A. Judul
PENERAPAN METODE MUROJA’AH DALAM MENINGKATKAN
HAFALAN AL-QUR’AN DI RUMAH QUR’AN AT TAYBA KOTA
DEPOK.
1https://www.gramedia.com/literasi/sejarah-masuknya-islam-ke-indonesia,
Didownload pada hari kamis, 23 Juni 2022 sekitar pukul 15.00
1
jazirah Arab, India, dan Asia Tenggara melalui pelabuhan-pelabuhan laut
ini pedagang terus meluas dan berkembang sampai di Indonesia melalui
perdagangan dan islam pun ikut berkembang secara bertahap.
Banyak yang berspekulasi jika islam masuk ke indonesia di abad ke 7
atau 8, karena pada abad tersebut terdapat perkampungan islam di sekitar
selat Malaka. Selain pedagang ada juga dengan cara mendakwah, seperti
penyebaran ditanah jawa yang dilakukan oleh para walisongo. Mereka lah
sang pendakwah dan sang ulama yang menyebarkan islam dengan cara
pendekatan sosial budaya. Di jawa islam masuk melalui pesisir utara pulau
jawa dengan ditemukannya makam Fatimah binti Maimun bin Hibatullah.
Di Mojokerto juga telah ditemukannya ratusan makam islam kuno. Di
perkirakan makam ini adalah makam para keluarga istana Majapahit. Di
kalimantan, islam masuk melalui pontianak pada abad 18. Di hulu sungai
Pawan, kalimantan barat di temukan pemakaman islam kuno. Di
kalimantan timur islam masuk melalui kerajaan Kutai, di kalimantan
selatan melalui kerajaan banjar, dan dari kalimantan tengah di temukannya
masjid gede di kota Waringin yang di bangun pada tahun 1434 M. Di
sulawesi islam masuk melalui raja dan masyarakat Gowa-Tallo.2
Walisongo mempunyai peran penting dalam penyebaran islam di Jawa,
banyak sekali bukti-bukti sejarah perkembangan islam yang disebarkan
oleh wali songo, dengan berbagai macam strategi dakwahnya.
Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim dianggap sebagai orang
pertama yang menyebarkan islam di Jawa, strategi dakwahnya melalui
berdagang dan pendekatan politik untuk menyebarkan islam, selain itu
sunan Gresik juga mendirikan pesantren dan masjid.
2http://pgmi.tarbiyah.iainsalatiga.ac.id/sejarah-masuknya-islam-di-indonesia,
Didownload pada hari kamis, 23 Juni 2022 pukul 15.45 wib
2
Sunan Ampel atau Raden Rahmad, wilayah dakwahnya berada
disekitar Surabaya. Ia juga mempunyai pesantren yang terletak didaerah
Denta, Surabaya. Strategi dakwahnya yang terkenal adalah mendidik para
da’i kemudian menikahkan dengan putri-putri penguasa Majapahit.
Sunan Kudus atau Ja’far Shodiq, dengan wilayah dakwahnya di Kudus
Jawa Tengah. Sunan Kudus dikenal tegas dalam menegakkan ajaran syariat
islam, dimasa itu ia dikenal sebagai eksekutor Ki Ageng Pengging dan
Syeh Siti Jenar. Strategi dakwahnya adalah dengan mendekati masyarakat
melalui kebutuhan mereka. Ia mengajarkan membuat keris pusaka, alat-
alat pertukangan, kerajinan emas, dan lain sebagainya.
Sunan Giri atau Muhammad Ainul Yakin, penyebaran dakwahnya
pertama kali di Jawa dan menyebar cukup luas, meliputi Banjar,
Martapura, Kutai, hingga Nusa Tenggara dan Maluku. Sunan Giri Dikenal
sebagai raja sekaligus guru suci, strategi dakwahnya dengan memanfaatkan
kekuasaan, berdagang dan Pendidikan.
Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah, ia lahir di Mesir adalah
putra Sultan Hud dan akan dijadikan pangeran sebagai penerus raja Mesir,
tetapi ia menolaknya dan memilih menyebarkan islam di Indonesia di
wilayah Jawa dengan ibunya. Strategi dakwahnya adalah dengan
menguatkan kedudukan politik dan menjalin hubungan dengan tokoh-
tokoh berpengaruh diwilayah Cirebon, Banten dan Demak.
