Anda di halaman 1dari 14

BAB.

 6
PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA
 
A. Standar Kompetensi
6.      Memahami perkembangan Islam di Indonesia
 
B. Kompetensi Dasar
6.1  Menjelaskan perkembangan Islam di Indonesia
6.2 Menampilkan contoh  perkembangan Islam di Indonesia.
6.2  Mengambil hikmah dari perkembangan Islam di Indonesia.
 
C.      Materi Pembelajaran
      Awal Masuknya Islam di Indonesia

Ketika Islam datang di Indonesia, berbagai agama dan kepercayaan


seperti animisme, dinamisme, Hindu dan Budha, sudah banyak
dianut oleh bangsa Indonesia bahkan dibeberapa wilayah
kepulauan Indonesia telah berdiri kerajaan-kerajaan yang bercorak
Hindu dan Budha. Misalnya kerajaan Kutai di Kalimantan Timur,
kerajaan Taruma Negara di Jawa Barat, kerajaan Sriwijaya di
Sumatra dan sebagainya. Namun Islam datang ke wilayah-wilayah
tersebut dapat diterima dengan baik, karena Islam datang dengan
membawa prinsip-prinsip perdamaian, persamaan antara manusia
(tidak ada kasta), menghilangkan perbudakan dan yang paling
penting juga adalah masuk kedalam Islam sangat mudah hanya
dengan membaca dua kalimah syahadat dan tidak ada paksaan. 

Tentang kapan Islam datang masuk ke Indonesia, menurut


kesimpulan seminar “ masuknya Islam di Indonesia” pada tanggal
17 s.d 20 Maret 1963 di Medan, Islam masuk ke Indonesia pada
abad pertama hijriyah atau pada abad ke tujuh masehi. Menurut
sumber lain menyebutkan bahwa Islam sudah mulai ekspedisinya
ke Nusantara pada masa Khulafaur Rasyidin (masa pemerintahan
Abu Bakar Shiddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan dan Ali bin
Abi Thalib), disebarkan langsung dari Madinah.

B. Cara Masuknya Islam di Indonesia


Islam masuk ke Indonesia, bukan dengan peperangan ataupun
penjajahan. Islam berkembang dan tersebar di Indonesia justru
dengan cara damai dan persuasif berkat kegigihan para ulama.
Karena memang para ulama berpegang teguh pada prinsip Q.S. al-
Baqarah ayat 256 :
Artinya : 
Tidak ada paksaan dalam agama (Q.S. al-Baqarah ayat 256)
Adapun cara masuknya Islam di Indonesia melalui beberapa cara
antara lain ;
 
1. Perdagangan
Jalur ini dimungkinkan karena orang-orang melayu telah lama
menjalin kontak dagang dengan orang Arab. Apalagi setelah
berdirinya kerajaan Islam seperti kerajaan Islam Malaka dan
kerajaan Samudra Pasai di Aceh, maka makin ramailah para ulama
dan pedagang Arab datang ke Nusantara (Indonesia). Disamping
mencari keuntungan duniawi juga mereka mencari keuntungan
rohani yaitu dengan menyiarkan Islam. Artinya mereka berdagang
sambil menyiarkan agama Islam.

2. Kultural
Artinya penyebaran Islam di Indonesia juga menggunakan media-
media kebudayaan, sebagaimana yang dilakukan oleh para wali
sanga di pulau jawa. Misalnya Sunan Kali Jaga dengan
pengembangan kesenian wayang. Ia mengembangkan wayang kulit,
mengisi wayang yang bertema Hindu dengan ajaran Islam. Sunan
Muria dengan pengembangan gamelannya. Kedua kesenian
tersebut masih digunakan dan digemari masyarakat Indonesia
khususnya jawa sampai sekarang. Sedang Sunan Giri menciptakan
banyak sekali mainan anak-anak, seperti jalungan, jamuran, ilir-ilir
dan cublak suweng dan lain-lain.

3. Pendidikan
Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan yang paling
strategis dalam pengembangan Islam di Indonesia. Para da’i dan
muballig yang menyebarkan Islam diseluruh pelosok Nusantara
adalah keluaran pesantren tersebut. Datuk Ribandang yang
mengislamkan kerajaan Gowa-Tallo dan Kalimantan Timur adalah
keluaran pesantren Sunan Giri. Santri-santri Sunan Giri menyebar
ke pulau-pulau seperti Bawean, Kangean, Madura, Haruku, Ternate,
hingga ke Nusa Tenggara. Dan sampai sekarang pesantren terbukti
sangat strategis dalam memerankan kendali penyebaran Islam di
seluruh Indonesia.

