Ada juga yang mendirikan pondok pesantren. Para kadernya dididik dengan
pengetahuan agama yang menggunakan kitab bahasa arab yang tidak berharakat atau
biasa dikenal dengan kitab kuning
3. Masa Pembangunan
Melakukan usaha-usaha agar masyarakat Indonesia berilmu pengetahuan tinggi, berbudi luhur dan
bertakwa kepada Allah swt. Dengan cara mendirikan amal usaha yang berbasis pendidikan
Melakukan usaha-usaha dibidang kesehatan dan kesejahteraan dengan cara mendirikan rumah
sakit, poliklinik, yang memiliki standar sebagai tempat perawatan terhadap orang-orang yang sakit,
panti asuhan dan Pos Santunan Sosial
Memberikan fatwa dan nasihat untuk umat islam berkaitan dengan hal-hal yang bertentangan
dengan ajatan islam. Semua ini dilakukan agar terjaga kemurnian ajaran agama islam
Umat Islam mempunyai peran yang sangat penting dalam sejarah berdirinya RI yaitu dalam merebut,
mempertahankan dan mengisi kemerdekaan.
Sejak abad ke-17 hingga 19, perlawanan bangsa Indonesia telah nyata dipelopori oleh tokoh-tokoh
pahlawan Islam seperti : Sultan Agung ( Mataram ), Sultan Ageng Tirtayasa (Banten), Sultan Hasanudin
(Makasar), Teuku Umar (Aceh), Teuku Imam Bonjol (Minangkabau) dll.
Ketika bangsa Indonesia akan memproklamirkan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, musuh
RI berusaha menggagalkannya. KH. Hasyim Asy’ari menyerukan resolusi jihad untuk mempertahankan
proklamasi kemerdekaan. Seruan resolusi jihad tersebut mengobarkan semangat umat islam diseluruh tanah air
untuk membela kemerdekaan. Para pemuda bergabung dalam barisan Mujahidin di bawah pimpinan KH.
Wahab Hasbullah. Selain pemuda dan ulama, mereka bergabung dalam barisan Sabilillah di bawah pimpinan
KH. Masykur.
Pada masa revolusi Indonesia 1945-1947 merekalah pelopornya dengan merebut senjata jepang untuk
melawan agresi sekutu, terutama pada tanggal 10 Nopember 1945 di Surabaya. Kemudian mereka tergabung
dalam badan Keamanan Rakyat(BKR) yang merupakan cikal bakal terbentuknya Tentara Nasional Indonesia
(TNI).