Ringkasan Materi
SEJARAH DINASTI AYYUBIYAH
Dinasti Ayyubiyah didirikan oleh Salahuddin Yusuf al-ayyubi di Mesir pada masa
khalifah al-Mustadi dan berkuasa selama kurang lebih 75 tahun. Ekspedisi militer pertama yang
dilakukan Salahuddin adalah mengikuti pamannya ( Asadudin ) untuk menyelesaikan persoalan
perebutan kekuasaan di istana Bani Fatimiah di Mesir, kemudian Salahudin mulai mendapat
kekuasaan di Mesir ketika membantu Bani Fatimiah mengusir Amauri yang memimpin tentara
salib untuk menguasai mesir, yang pada akhirnya dia juga menjadi penguasa mesir ketika
Khalifah Al-adid meninggal dunia, dan Salahudin diberi gelar al-mu’izz li amiril Mu’minin.
Al-adil memiliki nama lengkap al-malik al-adil Saifudin Abu Bakar bin Ayyub. Setelah
kematian Nuruddin Zanki pada tahun 1174, ia memerintah di Mesir atas nama Salahuddin Yusuf
Al-Ayyubi. Ia berhasil membantu Salahuddindalam mempersiapkan angkatan perangnya hingga
Salahudin mencapai tingkat keberhasilan, oleh karena itu ia mempunyai peranan yang sangat
besar bagi Dinasti Ayyubiyah dalam mempertahankan eksistensinya.
Selanjutnya adalah al-kamil yang memiliki nama lengkap al-malik al-kamil Nasiruddin
Abu al-Ma’ali Muhammad,ia terlibat beberapa peperangan melawan tentara salib,hal itu
membuatnya banyak mendapat pujian, akan tetapi pada akhirnya ia menyerahkan Yerussalem
pada pasukan Salib, hal inilah yang membuatnya menerima hujatan dari rakyat.
Kekuasaan dinasti Ayyubiyah berakhir setelah qutuz dari dinasti Mamluk berhasil
mengalahkan tentara mongol dalam pertempuraan di Ain Jalut, setelah itu mereka memerintah di
bekas wilayah kekuasaan Dinasti Ayyubiyah, Tapi pada masa pemerintahan dinasti ini juga ada
perkembangan ilmu pengetahuan yang ditandai dengan masuknya ilmuwan-ilmuwanmasyhur ke
Al-Azhar diantaranya adalah Abdul latif al-bagdadi, Syamsuddin Khallikan,Syekh Abdul Qasim
al-manfalubi dll.
Dari berbagai uraian di atas dapat disimpulkan bahwa setiap kekuasaan mulai dari dinasti
Abbasiyah dan dinasti Ayyubiyah itu terdapat kemajuan dan kemunduran dalam berbagai
bidang, mulai dari kemajuan di bidang sosial, Kebudayaan yang telah melahirkan banyak
ilmuwan terkenal, kemajuan politik & militer, kemajuan ilmu pengetahuan, mulai dari ilmu
kedokteran umum sampai pada ilmu kedokteran Islam, dan telah mengeluarkan banyak lulusan
mahir di bidangnya, serta juga terdapat kemajuan ilmu agama yang telah melahirkan banyak
ulama- ulama’ terkenal yang telah hafal hadist, serta membukukannya, juga terdapat ahli fuqoha
yang madzhabnya sampai sekarang masih kita anut. Tapi disamping itu dinasti – dinasti di atas
juga mengalami kemunduran, salah satu penyebab kemunduran adalah karena peperangan dan
perebutan kekuasaan.
Adapun cara masuknya Islam di Indonesia melalui beberapa cara antara lain ;
1. Perdagangan
Jalur ini dimungkinkan karena orang-orang melayu telah lama menjalin kontak dagang
dengan orang Arab. Apalagi setelah berdirinya kerajaan Islam seperti kerajaan Islam Malaka dan
kerajaan Samudra Pasai di Aceh, maka makin ramailah para ulama dan pedagang Arab datang ke
Nusantara (Indonesia). Disamping mencari keuntungan duniawi juga mereka mencari
keuntungan rohani yaitu dengan menyiarkan Islam. Artinya mereka berdagang sambil
menyiarkan agama Islam.
