Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

Rahmat Islam bagi Nusantara

Kelompok 2 :
Azira Fayani
Windi Puspita Sari
Mesi Ramadhan
Nia Apriliani
Selva
Jefri Zukianda
Syaifuddin Humam Aflah
Ulil Amra
Musthafa Nabil Muhana
Kelas : XII BDP 1

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT


DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI
1 SOLOK PROGRAM KEAHLIAN BISNIS SERING
DAN PEMASARAN
TAHUN PELAJARAN 2023-2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang


telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga
penyusunan makalah dengan judul “Rahmat Islam Bagi
Nusantara” ini dapat terselesaikan dengan baik tanpa
kendala. Adapun penyusunan makalah ini berdasarkan
data-data yang diperoleh melalui buku-buku pedoman,
serta data-data dan keterangan dari internet. Kami
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak
lepas dari dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada
kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih.

Akhirnya, kami menyadari bahwa dalam penyusunan


makalah ini masih banyak kekurangan. Karena
keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, untuk itu
kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat
diharapkan demi kesempurnaan. Demikian kata
pengantar ini kami buat, semoga dapat bermanfaat,
khususnya bagi diri pribadi kami sendiri dan pendengar
pada umumnya.

Solok, 12 Januari 2023


Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

RUMUSAN MASALAH

TUJUAN

BAB II PEMBAHASAN

A. MASUKNYA ISLAM KE NUSANTARA (INDONESIA)

B. STRATEGI DAKWAH ISLAM DI NUSANTARA

C. PERKEMBANGAN ISLAM DI NUSANTARA

D. KERAJAAN ISLAM

E. GERAKAN PEMBARUAN ISLAM DI INDONESIA

F. MENERAPKAN PERILAKU MULIA

1
BAB III PENUTUP

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Sejarah masuknya Islam ke wilayah Nusantara sudah berlangsung demikian lama, sebagian
berpendapat bahwa Islam masuk pada abad ke-7 M yang datang lansung dari Arab. Pendapat lain
mengatakan bahwa Islam masuk pada abad ke-13, dan ada juga yang berpendapat bahwa Islam
masuk pada sekitar abad ke 9 M atau 11 M. Perbedaan pendapat tersebut dari pendekatan historis
semuanya benar, hal tersebut didasar bukti-bukti sejarah serta peneltian para sejarawan yang
menggunakan pendekatan dan metodenya masing-masing.

Berdasarakan beberapa buku dan keterangan sumber referensi sejarah, bahwa Islam mulai
berkembang di Nusantara sekitar abad 13 M. Hal tersebut tak lepas dari peran tokoh serta ulama
yang hidup pada saat itu, dan diantara tokoh yang sangat berjasa dalam proses Islamisasi di
Nusantara terutama di tanah Jawa adalah Walisongo”. Peran Walisongo dalam proses Islamisasi di
tanah Jawa sangat besar. Tokoh Walisongo yang begitu dekat dikalangan masyarakat muslim kultural
Jawa sangat mereka hormati. Hal ini karena ajaran-ajaran dan dakwahnya yang unik serta sosoknya
yang menjadi teladan serta ramah terhadap masyarakat Jawa sehingga dengan mudah Islam
menyebar ke seluruh wilayah Nusantara.

RUMUSAN MASALAH

1. Sejarah Perkembangan Islam di Nusantara?

2. Apa saja Kerajaan-Kerajaan Islam di Nusantara?

2
3. Bagaimana Proses Penyebaran Islam di Nusantara?

4. Proses Penyebaran Islam di Wilayah?

TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui Sejarah Perkembangan Islam di Nusantara.

2. Mengetahui dan mengenal Kerajaan-Kerajaan Islam di Nusantara.

3. Untuk mengetahui Proses Penyebaran Islam di Nusantara.

4 Mengetahui Poses Penyebaran Islam di Nusantara

BAB II

PEMBAHASAN

A. MASUKNYA ISLAM KE NUSANTARA (INDONESIA)

Teori masuknya islam ke nusantara

Menurut para sejarawan, pada abad ke-13 Masehi islam sudah masuk ke nusantara yang dibawa oleh
para pedaganG muslim. Namun untuk lebih pastinya para ahli masih terdapat perbedaan pendapat
dari para sejarawan. Namun setidaknya 3 tiga teori tentang masuknya Islam ke Indonesia

1. Teori Gujarat

3
Teori ini dipelopori oleh ahli sejarah Snouck Hurgronje, menurutnya agama Islam masuk ke Indonesia
dibawa oleh para pedagang Gujarat pada abad ke-13 masehi.