Sunan Kalijaga atau Raden Said, ayahnya adalah bupati Tuban. Sunan
kalijaga adalah salah satu ulama wali songo yang sangat luas cakupan
dakwahnya di Jawa, sebelum menjadi ulama ia adalah seorang penjahat.
Sunan kalijaga mulai berdakwah di Cirebon di desa kalijaga untuk
mengislamkan penduduk indramayu dan pamanukan. Strategi dakwahnya
yang terkenal melalui seni dan budaya. Ia pintar mendalang, menciptakan
bentuk-bentuk wayang dan lakon carangan. Dalam pertunjukan dalangnya
3
ia tidak mematok tarif, tetapi dengan menyebut kalimosodo atau dua
kalimat syahadat sebagai tiket masuk. Dengan begitu orang-orang yang
menyaksikan pertunjukan wayang sunan kalijaga sudah masuk islam.
Sunan Muria atau Raden Umar Said, adalah anak dari sunan kalijaga
yang mewarisi darah seni dari ayahnya dan dianggap sebagai sunan
termuda dari wali songo. Strategi dakwahnya adalah melestarikan seni
gamelan dan boneka sebagai saran dakwah, ia juga menciptakan beberapa
lagu dan tembang untuk mempraktikan ajaran islam.
Sunan Bonang atau Raden Maulana makdum Ibrahim, adalah putra
Sunan Ampel, julukan Sunan Bonang adalah dari nama salah satu desa di
Kabupaten Rembang. Sunan Bonang dikenal pandai dengan ilmu fiqih,
ushuludin, tasawuf, seni, sastra, arsitektur, dan lain sebagainya. Daerah
dakwahnya adalah kediri, disana ia mengajarkan islam dengan wayang,
tembang, dan sastra. Karya sastra terkenal yang digubah Sunan Bonang
adalah Suluk Wujil.
Sunan Drajat atau Raden Qosim atau Syarifuddin, adalah putra bungsu
Sunan Ampel. Wilayah dakwahnya berada di Paciran, Lamongan. Strategi
dakwah yang terkenal dengan Pendidikan akhlak kepada masyarakat
dengan mendidik masyarakat memperhatikan kaum fakir miskin, selain itu
Sunan Drajat juga mengajarkan Teknik membuat rumah dan tandu. 3
Begitulah perjalanan islam masuk ke Indonesia melalui pedagang arab
hingga menyebar dan menjadi negara dengan mayoritas penduduknya
beragama islam.
Kita suci umat islam yang diturunkan oleh Allah SWT melalui
malaikat Zibril untuk disebarkan kepada nabi Muhammad SAW yang
3https://tirto.id/nama-nama-asli-wali-songo-strategi-dakwah-wilayah-
persebarannya-garD, Didownload pada hari kamis, 23 Juni 2022 pukul 16.20 wib
4
mengandung didalamnya kebaikan-kebaikan untuk memberi petunjuk
kepada umat manusia. Turunnya Al-Qur’an adalah peristiwa besar yang
sekaligus menyatakan kedudukannya bagi penghuni langit dan bumi.