2. Kultural
3. Pendidikan
Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan yang paling strategis dalam
pengembangan Islam di Indonesia. Para da’i dan muballig yang menyebarkan Islam diseluruh
pelosok Nusantara adalah keluaran pesantren tersebut. Datuk Ribandang yang mengislamkan
kerajaan Gowa-Tallo dan Kalimantan Timur adalah keluaran pesantren Sunan Giri. Santri-santri
Sunan Giri menyebar ke pulau-pulau seperti Bawean, Kangean, Madura, Haruku, Ternate,
hingga ke Nusa Tenggara. Dan sampai sekarang pesantren terbukti sangat strategis dalam
memerankan kendali penyebaran Islam di seluruh Indonesia.
4. Kekuasaan politik
Artinya penyebaran Islam di Nusantara, tidak terlepas dari dukungan yang kuat dari para
Sultan. Di pulau Jawa, misalnya keSultanan Demak, merupakan pusat dakwah dan menjadi
pelindung perkembangan Islam. Begitu juga raja-raja lainnya di seluruh Nusantara. Raja Gowa-
Tallo di Sulawesi selatan melakukan hal yang sama sebagaimana yang dilakukan oleh Demak di
Jawa. Dan para Sultan di seluruh Nusantara melakukan komunikasi, bahu membahu dan tolong
menolong dalam melindungi dakwah Islam di Nusantara. Keadaan ini menjadi cikal bakal
tumbuhnya negara nasional Indonesia dimasa mendatang.
1. Di Sumatra
Wilayah Nusantara yang mula-mula dimasuki Islam adalah pantai barat pulau Sumatra
dan daerah Pasai yang terletak di Aceh utara yang kemudian di masing-masing kedua daerah
tersebut berdiri kerajaan Islam yang pertama yaitu kerajaan Islam Perlak dan Samudra Pasai.
Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Aceh disebutkan bahwa kerajaan Islam
yang pertama adalah kerajaan Perlak. Namun ahli sejarah lain telah sepakat, Samudra Pasailah
kerajaan Islam yang pertama di Nusantara dengan rajanya yang pertama adalah Sultan Malik Al-
Saleh (memerintah dari tahun 1261 s.d 1297 M). Sultan Malik Al-Saleh sendiri semula bernama
Marah Silu. Setelah mengawini putri raja Perlak kemudian masuk Islam berkat pertemuannya
dengan utusan Syarif Mekkah yang kemudian memberi gelar Sultan Malik Al-Saleh.
Kerajaan Aceh ini mempunyai peran penting dalam penyebaran Agama Islam ke seluruh
wilayah Nusantara. Para da’i, baik lokal maupun yang berasal dari Timur Tengah terus berusaha
menyampaikan ajaran Islam ke seluruh wilayah Nusantara. Hubungan yang telah terjalin antara
kerajaan Aceh dengan Timur Tengah terus semakin berkembang. Tidak saja para ulama dan
pedagang Arab yang datang ke Indonesia, tapi orang-orang Indonesia sendiri banyak pula yang
hendak mendalami Islam datang langsung ke sumbernya di Mekah atau Madinah. Kapal-kapal
dan ekspedisi dari Aceh terus berlayar menuju Timur Tengah pada awal abad ke 16. Bahkan
pada tahun 974 H. atau 1566 M dilaporkan ada 5 kapal dari kerajaan Asyi (Aceh) yang berlabuh
di bandar pelabuhan Jeddah. Ukhuwah yang erat antara Aceh dan Timur Tengah itu pula yang
membuat Aceh mendapat sebutan Serambi Mekah.
