Anda di halaman 1dari 8

SEJARAH WALISONGO DAN MODEL MODERASI BERAGAMA

Tri Rahayu Retnowati


2207026025
Program Studi Gizi Fakultas Psikologi dan Kesehatan
Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

ABSTRAK

Walisongo dipercaya sebagai peletakan batu pertama Islam di Jawa. Kiprah Walisongo peta
Dakwah Islam di Indonesia pada umumnya dan di Pulau Jawa pada khususnya memang merupakan
fakta sejarah yang tak terbantahkan. Keberhasilan dakwah Walisongo tidak terlepas dari srtategi
peran dan metode yang mereka terapkan. Strateginya yaitu Wilayah Dakwah Divisi pertama.
Walisongo dalam kegiatan dakwah antara lain memperhatikan wilayah strategis. Kedua, sistem
dakwah yang dilakukan dengan pengenalan agama Islam melalui persuasi yang berorientasi pada
penaman akidah yan disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Ketiga, melakukan perang ideologi
untuk memberantas etos dan nilai-nilai dogmatis yang bertentangan dengan akidah Islam, di mana
para ulama harus menciptakan mitos dan nilai tandingan baru yang tidak sesuai dengan Islam.
Keempat, mendekati tokoh-tokoh yang dianggap berpengaruh di suatu tempat dan berusaha
menghindari konflik. Kelima, berusaha mengguasai kebutuhan dasar yang sangat dibutuhkan
masyarakat, baik kebutuhan yang bersifat material maupun spiritual.

Kata Kunci: Walisongo, Strategi dan Metode Dakwah

PENDAHULUAN

Peran besar para ulama dalam menyebarkan dakwah di pelosok dunia merupakah sejarah di
Indoneisa sehingga Islam menjadi agama mayoritas di negeri ini. Wali Songo terkenal
menyebarkan agama Islam di Jawa pada abad ke-14. Mereka tinggal di pantai utara pulau Jawa
yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Mereka berdakwah di Nusantara dengan mengajak
warganya untuk masuk Islam tanpa memaksa mereka melakukannya. Dalam berdakwah, mereka
menguasai wilayahnya sendiri dan bersaksi tentang peran mereka dalam menyebarkan Islam di
negeri ini. Sembilan wali Allah disebut Sunan karena kontribusi mereka terhadap Islam. Umat
Islam Indonesia mungkin sudah tidak asing lagi dengan Wali Songo.Wali artinya wakil atau
menurut Islam istilah Wari Yula adalah pelindung/sahabat Allah. Songo artinya sembilan. Semua
berkah Wari Songo, Sembilan Wali Allah yang membawa perubahan bagi masyarakat Jawa, efektif
yang sebagian besar beragama Hindu Buddha pada saat itu. Masing-masing tokoh ini memiliki
peran yang unik dalam ajaran Islam.
PEMBAHASAN

1) Sejarah Wali songo di Nusantara

Perkembangan Islam di Nusantara sangat erat kaitannya dengan peran para tokoh
dan ulama yang hidup pada saat itu, dan tokoh terpenting dalam proses Islamisasi di
Nusantara khususnya Jawa adalah Wali songo. Merekalah para wali yang telah mendukung
proses Islamisasi Jawa.