2. Teori Persia

P.A Husein Hidayat mempelopori teori ini, menyatakan bahwa agama Islam dibawa oleh pedagang
Persia (Iran), hal ini berdasarkan kesamaan antara kebudayaan islam di Indonesia dengan Persia.

3. Teori Mekkah

Teori ini menyatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia langsung dibawa para pedagah Mekkah, teori
ini berlandaskan sebuah berita dari China yang menyatakan jika pada abad ke-7 sudah terdapat
perkampungan muslim di pantai barat Sumatera.

B. STRATEGI DAKWAH ISLAM DI NUSANTARA

Dari pembahasan tentang masuknya Islam ke Nusantara, dapat dipahami bahwa masuknya agama
Islam ke Indonesia terjadi secara periodik, tidak sekaligus. Pada bagian ini akan diuraikan mengenai
strategi penyebaran Islam dan media yang dipergunakan oleh para pedagang dan mubaligh dalam
penyebaran Islam di Indonesia. Salah satu arti “strategi” yang dimuat dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia adalah “rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Dalam
konteks dakwah Islam, strategi dakwah yang dimaksud adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh
para mubaligh, yang membawa misi Islam di dalamnya.

Dari kajian di atas dan berbagai literatur, setidaknya terdapat beberapa kegiatan yang dipergunakan
sebagai kendaraan (sarana) dalam penyebaran Islam di Indonesia, di antaranya adalah: perdagangan,
perkawinan, pendidikan, kesenian, dan tasawuf. Berikut uraian singkat mengenai hal tersebut:

1. Perdagangan

Pada tahap awal, saluran yang dipergunakan dalam proses Islamisasi di Indonesia adalah
perdagangan. Hal itu dapat diketahui melalui adanya kesibukan lalu lintas perdagangan pada abad
ke-7 M hingga abad ke-16 M. Aktivitas perdagangan ini banyak melibatkan bangsa-bangsa di dunia,
termasuk bangsa Arab, Persia, India, Cina dan sebagainya. Mereka turut ambil bagian dalam
perdagangan di negeri-negeri bagian Barat, Tenggara, dan Timur Benua Asia.

4
2. Perkawinan

Dari aspek ekonomi, para pedagang muslim memiliki status social ekonomi yang lebih baik daripada
kebanyakan penduduk pribumi. Hal ini menyebabkan banyak penduduk pribumi, terutama para
wanita, yang tertarik untuk menjadi isteri-isteri para saudagar muslim. Hanya saja ada ketentuan
hukum Islam, bahwa para wanita yang akan dinikahi harus diislamkan terlebih dahulu. Para wanita
dan keluarga mereka tidak merasa keberatan, karena proses penglslaman hanya dengan
mengucapkan dua kalimah

Syahadat, tanpa upacara atau ritual rumit lainnya.

3. Pendidikan

Proses Islamisasi di Indonesia juga dilakukan melalui media pendidikan. Para ulama banyak yang
mendirikan lembaga pendidikan Islam, berupa pesantren, Pada lembaga inilah, para ulama
memberikan pengajaran ilmu kelslaman melalui berbagai pendekatan sampai kemudian para santri
mampu menyerap pengetahuan keagamaan dengan baik. Setelah mereka dianggap mampu, mereka
kembali ke kampong halaman. Untuk mengembangkan agama Islam dan membuka lembaga yang
sama. Dengan demikian, semakin hari lembaga pendidikan pesantren mengalami perkembangan,
baik dari segi jumlah maupun mutunya.

4. Tasawuf

Jalur lain yang juga tidak kalah pentingnya dalam proses Islamisasi di Indonesia adalah tasawuf. Salah
satu sifat khas dari ajaran ini adalah akomodasi terhadap budaya lokal, sehingga menyebabkan
banyak masyarakat Indonesia yang tertarik menerima ajaran. Tersebut.

5. Kesenian

Saluran Islamisasi melalui kesenian yang paling terkenal adalah melalui pertunjukkan wayang. Seperti
diketahui bahwa Sunan Kalijaga adalah tokoh yang paling mahir dalam mementaskan wayang.

6. Politik

Di Maluku dan Sulawesi Selatan, kebanyakan rakyat masuk Islam setelah rajanya. Masuk Islam
terlebih dahulu. Pengaruh politik raja sangat membantu tersebarnya Islam di wilayah ini. Jalur politik
juga ditempuh ketika kerajaan Islam menaklukkan kerajaan non Islam, baik di Sumatera, Jawa,
maupun Indonesia bagian Timur.

