02 07 25 30
Afiyah Qurrota Annisa Alya Maulana Rabby Fitriana
Nurhendronoto
Masuknya Islam di Indonesia
TEORI GUJARAT
Teori ini beranggapan bahwa
agama dan kebudayaan Islam dibawa oleh
para pedagang dari daerah Gujarat, India
yang berlayar melewati selat Malaka.
Teori ini menjelaskan bahwa kedatangan
Islam ke Nusantara sekitar abad ke 13,
melalui kontak para pedagang dan
kerajaan Samudera Pasai yang
menguasai selat Malaka pada saat itu.
Teori ini juga diperkuat dengan
penemuan makam Sultan Samudera
Pasai, Malik As-Saleh pada tahun 1297
yang bercorak Gujarat. Teori ini
dikemukakan oleh S. Hurgronje dan J.
Pijnapel.
TEORI PERSIA
Umar Amir Husen dan Hoesein
Djadjadiningrat berpendapat bahwa Islam masuk
ke Nusantara melalui para pedagang yang berasal
dari Persia, bukan dari Gujarat. Persia adalah
sebuah kerajaan yang saat ini kemungkinan besar
berada di Iran.
Teori ini tercetus karena pada awal
masuknya Islam ke Nusantara di abad ke 13, ajaran
yang marak saat itu adalah ajaran Syiah yang
berasal dari Persia. Selain itu, adanya
beberapa kesamaan tradisi Indonesia dengan
Persia dianggap sebagai salah satu penguat.
Bukti lainnya yaitu penemuan makam
Fatimah Binti Maimun yang memiliki kaligrafi khas
Persia.
TEORI MEKKAH
Dalam teori ini dijelaskan bahwa Islam di Nusantara dibawa
langsung oleh para musafir dari Arab yang memiliki semangat untuk
menyebarkan Islam ke seluruh dunia pada abad ke 7. Hal ini diperkuat
dengan adanya sebuah perkampungan Arab di Barus, Sumatera
Utara yang dikenal dengan nama Bandar Khalifah.
Selain itu, di Samudera Pasai mahzab yang terkenal adalah
mahzab Syafi’i. Mahzab ini juga terkenal di Arab dan Mesir pada saat itu.
Kemudian yang terakhir adalah digunakannya gelar Al-Malik pada raja-raja
Samudera Pasai seperti budaya Islam di Mesir. Teori inilah yang paling
benyak mendapat dukungan para tokoh seperti, Van Leur, Anthony H.
Johns, T.W Arnold, dan Buya Hamka.
Strategi Dakwah Penyebaran Islam di
Indonesia
Penyebaran agama Islam tidak terlepas dari peran
mubalig yang datang bersama para pedagang.
Para Umumnya para mubalig mendirikan pusat
pengajaran di perkampungan. Mubalig dan murid-
muridnya ini yang dikenal sebagai seorang ulama.
Tak jarang juga dari mereka punya andil untuk
mengatur sistem pemerintahan dalam sebuah
kerajaan. Penyebaran Islam di Indonesia juga
dilakukan melalui kekuatan sosial dan politik
Menurut Uka Tjandrasasmita yang dikutip Badri Yatim dalam
bukunya “Sejarah Peradaban Islam” bahwa ada enam cara yang
dilakukan para mubalig/ulama dalam berdakwah
Beberapa contohnya adalah, perkawinan antara Raden Rahmat atau Sunan Ampel
dengan Nyai Manila, antara Sunan Gunung Jati dengan Puteri Kawunganten, Brawijaya
dengan Puteri Campa, orang tua Raden Patah, raja kerajaan Islam Demak dan lain-lain.
3. Tasawuf
- Salah satu sifat khas dari ajaran ini adalah akomodasi terhadap budaya
lokal, sehingga menyebabkan banyak masyarakat Indonesia yang tertarik
menerima ajaran tersebut. Pada umumnya, para pengajar tasawuf atau
para sufi adalah guru-guru pengembara, dengan sukarela mereka
menghayati kemiskinan, mereka mengajarkan teosofi yang telah
bercampur dengan ajaran yang sudah dikenal luas masyarakat Indonesia.
- Lembaga pendidikan Islam ini tidak membedakan status sosial dan kelas,
siapa saja yang berkeinginan mempelajari atau memperdalam
pengetahuan Islam, diperbolehkan memasuki lembaga pendidikan ini.
Dengan demikian, banyak masyarakat yang kemudian tertarik memeluk
Islam.
