Anda di halaman 1dari 22

DRS.

NANDANG
KOSWARA

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


TINGKAT X
BAB V
Meneladani
Peran Ulama
Penyebar
Ajaran Islam
di Indonesia
BEGINS
Kompetensi Dasar

1.Siswa memahami
stategi dakwah dan
perkembangan Islam di
Indonesia
2.Siswa mampu
mendeskripsikan
strategi dakwah dan
perkembangan Islam di 68% 55% 77% 92%
Indonesia.
Infografis Perkembangan Ajaran Islam di Indonesia
A 01
Perkembangan Islam di Indonesia.
(Masa masuknya pada abad ke 7 M.)

Memahami Strategi dengan bukti sebagai berikut :


1. Abad ke 7 Masehi di Malaka terdapat kampung Islam, yang
disebut Sriwijaya dengan nama Zabaqi/Zibay.

Dakwah dan 2. Abad ke 11 ditemukan batu nisan Fatimah binti Maimun di


daerah Tuban, jawa Timur berangka tahun 1082 M.
3. Abad ke 13 ditemukn batu nisan Sultan Malik Alsaleh,

Perkembangan Islam Raja Samudra Pasai yang pertama masuk Islam.


4. Catatan Marcopolp tahun 1292 di kerajaan Perlak telah
menganut Islam.

di Indonesia 5. Ibnu Batuta (1245-1346) menyatakan bahwa Samudra


Pasai menganut paham Syafi’I, berarti Iskam sudah
berkembang di Samudra Pasai.
6. Musafir Tiongkok Ma’huan memberitakan bahwa awal abad
ke 15 M masyarakat pantai utara Jawa Timur telah
memeluk agama Islam.

Perkembangan Islam 7. Suma Oriental dan Tome Pires, seorang musafir Fortugal
memberitakan tentang penyebaran Islam antara tahun
1512 – 1515 M, meliputi Sumatra, Kalimantan, hingga

di Indonesia Kepulauan Maluku.


01
TEORI GUJARAT (Snouck Hurgronge)
a) Kurang adanya fakta yang menjelaskan tentang peranan bangsa
Arab dalam melakukan penyebaran agama Islam ke Indonesia.
b) Telah terjalin lama hubungan dagang antara Indonesia dengan
India.
c) Adanya manuskrip tertua tentang Islam yang terdapat di Sumatra
yang menggambarkan adanya ubungan antara Sumatra dan
India.

02
TEORI MAKKAH (Hamka)
Islam masuk ke Indonesia , ke pulau jasa bersamaan ke
Pulau Sumatra pada abad ke 7, yang didasarkan kepada
berita dari Tiongkok yang mengisahkan bahwa kedatangan
utusan raja Ta Cheh kepada Ratu Sima . Sedangkan raja Ta
Cheh menurut Hamka adalah raja Arab dan Khalifah pada

03
saat itu adalah Muawiyah bin Abu Sufyan.
Alur dan Teori TEORI PERSIA(P.A. Hoesein Djajadiningrat)
Teori Persia ini lebih menitikberatkan tinjauanya kepada kebudayaan
Masuknya yang hidup dikalangan masyarakat Islam Indonesia yang mempunyai
persamaan dengan Persia. Adapun buktinya adalah : adanya
pembentukan komunitas pedagang muslim, kekuasaan politik yang
Islam ke Indonesia mengambil bentuk-bentuk kerajaan Islam.(abad ke 7 s.d. abad ke 16 M).
04
TEORI CINA (Prof. Dr. Slamet Muljana)
Menurut Slamet Muljana, Sultan Demak
merupakan keturunan Cina, lebih dari itu
menurutnya, Wali Songo juga merupakan
keturunan Cina. Pendapat ini didasarkan pada
Kronik Klenteng Sam Po Kong