5
7. Melalui Dakwah di Kalangan Masyarakat

Di kalangan masyarakat Indonesia sendiri terdapat juru-juru dakwah yang menyebarkan Islam di
lingkungannya, antara lain: Dato’ri Bandang menyebarkan agama Islam di daerah Gowa (Sulawesi
Selatan), Tua Tanggang Parang menyebarkan Islam di daerah Kutai (Kalimantan Timur), Seorang
penghulu dari Demak menyebarkan agama Islam di kalangan para bangsawan Banjar (Kalimantan
Selatan), Para Wali menyebarkan agama Islam di Jawa. Wali yang terkenal ada 9 wali, yaitu:

1) Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)

2) Sunan Ampel (Raden Rahmat)

3) Sunan Bonang (Makdum Ibrahim)

4) Sunan Giri (Raden Paku)

5) Sunan Derajat (Syarifuddin)

6) Sunan Kalijaga (Jaka Sahid)

7) Sunan Kudus (Jafar Sodiq)

8) Sunan Muria (Raden Umar Said)

9) Sunan Gunung Jati (Faletehan)

Para wali tersebut adalah orang Indonesia asli, kecuali Sunan Gresik. Mereka memegang
beberapaperan di kalangan masyarakat sebagai:

a. Penyebar agama Islam

6
b. Pendukung kerajaan-kerajaan Islam

C. Penasihat raja-raja Islam

c. Pengembang kebudayaan daerah yang telah disesuaikan dengan budaya


Islam.

Karena peran mereka itulah, maka para wali sangat terkenal di kalangan masyarakat.

D. PERKEMBANGAN ISLAM DI NUSANTARA

1. Perkembangan Islam di Sumatera

Perkembangan Islam di wilayah Indonesia di awali dengan dimasukinya pemahaman ajaran


islam daerah Pasai di Aceh Utara dan pantai barat Sumatera, di kedua wilayah tersebut masing-
masing berdiri Kerajaan Islam pertama di Indonesia, yaitu Kerajaan Islam Perak dan Samudera Pasai.

2. Perkembangan Islam di Jawa

Menurut Prof. Dr. Buya Hamka dalam bukunya yaitu Sejarah Umat Islam, cikal kedatangan
Islam ke pulau Jawa sebenarnya sudah dimulai pada tahun ke tujuh masehi atau abad pertama
Hijriyah yaitu pada tahun 674 M-675 M. Salah satu sahabat nabi, Muawiyah bin Abi Sufyan yang
pernah singgah di Kerajaan Kalingga di Jawa. Waktu itu dia menyamar sebagai pedagang. Mungkin
pada waktu itu Muawiyah baru penjajakan saja, namun proses dakwahnya tetap berlangsung dan
diteruskan oleh para da’i yang berasal dari Kerajaan Pasai dan Malaka. Karena pada waktu itu jalur
perhungan antara Pasai dengan Jawa begitu pesat.

4. Perkembangan Islam di Kalimantan

Borneo adalah sebutan nama lain Kalimantan. Pada waktu itu Islam masuk ke sana melalui
tiga jalur. Jalur yang pertama adalah melalui Kerajaan Islam Pasai dan Perlak. Jalur kedua Islam
disebarkan oleh para da’i dari tanah jawa. Mereka melakukan. Ekspedisi ke pulau Kalimantan sejak
Kerajaan Demak berdiri. Pada waktu itu, Kerajaan. Demak mengirimkan banyak sekali da’i ke luar
pulau Jawa, salah satunya ke pulau Kalimantan. Jalur ketiga melalu kedatangan para da’i yang berasal
dari tanah Sulawesi.

7
Salah satu da’i yang terkenal pada waktu itu adalah Datuk Ri Bandang dan Tuan Tunggang
Parangan.

5. Perkembangan Islam di Maluku

Kepulauan Maluku terkenal sebagai penghasil rempah-rempah. Tak ayal hal ini menjadi daya
tarik sendiri para pedagang asing, salah satunya pedagang mulim dari Jawa, Malaka, Sumatera dan
Manca Negara. Dengan kedatangan para pedagang muslim ini, menyebabkan perkembangan Islam di
Kepulauan Maluku ini menyebar dengan cepat. Tepatnya sekitar pertengahan abad ke 15 atau tahun
1440 Islam mulai masuk ke Maluku.

Pada tahun 1460 M, raja Ternate yaitu Vongi Tidore masuk Islam. Namun menurut sejarawan
Belanda yaitu h.J De Graaft, raja Ternate yang benar-benar muslim adalah Zaenal Abidin. Setelah raja
Ternate masuk Islam, hal ini semakin mempercepat perkembangan Islam di Maluku dan
mempengaruhi kerajaan-kerajaan lain di Maluku yang mulai menerima paham ajaran Islam. Namun
dari sekian kerajaan Islam yang ada di Maluku, yang paling terkenal adalah Kerajaan Ternate dan
Tidore.