2. Di Jawa
Benih-benih kedatangan Islam ke tanah Jawa sebenarnya sudah dimulai pada abad
pertama Hijriyah atau abad ke 7 M. Pada tahun 674 M sampai tahun 675 M. sahabat Nabi,
Muawiyah bin Abi Sufyan pernah singgah di tanah Jawa (Kerajaan Kalingga) menyamar sebagai
pedagang. Bisa jadi Muawiyah saat itu baru penjajagan saja, tapi proses dakwah selanjutnya
dilakukan oleh para da’i yang berasal dari Malaka atau kerajaan Pasai sendiri. Sebab saat itu lalu
lintas atau jalur hubungan antara Malaka dan Pasai disatu pihak dengan Jawa dipihak lain sudah
begitu pesat.
Adapun gerakan dakwah Islam di Pulau Jawa selanjutnya dilakukan oleh para Wali
Sanga, yaitu :
a. Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik
Beliau dikenal juga dengan sebutan Syeikh Magribi. Ia dianggap pelopor penyebaran
Islam di Jawa. Beliau juga ahli pertanian, ahli tata negara dan sebagai perintis lembaga
pendidikan pesantren. Wafat tahun 1419 M.(882 H) dimakamkan di Gapura Wetan Gresik
b. Raden Ali Rahmatullah (Sunan Ampel)
Dilahirkan di Aceh tahun 1401 M. Ayahnya orang Arab dan ibunya orang Cempa, ia
sebagai mufti dalam mengajarkan Islam tak kenal kompromi dengan budaya lokal. Wejangan
terkenalnya Mo Limo yang artinya menolak mencuri, mabuk, main wanita, judi dan madat, yang
marak dimasa Majapahit. Beliau wafat di desa Ampel tahun 1481 M.
Jasa-jasa Sunan Ampel :
1) Mendirikan pesantren di Ampel Denta, dekat Surabaya. Dari pesantren ini lahir para mubalig
kenamaan seperti : Raden Paku (Sunan Giri), Raden Fatah (Sultan Demak pertama), Raden
Makhdum (Sunan Bonang), Syarifuddin (Sunan Drajat) dan Maulana Ishak yang pernah diutus
untuk menyiarkan Islam ke daerah Blambangan.
2) Berperan aktif dalam membangun Masjid Agung Demak yang dibangun pada tahun 1479 M.
3) Mempelopori berdirinya kerajaan Islam Demak dan ikut menobatkan Raden Patah sebagai
Sultan pertama.
c. Sunan Giri (Raden Aenul Yaqin atau Raden Paku)
Ia putra Syeikh Yakub bin Maulana Ishak. Ia sebagai ahli fiqih dan menguasai ilmu
Falak. Dimasa menjelang keruntuhan Majapahit, ia dipercaya sebagai raja peralihan sebelum
Raden Patah naik menjadi Sultan Demak. Ketika Sunan Ampel wafat, ia menggantikannya
sebagai mufti tanah Jawa.
d. Sunan Bonang (Makhdum Ibrahim)
Putra Sunan Ampel lahir tahun 1465. Sempat menimba ilmu ke Pasai bersama-sama
Raden Paku. Beliaulah yang mendidik Raden Patah. Beliau wafat tahun 1515 M.
e. Sunan Kalijaga (Raden Syahid)
Ia tercatat paling banyak menghasilkan karya seni berfalsafah Islam. Ia membuat wayang
kulit dan cerita wayang Hindu yang diislamkan. Sunan Giri sempat menentangnya, karena
wayang Beber kala itu menggambarkan gambar manusia utuh yang tidak sesuai dengan ajaran
Islam. Kalijaga mengkreasi wayang kulit yang bentuknya jauh dari manusia utuh. Ini adalah
sebuah usaha ijtihad di bidang fiqih yang dilakukannya dalam rangka dakwah Islam.
f. Sunan Drajat
Nama aslinya adalah Syarifudin (putra Sunan Ampel, adik Sunan Bonang). Dakwah
beliau terutama dalam bidang sosial. Beliau juga mengkader para da’i yang berdatangan dari
berbagai daerah, antara lain dari Ternate dan Hitu Ambon.
