuat dari seluruh lapisan masyarakat.
3.      Faktor Ekonomis
Faktor Ekonomis, yang pertama diperankan oleh para pedagang yang
menggunakan jalan laut, baik antar kepulauan Indonesia sendiri, maupun
melampaui perairan Indonesia ke Cina, India dan Telik Arab/Parsi yang
merupakan pendukung utamanya bea masuk yang besar bagi pelabuhan-
pelabuhan yang disinggahinya, baik menyangkut barang-barang yang masuk
maupun yang keluar.[5]

     
D. Kesultanan Islam di Luar Indonesia

1.    Kesultanan Malaka (Abad ke-15)


Kesultanan ini terletak di Semenanjung Malaka. Islam di Malaka berasal
dari kesultanan Samudra Pasai. Pendiri Kesultanan Malaka adalah
Parameswara, seorang pangeran Majapahit. Ia menikah dengan Putri sultan
Samudra Pasai dan kemudian masuk Islam. Kesultanan Malaka mencapai
kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Muzaffar Syah pada tahun (1445-
1459). Dan tuntuh ketika pasukan portugis  menyerang dan mengalahkan
Malaka pada tahun 1511.
2.      Kesultanan Malaka
Raja Malaka yang pertama adalah seorang raja Hindhu Permaisuri. Ia
dikenal sebagai raja yang bertahta di Kerajaan Singapura. Kerajaan Malaka
menjadi maju dalam perdagangan, karena Malak sebagai kota pelabuhan yang
dikunjungi banyak pedagang sebagai pusat transit perdagangan di wilayah
Asia Tenggara. Mereka juga mengenal dari dekat cara hidup orang muslim di
Malaka dan bagi yang berminat mendapat kesempatan untuk mempelajari
agama Islam dan kemudian memeluknya. Waktu itu Malaka, sebagai salah
satu pusat penyebaran agama Islam ke berbagai wilayah lain di Asia
Tenggara.
3.      Kesultanan Islam Pattani (Abad ke-15)
Kehadiran Islam di Pattani dimulai dengan kedatangan Syaikh Said
mubaligh dari Pasai, yang berhasil menyembuhkan Raja Pattani bernama
Phayu Tu Nakpa yang sedang sakit parah. Phaya Tu Nakpa (1486-1530)
beragama Budha, kemudian masuk Islam dan bergelar Sultan Ismail Syakh.
Kesultanan Pattanu menjadi pusat perdagangan dan pelabuhan, terutama bagi
pedagang dari Cina dan India. Masa kejayaan berakhir setelah dikalahkan
Kerajaan  Siam dari Bangkok.
4.      Kesultanan Brunei Darus Salam
Raja Brunei pertama adalah Awang Betatar yang tertarik menerima Islma
dan mengganti namanya menjadi Sultan Muhammad Syah. Dan seluruh
keluarga istana masuk Islam, termasuk putra Sultan Muhammad Syah.
Pada tahun 1511 M, kerajaan Melayu Malaka jatuh ke tangan portugis.
Maka atas kekosongan ini Brunei mengambil alih menjadi pusat penyebaran
Islam dan perdagangan di Keplauan Melayu. Di bawah pemerintahan Sultan
Bolkiah (1473-1521) pada saat Sultan Brunei ke-5, Brunei berkembang
menjadi suatu kerajaan yang kuat dan maju. Sultan Bolkiah gemar
mengadakan ekspedisi pelayaran hingga diberi gelar Nahkoda Ragam.
Kerajaan Brunei merupakan kerajaan Islam yang makmur di kawasan Asia
Tenggara.
Brunei merdeka sebagai Negara Islam di bawah pimpinan Sultan ke-29,
yaitu Sultan Hasanal Bolkiah Muizaddin Waddaulah. Gelar Muizaddin
Waddaulah (Penata Agama dan Negara) merupakan ciri sebutan yang selalu
melekat pada setiap raja yang memerintah Brunei. Sultan Hasanal Bolkiah
sebagai sultan yang memegang kepala Negara sekaligus pemerintahan.
5.      Kesultanan Islam Sulu (Abad ke-15)
Kesultanan Islam yang terletak di Filipina bagian selatan. Islam masuk dan
berkembang di Sulu melalui orang Arab yang melewati jalur perdagangan
Malaka dan Filipina. Pembawa Islam di Sulu adalah Syarif Karim Al-Makdum,
mubaligh Arab yang ahli dalam ilmu pengobatan. Abu Bakar, seorang dai dari
Arab, menikah dengan putri dari pangeran Bwansa dan kemudian memerintah
di Sulu dengan mengangkat dirinya sebagai Sultan.
Islam diterapkan oleh sayid Abu Bakar baik di pemerintahan maupun
dalam kehidupan masyarakatnya. para penguasa Kesultanan Sulu di Filipina
Selatan yang dimulai sejak Syarif Abu Bakar (Sultan Syarif Al-Hasyim) (1405-
1420 M) hingga Sultan Jamalul Kiram II (1887) berjumlah 32 Sultan.
Diantarannya adalah Sultan Abu Bakar, Sultan Kamaluddin bin Syarif Abu
Bakar, Sultan Alauddin bin Syarif Abu Bakar.
6.      Kesultanan Johor (Abad ke-16)
Kesultanan Johor berdiri setelah kesultanan Malaka dikalahkan oleh
Portugis (1511 M). Sultan Alaudin Riayat Syah membangun Kesultanan Johor
sekitar tahun 1530-1536. Masa kejayaan kesultanan ini terjadi pada masa
pemerintahan Sultan Abdul Jalil Riayat Syah II. Kesultanan Johor memperkuat
dirinya dengan mengadakan aliansi bersama kesultanan Riau sehingga disebut
kesultanan Johor-Riau dan berakhir setelah Raja Haji wafat dan wilayahnya
dikuasai oleh Belanda.
Kesultanan Johor merupakan lanjutan dari Kerajaan Melayu Malaka yang
dikalahkan oleh Portugis (1511 M). Pada masa pemerintahan Sultan  Abdul
Jalil Riayat Syah II, Sultan Johor keempat mengalami puncak kemegahan. Ia
wafat pada tahun 1597 M pada zaman pemerintahan Sultan Sayid Al-Mukamil
di Aceh dan sejaman dengan Maulana Muhammad di Banten.[6]
Adapun para Sultan Johor adalah
·      Sultan Alauddin Riayat Syah.
·      Sultan Muzaffar Syah.
·      Sultan Abdul Jalil Riayat Syah I.
·      Sultan Abdul Jalil Riayat Syah II.