Al-Qur’an yang terdiri dari 30 juz, 114 surat, 6.666 ayat, 77.934 kosa
kata, dan 333.671 huruf.4 Al-Qur’an sebagaimana dikemukakan Abd al-
Wahhab al-Khallaf adalah firman Allah SWT yang diturunkan melalui
Malaikat jibril (Ruh al- amin) kepada hati Rasulullah SAW, Muhammad
bin Abdullah dengan menggunakan Bahasa arab dan maknanya yang
benar, agar menjadi hujjah (dalil) bagi Muhammad SAW sebagai Rasul,
undang-undang bagi kehidupan manusia serta hidayah bagi orang yang
berpedoman kepadaNya, menjadi sarana pendekatan diri kepada Allah
SWT, dengan cara membacanya. Ia tersusun diantara dua mushaf yang
dimulai dengan surat al-Faatihah dan diakhiri dengan surat an-Naas yang
disampaikan kepada kita secara mutawatir, baik dari segi tulisan maupun
dari segi ucapannya, dari satu generasi ke generasi lain, terpelihara dari
berbagai perubahan dan pergantian, sejalan dengan firman Allah:
“sesungguhnya kami yang telah menurunkan al-Dzikr (Al-Qur’an) dan
kami pula yang memeliharanya.”5
Al-Qur’an sebagai pedoman hidup umat islam ini mempunyai banyak
sekali kebaikan-kebaikan di dalamnya, bisa sebagai obat dan penyejuk
jiwa, banyak sekali isi kandung dalam Al-Qur’an yang berisi tentang
berbagai larangan dan perintah kita hidup di dunia dan bila mengikutinya
akan mendapatkan pahala dan hikmah yang besar dalam hidup dan
kehidupan.
10 Ibid, hlm.231-234
9
pelosok dan kota, sekaligus memerintahkan pembakaran selain Mushaf itu,
sehingga tidak ada lagi celah yang menjerumuskan mereka ke
persengketaan dalam bentuk-bentuk qira’ah. Karena itulah, Utsman
mengirim utusan kepada Hafshah guna meminjam Mushaf yang
terwariskan dari Umar. Dari Mushaf tersebut, lalu dipilihnya tokoh andal
dari kalangan senior sahabat untuk memulai rencananya. Pilihannya jatuh
kepada Zayd bin Stabit, ‘Abdullah bin Zubayr, Sai’id bin ‘Ash dan
‘Abdurrahman bin Hisyam mereka dari suku Quraisy, golongan Muhajirin,
kecuali Zayd bin Tsabit, ia golongan Anshar. Usaha yang mulia ini
berlangsung pada tahun 24 H. sebelum melakukan tugas ini Utsman
berpesan kepada mereka:
“Jika kalian berselisih pendapat dalam qira’ah dengan Zayd bin Tsabit,
maka hendaklah kalian menuliskannya dengan lughat Quraisy, karena
sesungguhnya Al-Qur’an diturunkan dengan bahasa mereka.”11
Setelah memahami pesan di atas, bekerjalah tim ini dengan ekstra hati-
hati, yang kemudian melahirkan satu Mushaf yang satu dan dianggap
sempuna. Mushhaf ini digandakan dan dikirim ke daerah-daerah untuk
disosialisasikan kepada masyarakat demi meredam perbedaan bacaan di
antara mereka. Sedangkan Mushaf yang lainnya dibakar, kecuali yang
dimiliki Hafshah dikembalikan kepadanya.
Mengenai sistematika surat dalam Al-Qur’an, apakah taqifi atau taufiqi
menjadi perdebatan sejak dahulu dan perdebatan tersebut belum berakhir
pada saat ini. Pendapat yang pertama, bahwa Al-Qur’an adalah hasil tauqif
Nabi artinya susunan atau ututan surat didapat melalui ajaran beliau.
Pendapat yang pertama ini berdasarkan ungkapan Ibnu Al-Hasshar yang
11 Manna Khalil Al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, (Bogor: Pustaka Litera Antar
Nusa, 2012), hlm.193
10
dikutip dari buku karya Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA. mengatakan
“urutan surat dan letak ayat-ayat pada tempatnya itu berdasarkan wahyu”.
Rasulullah saw. Letakkan ayat ini pada tempat ini. 12
Pendapat yang kedua yaitu pandangan yang mengatakan bahwa urutan
surat Al-Qur’an adalah berdasarkan Ijtihad sahabat. Pendapat ini
disandarkan pada banyaknya mushaf yang dimiliki oleh sahabat yang
berbeda, ada yang tertib urutannya seperti mushaf yang dikenal saat
sekarang ini, ada pula yang tertibnya berdasarkan kronologis turunnya
ayat.13 Pendapat yang kedua ini juga diperkuat oleh Teks Hadist Mutawatir
mengemukakan mengenai turunnya Al-Qur’an dengan tujuh huruf.
