Anda di halaman 1dari 20

1.

Nama Kelompok :
1. Adit Tirta Ganda
2. Andhika
3. Anton Putra Pamungkas
4. Faiz Darmawan
5. Ikhbal Wijayanto
6. Puguh Edy S
7. Raka Prasetyo
Perkembangan Islam
di Indonesia
Masuknya Agama Islam di Indonesia
Agama islam diturunkan untuk menyelamatkan seluruh umat
manusia dari kesesatan, kedzaliman, dan kebodohan. Islam sebagai
agama samawi membawa rahmat untuk sekalian alam. Nabi
Muhammad saw, sebagai hamba dan utusannya, menyampaikan
dakwah kepada seluruh umat manusia yang ada di muka bumi ini.
Para sahabat dan tabiin dengan sungguh-sungguh menyampaikan
dakwah nya sebagai tugas suci dan mulia. Karena mereka penerus
dan pewaris nabi. Sebagaimana beliau katakan dalam hadist riwayat
Bukhari yang berbunyi “sampaikanlah ilmu yang diterima dariku,
meskipun hanya satu ayat.”
a. Masuknya Agama Islam di Aceh
Berdasarkan kesimpulan seminar,Pada tahun 1978, agama islam
telah masuk ke wilayah indonesia pada abad 1 H. bertepatan
dengan abad ke-7 M. dibawa oleh mubalig dan saudagar dari arab.
Dalam seminar itupun diperoleh kesimpulan, bahwa daerah
yang mula-mula masuk dan menerima agama islam di nusantara
adalah Aceh. Oleh karena itu aceh disebut serambi mekah
Alasan aceh disebut serambi mekah dalam seminar tersebut
dirumuskan bahwa dari segi geografis maupun sejarah islam di
Nusantara, Aceh memiliki fakta-fakta sejarah yang membuktikan
bahwa pada masa sebelum abad ke-19 M. di daerah aceh terdapat
kerajaan islam dan banyak ulama yang terkenal disana.
Gerakan dakwah yang sungguh – sungguh menyebabkan agam
islam cepat berkembang ke seluruh kepulauan indonesia . Menurut
catatan Marcopolo,seorang pengembara venesia yang mendarat di
Aceh pada tahun 1292M. Pada waktu agama islam telah
berkembang di Aceh.
Di Aceh sebelah utara berkembanglah sebuah kerajaan islam,
yaitu kerajaan samudera pasai. Raja yang pertama menganut agama
islam dari Samudera pasai ialah Marah silu, kemudian bergelar
Sultan Al Malikus Saleh (Malik Saleh). Ia kemudian menikah
dengan putri Raja Perlak sehingga kedua kerajaan itu bergabung
menjadi satu kerajaan islam yang kuat. Perkembangan Samudera
Pasai semakin kuat, hubungan dengan dunia luar pun semakin
meningkat, terutama dengan kerajaan islam.
b. Masuknya agama islam di pulau
jawa
Setelah agama islam masuk ke daerah Sumatera, maka secara
berangsur-angsur agama islam berkembang ke seluruh nusantara.
Perkembangan agama islam di pulau jawa, dimulai di daerah Jawa
Timur, yaitu kota Gresik oleh Maulana Malik Ibrahim, yang wafat
pada tahun 1419 M. dan pernah belajar di Pasai, Sebagai kota pantai
dan bandar niaga, Gresik mempunyai peranan yang sangat penting
dalam penyebaran agama islam
Ajaran islam berkembang dengan pesat, apalagi ketika itu
kerajaan Majapahit sedang mengalami kemunduran.
Berikut dijelaskan tentang peran Wali Songo dalam
penyebaran agama islam di indonesia :
1) Sunan Gresik
Maulana Malik Ibrahim disebut juga Sunan Gresik, Syekh
Maghribi, atau terkadang Makhdum Ibrahim As-samarqandy. Ia
diperkirakan lahir di samarkand di Asia Tengah, pada paruh
awal abad ke-14. Malik Ibrahim umumnya di anggap sebagai
wali pertama yang mendakwahkan islam di Jawa. Ia
mengajarkan cara-cara baru bercocok tanam dan banyak
merangkul rakyat kebanyakan yaitu golongan masyarakat Jawa
yang tersisihkan akhir kekuasaan Majapahit.
Malik Ibrahim membangun pondokan tempat belajar agama di
Leran Gresik. Pada tahun 1419, Malik Ibrahim wafat,
Makamnya terdapat di Desa Gapura Wetan, Gresik, Jawa Timur.
2) Sunan Ampel
Sunan Ampel bernama asli Raden Rahmat. Ia adalah putra
Maulana Malik Ibrahim dan seorang putri Champa. Ia disebutkan
masih berkerabat dengan salah seorang istri atau selir dari
Brawijaya raja Majapahit. Sunan Ampel umumnya dianggap
sebagai sesepuh oleh para wali lainnya. Pesantrennya bertempat di
Ampel Denta, Surabaya, dan merupakan salah satu pusat
penyebaran agam islam tertua di Jawa. Ia menikah dengan Nyai
Ageng Manila, putri adipati Tuban Arya Teja. Sunan Bonang dan
Sunan Kudus adalah anak anaknya, sedangkan Sunan Drajat adalah
cucunya. Makam Sunan Ampel terletak di Masjid Ampel.
