Anda di halaman 1dari 12

ISLAM BUDAYA JAWA

Perjalanan Dakwa Para Wali Di Tanah Jawa


DOSEN PENGAMPU ;
Masruchan,S Ag.M Pd

DISUSUN OLEH KELOMPOK 9:

Divina Aghni Lareza 222121216


Ismail 222121221
Layla Dzurriyatur R 222121223
Meitsnanisa Khoiri N 222121237

PROGRAM HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARI’AH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID

SURAKARTA

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana atas
rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “Strategi Dakwah yang dikembangkan oleh Wali Songo Di
Indonesia”.

Penulis menulis makalah ini semata-mata hanya untuk


menyelesaikan tugas dari guru mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.
Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih
yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam
menyelesaikan pembuatan makalah ini, khususnya kepada semua pihak
yang terlibat langsung dalam pembuatan makalah ini.

Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak


terdapat kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun
materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik
dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.

Surakarta, 10 Oktober 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......... .......... .......... .......... .......... .......... ..........

BAB I.......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... ......

PENDAHULUAN.......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... ..

A. LATAR BELAKANG.......... .......... .......... .......... .......... ...........

B. RUMUSAN MASALAH.......... .......... .......... .......... .......... ......

C. TUJUAN.......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... ...

BAB II.......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .....

PEMBAHASAN.......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .....

A. KOMUNIKASI VERBAL.......... .......... .......... .......... .......... ......

BAB III......... ......... ......... ......... ......... ......... ......... ......... ............

PENUTUP.......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... ..........

KESIMPULAN.......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... ......

DAFTAR PUSTAKA.......... .......... .......... .......... .......... .......... ..........

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejarah masuknya Islam ke wilayah Nusantara sudah berlangsung


demikian lama, sebagian berpendapat bahwa Islam masuk pada abad ke-7
M yang datang langsung dari Arab. Pendapat lain mengatakan bahwa
Islam masuk pada abad ke-13 M dan ada juga yang berpendapat bahwa
Islam masuk pada sekitar abad ke 9 M atau 11 M . Perbedaan pendapat
tersebut dari pendekatan historis semuanya benar, hal tersebut didasari
bukti-bukti sejarah serta penelitian para sejarawan yang menggunakan
pendekatan dan metodenya masing-masing.Peran Walisongo dalam proses
Islamisasi di tanah Jawa sangat besar. Tokoh Walisongo yang begitu dekat
dikalangan masyarakat muslim kultural Jawa sangat mereka hormati. Hal
ini karena ajaran-ajaran dan dakwahnya yang unik serta sosoknya yang
menjadi teladan serta ramah terhadap masyarakat Jawa sehingga dengan
mudah Islam menyebar ke seluruh wilayah Nusantara.

B. Tujuan
1. Ingin mengetahui siapa wali songo itu
2. Mampu memahami strategi dakwah wali
songo
C. Rumusan Masalah
1. Siapakah Wali Songo itu?
2. Bagaimana Strategi Dakwah yang dikembangkan Wali
Songo di Indonesia?

4
BAB II
PEMBAHASAN

1. Sunan Gresik

Nama lain dari Maulana Malik Ibrahim adalah Maulana Magribi, dan
Maulana Ibrahim. Terjadi perbedaan pendapat mengenai asal mula dari
Maulana Malik Ibrahim ini. Menurut tradisi atau babad Jawa, beliau
adalah seorang Ulama dari Tanah Arab, keturunan Zainal Abidin, cicit
Nabi Muhammad. Sementara itu, Hamka menulis bahwa beliau ini berasal
dari Kasyan, Persia, dan seorang bangsa Arab keturunan Rasulullah yang
datang ke Jawa sebagai penyebar agama Islam. Adapun pola
pengembangan da‘wah yang beliau lakukan adalah sebagai berikut :

a) Bergaul dengan Para Remaja. Analisis yang sederhana bahwa


dengan berinteraksi dengan para remaja akan membuat Malik
Ibrahim mengerti akan karakter para remaja tersebut dan
tentunya memudahkan beliau dalam menyebarkan agama
karena sudah paham bagaimana cara menyampaikan
kebenaran ajaran Islam kepada mereka tersebut .
b) Membuka pendidikan pesantren. Dimana anak-anak yang
ingin mendalami pengetahuan agama akan di didik yang pada
selanjutnya akan dipersiapkan sebagai kader Da‘i yang bisa
terjun kedalam masyarakat bahkan bisa membangun pondok-
pondok pesantren dalam hal mengabdikan ilmunya kepada
masyarakat. Dan pada selanjutnya pula dari pondok-pondok
tersebut akan kembali lahir para Da‘i handal. Dan begitulah
seterusnya hingga estapet perjalanan tersebut akan terus
berlanjut hingga saat ini.

5
2.Sunan Ampel

Gelar sunan Ampel adalah Raden Rahmat, sedangkan nama mudanya


adalah Ahmad Rahmatullah. Beliau adalah Putra dari Ibrahim Asmoro-
Kandi seorang Ulama Kamboja yang kemudian menikah dengan Putri
Majapahit. Beliau adalah orang yang mempelapori pendirian Mesjid
Agung Demak. Mesjid tersebutlah yang kemudian dirancang sebagai
sentral seluruh aktivitas pemerintah dan sosial kemasyarakat. Dan
kemudian hari Mesjid inilah yang kemudian dikenal dengan Mesjidnya
Para Wali.