Sebagai rujukan, Ibnu Abbas Radiallahu Anhuma berkata, Rasulullah
saw. Bersabda.14
“Jibril membacaka kepadaku dengan satu huruf. Kemudian berulang
kali aku meminta agar huruf itu ditambah, iapun menambahkannya
kepadaku hingga tujuh huruf”
Dalam riwayat lain, disebutkan Umar bin Al-Khattab, ia berkata, “Aku
mendengar Hisyam bin Hakim membaca surat Al-Furqan dimasa hidup
rasulullah. Aku perhatikan bacaannya. Tiba-tiba ia membacanya dengan
banyak huruf yang belum pernah dibacakan Rasulullah kepadaku, sehingga
hampir saja saya melabraknya saat ia sholat tetapi aku urungkan. Maka aku
menunggunya hingga ia selesai sholat. Begitu selesai, aku tarik pakaiannya
dan aku katakan kepadanya, “siapakah yang mengajarkan bacaan surat itu
kepadamu?” ia menjawab, Rasulullah yang membacakannya kepadaku.
Lalu aku katakan kepadanya kamu dusta! Demi Allah, Rasulullah telah
ُعلَّ َمه
َ َخي ُْر ُك ْم َم ْن تَعَلَّ َم اْلقُ ْرآنَ َو
“Sebaik-baik orang di antara kamu adalah orang yang belajar Al-Qur’an
dan mengajarkannya”16
15 Ibid, hlm.196
16 Kaokab, Kitab Al Arbain, (Cibinong: Nurul Furqon, 2016), hlm.39
12
ظة ِم ْن َر ِب ُك ْم َو ِشفَاء ِل َما فِي ُ ََّيا أَيُّ َها الن
َ اس قَدْ َجا َءتْ ُك ْم َم ْو ِع
َُور َوهُدًى َو َر ْح َمة ِل ْل ُمؤْ ِمنِين
ِ صد ُّ ال
“wahai manusia! sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (Al-Qur’an)
dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang berada dalam dada, dan
petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman.”17
Bagaimana Al-Qur’an dapat sebagai petunjuk dan obat bagi siapa saja
yang belajar, mempelajari, mengamalkan, dan mengajarkan adalah sebagai
bentuk kewajiban umat islam dalam mempelajarinya karena bila dicermati
dan dipahami maksa isi kandungan Al-Qur’an dapat menjadi pedoman
hidup dan kehidupan.
Metode dalam mempelajari Al-Qur’an bermacam-macam. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), disebutkan bahwa metode adalah
cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksana kegiatan guna
mencapai tujuan yang telah ditentukan. 18
Dalam dunia pembelajaran, metode berarti cara yang berisi suatu
prosedur yang baku untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran,
khususnya kegiatan penyajian materi kepada siswa, atau cara
menyampaikan bahan pelajaran untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. 19
Menghafal Al-Qur’an merupakan suatu keutamaan yang besar, dan
posisi itu selalu didambakan oleh semua orang yang benar dan seorang
yang bercita-cita tulus, serta berharap pada kenikmatan duniawi dan
21 Ihda Hajarul Mufidah, Rahasia Hafalan Quran Mutqin Huffazh Juara Dunia,
(Solo: Gazzamedia, 2019), hlm.31-32
15
Kelompok pertama adalah kelompok yang mengherankan lagi sangat
aneh, yakni adanya Sebagian manusia yang mengetahui keutamaan-
keutamaan tersebut di atas, tetapi mereka tidak memiliki keinginan kuat
untuk meraih derajat yang tinggi ini serta kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Kelompok kedua, yakni mereka yang bergegas menuju kitab Allah
SWT. Mereka menghafal, mempelajari, serta mengajarkannya karena
mengharap keridhaan Allah SWT. Mereka senantiasa berlomba-lomba
meraih kebaikan, dan mempersembahkan suatu kebaikan bagi mereka
yang tiada yang lebih baik darinya sebelum dan sesudahnya.