Setelah Islam masuk dan berkembang cepat di Maluku, Islam juga mulai masuk ke Irian. Para
raja-raja Islam dari Maluku, da’i dan pedagang yang menyiarkan ajaran Islam ke Irian. Wilayah-
wilayah di Irian Jaya yang dimasuki Islam yaitu: Jalawati, Musi, Pulau Gebi dan Pulau Waigio.

E. KERAJAAN ISLAM

Setelah pengaruh Kerajaan Hindu-Budha mulai surut, muncul kerajaan-kerajaan islam di


Nusantara. Misalkan saja, semenjak pengaruh Kerajaan Sriwijaya mulai menurun, mubaligh-mubaligh
yang telah memeluk agama Islam terlebih mulai semakin gencar menyebarkan agama islam ini di
sekitar Malaka, dan puncaknya terdapat beberapa kerajaan islam di sekitar selat malaka, seperti
Kerajaan Perlak, Kerajaan Malaka, dan

Kerajaan Samudra Pasai. Begitu juga di pulau jawa, semenjak Kerajaan Majapahit mulai
mengalami kemunduran, terdapat kerajaan islam yang muncul, seperti Kerajaan Demak, Kerajaan
Pajang, Kerajaan Islam Mataram, Kerajaan Islam Cirebon, Kerajaan Islam Banten, dan lainnya.

1) Kerajaan Perlak

Kerajaan ini merupakan kerajaan islam pertama yang berdiri di Indonesia, yang pada saat itu
dikenal dengan nusantara. Pada saat itu Perlak merupakan salah satu kota dagang yang sangat

8
terkenal. Raja pertama dari kerajaan ini, yaitu Sultan Alauddin Saiyid Maulana Abdul Aziz Syah.
Kerajaan Perlak atau Kerajaan Peureula ini didirikan sekitar petengahan abad ke-9 M.

Sedangkan menurut Ishak Makarani Al Fays, Kerajaan ini didirikan pada 1 Muharram 225 H
(840 M). Terdapat beberapa bukti tertulis yang menyebutkan bahwa kerajaan ini merupakan kerajaan
islam pertama di Indonesia.

Tazkirah Thabakat Jumu Sultan as Salathin, naskah yang dikarangan oleh Syeh Syamsul Bahri
Abdullah. Silsilah Raja-raja Perlak dan Pasai, naskah yang dikarangan oleh Saiyid Abdullah Ibn Saiyid
Habib Saifuddin. Idharatul Haq fi Mamlakatil Fariah wa Fasi, naskah yang dikarang oleh Abu Ishak
Makarani Al Fasy.

Ketiga naskah tersebut menyebutkan bahwa Kerajaan Perlak merupakan kerajaan islam
pertama di Indonesia. Terdapat beberapa peninggalan dari kerajaan ini, yaitu,

a. Makan Raja Benoa

b. Pada batu nisan Raja Benoa (Benoa merupakan salah satu bagian dari Kerajaan Perlak)
ditulis menggunakan huruf arab. Makan Raja Benoa ini terletak di tepi Sungai
Trenggulona. Diperkirakan nisan ini dibuat sekitar abad ke-4 H tau ke-5 H.

C. Mata uang perlak

c. Merupakan mata uang tertua di nusantara, mata uang ini terbagi menjadi 3 jenis, yaitu
terbuat dari tembaga atau kuningan, perak (kupang), dan emas (dirham).

d. Stempel kerajaan

F Terdapat stempel kerajaan Negeri Bandahara (kereajaan yang merupakan bagian dari
Kerajaan Perlak) yang menggunakan huruf arab. Pada stempel tersebut tertulis kalimat “Al Wasiq
Billah Kerajaan Negeri Bendahara Syah 512”. Itulah, beberapa peninggalan dari kerajaan yang
diperkirakan merupakan kerajaan islam tertua di Indonesia, sekitar abad ke-12 M Kerajaan Perlak
mulai mengalami kemunduran.

2) Kerajaan Samudra Pasai

9
Kerajaan ini berdiri sekitar abad ke-13 M. Kerajaan ini trletak di Kabupaten Lokseumae, Aceh
Utara. Kerajaan ini merupakan gabungan dari 2 kerajaan yang sedang mengalami. Kemunduran, yaitu
Kerajaan Pase dan Kerajaan Perlak. Kedua kerajaan tersebut dipersatukan oleh penguasa daerah
pada saat itu, Marah Silu (Meurah Silu) yang dibantu Syeh dari Makkah, Syeh Ismail.

