Anda di halaman 1dari 86

Strategi Dakwah

& Perkembangan Islam


di Indonesia
Kelompok 5

02 07 25 30
Afiyah Qurrota Annisa Alya Maulana Rabby Fitriana
Nurhendronoto
Masuknya Islam di Indonesia
TEORI GUJARAT
Teori ini beranggapan bahwa
agama dan kebudayaan Islam dibawa oleh
para pedagang dari daerah Gujarat, India
yang berlayar melewati selat Malaka.
Teori ini menjelaskan bahwa kedatangan
Islam ke Nusantara sekitar abad ke 13,
melalui kontak para pedagang dan
kerajaan Samudera Pasai yang
menguasai selat Malaka pada saat itu.
Teori ini juga diperkuat dengan
penemuan makam Sultan Samudera
Pasai, Malik As-Saleh pada tahun 1297
yang bercorak Gujarat. Teori ini
dikemukakan oleh S. Hurgronje dan J.
Pijnapel.
TEORI PERSIA
Umar Amir Husen dan Hoesein
Djadjadiningrat berpendapat bahwa Islam masuk
ke Nusantara melalui para pedagang yang berasal
dari Persia, bukan dari Gujarat. Persia adalah
sebuah kerajaan yang saat ini kemungkinan besar
berada di Iran.
Teori ini tercetus karena pada awal
masuknya Islam ke Nusantara di abad ke 13, ajaran
yang marak saat itu adalah ajaran Syiah yang
berasal dari Persia. Selain itu, adanya
beberapa kesamaan tradisi Indonesia dengan
Persia dianggap sebagai salah satu penguat.
Bukti lainnya yaitu penemuan makam
Fatimah Binti Maimun yang memiliki kaligrafi khas
Persia.
TEORI MEKKAH
Dalam teori ini dijelaskan bahwa Islam di Nusantara dibawa
langsung oleh para musafir dari Arab yang memiliki semangat untuk
menyebarkan Islam ke seluruh dunia pada abad ke 7. Hal ini diperkuat
dengan adanya sebuah perkampungan Arab di Barus, Sumatera
Utara yang dikenal dengan nama Bandar Khalifah.
Selain itu, di Samudera Pasai mahzab yang terkenal adalah
mahzab Syafi’i. Mahzab ini juga terkenal di Arab dan Mesir pada saat itu.
Kemudian yang terakhir adalah digunakannya gelar Al-Malik pada raja-raja
Samudera Pasai seperti budaya Islam di Mesir. Teori inilah yang paling
benyak mendapat dukungan para tokoh seperti, Van Leur, Anthony H.
Johns, T.W Arnold, dan Buya Hamka.
Strategi Dakwah Penyebaran Islam di
Indonesia
Penyebaran agama Islam tidak terlepas dari peran
mubalig yang datang bersama para pedagang.
Para Umumnya para mubalig mendirikan pusat
pengajaran di perkampungan. Mubalig dan murid-
muridnya ini yang dikenal sebagai seorang ulama.
Tak jarang juga dari mereka punya andil untuk
mengatur sistem pemerintahan dalam sebuah
kerajaan. Penyebaran Islam di Indonesia juga
dilakukan melalui kekuatan sosial dan politik
Menurut Uka Tjandrasasmita yang dikutip Badri Yatim dalam
bukunya “Sejarah Peradaban Islam” bahwa ada enam cara yang
dilakukan para mubalig/ulama dalam berdakwah

> Perdagangan > Pendidikan


> Perkawinan > Politik
> Tasawuf > Seni Budaya
1. Perdagangan

- Tahap awal, saluran yang dipergunakan dalam proses Islamisasi di


Indonesia adalah perdagangan. Hal itu dapat diketahui melalui adanya
kesibukan lalu lintas perdagangan pada abad ke-7 M hingga abad ke-16 M.

- Saluran Islamisasi melalui jalur perdagangan ini sangat menguntungkan,


karena para raja dan bangsawan turut serta dalam aktivitas perdagangan.
Fakta sejarah ini dapat diketahui berdasarkan data dan informasi penting
yang dicatat Tome’ Pires bahwa para pedagang muslim banyak yang
bermukim di pesisir pulau Jawa yang ketika itu penduduknya masih kafir.
Mereka berhasil mendirikan masjid-masjid dan mendatangkan mullah-
mullah dari luar, sehingga jumlah mereka semakin bertambah banyak.
- Hubungan perdagangan ini dimanfaatkan oleh para pedagang muslim
sebagai sarana atau media dakwah. Sebab, dalam Islam setiap muslim
memiliki kewajiban untuk menyebarkan ajaran Islam kepada siapa
saja dengan tanpa paksaan. Oleh karena itu, ketika penduduk
Nusantara banyak yang berinteraksi dengan para pedagang muslim,
dan keterlibatan mereka semakin jauh dalam aktivitas perdagangan,
banyak di antara mereka yang memeluk Islam
2. Perkawinan
- Dalam perkembangan berikutnya, tersebarnya Islam di Indonesia tidak
lepas dari hubungan perkawinan antara wanita muslim dengan
keturunan bangsawan lokal. (atau sebaliknya) Hanya saja, anak-anak para
bangsawan tersebut harus diislamkan terlebih dahulu. Dengan demikian,
mereka menjadi keluarga muslim dengan status sosial ekonomi dan posisi
politik penting di masyarakat.