g. Syarif Hidayatullah
Nama lainnya adalah Sunan Gunung Jati yang kerap kali dirancukan dengan Fatahillah,
yang menantunya sendiri. Ia memiliki keSultanan sendiri di Cirebon yang wilayahnya sampai ke
Banten. Ia juga salah satu pembuat sokoguru masjid Demak selain Sunan Ampel, Sunan Kalijaga
dan Sunan Bonang. Keberadaan Syarif Hidayatullah dengan kesultanannya membuktikan ada
tiga kekuasaan Islam yang hidup bersamaan kala itu, yaitu Demak, Giri dan Cirebon.
Hanya saja Demak dijadikan pusat dakwah, pusat studi Islam sekaligus kontrol politik
para wali.
h. Sunan Kudus
Nama aslinya adalah Ja’far Sadiq. Lahir pada pertengahan abad ke 15 dan wafat tahun
1550 M. (960 H). Beliau berjasa menyebarkan Islam di daerah kudus dan sekitarnya. Ia
membangun masjid menara Kudus yang sangat terkenal dan merupakan salah satu warisan
budaya Nusantara.
i. Sunan Muria
Nama aslinya Raden Prawoto atau Raden Umar Said putra Sunan Kalijaga. Beliau
menyebarkan Islam dengan menggunakan sarana gamelan, wayang serta kesenian daerah
lainnya. Beliau dimakamkan di Gunung Muria, disebelah utara kota Kudus.
3. Di Kalimantan
Islam masuk ke Kalimantan atau yang lebih dikenal dengan Borneo melalui tiga jalur.
Jalur pertama melalui Malaka yang dikenal sebagai kerajaan Islam setelah Perlak dan Pasai.
Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis kian membuat dakwah semakin menyebar sebab para
muballig dan komunitas muslim kebanyakan mendiamai pesisir barat Kalimantan.
Jalur kedua, Islam datang disebarkan oleh para muballig dari tanah Jawa. Ekspedisi
dakwah ke Kalimantan ini mencapai puncaknya saat kerajaan Demak berdiri. Demak
mengirimkan banyak Muballig ke negeri ini. Para da’i tersebut berusaha mencetak kader-kader
yang akan melanjutkan misi dakwah ini. Maka lahirlah ulama besar, salah satunya adalah Syekh
Muhammad Arsyad Al Banjari.
Jalur ketiga para da’i datang dari Sulawesi (Makasar) terutama da’i yang terkenal saat itu
adalah Datuk Ri Bandang dan Tuan Tunggang Parangan.
a. Kalimantan Selatan
Masuknya Islam di Kalimantan Selatan adalah diawali dengan adanya krisis
kepemimpinan dipenghujung waktu berakhirnya kerajaan Daha Hindu. Saat itu Raden Samudra
yang ditunjuk sebagai putra mahkota oleh kakeknya, Raja Sukarama minta bantuan kepada
kerajaan Demak di Jawa dalam peperangan melawan pamannya sendiri, Raden Tumenggung
Sultan Demak (Sultan Trenggono) menyetujuinya, asal Raden Samudra kelak bersedia masuk
Islam.
Dalam peperangan itu Raden Samudra mendapat kemenangan. Maka sesuai dengan
janjinya ia masuk Islam beserta kerabat keraton dan penduduk Banjar. Saat itulah tahun (1526
M) berdiri pertama kali kerajaan Islam Banjar dengan rajanya Raden Samudra dengan gelar
Sultan Suryanullah atau Suriansyah. Raja-raja Banjar berikutnya adalah Sultan Rahmatullah
(putra Sultan Suryanullah), Sultan Hidayatullah (putra Sultan Rahmatullah dan Marhum
Panambahan atau Sultan Musta’in Billah. Wilayah yang dikuasainya meliputi daerah Sambas,
Batang Lawai, Sukadana, Kota Waringin, Sampit Medawi, dan Sambangan.
b. Kalimantan Timur
Di Kalimantan Timur inilah dua orang da’i terkenal datang, yaitu Datuk Ri Bandang dan
Tuan Tunggang Parangan, sehingga raja Kutai (raja Mahkota) tunduk kepada Islam diikuti oleh
para pangeran, para menteri, panglima dan hulubalang. Untuk kegiatan dakwah ini dibangunlah
sebuah masjid.