4. Kekuasaan politik
Artinya penyebaran Islam di Nusantara, tidak terlepas dari
dukungan yang kuat dari para Sultan. Di pulau Jawa, misalnya
keSultanan Demak, merupakan pusat dakwah dan menjadi
pelindung perkembangan Islam. Begitu juga raja-raja lainnya di
seluruh Nusantara. Raja Gowa-Tallo di Sulawesi selatan melakukan
hal yang sama sebagaimana yang dilakukan oleh Demak di Jawa.
Dan para Sultan di seluruh Nusantara melakukan komunikasi, bahu
membahu dan tolong menolong dalam melindungi dakwah Islam di
Nusantara. Keadaan ini menjadi cikal bakal tumbuhnya negara
nasional Indonesia dimasa mendatang.

C. Perkembangan Islam di Beberapa Wilayah Nusantara


1. Di Sumatra
Kesimpulan hasil seminar di Medan tersebut di atas, dijelaskan
bahwa wilayah Nusantara yang mula-mula dimasuki Islam adalah
pantai barat pulau Sumatra dan daerah Pasai yang terletak di Aceh
utara yang kemudian di masing-masing kedua daerah tersebut
berdiri kerajaan Islam yang pertama yaitu kerajaan Islam Perlak
dan Samudra Pasai.
Menurut keterangan Prof. Ali Hasmy dalam makalah pada seminar
“Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Aceh” yang digelar
tahun 1978 disebutkan bahwa kerajaan Islam yang pertama adalah
kerajaan Perlak. Namun ahli sejarah lain telah sepakat, Samudra
Pasailah kerajaan Islam yang pertama di Nusantara dengan rajanya
yang pertama adalah Sultan Malik Al-Saleh (memerintah dari tahun
1261 s.d 1297 M). Sultan Malik Al-Saleh sendiri semula bernama
Marah Silu. Setelah mengawini putri raja Perlak kemudian masuk
Islam berkat pertemuannya dengan utusan Syarif Mekkah yang
kemudian memberi gelar Sultan Malik Al-Saleh.
Kerajaan Pasai sempat diserang oleh Majapahit di bawah panglima
Gajah Mada, tetapi bisa dihalau. Ini menunjukkan bahwa kekuatan
Pasai cukup tangguh dikala itu. Baru pada tahun 1521 di taklukkan
oleh Portugis dan mendudukinya selama tiga tahun. Pada tahun
1524 M Pasai dianeksasi oleh raja Aceh, Ali Mughayat Syah.
Selanjutnya kerajaan Samudra Pasai berada di bawah pengaruh
keSultanan Aceh yang berpusat di Bandar Aceh Darussalam
(sekarang dikenal dengan kabupaten Aceh Besar).
Munculnya kerajaan baru di Aceh yang berpusat di Bandar Aceh
Darussalam, hampir bersamaan dengan jatuhnya kerajaan Malaka
karena pendudukan Portugis. Dibawah pimpinan Sultan Ali
Mughayat Syah atau Sultan Ibrahim kerajaan Aceh terus mengalami
kemajuan besar. Saudagar-saudagar muslim yang semula
berdagang dengan Malaka memindahkan kegiatannya ke Aceh.
Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya pada masa
pemerintahan Iskandar Muda Mahkota Alam ( 1607 - 1636).
Kerajaan Aceh ini mempunyai peran penting dalam penyebaran
Agama Islam ke seluruh wilayah Nusantara. Para da’i, baik lokal
maupun yang berasal dari Timur Tengah terus berusaha
menyampaikan ajaran Islam ke seluruh wilayah Nusantara.
Hubungan yang telah terjalin antara kerajaan Aceh dengan Timur
Tengah terus semakin berkembang. Tidak saja para ulama dan
pedagang Arab yang datang ke Indonesia, tapi orang-orang
Indonesia sendiri banyak pula yang hendak mendalami Islam
datang langsung ke sumbernya di Mekah atau Madinah. Kapal-kapal
dan ekspedisi dari Aceh terus berlayar menuju Timur Tengah pada
awal abad ke 16. Bahkan pada tahun 974 H. atau 1566 M dilaporkan
ada 5 kapal dari kerajaan Asyi (Aceh) yang berlabuh di bandar
pelabuhan Jeddah. Ukhuwah yang erat antara Aceh dan Timur
Tengah itu pula yang membuat Aceh mendapat sebutan Serambi
Mekah.