E.       Kondisi Kerajaan-Kerajaan Di Indonesia

Kekuasaan Islam telah dirintis pada abad ke-7 dan ke-8 Masehi, tetapi
semuaya tenggelam dalam hegemoni maritim sriwijaya yang berpusat di
Palembang dan kerajaan Hindu-Jawa. Pada periode ini para pedagang dan
mubaligh muslim membentuk komunitas-komunitas Islam. Mereka
memperkenalkan Islam dan mengajarkan toleransi dan persamaan derajat
antar sesama. Ajaran Islam ini sangat menarik perhatian penduduk setempat.
Oleh karena itu Islam tersebar di kepulauan Indonesia terhitung cepat, meski
penyebarannya dengan cara damai.
Masuknya Islam kedaerah-daerah di Indonesia tidak dalam waktu yang
bersamaan. keadaan politik dan sosial daerah ketika didatangi Islam juga
berlainan. karena awalnya mereka datang hanya untuk usaha pelayaran dan
perdagangan.
1.         Kerajaan Perlak
Kerajaan perlak adalah kerajaan islam pertama dinusantara.Kerajaan
perlak berdiri pada abad ke 3 H/9 M .
Pada Tahun 173H, sebuah kapal layar berlabuh dibandar perlak membawa
angkatan dakwah dibawah pimpinan nahkoda khalifah . Kerajaan Perlak
didirikan oleh Sayid Abdul Aziz yang merupakan Raja pertama dari kerajaan
Perlak dengan gelar Sultan Alaidin Sayid Maulana Abdul Aziz Syah.
Raja-Raja yang memipin kerajaan perlak adalah :
1.    Sultan Alaidin Sayid maulana Abdul Aziz Syah ( 840-864M)
2.    Sultan Alaidin Maulana Abdur Rahim Syah (864-888M)
3.    Sultan Alaidin Sayid Maulana Abbas syah (888-913)
4.    Sultan Alaidin Sayid Maulana Ali Mughayat Syah (915-918) terjadi pergolakan
918-928M
5.    Sultan makhdum Alaidin Malik Abdul Kadir Syah Johan Berdaulat (928-932M)
6.    Sultan Makhdum Alaidin Malik Muhammad Amin Syah Johan Berdaulat (932-
956M)
7.    Sultan Maghdum Abdul Malik Ibrahim Shah Johan Berdaulat (956-983)
2.         Kerajaan Samudra Pasai
Kerajaan Samudra Pasai Didirikan Oleh Maurah Selu dengan gelar Sultan
Al-Malikus Shalih (1261-1289M).Maurah Selu masih keturunan Raja Perlak ,
Makhdum Sultan Malik Ibrharim Johan Berdaulat.
Raja-Raja yang memimpin kerajaan Samudra Pasai adalah :
1.        Sultan Malik Azh-Zahir (1297-1326M)
2.        Sultan Mahmud Malik Azh-Zhahir (1326-1345M)
3.        Sultan MAnshur Malik Azh-zahir (1345-1346M)
4.        Sultan Ahmad Malik Azh-Zahir (1346-1383M)
5.        Sultan Zainal Abidin Malik Azh-Zahir (1383-1405M)
6.        Sultan Nahrasiyah(1405M)
7.        Sultan Abu Zaid Malik Azh-Zair (1455M)
8.        Sultam Mahmud Malik Azh-Zahir (1455-1477M)
9.        Sultan Zainal Abidin (1477-1500M)
10.    Sultan Abdullah MalikAzh-Zahir (1500-1513M)
11.    Sultan Zainal Abidin (1513-1524M)
Samudra Pasai mengalami puncak kejayaan pada masa Sultan Malikuzh
Zahir pada tahun 1345M , dan berakhir pada tahun 1524M ketika direbut oleh
Kerajaan Aceh Darussalam dibawah pimpinan Sultan Ali Mughhayat Syah .
