Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PERAN WALI SANGA DI INDONESIA

DISUSUN OLEH :

Nama : Meri Pujianti

: Wulan Nisa

: Elisa Hasanah

: Evi Kodariah

: Ujang Barli

: Ujang Saepurohman

YAYASAN AS-SIDIQ CIKOPO

MADRASAH ALIYAH AL-MUNAWWIR


TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan taufik dan hidayah-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul PERAN WALISONGO

DALAM PENYEBARAN AGAMA ISLAM dengan baik. Shalawat dan salam penulis

ucapkan kepada Nabi Muhammad saw. yang merupakan tauladan bagi kaum muslimin.

Makalah ini penulis selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, penulis ucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang telah berkontribusi

dalam penyelesaian makalah ini. Makalah ini masih memiliki kekurangan, baik dari segi tata

bahasa, susunan kalimat maupun isi. Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran dari

pembaca. Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah

ilmu pengetahuan pembaca.

Garut, 28 September 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN.....................................................................................................................3
A. Latar Belakang................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah............................................................................................................3
BAB II
PEMBAHASAN……………………………………………………………………….……..4
A. Pengertian Walisongo …………………………………………………………….…..4
B. Biografi Walisongo ………………………………………………………………….…5
C. Strategi Dakwah Walisongo …………………………………………………………...5
BAB III
PENUTUP …………………………………………………………………………………..10
A. Kesimpulan ………………………………………………………………………...10
B. Saran ………………………………………………………………….…………...10
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………....11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyebaran Islam ke nusantara tidak merata,di awali di ujung pulau Sumatera,


kemudian menyebar ke wilayah melayu serantau dan Pulau Jawa. Hal ini karena wilayah
nusantara terdiri banyak pulau
Pada abad 15 para saudagar muslim telah mencapai kemajuan pesat dalam usaha bisnis
dan dakwah hingga mereka memiliki jaringan di kota-kota bisnis di sepanjang pantai Utara.
Komunitas ini dipelopori oleh Walisongo yang membangun masjid pertama di tanah Jawa,
Masjid Demak yang menjadi pusat agama yang mempunyai peran besar dalam menuntaskan
Islamisasi di seluruh Jawa. Walisongo berasal dari keturunan syeikh ahmad bin isa muhajir
dari hadramaut. Beliau dikenal sebagai tempat pelarian bagi para keturunan nabi dari arab
saudi dan daerah arab lain yang tidak menganut syiah.
Penyebaran agama Islam di Jawa terjadi pada waktu kerajaan Majapahit runtuh disusul
dengan berdirinya kerajaan Demak. Era tersebut merupakan masa peralihan kehidupan
agama, politik, dan seni budaya. Di kalangan penganut agama Islam tingkat atas ada
sekelompok tokoh pemuka agama dengan sebutan Wali. Zaman itu pun dikenal sebagai
zaman “kewalen”. Para wali itu dalam tradisi Jawa dikenal sebagai “Walisanga”, yang
merupakan lanjutan konsep pantheon dewa Hindhu yang jumlahnya juga Sembilan orang. [2]
Adapun Sembilan orang wali yang dikelompokkan sebagai pemangku kekuasaan pemerintah
yaitu Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Giri,
Sunan Muria, Sunan Kudus, Sunan Kalijaga, dan Muria.

B. Rumusan Masalah
1) Apa pengertian Walisongo?
2) Siapa saja nama-nama Walisogo?
3) Bagaimana peran walisongo dalam penyebaran Islam di Indonesia?

