Disusun Oleh :
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai
penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang..................................................................................... 1
1.2 RumusanMasalah................................................................................ 3
1.3 TujuanPenulisan.................................................................................. 3
1.4 ManfaatPenulisan................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 PengertianWalisongo.......................................................................... 5
2.2 PeranWalisongo Dalam Penyebaran Agama Islam............................. 6
2.3 Strategi Dakwah Walisongo dalam Penyebaran Agama Islam .......... 7
2.4 AjaranDakwahWalisongo................................................................... 8
BAB III KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
3.1 Kesimpulan......................................................................................... 11
3.2 Saran................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 12
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TujuanPenulisan
1. Mengetahiu apa yang di maksud dengan Walisongo.
2. Mengetahui peran Walisongo dalam Penyebaran agama lslam.
3. Mengetahui Strategi dakwah yang dilakukan Walisongo dalam menyebarkan ajaran
islam.
4. Mengetahui apa saja ajaran dakwah Walisongo.
3
1.4 Manfaat Penulisan
Penulisan ini dapat menambah wawasan mengenai Walisongo mulai dari ajaran dakwah
yang di sampaikan, strategi dakwah, dan juga peran Walisongo dalam penyebaran ajaran islam di
Nusantara. Serta Mengetahui sikap kita terhadap ajaran yang dibawakan dan cara kita untuk tetap
mempertahankan ajaran yang dibawakan.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Wali Songo merupakan sebutan bagi 9 ulama yang menyebarkan agama Islam di
Nusantara tepatnya di tanah Jawa. Kata "Wali Songo" ini terdiri dari dua suku kata yakni
"Wali" dan "Songo". Kata "Wali" ini berasal dari bahasa Arab yang artinya orang yang
dipercaya atau yang ditugaskan. Sedangkan kata "Songo" ini berasal dari bahasa Jawa yang
artinya sembilan. Sehingga istilah "Wali Songo" ini sering diartikan sebagai sembilan wali
atau sembilan orang yang dipercaya. Adapun ulama yang termasuk dalam Wali Songo ini
biasa dipanggil dengan "Sunan" yang mana di dalam budaya Jawa panggilan itu merupakan
panggilan kepada orang yang diagungkan atau dihormati.
Wali Songo dikenal sebagai penyebar agama Islam di tanah Jawa pada abad ke 14.
Mereka tinggal di tiga wilayah penting pantai utara Pulau Jawa, yaitu Surabaya - Gresik -
Lamongan - Tuban di Jawa Timur, Demak - Kudus - Muria di Jawa Tengah, dan Cirebon di
Jawa Barat. Era Walisongo adalah era berakhirnya dominasi Hindu-Budha dalam budaya
Nusantara untuk digantikan dengan kebudayaan Islam. Mereka adalah simbol penyebaran
Islam di Indonesia, khususnya di Jawa. Tentu banyak tokoh lain yang juga berperan. Namun
peranan mereka yang sangat besar dalam mendirikan Kerajaan Islam di Jawa, juga
pengaruhnya terhadap kebudayaan masyarakat secara luas serta dakwah secara langsung,
membuat para Walisongo ini lebih banyak disebut dibanding yang lain.
Dari nama para Walisongo tersebut, pada umumnya terdapat 9 nama yang dikenal sebagai
anggota Walisongo yang paling terkenal, yaitu:
1. Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim
2. Sunan Ampel atau Raden Rahmat
3. Sunan Bonang atau Raden Makhdum Ibrahim
4. Sunan Drajat atau Raden Qasim
5. Sunan Kudus atau Ja'far Shadiq
6. Sunan Giri atau Raden Paku atau Ainul Yaqin
7. Sunan Kalijaga atau Raden Sahid
8. Sunan Muria atau Raden Umar Said
9. Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah
5
Untuk mengenang jasa para wali tersebut, masyarakat melakukan kegiatan ziarah
dengan tujuan kesembilan makam para wali. Ziarah Wali Songo sudah biasa dilakukan oleh
umat muslim khususnya di Pulau Jawa. Walaupun kesembilan makam ini berada di Pulau
Jawa, namun para pengunjungnya juga banyak yang berasal dari luar pulau.
6
dan budaya Islam. Hal ini tampak pada perubahan tingkah laku dan perubahan budaya
masyarakat sesudah menerima ajaran agama Islam, misalnya pola makan. Islam
mengajarkan makanan yang halal dan haram. Dalam perkawinan, pernikahan secara
Islam perlu dihadirkan penghulu dan mengucap kalimat Syahadat.
Para wali juga menghasilkan budaya baru sebagai asimilasi budaya, yaitu
menggabungkan kebudayaan Islam dan kebudayaan setempat. Contohnya seperti
Sekatenan di Solo, Grebed Syawal di Yogyakarta, Besaran di Demak dan Halal bi
Halal di seluruh Indonesia. Para Wali juga mengembangkan pengetahuan dan menulis
buku. Misalnya kitab bonang yang dikarang oleh Sunan Bonang, yang sekarang
disimpan di Belanda.