- Jalur perkawinan ini lebih menguntungkan lagi apabila terjadi antara


saudagar muslim dengan anak bangsawan atau anak raja atau anak
adipati. Karena raja, adipati, atau bangsawan itu memiliki posisi penting di
dalam masyarakatnya, sehingga mempercepat proses Islamisasi.

Beberapa contohnya adalah, perkawinan antara Raden Rahmat atau Sunan Ampel
dengan Nyai Manila, antara Sunan Gunung Jati dengan Puteri Kawunganten, Brawijaya
dengan Puteri Campa, orang tua Raden Patah, raja kerajaan Islam Demak dan lain-lain.
3. Tasawuf
- Salah satu sifat khas dari ajaran ini adalah akomodasi terhadap budaya
lokal, sehingga menyebabkan banyak masyarakat Indonesia yang tertarik
menerima ajaran tersebut. Pada umumnya, para pengajar tasawuf atau
para sufi adalah guru-guru pengembara, dengan sukarela mereka
menghayati kemiskinan, mereka mengajarkan teosofi yang telah
bercampur dengan ajaran yang sudah dikenal luas masyarakat Indonesia.

- Mereka mahir dalam hal magis, dan memiliki kekuatan menyembuhkan. Di


antara mereka ada juga yang menikahi anak-anak perempuan para
bangsawan setempat. Dengan tasawuf, bentuk Islam yang diajarkan
kepada para penduduk pribumi mempunyai persamaan dengan alam
pikiran mereka yang sebelumnya memeluk agama Hindu, sehingga ajaran
Islam dengan mudah diterima mereka.
4. Pendidikan
- Proses Islamisasi di Indonesia juga dilakukan melalui media pendidikan.
Para ulama banyak yang mendirikan lembaga pendidikan Islam, berupa
pesantren. Pada lembaga inilah, para ulama memberikan pengajaran ilmu
keislaman melalui berbagai pendekatan sampai kemudian para santri
mampu menyerap pengetahuan keagamaan dengan baik.

- Lembaga pendidikan Islam ini tidak membedakan status sosial dan kelas,
siapa saja yang berkeinginan mempelajari atau memperdalam
pengetahuan Islam, diperbolehkan memasuki lembaga pendidikan ini.
Dengan demikian, banyak masyarakat yang kemudian tertarik memeluk
Islam.
5. Politik
- Ada dua hal yang harus dibedakan berkaitan dengan hubungan politik
antara ulama dengan kerajaan. Pertama, bahwa ulama berhasil
mengislamkan raja berdaulat dan membawa pengaruh pada lingkungan
kerajaannya sehingga corak kerajaan bergeser dari Hindu-Buddha menjadi
Islam
- Kedua, para ulama membantu berdirinya kerajaan baru yang langsung
bercorak Islam dan mengembangkan pengaruhnya ke kerajaan lain. Hal ini
terjadi karena kerajaan tersebut didirikan oleh raja-raja muslim yang
didukung penuh oleh para ulama. Kerajaan Demak misalnya, didirikan oleh
Raden Patah yang saat itu adalah santri yang mendapat bimbingan dan
pengajaran dari Walisongo
6. Seni Budaya
- Penerimaan Islam oleh masyarakat Indonesia sangat berkaitan dengan
corak Islam sufistik yang berkembang dari Persia(Iran) karena corak ini
lebih diterima karena sesuai dengan kebudayaan lokal yang telah ada. Para
tokoh yang sudah dikenal masyarakat Jawa dalam pengembangan Islam
adalah Walisongo.

- Selain itu, media yang dipergunakan dalam penyebaran Islam di Indonesia


adalah seni bangunan, seni pahat atau seni ukir, seni tari, seni musik dan
seni sastra. Di antara bukti yang dihasilkan dari pengembangan Islam awal
adalah seni bangunan Masjid Agung Demak, Sendang Duwur, Agung
Kasepuhan, Cirebon, Masjid Agung Banten. Seni bangunan Masjid yang
ada, merupakan bentuk akulturasi dari kebudayaan lokal Indonesia yang
sudah ada sebelum Islam, seperti bangunan candi.
Tahap Perkembanga Dakwah Islam di
Indonesia
PENGENALAN
AGAMA

PENDALAMAN
AGAMA

PENGEMBANGAN
INTELEKTUALITAS

ARAH
PEMBAHARUAN

KEMATANGAN
INTELEKTUALITAS
Perkembangan Islam Di Indonesia
Terbentuknya komunitas muslim di Nusantara hingga
kerajaan-kerajaan Islam, secara nyata mengalami
perkembangan pada abad ke-13. Pada abad inilah
masuknya periode kedua (abad ke 13 hingga abad
ke 19 M) yaitu perkembangan Islam di Indonesia.

