Disusun Oleh:
Akbar Firmansyah
Misnan
Badar Agil.A
Abdul fariz
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN..........................................................................................3
1.1.LATAR BELAKANG ......................................................................................3
1.2.TUJUAN ...........................................................................................................4
1.3.MANFAAT.......................................................................................................4
1.4. RUMUSAN MASALAH.................................................................................4
BAB II ISI ..................................................................................................................5
1.1. Nama-nama Wali Songo..................................................................................5
1.2. Strategi Dakwah...............................................................................................5
BAB III PENUTUP ...................................................................................................9
KESIMPULAN.......................................................................................................9
BAB I PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Sejarah masuknya Islam ke wilayah Nusantara sudah berlangsung
demikian lama, sebagian berpendapat bahwa Islam masuk pada abad
ke-7 M yang datang langsung dari Arab. Pendapat lain mengatakan
bahwa Islam masuk pada abad ke-13 M dan ada juga yang berpendapat
bahwa Islam masuk pada sekitar abad ke 9 M atau 11 M . Perbedaan
pendapat tersebut dari pendekatan historis semuanya benar, hal
tersebut didasari bukti-bukti sejarah serta penelitian para sejarawan
yang menggunakan pendekatan dan metodenya masing-masing.
Berdasarakan beberapa buku dan keterangan sumber referensi
sejarah, bahwa Islam mulai berkembang di Nusantara sekitar abad ke-
13 M. Hal tersebut tak lepas dari peran tokoh serta ulama yang hidup
pada saat itu, dan diantara tokoh yang sangat berjasa dalam proses
Islamisasi di Nusantara terutama di tanah Jawa adalah “ Walisongo”.
Peran Walisongo dalam proses Islamisasi di tanah Jawa sangat besar.
Tokoh Walisongo yang begitu dekat dikalangan masyarakat muslim
kultural Jawa sangat mereka hormati. Hal ini karena ajaran-ajaran dan
dakwahnya yang unik serta sosoknya yang menjadi teladan serta
ramah terhadap masyarakat Jawa sehingga dengan mudah Islam
menyebar ke seluruh wilayah Nusantara.
Walisongo menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa yang terbagi
dari Surabaya, Lamongan Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Cirebon di
Jawa Barat. Keberhasilan Islamisasi Jawa merupakan hasil perjuangan
dan kerja keras Walisongo. Proses Islamisasi berjalan dengan damai,
baik politik maupun kultural, meskipun terdapat konflik itupun sangat
kecil sehingga tidak mengesankan sebagai perang maupun kekerasan
ataupun pemaksaan budaya. Penduduk Jawa menganut dengan suka
rela. Walisongo menerapkan metode dakwah yang lentur atau baik
sehingga dapat diterima baik oleh masyarakat jawa. Kehadiran para
Wali ditengah-tengah Pulau Jawa tidak dianggap sebagai ancaman.
Para Wali ini menyebarkan agama Islam dengan menggunakan
pendekatan budaya dengan cara akuluturasi seni budaya lokal yang
dikemas dengan Islam seperti wayang, tembang jawa, gamelan,
upacara-upacara adat yang digabungkan dengan Islam dan dengan
kepiawaan para Wali menggunakan unsur-unsur lama (Hindu-Buddha)
sebagai media dakwah mereka dan sedikit demi sedikit memasukan
nilai-nilai ajaran agama islam kedalam unsur tersebut atau dapat disebut
metode sinkretisme yang berarti pencampuradukan sebagai unsur aliran
atau paham sehingga yang bentuk abstrak yang berbeda membentuk
keserasiaan. Dengan berkembang pesatnya Islam pada masa Walisongo
tersebut maka kita akan mencoba membahasnya dalam makalah ini.
1.2.TUJUAN
Ingin mengetahui siapa wali songo itu
Mampu memahami strategi dakwah wali songo
1.3. MANFAAT
Dapat mengetahui siapakah wali songo itu
Dapat memahami strategi dakwah wali songo
3. Sunan Kudus
Nama lain dari sunan kudus adalah Ja’far Shadiq, Raden Undung atau
Raden Untung, dan Raden Amir Haji. Sunan kudus terkenal sebagai
ulama yang besar yang menguasai Ilmu Hadist, Ilmu Tafsir Al-Qur’an,
Ilmu Sastra, Mantik dan terutama sekali Ilmu Fikih. Dengan ketinggian
ilmunya itulah, maka kemudian beliau dijuluki “Waliyul ‘Ilmi: yang
artinya Wali yang menjadi gudang ilmu.
Beliau adalah seorang pujuangga besar yang memiliki kreativitas
yang mampu mengarang dongeng-dongeng pondok yang besifat dan
berjiwa seni Islam. Dan dengan kreativitas yang dimiliki beliau
tersebut. Beliau mampu membaur dengan masyarakat, meleburkan diri
dengan budaya setempat dan mampu menarik simpati masa yang pada
selanjutnya ini dimanfaatkan untuk syiar da‘wah Islam.
