PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Indonesia
C. Tujuan Pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut teori ini, islam masuk ke Indonesia dari Gujarat. Snouck Hurgronje
berkeyakinan bahwa tidak mungkin Islam masuk ke Indonesia langsung berasal dari
Arabia tanpa melalui ajaran tasawuf yang berkembang di Gujarat, India. Wilayah
kerajaan samudra pasai merupakan daerah pertama penerima ajaran agama Islam,
yakni pada abad ke-13 Masehi. Teori ini tidak menjelaskan secara rinci antara masuk
dan berkembangnya Islam di wilayah ini. Tidak ada penjelasan mengenai mazhab apa
yang berkembang di samudra pasai.
b. Teori Makkah oleh Prof. Dr. Buya Hamka
Buya Hamka menggunakan berita yang diangkat dari Berita Cina Dinasti Tang
sebagai acuan teori ini. Menurutnya, Islam masuk ke Nusantara pada abad ke-7
Masehi. Berdasarkan berita Cina Dinasti Tang, ditemukan pemukiman saudagar Arab
di Wilayah pantai barat sumatra. Dari sini disimpulkan Islam dibawa masuk ke
Indonesia oleh para saudagar yang berasal dari Arab.
Masa perkembangan agama Islam adalah kurun waktu pada saat umat Islam telah
membangun kesultanan bagi bentuk kekuasaan politik. Perkembangan Islam di
Indonesia semakin meluas seiring dengan banyaknya raja-raja Hindu yang memluk
Istilah kerajaan berubah menjadi keusltanan, dan istilah raja brubah menjadi
sultan. Salah satu motif para raja memeluk Islam adalah untuk mempertahankan
kekuasaannya, karena mayoritas rakyatnya sudah memeluk Islam terlebih dahulu.
Perbedaan mazhab antara Gujarat dan samudra pasai inilah yang dijadikan alasan
oleh Buya Hamka untuk menolak teori Gujarat. Menurut Ibnu Batutah, kesultanan
samudra pasai bermazhab Syafi’I, bukan mazhab Syafi’ah. Oleh karena itu, Buya
Hamka berkeyakinan bahwa Islam dibawa langsung oleh saudagar dari Makkah,
bukan dari Gujarat.
Meurah Silu atau Sultan Malik as-Saleh merupakan pendiri dan raja pertama
samudra pasai (berdiri pada tahun 1267 M). Sultan Malik al-Saleh merupakan tokoh
penyebar Islam di Nusantara dan asia tenggara. Hal ini disebabkan oleh kuatnya
pengaruh kekuasaan samudra pasai dibawah kepemimpinan Sultan Malik al-Saleh.
Beliau wafat pada than 1297 M, Dan kepemimpinan samudra pasai digantikan oleh
Sultan Muhammad Malik al-Zahir (1297-1326 M). Sultan Malik al-Saleh dimakamkan
di desa beuringin kecamatan samudra, kira kira 17 Km sebelah timur Lhokseumawe.
Beliau merupakan sultan samudra pasai yang ketiga, bergelar Sultan Malik al-
Thahir II. Pada masa pemerintahannya, Kesultanan Samudra pasai dikunjungi oleh
seorang penjelajah dari Maroko, Yaitu Ibnu batutah .
Wali songo merupakan sembilan wali atau sunan yang menjadi pelopor
penyebaran islam di pulau jawa. Mereka adalah (1) Maulana Malik Ibrahim (Sunan
Gresik), (2) Raden Rahmat (Sunan Ampel), (3)Mualana Makdum Ibrahim (Sunan
Bonang), (4) Raden Paku ( Sunan Giri), (5) Syarifuddin (Sunan Drajat), (6) Raden
Mas Syahid (Sunan Kalijaga), (7) Ja’far Shadiq (Sunan Kudus), (8) Raden Umar Said
(Sunan Muria), (9) Syarif Hidayatllah (Sunan Gunung Jati). Mereka menggunakan
berbagai saluran dakwah, diantaranya kebudayaan, kesenian, pendidikan, pernikahan,
perdagangan dan politik. Selain itu, proses dakwah islam melalui pesantren yang
digagas oleh wali songo sangat efektif untuk menyebarkan islam ke pelosok pedesaan.
e . Sultan Alauddin
Datuk Tunggang Parangan atau Habib Hasyim Bin Musyayakh Bin Abdullah Bin
Yahya merupakan seorang ulama Minangkabau yang berdakwah di Kutai Kartanegara.
Kerajaan Kutai Kartanegara berubah nama menjadi Kesultanan Kutai Kartanegara.