Bila kita melihat sekilas dari apa yang telah dilakukan oleh Sunan Ampel,
seyogyanya bersesuaian dengan apa yang dipraktekkan oleh Rasulullah
ketika berada dimadinah yang menjadikan Mesjid sebagai tempat sentral
pemerintahan dan sebagai tempat penyelesaian berbagai masalah ataupun
sanketa. Dan selanjutnya Sunan Ampel juga menyiapkan dan melatih
generasi-generasi Islam yang selanjutnya akan diutus ke berbagai wilayah
lain.

3. Sunan Giri

Sunan giri adalah salah satu dari Wali Songo, yang bertugas
menyiarkan agama Islam dikawasan Jawa Timur, tepatnya didaerah
Gresik. Beliau hidup antara tahun 1365-1428 M. Ayahnya bernama
Maulana Ishaq, berasal dari Pasai. Ibunya bernama Sekardadu, Putri Raja
Blamblangan, Prabu Minaksembuyu. Nama kecil sunan giri adalah Jaka
samudra. Masa kecilnya diasuh oleh janda kaya raya, Nyai Gedhe Pinatih.
Menjelang dewasa Jaka Samudra berguru kepada Sunan Ampel. Jaka
Samudra diberi gelar oleh Sunan Ampel dengan gelar Raden Paku.

Adapun pola dakwah yang telah dikembangkan beliau adalah :

6
a) Membina kader da‘i inti, yaitu mereka yang di didik di perguruan Giri.

b) Mengembangkan Islam keluar pulau Jawa. Pola da‘wah yang


dikembangkannya dan tidak dilakukan oleh wali-wali sebelumnya adalah
usahanya mengirim anak muridnya ke pelosok-pelosok Indonesia untuk
menyiarkan Islam, misalnya Pulau Madura, Bawean, Kangean, bahkan
sampai ke Ternate dan Huraku yakni Kepulauan Maluku.

c) Menyelenggarakan Pendidikan bagi masyarakat secara luas, yaitu


dengan mewujudkan gemelan saketan, kesenian wayang kulit yang
sarat berisikan ajaran Islam, merintis permainan-permainan anak yang
berisikan ajaran Islam, serta mengarang lagu-lagu Jawa yang disisipi
dengan ajaran Islam.

4.Sunan Kudus

Nama lain dari sunan kudus adalah Ja’far Shadiq, Raden Undung atau
Raden Untung, dan Raden Amir Haji. Sunan kudus terkenal sebagai ulama
yang besar yang menguasai Ilmu Hadist, Ilmu Tafsir Al-Qur’an, Ilmu
Sastra, Mantik dan terutama sekali Ilmu Fikih. Dengan ketinggian ilmunya
itulah, maka kemudian beliau dijuluki “Waliyul ‘Ilmi: yang artinya Wali
yang menjadi gudang ilmu.

Beliau adalah seorang pujuangga besar yang memiliki kreativitas


yang mampu mengarang dongeng-dongeng pondok yang besifat dan
berjiwa seni Islam. Dan dengan kreativitas yang dimiliki beliau tersebut.
Beliau mampu membaur dengan masyarakat, meleburkan diri dengan
budaya setempat dan mampu menarik simpati masa yang pada selanjutnya
ini dimanfaatkan untuk syiar da‘wah Islam.

5. Sunan Bonang

Sunan Bonang mendapat julukan nama Prabu Nyakrokusumo.


Namun ketika remaja Sunan Bonang memiliki nama Maulana

7
Makhdum Ibrahim. Beliau adalah Putra Sunan Ampel dan Nyai
Ageng Manila. Program da‘wah yang dilakukanya adalah

Pemberdayaan dan peningkatan jumlah dan mutu kader da‘iMemasukkan


pengaruh Islam kedalam kalangan bangsawan karaton Majapahit. Terjun
langsung ketengah-tengah masyarakat.Dalam berinteraksi dengan
masyarakat tersebut beliau menciptakan gending-gending atau tembang
tembang jawa yang serat dengan misi atau pembukuan da‘wah.Kodifikasi
pesan da‘wahatau ajaranya dilakukan oleh murid-muridnya. Kitab ini ada
yang berbentuk puisi maupun prosa Kitab inilah yang kemudian dikenal
dengan Suluk Sunan Bonang.