4. Sunan Bonang
Sunan Bonang mendapat julukan nama Prabu
Nyakrokusumo. Namun ketika remaja Sunan Bonang
memiliki nama Maulana Makhdum Ibrahim. Beliau
adalah Putra Sunan Ampel dan Nyai Ageng Manila.
Program da‘wah yang dilakukanya adalah :
a) Pemberdayaan dan peningkatan jumlah dan mutu
kader da‘i
b) Memasukkan pengaruh Islam kedalam kalangan
bangsawan karaton Majapahit.
c) Terjun langsung ketengah-tengah masyarakat.
Dalam berinteraksi dengan masyarakat
tersebut beliau menciptakan gending-gending
atau tembang-tembang jawa yang serat
dengan misi pendidkan dan da‘wah.
d) Melakukan kondifikasi atau pembukuan
da‘wah. Kodifikasi pesan da‘wahatau ajaranya
dilakukan oleh murid-muridnya. Kitab ini ada
yang berbentuk puisi maupun prosa. Kitab inilah
yang kemudian dikenal dengan Suluk Sunan
Bonang.
5. Sunan Drajad
Nama asli dari Sunan Drajad adalah
Syarifuddin Hasyim, merupakan Putra
dari Sunan Ampel. Dalam kehidupan
sehari-harinya beliau dikenal sebagai
Waliyullah yang bersifat sosial, dimana
dalam menjalankan aktivitas da‘wahnya
beliau tidak segan-segan untuk
menolong
masyarakat bawah serta memperbaiki kehidupan sosialnya. Adapun
polada‘wah yang dikembangkan beliau adalah :
Sunan Gunung Jati atau nama lengkapnya adalah Syarif Hidayatullah Putra
dari Syarif Abdullah dan Nyai larasantang. Sunan gunug jati atau Fathillah selain
seorang da‘ijuga dikenal sebagai pahlawan bangsa yang gigih melawan
penjajahan. Dalam mempertahankan daerah teritorialnya adalah dengan
mengintegrasikan dari ancaman penjajah. Beliau berhasil mematahkan
kekuasaan Protugis pada tanggal 22 juni 1527, yang kemudian menggantikan
Sunda Kelapa dengan Jayakarta (kemenangan yang paripurna).
7. Sunan Kalijaga
Salah satu Wali yang sangat terkenal bagi orang jawa adalah Sunan Kalijaga.
Ketenaran Wali ini adalah karena ia seorang ulama yang sakti dan cerdas. Ia
juga seorang politikus yang “mengasuh” para raja beberapa kerajaan Islam.
Selain itu sunan kalijaga juga dikenal sebagai budayawan yang santun dan
seniman wayang yang hebat.
Pola da‘wah yang telah dikembangkannya adalah:
a) Mendirikan pusat pendidikan di Kadilengu.
b) Berdakwah lewat kesenian.
c) Memasukkan hikayat-hikayat Islam ke dalam permainan wayang.
Dan beliau ini merupakan pencipta wayang kulit dan pengarang
buku-buku wayang yang mengandung
cerita dramatis dan berjiwa Islam.
8. Sunan Muria
Nama lain dari Sunan Muria adalah Raden Prowoto, Raden Umar
Syahid. Beliau adalah putra Sunan Kalijaga dan dewi saroh. Beliau
merupakan seorang sufi atau ahli thasawuf.
Seperti dengan wali-wali sebelumnya pola da‘wah yang beliau
kembangkan banyak yang serat dengan ajaran Islam yang berbentuk
seni. Adapun pola da‘wah yang dikembangkan oleh Sunan Muria
adalah:
a) Menjadikan daerah pelosok-pelosok pengunungan sebagai pusat
kegiatan da‘wah.
b) Berdakwah melalui jalur kesenian. Dengan menciptakan sinom,
kinanti, dan sebagainnya.
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
Walisongo atau Walisanga dikenal sebagai penyebar
agama Islam di tanah Jawa pada abad ke 14. Mereka tinggal
di tiga wilayah penting pantai utara Pulau Jawa, yaitu
Surabaya – Gresik – Lamongan – Tuban di Jawa Timur,
Demak-Kudus-Muria di Jawa Tengah, dan Cirebon di Jawa
Barat.
Era Walisongo adalah era berakhirnya dominasi Hindu-
Budha dalam budaya Nusantara untuk digantikan dengan
kebudayaan Islam. Mereka adalah simbol penyebaran Islam di
Indonesia, khususnya di Jawa. Tentu banyak tokoh lain yang
juga berperan. Namun peranan mereka yang sangat besar dalam
mendirikan Kerajaan Islam di Jawa, juga pengaruhnya terhadap
kebudayaan masyarakat secara luas serta dakwah secara
langsung, membuat para Walisongo ini lebih banyak disebut
dibanding yang lain.`