Tahun 1575 M, raja Mahkota berusaha menyebarkan Islam ke daerah-daerah sampai ke
pedalaman Kalimantan Timur sampai daerah Muara Kaman, dilanjutkan oleh Putranya, Aji Di
Langgar dan para penggantinya.
c. Di Maluku.
Kepulauan Maluku terkenal di dunia sebagai penghasil rempah-rempah, sehingga
menjadi daya tarik para pedagang asing, tak terkecuali para pedagang muslim baik dari Sumatra,
Jawa, Malaka atau dari manca negara. Hal ini menyebabkan cepatnya perkembangan dakwah
Islam di kepulauan ini.
Islam masuk ke Maluku sekitar pertengahan abad ke 15 atau sekitar tahun 1440 dibawa
oleh para pedagang muslim dari Pasai, Malaka dan Jawa (terutama para da’i yang dididik oleh
para Wali Sanga di Jawa). Tahun 1460 M, Vongi Tidore, raja Ternate masuk Islam. Namun
menurut H.J De Graaft (sejarawan Belanda) bahwa raja Ternate yang benar-benar muslim adalah
Zaenal Abidin (1486-1500 M). Setelah itu Islam berkembang ke kerajaan-kerajaan yang ada di
Maluku. Tetapi diantara sekian banyak kerajaan Islam yang paling menonjol adalah dua kerajaan
, yaitu Ternate dan Tidore.
Selain Islam masuk dan berkembang di Maluku, Islam juga masuk ke Irian yang
disiarkan oleh raja-raja Islam di Maluku, para pedagang dan para muballig yang juga berasal dari
Maluku. Daerah-daerah di Irian Jaya yang dimasuki Islam adalah : Miso, Jalawati, Pulau Waigio
dan Pulau Gebi.
MEMAHAMI SEJARAH TRADISI ISLAM DI NUSANTARA
Seni Budaya Lokal Sebagai Bagian Dari Tradisi Islam
Pengertian Seni Budaya Lokal.
Seni budaya lokal artinya adalah bentuk seni atau tradisi yang ada pada daerah tertentu,
mengakar dan menjadi pola hidup di masyarakat tersebut. Budaya ini berkembang secara turun
temurun dan terus dilestarikan oleh generasi selanjutnya.
Semakin banyak suku di Indonesia semakin memperkaya khazanah kebudayaan
Nusantara. Karena setiap suku memiliki tradisi dan adat istiadat yang berbeda-beda. Dan
memberikan identitas dan corak yang jelas bagi daerahnya.
Beberapa kesenian dan budaya lokal kemudian berakulturasi dengan Islam, namun
keduanya tidak kehilangan ciri khasnya. Melalui akulturasi tersebut, Islam menggunakan budaya
lokal sebagai media dakwah.
Kebudayaan Menurut Islam
Arti kebudayaan adalah hasil karya cipta manusia. Sedang kebudayaan dalam pandangan
Islam adalah sebuah tata nilai dan tradisi yang berkembang dari ajaran Islam. Tata nilai tersebut
mernupakan penerjemahan/untuk merealisir pokok-pokok ajaran al Qur’an dan Hadis dalam
kehidupan nyata.
Dari berbagai kelompok masyarakat di dunia termasuk Indoneisa telah menghasilkan
sebuah kebudayaan yang disebut kebudayaan Islam. Tertu saja sudah beradaptasi dengan budaya
lokal Nusantara. Hasilnya lahirlah beragam budaya lokal yang bercorak Islam.