Agama islam berkembang pesat pada masa ini, bahkan undang-undang negara
berlandaskan pada ajaran islam. Datuk Tunggang Parangan berdakwah di Kutai hingga
akhir hayatnya. Setelah wafat, beliau dimakamkan di Kutai Lama, Kecamatan
Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Salah satu peran terpenting Sultan Zainal Abidin dalam penyebaran agama islam
adalah mendirikan pesantren-pesantren dengan pengajar yang didatangkan langsung
dari jawa. Selain itu, beliau juga mendirkan jolebe atau bobato Akhirat yang bertugas
membantu sultan dalam mengawasi pelaksanaan syariat islam di kesultanan ternate.
a. Hidup sederhana
Para ulama penyebar Islam di Indonesia hidup secara sederhana dan bersahaja,
meskipun hartanya melimpah. Mereka menyedekahkan semua harta, dengan terlebih
dahulu mengambil secukupnya untuk kebutuhan pokok. Allah Swt. memerintahkan
orang-orang beriman agar menyedekahkan hartanya sebagaimana tercantum dalam
Q.S. al-Baqarah/2: 267 berikut ini.
َ ٰ ٓﻳﺎ َ ﱡﻳ َﻬﺎ ﱠﺍﻟ ِﺬﻳْﻦ٢٦٧ - ٌﻲ َﺣﻤِ ْﻴﺪ ﻏ ِﻨ ﱞَ ِﻻ ﺍ َ ْﻥ ﺗ ُ ْﻐﻤِ ﻀ ُْﻮﺍ ِﻓ ْﻴ ِﻪ ۗ َﻭﺍ ْﻋ َﻠ ُﻤ ْٓﻮﺍ ﺍ َ ﱠﻥ ﺍﻟ ﱣَﻞ
ٓ ْﺚ ﻣِ ْﻨﻪُ ﺗ ُ ْﻨ ِﻔﻘُ ْﻮﻥَ َﻭ َﻟ ْﺴﺘ ُ ْﻢ ِﺑ ٰﺎﺧِ ِﺬ ْﻳ ِﻪ ﺍ ﱠ
َ ْﺍﻟ َﺨ ِﺒﻴ
ﺽ ۗ َﻭ َﻻ ﺗَ َﻴ ﱠﻤ ُﻤﻮﺍ ِ ﺴ ْﺒﺘ ُ ْﻢ َﻭ ِﻡ◌َ ◌ّ ﺍٓ ﺍ َ ْﺧ َﺮﺟْ ﻨَﺎ َﻟ ُﻜ ْﻢ ِ ّﻣﻦَ ْﺍﻻَ ْﺭ
َ ﺖ َﻣﺎ َﻛ َ ٰﺍ َﻣﻨُ ْٓﻮﺍ ﺍ َ ْﻧ ِﻔﻘُ ْﻮﺍ ﻣِ ْﻦ
ِ ﻁ ِّﻴ ٰﺒ
Para ulama melakukan penyesuaian ajaran Islam dengan tradisi lokal tersebut,
tanpa menghilangkan adat yang sudah berlaku di masyarakat. Hal ini hanya bisa
dilakukan oleh ulama dengan penguasaan ilmu agama yang mumpuni, luas dan
mendalam. Semua itu diperoleh karena ketekunan belajar ilmu agama kepada
ahlinya. Mereka berguru kepada para ulama yang jalur keilmuannya bersambung
sampai kepada Rasulullah SAW. Belajarnya juga tidak instan, namun terprogram
melalui tahapan-tahapan yang jelas. Dari ilmu-ilmu dasar hingga mencapai ilmu
yang tinggi. Ditempuh dalam kurun waktu yang cukup lama. Hal ini penting
untuk ditiru oleh seseorang yang ingin belajar ilmu agama. Harus ada di antara
kaum muslimin yang menekuni ilmu agama (tafaqquh fiddin). Hal ini sesuai
firman Allah Swt. dalam Q.S. at-Taubah/9:122 berikut ini.
َ َﻭ َﻣﺎ َﻛﺎﻥَ ْﺍﻟ ُﻤﺆْ ﻣِ ﻨُ ْﻮﻥَ ِﻟ َﻴ ْﻨﻔ ُِﺮ ْﻭﺍ ﻛ َۤﺎ ﱠﻓ ۗﺔً َﻓ َﻠ ْﻮ َﻻ َﻧﻔ ََﺮ ﻣِ ْﻦ ُﻛ ِّﻞ ﻓ ِْﺮ َﻗ ٍﺔ ِ ّﻣ ْﻨ ُﻬ ْﻢ
ﻁ ۤﺎ ˆﯨﻔَﺔٌ ِّﻟ َﻴﺘَ َﻔ ﱠﻘ ُﻬ ْﻮﺍ ﻓِﻰ
ﺍﻟ ِﺪّﻳ ِْﻦ
Artinya: “Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke
medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak
pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi
peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat
menjaga dirinya”. (Q.S at-Taubah/9:122).