05
TEORI MARITIM (N.A. Baloch)
Menurut N.A. Baloch umat Islam memiliki
kemampuan dalam penguasaan perniagaan melalui
jalur maritim. Melalui jalur ini, yakni pada abad ke-1
Alur dan Teori H atau abad ke-7 M, agama Islam dikenalkan di
sepanjang jalur niaga di pantai-pantai tempat
Masuknya persinggahannya. Proses pengenalan ajaran Islam
ini, berlangsung selama kurun waktu abad ke-1
Islam ke Indonesia sampai abad ke-5 H/7-12 M.
B 01
Melalui Perdagangan
STRATEGI DAKWAH
DAN
PERKEMBANGAN 02
Melalui Budaya

ISLAM DI
INDONESIA
03
Melalui Pendidikan
01
Faktor - Faktor
1. Ajaran Islam mudah dimengerti
dan mudah diamalkan
(QS.Albaqarah/2: 185)
2. Syarat memeluk Islam sangat
mudah (dengan mengucapkan
dua kalimah Syahadat).

C 3. Islam tidak mengenal kasta (QS.


4. Alhujurat/49 ; 13).
5. Kegiatan keagamaan di dalam
FAKTOR-FAKTOR YANG Islam bersifat sederhana (QS. Al
MEMPENGARUHI ISLAM Isra/17 : 27).
MUDAH BERKEMBANG 6. Islam disebarkan secara damai
(QS. Al-Anbiya /21 : 107).
DI INDONESIA
01
Pada Masa Kesultanan Telah
Berdiri Kerajaaan -Kerajaan Islam D
a) Kerajaan Samudra Pasai
b) Kerajaan Aceh Darussalam. MENDESKRIPSIKAN
c) Kerajaan Demak.
d) Kerajaan Banten. SEJARAH PERKEMBANGAN
e) Kerajaan Gowa dan Talo.
ISLAM DI INDONESIA

Pada Masa Penjajahan Belanda


a) Bidang agama murni.
02
b) Bidang Sosial kemasyarakatan.
c) Bidang Politik.
E. Tokoh Penyebar Ajaran Islam di Indonesia
1. Sultan Malik al-Saleh, Sultan 1. Abdul Rahman,
Ahmad, 2. Abdul Shamad al-Palimbani,
2. Sultan Alaudin Riayat Syah, 3. Syaikh Mahfudz al-Termasi,
3. Walisongo, 4. Syaikh Nawawi al-Bantani,
4. Sultan Alauddin, 5. Syaikh Muhammad Yasin bin Isa
5. Datuk Tunggang Parangan, al-Padani,
6. Sultan Zainal Abidin, 6. Nurudin ar-Raniri, Abdul Rauf as-
7. Syaikh Ismail al-Minangkabawi, Sinkili,
8. Syaikh Ahmad Khatib Sambas, 7. Muhammad Arsyad al-Banjari,
9. Abdul Sayyid, 8. Abdullah Mahfudz al-Termasi,
9. Muhammad Shalih bin Umar al-
Samarani.
F MENDESKRIPSIKAN MODEL DAKWAH DALAM
PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA
Model Dakwah Wali Songo.
1. Sunan Gresik / Maulana Mali Ibrahim .(Metode dakwah yang dilakukan melalui
keteladanan prilaku , mendirikan masjid, pesantren dan berdagang secara
Islami).
2. Sunan Ampel /Raden Ali Raahmat ( Mendirikan pesantren, membangun masjid
demak, mempelopori berdirinya kerajaan Islam Demak).
3. Sunan Giri/ Raden Ainul Yakin/Raden Paku.(Mendirikan Pesantren Sunan Giri ).
4. Sunan Bonang /Raden Maulana Mkdum Ibrahim.(Model dakwah dengan
pewayangan dengan memasukan tafsir tafsir islam.
5. Sunan Kalijaga/ Raden Syahid.(Model dakwah dengan pendekatan seni sebagai
penguatan aqidah).
6. Sunan Drajat/Raden Qasim bergelar Raden Syaripudin.( Model Dakwah Konsep
Bilhikmah)
7. Sunan Gunung Djati /Syarif Hidayatullah.(Salahsatu pembuat soko guru masjid
Demak).
8. Sunan Kudus/Ja’far Sidiq (Mendesain corak arsitektur masjid kudus)
9. Sunan Muria /Raden Umar Said.(Berdakwah, dan mengajarkan keterampilan
bercocok tanam, berdagang dan melaut)
G Keteladanan Para Ulama
Penyebar Ajaran Islam di Indonesia
1. Hidup Sederhana