Kelompok ketiga, yaitu mereka yang berusaha menghafalkan Al-
Qur’an, tetapi mereka mendapati kesulitan dan tidak menemukan orang
yang menunjukan cara, mengayomi serta memudahkan urusan mereka.22
Diantara pengelompokan di atas yaitu ada yang berusaha menghafal
Al-Qur’an, tetapi mereka mendapati kesulitan untuk mendapatkan wadah
atau tempat mereka dalam mempelajari Al-Qur’an. Menjawab dari
permasalah itu, saat ini banyak sekali Lembaga-lembaga formal dan
nonformal yang berfokus pada program kegiatan Pendidikan Al-Qur’an
yaitu Tahsin (perbaikan bacaan) dan Tahfidz (hafalan) untuk memberikan
tempat bagi siapa saja yang mau belajar Al-Qur’an, sehingga mereka
mendapat tempat dalam memudahkan mereka mempelajari Al-Qur’an.
Kesulitan lain dalam menghafal Al-Qur’an adalah, adanya rasa bosan
dan jenuh dalam proses menghafalnya, karena seorang hafidz Qur’an harus
konsisten dalam menghafal hafalan sebelumnya dan menambah hafalan
setelahnya yaitu dengan menggunakan metode muroja’ah. Butuh waktu
lama dalam menghafal 30 juz Al-Qur’an sehingga butuh kesabaran dan
17
C. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka ada beberapa
pokok masalah yang dapat diidentifikasi yaitu sebagai berikut:
a. Santri belum bisa disiplin waktu dalam muroja’ah.
Waktu-waktu dalam bermuroja’ah adalah Ketika shalat,
muroja’ah dengan teman, dan waktu khusus muroja’ah sendiri.
Tidak konsisten akan mempengaruhi terhadap target hafalan yang
akan dicapai setiap harinya, sehingga bisa berpengaruh pada
lamanya hafalan yang akan dicapai. Karena, cepat atau lambatnya
hafalan itu diselesaikan tergantung pada konsistensi dalam
bermuroja’ah atau menambah hafalan selanjutnya.
b. Pengaruh teman dekat dalam bermuroja’ah.
Salah satu yang mempengaruhi lancarnya hafalan adalah
pengaruh teman dekat untuk membantu kita bermuroja’ah, teman
yang rajin akan memberikan motivasi-motivasi yang baik sehingga
menambah semangat untuk menyelesaikan hafalan.
c. Rasa bosan dan jenuh dalam melakukan muroja’ah hafalan Al-
Qur’an.
Rasa bosan dan jenuh adalah manusiawi, oleh karena itu
seorang penghafal Al-Qur’an harus sadar dengan kewajibannya
dalam menyelesaikan target hafalan, tidak boleh berlarut dalam
kemalasan sehingga membuat terlena dalam menyelesaikan
hafalannya, lingkungan ikut mempengaruhi kemajuan dan
kelancaran dalam penyelesaian hafalan seorang penghafal Qur’an,
bila rasa bosan muncul harus cepat-cepat ditangani dengan
melawan rasa itu.
18
2. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan beberapa identifikasi
masalah di atas yang berkaitan dengan metode muroja’ah maka penulis
membatasi permasalahan pada perlunya perhatian khusus bagi santri
dalam penerapan metode muroja’ah untuk meningkatkan hafalan Al-
Qur’an. Penulis memfokuskan penelitian dirumah Qur’an At Tayba
Kota Depok.
3. Perumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian latar belakang masalah, identifikasi
masalah, dan pembatasan masalah diatas, maka diperlukan perumusan
masalah sebagai berikut: bagaimana penerapan metode muroja’ah
dalam meningkatkan hafalan Al-Qur’an dirumah Qur’an At Tayba kota
Depok?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui penerapan metode muroja’ah di rumah Qur’an At
Tayba Kota Depok.
2. Untuk mengetahui kendala-kendala yang terjadi dalam penerapan
metode muroja’ah di rumah Qur’an At Tayba Kota Depok.
3. Untuk mengetahui hasil dari penerapan metode muroja’ah di rumah
Qur’an At Tayba Kota Depok.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk semua pihak yang
terkait. Adapun manfaat ini dapat ditinjau dari segi teoritis dan segi praktis.
