Anda di halaman 1dari 3

Perkembangan Islam di Indonesia

A. Masuknya Islam di Indonesia


 Agama Islam masuk ke Indonesia pertama kali pada abad pertama Hijriyah (kira-kira abad 7 Masehi.
Islam masuk ke Indonesia melalui dua jalur. Yaitu:
 Jalur utara dengan rute: Arab (Mekah dan Madinah) à Damaskus à Baghdad(Iraq) à
Gujarat (pantai barat India) à Srilangka à Indoensia
 Jalur Selatan dengan rute: Arab (Mekah dan Madinah) à Yaman à Gujarat( pantai barat
India) à Srilangka à Indonesia
 Sebagian ahli sejarah lain mengatakan Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13 M, tetapi ini kurang
valid karena di Leran Jawa Timur sudah ada kuburan dengan batu nisan bernama Fatimah binti
Maimun pada abad ke-12 ( 1101 M )
 Islam masuk ke Indonesia dengan 3 metode yaitu :
 Perdagangan
 Pernikahan
 Pembebasan kasta
Islam sangat mudah diterima oleh masyarakat Indonesia karena membawa ajaran kedamaian dan
keselamatan. Dalam waktu yang tidak terlalu lama slam sudah tersebar di Indonesia. Hal itu disebabkan antara
lain:
 Adanya dorongan kewajiban bagi setiap muslimin khususnya para ulama untuk berdakwah
mensyiarkan Islam.