Surabaya.
3) Sunan Bonang
Sunan Bonang adalah putra Sunan Ampel. Ia adalah putra
Sunan Ampel dengan Nyai Ageng Manila, putri adipati Tuban
bernama Arya Teja. Sunan Bonang banyak berdakwah melalui
kesenian untuk menarik penduduk Jawa agar memeluk agama
islam. Ia dikatakan sebagai penggubah suluk Wijil dan tembang
Tombo Ati, yang masih sering dinyanyikan orang. Pembaharuannya
pada gamelan Jwa ialah dengan memasukkan rebab dan bonang,
yang sering dihubungkan dengan namanya. Universitas Leiden
menyimpan sebuah karya sastra bahasa Jawa bernama Het Boek van
Bonang atau Buku Bonang. Menurut G.W.J. Drewes, itu bukan
karya Sunan Bonang, namun mungkin saja mengandung ajarannya.
Sunan Bonang diperkirakan wafat pada tahun 1525 M.
4) Sunan Giri
Lahir pada pertengahan abad ke-15 dengan nama asli Raden Paku.
Ia adalah putra Maulana Ishak dan dikenal dengan panggilan Raden
Ainul Yaqin.
Sunan Giri memulai aktivitas dakwahnya di daerah Giri dan sekitarnya
dengan mendirikan sebuah pesantren dengan nama “Pesantren Sunan
Giri”. Ia mengirim da’i terdidik ke berbagai daerah di luar pulau Jawa,
seperti di Madura, Ternate, Tedore dan Kangean.
Ia terkenal sebagai pendidik yang berjiwa demokratis. Ia mendidik
anak-anak dengan berbagai permainan yang berjiwa agama seperti
jelungan, jor gula, cublak-cublak, suweng, iler-iler yang masih
dikenang hingga saat ini. Sunan Giri wafat dan dimakamkan di Giri,
Gresik pada tahun 1506 M.
5) Sunan Drajat
Lahir di Ampel, Surabaya pada tahun 1407 dengan nama
asli Raden Qosim atau Syarifuddin. Ia merupakan putra
Sunan Ampel. Pada waktu para wali memutuskan untuk
mengadakan pendekatan cultural pada masyarakat Jawa
dalam menyiarkan Islam.
Sunan Drajat juga tidak ketinggalan untuk menciptakan
tembang Jawa yang sampai saat ini masih digemari
masyarakat, yaitu tembang pangkur.
Hal yang paling menonjol dalam dakwahnya Sunan Drajat
ialah perhatiannya yang serius pada masalah-masalah sosial.
Dakwahnya selalu berorientasi pada kegotong-royongan.
Sunan Drajat wafat di Sedayu, Gresik pada pertengahan abad
ke-16 M.
6) Sunan kalijaga
Dilahirkan pada akhir abad ke-14 M dengan nama Raden
Mas Syahid. Ayahnya bernama Raden Sahur Tumenggung
Wilwatikta yang menjadi Bupati Tuban. Dan ibunya bernama
Nawang Rum.
Karena sistem dakwahnya yang akurat dan intelek, para
bangsawan dan cendikiawan banyak yang bersimpati kepadanya.
Sunan Kalijaga sangat berjasa dalam perkembangan wayang
purwa atau wayang kulit yang bercorak Islam seperti saat ini.
Sunan Kalijaga mengarang aneka cerita wayang bernapaskan
Islam terutama mengenai etika. Beliau juga berjasa dalam
pengembangan seni suara, seni ukir, seni pahat, dan kesusatraan.
7) Sunan kudus
Sunan Kudus menyiarkan agama Islam di daerah Kudus
dan sekitarnya. Ia memiliki keahlian khusus dalam ilmu
fiqih, ushul fiqh, tauhid, tafsir, hadits dan logika.
Oleh karenanya, diantara wali songo yang lain, ia mendapat
julukan waliyyul’ilmi atau orang yang kuat ilmunya. Beliau
juga melaksanakan dakwah denganpendekatan kultural.
8) Sunan Muria
Beliau adalah putra Sunan Kalijaga. Sunan Muria
memusatkan aktivitas dakwahnya di gunung Muria yang
terletak 18 km sebelah utara kota Kudus. Ia menjadikan
tempat-tempat terpencil sebagai pusat dakwahnya.
Ia lebih suka menyendiri dan tinggal di desa serta bergaul
dengan rakyat biasa. Beliau mengadakan kursus-kursus untuk
kaum nelayan, pedagang dan rakyat biasa untuk mendalami
ilmu agama Islam.
9) Sunan Gunung Jati
Lahir di Mekkah tahun 1448 M. Ia adalah cucu Raja
Pajajaran, Prabu Siliwangi. Ia mengembangkan ajaran
Islam di Cirebon, Majalengka, Kawali, Kuningan, Sunda
Kelapa, Dan Banten.
Sunan Gunungjati sangat berjasa dalam memajukan
kerajaan Demak, khususnya dalam pelantikan Sultan
Trenggono sebagai raja Demak ketiga hingga kerajaan
Demak mencapai puncak kejayaannya sebagai kerajaan
Islam di pulau Jawa.
C. Masuknya agama islam di
Maluku
Maluku yang dikenal dengan sebutan Jazirah al-Mamluk (Kepulauan
Raja-raja) adalah sebuah negeri di Timur Indonesia yang yang sangat
berpengaruh dengan empat kerajaan yaitu Jailolo, Ternate, Tidore, dan
Bacan.