3.         Kerajaan Aceh Darussalam
Kerajaan Aceh Darussalam Didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah Pada
tahun 1524M,Peletak dasar Kerajaan Aceh Darussalam Adalah Sultan Alaudin
Riayat Syah.
Kerajaan Ini mencapai puncaknya pada masa sultan Iskandar Muda (1608-
1637M).Pada masanya Aceh menguasai selurug pesisir timur dan barat
Sumatra.setelah itu kedudukannya digantikan oleh Sultan Iskandar Tsani yang
memerintah lebih liberal.Pada masanya perkembangan ilmu pengetahuan
islam mengalami masa keemasannya . Akan tetati setalah ia meninggal semua
penguasanya dari kalangan perempuan (1641-1699M), yaitu Sultanah
Shafiyatuddin Syah,Zakiyatuddin Syah, dan NAqiyatudddin Syah sehingga
kekuasaan mengalami kelemahan , yang pada akhirnya pada abad ke -18
kebesarannya mulai menurun.
4.         Kerajaan Siak (Islam)
Kerajaan Siak terletak di kepulauan Riau Selat Malaka . Raja islam
pertama adalah Sultan Abdul jalil Rahmat Syah (1723-1746M).
Kerajaan Siak , yaitu dizaman islam memiliki wilayah yang cukup luar dan
bernaung di bawah kekuasaan kerajaan siak, baik dalam penyebara agama
islam maupun alam menghadapi imperialisme portugis dan belnda . kerajaan
siak memiliki peran yang sangat besar
5.         Kerajaan Islam Palembang Darussalam
Pada awalnya Kesultanan Palembang termasuk dalam wilayah kekuasaan
kesultanan Demak. Sultan Pertama sekaligus pendiri kesultanan ini adalah Ki
Gendeng Suro (1539-1572M).
Pengetahuan dan keilmuan islam berkembang sangat pesat dengan
hadirnya ulama Arab yang menetap di Palembang . Kesultanan Palembang
menjadi transit ekspor lada karena letaknya yang strategis.Salah satu
peninggalan Kesultanan Palembang adalah Masjid Agung Palembang Yang
didirikan pada masa kepemimpinan Sultan Abdur Rahman.
6.         Kerajaan Demak
Kerajaan Demak didirikan oleh para walisongo . Dibawah pimpinan Sunan
Ampel Denta. Walisongo bersepakat mengangkat Raden Fatah sebagai raja
pertama kerajaan Demak. Ia mendapat gelar Senopati Jinbun Ngabdurrahman
Panembahan Palembang Sayidin Panatagaama.Raden Fatah dalam
menjalankan pemerintahannya dibantu oleh para wali.
Masa pemerintahan Raden Fatah berlangsung kira-kira akhir abad ke-15
hingga awal abad ke-16, Rden Fatah raja pertama Demak yang sangat berjasa
dalam pengembangan agama islam diwilayah daerah kekuasaannya. Ia
digantikan oleh anaknya yang bergelar Pati Unus (Adipati Yunus) yang terkenal
dengan sebutan Pangeran Sabrang Lor.
Sepeninggal Patiunus digantikan oleh Sultan Trenggono yang dilantik oleh
Sunan Gunungjati yang diberi gelar Sultan Ahmad Abdul Arifin . Sultan
Trenggono memerintah Tahun 1524-1546M. Pada masa ini Islam berkembang
sampai ke Kalimantan Selatan . Dalam penyerangan ke Blambangan Sultan
Trenggono meninggal pada ytahun 1546M. kedudukannya kemudian
digantikan oleh adiknya Sultan Prawoto. Pada masanya terjadi kerusuhan