Kata “wali” berasal dari bahasa Arab yang artinya pembela, teman dekat, dan
pemimpin. Dalam pemakaiannya wali biasanya diartikan sebagai orang yang
dekatdengan Allah SWT. Adapun kata “songo” berasal dari bahasa Jawa yang
artinya sembilan. Maka, Walisongo secara umum diartikan sebagai sembilan wali yang
dianggap telah dekat dengan Allah SWT dan terus-menerus beribadah kepadaNya serta
memiliki kemampuan-kemampuan diluar kebiasaan manusia. Para sembilan Wali itu ialah
Maulana Malik Ibrahim adalah yang tertua. Sunan Ampel adalah anak Maulana Malik
Ibrahim.Sunan Giri adalah keponakan Maulana Malik Ibrahim yang berarti juga sepupu
SunanAmpel. Sunan Bonang dan Sunan Drajad adalah anak Sunan Ampel. Sunan
Kalijagamerupakan sahabat sekaligus murid Sunan Bonang. Sunan Muria anak Sunan
Kalijaga.Sunan Kudus murid Sunan Kalijaga. Sunan Gunung Jati adalah sahabat para
Sunan lain,kecuali Maulana Malik Ibrahim yang lebih dahulu meninggal. Tiga
pendapat yang mengemukakan tentang kajian asal usul Walisongo,
yaitu;Walisongo berasal dari India, Cina, dan dari Arab (Hadramaut Yaman).
Teori India dikemukakan oleh orientalis bernama Pajnapel dan SnouckHurgronje. Teori
ini mendasarkan kepada catatan perjalanan Marcopolo dan IbnuBathutah.
Hurgronje, yang pernah menjabat sebagai penasehat penjajah Belanda padamasa kolonial,
berpendapat bahwa selama empat abad pimpinan agama Islam diIndonesia berada
di tangan orang India dan baru pada abad XVI pengaruh Arab mulaimasuk ke Indonesia.
Menurutnya, tradisi mistisismeWalisongo di Jawa itu sifatnya nonArab. Maksudnya,
tradisi Islam di Indonesia lebihcenderung kepada India daripada Arab.
2) Pendekatan dan stategi dakwah walisongo di Nusantara

Wali songo memiliki pendekatan yang khas dalam melakukan dakwah khalayak.
Mereka mampu memahami secara detail kondisi sosio-kultural masyarakat Jawa. Strategi
dakwah pada masa Wali songo meliputi :

1. Da’i

Walisongo berdakwah dengan cara damai. Yakni dengan pendekatan


padamasyarakat pribumi dan akulturasi budaya (percampuran budaya Islam dan
budayalokal). Maulana Malik Ibrahim sebagai perintis mengambil peranannya di
daerahGresik, setelah beliau wafat wilayah ini di kuasai oleh Sunan Giri, Sunan
Ampelmengambil posisinya di Surabaya, Sunan Bonang di Tuban, sementara itu
SunanDrajat di Sedayu, sedangkan di Jawa Tengah ada tiga wali yaitu Sunan Kudus
yangmengambil wilayah di Kudus, Sunan Muria pusat kegiatan dakwahnya terletak
diGunung Muria (sekitar 18 km sebelah utara Kota Kudus), dan Sunan
Kalijagaberdakwah di Demak, sedangkan di Jawa Barat hanya ada satu orang wali
saja yaituSunan Gunung Jati.Sunan Gunung Jati menjadi Raja muda di
Cirebon dan Banten di bawahlindungan Demak, dan Sunan Giri bukan
hanya ulama, namun juga pemimpinpemerintahan, jadi beliau bersifat al-ulama
wa al-umara, sedangkan tujuh wali yanglain hanya bersifat al-ulama saja.

2. Mad’u

Kondisi mad’u pada masa wali ini termsuk mad’u ummah karena pada saat
itumereka masih beragama hindu – budha, akan tetapi ada juga
sebagian yangmenerima islam sebagai agamanya, jadi pada masa walisongo ini
termasuk mad’uijabah dan mad’u ummah.

3. Materi

Materi dakwah yang diterapkan pada dakwah Walisongo ini adalah


akidah,syari’ah dan muamalah, dimana para Wali menanamkan akidah kepada
masyarakat setempat,karena menghawatirkan penyimpangan akidah akibat
tradisi masyarakatjawa,serta memperhatikan secara khusus kepada
kesejahteraan social dari fakir miskin,mengorganisir amil,zakat dan infak, dan
juga mengajarkan ilmu-ilmu agamaseperti ilmu fikih, ilmu hadis, serta nahwu dan
saraf kepada anak didiknya.