2. Di Jawa
Benih-benih kedatangan Islam ke tanah Jawa sebenarnya sudah
dimulai pada abad pertama Hijriyah atau abad ke 7 M. Hal ini
dituturkan oleh Prof. Dr. Buya Hamka dalam bukunya Sejarah Umat
Islam, bahwa pada tahun 674 M sampai tahun 675 M. sahabat Nabi,
Muawiyah bin Abi Sufyan pernah singgah di tanah Jawa (Kerajaan
Kalingga) menyamar sebagai pedagang. Bisa jadi Muawiyah saat
itu baru penjajagan saja, tapi proses dakwah selanjutnya dilakukan
oleh para da’i yang berasal dari Malaka atau kerajaan Pasai sendiri.
Sebab saat itu lalu lintas atau jalur hubungan antara Malaka dan
Pasai disatu pihak dengan Jawa dipihak lain sudah begitu pesat.
Adapun gerakan dakwah Islam di Pulau Jawa selanjutnya dilakukan
oleh para Wali Sanga, yaitu :
a. Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik
Beliau dikenal juga dengan sebutan Syeikh Magribi. Ia dianggap
pelopor penyebaran Islam di Jawa. Beliau juga ahli pertanian, ahli
tata negara dan sebagai perintis lembaga pendidikan pesantren.
Wafat tahun 1419 M.(882 H) dimakamkan di Gapura Wetan Gresik 

b. Raden Ali Rahmatullah (Sunan Ampel)


Dilahirkan di Aceh tahun 1401 M. Ayahnya orang Arab dan ibunya
orang Cempa, ia sebagai mufti dalam mengajarkan Islam tak kenal
kompromi dengan budaya lokal. Wejangan terkenalnya Mo Limo
yang artinya menolak mencuri, mabuk, main wanita, judi dan
madat, yang marak dimasa Majapahit. Beliau wafat di desa Ampel
tahun 1481 M. 
Jasa-jasa Sunan Ampel :
1)      Mendirikan pesantren di Ampel Denta, dekat Surabaya. Dari
pesantren ini lahir para mubalig kenamaan seperti : Raden Paku
(Sunan Giri), Raden Fatah (Sultan Demak pertama), Raden
Makhdum (Sunan Bonang), Syarifuddin (Sunan Drajat) dan
Maulana Ishak yang pernah diutus untuk menyiarkan Islam ke
daerah Blambangan.
2)      Berperan aktif dalam membangun Masjid Agung Demak yang
dibangun pada tahun 1479 M.
3)      Mempelopori berdirinya kerajaan Islam Demak dan ikut
menobatkan Raden Patah sebagai Sultan pertama.
 
c. Sunan Giri (Raden Aenul Yaqin atau Raden Paku)
Ia putra Syeikh Yakub bin Maulana Ishak. Ia sebagai ahli fiqih dan
menguasai ilmu Falak. Dimasa menjelang keruntuhan Majapahit, ia
dipercaya sebagai raja peralihan sebelum Raden Patah naik
menjadi Sultan Demak. Ketika Sunan Ampel wafat, ia
menggantikannya sebagai mufti tanah Jawa.

d. Sunan Bonang (Makhdum Ibrahim)


Putra Sunan Ampel lahir tahun 1465. Sempat menimba ilmu ke
Pasai bersama-sama Raden Paku. Beliaulah yang mendidik Raden
Patah. Beliau wafat tahun 1515 M.

e. Sunan Kalijaga (Raden Syahid)


Ia tercatat paling banyak menghasilkan karya seni berfalsafah
Islam. Ia membuat wayang kulit dan cerita wayang Hindu yang
diislamkan. Sunan Giri sempat menentangnya, karena wayang
Beber kala itu menggambarkan gambar manusia utuh yang tidak
sesuai dengan ajaran Islam. Kalijaga mengkreasi wayang kulit yang
bentuknya jauh dari manusia utuh. Ini adalah sebuah usaha ijtihad
di bidang fiqih yang dilakukannya dalam rangka dakwah Islam. 

f. Sunan Drajat
Nama aslinya adalah Syarifudin (putra Sunan Ampel, adik Sunan
Bonang). Dakwah beliau terutama dalam bidang sosial. Beliau juga
mengkader para da’i yang berdatangan dari berbagai daerah, antara
lain dari Ternate dan Hitu Ambon.