sehingga ia terbunuh .
Kemudian kedudukannya digantikan oleh Joko Tingkir yang berhasil
membunuh Arya Panangsang .Pada masa inilah kerajaan Islam Demak
dipindahkan ke Pajang.
7.         Kerajaan Pajang
Kerajaan Pajang merupakan kelanjutan dari kerajaan Islam Demak.
Kerajaan Pajang didirikan oleh Jaka Tingkir yang berasal dari Pengging. Ia
adalah menantu Sultan Trenggono yang diberi kekuasaan di Pajang. Setelah Ia
mengambil alih kekuasaan dari tangan Aria Panangsang pada tahun 1546M,
seluruh kebesaran kerajaan dipindahkan ke Pajang , dan ia bergelar Sultan
Hadi Wijaya.
Pada masa kekuasaan Sultan Hadiwijaya , ia berusaha memperluas
wilayah kekuasaannya kepedalaman kearah timur sampe ke Madiun. Pada
tahun 1581M ia mendapat pengakuan dari raja-raja di Jawa sebagai Raja
Islam.
Sepeninggal Sultan Hadiwijaya 1587M kedudukannya digantikan oleh Aria
Panggiri ,anak Sunan Prawoto. Sementara anak Sultan hadiwijaya, yaitu
pangeran Bewono diberi kekuasaan di Jipang.
8.         Kerajaan Mataram Islam
Kerjaan Islam Mataram didirikan oleh panembahan Senopati. Senopati
berkuasa sampai tahun 1601M. Sepeninggalnya ia digantikan oleh putranya
yang bernama Mas Jolang yang terkenal dengan Sultan Seda Ing Krapyak
yeng memerintah sampai tahun 1613M. Sultan Seda Ing Krapyak kemudian
digantikan oleh Sultan Agung yang bergelar Sultan Agung Hanyokrokusuma
Sayidin Panataagama Khalifatullah ing Tanah Jawi (1613-1646M).
Pada masa pemerintahan Sultan Agung inilah kontak bersenjata dengan
VOC mulai terjadi. Pada tahun 1646M, Sultan Agung digantikan oleh putranya ,
yaitu Amangkurat 1, Pada masanya terjadi perans saudara dengan Pangeran
Alit yang mendapat dukungan dari pala ulama.Akibatnya antara pendukungnya
dibantai pada tahun 1647M. Pemberontakan-pemberontakan seperti itulah
yang meruntuhkan Kerajaan Islam Mataram.
9.         Kerajaan Cirebon
Kerajaan Islam Cirebon merupakan Kerajaan Islam pertama di daerah
Jawa Barat. Kerajaan ini didirikan oleh Sunan Gunungjati.
Dari Cirebon , Gunungjati mengembangkan ajaran Islam kedaerah-
daerah lain di Jawa Barat, seperti Majalengka, Kuningan , Galuh, Sunda
Kelapa dan Banten.
Setelah Sunan Gunungjati wafat ia digantikan oleh cicitnya yang bergelar
Pangera Ratu atau Panembahan Ratu . Panembahan Ratu wafat pada tahun
1650 M dan digantikan oleh putranya yaitu Panembahan Giriliya..
Sepeninggalnya kesultanan Cirebon diperintah oleh dua orang putrnya , yaitu
Martawijaya atau Panembahan Sepuh yang memerintah Kesultanan
Kesepuhan dengan gelar Syamsuddin , dan Kartawijaya atau Panembahan
Anom yang memerintah Kesultanan Kanoman dengan gelar Badrudin.
10.     Kerajaan Banten
Kerajaan Islam Banten didirikan oleh Sunan Gunungjati . Setelah Sunan
Gunungjati menaklukan Banten pada tahun 1525 M .  ia kembali ke Cirebon ,