4. Metode

Meskipun tidak membawa bendera tertentu kecuali Islam dan Ahl alSunnah Waal-
Jama’ah, metode dakwah yang digunakan Walisongo adalah penerapan
metodeyang dikembangkan para sufi Sunni dalam menanamkan ajaran
Islam melalui keteladanan yang baik. Aliran teologinya menggunakan
teologi Asy’ariyah,sedangkan aliran sufistiknya mengarah pada Al-Ghazali.
Jejak yang ditinggalkanWalisongo itu terlihat dalam kumpulan nasihat agama
yang termuat dalam tulisan-tulisan para murid dalam bahasa Jawa yang
dikenal dengan primbon, yang menggambarkan hakikat aliran tasawuf yang
mereka anut dan kembangkan. Hal inijuga didasarkan pada manuskrip yang
ditemukan Drewes yang diperkirakan ditulispada masa transisi dari Hinduisme
kepada Islam, yakni pada masa Walisongo hidup.Dalam manuskrip yang
menguraikan tasawuf itu terdapat beberapa paragraf cuplikandari kitab al-Bidayah
wa al-Nahayah karya al-Ghazali.Kendati demikian, metode dakwah yang
dilakukan para wali berbeda-beda.Metode yang dilakukan Sunan Kudus
tampak unik dengan mengumpulkan masyarakat untuk melihat lembu yang
dihias sedemikian rupa sehingga tampil bagaipengantin itu kemudian diikat di
halaman masjid, sehingga masyarakat yang ketikaitu masih memeluk agama Hindu
datang berduyun-duyun menyaksikan lembu yang diperlakukan secara istimewa dan
aneh itu. Sesudah mereka datang dan berkumpul disekitar masjid, Sunan Kudus lalu
menyampaikan dakwahnya. Cara ini praktis danstrategis untuk menarik minat
masyarakat yang masih banyak menganut agamaHindu. Seperti diketahui,
lembu merupakan binatang keramat Hindu.

5. Media

a. Masjid

Dimana masjid ini di gunakan sebagai tempat ibadah dan masjid Demak juga
dijadikan sentral seluruh aktivitas dan social kemasyarakatan.
b. Wayang

Wayang sesungguhnya merupakan boneka yang terbuat dari kulit kerbau atau
sapi,pipih yang memiliki dua tangan yang dapat digerakkan dengan stik dan
dimainkanoleh seorang dalang, Oleh karenanya, di dalam cerita wayang itulah
terkandung nilaimoral dan akhlak, perihal keimanan sampai pada thariqah
(jalan) menuju ketaqwaankepada Allah

c. Pesantren

Di mana pesantren ini berfungsi sebagai sarana mengamalkan dan


mengabdikanilmunya kepada masyarakat, dari pesantren yang didirikan lahirlah
para Da’i yang memiliki kemampuan tinggi yang tinggi dalam
memperjuangkan dakwahselanjutnya.

d. Kitab

Kitab yang berbentuk puisi maupun prosa, kitab inilah yang


kemudian dikenaldengan Suluk Sunan Bonang.

e. Gamelan

Alat musik yang di gunakan untuk mengiringi tembang atau lagu-lagu Jawa
yangbernuansa Islam.

3) Model moderasi beragama Wali songo di Nusantara

Ajaran atau cara dakwah islam walisongo berbeda-beda . lantas metode apa dan seperti
apa yang diterapkan oelh walisongo dalam menyebarkan moderasi beragama:

1. Sunan kalijaga

Model-model yang dilakukan sunan kalijaga dalam moderasi beragama:

a) Wayang kulit sunan kalijaga menggunakan wayang kulit untuk berdakwah dengan
memasukkan ajaran-ajaran islam ke cerita wayang tersebut. Hal ini bertujuan agar
ajaran islam dapat tersampaikan kepada masyarakat dan masyarakat mengikuti
ajarannya.
b) Lagu li-ilir ciptaan sunan kalijaga yang masih sangat populer hingga saat ini. Lagu
ini diciptakan untuk membangun semangat manusia untuk selalu berdzikir kepada Allah
SWT, menjalankan segala kewajibannya, memperbaiki dan membennahi dirinnya
supaya tidak lupa diri bahwa hidup ini bergantung dari Allah SWT.

c) Grebeg maulud merupakan acara tahunan untuk peringatan hari besar, yaitu
kelahiran Nabi Muhammmad SAW. Maulud masih dilestarikan hingga saat ini, bukan
hanya untuk peringatan hari lahir nabi, tetapi juga untuk meningkatkan rasa cinta
kepada Nabi Muhammad SAW.