6) Peranan Walisogo di bidang dakwah dalam penyebaran agama islam. Peran
Walisongo cukup dominan pada bidang dakwah. Dalam menyebarkan agama islam,
Walisongo berkeliling dari satu daerah ke daerah lainnya. Sarana yang digunakan
dalam dakwah berupa pesantren-pesantren yang dipimpin para Walisongo, media
kesenian seperti wayang, dan pertunjukan-pertunjukan tradisional. Salah satu karya
yang bersejarah dari Walisongo adalah adanya bangunan masjid Demak.
7
4. Strategi Pendekatan Sosial
Sunan Muria dan Sunan Drajat, mereka memilih untuk berdakwah pada
masyarakat kecil di desa-desa daripada rakyat bangsawan. Sasaran dakwah Sunan
Muria adalah pedagang, nelayan dan rakyat jelata. Sementara itu, Sunan Drajat
dengan cara memberikan pemahaman tentang ajaran Islam seperti kedermawanan,
pengentasan kemiskinan, usaha menciptakan kemakmuran, solidaritas sosial, dan
gotong-royong.
5. Strategi Pendekatan Kebudayaan
Sunan Kalijaga dan Sunan Bonang lebih menonjol menggunakan pendekatan
kultural. Sunan Kalijaga mengenalkan Islam kepada penduduk melalui
pertunjukan wayang yang sangat digemari oleh masyarakat, tembang-tembang
macapat, dan permainan untuk anak-anak. Sunan Bonang menjadi dalang yang
memainkan wayang dan menciptakan tembang macapat. Selain itu, Sunan Bonang
dianggap sebagai pencipta gending pertama yaitu bonang dalam rangka
mengembangkan ajaran Islam di pesisir utara Jawa Timur. Sehingga salah satu
gamelan Jawa yang sering digunakan untuk berdakwah yaitu bonang.
Ajaran islam yang diajarkan oleh kesembilan wali tersebut yaitu diterapkan dengan
sedikit demi sedikit atau tadrij (bertahap) tidak dilakukan secara instan atau mendadak.
Ajaran atau cara dakwah islam walisongo berbeda-beda, yaitu:
a) Sunan Bonang
Sunan Bonang dalam menyebarkan ajaran islam menggunakan cara menyesuaikan
diri terhadap corak kebudayaan masyarakat Jawa. Yang dimana dilakukan oleh Sunan
Bonang, yaitu melalui bidang kesenian dengan menciptakan gending jawa yang
memiliki nilai keislaman, salah satu gending yang diciptakan, yaitu berjudul tombo ati
yang masih bisa kita dengar hingga saat ini.
b) Sunan Giri
Sunan Giri, beliau menciptakan tembang-tembang dolanan anak kecil yang bernafas
islami, seperti muran, cublak suweng, dan lain-lain.
c) Sunan Kalijaga
Sunan Kalijaga menyebarkan ajaran islam dengan menggunakan wayang kulit sebagai
media dakwahnya, beliau menceritakan ajaran-ajaran islam melalui pertunjukan
8
wayang kulit yang digelarnya, selain wayang beliau berdakwah melalui seni ukir dan
suara lagu yang berhasil diciptakan salah satunya yaitu Gundul Pacul, lir-ilir yang
hingga saat ini masih populer. Lagu lir-ilir tersebut diciptakan untuk membangun
semangat manusia agar selalu berdzikir kepada Allah SWT. Dan masih banyak ajaran
dan metode dakwah lainnya yang dilakukan oleh para walisongo.
d) Sunan Drajat
Beliau mendirikan musholla atau surau yang sekaligus dimanfaatkan untk tempat
berdakwah. Beliau juga mengadakan pendekatan kepada rakyat dengan menggunakan
kesenian rakyat sebagai media dakwahnya.
e) Sunan Ampel
Sunan Ampel dalam menyebarkan ajaran islam menggunakan metode pembaruan dan
pendekatan intelektual dan menggunakan metode budaya dan media seni untuk
menyebarkan islam. Selain itu juga beliau melakukan upaya akulturasi dan asimilasi
dari aspek budaya, pra-islam dengan islam, baik melalui jalan sosial, budaya, politik,
ekonomi, mistik, religi, dan tradisi keagamaan.
f) Sunan Kudus
Sunan Kudus memiliki keahlian khusus dalam bidang agama, terutama dalam ilmu
fikih, tauhid, hadits, tafsir, serta logika. Sunan Kudus mendapatkan julukan wali al-
alim (wali yang luas ilmunya). Sunan Kudus menciptakan berbagai citra keagamaan.
