Anda di halaman 1dari 9

Meneladani Peran Ulama

Penyebar Ajaran Islam di


Indonesia
Anggota
Kelompok
Putri
Masuknya Agama Islam di Indonesia
Wilayah Nusantara memiliki Luas 1,905 juta km², Sulit memastikan wilayah mana yang pertama kali
mendapatkan ajaran Islam` oleh karna itu, ada beberapa teori tentang masuknya Islam ke Indonesia
sebagaimana diungkapkan oleh Ahmad Mansyur Suryanegara dalam buku “Api Sejarah Jilid 1“. Diantara lain :

1. Teori Gujarat oleh Prof. Dr. C. Snouck Hurgronje


Menurut teori ini, Islam pertama kali masuk ke Indonesia dari Gujarat. Ia berkeyakinan bahwa tidak mungkin islam bisa
masuk ke Indonesia langsung berasal dari Arabia tanpa melalui ajaran tasawuf (Upaya yang dilakukan manusia untuk
memperindah diri dan akhlak) yang berkembang di Gujarat, India. Wilayah Kerajaan Samudra Pasai merupakan daerah pertama
penerima ajaran agama Islam, yakni pada abad ke 13 Masehi.
2. Teori Makkah oleh Prof. Dr. Buya Hamka
Menurutnya, Islam masuk ke Nusantara pada Abad ke 7 M. Berdasarkan Berita Cina Dinasti Tang disimpulkan Islam dibawa oleh
para saudagar yang berasal dari Arab.
3. Teori Persia oleh Prof. Dr. Husein Djajadiningrat
Menurut teori ini, Islam masuk dari Persia dan bermahzab Syi’ah. Pendapat ini didasarkan pada sistem mengeja pada Al-Qur’an.
Tetapi teori ini dipandang lemah, karna tidak semua orang di Persia menganut ajaran Syi’ah. Pada saat itu Baghdad sebagai ibu kota
Kekhalifahan bani Abbasiyah yang mayoritas Khalifahnya merupakan penganut Ahlusunnah wal Jama’ah (orang yang selalu berpegang
pada sunnah Nabi Muhammad dan para Sahabatnya)
4. Teori Cina oleh Prof. Dr. Slamet Muljana
Menurut teori ini, Sultan Demak merupakan keturunan Cina. Wali Songo juga merupakan keturunan Cina. Pendapat ini
didasarkan pada Kronik Klenteng Sam Po Kong. Perlu diketahui bahwa menurut kebudayaan Cina, penulisan sejarah yang
terkait tempat dan orang yang bukan berasal dari negeri Cina , juga ditulis dengan bahasa Cina
5. Teori Madinah oleh N.A Baloch
Walaupun di Mekkah dan Madinah terjadi Perang selama kurun waktu sepuluh tahun 1-11 H/622-623M. Namun, tidak memutuskan
jalur perdagangan. Jalur tersebut adalah antra Timur Tengah, India dan Cina. Hubungan ini semakin lancar di masa Khulafaur
Rasyidin(11-41 H/632-661 M).Menurutnya, hal ini terjadi karna umat Islam memiliki kemmpuan dalam penguasaan perniagaan melalui
jalur Maritim. Pada abad ke 1 H atau abad ke 7 M, agama Islam dikenalkan di sepanjang jalur niagadi pantai pantai persinggahanya.
Perkembangan Kesultanan di Indonesia
Masa perkembangan agama Islam adalah kurun waktu pada saat umat Islam telah membangun kesultanaan sebagai bentuk
kekuasaan politik. Sebagai contoh, kesultanan Samudra Pasai di Sumatera Utara pada abad ke-13 M, kesultanan Leran di
Gresik Jawa Timur pada abad ke 11 M. Perkembangan Islam di Indonesia semakin meluas seiring banyaknya raja raja Hindu
yang memeluk agama Islam. Dengan demikian, terbentuklah kesultanan Islam di berbagai wilayah di Indonesia. Salah satu
motif para raja memeluk Islam ialah untuk mempertahankan kekuasaanya, karena mayoritas rakyatnya sudah memeluk
agama Islam karna syarat masuk Islam sangat mudah, lebih dari itu Islam tidak mengenal kasta. Untuk mengetahui
perkembangan Mahzab Syafi’i yang dianut mayoritas oleh masyarakat Indonesia termasuk di Kesultanan Samudra
Pasai,dapat diketahui dari catatan Ibnu Batutah yang pernah berkunjung ke Kesultanan Samudra Pasai pada tahun 745-746
H/1345 M. Pada catatan tersebut dijelaskan bahwa di Gujarat berkembang Mazhab Syi’ah. Sedangkan, Kesultanan Samudra
Pasai bermahzab Syafi’i. Perbedaan mahzab inilah yang dijadikan alasan oleh Buya Hamka untuk menolak teori Gujarat.