Pengertian Tradisi Islam
Sebelum membahas tradisi Islam, perlu ditegaskan dahulu arti kesenian Islam. Kesenian
Islam yaitu ekspresi estetis dikalangan orang Islam dengan menggunakan medium.
Karya seni Islam dalam segala bentuk manifestasinya, apakah seni suara, musik, gerak,
sastra atau seni pandang, seperti lukis, kaligrafi dan arsitektur adalah merupakan bagian dari
ekspresi keimanan tauhid berdasarkan ajaran Nabi Muhammad SAW.
Mengingat bidang estetis adalah wawasan yang tidak diberikan batasan terperinci dan
paten dalam Islam yaitu lebih merupakan cobaan terhadap orang Islam untuk berkreasi dengan
alasan keimanan tauhid tentang valid/tidaknya sebuah karya seni sebagai karya Islam adalah
tetap merupakan upaya ijtihadi.
Dalam karya seni Islam terdapat beberapa lahan kesenian yang kurang digunakan. Yaitu
seni tari serta representasi figure manusia dan hewan termasuk sedikit sekali yang dikembangkan
dalam karya seni Islam. Sebenarnya tidak ada dalil qot’i yang mendiskreditkan kreasi demikian.
Tetapi corak aqidah Islam yang tauhid mendorong timbulnya kecurigaan terhadap
representasi figural yang mengarah kepada kemusyrikan. Dalam hal ini sangat dominan.
Sebagian besar eksprasi seni monumental dikalangan orang Islam adalah berhubungan
dengan bidang keagamaan, masjid, madrasah, khalaqah, Qur’an, dan seterusnya.
Dalam bidang sastra, seni suara, musik, kaligrafi, arsitektur kontribusi seniman muslim
cukup luas dan mengagumkan.
Anehnya musik yang telah popular sejak nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah pada
tahun 622 kurang berkembang dalam Islam. Akibat negative yang sering timbul dari pagelaran
musik mempengaruhi para ulama untuk menjauhi dari musik bahkan menetangnya.
Dari sini kita memahami kenapa musik bercorak keagamaan sangat sederhana dan kurang
berkembang. Tetapi disamping itu timbul musik sekuler yang tidak diakui pihak ulama.
Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa tradisi Islam adalah hasil karya/seni orang Islam
yang bersumber dari agama Islam.
Selamatan
Setiap ada peristiwa yang menakutkan, atau yang menyenangkan atau adanya harapan,
seperti perkawinan, sakit, panen padi, menanam padi selalu mengadakan upacara selamatan.
Selamatan dilakukan sebagai rasa syukur, dengan permohonan agar selalu mendapatkan
keselamatan
Upacara Turun Tanah di Aceh
Nama aslinya adalah Peutron Aneuk U Tanoh atau turun tanah. Artinya orang tua
menurunkan bayi ke tanah setelah bayi berusia 44 hari. Sebelumnya seorang ibu melakukan
pantangan dengan tujuan agar bayi sehat dan baik.
Sekaten
Pada tahun 1939 tahun saka atau 1477 M, Raden Patah dengan dukungan para wali
mendirikan masjid Demak. Berdasarkan kesepakatan digelar siar Islam selama 7 hari menjelang
kelahiran Nabi Muhammad SAW. Dibunyikan dua perangkat gamelan karya Sunan Giri yang
membawakan gending karya Sunan Kalijaga.
Adat Perkawinan Aceh
Tradisi penikahan Aceh banyak diwarnai oleh tradisi Islam, hal bisa dilihat dari beberapa
tahapan-tahapan pernikahan:
Melamar
Persiapan perkawinan
Upacara pernikahan
Pakaian Pengantin
Ziarah Kubur
Yaitu kebiasaan mengunjungi makam dan meletakkan bunga di atas kuburan seseorang.
Sampai saat ini masih dipertahankan. Tujuan awalnya adalah untuk memohon restu dan
mendapat berkah dari orang yang sudah meninggal. Tradisi ini dipengaruhi budaha Hindu-Budha
yakni pemujaan terhadap arwah nenenk moyang.