g. Syarif Hidayatullah
Nama lainnya adalah Sunan Gunung Jati yang kerap kali dirancukan
dengan Fatahillah, yang menantunya sendiri. Ia memiliki
keSultanan sendiri di Cirebon yang wilayahnya sampai ke Banten.
Ia juga salah satu pembuat sokoguru masjid Demak selain Sunan
Ampel, Sunan Kalijaga dan Sunan Bonang. Keberadaan Syarif
Hidayatullah dengan kesultanannya membuktikan ada tiga
kekuasaan Islam yang hidup bersamaan kala itu, yaitu Demak, Giri
dan Cirebon. Hanya saja Demak dijadikan pusat dakwah, pusat
studi Islam sekaligus kontrol politik para wali.

h. Sunan Kudus
Nama aslinya adalah Ja’far Sadiq. Lahir pada pertengahan abad ke
15 dan wafat tahun 1550 M. (960 H). Beliau berjasa menyebarkan
Islam di daerah kudus dan sekitarnya. Ia membangun masjid
menara Kudus yang sangat terkenal dan merupakan salah satu
warisan budaya Nusantara.

i. Sunan Muria
Nama aslinya Raden Prawoto atau Raden Umar Said putra Sunan
Kalijaga. Beliau menyebarkan Islam dengan menggunakan sarana
gamelan, wayang serta kesenian daerah lainnya. Beliau
dimakamkan di Gunung Muria, disebelah utara kota Kudus.
Diparuh awal abad 16 M, Jawa dalam genggaman Islam. Penduduk
merasa tentram dan damai dalam ayoman keSultanan Demak di
bawah kepemimpinan Sultan Syah Alam Akbar Al Fatah atau Raden
Patah. Hidup mereka menemukan pedoman dan tujuan sejatinya
setelah mengakhiri masa Siwa-Budha serta animisme. Merekapun
memiliki kepastian hidup bukan karena wibawa dan perbawa sang
Sultan, tetapi karena daulah hukum yang pasti yaitu syari’at Islam
“Salokantara” dan “Jugul Muda” itulah dua kitab undang-undang
Demak yang berlandaskan syari’at Islam. Dihadapan peraturan
negeri pengganti Majapahit itu, semua manusia sama derajatnya,
sama-sama khalifah Allah di dunia. Sultan-Sultan Demak sadar dan
ikhlas dikontrol oleh kekuasaan para Ulama atau Wali. Para Ulama
itu berperan sebagai tim kabinet atau merangkap sebagai dewan
penasehat Sultan.
Dalam versi lain dewan wali sanga dibentuk sekitar 1474 M. oleh
Raden Rahmat (Sunan Ampel), membawahi Raden Hasan, Maftuh
Ibrahim, Qasim (Sunan Drajat) Usman Haji (ayah Sunan Kudus,
Raden Ainul Yakin (Sunan Gresik), Syekh Sutan Maharaja Raden
Hamzah, dan Raden Mahmud.Beberapa tahun kemudian Syekh
Syarif Hidayatullah dari Cirebon bergabung di dalamnya. Sunan
Kalijaga dipercaya para wali sebagai muballig keliling. Disamping
wali-wali tersebut, masih banyak Ulama yang dakwahnya satu
kordinasi dengan Sunan Ampel hanya saja, sembilan tokoh Sunan
Wali Sanga yang dikenal selama ini memang memiliki peran dan
karya yang menonjol dalam dakwahnya.