Perkembangan Islam di Indonesia berlangsung di


beberapa tempat, yaitu Sumatra, Jawa, Sulawesi,
Kalimantan, Maluku, Irian Jaya, dan Nusa
Tenggara.
Perkembangan Islam di
Sumatra
Kerajaan Islam berdiri dan berkembang di pulau Sumatra.
Kerajaan-kerajaan tersebut mengambil bentuk kesultanan
yang terinspirasi dari kesultanan besar dunia Islam pada
—Someone famous

waktu itu kesultanan/kekhalifahan Abbasiyah dan Turki


Usmani
Kesultanan Perlak (840M– 1292 M)
• Kerajaan Islam pertama di Indonesia.
• Terletak di daerah Perlak (Pereulak, Aceh Timur).
• Posisi Perlak yang strategis menyebabkan Perlak menjadi
pelabuhan niaga yang maju.
• Perlak terkenal sebagai daerah penghasil kayu perlak yang
berguna dalam pembuatan kapal. Hal ini menjadi daya tarik
bagi pedagang dari Arab dan Persia.
Pemimpin
• Dinasti Syed Maulana Abdul Azis Shab
• Dinasi Johan Berdaulat
Dinasti Syed Maulana Abdul Azis Shab

1. Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Azis Shah


• Pendiri Kerajaan Perlak
• Menganut aliran Syi’ah
2. Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Rahim Shah
3. Sultan Alaiddin Syed Maulana Abbas Shah
• Masuk pengaruh Sunni
• Setelah wafatnya beliau, ada ketegangan antara kaum Syi’ah dan Sunni,
sehingga sampai dua tahun berikutnya, Perlak tidak memiliki
Sultan/Raja. “Persaingan” dimenangkan oleh kaum Syi’ah.
4. Sultan Alaiddin Syed Maulana Ali Mughat Shah
• Pada akhir pemerintahannya, ada ketegangan antara kaum Syi’ah dan
Sunni, “persaingan” ini dimenangkan oleh kelompok Sunni.
Dinasti Johan Berdaulat

• Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Kadir Shah • Sultan Makhdum Alaiddin Malik Ahmad Shah
Johan Berdaulat (928 – 932) Johan Berdaulat (1109 – 1135)
• Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin • Sultan Makhdum Alaiddin Malik Mahmud Shah
Shah Johan Berdaulat (932 – 956) Johan Berdaulat (1135 – 1160)
• Sultan Makhdum Alaiddin Abdul Malik Shah Johan • Sultan Makhdum Alaiddin Malik Usman Shah
Berdaulat (956 – 983) Johan Berdaulat (1160 – 1173)
• Sultan Makhdum Alaiddin Malik Ibrahim Shah Johan • Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Shah
Berdaulat (986 – 1023) Johan Berdaulat (1173 – 1200)
• Sultan Makhdum Alaiddin Malik Mahmud Shah Johan • Sultan Makhdum Alaiddin Abdul Jalil Shah Johan
Berdaulat (1023 – 1059) Berdaulat (1200 – 1230)
• Sultan Makhdum Alaiddin Malik Mansur Shah Johan • Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin
Berdaulat (1059 – 1078) Shah II Johan Berdaulat (1230 – 1267)
• Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdullah Shah Johan • Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Aziz Johan
Berdaulat (1078 – 1109) Berdaulat (1267 – 1292)
KONDISI

• Kerajaan Perlak terkenal dengan hasil alamnya dan lokasinya yang strategis
yang menyebabkan pedagang dari Arab dan Persia tertarik untuk datang ke
daerah ini.
• Kedatangan para pedagang berperngaruh terhadap kehidupan sosial dan
ekonomi masyarakat Perlak karena mereka mengajarkan masyarakat Perlak
untuk berdagang.
• Para pedagang Arab dan Persia juga sekaligus menyebarkan ajaran agama
Islam kepada masyarakat setempat. Salah satu caranya adalah dengan
menikahi wanita setempat.
Kejayaan dan Keruntuhan

• Masa Kejayaan
• Kerajaan Perlak mengalami kejayaan pada masa pemerintahan Sultan
Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin Shah II Johan Berdaulat.
• Pada masa ini, Kerajaan Perlak mengalami kemajuan pesat dalam
bidang pendidikan Islam dan dakwah
• Masa Keruntuhan
• Situasi politik yang memanas menyebabkan Sultan Makhdum Alaiddin
Malik Muhammad Amin Shah II Johan Berdaulat menjalankan politik
persahabatan dengan cara menikahkan dua orang putrinya dengan para
penguasa negeri tetangga.
• Setelah Sulan Makhduum Alaiddin Malik Abdul Aziz Johan Berdaulat
meninggal, Perlak disatukan dengan Kerajaan Samudra Pasai.
Kesultanan Samudra
Pasai
• Berlokasi di pantai utara Aceh dan merupakan gabungan dari kota
Samudera dan Pasai.
• Didirikan oleh Marah Silu yang selanjutnya diberi gelar Sultan Malikus
Salih.
• Dibuktikan oleh catata Ibnu Batutah yang mengatakan bahwa
kerajaan ini merupakan pusat studi Islam.
Pemimpin
• Sultan Al-Malikus Salih • Sultan Nasyrasiyah
• Sultan Muhammad Malik Zahir I • Sultan Abu Zaid Malik Zahir
• Sultan Muhammad Malik Zahir II • Sultan Mahmud Malik Zahir
• Dikunjungi oleh Ibnu Batutah • Sultan Zainal Abidin
• Sultan Mansyur Malik Zahir • Sultan Abdullah Malik Zahir
• Sultan Ahmad Malik Zahir • Sultan Zainal Abidin
• Sultan Zainal Abidin Malik Zahir
KONDISI