Setelah Islam datang tujuan ziarah diarahkan untuk mendo’akan yang telah meninggal
agar diampuni dosa-dosanya juga sebagai media kontemplasi bagi seseorang agar selalu
mengingat kematian.
BAB IV
Analisis Materi
Menurut Pandangan kami, ada 2 hal utama yang akan kami kemukakan :
Pandangan Subyektif
Bagi kami, mempelajari materi SKI memang hal yang sulit, selain menghafal nama – nama yang
ada juga harus mengetahui urutan-urutan pemerintahannya, dan sekiranya untuk memudahkan
siswa dalam mencerna serta memahami dengan seksama materi – materi tersebut, kiranya dalam
buku ajar perlu ditambahkan skematik yang memudahkan siswa untuk mengingat garis besarnya,
sehingga dalam belajar siswa cukup menghafal skema saja, sehingga mudah dalam menjabarkan
dan menguraiakn materi yang ada.
2. Pandangan Obyektif
Pelajaran SKI memang penting untuk diketahui dan dipelajari peserta didik, karena apa yang ada
saat ini tidak lepas dari cerita atau sejarah yang ada pada zaman dulu, sebagai contoh materi SKI
yang ada pada kelas VIII ini, salah satunya menceritakan tentang asal usul ilmuwan yang
terkenal, tempat – tempat penting dan juga bersejarah dll, sebagai contoh ilmuwan yang terkenal
sampai saat inni adalah al-farabi ( ilmuwan matematika yang saat ini pelajaran itu masih di
pelajari siswa disekolah ), ar-razi, dalam ilmu agama misalnya ilmu figh yang madzhabnya yang
sekarang masih kita anut seperti, madzhab syafi’i, maliki,hanafi,an-nasai, hanbali, itu semua
tidak lepas dari sejarah kebudayaan islam.
Hal semacam ini harus diketahui oleh siswa agar mereka mengerti dan mengetahui silsilah serta
asal usul dari ilmuwan – ilmuwan ataupun segala sesuatu yang ada disekitar kita, karena
pentingnya materi SKI, seyogyanya dalam mengajar guru perlu untuk membuat pengelompokan
– pengelompokan ataupun ringkasan – ringkasan kecil/ bagan/skema yang digunakan untuk
mempermudah siswa dalam belajar dan menghafal, serta yang tidak kalah pentingnya sebaiknya
dalam pembelajaran SKI, siswa tidak hanya mendengarkan uraian cerita sejarah dari guru mata
pelajaran, tapi juga harus ada kegiatan pembelajaran yang nyata yang menggambarkan materi
tersebut, seperti pemutaran film pada saat zaman Jahiliyah dll, hal yang demikian itu kami rasa
pembelajaran SKI akan lebih menarik siswa dan siswa juga mendapat pemahaman yang jelas,
karena memory melihat hal yang nyata itu mudah di ingat daripada harus mengandalkan memori
hafalan saja, dengan demikian, pembelajaran SKI akan menjadi tidak monoton.
DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim, Darsono.2008.Tonggak Sejarah Kebudayaan Islam. Solo. PT. Tiga Serangkai Pustaka
mandiri.
http://www.greenbookee.com/materi-ski-kelas-ix/
http://madsahida.blogspot.com/2013/12/tugas-ski-sapta-agus-p-kelas-ix.html
1 comments:
1.
Reply
Load more...
Subscribe to: Post Comments (Atom)
Social Profiles
Search
Popular
Tags
Blog Archives
“Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas VIII semester 2 dan kelas IX Semester
1 dan 2”
“Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas VIII semester 2 dan kelas IX Semester
1 dan 2” D osen Pengampu: Drs. H. Akhirin, M....
“Orientasi Pembelajaran Pendidikan Islam” Mata Kuliah : Ilmu Pendidikan Islam Dosen
Pengampu: Khalilmatus Sa’diyah, M.Pd.I Di...
Psikologi Agama
https://www.scribd.com/doc/253732187/Psikologi-Agama-Jadi