5. Politik
- Ada dua hal yang harus dibedakan berkaitan dengan hubungan politik
antara ulama dengan kerajaan. Pertama, bahwa ulama berhasil
mengislamkan raja berdaulat dan membawa pengaruh pada lingkungan
kerajaannya sehingga corak kerajaan bergeser dari Hindu-Buddha menjadi
Islam
- Kedua, para ulama membantu berdirinya kerajaan baru yang langsung
bercorak Islam dan mengembangkan pengaruhnya ke kerajaan lain. Hal ini
terjadi karena kerajaan tersebut didirikan oleh raja-raja muslim yang
didukung penuh oleh para ulama. Kerajaan Demak misalnya, didirikan oleh
Raden Patah yang saat itu adalah santri yang mendapat bimbingan dan
pengajaran dari Walisongo
6. Seni Budaya
- Penerimaan Islam oleh masyarakat Indonesia sangat berkaitan dengan
corak Islam sufistik yang berkembang dari Persia(Iran) karena corak ini
lebih diterima karena sesuai dengan kebudayaan lokal yang telah ada. Para
tokoh yang sudah dikenal masyarakat Jawa dalam pengembangan Islam
adalah Walisongo.
PENDALAMAN
AGAMA
PENGEMBANGAN
INTELEKTUALITAS
ARAH
PEMBAHARUAN
KEMATANGAN
INTELEKTUALITAS
Perkembangan Islam Di Indonesia
Terbentuknya komunitas muslim di Nusantara hingga
kerajaan-kerajaan Islam, secara nyata mengalami
perkembangan pada abad ke-13. Pada abad inilah
masuknya periode kedua (abad ke 13 hingga abad
ke 19 M) yaitu perkembangan Islam di Indonesia.
• Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Kadir Shah • Sultan Makhdum Alaiddin Malik Ahmad Shah
Johan Berdaulat (928 – 932) Johan Berdaulat (1109 – 1135)
• Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin • Sultan Makhdum Alaiddin Malik Mahmud Shah
Shah Johan Berdaulat (932 – 956) Johan Berdaulat (1135 – 1160)
• Sultan Makhdum Alaiddin Abdul Malik Shah Johan • Sultan Makhdum Alaiddin Malik Usman Shah
Berdaulat (956 – 983) Johan Berdaulat (1160 – 1173)
• Sultan Makhdum Alaiddin Malik Ibrahim Shah Johan • Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Shah
Berdaulat (986 – 1023) Johan Berdaulat (1173 – 1200)
• Sultan Makhdum Alaiddin Malik Mahmud Shah Johan • Sultan Makhdum Alaiddin Abdul Jalil Shah Johan
Berdaulat (1023 – 1059) Berdaulat (1200 – 1230)
• Sultan Makhdum Alaiddin Malik Mansur Shah Johan • Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin
Berdaulat (1059 – 1078) Shah II Johan Berdaulat (1230 – 1267)
• Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdullah Shah Johan • Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Aziz Johan
Berdaulat (1078 – 1109) Berdaulat (1267 – 1292)
KONDISI
• Kerajaan Perlak terkenal dengan hasil alamnya dan lokasinya yang strategis
yang menyebabkan pedagang dari Arab dan Persia tertarik untuk datang ke
daerah ini.
• Kedatangan para pedagang berperngaruh terhadap kehidupan sosial dan
ekonomi masyarakat Perlak karena mereka mengajarkan masyarakat Perlak
untuk berdagang.
• Para pedagang Arab dan Persia juga sekaligus menyebarkan ajaran agama
Islam kepada masyarakat setempat. Salah satu caranya adalah dengan
menikahi wanita setempat.
Kejayaan dan Keruntuhan
• Masa Kejayaan
• Kerajaan Perlak mengalami kejayaan pada masa pemerintahan Sultan
Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin Shah II Johan Berdaulat.
• Pada masa ini, Kerajaan Perlak mengalami kemajuan pesat dalam
bidang pendidikan Islam dan dakwah
• Masa Keruntuhan
• Situasi politik yang memanas menyebabkan Sultan Makhdum Alaiddin
Malik Muhammad Amin Shah II Johan Berdaulat menjalankan politik
persahabatan dengan cara menikahkan dua orang putrinya dengan para
penguasa negeri tetangga.
• Setelah Sulan Makhduum Alaiddin Malik Abdul Aziz Johan Berdaulat
meninggal, Perlak disatukan dengan Kerajaan Samudra Pasai.
Kesultanan Samudra
Pasai
• Berlokasi di pantai utara Aceh dan merupakan gabungan dari kota
Samudera dan Pasai.