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Walisongo
Kata Walisongo diartikan dengan wali yang berjumlah sembilan (songo/sanga dalam
bahasa jawa yang berarti sembilan). Namun demikian terdapat beberapa penafsiran lain. Kata
sanga merupakan perubahan dari kata arab tsana yang berarti terpuji. Sehingga Walisongo
berarti wali yang terpuji. Penafsiran lain, menjelaskan bahwa kata sanga diambil dari kata
sangha yang dalam agama budha berartri jama’ah para biksu (Ulama’) sehingga walisongo
berarti perkumpulan para wali yang terhimpun dalam suatu lembaga dakwah.
Walisongo berarti sembilan orang wali, mereka adalah Maulana Malik Ibrahim, Sunan
Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan
Muria serta sunan Gunung Jati.
Keberhasilan Islamisasi jawa merupakan hasil perjuangan dan kerja keras Walisongo.
Proses islamisasi ini sebagian besar berjalan secara damai, nyaris tanpa konflik, baik polotik
maupun kultural, meskipun terdapat konflik, skalanya sangat kecil, sehingga tidak
mengesankan sebagai perang, kekerasan ataupun pemaksaan budaya. Penduduk jawa
menganut dengan suka rela. Walisongo menerapkan metode dakwah yang akomodatif, dan
lentur, sehingga kehadiran mereka bisa diterima dengan baik oleh masyarakat. Kehadiran
para wali ditengah-tengah masyarakat jawa tidak dipandang sebagai ancaman. Dengan
kepiwaianya para wali menggunakan unsur-unsur bedaya lama (Hindu atau Budha) sebgai
media dakwah mereka. Sedikit demi sedikit mereka memasukan nilai-nilai ajaran Islam
kedalam unsur-unsur lama itu. Metode ini sering disebut metode sinkretisme.
Periode walisongo adalah era berakhirnya dominasi Hindu Budha dalam budaya
nusantara untuk digantikan dengan kebudayaan Islam. Mereka adalah simbol penyebaran
Islam di Indonesia khusunya dijawa. Tentu banyak tokoh lain yang juga berperan. Namun
peranan sangat besar yang mereka mainkan tidak hanya dalam kontek sejarah pendirian
kerajaan islam dijawa, juga pengaruhnya yang begitu besar dalam kehidupan dan
pembentukan kebudayaan masyarakat. Pemikiran dan gerakan yang dilakuka para wali ini

4
dalam pengembangan dakwah Islam secara langsung, membuat ”sembilan wali” ini lebih
banyak disebut dibanding dengan yang lain. Dalam kata lain, masing-masing tokoh tersebut
mempunyai peran yang unik dalam penyebaran Islam. Mulai dari Maulana Malik Ibrahim
yang menempatkan diri sebagai ”Tabib” bagi kerajaan Hindu majapahit, Sunan Giri yang
disebut para Kolonialis sebagai ”Paus dari timur” hingga sunan Kalijaga yang mencipta karya
kesenian dengan menggunakan nuansa yang dapat dipahami masyarakat jawa yakni nuansa
hindu dan Budha.

B. Biografi Walisongo

1. Sayikh Maulana Malik Ibrahim (w. 882 H/1419 M)

Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim adalah nama salah seorang Walisongo, yang
dianggap yang pertama kali menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Ia dimakamkan di desa
Gapurosukolilo, Gresik. Maulana Malik Ibrahim dipandang sebagai "Bapak (Ayah) spiritual
Walisongo".

Kelahiran: Kashan, Iran

Meninggal: 8 April 1419, Kabupaten Gresik

Murid : Sunan Ampel, Sunan Ngudung, Ali Murthada

• Strategi Dakwah Sayikh Maulana Malik Ibrahim

Pertama : Maulana Malik Ibrahim pada awal dakwahnya menggunakan pendekatan


kekeluargaan dengan menawarkan putrinya untuk di peristri oleh Raja Majapahit. Namun
upaya ini tidak berhasil.

Kedua : Mengambil jalur pendidikan dengan mendirikan pesantren.

2. Sunan Ampel atau Raden Rahmat (w. 1406 M)

Sunan Ampel adalah salah seorang wali di antara Walisongo yang menyebarkan ajaran
Islam di Pulau Jawa. Ia lahir pada tahun 1401 di Kerajaan Champa tepatnya di kota Phan
Thiết, Vietnam.

Kelahiran: 1401, Kerajaan Champa


5
Meninggal: 1481, Kesultanan Demak

Pasangan: Nyai Ageng Manila

Anak : Sunan Bonang, Sunan Drajat, Siti Syari’ah, Asyikah

• Strategi Dakwah Sunan Ampel

Pertama : Membangun pesantren di Ampel Denta dekat Surabaya.

Kedua : Melakukan pendekatan dengan tokoh masyarakat

Ketiga : Melakukan dakwah dengan cara membangun jaringan kekerabatan

secara lebih luas.

3. Sunan Bonang atau Raden Maulana Makdum Ibrahim (w. 1525 M)

Sunan Bonang dilahirkan pada tahun 1465 di Rembang dengan nama Raden Maulana
Makdum Ibrahim. Dia adalah putra Sunan Ampel dan Nyai Ageng Manila, ia memiliki
keterampilan dibidang sastra dan seni. Hal ini membuat banyak orang menjuluki seniman
yang mengajarkan Islam.

Kelahiran: 1465, Tuban

Meninggal: 1525, Pulau Bawean

Anak : Jayeng Katon, Dewi Ruhil, Jayeng Rono

• Strategi Dakwah Sunan Bonang

Pertama : Pendekatan dengan akulturasi budaya.