Sejarawan Belanda pada masa kolonial membagi periodisasi


sejarah Indonesia menjadi :
1. Zaman Animisme dan Dinamisme
2. Zaman Hinduisme dan Buddhaisme
3. Zaman Islamisme
4. Zaman Katolikisme dan Prostestanisme
Tokoh Penyebar Ajaran Islam di Indonesia.
1. Sultan Malik al Saleh (1267-1297 M)
Raja Pertama Samudra Pasai , Memeluk Islam berkat pertemuanya dengan Syekh Ismail dari Mekkah.
2. Sultan Ahmad (1326-1571 M)
Merupakan Sultan Samudra Pasai yang ketiga
3. Sultan Alaudin Riayat Syah (1538-1571 M)
Merupakan Sultan Aceh ke tiga , terkenal dengan peletak dasar dasar kejayaan kesultanan Aceh, Berhubungan baik dengan
Kesultanan Turki Usmani.
4. Wali Songo (1404-1546 M)
Wali Songo merupakan sembilan wali atau sunan yang menjadi pelopor penyebaran islam di Pulau Jawa
o Maulana Malik Ibrahim
o Raden Rahmat
o Maulana Makdum Ibrahim
o Raden Paku
o Syarifuddin
o Raden Mas Syahid
o Ja’far Shadiq
o Raden Umar Said
o Syarif Hidayatullah
5. Sultan Alauddin
Memiliki nama Asli I Manga’rangi Daeng Manrabbia, dinobatkan sebagai raja Gowa pada usia tujuh tahun. Beliau termasuk tokoh
berjasa besar pada penyebaran islam di Sulawesi Selatan
6. Datuk Tunggang Parangan
Memiliki nama Asli Habib Hasyim bin Musyayakh bin Abdullah bin Yahya merupakan seorang Ulama Minangkabau yang berdakwah di
Kutai Kartanegara.
7. Sultan Zainal Abidin
Beliau memerintah Kesultanan Ternate pada kurun waktu 1486-1500 M. Sejak usia belia, beliau mendapatkan pendidikan agama
dari Ayahnya, dan dari seorang Ulama berrnama Datuk Maulana Hussein.
Keteladanan Para Ulama Penyebar Ajaran Islam

A.Hidup Sederhana, Para ulama penyebar ajaran agama Islam hiidup sederhana dan
bersahaja walau memiliki Harta melimpah.(Q.S. al-Baqarah/2:267)
B. Gigih dalam berjuang, Ulama penyebar Islam telah menunjukkan sikap pantang menyerah dalam
berdakwah. (Q.S. ar-Ra’d/13:11)
C.Menguasai Ilmu Agama secara Luas dan mendalam. (Q.S. at-Taubah/9:122)
D.Produkktif Berkarya , Para ulama sangat Produktif berkarya lewat ilmu pengetahuan
dan amal saleh
E.Sabar, Ujian dan cobaan senantiasa dilewati oleh para Ulama di Indonesia(Q.S. az-Zumar/39:10)
F. Menghargai Perbedaan, Islam secara tegas menyatakan bahwa tidak ada paksaan
dalam memilih Agama (Q.S. al-Hujurat /49:13)
G.Berdakwah secara Damai, Islam merupakan agama yang sangat mengajarkan kedamaian,
kasih sayang, dan toleransi (Q.S. An-Nahl/16:125)`
any questions
?
Thank You For Your
Attention

Anda mungkin juga menyukai