• Didirikan oleh Marah Silu yang selanjutnya diberi gelar Sultan Malikus
Salih.
• Dibuktikan oleh catata Ibnu Batutah yang mengatakan bahwa
kerajaan ini merupakan pusat studi Islam.
Pemimpin
• Sultan Al-Malikus Salih • Sultan Nasyrasiyah
• Sultan Muhammad Malik Zahir I • Sultan Abu Zaid Malik Zahir
• Sultan Muhammad Malik Zahir II • Sultan Mahmud Malik Zahir
• Dikunjungi oleh Ibnu Batutah • Sultan Zainal Abidin
• Sultan Mansyur Malik Zahir • Sultan Abdullah Malik Zahir
• Sultan Ahmad Malik Zahir • Sultan Zainal Abidin
• Sultan Zainal Abidin Malik Zahir
KONDISI
• Masa Kejayaan
• Tercapai pada masa pemerintahan Sultan Malikul Zahir yang
ditandai dengan adanya mata uang yang diciptakan sendiri
sebagai alat pembayaran dan berkembanganya Kerajaan
Samudera Pasai menjadi pusat perdagangan internasional.
• Masa Keruntuhan
• Terjadi perebutan kekuasaan
• Serangan Kerajaan Majapahit pada 1339
• Berdirinya Bandar Malaka dengan letak yang lebih strategis
• Adanya Serangan dari Portugis yang mendudukinya selama tiga
tahun.
Kesultanan Aceh Darussalam
• Terletak di Aceh.
• Menundukan dan menyatukan beberapa wilayah di sekitarnya
menjadi satu.
• Terbentuk menjelang runtuhnya Kerajaan Samudera Pasai.
Pemimpin
• Sultan Ali Mughayat Syah • Sultanah Syafiatuddin Tajul Alam
• Melakukan perluasan/ekspansi • Sultanah Sri Ratu Naqiyatuddin Nurul
wilayah
• Sultan Salahudin Alam
• Kerajaan mulai goyah karena ia • Sultanah Inayat Syah
•
kurang memperhatikan kerajaannya
Sultan Alaudin Riayat Syah al Kahar
• Sultanah Kamalat Syah
• Melakukan perbaikan dan perubahan
dalam sistem pemerintahan Aceh
• Sultan Iskandar Muda
• Kejayaan Aceh
• Aceh menjadi bandar transito yang
meghubungkan dengan pedagang
internasional
• Masjid Raya Baiturrahman
• Sultan Iskandar Sani
KONDISI
• Masa Kejayaan
• Masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda
• Banyak menghasilkan komoditas lada
• Masa Keruntuhan
• Daerah kekuasaan banyak yang melepaskan diri
• Adanya pertikaian terus menerus antara golongan
bangsawan dan ulama
• Menguatnya kekuasaan Belanda di Sumatra.
Perkembangan Islam di
Jawa
—Someone famous
Di Kalimantan Selatan terutama sejak abad ke-14 sampai awal abad ke-16 yakni
sebelum terbentuknya Kerajaan Banjar yang berorientasikan Islam, telah terjadi
proses pembentukan negara dalam dua fase. Fase pertama yang disebut Negara
Suku (etnic state) yang diwakili oleh Negara Nan Sarunai milik orang Maanyan.
Fase kedua adalah negara awal (early state) yang diwakili oleh Negara Dipa dan
Negara Daha.
Terbentuknya Negara Dipa dan Negara Daha menandai zaman klasik di
Kalimantan Selatan. Negara Daha akhirnya lenyap seiring dengan terjadinya
pergolakan istana, sementara lslam mulai masuk dan berkembang disamping
kepercayaan lama. Zaman Baru ditandai dengan lenyapnya Kerajaan Negara Daha
beralih ke periode negara kerajaan (kingdom state) dengan lahirnya kerajaan baru,
yaitu Kerajaan Banjar pada tahun 1526 yang menjadikan Islam sebagai dasar dan
agama resmi kerajaan.
Zaman keemasan Kerajaan Banjar terjadi pada abad ke-
17 hingga abad ke-18. Pada masa itu terjadi puncak
perkembangan Islam di Kalimantan Selatan sebagaimana
ditandai oleh lahirnya Ulama-ulama Urang Banjar yang
terkenal dan hasil karya tulisnya menjadi bahan bacaan
dan rujukan di berbagai negara, antara lain Syekh
Muhammad Arsyad Al Banjari.