Belajar ilmu agama harus melalui seorang guru yang jalur keilmuannya
bersambung sampai Rasulullah Saw. Harus dihindari belajar ilmu agama secara otodidak
atau melalui media internet tanpa mengkonfirmasi kebenaran dan keshahihan isinya
kepada para alim ulama, kyai atau ustadz.
d. . Produktif berkarya
Para ulama sangat produktif berkarya lewat ilmu pengetahuan dan amal saleh. Banyak
kitab dan tulisan karya mereka yang terus menerus dipelajari oleh santri hingga saat ini.
Karya-karya tersebut merupakan wujud kepedulian para ulama dalam menyelamatkan
generasi penerus agar terjaga akidahnya dari pengaruh ajaran sesat. Para ulama berusaha
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk mendokumentasikan pemikirannya melalui
sebuah kitab. Hal ini merupakan bentuk amal jariyah yang akan terus dikenang sepanjang
hayat oleh generasi setelahnya. Nilai manfaat dari karya tersebut dapat diperoleh dengan
cara membaca dan mempelajarinya, sehingga menambah wawasan dan khazanah
keagamaan. Dalam hal ini, budaya literasi yang dipraktikkan oleh para ulama harus
dijadikan inspirasi oleh umat Islam. Membaca dan menulis merupakan dua aktivitas dasar
dalam menerapkan budaya literasi. Di era revolusi industri 4.0 saat ini, literasi di bidang
teknologi harus terus menerus digelorakan.
e. Sabar
Ujian dan cobaan yang dialami oleh para ulama penyebar Islam di Indonesia
berhasil dilalui dengan kesabaran. Salah satu hikmah adanya ujian tersebut adalah
dapat diketahui tingkat keimanan seseorang. Allah Swt. hendak menguji siapakah
di antara hamba-Nya yang terbaik amal-amalnya. Seorang pendakwah harus
memiliki tingkat kesabaran tinggi karena menghadapi umat yang memiliki
keragaman budaya, etnis, tingkat pendidikan, dan kepribadian. Seseorang akan
diuji oleh Allah Swt. sesuai dengan tingkat keimanannya. Semakin tinggi
keimanan, maka semakin berat ujian dari Allah Swt. Keimanan dan kesabaran
adalah dua sisi yang menyatu, tidak dapat dipisahkan satu sama lain, diibaratkan
seperti kepala dan badan. Manusia yang paling berat ujiannya adalah para nabi,
kemudian para wali dan seterusnya sampai pada derajat orang awam. Pahala sifat
sabar sangatlah besar, dan hanya Allah Swt. yang mengetahuinya.
Hal ini seperti firman Allah Swt. dalam Q.S. az-Zumar/39:10 berikut ini.
ﺍ١٠ - ﺏ
ٍ ﺴﺎ ۗ◌ﺍِ ﱠﻧ َﻢ ﻳ َُﻮ ﱠﻓﻰ ﺍﻟ ﱣ
َ ِﺼ ِﺒ ُﺮ ْﻭﻥَ ﺍَﺟْ َﺮ ُﻫ ْﻢ ِﺑ َﻐﻴ ِْﺮ ﺣ
Islam secara tegas menyatakan tidak ada paksaan dalam beragama. Semua
orang dipersilahkan memilih agama dan kepercayaan masing-masing. Umat
beragama saling menghargai dan menghormati perbedaan agama, suku, ras, dan
golongan. Tidak merendahkan dan meremehkan agama dan kepercayaan orang
lain. Adanya sifat merasa paling hebat merupakan sumber kericuhan dalam
kehidupan beragama. Para ulama penyebar agama Islam di Indonesia sangat
toleran terdapat budaya lokal. Masyarakat pribumi yang memeluk agama Islam
tetap diperbolehkan melakukan tradisi-tradisi lokal yang sudah diselaraskan
dengan ajaran Islam.
.ﺎﺭﻓُ ْﻮﺍ ۚ ﺍ ﱠِﻥ ﺍ َ ْﻛ َﺮ َﻣ ُﻜ ْﻢ ُ ﺎﺱ ﺍِ ﱠﻧﺎ َﺧ َﻠ ْﻘ ٰﻨ ُﻜ ْﻢ ِ ّﻣ ْﻦ ﺫَﻛ ٍَﺮ ﱠﻭﺍ ُ ْﻧ ٰﺜﻰ َﻭ َﺟ َﻌ ْﻠ ٰﻨ ُﻜ ْﻢ
َ ﺷﻌُ ْﻮﺑًﺎ ﱠﻭ َﻗ َﺒ ۤﺎ ˆﯨ َﻞ ِﻟﺘَ َﻌ ُ ٰ ٓﻳﺎ َ ﱡﻳ َﻬﺎ ﺍﻟ ﱠﻨini