Yang paling terkenal adalah Gending Maskumambang dan Mijil. Cara-cara dakwah
Sunan Kudus adalah:
a. Membiarkan adat istiadat lama yang sulit diubah
b. Menghindarkan konfrontasi secara langsung dalam menyiarkan agama islam
c. Merangkul masyarakat hindu seperti larangan menyembelih sapi karena dalam
agama Hindu sapi adalah binatang suci dan keramat.
g) Sunan Muria
Sunan Muria dalam menggunakan cara halus yang mana sasaran dakwah beliau
adalah para pedagang, nelayan, dan rakyat jelata. beliau adalah salah satu wali yang
mempertahankan kesenian gamelan dan wayang sebagai alat dakwah dan beliau
pulalah yang menciptakan tembang Sinom dan Kinanthi. Beliau banyak mengisi
tradisi jawa dengan nuansa islami seperti nelung dino, mitung dino, nyatus dino, dan
sebaginya.
9
mengajarkan cara bercocok tanam kepada masyarakat kelas bawah yang selama ini
dipandang sebelah mata oleh ajaran Hindu. Karena ajaran dakwah inlah, ajaran agama
islam secara perlahan-lahan diterima baik oleh masyarakat setempat.
Konsep islam wasathiyah atau moderasi beragama dilakukan oleh walisongo dengan
tujuan mempermudah menyebarluaskan ajaran islam dan agama islam dapat diterima dengan
baik oleh masyarakat luas. Selain itu, agar masyarakat mengenal agama islam sebagai agama
rohmatan lil ‘alamin yang mana tidak membedakan agama, ras, warna kulit, suku bangsa dan
nasab atau keturunan. Dalam agama islam semua sama rata tidak ada yang membedakan
terkecuali takwa dari tiap-tiap orang islam itu sendiri.
BAB III
10
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
12
Peran Walisongo dalam
moderasi beragama pun juga
patut untuk diteladani,
meskipun
cara-cara yang meraka
gunakan dalam menyebarkan
agama islam berbeda- beda,
namun
intinya tetap hanya pada
satu tujuan, yakni
menyebarluaskan maksud
dari moderasi
beragama.
13
Dari strategi dan pendekatan dakwah Wali Songo diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa sangat banyak sekali pembahasan tentang model dakwah Wali Songo
seperti metode pendidikan, dan metode seni budaya dalam mengakulturasikan ajaran
hindu budha yang banyak dianut oleh masyarakat jawa kepada ajaran islam supaya menarik
terhadap peminat masyarakat jawa. Dalam meyebarkan ajaran islam wali songo
menggunakan cara kasih sayang dan lemah lembut serta tanpa unsur paksaan akan
tetapidengan cara merangkul dari berbagai macam kalangan. Selain itu para wali
songo menyebarkan agama islam dengan berbagai cara dilakukan. Peran Wali songo dalam
moderasi beragama pun juga patut untuk diteladani, meskipuncara-cara yang meraka
gunakan dalam menyebarkan agama islam berbeda- beda, namun intinya tetap hanya
pada satu tujuan, yakni menyebar luaskan maksud dari moderasi beragama.
3.2 SARAN
Makalah ini sebagai sarana pembelajaran dan penambahan informasi yang
dapat digunakan sebaik mungkin. Penulis memiliki pandangan bahwa makalah ini adalah
makalah yang jauh dari kata sempuna, maka dari itu penulis berharap memperoleh kritik dan
saran yang mendukung dari pembaca guna menyempurnakan makalah ini di masa
yang akan datang. Penulis meminta maaf apabila terdapat kesalahan dan penempatan kata
yang kurang tepat dalam penyusunan makalah ini.
14
DAFTAR PUSTAKA
Peranan Wali Songo (Bidang Politik, Agama, Sosial Budaya) | Freedomsiana. (2017).
Diakses 2 October 2022, dari https://www.freedomsiana.id/peranan-wali-songo-bidang-
politik-agama-sosial-budaya/
,1I(2014,2 Oktober).Wali Songo Mengislamkan Tanah
Jawa0!.>/
&)%>/0
Arisanti, R. A. (2019). Peran Walisongo Dalam Penyebaran Agama Islam. Pekanbaru.
Kisah Wali Songo (9 Wali) dalam Menyebarkan Islam di Pulau Jawa. (2021). Diakses 2
October 2022, dari https://www.gramedia.com/best-seller/kisah-wali-songo/
Mengenal Wali Songo | Indonesia Baik. (2022). Diakses 2 October 2022, dari
https://indonesiabaik.id/infografis/penyebaran-islam-oleh-wali-songo#:~:text=Dalam%20hal
%20ini%20bisa
(SAPUTRA, METODE DAKWAH WALI SONGO DALAM PENYEBARAN ISLAM DI JAWA DALAM BUKU
ATLAS WALI SONGO KARYA AGUS SUNYOTO DAN RELEVANSINYA DENGAN MATERI SKI KELAS IX,
2019)
15