1. Manfaat teori
19
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan serta dapat
dijadikan bahan kajian bagi para pembaca. Khususnya untuk
mengetahui dan memahami bagaimana penerapan metode muroja’ah
ini sangat berperan penting dalam meningkatkan hafalan Al-Qur’an.
2. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam
mengembangkan metode muroja’ah di Rumah Qur’an At Tayba Kota
Depok.
3. Manfaat Bagi Lembaga
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi acuan lembaga rumah Qur’an
dalam meningkatkan kualitas hafalan santriwati terutama dilingkungan
asrama yang dipimpin.
4. Manfaat Bagi Pendidik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai masukan
untuk penerapan pembelajaran yang lebih baik bagi calon hafidzah
dalam meningkatkan hafalan Al-Qur’an.
F. Kajian Teori
1. Metode Muroja’ah
a. Pengertian metode muroja’ah
Sebelum mulai menghafal target hafalan harian, pertama-tama
harus memperbaiki terlebih dahulu bacaan Al-Qur’an, ini bisa
dilakukan dengan menyimak atau mendengarkan seorang qari’ atau
hafidz terpercaya. Kemudian, hendaknya membaca beberapa
halaman Al-Qur’an dihadapannya untuk meyakinkan pengucapan
yang benar. Lakukan kegiatan tersebut terus menerus, hingga
setelah selesai menghafalnya. Jika hal itu tidak mudah, hendaklah
mendengarkan kaset-kaset dari para syaikh yang terpercaya seperti
20
mendengarkan kaset mushaf mu’allim miliknya syaikh Al-Hushari
supaya memudahkan bacaan.
Sesungguhnya, memperbaiki bacaan Al-Qur’an bisa membantu
hafalan dengan baik dan menghemat waktu. Tidak perlu melakukan
hal-hal sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian orang, yang
terlanjur mulai menghafal tanpa memperbaiki cara pengucapan
kata terlebih dahulu. Akibatnya, ketika mengalami kesalahan dalam
hafalan, harus memulai lagi dari awal untuk memperbaiki cara
pengucapan. Ini bisa menyebabkan kebosanan dan kelelahan, atau
bahkan mungkin bisa menyebabkan putus asa dan berhenti
menghafal Al-Qur’an. Cara pengucapan yang benar merupakan
salah satu sebab yang membuat hafalan menjadi baik.23
Secara bahasa muroja’ah berasal dari bahasa arab roja’a yarji’u
yang berarti kembali. Sedangkan secara istilah ialah mengulang
kembali atau mengingat kembali sesuatu yang telah dihafalkannya.
Muroja’ah juga bisa disebut sebagai metode pengulangan berkala.
Ada beberapa materi pelajaran yang perlu untuk dihafalkan. Setelah
dihafalkan pun masih perlu untuk diulang atau di muroja’ah. Hal
yang perlu dilakukan dalam metode pengulangan berkala ialah
mencatat dan membaca ulang catatan.24
Muroja’ah yaitu mengulang kembali hafalan yang sudah pernah
dihafalkan untuk menjaga dari lupa dan salah. Artinya, hafalan
yang sudah diperdengarkan kepada ustadz/ustadzah atau kyai yang
semula sudah dihafal dengan baik dan lancar, kadang kala masih
hlm.184
21
terjadi kelupaan bahkan kadang-kadang menjadi hilang sama
sekali. Oleh karena itu diadakan muroja’ah atau mengulang
kembali hafalan yang telah diperdengarkan kehadapan guru atau
kyai.25
Muroja’ah merupakan metode utama dalam memelihara
hafalan Al-Qur’an supaya tetap terjaga dan bertambah lancar.
Memelihara hafalan Al-Qur’an memang bisa juga dilakukan
dengan mendengarkan bacaan orang lain atau kaset dan sebagai
lainnya. Bisa juga dengan melihat dan memperhatikan mushaf
tanpa melafazhkan dengan lisan.26
b. Teknik muroja’ah
Dalam bermurojaah hafalan Al-Qur’an, ternyata ada
bermacam-macam teknik yang bisa dilakukan oleh para hafidzah.