3. Di Sulawesi
Ribuan pulau yang ada di Indonesia, sejak lama telah menjalin
hubungan dari pulau ke pulau. Baik atas motivasi ekonomi maupun
motivasi politik dan kepentingan kerajaan. Hubungan ini pula yang
mengantar dakwah menembus dan merambah Celebes atau
Sulawesi. Menurut catatan company dagang Portugis pada tahun
1540 saat datang ke Sulawesi, di tanah ini sudah ditemui
pemukiman muslim di beberapa daerah. Meski belum terlalu
banyak, namun upaya dakwah terus berlanjut dilakukan oleh para
da’i di Sumatra, Malaka dan Jawa hingga menyentuh raja-raja di
kerajaan Gowa dan Tallo atau yang dikenal dengan negeri Makasar,
terletak di semenanjung barat daya pulau Sulawesi.
Kerajaan Gowa ini mengadakan hubungan baik dengan kerajaan
Ternate dibawah pimpinan Sultan Babullah yang telah menerima
Islam lebih dahulu. Melalui seorang da’i bernama Datuk Ri Bandang
agama Islam masuk ke kerajaan ini dan pada tanggal 22 September
1605 Karaeng Tonigallo, raja Gowa yang pertama memeluk Islam
yang kemudian bergelar Sultan Alaudin Al Awwal (1591-1636 ) dan
diikuti oleh perdana menteri atau Wazir besarnya, Karaeng Matopa.
Setelah resmi menjadi kerajaan bercorak Islam Gowa Tallo
menyampaikan pesan Islam kepada kerajaan-kerajaan lain seperti
Luwu, Wajo, Soppeng dan Bone. Raja Luwu segera menerima pesan
Islam diikuti oleh raja Wajo tanggal 10 Mei 1610 dan raja Bone yang
bergelar Sultan Adam menerima Islam tanggal 23 November 1611
M. Dengan demikian Gowa (Makasar) menjadi kerajaan yang
berpengaruh dan disegani. Pelabuhannya sangat ramai disinggahi
para pedagang dari berbagai daerah dan manca negara. Hal ini
mendatangkan keuntungan yang luar biasa bagi kerajaan Gowa
(Makasar). Puncak kejayaan kerajaan Makasar terjadi pada masa
Sultan Hasanuddin (1653-1669).

4. Di Kalimantan
Islam masuk ke Kalimantan atau yang lebih dikenal dengan Borneo
melalui tiga jalur. Jalur pertama melalui Malaka yang dikenal
sebagai kerajaan Islam setelah Perlak dan Pasai. Jatuhnya Malaka
ke tangan Portugis kian membuat dakwah semakin menyebar sebab
para muballig dan komunitas muslim kebanyakan mendiamai
pesisir barat Kalimantan. 
Jalur kedua, Islam datang disebarkan oleh para muballig dari tanah
Jawa. Ekspedisi dakwah ke Kalimantan ini mencapai puncaknya
saat kerajaan Demak berdiri. Demak mengirimkan banyak Muballig
ke negeri ini. Para da’i tersebut berusaha mencetak kader-kader
yang akan melanjutkan misi dakwah ini. Maka lahirlah ulama besar,
salah satunya adalah Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari.
Jalur ketiga para da’i datang dari Sulawesi (Makasar) terutama da’i
yang terkenal saat itu adalah Datuk Ri Bandang dan Tuan Tunggang
Parangan.

a. Kalimantan Selatan
Masuknya Islam di Kalimantan Selatan adalah diawali dengan
adanya krisis kepemimpinan dipenghujung waktu berakhirnya
kerajaan Daha Hindu. Saat itu Raden Samudra yang ditunjuk
sebagai putra mahkota oleh kakeknya, Raja Sukarama minta
bantuan kepada kerajaan Demak di Jawa dalam peperangan
melawan pamannya sendiri, Raden Tumenggung Sultan Demak
(Sultan Trenggono) menyetujuinya, asal Raden Samudra kelak
bersedia masuk Islam
Dalam peperangan itu Raden Samudra mendapat kemenangan.
Maka sesuai dengan janjinya ia masuk Islam beserta kerabat
keraton dan penduduk Banjar. Saat itulah tahun (1526 M) berdiri
pertama kali kerajaan Islam Banjar dengan rajanya Raden Samudra
dengan gelar Sultan Suryanullah atau Suriansyah. Raja-raja Banjar
berikutnya adalah Sultan Rahmatullah (putra Sultan Suryanullah),
Sultan Hidayatullah (putra Sultan Rahmatullah dan Marhum
Panambahan atau Sultan Musta’in Billah. Wilayah yang dikuasainya
meliputi daerah Sambas, Batang Lawai, Sukadana, Kota Waringin,
Sampit Medawi, dan Sambangan.

b. Kalimantan Timur
Di Kalimantan Timur inilah dua orang da’i terkenal datang, yaitu
Datuk Ri Bandang dan Tuan Tunggang Parangan, sehingga raja
Kutai (raja Mahkota) tunduk kepada Islam diikuti oleh para
pangeran, para menteri, panglima dan hulubalang. Untuk kegiatan
dakwah ini dibangunlah sebuah masjid.
Tahun 1575 M, raja Mahkota berusaha menyebarkan Islam ke
daerah-daerah sampai ke pedalaman Kalimantan Timur sampai
daerah Muara Kaman, dilanjutkan oleh Putranya, Aji Di Langgar dan
para penggantinya.