6. Sunan Drajad

Nama asli dari Sunan Drajad adalah Syarifuddin Hasyim, merupakan Putra
dari Sunan Ampel. Dalam kehidupan sehari-harinya beliau dikenal sebagai
Waliyullah yang bersifat sosial, dimana dalam menjalankan
aktivitas da‘wahnya beliau tidak segan-segan untuk menolong masyarakat
bawah serta memperbaiki kehidupan sosialnya. Adapun polada‘wah yang
dikembangkan beliau adalah :

a) Mendirikan pusat-pusat pos bantuan.


b) Membuat kampung-kampung percontohan.
c) Menanamkan ajaran kolektivisme, yaitu ajaran untuk bergotong royang.
d) Di bidang kesenian beliau menciptakan tembang-tembang jawa, yaitu
pangkur.Disini kita bisa melihat bahwa Sunan Drajad dalam
menjalankan da‘wahnyamengutamakan prinsip sosial kemasyarakatan dan
dengan ini pula beliau dapat membangun rasa saling butuh dan saling tolong
menolong dalam masyarakat tersebut hingga tidak ada masyarakat yang merasa
kesusahan, dan dengan ini juga masyarakat tersebut akan lebih mudah
ditanamkan rasa keimanan yang kuat, yang selalu melaksanakan perintah dan
ajaran agama.

7. Sunan Gunug Jati

8
Sunan Gunung Jati atau nama lengkapnya adalah Syarif
Hidayatullah Putra dari Syarif Abdullah dan Nyai larasantang. Sunan
gunug jati atau Fathillah selain seorang da‘ijuga dikenal sebagai pahlawan
bangsa yang gigih melawan penjajahan. Dalam mempertahankan daerah
teritorialnya adalah dengan mengintegrasikan dari ancaman penjajah.
Beliau berhasil mematahkan kekuasaan Protugis pada tanggal 22 juni
1527, yang kemudian menggantikan Sunda Kelapa dengan Jayakarta
(kemenangan yang paripurna).

Strategi metode pengembangan da‘wah yang dilakukan Sunan


Gunung Jati lebih terfokus pada job description atau pembagian tugas
diantaranya:

a) Melakukan pembinaan intern kesultanan dan rakyat yang masuk dalam


wilayah Demak ditangan Wali senior. Dengan program utamanya adalah
masyarakat Jawa Timur danJawa Tengah harus segera diislamkan sebab
mereka merupakan kekuatan pokok. SunanGunung Jati
mengorientasikan da‘wahnya pada pertahanan di Jawa bagian Barat dari
ekspansi Asing.

b) Melakukan pembinaan terhadap luar daerah dengan menyerahkan


tanggung jawabnya kepada para pemuda.

8. Sunan Kalijaga

Salah satu Wali yang sangat terkenal bagi orang jawa adalah
Sunan Kalijaga. Ketenaran Wali ini adalah karena ia seorang ulama yang
sakti dan cerdas. Ia juga seorang politikus yang “mengasuh” para raja
beberapa kerajaan Islam. Selain itu sunan kalijaga juga dikenal sebagai
budayawan yang santun dan seniman wayang yang hebat.

Pola da‘wah yang telah dikembangkannya adalah:

a) Mendirikan pusat pendidikan di Kadilengu.

b) Berdakwah lewat kesenian.

9
c) Memasukkan hikayat-hikayat Islam ke dalam permainan wayang. Dan
beliau ini merupakan pencipta wayang kulit dan pengarang buku-buku
wayang yang mengandung cerita dramatis dan berjiwa Islam.

9. Sunan Muria

Nama lain dari Sunan Muria adalah Raden Prowoto, Raden Umar
Syahid. Beliau adalah putra Sunan Kalijaga dan dewi saroh. Beliau
merupakan seorang sufi atau ahli thasawuf.

Seperti dengan wali-wali sebelumnya pola da‘wah yang beliau


kembangkan banyak yang serat dengan ajaran Islam yang berbentuk seni.
Adapun pola da‘wah yang dikembangkan oleh Sunan Muria adalah:

a) Menjadikan daerah pelosok-pelosok pengunungan sebagai pusat


kegiatan da‘wah.

b) Berdakwah melalui jalur kesenian. Dengan menciptakan sinom, kinanti,


dan sebagainnya.

10
III
PENUTUP
KESIMPULAN
Walisongo atau Walisanga dikenal sebagai penyebar agama Islam di
tanah Jawa pada abad ke 14. Mereka tinggal di tiga wilayah penting pantai
utara Pulau Jawa, yaitu Surabaya-Gresik-Lamongan-Tuban di Jawa Timur,
Demak-Kudus-Muria di Jawa Tengah, dan Cirebon di Jawa Barat.

Era Walisongo adalah era berakhirnya dominasi Hindu-Budha dalam


budaya Nusantara untuk digantikan dengan kebudayaan Islam. Mereka
adalah simbol penyebaran Islam di Indonesia, khususnya di Jawa. Tentu
banyak tokoh lain yang juga berperan. Namun peranan mereka yang
sangat besar dalam mendirikan Kerajaan Islam di Jawa, juga pengaruhnya
terhadap kebudayaan masyarakat secara luas serta dakwah secara
langsung, membuat para Walisongo ini lebih banyak disebut dibanding
yang lain.

11
IV

DAFTAR PUSTAKA

Sofwan, Ridin. 2004. Islamisasi di Jawa. Malang: UIN Press.

Sutrisno, Budiono Hadi. 2007. Wali Songo. Yogjakarta: Media


Pustaka.

Illahi, Wahyu dan Harjani Hefni. 2007. Sejarah Dakwah. Bandung:


Kencana.

12

Anda mungkin juga menyukai