Marah Silu merupakan raja pertama sekaligus pendiri kerajaan ini, raja yang mendapat gelar
Sultan Malik al Saleh. Tahun 1297 Sultan Malik al Saleh meninggal, ia digantikan oleh putranya yang
bernama Sultan Mahmud. Pada saat kepemimpinan Sultan Muhammad Malik al Tahir (1297-1326)
kerajaan Samudra Pasai menjadi pusat perdagangan dan penyebaran agama islam.

Pada tahun 1326 Sultan Muhammad Malik al Tahir meninggal digantikan oleh putranya
Sultan Ahmad, sultan yang juga bergelar Malik al Tahir (1326-1348).

Pada masa kepemerintahan Sultan Ahmad Malik al Tahir Kerajaan Samudra Pasai
berkembang pesat, kerajaan ini banyak menjalin kerjasama dengan beberapa kerajaan islam di dunia
lainnya, seperti kerajaan-kerajaan di India dan Arab. Pada tahun 1348 Sultan Ahmad meninggal dan
digantikan oleh Sultan Zainal Abidin. Namun, pada tahun 1521 M kerajaan ini runtuh karena berhasil
ditaklukan oleh Portugis.

Keberadaan Kerajaan Samudra Pasai dibuktikan dengan beberapa peninggalan, seperti


makam Sultan Malik al Saleh, makam Sultan Zainal Abidin, naskah surat Sultan Zainal Abidin, makam
Ratu al Aqla, cakra donya, dan stempel kerajaan.

3) Kerajaan Aceh Darussalam

Kerajaan Aceh diperkirakan berdiri pada tahun 1514. Kerajaan ini terletak di daerah yang
sekarang dikenal dengan sebutan Kabupaten Aceh Besar. Raja pertama Kerajaan Aceh, yaitu Raja
Ibrahim (1514-1528), yang bergelar Sultan Ali Mughayat Syah. Di bawah kepemimpinan Sultan Ali
Kerajaan Aceh menjadi kerjaan yang besar dan kokoh. Namun, ia memimpin dalam waktu yang tidak
lama.

Pada tahun 1528 Sultan Ali Mughayat meninggal dan digantikan oleh putranya Sultan
Salahuddin (1528-1537), kemudian ia digantikan oleh adiknya yang bernama Sultan Alaudin Ri’ayat
Syah (1537-1568), yang medapat gelar Al Qohhar berkat kegagahan dan keberhasilannya mengusai
beberapa wilayah.

Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya pada masa kepemerintahan Sultan Iskandar
Muda (1607-1636), di bawah kepemimpinannya Kerajaan Aceh memiliki wilayah kekuasaan yang
sangat luat. Selain itu, kerajaan ini juga berhasil menjalin kerjasama dengan para pemimpin islam di
Arab. Hubungan yang terjalin tersebut pada masa kekhalifahan Ustmaniyah.

10
Kerajaan ini mulai mengalami kemunduran sejak tahun 1941. Salah satunya adalah karena
semakin menguatnya pengaruh Belanda di Malaka. Kemunduran tersebut ditandai dengan jatuhnya
beberapa wilayah kekuasaan Kerajaan Aceh ke tangan Belanda. Selain karena faktor tersebut, juga
karena faktor perebutan kekuasaan di antara pewaris kerajaan.

Beberapa peninggalan Kerajaan Aceh, yaitu Masjid Raya Baiturrahman, makam Sultan
Iskandar Muda, meriam Kerajaan Aceh, Benteng indrapatra, emas Kerajaan Aceh, dan Gunongan.

4) Kerajaan Demak

Kerajaan Demak merupakan kerajaan islam pertama di pulau jawa. Pada awalnya wilayah ini
bernama Bintoro, salah wilayah kekuasaan Kerajaan Majapahit. Karena semakin lemahnya pengaruh
Kerajaan Majapahit, hal tersebut mengakibatkan beberapa penguasa daerah mulai membangun
wilayah kekuasaannya sendiri, termasuk penguasa islam di pesisir pantai Jawa.

Mereka membangun wilayah kekuasaan islam dengan menunjuk Raden Patah sebagai raja
dari Kerajaan islam pertama di pulau jawa ini. Setelah diangkat menjadi raja, Raden Patah mendapat
gelar Senopati Jimbun Ngabdurrahman Panembahan Palembang Sayyidina Panatagama.