5. Di Maluku.
Kepulauan Maluku terkenal di dunia sebagai penghasil rempah-
rempah, sehingga menjadi daya tarik para pedagang asing, tak
terkecuali para pedagang muslim baik dari Sumatra, Jawa, Malaka
atau dari manca negara. Hal ini menyebabkan cepatnya
perkembangan dakwah Islam di kepulauan ini.
Islam masuk ke Maluku sekitar pertengahan abad ke 15 atau
sekitar tahun 1440 dibawa oleh para pedagang muslim dari Pasai,
Malaka dan Jawa (terutama para da’i yang dididik oleh para Wali
Sanga di Jawa). Tahun 1460 M, Vongi Tidore, raja Ternate masuk
Islam. Namun menurut H.J De Graaft (sejarawan Belanda) bahwa
raja Ternate yang benar-benar muslim adalah Zaenal Abidin (1486-
1500 M). Setelah itu Islam berkembang ke kerajaan-kerajaan yang
ada di Maluku. Tetapi diantara sekian banyak kerajaan Islam yang
paling menonjol adalah dua kerajaan , yaitu Ternate dan Tidore.
Raja-raja Maluku yang masuk Islam seperti :
a.      Raja Ternate yang bergelar Sultan Mahrum (1465-1486).
b.      Setelah beliau wafat digantikan oleh Sultan Zaenal Abidin yang
sangat besar jasanya dalam menyiarkan Islam di kepulauan
Maluku, Irian bahkan sampai ke Filipina.
c.       Raja Tidore yang kemudian bergelar Sultan Jamaluddin.
d.      Raja Jailolo yang berganti nama dengan Sultan Hasanuddin.
e.      Pada tahun 1520 Raja Bacan masuk Islam dan bergelar Zaenal
Abidin.
Selain Islam masuk dan berkembang di Maluku, Islam juga masuk
ke Irian yang disiarkan oleh raja-raja Islam di Maluku, para
pedagang dan para muballig yang juga berasal dari Maluku.
Daerah-daerah di Irian Jaya yang dimasuki Islam adalah : Miso,
Jalawati, Pulau Waigio dan Pulau Gebi.
 
Peranan umat Islam
1)      Masa Sebelum kemerdekaan
Beberapa perlawanan khususnya masyarakat muslim terhadap
penjajah Belanda antara lain:
a.      Sultan Agung Tirtayasa (1682 M), Sultan Banten ke -5 selama
31 tahun memimpin rakyat Banten untuk turut
mempertahankan wilayah Banten berperang melawan VOC.
b.      Perlawanan – perlawanan terhadap Belanda di Indonesia
antara lain dilakukan oleh:
(1)   Tuanku Imam Bonjol melalui perang Paderi 1821-1837 di
Sumatera Barat.
(2)   Perang Diponegoro 1835-1838 di Jawa Tengah dengan
bantuan para ulama dan kyai.
(3)   Perang Aceh 1873 sampai 1873-1904 dibawah pimpinan
Panglima  Polin, Teuku Cik Ditiro, Teuku Umar dan Cut
Nya’Dien.
2)      Masa Kemerdekaan
Perjuangan umat Islam mulai diganti dengan cara perjuangan
yang lebih modern dengan mendirikan organisasi-organisasi
Islam.
a.      Serikat Dagang Islam dan kemudian berubah menjadi Serikat
Islam berdiri tahun 1905 dipimpin oleh H. Samanhudi, A.M.
Sangaji, HOS. Cokroaminoto, H. Agus Salim. Tujuan Organisasi
untuk meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia.
b.      Jami’atul Khair berdiri tahun 1905 di Jakarta adalah
pergerakan Islam yanh pertama kali di Jawa dan sebagian
besar anggotanya keturunan Arab. Tokohnya Syeh Ahmad
Soerkati dari Sudan.
c.       Al Irsyad berdiri tahun 1914 oleh pedagang dan ulama
keturunan Arab seperti Syeh Ahmad Soerkati. Kegiatannya di
bidang pendidikan.
d.      Perserikatan Ulama yaitu gerakan modernis Islam berdiri
1911 M oleh Abdul Halim berpusat di Majalengka Jawa Barat.
e.      Muhammadiyah didirikan di Yogyakarta 18 November 1912 M
oleh KH. Ahmad Dahlan. Muhammadiyah buka partai politik
tetapi gerakan Islam yang menjiwai segala gerakan serta
amar makruf nahi mungkar.
f.        Nahdlatul Ulama berdiri bulan Januari 1926 M oleh KH,
Hasyim Asy’ari. NU bertujuan membangkitkan para ulama
dengan cara meningkatkan dakwah dan pendidikan.
 