• Kehidupan ekonomi dipengaruhi perdagangan karena


letaknya yang strategis.
• Hubungan Sultan dengan rakyatnya baik.
• Pada abad ke-14, Samudera Pasai menjadi pusat penyebaran
Islam di Asia Tenggara.
Kejayaan dan Keruntuhan

• Masa Kejayaan
• Tercapai pada masa pemerintahan Sultan Malikul Zahir yang
ditandai dengan adanya mata uang yang diciptakan sendiri
sebagai alat pembayaran dan berkembanganya Kerajaan
Samudera Pasai menjadi pusat perdagangan internasional.
• Masa Keruntuhan
• Terjadi perebutan kekuasaan
• Serangan Kerajaan Majapahit pada 1339
• Berdirinya Bandar Malaka dengan letak yang lebih strategis
• Adanya Serangan dari Portugis yang mendudukinya selama tiga
tahun.
Kesultanan Aceh Darussalam
• Terletak di Aceh.
• Menundukan dan menyatukan beberapa wilayah di sekitarnya
menjadi satu.
• Terbentuk menjelang runtuhnya Kerajaan Samudera Pasai.
Pemimpin
• Sultan Ali Mughayat Syah • Sultanah Syafiatuddin Tajul Alam
• Melakukan perluasan/ekspansi • Sultanah Sri Ratu Naqiyatuddin Nurul
wilayah
• Sultan Salahudin Alam
• Kerajaan mulai goyah karena ia • Sultanah Inayat Syah

kurang memperhatikan kerajaannya
Sultan Alaudin Riayat Syah al Kahar
• Sultanah Kamalat Syah
• Melakukan perbaikan dan perubahan
dalam sistem pemerintahan Aceh
• Sultan Iskandar Muda
• Kejayaan Aceh
• Aceh menjadi bandar transito yang
meghubungkan dengan pedagang
internasional
• Masjid Raya Baiturrahman
• Sultan Iskandar Sani
KONDISI

• Kerajaan Aceh berkuasa atas Selat Malaka yang


merupakan jalur dagang internasional.
• Kaum bangsawan disebut dengan Teuku.
• Kaum ulama disebut dengan Tengku.
Kejayaan dan Keruntuhan

• Masa Kejayaan
• Masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda
• Banyak menghasilkan komoditas lada
• Masa Keruntuhan
• Daerah kekuasaan banyak yang melepaskan diri
• Adanya pertikaian terus menerus antara golongan
bangsawan dan ulama
• Menguatnya kekuasaan Belanda di Sumatra.
Perkembangan Islam di
Jawa