dan kekuasaannya diserahkan kepada anakanya yaitu Sultan Hasanuddin.
Pada tahun 1568 M , ketika kekuasaan Demak beralih ke Pajang, Sultan
Hassanudin memerdekakan Banten. Ketika Ia meninggal pada tahun 1570 M ,
kedudukannya digantikan oleh putranya yaitu Pangeran Yusuf.
Setelah Pangeran Yusuf meninggal pada tahun 1580 M, ia digantikan oleh
putranya , yaitu Maulana Muhammad yang masih muda. Maulana Muhammad
bergelar Kanjeng Ratu Banten. Mulana Muhammad meninggal pada tahun
1596 M dalam usia 25 tahun . setelah itu kedudukannya digantikan oleh
anaknya yang masih kecil bernama Abdul Mufakir Mahmud Abdul Qadir . Ia
memerintah secara resmi pada tahun 1638 M.
11.     Kerajaan Sukadana ( Kalimantan Barat )
Kerajaan Sukadana terletak dibarat daya Kalimantan . Sekitar tahun 1590
M , Sukdana berada di bawah pengaruh Kerajaan Demak . Raja Sukadana
berada dibawah pengaruh Kerajaan Demak. Raja Sukadana yang pertama
masuk islam adalah Giri Kusuma. Raja-raja sukadana yang banyak berjaa
dalam penyiran islam dikalimantan adalah :
1.    Giri Kusuma yang menjadi raja pada tahun 1590 M.
2.    Sultan Muhammad Safrudin yang meninggal pada tahun 1677 M .
Pada tahun 1725 M , Kerajaan Islam Sukadana melepskan didi dari
pengaruh Kerajaan Demak . Sukadana runtuh ketika penjajah Belana mulai
menguasai Kalimantan tahun 1787 M . kerajaan Sukadana berdiri selama 1
abad.
12.     Kerajaan Banjar ( Abad ke-16)
Kesultanan Banjar merupakan kesultanan Islam yang terletak di
Kalimantan bagian Selatan.  kesultanan ini awalnya bernama Daha, sebuah
kerajaan Hindu yang berubah menjadi kesultanan Islam . Kesultanan Banjar
berdiri pada tahun 1595 M dengan penguasa pertama Sultan Ardiansyah.
Islam masuk ke kewilayah ini pada tahun 1470 M , bersamaan dengan
melemahnya kerajaan Majapahit di Pulau Jawa.
Kesultanan banjar mengalami kemunduran dengan terjadinya pergolakan
masyarakat yang menentang pengankatan pangeran Tamijidillah (1857-1859
M ). Sebagai Sultan oelh Belanda. Pada tahun 1859-1905 M , terjadi perang
Banjar yang dipimpin oleh Pangeran Antasari ( 1809-1862 M ) melawan
Belanda. Akibat Perang ini Belanda menghapuskan Kesultanan Banjar pada
tahun 1860 M . Peninggalan sejarah Kesultanan Banjar dapat dilihat dari
bangunan masjid di Desa kuin, banjar Barat ( Bnjarmasin) yang dibangun pada
masa pemerintahan Sultan Tamjildillah.
13.     Kerajaan Goa ( Makasar)
Kerajaan Gowa awalnya merupakan kerajaan Non-islam . Raja Goa yang
pertama amsuk Islam adalah Karaeng Toniggalo. Setelah masuk Islam , ia
bergelar Sultan Alaudin Awwalul Islam , kemudian Kerajaan Goa ( Makasar)
dinyatakan sebagai kerajaan Islam Makassar pada tahun 1603 M. Sultan
Alauddin Awwalul Islam sejak 1591-1638 M .
Kerajaan Makassar berdiri kurang lebih 65 tahun , sejak diproklamirkan
oleh Sultan Alaudin Awwalul Islam tahun 1603- 1669 M.