Islam  masuk di Maluku melalui jalur perdagangan di abad ke-15. Alasan


kenapa Islam masuk lewat jalur perdagangan, karena pada awal abad ke-
15 Maluku Sohor sebagai kepulauan rempah-rempah yang menjadi
sasaran pada pedagang asing untuk mendapatkan cengkeh dan buah
pala. Pedagang-pedagang itu diantaranya dari Asia-Arab, Gujarat, Cina,
dan pedagang-pedagang Jawa serat Melayu yang telah memeluk agama
Islam.
D. Masuknya agama islam di
sulawesi
Kronologi dan perkembangan Islam di Sulawesi masih 
membutuhkan pengkajian yang mendalam agar sejarahnya
lebih objektif.  Kehadiran budaya Islam pertama kali di
kerajaan Gowa jauh sebelum diterimanya agama Islam sebagai
agama resmi kerajaan. Agama Islam dibawa oleh para 
pedagang muslim dari Arab, Parsia, India, Cina, dan Melayu ke
Ibu Kota kerajaan Gowa, Sumba Opu.

Agama Islam masuk ke Sulawesi sejak abad ke-16, sejak masa


kekuasaan Sombayya Ri Gowa I Mangngarrangi Daeng
Mangrabia Karaeng Lakiung Sultan Alauddin Awalul Islam raja
Gowa ke-14. tetapi baru mengalami perkembangan pesat
pada abad ke-17 setelah raja-raja Gowa dan Tallo menyatakan
diri masuk Islam.
Islam dinyatakan resmi sebagai agama kerajaan Gowa pada tanggal 9
Jumadil Awal 1051 H / 20 September 1605 M. Raja Gowa yang pertama
masuk Islam ialah Daeng Manrabia yang berganti nama Sultan
Alauddin Awwalul Islam, sedang Raja Tallo yang pertama masuk Islam
bergelar Sultan Abdullah. Di antara para mubaligh yang banyak berjasa
dalam menyebarkan dan mengembangkan agama Islam di Sulawesi,
yaitu Katib Tunggal, Datuk Ri Bandang, Datuk Patimang, Datuk Ri Tiro,
dan Syekh Yusuf Tajul Khalwati Tuanta Samalaka.

Dakwah Islamiyah di Sulawesi berkembang terus sampai ke daerah


kerajaan Bugis, Wajo, Sopeng, Sindenreng, dan lain-lain. Suku Bugis
yang terkenal berani, jujur dan suka berterus terang, semula sulit
menerima agama Islam. Namun berkat kesungguhan dan keuletan para
mubaligh, secara berangsur-angsur mereka menjadi penganut Islam
yang setia.
Sekian
Terima Kasih….

Anda mungkin juga menyukai