Perkembangan Islam di Jawa tidak bisa dipisahkan dari


peranan para wali. Selain wali songo, penyebaran Islam di
Jawa tidak terlepas dari peranan —Someone
kerajaan-kerajaan
famous
Islam
Tokoh Wali Songo
1. Maulana Malik Ibrahim
• Berasal dari wilayah Magribi, Afrika Utara.
• Kedatangannya di Jawa tercatat sebagai orang Islam pertama yang
masuk ke Jawa.
• Ia menerapkan metode dakwah yang tepat untuk menarik simpati
masyarakat terhadap Islam.
• Beliau meninggal pada 12 Rabiulawal 882 H atau 8 April 1419 dan
dimakamkan di pekuburan Gapura Wetan Gresik.
2. Sunan Ampel
• Lahir di Campa, Aceh ada tahun 1401 dengan nama Raden
Rahmat.
• Merupakan putra dari Maulana Malik Ibrahim dan
Candrawulan.
• Ia mendirikan Pondok Pesantren Ampel Denta di Jawa Timur.
• Di pondok pesantren tersebut, ia mendidik pemuda Islam
untuk menjadi da’i.
3. Sunan Bonang
• Dikenal dengan nama Raden Maulana Makdum Ibrahim.
• Lahir di Surabaya pada tahun 1465. Merupakan putra dari
Raden Rahmat (Sunan Ampel) dan adalah sepupu dari Sunan
Kalijaga.
• Kegiatan berdakwah di Tuban.
• Dalam menyebarkan agama Islam, ia selalu berusaha untuk
menyesuaikan diri dengan kebudayaan masyarakat Jawa yang
menggemari wayang dan musik gamelan. Ia dianggap sebagi
pencipta gending pertama.
• Wafat dan dimakamkan di Tuban pada 1525.
4. Sunan Giri
• Lahir pada pertengahan abad ke-15 dengan nama asli Raden
Paku.
• Memulai aktifitas dawah di daerah Giri dan sekitarnya dengan
mendirikan pesantren bagi golongan masyarakat ekonomi
lemah.
• Mendidik anak-anak melalui berbagai permainan yang berjiwa
agama, seperti jelungan, gendi ferit, jor gula, cublak-cublak
suweng, dan ilir-ilir.
• Wafat dan dimakamkan di Giri, Gresik pada 1506.
5. Sunan Drajat
• Bernama asli Raden Qasim atau Syarifuddim dan lahir di
Ampel, Surabaya pada 1407. Ia merupakan putra Sunan Ampel.
• Sunan Drajat menciptakan tembang Jawa, yaitu tembang
Pangkur.
• Beliau memberikan perhatian yang serius pada masalah-
masalah sosial dengan dakwahnya yang selalu berorientasi
pada kegotongroyongan.
• Wafat dii Sedayu, Gresik pada pertengahan abad ke-16.
6. Sunan Kalijaga
• Dilahirkan pada akhir abad ke-14 dengan nama Raden Mas
Syahid, ayahnya merupakan Bupati Tuban dan ibunya
bernama Nawang Rum.
• Sunan Kalijaga mengarang aneka cerita wayang yang
bernapaskan Islam, terutama mengenai etika.
• Selain berjasa dalam pengembangan wayang purna dan
wayang kulit dengan corak Islam, Sunan Kalijaga juga berjasa
dalam pengembangan seni suara, seni ukir, seni busana, seni
pahat, dan kesusastraan.
7. Sunan Kudus
• Bernama asli Jakfar Sadiq dan menyiarkan agama Islam di
daerah Kudus dan skeitarnya.
• Memiliki keahlian khusus dalam ilmu fikih, usul fikih, tauhid,
hadis, tafsir, juga logika yang menyebabkan ia mendapat
julukan waliyyul ‘ilmi (orang yang kuat ilmunya).
• Menciptakan gending Maskumambang dan Mijil.
8. Sunan Muria
• Ialah putra Sunan Kalijaga dengan nama asli Raden Umar Sa’id
yang memiliki nama kecil Raden Prawoto.
• Kegiatan berdakwah dipusatkan di daerah Gunung Muria (18
km utara Kota Kudus).
• Lebih gemar menyiarkan agama Islam di desa-desa kecil.
• Lebih suka menyendiri dan bertempat tinggal di desa dan
bergaul dengan rakyat biasa.
• Berdakwah dengan mengadakan kursus-kursus bagi kaum
pedagang, nelayan, juga rakyat biasa lainnya.
9. Sunan Gunung Jati
• Merupakan cucu Raja Pajajaran, Prabu Siliwangi.
Sunan Gunung Jati lahir di Mekah pada 1448.
• Mengembangkan agama Islam di Cirebon,
Majalengka, Kuningan, Kawali, Sunda Kelapa, dan
Banten.
• Wafat di Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat.
Kerajaan Islam
di Jawa
Kerajaan Demak
• Kerajaan Islam pertama di
Indonesia.
• Didirikan oleh Raden Fatah.
• Mendapat dukungan dari wali
songo sehingga dapat
berkembang
• Meraih kejayaan pada
pemerintahan Sultan
Trenggono(1521-1546)
• Wilayah kerajaan Demak
meliputi seluruh pulau Jawa.
Kesultanan Pajang
• Pelanjut Kerajaan Demak.
Didirikan oleh Jaka Tingkir, yang
kemudian mendapat gelar
Sultan Adiwijaya.
• Selama pemerintahan Sultan
Adiwijaya, kesusastraan dan
kesenian menjadi maju.
• Setelah Sultan Adiwijawaya
meninggal, pemerintahan
dilanjutkan oleh Arya Pangiri
• Arya Pangiri dijatuhkan oleh
Sutawijaya di Mataram dan
Kesultanan Pajang pun runtuh.
Kerajaan Mataram
• Didirikan oleh Sutawijaya tahun 1582.
• Melakukan ekspansi untuk menyebarkan Islam
ke seluruh pulau Jawa.
• Melakukan banyak pembangunan rumah
ibadah, penerjemahan naskah arab,
penerjemahan Al-Qur’an, dan pendirian
pesantren.
• Mencapai masa kejayaan pada pemerintahan
Sultan Agung Hanyakrakusuma.
• Pada tahun 1755, Kerajaan Mataram dipecah
menjadi Mataram Surakarta dan Mataram
Yogyakarta.
Kerajaan Cirebon
• Didirikan oleh Pangeran
Walang Sungsang.
• Setelah Pangeran Walang
Sungsang wafat, digantikan
oleh Sunan Gunung Jati.
• Pada masa kerajaan Cirebon,
pendidikan keagamaan terus
berkembang.
• Pada abad 17 dan 18, di
Kesultanan Cirebon
berkembang kegiatan sastra.
Kesultanan Banten
• Kerajaan Banten berawal pada tahun 1526
ketika militer Demak yang dipimpin
Fatahillah menaklukan Kawasan Sunda
Kelapa.
• Kesultanan Banten meliputi Serang,
Pandeglang, Lebak dan Tangerang.
• Banten dijadikan tempat penyebaran dan
pengembangan Islam.
• Selama memerintah, Sultan Maulana
Hasanudin membangun masjid dan dan
sarana pendidikan Islam.
• Mencapai kejayaan saat pemerintahan Ki
Ageng Tirtayasa.
• Runtuh karena perang saudara
Perkembangan Islam di
Sulawesi
Masuknya Islam di Pulau Sulawesi tidak lepas dari peranan
Sunan Giri. Beliau menyelenggarakan pesantren yang
didatangi banyak orang dari luar pulau. Sunan Giri juga
—Someone famous
mengirimkan murid-muridnya ke Madura, Sulawesi, Maluku,
dan Nusa Tenggara untuk menyebarkan Islam.
Masuknya Islam di Sulawesi
1. Cara tidak resmi
Interaksi antara pedagang Sulawesi yang berdagang dan
pedagang muslim di luar pulau Sulawesi.
2. Cara resmi
Ajaran Islam diterima dengan baik oleh Raja Gowa dan
Talo, yaitu Sultan Alaudin. Setelah itu, terjadi konversio ke dalam
Islam secara besar-besaran ditandai dengan pernyataan Islam
sebagai agama kerajaan dan seluruh rakyat harus menerima
Islam sebagai agamanya.
Perkembangan Islam di
Kalimantan