)‫ (رواه البخارى‬......ً‫بَلِّ ُغوا َعنِّى َولَ ْو آيَة‬


Artinya: “Sampaikanlah apa-apa dariku walaupun satu ayat…”
 Adanya kesungguhan hati dan keuletan para juru dakwah untuk berdakwah secara terus menerus
kepada keluarga, tetangga dan masyarakat sekitarnya
 Persyaratan masuk islam sangat mudah, seseorang telah dianggap masuk islam hanya dengan
mengucapkan dua kalimah syahadat
 Ajaran islam mengajarkan tidak ada sistem kasta. Yang membedakan hanyalah takwa
 Banyak raja-raja yang telah masuk islam ikut berperan aktif dalam menyebarkan dakwah islam
B. Perkembangan Islam di Indonesia
1. Sumatera
 Daerah pertama kali yang di masuki islam adalah sumatera bagian utara. Disana terletak di tepi
selat Malaka tempat lalu lintas kapal-kapal dagang dari India ke Cina.
 Para pedagang tinggal cukup lama bahkan bayak yang menikah dengan wanita pribumi yang
kemudian membentuk keluarga muslim.
 Para pedagang tidak hanya dakwah kepada rakyat saja pun berdakwah kepada raja-raja kecil yang
ada di bandar-bandar sepanjang sumatera Utara.
 Puncak penyebaran islam adalah dengan berdirinya kerajaan islam pertama yaitu samudra pasai
pada tahun 1261 M
2. Jawa
Awal mula Islam ke Jawa dibawa oleh pedagang Islam yang singgah di Bandar-bandar dagang pantai
utara pulau Jawa.
 Tidak diketahui persis kapan islam masukke Jawa. Hanay saja penemuan nisan makam Siti Fatimah
binti Maimun di Leran/Gresik wafat tahun 1101 M dapat dijadikan patokan kedatangan islam di
Jawa.
 Abad ke 13 hingga abad-abad berikutnya banyak menyimpan bukti bahwa islam sudah tersebar di
jawa dan tidak hanya menyentuh kalangan rakyat biasa saja. Kalangan raja pun tersentuh. Dengan
di temukannya nisan makam muslim di Trowulan yang letaknya dekat dengan kompleks makam
para bangsawan Majapahit.
 Untuk masa-masa selanjutnya penyebaran islam di Jawa dilakukan oleh para ulama dan muballigh
yang kemudian terkenal denan sebutan Wali Songo
a. Syekh Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik), berasal dari Persia. Beliau adalah tokoh penggagas
dan pendiri pondok pesantren pertama kali.
b. Raden Rahmat(Sunan Ampel) berasal dari Camp, Kamboja. Beliau adalah penggagas dan
perencana kerajaan Islam pertama kali di Jawa.
c. Makdum Ibrahim (Sunan Bonang), Beliau putra Raden Rahmat dan penyebar Islam di Jawa
Timur. Dia adalah pencipta Gending Drama (wayang Orang).
d. Raden Paku(Sunan Giri) dari blambangan putra Maulana Ishak. Beliau adalah tokoh pendidik
yang merupakan orang pertama yang mendidik anak dengan permainan yang bersifat agama.
e. Syarif Hidayatullah(Sunan Gunung Djati), Beliau adalah penyiar Islam di Jawa Barat. Dialah yang
mendirikan kota Jayakarta (Jakarta)
f. Jafar Sidiq (Sunan Kudus) Beliau penyiar agama Islam Pesisir utara dan seorang pujangga Islam.
g. Raden Prawoto(Sunan Muria), juru dakwah bagi nelayandan pedagang.
h. Syarifudin (Sunan Drajat), penyebar Islam di Jawa.
i. R. Masyahid (Sunan Kali Jaga) beliau adalah ide berda’wah dengan seni wayang kulit.
3. Sulawesi
 Pulau Sulawesi sejak abad ke-15 menurut berita tom pires, sudah didatangi oleh para pedagang
muslim dari Sumatera.
 Kerajaan besar yang terkenal dan akhirnya menjadi kerajaan islam adalah Gowa tallo.
 Perubahan menjadi kerajaan islam ini berkat jasa dari Dato Ribandang dan Dato Sulaemana yang
intensif menyebarkan islam sampai raja Gowa yang bernama Karaeng Tonigallo masuk islam dan
berganti nama menjadi sultan Alaudin
 Setelah menjadi kerajaan islam, kerajaan Gowa intensif melakukan penaklukan ke kerajaan-
kerajaan yang ada di sekitarnya dan mendapatkan hasil yang gemilang
 Sejak saat itu Gowa menjadi tempat transit yang ramai di kunjungi dari berbagai mancanegara.
4. Kalimantan
 Sebelum islam masuk ke Kalimantan, kerajaan yang bercorak hindu sudah banyak dan berpusat di
negara Dipa, Daha dan Kahuripan.
 Kerajaan Daha sepeninggal Maha raja Sukarama terjadi polemik keluarga siapa yang berhak
menjadi Raja antara pangeran Tumenggung dan pangeran Samudera.
 Pangeran Samudera oleh para pengikut stianya di daulat menjadi raja dan mendirikan
pemerintahan yang membawahi daeah masik, Balit, Muhur, Kuwin dan Balitung yang terletak di
hilir sungai Nagara
 Pangeran samudera meminta bantuan kerjaan demak untuk memrangi kerajaan Daha. Jika menang
maka mereka bersedia untuk masuk islam. Peristiwa ini terjadi tahun 1550 M
 Setelah menang pangeran samudra masuk islam dan memindahkan ibukota kerajaan ke
Banjarmasin
5. Maluku dan Sekitarnya
 Abad ke 15 M islam telah masuk dan berkembang di ke Maluku.
 Raja-raja di Maluku yang masuk Islam di antaranya:
 Raja Ternate (sultan Mahrum thn. 1465 – 1486) dan sultan Zaenal Abidin yang besar jasanya
menyebarkan islam sampai irian bahkan Filiphina.
 Raja Tidore (sultan Jamaludin)
 Raja Jailolo (sultan Hasanuddin)
 Raja Bacan (sultan Zaenal Abidin)
 Selain Maluku, Islam pun masuk ke Irian di daerah Miso, Jalawati, Pulau Waigio dan Pulau Gebi
C. Hikmah Perkembangan Islam di Indonesia
1. Masa Penjajahan
 Dengan mengakarnya ajaran islam di masyarakat indonesia mampu mengubah cara berpikir
masyarakat yang dulunya bersifat sektarian menjadi berjiwa nasionalis.
 Sikap nasionalis di tandai dengan lahirnya organisasi yang bernama Jong Indonesia pada bulan
februari 1927 dan berlanjut kepada sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928
 Semboyan yang diajarkan islam yang berbunyi “Islam adalah agama damai, tetapi lebih cinta
kemerdekaan” mampu mendorong masyarakat indonesia untuk melakukan usaha-usaha
mempertahankan kemerdekaan bagsa ini dengan berbagai cara
 Masyarakat islam menyadari dengan membela negara dan mempertahankan kemerdekaan sama
dengan Jihad fi sabilillah yang akan berbalas surga
2. Masa Perang Kemerdekaan
 Para Ulama terpanggil untuk menyiapkan kader umat islam. Banyak diantaranya ada yang
mendirikan organisasi atau pun pondok pesantren
 Banyak organisasi yang berbasis islam yang bermunculan. Diantaranya:
1. Serikat dagang islam yang berubah menjadi Serikat Islam (1912)
Pendiri SDI ialah Kyai Haji Samanhudi atas usulan R.M. Tirto Adisuryo. Didirikan di
Solo tahun 1911 M. pada tanggal 16 September 1912 berubah nama menjadi Sarekat Islam
atas prakarsa H. Umar Said Cokroaminoto.
Tujuan Organisasi ini ialah untuk memajukan perdagangan Indonesia dan anggotanya
Pada tahun 1912 SDI mengadakan kongres di Surabaya dalam kongres itu SDI dirubah
namanya menjadi SI, sebagai ketua Haji Oemar Said Tjokroaminoto. Tujuan SI adalah :
 Memajukan perdagangan bangsa Indonesia
 Memajukan kesejahteraan rakyat
 Memajukan pendidikan
 Hidup menurut perintah agama
Pada tanggal 26 Januari 1913 SI mengadakan kongres SI pertama di Surabaya (1913), SI
bukan partai politik pada tahun 1912. SI mengadakan kongres ke-4 di Surabaya. Ada
pengaruh aliran Sosialis dari Semaun, Darsono akibatnya SI pecah menjadi :
a. SI putih di pimpin H. Agus Salim dan Abdul Muis
b. SI merah berpaham komunis di bawah Semaun tan Malaka, Darsono yang akhirnya
lahir PKI.
Usaha-usaha yang dilakukan SI :
a.mengangkat kaum kromo yang hina menjadi manusia sejati lagi terhormat
b.mengajarkan dan memajukan rakyat dalam social politik, dengan membentuk
“Volksraat” yang diharapkan menjadi tangga parlemen bagi Indonesia.
c.mengusahakan seluruh umat Islam di Indonesia
d.membela dan mempertahankan kesucian ajaran Islam dari penghinaan dan cacian yang
dilemparkan ke Islam.
e.menerbitkan buku yang berjudul “Islam dan Sosialisme” yang menjelaskan duduk
perkara sosialisme ala Islam menurut teori dan praktik.
2. Muhammadiyah (1912)
Didirikan pada tanggal 18 Nopember 1912 ( 8 Zulhijah) oleh KH. Ahmad Dahlan di
Yogyakarta yang bertujuan :
menegakkan dan menjunjung tinggi nilai-nilai ajaran Islam sehingga dapat mewujudkan
masyarakat sebenar-benarnya.
berlandaskan Al-Qur’an dan hadits dengan memberantas bid’ah, tahayul dan khurafat
dan kemusyrikan
Memajukkan pengajaran Islam
Mengembangkan pengetahuan Islam dan cara hidup menurut peraturan Islam.
Membantu dan meningkatkan kehidupan Sosial masyarakat Islam
Usaha-usaha untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut adalah :
 Mendakwahkan Islam
 Memajukan pendidikan
 Memelihara dan mendirikan tempat ibadah dan wakaf
 Mendidik dan mengasuh anak-anak dan pemuda
 Berusaha dengan segala kebijakan supaya peraturan-peraturan Islam berlaku dalam
masyarakat.
3. Nahdhotul Ulama (NU) [1926]
NU didirikan di Surabaya pada tanggal 31 Januari 1926 oleh tokoh-tokohnya antara lain :
KH Hasyim Asy’ari, KH. Mahfud Sidiq, KH. Abdul Wahab Hasbullah, dll. Pada mulanya
bergerak di bidang social kemudian menjadi sebuah partai politik walaupun pada
muktamar tahun 1984, NU kembali ke karakter semula sebagai organisasi keagamaan,
pendidikan dan social yang sering dikenal dengan slogan “kembali ke Khitbah 1926”. Pada
bidang social, NU mendirikan lembaga pendidikan Ma’arif mulai dari TK hingga
Perguruan tinggi. Selain bergerak pada bidang social NU juga bergerak pada bidang
perjuangan nasional, antara lain :
 Menolak subsidi pemerintah untuk madrasah NU dan menolak kerja rodi yang
dibebankan penjajah kepada bangsa Indonesia pada waktu itu.
 Menolak ordonasi perkawinan tercatat
 Menolak diadakannya milisi
 Mendukung tuntutan berparlemen
 Mendidik mental beragama melalui pendidikan pesantren

 Ada juga yang mendirikan pondok pesantren. Para kadernya dididik dengan
pengetahuan agama yang menggunakan kitab bahasa arab yang tidak berharakat atau
biasa dikenal dengan kitab kuning

4. Persatuan Islam ( Persis )


Persis didirikan di Bandung oleh A Hasan. Persis mendirikan banyak pesantren dan
sekolah-sekolah yang tersebar di Jawa Barat. Kegiatan dakwah yang dilakukan Persis
berlandaskan Al-Qur’an dan hadits dengan memberantas bid’ah, tahayul dan khurafat dan
kemusyrikan baik melalui ceramah-ceramah maupun melalui media.Tokoh Persis yang
terkenal adalah Muh. Nasir, seorang ulama intelek yang kemudian menjadi pimpinan partai
Masyumi.

3. Masa Pembangunan
 Melakukan usaha-usaha agar masyarakat Indonesia berilmu pengetahuan tinggi, berbudi luhur dan
bertakwa kepada Allah swt. Dengan cara mendirikan amal usaha yang berbasis pendidikan
 Melakukan usaha-usaha dibidang kesehatan dan kesejahteraan dengan cara mendirikan rumah
sakit, poliklinik, yang memiliki standar sebagai tempat perawatan terhadap orang-orang yang sakit,
panti asuhan dan Pos Santunan Sosial
 Memberikan fatwa dan nasihat untuk umat islam berkaitan dengan hal-hal yang bertentangan
dengan ajatan islam. Semua ini dilakukan agar terjaga kemurnian ajaran agama islam

Umat Islam mempunyai peran yang sangat penting dalam sejarah berdirinya RI yaitu dalam merebut,
mempertahankan dan mengisi kemerdekaan.
Sejak abad ke-17 hingga 19, perlawanan bangsa Indonesia telah nyata dipelopori oleh tokoh-tokoh
pahlawan Islam seperti : Sultan Agung ( Mataram ), Sultan Ageng Tirtayasa (Banten), Sultan Hasanudin
(Makasar), Teuku Umar (Aceh), Teuku Imam Bonjol (Minangkabau) dll.
Ketika bangsa Indonesia akan memproklamirkan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, musuh
RI berusaha menggagalkannya. KH. Hasyim Asy’ari menyerukan resolusi jihad untuk mempertahankan
proklamasi kemerdekaan. Seruan resolusi jihad tersebut mengobarkan semangat umat islam diseluruh tanah air
untuk membela kemerdekaan. Para pemuda bergabung dalam barisan Mujahidin di bawah pimpinan KH.
Wahab Hasbullah. Selain pemuda dan ulama, mereka bergabung dalam barisan Sabilillah di bawah pimpinan
KH. Masykur.
Pada masa revolusi Indonesia 1945-1947 merekalah pelopornya dengan merebut senjata jepang untuk
melawan agresi sekutu, terutama pada tanggal 10 Nopember 1945 di Surabaya. Kemudian mereka tergabung
dalam badan Keamanan Rakyat(BKR) yang merupakan cikal bakal terbentuknya Tentara Nasional Indonesia
(TNI).

Anda mungkin juga menyukai