Para ulama penyebar Islam di Indonesia hidup secara sederhana dan bersahaja,
meskipun hartanya melimpah. Mereka menyedekahkan semua harta, dengan
terlebih dahulu mengambil secukupnya untuk kebutuhan pokok

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari hasil usahamu
yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untukmu.
Janganlah kamu memilih yang buruk untuk kamu keluarkan, padahal kamu sendiri tidak
mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata (enggan) terhadapnya. Dan
ketahuilah bahwa Allah Mahakaya, Maha Terpuji”. (Q.S. al-Baqarah/2:267)
2. Gigih Dalam Perjuangan
Untuk meraih keberhasilan dalam menyebarkan Islam di Indonesia diperlukan
kegigihan dan tekad kuat. Ulama penyebar Islam di Indonesia telah menunjukkan
sikap bersemangat pantang menyerah, gigih dalam memperjuangan ajaran Islam.
Tak dapat dipungkiri, untuk meraih suatu cita-cita dibutuhkan pengorbanan dan
perjuangan panjang. Hambatan dan tantangan bukan untuk ditakuti, tapi
diselesaikan dengan cara yang tepat.

Artinya: “Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran,


dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya
Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan
diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum,
maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.”
(Q.S. ar-Ra’d/13: 11)
3. Menguasai ilmu agama secara luas dan mendalamPara
Para Ulama Melakukan penyesuaian ajaran Islam dengan tradisi lokal tersebut,
tanpa menghilangkan adat yang sudah berlaku di masyarakat. Hal ini hanya bisa
dilakukan oleh ulama dengan penguasaan ilmu agama yang mumpuni, luas dan
mendalam. Semua itu diperoleh karena ketekunan belajar ilmu agama kepada
ahlinya. Mereka berguru kepada para ulama yang jalur keilmuannya bersambung
sampai kepada Rasulullah ‫ ﷺ‬Belajarnya juga tidak instan, namun
terprogram melalui tahapan-tahapan yang jelas. Dari ilmu-ilmu dasar hingga
mencapai ilmu yang tinggi. Ditempuh dalam kurun waktu yang cukup lama

Artinya: “Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke
medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka
tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk
memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar
mereka dapat menjaga dirinya”. (Q.S at-Taubah/9:122)
4. Produktif Berkarya
Para ulama sangat produktif berkarya lewat ilmu
pengetahuan dan amal saleh. Banyak kitab dan
tulisan karya mereka yang terus menerus dipelajari
oleh santri hingga saat ini. Karya-karya tersebut
merupakan wujud kepedulian para ulama dalam
menyelamatkan generasi penerus agar terjaga
akidahnya dari pengaruh ajaran sesat. Para ulama
berusaha meluangkan waktu, tenaga dan pikiran
untuk mendokumentasikan pemikirannya melalui
sebuah kitab.
5. Sabar
Ujian dan cobaan yang dialami oleh para ulama penyebar Islam di Indonesia
berhasil dilalui dengan kesabaran. Salah satu hikmah adanya ujian tersebut adalah
dapat diketahui tingkat keimanan seseorang. Allah‫ ﷻ‬hendak menguji siapakah
di antara hamba-Nya yang terbaik amal-amalnya. Seorang pendakwah harus
memiliki tingkat kesabaran tinggi karena menghadapi umat yang memiliki
keragaman budaya, etnis, tingkat pendidikan, dan kepribadian.