—Someone famous
Di Kalimantan Selatan terutama sejak abad ke-14 sampai awal abad ke-16 yakni
sebelum terbentuknya Kerajaan Banjar yang berorientasikan Islam, telah terjadi
proses pembentukan negara dalam dua fase. Fase pertama yang disebut Negara
Suku (etnic state) yang diwakili oleh Negara Nan Sarunai milik orang Maanyan.
Fase kedua adalah negara awal (early state) yang diwakili oleh Negara Dipa dan
Negara Daha.
Terbentuknya Negara Dipa dan Negara Daha menandai zaman klasik di
Kalimantan Selatan. Negara Daha akhirnya lenyap seiring dengan terjadinya
pergolakan istana, sementara lslam mulai masuk dan berkembang disamping
kepercayaan lama. Zaman Baru ditandai dengan lenyapnya Kerajaan Negara Daha
beralih ke periode negara kerajaan (kingdom state) dengan lahirnya kerajaan baru,
yaitu Kerajaan Banjar pada tahun 1526 yang menjadikan Islam sebagai dasar dan
agama resmi kerajaan.
Zaman keemasan Kerajaan Banjar terjadi pada abad ke-
17 hingga abad ke-18. Pada masa itu terjadi puncak
perkembangan Islam di Kalimantan Selatan sebagaimana
ditandai oleh lahirnya Ulama-ulama Urang Banjar yang
terkenal dan hasil karya tulisnya menjadi bahan bacaan
dan rujukan di berbagai negara, antara lain Syekh
Muhammad Arsyad Al Banjari.
Berbeda dengan Muhammad Arsyad yang
menjadi perintis pusat pendidikan Islam, Muhammad
Nafis mencemplungkan dirinya dalam usaha penyebar-
luasan Islam di wilayah pedalaman Kalimantan. Dia
memerankan dirinya sebagai ulama sufi kelana yang
khas, keluar-masuk hutan me-nyebarkan ajaran Allah dan
Rasul-Nya. Dan oleh karena itu beliau memainkan
peranan penting dalam mengembangkan Islam di
Kalimantan.
Perkembangan Islam di
Maluku dan Irian Jaya

—Someone famous
Tak ada sumber yang jelas mengenai kapan awal
kedatangan Islam di Maluku khususnya Ternate. Namun
diperkirakan sejak awal berdirinya kerajaan Ternate
masyarakat Ternate telah mengenal Islam mengingat
banyaknya pedagang Arab yang telah bermukim di Ternate
kala itu. Beberapa raja awal Ternate sudah menggunakan
nama bernuansa Islam namun kepastian mereka maupun
keluarga kerajaan memeluk Islam masih diperdebatkan.
Hanya dapat dipastikan bahwa keluarga kerajaan Ternate
resmi memeluk Islam pertengahan abad ke-15.
Kolano Marhum (1465-1486), penguasa Ternate ke-18 adalah raja pertama yang diketahui
memeluk Islam bersama seluruh kerabat dan pejabat istana. Pengganti Kolano Marhum
adalah puteranya, Zainal Abidin (1486-1500). Beberapa langkah yang diambil Sultan Zainal
Abidin adalah meninggalkan gelar Kolano dan menggantinya dengan Sultan, Islam diakui
sebagai agama resmi kerajaan, syariat Islam diberlakukan, membentuk lembaga kerajaan
sesuai hukum Islam dengan melibatkan para ulama. Langkah-langkahnya ini kemudian
diikuti kerajaan lain di Maluku secara total, hampir tanpa perubahan. Ia juga mendirikan
madrasah yang pertama di Ternate. Sultan Zainal Abidin pernah memperdalam ajaran Islam
dengan berguru pada Sunan Giri di pulau Jawa, disana beliau dikenal sebagai “Sultan
Bualawa” (Sultan Cengkih).
Perkembangan Islam di Nusa
Tenggara dan Sekitarnya

—Someone famous
Di Nusa Tenggara Islam pertama kali diterima oleh suku Sasak
(1840-1850) Penyiaran dilakukan oleh para mubalig dari makassar. Di
pulau Bali, komunitas muslim terdapat di Singaraja, Buleleng, dan
Siririt. Di Pulau Flores, meskipun mayoritas penduduknya
beragama Nasrani, berkat mubalig asal makassar akhirnya banyak
penduduk memeluk Islam. Kehadiran Islam di Pulau Lombok
diperkirakan terjadi sejak abad ke-16 M yang diperkenalkan oleh sunan
prapen, putra Sunan Giri. Adapun di Sumbawa, Islam datang melalui
dakwah para mubalig Makassar(1540-1550)

Kerajaan Islam di Nusa Tenggara adalah, Kerajaan Bima (1633) dan di


Lombok (1640) yang kemudian pemerintahannya dipindah ke Sumbawa
tahun 1673
Islam Pada Awal Kedatangan
Bangsa Eropa di Indonesia
- Pertama kali melakukan ekspansi kolonial pada masa
perkembangan tiga kerajaan besar Indonesia (
Kesultanan Aceh Darussalam, Kesultanan Demak,
Kesultanan Ternate)

- Bangsa Eropa yang mula-mula datang ke Indonesia


adalah bangsa Portugis dan Spanyol di daerah Maluku
Utara (ternate-tidore)

- Berikutnya Belanda dan Inggris datang melalui Banten.