Berbeda dengan Muhammad Arsyad yang
menjadi perintis pusat pendidikan Islam, Muhammad
Nafis mencemplungkan dirinya dalam usaha penyebar-
luasan Islam di wilayah pedalaman Kalimantan. Dia
memerankan dirinya sebagai ulama sufi kelana yang
khas, keluar-masuk hutan me-nyebarkan ajaran Allah dan
Rasul-Nya. Dan oleh karena itu beliau memainkan
peranan penting dalam mengembangkan Islam di
Kalimantan.
Perkembangan Islam di
Maluku dan Irian Jaya
—Someone famous
Tak ada sumber yang jelas mengenai kapan awal
kedatangan Islam di Maluku khususnya Ternate. Namun
diperkirakan sejak awal berdirinya kerajaan Ternate
masyarakat Ternate telah mengenal Islam mengingat
banyaknya pedagang Arab yang telah bermukim di Ternate
kala itu. Beberapa raja awal Ternate sudah menggunakan
nama bernuansa Islam namun kepastian mereka maupun
keluarga kerajaan memeluk Islam masih diperdebatkan.
Hanya dapat dipastikan bahwa keluarga kerajaan Ternate
resmi memeluk Islam pertengahan abad ke-15.
Kolano Marhum (1465-1486), penguasa Ternate ke-18 adalah raja pertama yang diketahui
memeluk Islam bersama seluruh kerabat dan pejabat istana. Pengganti Kolano Marhum
adalah puteranya, Zainal Abidin (1486-1500). Beberapa langkah yang diambil Sultan Zainal
Abidin adalah meninggalkan gelar Kolano dan menggantinya dengan Sultan, Islam diakui
sebagai agama resmi kerajaan, syariat Islam diberlakukan, membentuk lembaga kerajaan
sesuai hukum Islam dengan melibatkan para ulama. Langkah-langkahnya ini kemudian
diikuti kerajaan lain di Maluku secara total, hampir tanpa perubahan. Ia juga mendirikan
madrasah yang pertama di Ternate. Sultan Zainal Abidin pernah memperdalam ajaran Islam
dengan berguru pada Sunan Giri di pulau Jawa, disana beliau dikenal sebagai “Sultan
Bualawa” (Sultan Cengkih).
Perkembangan Islam di Nusa
Tenggara dan Sekitarnya
—Someone famous
Di Nusa Tenggara Islam pertama kali diterima oleh suku Sasak
(1840-1850) Penyiaran dilakukan oleh para mubalig dari makassar. Di
pulau Bali, komunitas muslim terdapat di Singaraja, Buleleng, dan
Siririt. Di Pulau Flores, meskipun mayoritas penduduknya
beragama Nasrani, berkat mubalig asal makassar akhirnya banyak
penduduk memeluk Islam. Kehadiran Islam di Pulau Lombok
diperkirakan terjadi sejak abad ke-16 M yang diperkenalkan oleh sunan
prapen, putra Sunan Giri. Adapun di Sumbawa, Islam datang melalui
dakwah para mubalig Makassar(1540-1550)
Tahun 1511-1512
- Armada Portugis yang dipimpin Fransisco Serrao tiba di Nusa Tellu.
- Bangsa Spanyol memijakan kaki di Tidore, namun diusir oleh Portugis.
Tahun 1570-1583
Pada masa Sultan Baabullah memerintah Kesultanan Ternate bersama
rakyatnya mengadakan perlawanan terhadap Portugis dan berhasil
mengusirnya setelah berperang selama 5 tahun
—Someone famous
Dengan dianutnya agama Islam , ajaran Islam telah banyak mendatangkan
perubahan pada masa penjajahan. Perubahan-perubahan itu antara lain:
• Masyarakat Indonesia dibebaskan dari pemujaan berhala dan pendewaan
raja-raja serta dibimbing agar menghambakan diri hanya kepada Allah SWT.
• Rasa persamaan dan rasa keadilan yang diajarkan Islam, mampu mengubah
masyarakat Indonesia yang dulunya menganut sistem kasta dan diskriminasi
menjadi masyarakat yang setiap anggotanya mempunyai kedudukan, harkat,
martabat, dan hak-hak yang sama.
• Semangat cinta tanah air dan rasa kebangsaan yang didengungkan Islam
dengan semboyan “Hubbul-Watan Minal-Iman” (cinta tanah air sebagian dari
iman) mampu mengubah cara berpikir masyarakat Indonesia, khususnya para
pemuda, yang dulunya bersifat sekratin menjadi bersifat nasionalis
• Semboyan yang diajarkan Islam yang berbunyi “Islam adalah agama yang cinta
damai, tetapi lebih cinta kemerdekaan” telah mampu mendorong masyarakat
Indonesia untuk melakukan usaha-usaha mewujudkan kemerdekaan
bangsanya dengan berbagai cara.