Kerajaan Demak berdiri pada tahun 1478. Palembang, Maluku, Banjar, dan wilayah bagian
utara pulau jawa merupakan daerah kekuasaan Kerajaan Demak. Pada saat ulama penempati
peranan penting di dalam kerajaan, Sunan Kalijaga dan Ki Wanalapa adalah penasehat kerajaan.
Tahun 1207 Raden Patah digantikan oleh Putranya yang bernama Pati Unus. Pada masa
kepemimpinannya Adipati Unus atau yang sering dijuluki Pangeran Sabrang Lor ini bersama dengan
Kerajaan Aceh menyerang Portugis yang menduduki Malaka pada saat itu.

Pati Unus meninggal pada tahun 1521 dan digantikan oleh adiknya, yaitu Sultan Trenggono.
Kerajaan ini mengalami kemunduran karena perebutan kekuasaan antar pewarisnya. Beberapa
peninggalan Kerajaan demak, yaitu Masjid Agung Demak, Soko Tatal dan Soko Guru, Pintu Bleedek,
Kentongan, Bedug, Dampar Kencana, Pirim Campa, Kolam Wudhu, dan Makrusah.

5) Kerajaan Pajang

Kerajaan ini didirikan pada tahun 1568 oleh Sultan Adi Wijaya atau yang lebih dikenal dengan
Jaka Tingkir. Jaka Tingkir merupakan menantu dari Sultan Trenggono, setelah menikah dengan putri
Sultan Trenggono, Jaka Tingkir menjadi penguasa di Pajang. Setelah Sultan Trenggono meninggal Jaka
Tingkir berhasil mengalahkan Arya Penangsang, dan memindahkan kerajaan Demak ke Pajang.

11
Pada tahun 1582 Jaka Tingkir atau Sultan Adi Wijaya meninggal dan digantikan oleh
putranya, Pangeran Benowo. Pada masa kepemerintahan Pangeran Benowo, Pangeran Arya Pangiri
dari Demak mencoba untuk merebut Kerajaan Pajang, namun mengalami kegagalan. Pangeran
Benowo menyerahkan tahtanya kepada saudara angkatnya, Sutowijoyo.

6) Kerajaan Mataram Islam

Kerajaan ini berdiri pada tahun 1586 di Kotagede, bagian tenggara dari Yogyakarta. Kerajaan
ini didirikan oleh Sutowijoyo, saudara dari Pangeran Benowo. Sutowijoyo memiliki gelar Panembahan
Senopati Ing Alaga Sayidin Panatagama setelah naik tahta pada tahun 1586. Pada tahun 1601
Sutowijoyo meninggal dan digantikan oleh Mas Jolang, yang memiliki gelar Panembahan Seda ing
Krapyak.

Setelah Raden Mas Jolang meninggal, ia digantikan oleh Adipati Martapura, karena sering
mengalami sakit Adipati Martapura pun akhirnya meninggal. Selanjutnya ia digantikan oleh Raden
Mas Rangsang yang bergelar Panembahan Hanyakrakusuma, pada tahun 1640 ia mengganti gelamya
menjadi Sultan Agung Hanyakrakusuma, sekitar tahun 1640an ia mengganti gelarnya lagi menjadi
Sultan Agung Senapati ing Alaga Ngaburrahman Khalifatullah.

Pada masa pemerintahannya kekuasaaan Kerajaan Mataran islam sangat luas. Kerajaan ini
terletak di bekas wilayah Kerajaan Mataram Hindu, namun Kerajaan Mataram ini merupakan
kerajaan bercorak islam.

Beberapa peninggalan dari Kerajaan mataram islam, yaitu tahun saka, kue kipo, kerajinan
perak, pakaian kyai gundhil, kalang obong, gapura makah kotagede, batu datar, dan sastra gendhing
karya Sultan Agung.

7) Kerajaan Islam Cirebon

Kerajaan ini berdiri pada tahun 1522, didirikan oleh Raden Fatahillah atau lebih dikenal
dengan Sunan Gunung Jati. Kerajaan ini merupakan kerajaan islam pertama di Jawa Barat. Raden
Fatahillah berjasa dalam menyebarkan agama islam di Jawa Barat. Karena kedudukannya sebagai
Wali Songo, sehingga ia banyak dihormati oleh raja-raja lain di pulau Jawa, seperti raja dari Demak
dan Pajang. Di bawah kepemimpinannya juga Kerajaan Cirebon ini memiliki banyak wilayah
kekuasaan.