Belanda menguasai Jawa Barat dan Inggris menguasai
Tanah Melayu (Malaysia)
Kedatangan
Portugis
Tahun 1506
Loedwijk de Bartomo yang memimpin rombongan ekspedisi dagang
Portugis datang ke Ternate pada masa kepemimpinan Sultan Bayan
Sirullah

Tahun 1511-1512
- Armada Portugis yang dipimpin Fransisco Serrao tiba di Nusa Tellu.
- Bangsa Spanyol memijakan kaki di Tidore, namun diusir oleh Portugis.

Sultan Bayan menganggap kedatangan Serrao sebagai tamu kehormatan kerajaan


sehingga ia memberikan hak Istimewa berupa hak monopoli perdagangan cengkeh
dan diberi jabatan sebagai penasihat sultan dan diangkat sebagai komandan
tentara kerajaan.
Tahun 1521
Saat Sultan Bayan wafat, bangsa Portugis menduduki seluruh tanah
Ternate. Salah satunya dengan cara menyulut perang saudara antara
Kesultanan Ternate dan Kesultanan Tidore.

Tahun 1570-1583
Pada masa Sultan Baabullah memerintah Kesultanan Ternate bersama
rakyatnya mengadakan perlawanan terhadap Portugis dan berhasil
mengusirnya setelah berperang selama 5 tahun

Sepeninggal Sultan Baabullah Kesultanan Ternate mengalami


kemunduran dan kemudian dikuasai Belanda
Kedatangan
Belanda
Tahun 1596
- Para pedagang Belanda mulai memasuki Nusantara melalui pelabuhan Banten
di akhir masa pemerintahan Maulana Muhammad, Sultan Banten.
- Pada awal kedatangan Belanda untuk berdagang mereka diterima baik dan
diberikan hak untuk ikut aktif dalam kegiatan perdaganggan.
- Seetelah itu Belanda melakukan kecurangan, penindasan, dan kekejaman
terhadap bangsa Indonesia
Tahun 1602
- Belanda mendirikan organisasi VOC
- Setahun kemudian VOC mendirikan
kantor bisnis sendiri di Banten
- Dipimpin oleh Jan Pieterszoon
Coen, segala tata aturan dan sistem
perdagangan diatur dan dikuasai
oleh Belanda
- Setelah itu daerah jajahan Belanda
meluas, meliputi seluruh kepulauan
Nusantara kecuali semenanjung
Malaya, bagian utara Borneo
(Kalimantan), dan Timor Timur.
Peranan Umat Islam Di Indonesia
Masa Penjajahan

—Someone famous
Dengan dianutnya agama Islam , ajaran Islam telah banyak mendatangkan
perubahan pada masa penjajahan. Perubahan-perubahan itu antara lain:
• Masyarakat Indonesia dibebaskan dari pemujaan berhala dan pendewaan
raja-raja serta dibimbing agar menghambakan diri hanya kepada Allah SWT.
• Rasa persamaan dan rasa keadilan yang diajarkan Islam, mampu mengubah
masyarakat Indonesia yang dulunya menganut sistem kasta dan diskriminasi
menjadi masyarakat yang setiap anggotanya mempunyai kedudukan, harkat,
martabat, dan hak-hak yang sama.
• Semangat cinta tanah air dan rasa kebangsaan yang didengungkan Islam
dengan semboyan “Hubbul-Watan Minal-Iman” (cinta tanah air sebagian dari
iman) mampu mengubah cara berpikir masyarakat Indonesia, khususnya para
pemuda, yang dulunya bersifat sekratin menjadi bersifat nasionalis
• Semboyan yang diajarkan Islam yang berbunyi “Islam adalah agama yang cinta
damai, tetapi lebih cinta kemerdekaan” telah mampu mendorong masyarakat
Indonesia untuk melakukan usaha-usaha mewujudkan kemerdekaan
bangsanya dengan berbagai cara.
Perlawanan Kerajaan Islam dalam Menentang
Penjajahan
Perlawanan Kerajaan Islam dalam Menentang Penjajahan
1) Kerajaan Demak melawan Portugis di Malaka
2) Sultan Ageng Tirtayasa dari Banten melawan VOC
3) Perang Diponegoro
4) Pemberontakan petani yang dipimpin ulama di Cilegon (Geger Cilegon)
Masa Perang
Kemerdekaan

—Someone famous
A. Peran Umat Islam
Kaum penjajah semakin lama semakin kejam terhadap bangsa
Indonesia. Penindasan, kesewenangan dan ketidakadilan
merajalela. Keadaan semacam ini membuat kaum muslimin
dengan dilandasi semangat tauhid dan keyakinan terhadap ajaran
agama bangkit bersama-sama menentang perilaku ketidakadilan
penjajah.
B. Peran Pondok Pesantren
Pondok pesantren merupakan salah satu benteng pertahanan umat
Islam, pusat dakwah, dan pengembangan masyarakat muslim di
Indonesia. Belanda pun menyadari keberadaan dan perkembangan
pondok pesantren hingga mengawasinya. Namun jalinan kaum muslimin
sangatlah kuat. Mereka bersama-sama mengangkat senjata menghadapi
penjajah dengan semangat jihad.
C. Peran Organisasi Islam
1. Serikat Dagang Islam/Serikat Islam
Serikat Dagang Islam didirikan oeh Haji Samanhudi dan Mas Tirta Adisuryo
pada tahun 1905 di Kota Solo. Tujuan organisasi ini pada awalnya adalah
menggalang kekuatan para pedagang Islam melawan monopoli pedagang Cina dan
memajukan agama Islam.

