Anda di halaman 1dari 8

SEJARAH ISLAM DI INDONESIA

A. Sejarah masuknya islam ke Indonesia


1. Masuknya Islam ke Indonesia sejak Abad ke 7 Masehi

Beberapa ahli sejarah menyebutkan sejarah masuknya islam ke


indonesia telah dimulai pada abad ke 7 Masehi lalu. Pendapat ini dikemukakan
oleh ahli berdasarkan para pedagang arab yang berdatangan melalui perdagangan.
Ini dikaitkan dengan argumen bahwa sejarah masuknya islam ke indonesia telah
terjadi pada saat kerajaan Sriwijaya tepat pada abad ke 7 masehi.

Disebutkan oleh para ahli bahwasanya wilayah yang dijamah oleh para
pedagang arab untuk menyebarkan agama islam ke indonesia adalah wilayah
Pulau Sumatera pada bagian Samudera Pasai. Dari situ dimulailah melalui selat
malaka lalu mendarat tepat di area pulau jawa dalam penyebaran agama islam.

Diyakini oleh para ahli sejarawan agama islam masuk ke indonesia dalam ini
sudah menyebar ke Pulau Jawa pada saat itu juga. Hal ini didasarkan berita China
yang dikemukakan oleh Dinasti Tang. Di dalam berita itu menyatakan
bahwa orang-orang ta'shih (Arab dan Persia) yang mengurungkan niat untuk
menyerang kerajaan kalingga pada saat pemerintahan Ratu Sima.

2. Masuknya Islam ke Indonesia sejak Abad ke 11 Masehi

Untuk ahli sejarah lainnya mengatakan bahwa sejarah masuknya islam ke


indonesia dimulai sejak abad ke 11 masehi. Pendapat yang ini di dasarkan pada
bukti adanya sebuah batu nisan Fatimah binti Maimun yang berlokasi di Gresik
Jawa Timur. Batu ini berangka tahun 1802 Masehi.

3. Masuknya Islam ke Indonesia sejak Abad ke 13 Masehi

Di samping beberapa pendapat diatas, ada yang mngungkapkan bahwa sejarah


masuknya islam ke indonesia baru saja di mulai pada abad ke 13 Masehi. Bukti
yang kuat menyatakan bahwa runtuhnya Dinasti Abbasiah di Bagdhad (1258),
berita dari Marcopolo tahun 1292, batu nisan kubur Sultan Malik As-Saleh tahun
1297, dan berita oleh Ibnu Batuta tahun 1345. Pendapat ini diperkuat oleh adanya
ajaran tasawuf di Indonesia.

SEJARAH PENYEBARAN ISLAM DI INDONESIA

Sejarah masuknya islam di Indonesia, di landasi oleh peran para pedagang


Arab yang mana melakukan penyebaran agama islam di Indonesia. Awal
masuknya agama islam di Indonesia pada abad ke 7 Masehi, namun di masa ini
belum banyak yang menganut dikarenakan masih terpengaruh oleh Kekuasaan
agama Hindu-Buddha di Indonesia.

Masa yang lama memang mewarnai sejarah masuknya islam di Indonesia


dan penyebaran agama islam di Indonesia. Berlangsur kisaran waktu abad ke 7
sampai 13 Masehi. Keintensifan mulai terlihat kala itu oleh para pedagang Arab,
Persia,dan Gujarat ke tempat yang mereka kunjungi pertama saat berada di
Indonesia. Dalam pusat perdagangan terjadi penyebaran yang juga di bantu oleh
para Mubaligh Indonesia agar semua warga dapat menganut ajaran-ajaran agama
Islam tersebut. Nah, oleh sebab itu di area pantai pusat perdagangan
mulailah penyebaran islam di Indonesia terjadi dan banyak pengikutnya.

Kerajaan Sriwijaya merosot dalam beberapa kurun waktu abad ke 12


Masehi, ini menjadikan para Mubaligh agama islam tentunya semakin kuat
menggenjot kekuasaan mereka yang menginginkan lepasnya pantai dari kerajaan
Sriwijaya.

Mendekati abad ke 13 Masehi sekitartahun 1285 sebuah kerajaan yang


bernama Samudera Pasai mulai tumbuh di area pantai. Dan Malaka yang
merupakan pusat perdagangan, dijadikan Kerajaan Malaka pada saat itu pula.