Sunan Gunung Jati meninggal pada tahun 1570 dan digantikan oleh cicitnya yang bergelar
Panembahan Ratu. Pada tahun 1650 Panembahan meninggal dan digantikan oleh putranya yang
bergelar Penaembahan Girilaya. Setelah Panembahan Girilaya meninggal Kerajaan Islam Cirebon

12
dibagi menjadi dua (tahun 1697) oleh kedua puranya, Martawijaya (Panembahan Sepuh) dan
Kartawijaya

Beberapa peninggalan dari Kerajaan Islam Cirebon ini, yaitu Masjid Jami Pakuncen, Masjid
Sang Cipta Rasa, Keraton Kacirebonan, Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, Makan, dan beberapa
benda pusaka.

8) Kerajaan Islam Banten

Kerajaan ini didirikan pada tahun 1552 oleh Sultan Hasanudin, yang merupakan anak dari
Sunan Gunung Jati. Setelah berhasil menaklukan Banten pada tahun 1525 Sunan Gunung Jati
menyerahkan kekuasaan Banten kepada putranya tersebut.

Di bawah kepemimpinannya Kerajaan Islam Banten semakin kuat dan memiliki banyak
wilayah kekuasaan, bahkan sampai ke Sumatera selatan dan Kelampung. Sultan Hasanudin menikah
dengan putri Kerajaan Demak, yaitu putri dari Sultan Indrapura.

Kerajaan ini mencapai puncak kekuasaannya pada saat kepemimpinan Ki Ageng Tirtayasa.
Beberapa peninggalan Kerajaan Islam Banten ini, yaitu Istana Keraton Surosowan Banten, Istana
Keraton Kaibon Banten, Masjid Agung Banten, Vihara Avalokitesvara, Benteng Speelwijk, Meriam Ki
Amuk, Danau Tasikardi, Keris Naga Sasra, dan Keris Panunggul Naga.

9) Kerajaan Islam Banjar

Kerajaan ini berdiri pada tahun 1520, terletak di Kalimantan Selatan. Dengan bantuan dari
Kerajaan Demak, Kerajaan Banjar berhasil meruntuhkan kekuasaan Kerajaan. Nagaradaha, kerajaan
yang menguasai Banjarmasin pada saat itu. Bantuan tersebut tidak diberikan secara gratis, ada syarat
yang harus dipenuhi oleh Kerajaan Banjar, yaitu memeluk agama islam.

Raja pertama dari Kerajaan Islam Banjar adalah Raden Samudra. Setelah masuk islam
mendapat gelar Sultan Suryanullah. Setelah wafat, ia digantikan oleh Sultan Rahmatullah (1545-
1570). Dalam waktu yang cukup singkat agama islam juga mulai dianut olh masyarakat di Kalimantan,
seperti Bugis, dan masyarakat bagian timur Kalimantan, Peninggalan dari Kerajaan Islam Banjar, yaitu
Masjid Sultan Suriansyah dan Candi Agung Amuntai.

10)Kerajaan Kutai Kalimantan Timur

Kerajaan Kutai Kartanegara berdiri sekitar abad ke-13 M. Raja pertama kerajaan tersebut
adalah Aji Batara Agung Dewa Sakti (1300-1325). Sekitar abad ke-16 M. Kerajaan ini pernah

13
menaklukan Kerajaan Kutai Martadipura (Kerajaan Kutai bercorak Hindu-Budha), sehingga kedua
kerajaan tersebut dapat disatukan dan namanya berubah menjadi Kerajaan Kutai Kartanegara Ing
Martadipura. Islam mulai masuk di Kerajaan Kutai Kartanegara Ing Martadipura ini sekitar abad ke-
17 M, yang dibawa oleh Tuan Tunggang Parangan. Karena raja pada saat itu telah memeluk agama
islam sehingga ia segera membangun sebuah masjid di daerah tersebut. Selain membangun sebuah
masjid, ia juga membuka pengajaran agama islam.

F. GERAKAN PEMBARUAN ISLAM DI INDONESIA

Pada abad ke XIII M agama Islam mulai masuk ke Indonesia, dan ada yang berpendapat
bahwa penyebaran Islam pertama kali dilakukan oleh para pedagang dan mubaligh dari Gujarat-
India. Sekarang jumlah umat Islam di Indonesia merupakan yang paling besar dibandingkan umat
Islam di negara-negara lain di dunia ini oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa umat Islam di
Indonesia mempunyai peranan yang penting bagi bangsa-bangsa dan negara-negara Islam lainnya.
Lebih-lebih di Indonesia sendiri, umat Islam merupakan mayoritas penduduk dan mereka bertebaran
di segenap pelosok tanah air serta banyak yang berkumpul dalam berbagai organisasi sosial,
pendidikan, keagamaan, ekonomi, dan politik.