3)      Masa setelah kemerdekaan
Majelis Ulama Indonesia (MUI) berdiri di Jawa Barat 12 Juli
1958 yang diketuai oleh seorang militer. MUI bergerak di
bidang Dakwah dan pendidikan. MUI Pusat berdiri bulan
Oktober 1962 yang bertujuan sebagai berikut:
(1)   Pembinaan mental, rohani dan agama masyarakat
(2)   Mengambil bagian dalam penyelenggaraan revolusi dan
pembangunan semesta berencana dalam rangka demokrasi
terpimpin.
 
Fungsi MUI adalah sebagai berikut:
(1)   Memberi fatwa dan nasehat mengenai masalah
keagamaan dan kemasyarakatan kepada pemerintah dan
umat Islam umumnya sebagai amar makruf nahi mungkar
dalam usaha meningkatkan ketahanan nasional.
(2)   Mempererat ukhuwah Islamiyah dan memelihara serta
meningkatkan suasana kerukunan antar umat beragama
dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa.
(3)   Mewakili umat Islam dalam konsultasi antar umat
beragama.
(4)   Penghubung antara ulama pemerintah serta menjadi
penerjemah timbal balik antara pemerintah dengan umat. 
 
Uji Kompetensi
I.                    Berilah tanda silang huruf a, b, c, d atau e pada jawaban
yang tepat!
1.      Pelabuhan penting pada penyebaran Islam di Indonesia
yang  terletak di pulau Jawa adalah ...
a.      Barus
b.      Lamuri
c.       Ketapang
d.      Gilimanuk
e.      Sunda Kelapa
 
2.      Proses masuknya Islam melalui media...
a.      Pelayaran
b.      Perdagangan
c.       Peperangan
d.      Pesantren
e.      Pernikahan
 
3.      Cikal bakal keberadaan Islam di Nusantara telah dirintis
sekitar abad ke ...
a.      1 – 5 H
b.      1 – 6 H
c.       2 – 6 H
d.      7 – 11H
e.      11 – 17H
4.      Imam Bonjol ditangkap oleh Belanda dan dibuang di daerah...
a.      Aceh
b.      Pasai
c.       Banten
d.      Manado
e.      Minahasa
5.      Salah satu Pendiri Serikat Islam ialah ...
a.      Abdul Halim
b.      H. Samanhudi
c.       Ahmad Soerkati
d.      K.H. Ahmad Dahlan
e.      K.H. Hasyim Asy’ari
 
6.      Raja Demak pertama adalah ...
a.      Sunan Ampel
b.      Raden Patah
c.       Ja’far Shodiq
d.      Raden Rahman
e.      Sunan Gunung Jati
 
7.      Salah satu manfaat yang dapat diambil dari sejarah Islam di
Indonesia adalah...
a.      Adanya peperangan
b.      Memerangi umat Islam
c.       Mempererat persaudaraan
d.      Menghilangkan persaudaraan
e.      Kerajaan yang sah menyerang kerajaan yang lain
 
8.      Muhammadiyah didirikan di Yogyakarta oleh K.H. Ahmad
Dahlan pada tanggal ...
a.      10 November 1910 M
b.      18 November 1912 M
c.       21 November 1912 M
d.      19 November 1913 M
e.      20 November 1913 M
 
9.      Nahdlatul Ulama berdiri pada bulan Januari tahun 1926
dengan tokohnya yaitu...
a.      Agus Salim
b.      K.H. Hasyim Asy’ari
c.       K.H. Wahid Hasyim
d.      Abdurrahman Wahid
e.      H.O.S. Cokroaminoto
 
10.  Lembaga pendidikan Islam tradisional yang menjadi media
penyebaran Islam adalah ...
a.      Al Qur’an
b.      Pesantren
c.       Perkawinan
d.      Perdagangan
e.      Wayang kulit
 