Artinya: “Katakanlah (Muhammad), “Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman!


Bertakwalah kepada Tuhanmu.” Bagi orang-orang yang berbuat baik di dunia
ini akan memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu luas. Hanya orang-orang
yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas”.

(Q.S. Az-Zumar/39:10)
6. Menghargai Perbedaan
Sikap toleran akan menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan
bangsa. Sebagai makhluk individu sekaligus makhluk sosial, manusia
harus mampu menjalin hubungan yang harmonis antar sesama warga.
Sifat saling menghargai perbedaan dapat ditumbuhkan dengan saling
mengenal antar umat beragama, ras, suku, dan golongan.

Artinya: “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari


seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.
Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang
paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti”.

(Q.S. Al-Hujurat/49:13)
7. Berdakwah Secara Damai
slam merupakan agama yang mengajarkan kedamaian, kasih sayang
dan toleransi. Dakwah Islam juga harus dilakukan secara damai dan
bermartabat. Bukan hanya hasilnya, dakwah Islam juga sangat
memperhatikan prosesnya. Proses dakwah harus dilakukan dengan
mengedepankan dakwah secara damai, bukan dengan kekerasan dan
memaksakan kehendak. Para ulama penyebar Islam di Indonesia
menyampaikan ajaran Islam dengan penuh hikmah dan bijaksana.

Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan


pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang
baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang
sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat
petunjuk”.

(Q.S an-Nahl/16:125)
H MEDIA DAKWAH MELALUI ORGANISASI
ISLAM DI INDONESIA
1. SAREKAT ISLAM(SI) didirikan di Solo tahun 1911 oleh H,Samanhudi.
2. MUHAMMADIYAH didirikan oleh KH.Ahmad Dahlan di Jogjakarta pada
tanggal 18 Nopember 1912.
3. Nahdlatul Ulama (NU) didirikan oleh KH.Hasyim Asyari dkk. Pada
tanggal 31 januari 1926 di Surabaya.
4. MASYUMI (Majelis Syura Muslimin Indonesia) didirikan tahun 1943
.oleh KH.Masmansur
5. PERSATUAN ISLAM (PERSIS) Didirikan pada tanggal 17 September
1923 di Bandung oleh KH.Zamzam dan Muhamad Yunus.
6. ORGANISASI PELAJAR ,MAHASISWA DAN KEPEMUDAAN ISLAM
(PMII, HMI, IMM)
7. MAJELIS ULAMA ISLAM INDONESIA(MUI) Didirikan pada tanggal 16
Juli 1975 sebagai Lembaga swadaya Masyarakat yang mewadahi para
Ulama dan Cendekiawan Islam di Indonesia, untuk membimbing,
membina, dan mengayomi kaum muslimin di seluruh Indonesia.
1. Dapat mengetahui sejarah

I perkembangan Islam di Indonesia.


2. Dapat mengetahui bahwa penyebaran
Islam di Indonesia banyak
HIKMAH menggunakan strategi.
MEMPELAJARI 3. Dapat mengetahui bahawa dakwah yang
diterima oleh masyarakat adalah dakwah
STRATEGI yang dilakukan secara damai.
DAKWAH DAN 4. Dapat mengetahui bahwa umat islam
memiliki kewajiban untuk
PERKEMBANGAN mendakwahkan ajaran islam.
ISLAM DI 5. Dapat meneladani model dakwah Wali
INDONESIA songo yang menekankan kepada gemar
membaca dan mempelajari Alqur,an ,
berdakwah menggunakan masjid dengan
menjadikan keteladanan perilaku dan
berdakwah dengan media seni
SYUKRAAN

JAZAKUMULLAH
KHAYRAN
KATSITAN

Anda mungkin juga menyukai