Semenjak datangnya Islam di Indonesia yang disiarkan oleh para mubaligh khususnya di Jawa
oleh Wali Sanga atau Sembilan Wali Allah hingga berabad-abad kemudian, masyarakat sangat dijiwai
oleh keyakinan agama, khususnya Islam. Sejarah telah mencatat pula, bahwa Islam yang datang di
Indonesia ini sebagiannya dibawa dari India, dimana Islam tidak lepas dari pengaruh Hindu.
Campurnya Islam dengan elemen- elemen Hindu menambah mudah tersiarnya agama itu di kalangan
masyarakat Indonesia, terutama masyarakat Jawa, karena sudah lama kenal akan ajaran-ajaran Hindu
itu.

Sebagian besar tersiarnya Islam di Indonesia adalah hasil pekerjaan dari Kaum Sufi dan
Mistik. Sesungguhnya adalah Sufisme dan Mistisisme Islam, bukannya ortodoksi Islam yang
meluaskan pengaruhnya di Jawa dan sebagian Sumatera, Golongan Sufi dan Mistik ini dalam
berbagai segi toleran terhadap adat kebiasaan yang hidup dan berjalan di tempat itu, yang
sebenarnya belum tentu sesuai dengan ajaran-ajaran tauhid.

Sebelumnya, masyarakat sangat kuat berpegang teguh pada Agama Hindu dan Budha
Setelah kedatangan Islam, mereka banyak berpindah agama secara sukarela. Tetapi sementara itu
mereka masih membiasakan diri dengan adat kebiasaan lam, sehingga bercampur-baur antara adat
kebiasaan Hindu-Budha dengan ajaran Islam. Hal tersebut berlangsung dari abad ke abad, sehingga
sulit dipisahkan antara ajaran Islam yang mumi dengan tradisi peninggalan Hindu atau peninggalan
agama Budha. Dan tidak sedikit tradisi lama berubah menjadi seakan-akan “Tradisi Islam”. Seperti
kebiasaan menyelamati orang yang telah mati pada hari ke:7, 40, 1 tahun dan ke 1000-nya serta
selamatan pada bulan ke-7 bagi orang yang sedang hamil pertama kali, mengkeramatkan kubur
seseorang, meyakini benda-benda bertuah dan sebagainya.

14
G. MENERAPKAN PERILAKU MULIA

Sikap dan perilaku mulia yang harus kita kembangkan sebagai implementasi dari pelajaran
tentang dakwah islam di nusantara antara lain sebagai berikut:

1) Menghargai jasa para pahlawan muslim yang telah mengorbankan


segalanya demi tersebannya syiar islam

2) Berusaha memahami dan menganalisis sumber-sumber sejarah untuk


mendapatkan informasi terkini dari valid mengenai sejarah islam,
mengingat terbatasnya sumber data dan perdebatan para pakar tentang
validitas data-data sejarah

3) Meneladani sikap dan perilaku para dai pada masa permulaan masuknya
islam yang mengedepankan cara damai

4) Menjadikan semua aktivitas dalam hidup (pernikahan, perdagangan,


kesenian, dan lain-lain) sebagai sarana dakwah

5) Berusaha menjadi dai yang mukhlis (ikhlas) tanpa mengukur jernih payah
dalam berdakwah dengan penghasilan

6) Berusaha menjadi dai yang pantas diteladani oleh umat, khususnya


generasi muda

7) Tetap membangun optimisme dengan kerja keras untuk meraih kembali


kejayaan islam

BAB III

15
KESIMPULAN

Pada hakikatnya dakwah Islam merupakan aktualisasi imani (teologis) yang dimanifestasikan
dalam suatu sistem kegiatan manusia beriman dalam bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan
secara teratur untuk mempengaruhi cara berpikir, kepekaan dalam merasakan lingkungan, cara
bersikap, dan bertindak manusia, baik secara individual maupun sosial dalam rangka mengusahakan
terwujudnya ajaran Islam dalam semua segi kehidupan dengan menggunakan cara tertentu, dan
sejarah Islam di Indonesia diawali dari sebelum masa penjajah atau masa para wali sampai dengan
masa sekarang atau masa reformasi.

PENUTUP

Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi pokok pembahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak
berharap pada pendengar yang budiman sudi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada
penulis demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya
juga pada pendengar yang budiman pada umumnya, Aamiin

DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/446040690/TUGAS-KELOMPOK-MAKALAH-AGAMA-rahmat-
islam-bagi-nusantara

https://id.scribd.com/document/397341879/Makalah-Rahmat-Islam-Bagi-Nusantara

https://id.scribd.com/document/405308751/contoh-Kata-PENUTUP-MAKALAH-AGAMA-
ISLAM-docx

16

Anda mungkin juga menyukai