Yaitu: Dikutip dari Jurnal Metode Muraja’ah dalam Menjaga
Hafalan Al-Qur’an karya Ilyas, teknik muroja’ah hafalan Al-
Qur’an yang dapat diamalkan umat Muslim adalah sebagai berikut:
1) Murojaah sendiri
Seorang penghafal Al-Qur’an bisa memanfaatkan waktu
untuk ziyadah (menambah) dan muroja’ah hafalan Al-Qur’an.
Hafalan yang baru harus selalu diulang minimal dua kali setiap
hari dalam waktu satu minggu. Sementara hafalan yang lama
harus di muraja’ah setiap hari atau dua hari sekali. Artinya,
semakin banyak ayat yang dihafal, bertambah banyak pula
waktu yang dipergunakan untuk mengulangi hafalan.
25 Nurul Qomariah dan Mohammad Irsyad, Metode Cepat dan Mudah agar Anak
Hafal, (Yogyakarta: Semesta Hikmah, 2016), hlm.48-49
26 Cece Abdulwaly, Rumuzut Tikrar Kunci Nikmatnya Menjaga Hafalan Al-Qur’an,
27 https://kumparan.com/berita-hari-ini/pengertian-murojaah-dan-teknik-
mengulang-hafalan-alquran-1xLqRLlAi8c/full, didownload pada hari selasa, 28 juni 2022
sekitar pukul 15.00
23
konsistensi yang tulus yang harus dilakukan oleh seorang hafidzah
untuk menjaga hafalannya agar tetap melekat di dalam ingatan.
Untuk itu perlu kedisiplinan diri dan konsistensi tinggi untuk terus
bermuroja’ah, setiap saat setiap waktu dan perlu disadari bahwa
muroja’ah adalah satu-satunya jalan untuk menjaga hafalan.
Menurut Cece Abdulwaly dilihat dari segi strateginya metode
muroja’ah terbagi menjadi dua bagian:
1) Muroja’ah dengan melihat mushaf (bi an-nazhar). Cara ini
tidak memerlukan konsentrasi yang menguras kerja otak. Oleh
karena itu kompensasinya adalah harus siap membaca
sebanyak-banyaknya. Keuntungan muroja’ah seperti ini dapat
membuat otak kita merekam letak-letak setiap ayat yang kita
baca, ayat ini disebelah kanan halaman, ayat yang itu terletak
disebelah kiri halaman, atau lain semisalnya, juga bermanfaat
untuk membentuk keluwesan lidah dalam membaca, sehingga
terbentuk suatu kemampuan spontanitas pengucapan.
2) Muroja’ah tanpa melihat mushaf (bi al-ghaib) cara ini cukup
menguras kerja otak, sehingga cepat lelah. Oleh karena itu,
wajar hanya dapat dilakukan sepekan sekali atau tiap hari
dengan jumlah juz yang sedikit. Dapat dilakukan dengan
membaca sendiri di dalam dan di luar shalat, atau bersama
dengan teman. Keuntungan muroja’ah bi al-ghaib ini bagi
peserta didik yaitu guna melatih kebiasaan pandangan kita, jika
terus menerus kita melihat mushaf, maka untuk apa kita susah
payah menghafal Al-Qur’an.28
29 Umar Al-Faruq & Al-Hafizh, 10 Jurus Dahsyat Hafal Al-Qur’an, (Surakarta: Ziyad
ن
ََ ظ ْو ِ ن ن ََّز ْلنَا
ُ الذ ْك ََر َواِنَّا لَ َه لَحٰ ِف َُ اِنَّا نَ ْح
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur’an dan
sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya.”34
36 Rofiul Wahyudi dan Ridhoul Wahidi, Sukses Menghafal Al-Qur’an meski sibuk
kuliah, (Yogyakarta: Semesta Hikmah, 2016), hlm.15
37 Lisya Chairani dan M.A. Subandi, Psikologi Santri Penghafal Al-Qur’an,
Khauf (Studi Pada Santriwati Takhossus Tahfizh di Rumah Qur’an Indonesia Panyileukan),
Skripsi, (Bandung: UIN Sunan Gunung Djati, 2020).