14.     Kerajaan Bugis
Raja bugis yang pertama masuk Islam adalah Lamdu Sadat . Setelah ia
mangkat digantikan oleh putranya bernama Apu Tanderi.
Kerajaan Bugis meliputi Wajo, Sopeng, Sindenrengi, Tanette dll.
Ibukotanya adalah Luwu. Kerajaan ini berdiri semasa dengan Kerajaan Islam
Goa yang berpusat di Makassar.
15.     Kerajaan Ternate
Raja Ternate yang pertama masuk Islam adalah Raja  Gapi Bugana atas
ajakan Maulana Husain . Rahja Gapi Baguna memrintah dari tahun 1465-1486
M. setelah ia mangkat namanya dikenal sebagai Raja Marhum.
Setelah Raja Marhum meninggal digantikan oleh putranya bernama Zainal
Abidin Sultan ternate. Pada tahun 1459 m , ia merantau ke Jawa belajar
agama Islam kepada Sunan Giri dan urusan memerintah diserahkan kepada
wakilnya.
Pada masa ternate dibawah kekuasaan Sultan Khairun , pada tahun
1564 M diadakan perjanjian dengan portugis bahwa ternate dibawah lindungan
kerajaan Portugis.
Pengganti Sultan Khairun adalah Sultan Babullah (1570-1583 M ) .
Sultan Babullah melakukan perang secara total terhadap Portugis , Pada tahun
1575 M , terjadi peperangan antara terntara tentara Ternate  dan Portugis dan
dimengkan oleh Ternate. Sepeninggal  Sultan Babullah digantikan oelh
anaknya Saiduddin Barakat.
16.     Kerajaaan Tidore
Wilayah kerajaan Tidore meliputi sebagian Harmahera , pantai barat Irian
Jaya , dan sebagia Kepulauan Seram . Raja Tidore yang pertama kali masuk
Islam adalah Cirali Lijtu ,  yang kemudian berganti nama menjadi Jamaludiin.
Setelah Sultan Jamaluddin meninggal , digantikan oleh putranya Sultan
Mansur.
17.     Kerajaan Bacan
Pada tahun 1521 M , Raja BAcan yang memrintahkan negeri ini masuk 
Islam , namanya diganti menjadi Sultan Zainul Abidin . Wilayah Kerajaan
Bacan meliputi kepulauan Bacan , Obi , Waigeo , Salawati dan misool .
18.     Kerajaan Jailolo
   Raja jailolo yang pertama masuk Islam adalah Raja yang ke-9 . Setelah
masuk Islam namanya Berganti menjadi Sultan Hasanuddin. Kerajaan Islam
Jailolo ini berdiri pada tahun 1521.
19.   Kesultanan Buton ( Abad ke-16)
   Kesultanan Buton merupakan kerajaan Islam yang terletak di pulau Buton
, Sulawesi bagian Tenggara . Penyebaran Islam secara luas dilakukan oleh
Syaikh Abdul Wahid bin Syarif Sulaiman Al-Pathani , seorang ulama dari
kesultanan Johor asal Pathani.
20.     Kesultanan Kutai (Abad ke-16)
   Kesultanan kutai terletak disekitar Sungai Mahakam bagian Timur.Islam
berkembang pada kepemimpinan Aji Raja Mahkota (1525-1600 M).
penyebaran Islam dilakukan oleh seorang mubaligh bernama Said bin
Muhammad bin Abudullah bin Abu Bakar Al-Wars . Kesultanan ini mengalami
puncak kejayaan pada masa Kesultanan Aji Sultan Muhammad Salehuddin
(1780-1850 M ) . kesultanan Kutai mengalami kemunduran setelah Aji Sultan
Muhammad Salehuddin meninggal dunia
21.     Kesultanan Bima
   Kesultanan Bima adalah kerajaan Islam yng terletak di Pulau Sumbawa
bagian Timur . Kesultanan Bima berubah menjadi Kesultanan Islam pada tahun
1620 setelah Rajanya La Ka’I memeluk Islam dan mengganti namanya Sultan
Abdul Khair. Pada masa pemerintahan Sultan Abdul Khair Sirajuddin (1640-
1682 ) , Kesultanan Bima menjadi pusat penyebaran islam kedua di Timur
Nusantara setelah Makassar. Kesultanan Bima berakhir pada masa 1951,
ketika Muhammad Salahuddin , sultan terakhir wafat