2. Muhammadiyah
Muhammadiyah didirikan di kota Yogyakarta oleh K.H. Ahmad Dahlan pada
tanggal 18 November 1912. Peranan Muhammadiyah pada masa penjajahan Belanda
lebih dititikberatkan pada usaha-usaha mencerdaskan rakyat Indonesia dan
meningkatkan kesejahteraan mereka, yakni dengan mendirikan sekolah-sekolah,
baik sekolah umum maupun sekolah agama, rumah sakit, panti asuhan, rumah-
rumah penampungan bagi warga miskin dan perpustakaan-perpustakaan.
3. Nahdlatul Ulama (NU)
NU didirikan di Surabaya pada tanggal 31 Januari 1926. Dua tokoh penting dalam upaya
pembentukan NU adalah K.H. Hasyim Asy’ari dan K.H. Wahab Hasbullah. Pada masa penjajahan
Belanda, NU senantiasa berjuang menentang pejajahan dan pernah mengeluarkan pernyataan
politik yang isinya:
Menolak kerja rodi yang dibebankan oleh penjajah kepada rakyat.
Menolak rencana ordonansi (peraturan pemerintah) tentang perkawinan tercatat.
Menolak diadakannya Milisi (wajib militer)
Menyokong GAPI dalam menuntut Indonesia yang memiliki parlemen kepada pemerintah
kolonial Belanda.
Masa Pembangunan

—Someone famous
Peran Pemerintah
Terwujud dengan munculnya beberapa kebijakan mengenai pembinaan
kehidupan keberagamaan.
1) Kebijakan membentuk Departemen Agama pada tanggal 3 Januari
1946.
2) Kebijakan untuk mendirikan Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada
tanggal 26 Juli 1975.
3) Kebijakan untuk menyelenggarakan Musabaqah Tilawatil Qur,an
(MTQ) secara Nasional.
4) Kebijakan untuk menetapkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
tentang Perkawinan.
Peran Organisasi Islam
Peranan Muhammadiyah dalam masa pembangunan antara lain:
• Melakukan usaha-usaha agar masyarakat Indonesia berilmu pengetahuan
tinggi, berbudi luhur dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
• Melakukan usaha-usaha di bidang kesehatan dan kesejahteraan masyarakat,
antara lain mendirikan Rumah Sakit, Poliklinik, BKIA (Balai Kesehatan Ibu dan
Anak), Panti Asuhan dan Pos Santunan Sosial.

Peranan NU pada masa pembangunan adalah:


• Mendirikan madrasah-madrasah, seperti Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah,
Aliyah dan Perguruan Tinggi.
• Mendirikan, mengelola, dan mengembangkan pesantren-pesantren .
• Membantu dan mengurusi anak-anak yatim dan fakir miskin.
Peran Organisasi Islam
Adapun peranan MUI pada masa pembangunan adalah:
• Memberikan fatwa dan nasihat keagamaan dalam masalah sosial
kemasyarakatan kepada pemerintah dan umat Islam Indonesia pada
umumnya, sebagai amar ma’ruf nahi mungkar dalam usaha meningkatkan
ketahanan nasional.
• Memperkuat Ukhuwah Islamiah dan melaksanakan kerukunan antar umat
beragama dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan nasional.
• MUI adalah penghubung antara Ulama dan Umara serta menjadi penerjemah
timbal-balik antara pemerintah dan umat Islam Indonesia guna
menyukseskan pembangunna nasional.
Peranan Lembaga Pendidikan Islam

Adapun peranan-peranan kelembagaan Islam dalam pembangunan antara lain:


• Melakukan usaha-usaha agar masyarakat Indonesia bertakwa pada Tuhan
Yang Maha Esa.
• Menumbuhkan kesadaran berbangsa dan bernegara.
• Memupuk persatuan dan kesatuan umat.
• Mencerdaskan bangsa Indonesia.
• Mengadakan pembinaan mentel spiritual.
Pondok Pesantren Perguruan Tinggi Islam
Peranan Umat Islam Dalam Bidang Budaya
Umat Islam juga mempunyai peranan penting dalam pengembangan kebudayaan. Peranan
penting itu terlihat dalam munculnya seni arsitektur Islam, peringatan hari-hari besar Islam,
Seni kaligrafi dan bahasa.

Seni arsitektur Masjid Baiturrahman Seni arsitektur Masjid Islamic Centre Samarinda

Seni Kaligrafi di Gapura Masjid Agung


Perayaan Hari Raya Idul Fitri Kasepuhan Cirebon
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai