Anda di halaman 1dari 18

Makalah Pendidikan Agama Islam

Perkembangan Islam di Indonesia

Disusun oleh :

Kelompok 4

XI.IPA 2

Diana Aminah Dewi (08)

Fahmi Nur Azizah (10)

Jayyid Swary Mujipar (14)

Muhammad Rizaldy (21)

Mutiara Nabighah (22)

Nayla Hara Agustina (23)

Rayya Deiy R.R (27)

Tara Maulidiyah Fasya (32)


PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA

A. Proses awal Masuknya Islam di Indonesia


Ketika Islam datang di Indonesia, berbagai agama dan kepercayaan seperti
animisme, dinamisme, Hindu dan Budha, sudah banyak dianut oleh bangsa Indonesia
bahkan dibeberapa wilayah kepulauan Indonesia telah berdiri kerajaan-kerajaan yang
bercorak Hindu dan Budha. Misalnya kerajaan Kutai diKalimantan Timur, kerajaan
Taruma Negara di Jawa Barat, kerajaan Sriwijaya di Sumatra dan sebagainya. Namun
Islam datang ke wilayah-wilayah tersebut dapat diterima dengan baik, karena Islam
datang dengan membawa prinsip-prinsip perdamaian, persamaan antara manusia
(tidak ada kasta), menghilangkan perbudakan dan yang paling penting juga adalah
masuk kedalam Islam sangat mudah hanya dengan membaca dua kalimah syahadat
dan tidak ada paksaan.

Tentang kapan Islam datang masuk ke Indonesia, masuknya Islam di Indonesia


pada tanggal 17 s.d 20 Maret 1963 di Medan, Islam masuk ke Indonesia pada abad
pertama hijriyah atau pada abad ketujuh masehi. Ada juga yang menyebutkan bahwa
Islam sudah mulai ekspedisinya ke Nusantara pada masa Khulafaur Rasyidin (masa
pemerintahan Abu Bakar Shiddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan dan Ali bin
Abi Thalib), disebarkan langsung dari Madinah.

B. Cara Islam Masuk ke Indonesia Islam masuk ke Indonesia


pada abad ke-7 atau ke-8 M yang bertepatan dengan abad ke-1 atau ke-2 H. Rute
yang dilewati adalah jalur Utara dan Selatan:

• Jalur Utara, dengan rute :Arab (Mekah dan Madinah) meliputi ; Damaskus –
Bagdad –Gujarat – Srilangka – Indonesia.

• Jalur Selatan, dengan rute : Arab (Mekah dan Madinah) meliputi ; Yaman –
Gujarat –Srilangka – Indonesia.

Islam masuk ke Indonesia, bukan dengan peperangan ataupun penjajahan. Islam


berkembang dan tersebar di Indonesia justru dengan cara damai dan persuasif berkat
kegigihan para ulama. Karena memang para ulamaberpegang teguh pada prinsip Q.S. al-
Baqarah ayat 256 yg artinya : “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam);
sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu
barangsiapa yang ingkar kepada tagut dan beriman kepada allah, maka sesungguhnya dia
telah berpegang teguh pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah maha
mendengar maha mengetahui
Proses penyebaran agama Islam di Indonesia dilakukan dengan beberapa cara, yaitu
melalui perdagangan, perkawinan, politik, kesenian, tasawuf, pendidikan, yang
kesemuanya mendukung meluasnya ajaran agama Islam.

• Perdagangan

Pada abad ke-7 M, bangsa Indonesia kedatangan para pedagang Islam dari Arab, Persia,
dan India. Mereka telah ambil bagian dalam kegiatan perdagangan di Indonesia. Hal ini
konsekuensi logisnya menimbulkan jalinan hubungan dagang antara masyarakat
Indonesia dan para pedagang Islam. Disamping berdagang, sebagai seorang muslim juga
mempunyai kewaajiban berdakwah maka para pedagang Islam juga menyampaikan dan
mengajarkan agama dan kebudayaan Islam kepada orang lain. Dengan cara tersebut,
banyak pedagang Indonesia memeluk agama Islam dan merekapun menyebarkan agama
Islam dan budaya Islam yang baru dianutnya kepada orang lain. Dengan demikian,
secara bertahap agama dan budaya Islam tersebar dari pedagang Arab, Persia, India
kepada bangsa indonesia. Proses penyebaran Islam melalui perdagangan sangat
menguntungkan dan lebih efektif dibanding cara lainnya

• Perkawinan

Kedudukan ekonomi dan sosial para pedagang yang sudah menetap makin membaik.
Para pedagang itu menjadi kaya dan terhormat, tetapi keluarganya tidak dibawa serta.
Para pedagang itu kemudian menikahi gadis–gadis setempat dengan syarat mereka harus
masuk Islam. Cara itu pun tidak mengalami kesulitan. Misalnya, perkawinan Raden
Rahmat ( Sunan Ampel ) dengan Nyai Gede Manila, putri Tumenggung
Wilatikta,perkawinan antara Raja Brawijaya dengan putri Jeumpa yang beragama Islam
kemudian berputra Raden Patah yang pada akhirnya menjadi Raja Demak.

• Politik

Seorang raja mempunyai kekuasaan dan pengaruh yang besar dan memegang peranan
penting dalam proses Islamisasi. Jika raja sebuah kerajaan memeluk agama Islam,
otomatis rakyatnya akan berbondong – bondong memeluk agama Islam. Karena,
masyarakat Indonesia memiliki kepatuhan yang tinggi dan raja selalu menjadi panutan
rakyatnya. Jika raja dan rakyat memeluk agama Islam, pastinya demi kepentingan politik
maka akan diadakannya perluasan wilayah kerajaan, yang diikuti dengan penyebaran
agama islam.
• Seni Budaya

Perkembangan islam dapat melalui seni budaya, seperti bangunan (masjid), seni pahat,
seni tari, seni musik, dan seni sastra. Cara seperti ini banyak dijumpai di Jogjakarta,
Solo, Cirebon. Seni budaya Islam dibuat dengan cara mengakrabkan budaya daerah
setempat dengan ajaran Islam yang disusupkan ajaran tauhid yang dibuat sederhana,
sehalus dan sedapat mungkin memanfaatkan tradisi lokal, misalnya:

• Membumikan ajaran Islam melalui syair – syair. Contohnya : Gending


Dharma,Suluk Sunan Bonang, Hikayat Sunan Kudus, dan lain – lain.

• Mengkultulrasikan wayang yang sarat dokrin. Tokoh – tokoh simbolis dalam


wayang diadopsi atau mencipta nama lainnya yang bisa mendekatkan
denganajaran Islam. Mencipta tokoh baru dan narasi baru yang sarat pengajaran.

• Membunyikan bedug sebagai ajakan sholat lima waktu sekaligus alarm


pengingat. Sebab insting masyarakat telah akrab dengan gema bedug
sebagai pemanggil untuk acara keramaian. Menggeser tradisi klenik dengan doa –
doa pengusir jin sekaligus doa ngirim leluhur. Diantaranya yang disebut Tahlil.

• Tasawuf

Seorang Sufi biasa dikenal dengan hidup dalam kesederhanaan, mereka selalu
menghayati kehidupan masyarakatnya yang hidup bersama di tengah–tengah
masyarakatnya.Para Sufi biasanya memiliki keahlian yang membantu masyarakat dan
menyebarkan agama Islam.Para Sufi pada masa itu diantaranya Hamzah Fansuri di Aceh
dan Sunan Panggung Jawa.

• Pendidikan

Perkembangan Islam yang cepat menyebabkan muncul tokoh ulama atau mubalig yang
menyebarkan Islam melalui pendidikan dengan mendirikan pondok – pondok
pesantren.Dan di dalam pesantren itulah tempat pemuda pemudi menuntut ilmu yang
berhubungan dengan agama Islam. Yang jika para pelajar tersebut selesai dalam
menuntut ilmu mengenai agama Islam, mereka mempunyai kewajiban untuk
mengajarkan kembali ilmu yang diperoleh nya kepada masyarakat sekitar. Yang
akhirnya masyarakat sekitar menjadi pemeluk agama Islam. Pesantren yang telah berdiri
pada masa pertumbuhan Islam di Jawa, antara lain Pesantren Sunan Ampel Surabaya
yang didirikan oleh Raden Rahmat ( Sunan Ampel ) dan Pesantren Sunan Giri yang
santrinya banyak berasal dari Maluku ( daerah Hitu ).
C. Perkembangan Islam di Beberapa Wilayah di Indonesia

1. Perkembangan Islam di Sumatera


Daerah Pertama dari kepulauan Indonesia yang dimasuki Islam adalah Sumatera
bagian Utara, seperti Pasai dan Perlak. Karena wilayah Pasai dan Perlak letaknya
di tepi selat Malaka, tempat lalu lintas kapal-kapal dari India.

Pada abad XIII-XV M berdiri kerajaan Samudra Pasai dan merupakan kerajaan
Islam pertama di Indonesia. Kerajaan Samudra Pasai terletak dikampung
Samudra di tepi sungai Pasai dan berdiri sejak tahun 1261 M. Raja-raja yang
memerintah Samudra Pasai berturut-turut sebagai berikut:

Ø Sultan Al Malikus Shaleh

Ø Sultan Al Malikuz Zahir I

Ø Sultan Al Malikuz Zahir II

Ø Sultan Zainal Abidin

Ø Sultan Iskandar

Persia dan Gujarat yang juga para mubalig Islam banyak yang menetap
dibandar-bandar sepanjang Sumatera Utara. Mereka menikah dengan
wanita-wanita pribumi yang sebelumnya telah di islamkan, sehingga
terbentuklah keluarga-keluarga Muslim. Para mubalig pada waktu itu juga ke
Cina.Para pedagang dari India, yakni bangsa Arab berdakwa kepada para Raja-raja
kecil, ketika raja tersebut masuk Islam, rakyatnya pun banyak yang ikut masuk
Islam sehingga berdirilah kerajaan Islam pertama, yaitu Kerajaan Samudera Pasai.
Seiring dengan kemajuan Samudera Pasai yang sangat pesat,perkembangan agama
Islam pun mendapat perhatian dan dukungan penuh dan para ulama serta
mubalignya menyebar ke seluruh nusantara.

2. Perkembangan Islam di Jawa

Masuknya Islam di Pulau Jawa pada awalnya dibawa oleh pedagang muslim
setelah berdirinya kerajaan Malaka yang mencapai puncak kejayaan nya pada masa
Sultan Mansursah. Wilayah perdagangannya sangat luas sampai ke Demak, Jepara,
Tuban dan Giri. Melalui hubungan perdagangan tersebut, akhirnya masyarakat
Jawa mengenal Islam. Adapun gerakan dakwah Islam di Pulau Jawa selanjutnya
dilakukan oleh para Wali Sanga, yaitu:

a. Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik


Beliau dikenal juga dengan sebutan Syeikh Magribi. Ia dianggap pelopor
penyebaran Islam di Jawa. Beliau juga ahli pertanian, ahli tata negara dan
sebagai perintis lembaga pendidikan pesantren. Wafat tahun 1419 M (882 H)
dimakamkan di Gapura Wetan Gresik.

b. Raden Ali Rahmatullah (Sunan Ampel)

Dilahirkan di Aceh tahun 1401 M Ayahnya orang Arab dan ibunya orang
Cempa, ia sebagai mufti dalam mengajarkan Islam tak kenal kompromi dengan
budaya lokal. Wejangan terkenalnya Mo Limo yang artinya menolak
mencuri,mabuk, main wanita, judi dan madat, yang marak dimasa Majapahit.
Beliau wafat di desa Ampel tahun 1481M.

Jasa-jasa Sunan Ampel :

1. Mendirikan pesantren di Ampel Denta, dekat Surabaya. Dari pesantren


ini lahirpara mubalig kenamaan seperti :

Ø Raden Paku (Sunan Giri)

Ø Raden Fatah (Sultan Demak pertama)

Ø Raden Makhdum (Sunan Bonang)

Ø Syarifuddin (Sunan Drajat)

Ø Maulana Ishak yang pernah diutus untuk menyiarkan Islam


ke daerah Blambangan.

2. Berperan aktif dalam membangun Masjid Agung Demak yang


dibangun padatahun 1479 M.

3. Mempelopori berdirinya kerajaan Islam Demak dan ikut menobatkan


Raden Patah sebagai Sultan pertama.

c. Sunan Giri (Raden Aenul Yaqin atau Raden Paku)

Ia putra Syeikh Yakub bin Maulana Ishak. Ia sebagai ahli fiqih dan
menguasai sebagai raja peralihan sebelum Raden Patah naik menjadi Sultan
Demak. Ketika Sunan Ampel wafat, ia menggantikannya sebagai mufti tanah
Jawa.

d. Sunan Bonang (Makhdum Ibrahim)


Putra Sunan Ampel lahir tahun 1465. Sempat menimba ilmu ke Pasai
bersama-sama Raden Paku. Beliaulah yang mendidik Raden Patah. Beliau
wafat tahun 1515 M.
e. Sunan Kalijaga (Raden Syahid)
Ia tercatat paling banyak menghasilkan karya seni berfalsafah Islam. Ia
membuat wayang kulit dan cerita wayang Hindu yang di islamkan. Sunan
Giri sempat menentangnya, karena wayang Beber kala itu menggambarkan
gambar manusia utuh yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.
Kalijaga mengkreasi wayang kulit yang bentuknya jauh dari manusia
utuh.Ini adalah sebuah usaha ijtihad di bidang fiqih yang dilakukannya dalam
rangka dakwah Islam.
f. Sunan Drajat Nama aslinya adalah Syarifudin (putra Sunan Ampel,
adik Sunan Bonang). Dakwah beliau terutama dalam bidang sosial. Beliau
juga mengkader para da’i yang berdatangan dari berbagai daerah, antara lain
dari Ternate dan Hitu Ambon.
g. Syarif Hidayatullah Nama lainnya adalah Sunan Gunung Jati yang kerap kali
dirancukan dengan Fatahillah, yang menantunya sendiri. Ia memiliki
keSultanan sendiri diCirebon yang wilayahnya sampai ke Banten. Ia
juga salah satu pembua tsokoguru masjid Demak selain Sunan
Ampel, Sunan Kalijaga dan Sunan Bonang. Keberadaan Syarif
Hidayatullah dengan kesultanannya membuktikan ada tiga kekuasaan Islam
yang hidup bersamaan kala itu, yaitu Demak, Giri dan Cirebon. Hanya saja
Demak dijadikan pusat dakwah, pusat studi Islam sekaligus kontrol politik
para wali.

h. Sunan Kudus Nama aslinya adalah Ja’far Sadiq. Lahir pada pertengahan
abad ke 15 dan wafat tahun 1550 M. (960 H).Beliau berjasa menyebarkan
Islam di daerah kudus dan sekitarnya. Ia membangun masjid menara
Kudus yang sangat terkenal dan merupakan salah satu warisan budaya
Nusantara.
i. Sunan Muria Nama aslinya Raden Prawoto atau Raden Umar Said putra
Sunan Kalijaga.Beliau menyebarkan Islam dengan menggunakan sarana
gamelan,wayang serta kesenian daerah lainnya. Beliau dimakamkan di
Gunung Muria, disebelah utara kota Kudus.

3. Perkembangan Islam di Sulawesi

Masuknya Islam di Sulawesi, tidak terlepas dari peranan Sunan Giri di Gresik. Hal itu
karena sunan Giri melaksanakan pesantren yang banyak didatangi oleh santri dari
luar pulau Jawa, seperti Ternate, dan Situ.Di sampingitu, beliau mengirimkan murid-
muridnya ke Madura, Sulawesi, Maluku dan Nusa Tenggara.Pada abad ke-16, di
Sulawesi Selatan telah berdiri kerajaan Hindu Gowa danTallo.Penduduknya banyak yang
memeluk agama Islam karena hubungannya dengan kesultanan Ternate. Pada tahun 1538,
Pada masa Pemerintahan SombaOpu, kerajaan Gowa dan Tallo banyak dikunjungi
oleh pedagang Portugis. Selain untuk berdagang, mereka juga bermaksud untuk
mengembangkan agama katolik. Akan tetapi, Islam telah lebih dahulu berkembang di
daerah itu.

4. Perkembangan Islam di Kalimantan

Berdasarkan prasasti-prasasti yang ada disekitar abad V M di Kalimantan Timur telah


ada kerajaan hindu yakni kerajaan Kutai. Sedangkan kerajaan-kerajaan Hindu yang
lain adalah kerajaan Sukadana di Kalimantan Barat,kerajaan Banjar di Kalimantan
Selatan.

Pada abad XVI Islam memasuki daerah kerajaan Sukadana. Bahkan pada tahun 1590
kerajaan Sukadana resmi menjadi kerajaan Islam, yang menjadisultan pertamanya adalah
sultan Giri Kusuma. Setelah itu digantikan oleh putranya Sultan Muhammad
Syafiuddin.Beliau banyak berjasa dalam pengembangan agama Islam karena bantuan
seorang muballigh bernama Syekh Syamsudin.

Di Kalimantan Selatan pada abad XVI M masih ada beberapa kerajaanHindu antara
lain Kerajaan Banjar, Kerajaan Negaradipa, Kerajaan Kahuripandan Kerajaan Daha.
Kerajaan-kerajaan ini berhubungan erat dengan Majapahit.Ketika Kerajaan demak
berdiri, para pemuka agama di Demak segera menyebarkan agama Islam ke Kalimantan
Selatan. Raja Banjar Raden Samudra masuk Islam dan ganti nama dengan Suryanullah.
Sultan Suryanullah dengan bantuan Demak dapat mengalahkan Kerajaan Negaradipa.
Setelah itu agamaIslam semakin berkembang di Kalimantan.

Diatas telah diutarakan, bahwa Kutai adalah kerajaan tertua di Indonesia dan sebagai
kerajaan Hindu. Dengan pesatnya perkembangan Islam di Gowa,Tallo dan terutama
Sombaopu, maka Islam mulai merembas ke daerah Kutai.Mengingat Kutai terletak di tepi
Sungai Mahakam maka para pedagang yang lalu lalang lewat selat Makasar juga
singgah di Kutai. Sebagai muballigh mereka tidak menyianyiakan waktu untuk
berdakwah.Islam akhirnya dapat memasuki Kutai dan tersebar di Kalimantan Timur
mulai abad XVI.

5. Perkembangan Islam di Maluku dan sekitarnya

Penyebaran Islam di Maluku tidak terlepas dari jasa para santri Sunan Drajat yang
berasal dari Ternate dan Hitu.Islam sudah dikenal di Ternate sejakabad ke-15.Pada saat
itu, hubungan dagang dengan Indonesia barat, khususnya dengan Jawa berjalan dengan
lancar. Selain berdagang, para pedagang dan juga melakukan dakwah.
Pada abad XVI perkembangan Islam di Indonesia agak terhambat dan
menghadapi tantangan berat karena kedatangan Portugis pada tahun 1512 dan Spanyol
pada tahun 1521 dengan membawa penyiaran agama Nasrani. Pada permulaan abad XVII
Belanda dapat mengalahkan Portugis, setelah berperang bertahun-tahun di Ambon.
Sementara itu kerajaan Ternate dan Tidore selalu bertentangan sehingga menjadi makin
lemah dan tidak mampu membendung meluasnya VOC ke Maluku Utara. Belanda mulai
menjajah Indonesia dimulai dari Maluku sejak menguasai Ambon pada tahun
1605.Berangsur-angsur Belanda memperluas wilayahnya ke Barat, dan Makasar
padatahun 1669 dapat ditundukkan.Selanjutnya seluruh Indonesia, kecuali Aceh yang
mampu bertahan sampai akhir abad XIX .

Dalam rangka mempertahankan wilayah dan kelangsungan pengembangan Islam,


maka kerajaan-kerajaan Islam tidak dengan mudah menyerah, bahkan mengadakan
perlawanan terhadap penjajah. Sehingga banyak berjatuhan pahlawan-pahlawan muslim,
antara lain:

• Sultan Iskandar Mahkota Alam dari Aceh

• Sultan Agung dari Mataram

• Sultan Ageng Tirtayasa dari Banten

• Sultan Hasanudin dari Makasar

• Sultan Babullah dari Ternate

• Imam Bonjol dari Sumatra Barat

• Teuku Umar dari Aceh

• Pangeran Diponegoro

Perkembangan Islam tidak hanya tergantung pada raja-raja, tetapi perangpara muballigh juga
menetukan. Pada abad XVI muncul ulama-ulama besarseperti Hamzah Fansuri, Abdul Rauf
Singkil, Syekh Nuruddin Ar Raniri yang ketiganya dari Aceh dan Syekh Yusuf Tajul Khalwari
dari Makasar Pada abad itu umat Islam menghadapi penjajah terutama dari Eropa dengan
membawa agama Nasrani yang telah berpengalaman dalam Perang salib.Selain Islam masuk dan
berkembang di Maluku, Islam juga masuk ke Irian yang disiarkan oleh raja-raja Islam Maluku,
para pedagang, dan para mubalignya.

D. Peranan Perkembangan Islam di Indonesia

1. Masa penjajahan
a. Peranan Umat Islam pada masa Penjajahan

Sebelum bangsa Belanda masuk ke Indonesia, sebagian besar masyarakat Indonesia


telah memeluk agama Islam. Ajaran Islam telah diamalkan dengan baik oleh sebagian
besar kaum muslimin. Keyakinan bahwa manusia disisiAllah SWT adalah sama, tidak
ada perbedaan drajat kecuali dalam hal iman dan taqwanya kepada Allah SWT,
menumbuhkan kesadaran terhadap kemandirian dan kebebasan untuk menentukan
arah dan tujuan kehidupannya, baik kehidupan pribadi, bermasyarakat maupun
berbangsa dan bernegara.

Perubahan yang terjadi pada mayoritas masyarakat Indonesia


setelahdianutnya agama Islam:

Ø Masyarakat Indonesia dibebaskan dari pemujaan berhala dan pendewaan raja-raja


serta dibimbing agar menghambakan diri hanya kepada Allah, Tuhan yangmaha Esa.

Ø Rasa persamaan dan rasa keadilan yang diajarkan islam mampu mengubah
masyarakat Indonesia yang dulunya menganut sistem kasta dan diskriminasi menjadi
masyarakat yang setiap anggotanya mempunyai kedudukan, harkat,martabat dan hak-
hak yang sama.

Ø Semangat cinta tanah air dan rasa kebangsaan yang didengungkan Islam dengan
semboyan ”Hubbul-watan minaliiman” (cinta tanah air sebagian dari iman) mampu
mengubah cara berpikir masyarakatIndonesia, khususnya para pemudanya, yang
dulunya bersifat sectarian (lebih mementingkan sukunya dan daerahnya) menjadi
bersifat nasionalis. Hal ini ditandai dengan lahirnya organisasi pemuda yang
bernama Jong Indonesia pada bulan februari 1927 dan dikumandangkannya sumpah
pemuda pada tanggal 28 oktober 1928.

Ø Semboyan yang diajarkan Islam yang berbunyi “Islam adalah agama yang cinta
damai, tetapi lebih cinta kemerdekaan” telah mampu mendorong masyarakat Indonesia
untuk melakukan usaha-usaha mewujudkan kemerdekaan bangsanyadengan berbagai
cara.

b. Perlawanan Kerajaan Islam dalam Menentang Penjajahan

1) Perlawanan terhadap Penjajah Portugis

Pada tahun 1522 Portugis telah menetap dan mendirikan benteng pertahanan di wilayah
Sunda Kelapa (Jakarta). Portugis disamping berdagangjuga membawa ajaran agama
Khatolik.

Melihat keadaan seperti itu kerajaan Islam Demak sangat khawatir. Makapada tahun
1526 tentara Demak dibawah pimpinan Fatahillah berangkat menuju Sunda Kelapa
melalui jalan laut. Selanjutnya Fatahillah berhasil berusaha mengusir tentara
Portugis dalam peperangan yang sengit terjadi dan akhirnya Portugis kalah. Sunda
Kelapa dapat direbut Fatahillah pada 22 Juni 1527M kemudian Sunda Kelapa diganti
namanya menjadi Jayakarta, kemudian sekarang menjadi Jakarta (Ibukota Negara).Pada
masa Sultan Agung sebagai Raja Islam Mataram di Jawa Tengah, penjajah Belanda
sudah menguasai Batavia (Jakarta), pada tahun 1628 Sultan Agung berusaha mengusir
penjajah Belanda dari tanah Jawa, tetapi usahanya tidak berhasil. Dan pada tahun 1629
beliau melakukan penyerangan lagi keBatavia dengan kekuatan yang lebih besar.
Namun karena persenjataan Belanda lebih modern, akhirnya perlawanan itu dapat
dipatahkan.Demikian pula Tueku Umar di Aceh, Imam Bonjol di Sumatra Barat,Sultan
Hasanuddin di Sulawei Selatan, Sultan Babullah di Ternate, Pangeran Diponegoro di
Jawa Tengah, dan daerah-daerah lainnya mereka dengan dukungan masyarakatnya
berjuang dan berperang mengusir penjajah Belanda

.2) Perlawanan terhadap Penjajah Belanda

Belanda telah melakukan penindasan dan penjajahan terhadap bangsa Indonesia yang
semakin lama semakin kuat kekuasaannya, di seluruh Nusantara. Perbuatan
Belanda yang demikian sangat bertentangan dengan nilai-nilai agama Islam yang dianut
oleh sebagian besar bangsa Indonesia, dan nilai-nilai peri kemanusian dan keadilan.
Melihat keadaan seperti ini kaum muslimin yang terhimpun padakerajaan
Islam pada waktu itu di seluruh Nusantara mengadakan perlawanan secara terpisah,
masing-masing menentang penjajahan Belanda. Kesultanan Banten di pulau Jawa
yang berulang kali mengadakan perlawanan terhadap penjajah Belanda. Terutama
pada masa Sultan Ageng Tirtayasa yang memerintah Banten dari tahun 1651-
1682 M, sangat anti terhadap penjajahan Belanda. Perjuangan mengusir penjajah itu
terus menerus dilancarkan sampai akhir pemerintahan Beliau di Kesultanan Banten

2. Masa Perang Kemerdekaan

a) Peranan Umat Islam pada Masa Kemerdekaan Perilaku kaum penjajah makin
lama makin kejam terhadap bangsa Indonesia. Penindasan, kesewenang-
wenangan dan ketidak adilan penjajah merajalela. Bangsa Indonesia tertindas,
miskin, terbelenggu oleh kaum penjajah. Kaum muslimin yang merupakan penduduk
terbesar bangsa Indonesia sangat merasakan perilaku kaum penjajah itu. Para
ulama bersama kaum muslimin bangkit, berusaha membebaskan bangsa
Indonesia dari tanganpenjajah itu. Di seluuh pelosok Nusantara kaum
muslimin bangkit untuk merebut kembali kemerdekaannya yang telah dirampas oleh
penjajah. Pahlawan-pahlawan pejuang kemerdekaan berjuang terus tiada henti-
hentinya dengan segala pengorbanan, baik berupa harta maupun jiwa. Pejuang muslim
dan pahlawan kemerdekaan itu antara lain:

Ø K.H. Ahmad Dahlan, K.H. Hasym Ashari, HOS Cokroaminoto di Pulau Jawa,

Ø Teuku Umar, Teuku Cik Ditiro, Cut Nyak Dien, Cut Mutiah, Panglima Polim(Aceh)

Ø Imam Bonjol (Sum-Bar), Sultan Mahmud Badruddin (Palembang)

Ø Raden Intan (Lampung) di Sumatra

Ø Pangeran Antasari di Kalimantan

Ø Sultan Hasanuddin di Sulawesi dan lain-lain yang tersebar diseluruh Nusantara.

Para pejuang muslim itu dengan ikhlas dan semangat jihad berjuang dijalan Allah SWT
menentang dan mengusir penjajah Belanda maupun Jepangdengan pengorbanan harta
benda, jiwa dan raganya.

b) Peranan Organisasi Islam dan Pondok Pesantren pada masa


PerangKemerdekaan

Sejak awal Islam masuk ke Indonesia dan pada masa perkembangan selanjutnya,
ulama Islam menempatkan pendidikan sebagai tugas utama. Wujud kongkrit pendidikan
adalah pesantren dan muridnya disebut santri. Tempat pendidikannya ada yang
menyatu dengan masjid dan ada juga yang secara khusus dibangun biasanya dekat
masjid.

Melalui pesantren ulama mendidik santri mengajarkan berbagai


ilmupengetahuan terutama mengenai ilmu agama. Disini diajarkan tentang
keimanan, ibadah, Al Qur’an, akhlak, Syariah, muamalah dan tarikh. Selain itu
ditanamkan pengertian hak dan kewajiban kaum muslimin sebagai makhluk individu
dan sebagai makhluk sosial serta perjuangan untuk memperoleh hak kemerdekaan yang
telah dirampas oleh kaum penjajah

Santri yang belajar di pesantren datang dari berbagai suku dab daerah.Setelah mereka
selesai belajar, umumnya mereka kembali ke daerah asalnya kemudian mereka
mendirikan lagi pesantren dan mengajarkan agama didaerahnya masing-masing,
sehingga tersebarlah pesantren dan pendidikan agama ke seluruh pelosok
tanah air. Pesantren sebagai tempat mendidik generasi muda muslim, para santri
dididik dan dipersiapkan untuk menjadi kader umat dan pemimpin masyarakat.

Belanda mengetahui keadaan dan perkembangan pesantren, kemudian mengawasi


kegiatan pondok pesantren, karena tempat itu dianggap sebagai tempat pembinaan
kader umat yang akan menentang kekuasaannya.
Hubungan dan jalinan santri, ulama/Kyai dan masyarakat kaum muslimin sangat kuat,
merek bersama-sama menghadapi penjajah,namun usaha itu banyak mengalami
kegagalan karena belum tertibnya organisasi dan masih lemahnya persatuan dan
kesatuan bangsa.

Kaum muslimin menyadari bahwa perjuangan tanpa dihimpun dalam suatu organisasi
yang baik akan mengalami kesulitan dan kegagalan. Setelah putra-putri kaum muslimin
banyak memperoleh pendidikan di luar negri, di Eropa dan Timur Tengah serta
meningkatkan peranan pendidikan di pondok pesantren, timbullah kesadaran mereka
untuk membuat perkumpulan organisasi yang modern yang berciri khas keagamaan.

Organisasi Keagamaan tersebut, yaitu:

1) Syarikat Dagang IslamSyarikat Dagang Islam yang kemudian berubah menjadi


Syarikat Islam berdiri pada tahun 1905 dipimpin oleh H. samanhudi, A.M. Sangaji,
H.O.S.Cokroaminoto dan H. Agus Salim. perkumpulan ini berdiri dengan maksud
untuk meningkatkan taraf hidup bangsa ndonesia, terutama dalam dunia
perniagaan.

2) Jam’iatul KhairBerdiri pada tahun 1905 M di Jakarta adalah pergerakan Islam


yang pertama di pulau Jawa. Anggotanya kebanyakan keturunan (peranakan) Arab.

3) Al- Irsyad Al Irsyad adalah organisasi Islam yang didirikan tahun 1914 M oleh para
pedagang dan ulama keturunan Arab, seperti Syekh Ahmad Sorkali.

4) Perserikatan UlamaGerakan modernis Islam yang berdiri pada tahun 1911 M oleh
Abdul Halim dan berpusat di Majalengka Jawa Barat. Organisasi ini diakui
keberadaannya oleh Belanda tahun 1917 dan bergerak dibidang ekonomi dansosial,
seperti mendirikan panti asuhan yatim piatu pada tahun 1930 M.

5) Muhammadiyah Muhammadiyah didirikan di Yogyakarta 18 November 1912 oleh


KH.Ahmad Dahlan bertepatan tanggal 8 Zulhijah 1330. Muhammadiyah bukan
merupakan partai politik, tetapi gerakan Islam yang bergerak dalam bidang sosial dan
pendidikan.

6) Nahdatul Ulama Didirikan pada bulan Januari 1926 oleh KH. Hasyim Asy’ari
yang bertujuan membangkitkan semangat para ulama Indonesia dengan cara
meningkatkan dakwah dan pendidikan karena saat itu Belanda melarang umat Islam
mendirikan sekolah-sekolah yang bernafaskan Islam seperti Pesantren.

Para Kyai dan santri juga mendirikan organisasi bersenjata untuk melawan penjajahan
Belanda yaitu Hizbullah dan gerakan-gerakan kepanduan Islam.
Organisasi tersebut mendidik, membina dan melatih generasi muda muslim mengenal
berbagai pengetahuan dan semangat perjuangan, dalam menentang penjajahan.

Hasil tempaan dan pendidikan disini menumbuhkan semangat juang sehingga lahirlah
tokoh-tokoh perjuangan kemerdekaan

Ø HOS Cokroaminoto

Ø K.H. Ahmad Dahlan

Ø K.H Hasyim Asy’ari dan lain-lain

3. Masa Pembangunan

a) Peranan Umat Islam pada Masa Pembangunan Setelah merdeka, bebas dari kungkungan
kaum penjajah, kaum muslimin secara bertahap mengisi kemerdekaan itu dengan
pembangunan disegala bidang, pembangunan fisik material berupa perbaikan sarana
transportasi,pertanian, perumahan dan perekonomian, sehingga pembangunan fisik material
secara bertahap makin lama makin meningkat.Pembangunan bidang mental seperti
meningkatkan pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran agama, meningkatkan
pendidikan, mengembangkan kehidupan dan social kemasyarakatan yang aman tertib dan
rukun juga dilaksanakan bersama segenap anggota bangsa Indonesia lainnya kini mengatur
dan memerintah bangsanya sendiri.Pemerintahan dilaksanakan dengan cara yang
demokratis.Keamanan,ketertiban dan kesejahteraan sosial terus diupayakandan ditegakkan.
Demikian juga persatuan dan kesatuan bangsa, sehingga terwujudlah negara yang aman,
adil dan makmur dengan penuh limpahan rahmat dan ridha Allah SWT,sesuai dengan cita-
cita kemerdekaan yang dituangkan dalam UUD 1945.

b) Peranan Organisasi Islam dalam Masa Pembangunan Organisasi Islam yang sejak
zaman penjajah selalu membina dan mendidik umat dengan berbagai ilmu pengetahuan
dan mengembangkan semangat perjuangan menentang penjajah, maka setelah merdeka
usaha itu padadasarnya tetap terus dikembangkan dan ditingkatkan lebih baik.Sikap
menentang penjajahan dialihkan dan diganti dengan sikap giat,semangat danetos kerja untuk
mencapai ketinggian ilmu pengetahuan dan tekhnologi dalamrangka memenuhi kebutuhan
hidup dan mengisi pembangunan bangsa.Dalam rangka ikut serta meningkatkan
pengetahuan, kecerdasan dan kualitas masyarakat telah diupayakan melalui pendidikan pada
jalur sekolah.Didirikanlah oleh organisasi-organisasi Islam berbagai lembaga pendidikan
dari jenjang pendidikan dasar seperti SD,SMP,pendidikan menengah seperti SMA dan
pendidikan tinggi seperti Universitas dan Institut yang tersebar diseluruh daerah.Diantara
oragnisasi Islam yang giat dalam bidang pendidikan dankemasyarakatan ialah Majelis
Ulama Indonesia, Muhammadiyah,Nahdatul Ulama,Al-Washliyah,Al-Irsyad,Djamiat Khair,
GUPPI, PUI, Al-Khairat, ICMI dan lain-lain.
c) Peranan Para Individu Muslim dalam Pembangunan Organisasi Islam yang berperan
dalam pembangunan Nasional bukanhanya mereka yang tergabung dalam organisasi.
Banyak orang Islam secara pribadi baik sebagai dokter, dosen, pejabat negara, wakil rakyat
di DPR, pengusaha, Cendikiawan, petani,guru,pengrajin,dan lain-lain mereka semuanya
melakukan kegiatan dengan sungguh-sungguh sesuai dengan profesidan keahliannya
masing-masing.Tanpa terikat dengan organisasi keagamaan,mereka menyumbangkan
dharma baktinya kepada nusa dan bangsa. Memang menjadi umat Islam tidak harus menjadi
anggota organisasi atau partai Islam.Menurut Al Qur’an orang Islam yang baik adalah yang
paling bertakwa,yang beriman kepada Allah dan beramal shaleh, dimanapun mereka berada.

d) Peranan Lembaga Pendidikan dalam Masa Pembangunan Lembaga pendidikan Islam


dalam kegiatannya lebih menekankan pembinaan, peningkatan ilmu pengetahuan dan
kecerdasan masyarakat melalui pendidikan pada jalur sekolah dan luar sekolah.

Peningkatan ilmu pengetahuan dan peningkatan kualitas yang melaluijalur pendidikan


sekolah biasanya terdiri dari pendidikan sekolah umum,seperti SD,SMP,SMA dan
Perguruan Tinggi dan Madrasah seperti Madrasah Ibtidaiyah,Madrasah Tsanawiyah,
Madrasah Aliyah dan perguruan tinggiagama seperti IAIN

Melalui pendidikan ini secara bertahap ilmu pengetahuan bertambah meningkat dan Sumber
Daya Manusia lebih berkualitas.Dengan meningkatnya kualitas masyarakat maka hasil
kerja masyarakatpun semakin meningkat.Dengan demikian meningkatnya hasil umat
melalui jalur luar sekolah,antaralain dilaksanakan melalui pengajian,Taman Bacaan Al
Qur’an, kursus-kursus ilmu keagamaan dan pembinaan di Masjid-Masjid.

Demikanlah betapa besar peranan kelembagaan pendidikan Islam dalam pembangunan


pembangunan bangsa erat kaitannya dengan sumber dayamanusianya sebagai pelaksana
pembangunan itu sendiri.

E. Manfaat yang dapat diambil dari sejarah perkembangan Islam di Indonesia

1. Mengetahui dan memahami sejarah perkembangan Islam di Indonesia


2. Mengetahui dan memahami perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
3. Menjadi cermin untuk memacu kehidupan yang lebih baik
4. Mempelajari sejarah agar dapat melakukan perubahan yang lebih baik
5. Menghargai kerja keras para pahlawan bangsa
6. Kehadiran para pedagang Islam yang telah berdakwah dan memberikan pengajaran
Islam di bumi Nusantara turut memberikan nuansa baru bagiperkembangan pemahaman
atas suatu kepercayaan yang sudah ada di nusantaraini.
7. Hasil karya para ulama yang berupa buku sangat berharga untuk dijadikansumber
pengetahuan
8. Kita dapat meneladani Wali Songo telah berhasil dalam hal-hal seperti berikut

Ø Menjadikan masyarakat gemar membaca dan mempelajari Al Quran.

Ø Mampu membangun masjid sebagai tempat ibadah dalam berbagai bentuk


atauarsitektur hingga ke seluruh pelosok Nusantara.

Ø Mampu memanfaatkan peninggalan sejarah, termasuk situs-situs peninggalan para


ulama, baik berupa makam, masjid, maupun peninggalan sejarah lainnya.

Ø Seorang ulama atau ilmuwan dituntut oleh Islam untuk mempraktikkan tingkahlaku
yang penuh keteladanan agar terus dilestarikan dan dijadikan panutan olehgenerasi
berikutnya.

Ø Para ulama dan umara bersatu padu mengusir penjajah meskipun dengan persenjataan
yang tidak sebanding.

F. Hikmah perkembangan Islam di Indonesia

Setelah memahami bahwa perkembangan Islam di Indonesia memilikiwarna atau ciri


yang khas dan memiliki karakter tersendiri dalam penyebarannya, kita dapat mengambil
hikmah, diantaranya sebagai berikut

Ø Islam membawa ajaran yang berisi kedamaian.

Ø Penyebar ajaran Islam di Indonesia adalah pribadi yang memiliki ketangguhan dan
pekerja keras.

Ø Terjadi akulturasi budaya antara Islam dan kebudayaan lokal meskupin Islam tetap
memiliki batasan dan secara tegas tidak boleh bertentangan dengan ajarandasar dalam Islam

Soal tentang perkembangan islam di Indonesia

1. Salah satu di antara wali sanga adalah sunan kudus. Nama aslinya beliau adalah…
2. Awal masuknya islam di nusantara dibawa oleh…
3. Daerah pertama dari kepulauan Indonesia yang dimasuki islam adalah…
4. Sebutan wali songo ditujukan kepada…
5. Penyembelihan hewan kurban berupa kerbau sebagai subtitusi kurban sapi merupakan
toleransi yang dipelopori oleh…
6. Melalui saluran apa saja islam masuk ke Indonesia…
7. Sunan kalijaga memiliki media wayang kulit sebagai salah satu sarana memperkenalkan
islam kepada masyarakat di tanah jawa. Hal ini menunjukkan saluran penyebaran agama
islam melalui…
8. Pada abad keberapakah islam masuk ke Indonesia…
9.
10. Kerajaan islam pertama di Indonesia adalah…

Kunci Jawaban

1. Ja’far saddiq
2. Pedagang
3. Sumatra bagian utara
4. Para ulama yang menyebarkan agama islam di pulau jawa
5. Sunan kudus
6. perdagangan, perkawinan, politik, kesenian, tasawuf, pendidikan
7. Kesenian
8. Ke-7
9. ;
10. kerjaan samudra pasai

Anda mungkin juga menyukai