5.Hikmah Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia

1.Islam membawa ajaran yang berisi kedamaian


2.Penyebar ajaran Islam di Indonesia adalah pribadi yang memiliki
ketangguhan dan pekerja keras.
3.Terjadi akulturasi budaya antara Islam dan kebudayaan lokal meskupin
Islam tetap memiliki batasan dan secara tegas tidak boleh bertentangan
dengan ajaran dasar dalamIslam.
PENUTUP

A.      KESIMPULAN
Islam masuk ke Indonesia sudah semenjak abad 1hijriyah (abad ke-7M).
Dan langsung dari Arab. Daerah yang pertama didatangi oleh Islam yaitu
Pesisir Sumatra, dan setelah itu terbentuknya masyarakat Islam, dan raja Islam
pertama berada di Aceh.
Perkembangan Islam secara lebih besar pada abad ke-12 M yang dibawa
oleh para mubaligh Islam, disamping menyebarkan Islam, mereka juga sebagai
saudagar dari Arab, Gujarat serta penduduk pribumi sendiri. Menurut para
sejarawan, Islam masuk Indonesia melalui berbagai jalur, sehingga dapat
diterima dengan cepat oleh masyarakat Indonesia. Adapun faktor  yang
menyebabkan Islam cepat berkembang di Indonesia: faktor Agama, ekonomi
dan Politik.
Ada beberapa kesultanan islam diluar indonesia yang juga berkembang
dengan baik pada masa itu, antara lain :
1.      Kesultanan Malaka (Abad ke-15)
2.      Kesultanan Malaka
3.      Kesultanan Islam Pattani (Abad ke-15)
4.      Kesultanan Islam Sulu (Abad ke-15).
5.      Kesultanan Johor (Abad ke-16)

B. SARAN

Kami sebagai pembuat makalah bukanlah makhluk yang sempurna.


Apabila ada kalimat yang tidak berkenan pada tempatnya. Kami berharap kritik
dan saran dari Bapak pembimbing dan rekan mahasiswa/i sekalian yang
bersifat membangun agar kami bisa membuat makalah yang lebih baik pada
waktu yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

Munir Amin, Samsul. 2010. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah.


http://www.dhanhariz.esy.es/2015/04/sejarah-masuknya-islam-di.html di akses
pada 19/03/17 pukul 11: 00 wib.
Mundzirin Yusuf, Sejarah Peradaban Islam di Indonesia Cet1 (Yogyakarta:
Penerbit Pustaka, 2006)

Anda mungkin juga menyukai