Ada lagi satu kerajaan yang mengalami kemerosotan, abad 15 Masehi


tepatnya, banyak sekali yang ingin melepaskan diri dari kekuasaan kerajaan itu.
Pada tahun 1500 Kerajaan Demak menjadi kerajaan pertama yang berada di area
Jawa. Melalui beberapa kerajaan Islam yang tumbuh inilah penyebaran agama
islam di Indonesia makin kuat adanya. Tidak hanya di pantai,melainkan di tempat
pedalaman agama islam berhasil masuk dan menjadi anutan para warganya.

SALURAN PENYEBARAN AGAMA ISLAM DI INDONESIA

Berkembangnya agama islam dan berlangsung secara step by step dilakukan


secara damai sebagai berikut :

1. Saluran perdagangan, proses penyebaran agama Islam dilakukan oleh


pedagang muslim yang menetap di daerah pelabuhan guna membentuk
perkampungan muslim, misalnya Pekojan. Merupakan saluran yang dipilih di
awal.
2. Saluran perkawinan, proses penyebaran agama Islam dilakukan dengan cara
seseorang yang telah menganut Islam menikah dengan orang yang belum
menganut agama Islam sehingga pasangaannya itu ikut menganut agama
Islam.

3. Saluran dakwah, proses penyebaran Islam yang dilakukan dengan cara


memberi penerangan tentang agama Islam seperti yang dilakukan oleh para
ulama terutama peran wali songo.

4. Saluran pendidikan, proses ini mendirikan pesantren untuk memperdalam


ajaran-ajaran agama Islam dan kemudian menyebarkannya di Indonesia.

5. Saluran seni budaya, proses penyebaran Islam menggunakan media-media


seni budaya seperti pergelaran wayang kulit yang dilakukan

6. Proses tasawuf, penyebaran Islam dilakukan dengan cara menyesuaikan pola


pikir masyarakat indonesia yang masih berorientasi pada ajaran-ajaran agama
Hindu-Buddha di Indonesia.

ALASAN AGAMA ISLAM MUDAH DITERIMA MASYARAKAT


INDONESIA

Penyebaran agama islam di Indonesia,berlangsung secara cepat karena di


dukung beberapa faktor berikut :

1. Syarat masuk mudah, hanya dengan mengucapkan kalimat syahadat ia akan


masuk islam.

2. Pelaksanaan ibadah sederhana dan biaya yang murah.

3. Agama islam tidak membeda-bedakan kalangan (Tidak terdapat pembagian


kasta).

4. Aturan agama islam bersifat fleksibel dan tidak memaksa.


5. Agama dari Gujarat mendapat pengaruh ajaran tasawuf.

6. Penyebaran agama damai dan di sesuaikan oleh lingkungan budaya yang ada.

7. Runtuhnya Majapahit sebagai tembok besar kekuasaan Hindu-Buddha di


Indonesia.

B. Corak islam di Indonesia (aqidah, syari’ah, tasawuf, dan organisasi


kemasyarakatan)

DEFENISI AQIDAH
Kata Aqidah berasal dari kata ( ‫“ ) عقد‬Al-Aqdu”yang berarti ikatan (ar-
rabth), pengesahan (al-Ibraam), penguatan (al-Ihkam), menjadi kokoh dan kuat
(at- Tawatstsuq), keyakinan (al-Yaqiin). Secara istilah aqidah dapat diartikan
sebagai keyakinan hati atas sesuatu. Kata ‘aqidah’ tersebut dapat digunakan untuk
ajaran yang terdapat dalam Islam, dan dapat pula digunakan untuk ajaran lain di
luar Islam.
Sehingga ada istilah aqidah Islam, aqidah nasrani; ada aqidah yang benar
atau lurus dan ada aqidah yang sesat atau menyimpang. Dalam ajaran Islam,
aqidah memiliki kedudukan yang sangat penting. Ibarat suatu bangunan, aqidah
adalah pondasinya, sedangkan ajaran Islam yang lain, seperti ibadah dan akhlaq,
adalah sesuatu yang dibangun di atasnya. Rumah yang dibangun tanpa pondasi
adalah suatu bangunan yang sangat rapuh. Tidak usah ada gempa bumi atau badai,
bahkan untuk sekedar menahan atau menanggung beban apa saja, bangunan
tersebut akan runtuh dan hancur berantakan. Allah swt berfirman,