4. Sunan Kalijaga atau Raden Mas syahid (w. Abad 15)

6
Sunan Kalijaga adalah seorang tokoh Walisongo, dikenal sebagai wali yang sangat lekat
dengan muslim di Pulau Jawa, karena kemampuannya memasukkan pengaruh Islam ke dalam
tradisi dan budaya Jawa. Makamnya berada di Kadilangu, Demak. Masa hidup Sunan
Kalijaga diperkirakan mencapai lebih dari 100 tahun.

Kelahiran: 1450, Tuban

Meninggal: 1513, Kadilangu, Demak

Pasangan: Dewi Saroh

Anak : Sunan Muria, Dewi Sofiah, Dewi Rakayuh

• Strategi Dakwah Sunan Kalijaga

Pertama : Sunan Kalijaga berdakwah dengan menggunakan pendekatan kultural.

Kedua : Memainkan wayang sebagai media dakwah.

5. Sunan Giri atau Raden Ainul Yaqin (w. Abad 15)

Sunan Giri adalah nama salah seorang Walisongo dan pendiri kerajaan Giri Kedaton,
yang berkedudukan di daerah Gresik, Jawa Timur. Sunan Giri membangun Giri Kedaton
sebagai pusat penyebaran agama Islam di Pulau Jawa yang pengaruhnya bahkan sampai ke
Madura, Lombok, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku.

Kelahiran: 1442, Kerajaan Blambangan

Meninggal: 1506, Giri

Anak : Sunan Dalem, Nyai Ageng Seluluhur, Ratu Gede Saworasa dan Sunan Kulon.

• Strategi Dakwah Sunan Giri

Pertama : Menggunakan cara yang ramah kepada masyarakat.

Kedua : Menggunakan seni tradisional Jawa.

6. Sunan Drajat atau Raden Qasyim (w. 1522 M)

7
Sunan Drajat adalah salah satu sunan dari sembilan sunan Wali Songo. Nama kecilnya
adalah Raden Qasim, kemudian mendapat gelar Raden Syarifudin. Sunan Drajat diperkirakan
lahir pada tahun 1470 Masehi. Dia adalah putra dari Sunan Ampel dari istri kedua yang
bernama Dewi Candrawati. Sunan Ampel terkenal karena kecerdasannya, dan ia merupakan
saudara dari Sunan Bonang.

Kelahiran: 1470

Meninggal: 1522, Kecamatan Paciran

Anak : Dewi Wuryan, Rekyana, Sandi

• Strategi Dakwah Sunan Drajat

Pertama : Lewat pengajian secara langsung di masjid atau langgar.

Kedua : Melalui penyelenggaraan pendidikan di pesantren.

Ketiga : Memberi fatwa atau petuah dalam menyelesaikan suatu masalah.

Keempat : Melalui kesenian tradisional.

7. Sunan Kudus atau Raden Ja'far Shadiq

Sunan Kudus adalah ulama yang dimasukkan dalam daftar Wali Songo. Nama lahirnya
adalah Ja'far Shodiq. Ia adalah putra Sayyid Utsman Haji dengan Siti Syari'ah.

Kelahiran: 9 September 1400, Kesultanan Utsmaniyah

Meninggal: 5 Mei 1550, Kabupaten Kudus

Anak: Amir Hasan, Panembahan Karimun, Nyai Ageng Pambayun, Panembahan Jaka.

• Strategi Dakwah Sunan Kudus

Pertama : Strategi pendekatan kultur(sunan Kudus mengarahkan masyarakat Hindu-Budha


ke dalam budaya Islam).

8. Sunan Muria atau Raden Umar Said (w.abad 15)

Sunan Muria, lahir dengan nama Raden 'Umar Said, adalah tokoh Walisanga,

8
putra dari Raden Said dengan Dewi Saroh, putri SyekhMaulana Ishaq, Dewi Saroh juga
keturunan trah Sultan Malikussaleh Kesultanan Samudera Pasai dari jalur ibu Sultanah Pasai.

Meninggal: 1551, Kecamatan Dawe

Kebangsaan: Indonesia

Tempat pemakaman: Makam Sunan Muria

Orang tua: Sunan Kalijaga, Dewi Saroh

Anak: Sunan Nyamplungan, Raden Ayu Nasiki, Pangeran Santri

Saudara kandung: Dewi Sofiah, Dewi Rakayuh

Kakek-Nenek: Tumenggung Wilatikta, Dewi Retno Dumilah

• Strategi Dakwah Sunan Muria

Pertama : Bergaul bersama rakyat jelata sembari mengajarkan beragam keterampilan,


seperti bercocok tanam, berdagang, serta kesenian.

9. Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah (w. 1570 M)

Sunan Gunung Jati, lahir dengan nama Syarif Hidayatullah atau Sayyid Al-Kamil adalah
salah seorang dari Walisongo, ia dilahirkan Tahun 1448 Masehi dari pasangan Syarif
Abdullah Umdatuddin bin Ali Nurul Alam dan Nyai Rara Santang, Putri Sri Baduga
Maharaja Prabu Siliwangi dari Kerajaan Padjajaran.

Kelahiran: 1448, Kairo, Mesir

Meninggal: 19 September 1568, Keraton Kasepuhan Cirebon, Cirebon

Pasangan: Nyai Pakungwati

Anak: Maulana Hasanuddin, Ratu Wulung Ayu

• Strategi Dakwah Sunan Gunung Jati

Pertama : Memperkuat kehidupan politis.

Kedua : Memperluas wilayah.

9
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari pembahasan dalam makalah “Perkembangan Islam di Jawa pada masa


permulaan dan peran Walisongo” dapat disimpulkan bahwa Islam masuk ke Jawa melalui
berbagai jalur, antara lain melalui jalur perdagangan, tasawuf, pendidikan, politik, kesenian,
serta pernikahan. Tetapi jalur yang paling mendominasi dalam pengislamisasian di Jawa
adalah jalur perdagangan. Karena pada saat itu Jawa merupakan daerah strategis untuk jalur
perlintasan perdagangan dengan negara-negara Timur Tengah yang mayoritas lebih dahulu
beragama Islam. Dalam hal pengislamisasian Islam di daerah Jawa, walisongo memang
sangat berperan, walaupun sebelum walisongo datang, terdapat fakta-fakta yang
menunjukkan bahwa Islam di Jawa telah ada di zaman sebelum kedatangan walisongo.
Setelah walisongo datang ke Jawa, Islam menjadi semakin diminati sebagai agama
masyarakat sekitar. Dengan statement seperti itu, ternyata masyarakat sekitar yang pada
awalnya menduduki kasta Sudra, akhirnnya memilih Islam sebagai agama mereka yang tidak
mengenal pengkastaan. Kemudian Sunan Kalijogo dengan kekhasannya dalam
mendakwahkan Islam melalui kesenian wayang yang digemari masyarakat pada waktu itu,
ternyata juga mengundang minat masyarakat untuk memasuki agama Islam sebagai agama
ketauhidan yang mengenal Allah sebagai Tuhan mereka. Dan otomatis masyarakat dengan
sendirinya meninggalkan ajaran animisme dan dinamisme oleh nenek moyang mereka. Dan
masih banyak lagi peran Sunan-sunan yang dengan trik-triknya mendakwahkan Islam di Jawa
melalui pesantren, pembangunan masjid, tembang Jawa, gamelan, serta hal-hal lain yang
mengundang minat masyarakat pada waktu itu sehingga Islam meluas di Jawa sampai dewasa
ini.

10
B. Saran
Penulis menyadari banyak terdapat kekeliruan dalam penulisan makalah ini, maka
penulis mengharapkan saran dari para pembaca demi kesempurnaan pada penulisan
makalah-makalah kami selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.walisembilan.com/sunan-bonang-yekh-maulana-makdum-ibrahim/

2. http://www.walisembilan.com/sunan-drajat-raden-qasim/

3. https://id.wikipedia.org/wiki/Sunan_Drajat

4. http://m.ceritamu.com/info/wali-songo/sunan-drajat/biografi

5. http://ceritaislami.net/mengetahui-kisah-bagaimana-cara-sunan-drajat-berdakwah/

6.https://www.facebook.com/permalink.php?id=158745520941674&story_fbid=161962300619996

7. http://nurnadhroh.blogspot.co.id/2014/05/sunan-drajat-memperkenalkan-ajaran.html

8 https://majeliswalisongo.wordpress.com/2010/06/03/strategi-dakwah-wali-songo/

9. http://kumpulanmakalah2012.blogspot.co.id/2015/01/makalah-strategi-dakwah-strategi-
dakwah.html

10. http://biografi-orang-sukses-dunia.blogspot.co.id/2013/10/biografi-sunan-bonang-wali-songo.html

11. https://id.wikipedia.org/wiki/Sunan_Bonang

11

Anda mungkin juga menyukai