29
c. Skripsi saudari Amsaka Novi Safi’i (2021) pada IAIN Ponorogo,
yang mengkaji tentang pengaruh pelaksanaan metode drill dan
muroja’ah terhadap keberhasilan menghafal Al-Qur’an dalam
pembelajaran PAI siswa kelas VII di MTsN 3 Madiun. Penelitian
ini sama-sama membahas tentang metode muroja’ah tetapi merujuk
kepada pengaruhnya dan dikombinasi dengan metode drill,
sedangkan penulis lebih kepada penerapan metode muroja’ah dan
tidak dikombinasi dengan metode drill. 40
d. Skripsi saudara M. Arinal Ihsan (2015) pada Universitas
Muhammadiyah Malang, yang mengkaji tentang pemanfaatan
perangkat smartphone sebagai pendamping dalam melaksanakan
kegiatan sehari-hari bertujuan mengembangkan aplikasi mobile
sebagai media pembantu mengingat hafalan bacaan Al-Quran,
Sehingga memudahkan para penghafal Al-Quran dalam menghafal
dan mengulang hafalannya. Penelitian ini sama-sama membahas
tentang metode muroja’ah tetapi merujuk kepada alat yang
digunakannya yaitu dengan menggunakan media smartphone
sedang penulis tidak menggunakan media smartphone tetapi
langsung meneliti tentang penerapan metode muroja’ahnya. 41
40 Amsaka Novi Safi’I, Pengaruh Pelaksanaan Metode Drill Dan Muroja’ah Terhadap
Keberhasilan Menghafal Al-Qur’an Dalam Pembelajaran PAI Siswa Kelas VII di MTsN 3
Madiun, Skripsi, (Ponorogo: IAIN, 2021).
41 M. Arinal Ihsan, Aplikasi Muroja’ah Al-Qur’an Sebagai Media Untuk Membantu
31
3) Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengumpulan data mengenai hal-hal yang
berupa bukti kongkrit tentang kegiatan-kegiatan yang sedang
berlangsung dilapangan.
d. Teknik Pengolahan dan Analisa Data
Penulis akan melakukan editing dengan memeriksa data yang
terkumpul, menyederhanakan data agar bisa disajikan secara sistematis
serta menarik kesimpulan bagaimana cara menerapkan metode
muroja’ah dalam meningkatkan hafalan Al-Qur’an.
32
H. Daftar Pustaka
Daftar Pustaka
Abd al-Wahhab Khallaf, Ilmu Ushul al-fiqh, Jakarta: ak-Majelis al-A’la al-
Indonesia li al-da’wah al-Islamiyah, 1392H/1972M.
Abdul Aziz Abdul Ro’uf, Kiat Sukses Menjadi Hafidz Qur’an Da’iyah,
Bandung: PT Syaamil Cipta Media, 2004
http://pgmi.tarbiyah.iainsalatiga.ac.id/sejarah-masuknya-islam-di-
indonesia, Didownload pada hari kamis, 23 Juni 2022
pukul 15.45 wib
https://tirto.id/nama-nama-asli-wali-songo-strategi-dakwah-wilayah-
persebarannya-garD, Didownload pada hari kamis,
23 Juni 2022 pukul 16.20 wib
https://kumparan.com/berita-hari-ini/pengertian-murojaah-dan-teknik-
mengulang-hafalan-alquran-1xLqRLlAi8c/full,
didownload pada hari selasa, 28 juni 2022 sekitar
pukul 15.00.
34
M. Arinal Ihsan, Aplikasi Muroja’ah Al-Qur’an Sebagai Media Untuk
Membantu Menghafal Juz Amma Berbasis Android,
Skripsi, Malang: Universitas Muhammadiyah, 2015.
Nurul Qomariah dan Mohammad Irsyad, Metode Cepat dan Mudah agar
Anak Hafal, Yogyakarta: Semesta Hikmah, 2016.
Zaini Dahlan dkk., Al-Qur’an dan Tafsirnya, Jakarta: PT. Dana Bhakti
Wakaf Universitas Islam Indonesia, 1995.
35
I. Outline
Outline
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
2. Pembatasan Masalah
3. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
37
38