‫صا ِل احا َع َملا فَلیَع َمل َربِ ِھ ِلقَآ َء یَر ُجوا َكانَ فَ َمن‬
َ ُ‫بِ ِعبَادَةِ َوالَیُش ِرك‬
‫أ َ َحداا َر ِب ِھ‬.
Artinya: “Maka barangsiapa mengharapkan perjumpaan dengan Tuhannya (di
akhirat), maka hendaklah ia beramal shalih dan tidak menyekutukan seorang pun
dalam beribadah kepada Tuhannya.” (Q.S. al-Kahfi: 110)
DEFENISI SYARIAH
Secara bahasa syariat berasal dari kata syara’ yang berarti menjelaskan dan
menyatakan sesuatu atau dari kata Asy-Syir dan Asy-Syari’atu yang berarti suatu
tempat yang dapat menghubungkan sesuatu untuk sampai pada sumber air yang
tak ada habishabisnya sehingga orang membutuhkannya tidak lagi butuh alat untuk
mengambilnya.
Menurut istilah, syariah berarti aturan atau undang-undang yang diturunkan
Allah untuk mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, mengatur hubungan
sesama manusia, dan hubungan manusia dengan alam semesta.
ORGANISASI KEMASYARKATAN
Berikut ini merupakan contoh-contoh Ormas Islam yang eksis di Indonesia
sebagai gambaran adanya gerak ormas di kalangan umat Islam dalam melakukan
dakwahnya.
Nahdlatul Ulama (NU)
Nahdlatul Ulama (Kebangkitan Ulama atau Kebangkitan Cendekiawan
Islam), disingkat NU, adalah sebuah organisasi Islam besar di Indonesia.
Organisasi ini berdiri pada 31 Januari 1926 dan bergerak di
bidang pendidikan,sosial, dan ekonomi. Sebab jauh sebelum NU lahir dalam
bentuk jam’iyyah(organisasi), ia terlebih dahulu mewujud dalam
bentuk jama’ah (community) yang terikat kuat oleh aktivitas sosial keagamaan
yang mempunyai karakter tersendiri (Ridwan, 2004: hal.169).
Dalam Anggaran Dasar hasil Muktamarnya yang ketiga pada tahun 1928 M,
secara tegas dinyatakan bahwa kehadiran NU bertujuan membentengi artikulasi
fiqh empat madzhab di tanah air. Sebagaimana tercantum pada pasal 2 Qanun
Asasi li Jam’iyat Nahdhatul al-Ulama (Anggaran Dasar NU), yaitu :
a. Memegang teguh pada salah satu dari madzhab empat (yaitu madzhabnya Imam
Muhammad bin Idris Al-Syafi’I, Imam Malik bin Anas, Imam Abu Hanifah an-
Nu’man, dan Imam Ahmad bin Hanbal);
b. Menyelenggarakan apa saja yang menjadikan kemaslahatan agama Islam.
Muhammadiyah (MD)
Muhammadiyah merupakan sebuah organisasi Islam modern yang berdiri di
Yogyakarta pada 18 November 1912. Organisasi ini terbentuk karena masyarakat
islam yang berpandangan maju menginginkan terbentuknya sebuah organisasi
yang menampung aspirasi mereka dan menjadi sarana bagi kemajuan umat islam.
Keberadaan tokoh-tokoh Islam yang berpandangan maju tersebut terbentuk karena
pendidikan serta pergaulan dengan kalangan Islam di seluruh dunia melalui ibadah
haji. Salah seorang tokoh tersebut ialah KH. Ahmad Dahlan yang kemudian
mendirikan organisasi ini.
Muhammadiyah didirikan atas dasar agama dan bertujuan untuk melepaskan
agama Islam dari adat kebiasaan yang jelek yang tidak berdasarkan Al-Qur’an dan
sunnah Rasul (Nana Supriatna, Jil.2, 2008: 171-172).

Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII)


Penggagas dan penghimpun tertinggi pertama LDII (Lembaga Dakwah
Islam Indonesia) adalah Al-Imam NurHasan Ubaidah Lubis Amir (nama
kebesaran dalam jama’ahnya). Nama kecilnya ialah Madekal/Madigol atau
Muhammad Madigol, keturunan asli pribumi Jawa Timur.
Faham yang dianut oleh LDII telah dilarang oleh Jaksa Agung Republik Indonesia
pada tahun 1971. Setelah aliran tersebut dilarang, kemudian berganti nama dengan
Lembaga Karyawan Islam (LEMKARI) pada tahun 1972. Lalu pada tahun 1981
berganti nama dengan Lembaga Karyawan Dakwah Islam yang juga di singkat
dengan LEMKARI.
Kemudian LEMKARI berganti nama lagi sesuai keputusan
kongres/muktamar tahun 1990 dengan nama Lembaga Dakwah Islam Indonesia
(LDII). Perubahan nama tersebut dengan maksud menghilangkan citra lama
LEMKARI yang tidak baik dimata masyarakat. (M. Amin Djamaluddin, 2008: 1-
2).
Salafi
Kata Salafi adalah sebuah bentuk penisbatan kepada as-salaf. Kata as-
salaf sendiri secara bahasa bermakna orang-orang yang mendahului atau hidup
sebelum zaman kita.
Adapun makna teminologis As-Salaf adalah generasi yang dibatasi oleh
sebuah penjelasan Rasulullah SAW. Dalam haditsnya, “Sebaik-baik manusia
adalah (yang hidup) di masaku, kemudian yang mengikuti mereka (tabi’in),
kemudian yang mengikuti mereka (tabi’at-tabi’in).” (HR. Bukhari dan Muslim)
Kelompok yang sekarang mengaku-aku sebagai Salafi ini, dahulu dikenal dengan
nama Wahabi. Tidak ada perbedaan antara Salafi yang ini dengan Wahabi. Mereka
lebih tepat jika disebut Salafi Wahabi, yakni pengikut Muhammad ibnu Abdul
Wahab yang lahir di Uyainah, Najd, Saudi Arabia tahun 1115 H (1703 M) dan
wafat tahun 1206 H (1792 M). Pendiri Wahabi ini sangat mengagumi Ibnu
Taimiyah, seorang ulama kontroversial yang hidup di abad ke-8 H dan banyak
mempengaruhi cara berpikirnya (Syaikh Idahram, 2011:23-28).

Majelis Tafsir Al-Qur’an (MTA)


Majelis Tafsir Al-qur’an adalah kelompok islam yang berpusat di kota Solo
yang didirikan oleh Abdullah Thufail Saputra pada tanggal 19 September 1972.
Karena tidak ada kecocokan dengan ajaran Muhammadiyah, ia mendirikan sekolah
organisasi MTA. Dan Abdullah Thufail pun menjabat sebagai ketuanya. Dan
ajaran NU, seperti yasinan, membaca maulid Nabi, adalah objek utama mereka
dalam berdakwah.
Dalam menyampaikan dakwahnya, mereka memang tidak pernah mengkritik
NU secara langsung, amaliyyah Nahdhiyyin yang sudah mengakar erat di
masyarakat lah yang mereka kritik dan cela dengan ungkapan yang sangat
menyakiti pengamalnya.
Persatuan Islam (Persis)
Persatuan Islam (Persis) berdiri pada permulaan tahun 1920-an, tepatnya
tanggal 12 September 1923 di Bandung. Idenya bermula dari seorang alumnus Dâr
al-‘Ulûm Mekkah bernama H. Zamzam yang sejak tahun 1910-1912 menjadi guru
agama di sekolah agama Dâr al-Muta'alimîn.
Persatuan Islam menghendaki apa yang seharusnya disakralkan dan apa yang
tidak seharusnya disakralkan oleh umat Islam. Karena penilaian terhadap sesuatu
yang bersifat sakral itu berkaitan erat dengan kualitas ketauhidan dan bahkan pula
berkaitan dengan wawasan keislaman yang dimiliki. Jika setiap berbahasa Arab
identik dengan Islam, disitu wawasan keislaman yang dimiliki seseorang adalah
tergolong awam.

Anda mungkin juga menyukai