Perlawanan Kerajaan Islam dalam Menentang
Penjajahan
Perlawanan Kerajaan Islam dalam Menentang Penjajahan
1) Kerajaan Demak melawan Portugis di Malaka
2) Sultan Ageng Tirtayasa dari Banten melawan VOC
3) Perang Diponegoro
4) Pemberontakan petani yang dipimpin ulama di Cilegon (Geger Cilegon)
Masa Perang
Kemerdekaan
—Someone famous
A. Peran Umat Islam
Kaum penjajah semakin lama semakin kejam terhadap bangsa
Indonesia. Penindasan, kesewenangan dan ketidakadilan
merajalela. Keadaan semacam ini membuat kaum muslimin
dengan dilandasi semangat tauhid dan keyakinan terhadap ajaran
agama bangkit bersama-sama menentang perilaku ketidakadilan
penjajah.
B. Peran Pondok Pesantren
Pondok pesantren merupakan salah satu benteng pertahanan umat
Islam, pusat dakwah, dan pengembangan masyarakat muslim di
Indonesia. Belanda pun menyadari keberadaan dan perkembangan
pondok pesantren hingga mengawasinya. Namun jalinan kaum muslimin
sangatlah kuat. Mereka bersama-sama mengangkat senjata menghadapi
penjajah dengan semangat jihad.
C. Peran Organisasi Islam
1. Serikat Dagang Islam/Serikat Islam
Serikat Dagang Islam didirikan oeh Haji Samanhudi dan Mas Tirta Adisuryo
pada tahun 1905 di Kota Solo. Tujuan organisasi ini pada awalnya adalah
menggalang kekuatan para pedagang Islam melawan monopoli pedagang Cina dan
memajukan agama Islam.
2. Muhammadiyah
Muhammadiyah didirikan di kota Yogyakarta oleh K.H. Ahmad Dahlan pada
tanggal 18 November 1912. Peranan Muhammadiyah pada masa penjajahan Belanda
lebih dititikberatkan pada usaha-usaha mencerdaskan rakyat Indonesia dan
meningkatkan kesejahteraan mereka, yakni dengan mendirikan sekolah-sekolah,
baik sekolah umum maupun sekolah agama, rumah sakit, panti asuhan, rumah-
rumah penampungan bagi warga miskin dan perpustakaan-perpustakaan.
3. Nahdlatul Ulama (NU)
NU didirikan di Surabaya pada tanggal 31 Januari 1926. Dua tokoh penting dalam upaya
pembentukan NU adalah K.H. Hasyim Asy’ari dan K.H. Wahab Hasbullah. Pada masa penjajahan
Belanda, NU senantiasa berjuang menentang pejajahan dan pernah mengeluarkan pernyataan
politik yang isinya:
Menolak kerja rodi yang dibebankan oleh penjajah kepada rakyat.
Menolak rencana ordonansi (peraturan pemerintah) tentang perkawinan tercatat.
Menolak diadakannya Milisi (wajib militer)
Menyokong GAPI dalam menuntut Indonesia yang memiliki parlemen kepada pemerintah
kolonial Belanda.
Masa Pembangunan
—Someone famous
Peran Pemerintah
Terwujud dengan munculnya beberapa kebijakan mengenai pembinaan
kehidupan keberagamaan.
1) Kebijakan membentuk Departemen Agama pada tanggal 3 Januari
1946.
2) Kebijakan untuk mendirikan Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada
tanggal 26 Juli 1975.
3) Kebijakan untuk menyelenggarakan Musabaqah Tilawatil Qur,an
(MTQ) secara Nasional.
4) Kebijakan untuk menetapkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
tentang Perkawinan.
Peran Organisasi Islam
Peranan Muhammadiyah dalam masa pembangunan antara lain:
• Melakukan usaha-usaha agar masyarakat Indonesia berilmu pengetahuan
tinggi, berbudi luhur dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
• Melakukan usaha-usaha di bidang kesehatan dan kesejahteraan masyarakat,
antara lain mendirikan Rumah Sakit, Poliklinik, BKIA (Balai Kesehatan Ibu dan
Anak), Panti Asuhan dan Pos Santunan Sosial.
Seni arsitektur Masjid Baiturrahman Seni arsitektur Masjid Islamic Centre Samarinda