2. Sunan bonang

Melalui bidang kesenian dengan menciptakan gending jaw yang berjudul “tombo ati”
yang masih bisa didengar hingga saat ini.

3. Sunan gresik

Berdakwah dengan berbaur dengan masyarakat secara langsung dengan menunjukkan


sikap ramah dan akhlaq yang baik.

4. Sunan kudus

Beliau memiliki keahlian khusus dalam bidang agama, terutama dalam ilmu
fikih,tauhid,hadits,tafsir serta logika. Sunan kudus mendapat julukan wali al-ilm (wali
yang luas ilmunnya). Sunan kudus menciptakan berbagai crita keagamaan. Yang paling
terkenal adalah Gending Makumambang dan Mijil. Cara-cara berdakwah sunan kudus
adalah:

a) Membiarkan adat istiadat lama yang sulit diubah

b) Menghindarkan konfrontasi secara langsung dalam menyiarkan agama islam.

c) Merangkul masyarakat hindu seperti larangan menyembelih sapi karena dalam


agama hindu sapi adalah binatang suci dan kramat.

5. Sunan ampel

Sunan ampel menggunakan metode pembaruan dan pendekatan intelektual dan


menggunakan metode budaya dan media seni untuk menyebarkan islam.

6. Sunan giri
Beliau menciptakan tembang-tembang dolanan anak kecil yang bernafas islami, seperti
muran, cublak suweng dan lain-lain.

7. Sunan drajat

Beliau mendurikan musholla atau surau yang sekaligus dimanfaatkan untuk tempat
berdakwah. Beliau mengadakan pendekatan kepada rakyat dengan menggunakan
kesenian rakyat sebagai media dakwahnya.

8. Sunan gunung djati

Strategi dakwah yang dilakukan oleh sunan gunung djati ialah memperkuat kedudukan,
sekaligus memperluas hubungan dengan tokoh-tokoh berpengaruh di cirebon melalui
pernikahan sebagaimana hal itu telah dicontohkan Nabi Muhammad SAW dan para
sahabat.

9. Sunan muria

Sunan muria dalam berdakwah menggunakan cara halus. Sasaran dakwah beliau adalah
para pedagang, nelayan, dan rakyat jelata. Beliau adalah salah satunya wali yang
mempertahankan kesenian gamelan dan wayang sebagai alat dakwah dan beliau pulalah
yang menciptakan tembang Sinom dan Kinanthi. Beliau banyak mengisi tradisi jawa
dengan nuansa islami seperti nelung dino, mitung dino, nyatus dino dan sebagainnya.

KESIMPULAN

Walisongo mempunyai peranan penting dalam proses peradaban islam ditanah jawa,
karena kebudayaan-kebudayaan Hindu Budha telah berhasil diadaptasikan dan
diinterprestasikan menjadi budaya islam, tentunya tidak menyimpang dari islam sendiri,
dan yang pasti dapat menjadi hiburan untuk masyarakat. Bahkan hingga kini masih
sering kita dengar tembang-tembang dari tokoh walisongo
DAFTAR PUSTAKA

Tajuddin, Y. (2014). Walisongo Dalam Strategi Komunikasi Dakwah. ADDIN, Vol. 8, No. 2, Agustus
2014ADDIN, Vol. 8, No. 2, Agustus 2014, 8, 367-390.

Sejarah Singkat Asal Mula Sembilan Nama Walisongo - Islamic Religious Dialog / Forum -
p2k.utn.ac.id - Eid Adha. (2022). Diakses 2 October 2022, dari https://p2k.utn.ac.id/ge3/2-3069-
2966/Sejarah-Singkat-Asal-Mula-Sembilan-Nama-Walisongo_9672_Islam-Distinct-p2k-utn.html

Kisah Wali Songo (9 Wali) dalam Menyebarkan Islam di Pulau Jawa. (2021). Retrieved 2 October
2022, from https://www.gramedia.com/best-seller/kisah-wali-songo/

Abdullah, R. (2015). Walisongo Gelora Dakwah dan Jihad di Tanah Jawa. 1404-1482.

Anda mungkin juga menyukai