1. Sejarah lahirnya Bani Umayyah diawali dengan krisis yang terjadi pada masa
pemerintahan Khulafaur Rasyidin. Ketika Khulafaur Rasyidin dipimpin oleh Usman Bin
Affan umat islam sempat mengalami era paling makmur dan sejahtera namun pada
periode kedua kepemimpinannya terjadi perpecahan dan pemberontakan karena jabatan-
jabatan strategis dipemerintahan diberikan Usman kepada keluarganya dari Bani
Umayyah kepada 650 M sekitar 1500 orang bahkan dating ke Madinah untuk memprotes
kebijakan Usman.
Berdirinya Dinasti Bani Umayyah dilatarbelakangi oleh sebuah peristiwa penting dalam
sejarah umat yaitu Ammul Jamaah.Setelah Ali wafat, kepemimpinan sebenarnya sempat
dilanjutkan oleh putranya, Hasan.Namun, setelah beberapa bulan, Hasan mundur dari
posisinya demi mendamaikan kaum muslim yang kala itu sedang dilanda beragam fitnah,
dimulai sejak terbunuhnya Utsman bin Affan, Perang Jamal, Pertempuran Shiffin,
terbunuhnya Ali bin Abi Thalib, dan pengkhianatan dari orang-orang Khawarij dan
Syi'ah.Hasan memilih berdamai dengan menyerahkan kepemimpinan pada Muawiyah I.
Perdamaian antara keduanya inilah yang disebut dengan Ammul Jamaah (tahun
persatuan).Peristiwa ini di tandai dengan prosesi penyerahan kekuasaan dari Hasan
kepada Muawiyah I di Kufah.Dengan demikian, dimulailah kekuasaan Bani
Umayyah.Bani Umayah kemudian mengubah pemerintahan yang awalnya demokratis
menjadi monarki (sistem pemerintahan berbentuk kerajaan).
Kemajuan Islam pada masa Bani Umayyah yang dicapai pada masa itu secara garis
besar adalah meluasnya wilayah kekuasaan Islam dan berdirinya bangunan-bangunan
sebagai pusat dakwah Islam. Kemajuan Islam pada masa ini meliputi bidang politik,
keagamaan, ekonomi, ilmu bangunan (arsitektur), sosial, dan bidang militer.
2. Dinasti Abbasiyah berdiri setelah mereka berhasil menaklukkan Dinasti Umayyah.
Keturunan Al-Abbas menjadi pendiri dinasti Abbasiyah, yaitu Abdullah al-Saffah bin
Muhammad bin Ali bin Abdullah bin al-Abbas.
Sejarah berdirinya dinasti Abbasiyah memasuki masa kejayaannya dengan menerapkan
pola pemerintahan yang berbeda – beda sesuai dengan perubahan politik, sosial dan
budaya. Pusat pemerintahan saat itu terletak di Kuffah. Kepemimpinan kemudian
digantikan oleh Abu Jafar al-Mansur mulai 750 – 775 M, saudara dari Abu Abbas.
Kemajuan yang dicapai pada masa Bani Abbasiyah :
- Perkembangan ilmu pengetahuan dan sastra seni.
- Gerakan penerjemahan dan arabisasi.
- Mendirikan pusat kegiatan ilmiah dikufah dan bashrah yang akhirnya memunculkan
nama-nama besar.
3. Proses islam di indonesia tidak terlepas dari peranan kaum ulama. Penyebaran islam di
pulau jawa dilakukan oleh dewan dakwah wali dikenal dengan nama walisongo. Para
wali tersebut bergerak sunan artinya yang di junjung tinggi.
Pembahasan
Peranan wali songo di pulau jawa adalah sebagai berikut :
1. Maulana Malik Ibrahim, sebagai wali pertama dan guru para wali yang menyebarkan
Islam di Gresik.
2. Sunan Ampel (Raden Rahmat), menyebarkan Islam di Ampeldenta Surabaya dan
dikenal sebagai Bapak para wali.
3. Sinan Bonang (Makdum Ibrahim), menyebarkan Islam dengan mendirikan pondok
pesantren di Tuban, Jawa Timur.
4. Sunan Drajat (Syarifuddin), menyebarkan Islam melalui pondok pesantren yang
didirikan di Drajat, Lamongan, Jawa Timur.
5. Sunan Giri (Raden Paku), Menyebarkan islam di Gresek.
6. Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah/Fatahillah), menyebarkan Islam di daerah
Banten dan Cirebon.
7. Sunan Kalijaga (Raden Sahid), menyebarkan Islam di Demak dengan mendirikan
pondok pesantren di kadilangu.
8. Sunan Kudus (Jafar Sodiq), menyebarkan Islam di Kudus dan mendapatkan sebutan
waliyul Ilmi karena menguasai ilmu, tauhid dan, Hadits.
9. Sunan Muria (Raden Umar Said), menyebarkan Islam melalui Padepokan yang
didirikan di kaki gunung Muria.
1. Merasa bangga dan mencintai kebudayaan Islam yang merupakan buah karya kaum
Muslimin masa lalu.
2. Berpartisipasi memelihara peninggalan-penbinggalan masa lalu dengan cara
mempelajari dan mengambil manfaat dari peninggalan-peninggalan tersebut.
3. Meneladani perilaku yang baik dari tokoh-tokoh terdahulu.
4. Mengambil pelajaran dari berbagai keberhasilan dan kegagalan masa lalu.
5. Memupuk semangat dan motivasi untuk meningkatkan prestasi yang telah diraih umat
terdahulu.