11.  Sultan Agung Tirtayasa termasuk Sultan yang ke ...
a.      1
b.      3
c.       5
d.      6
e.      10
 
12.  Al Irsyad adalah organisasi yang didirikan tahun...
a.      1914 M
b.      1915 M
c.       1916 M
d.      1917 M
e.      1918 M
 
13.  Berikut merupakan kerajaan Islam di pulau Jawa adalah...
a.      Demak
b.      Jepara
c.       Cirebon
d.      Banten
e.      Mataram
 
14.  Wali Sanga memiliki peran yang sangat besar dalam proses
penyebaran Islam di pulau Jawa. Diantara faktor yang
membuat dakwah walisanga mudah diterima oleh penduduk di
pulau Jawa....
a.      Walisanga adalah pejabat pemerintah.
b.      Walisanga memiliki banyak harta
c.       Masyarakat pulau Jawa mudah dipengaruhi
d.      Walisanga berdakwah menggunakan media budaya lokal
e.      Penduduk yang tidak mau mengikutu Walisanga akan
dihukum
 
15.  Majelis Ulama Indonesia di Jakarta berdiri  pada tahun ...
a.      1962
b.      1963
c.       1964
d.      1965
e.      1966

 
16.  Penyebab Aceh dikenal dengan sebutan serambi Mekah
adalah...
a.      Agama Islam berpusat di Mekah
b.      Penyebaran Islam dimulai dari Aceh
c.       Daerah asal mula Islam di Mekah
d.      Karena kerajaan Islam banyak di Mekah
e.      Selat Malaka dikenal sebagai pusat perdagangan asal
Mekah
 
17.   Perkembangan Islam di Indonesia banyak dipengaruhi oleh
tokoh-tokoh yang pernah belajar di negara-negara Arab, Pada
tanggal 18 Nopember 1912 didirikanlah gerakan sosial dan
pendidikan yang lahir di Yogyakarta yang dipelopori oleh….
a. M,Rasyidi
b. Ki Hajar Dewantara
c. KH.Ahmad Dahlan
d. KH.Hasyim Asyari
e. Syekh Ahmad Khatin
 
18.   Berikut ini adalah bukti perkembangan islam di Indonesia
dalam bidang seni budaya, hal ini dapat dilihat dari
peninggalan-peninggalan yang masih ada sampai sekarang
seperti….
a. Masjid Kuno Demak
b. Masjid Syuhada
c. Masjid Besar Kauman
d. Masjid Agung Demak
e. Masjid Istiqlal
19.   Tokoh Islam yang berhasil menemukan susunan dan
peredaran darah dalam paru-paru manusia ialah pada abad
pertengahan ialah….
a. Abdul Mun`in Ad Dimyati
b. Abu Al-hasan Ali An-Nafis
c. Nasir Ad Din At Tusi
d. Abu Al faraj Al Ibry
e. Ibnu hajar Al-asqalani
 
20.   Perkembangan islam tidak seluruhnya merubah sesuatu
yang telah ada, bahkan adapula yang dilestarikan dan
dipelihara. Dalam berperilaku orang Islampun senantiasa
bertanggung jawab terhadap kelestarian alam, baik flora
naupun fauna. Hal ini dilakukan semata-mata untuk
kesejahteraan seluruh umat manusia dan apa yang telah
diciptakan Allah sesungguhnya penuh dengan hikmah,
sebagaimana firman Allah dalam surat dan ayat……
a. Ar-Rum 41-42
b. Al-A`raf 56-58
c. Sad 27
d. Al baqarah 156
e. Ali Imran 56
 
 

SOAL URAIAN
II.        Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan benar!
1.      Bagaimana cara penyebaran Islam si Indonesia?
2.      Jelaskan masuknya Islam di Sumatera?
3.      Apa faktor yang menyebabkan agama Islam diterima dengan
mudah di Indonesia?
4.      Bagaimana cara ulama menumbuhkembangkan ajarannya?
5.      Sebutkan pelabuhan penting di Sumatera dan Jawa yang
digunakan sebagai pusat perdagangan?
6.      Sebutkan 2 fungsi Majelis Ulama Indonesia?
7.      Apa yang kamu ketahui tentang Muhammadiyah?
8.      Terangkan peranan umat Islam pada masa perang
kemerdekaan?
9.      Jelaskan peranan organisasi – organisasi Islam dan lembaga
– lembaga pendidikan Islam pada masa reformasi?
10.  Sebutkan hikmah dari perkembangan Islam di Indonesia?
 

Anda mungkin juga menyukai