Anda di halaman 1dari 36

LOGO

Sejarah Pendidikan islam.


Pada kerajaan islam di
By- Istiomqh
Indonesia t. M.Pd.
https://www.freeppt7.com
CONTENTS
01 Enter your title here.
。 ADD YOUR TEXT HERE ADD YOUR TEXT HERE.

02 Enter your title here.



ADD YOUR TEXT HERE ADD YOUR TEXT HERE.

03 Enter your title here.


。 ADD YOUR TEXT HERE ADD YOUR TEXT HERE.

04 Enter your title here.


。 ADD YOUR TEXT HERE ADD YOUR TEXT HERE.
Teori kedatangan Islam
Section 1
Teori gujarat
Teori ini menyatakan bahwa Islam yang sampai di Indonesia itu berasal dari Gujarat, salah satu daerah di India.
Hal ini di dasarkan pada peninggalan nisan Sultan Malik al-Saleh yang reliefnya menunjukkan kesamaan dengan
nisan-nisan yang terdapat di Gujarat, India. Bukti peninggalan batu nisan tersebut menunjukkan telah adanya
hubungan antara Gujarat dengan Samudra Pasai. Teori ini antara lain dikemukakan oleh sejarawan W.F.
Stutterheim.) Masuknya Islam ke Indonesia melalui India ini bukan Islam yang murni dari pusatnya di Timur
Tengah, tetapi Islam yang sudah banyak dipengaruhi paham mistik, sehingga banyak kejanggalan dalam
pelaksanaannya.
Teori Mekah
Menurut teori ini, agama Islam yang masuk dan berkembang di Indonesia berasal dari Mekah. Hal ini didasarkan
pada dianutnya mazhab Syafii oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Mazhab syafii merupakan mazhab besar
dan istimewa di Mekah. Di samping itu teori Mekah atau Arab ini didasarkan pula pada adanya perkampungan
orang-orang Arab di pantai Barat Sumatera. Teori ini antara lain dikemukakan oleh Hamka.
Teori Persia
Pendukung teori Persia mengemukakan bahwa terdapat beberapa kesamaan kebudayaan yang berkembang di
kalangan masyarakat nusantara dengan budaya masyarakat Persia. Kesamaan budaya itu antara lain dalam hal
peringatan 10 Muharam atau Syura sebagai peringatan kaum Syiah atas kematian Husain, putra Ali. Teori ini antara
lain dikemukakan oleh Hoesein Djajadiningrat.
Teori Cina
Teori Cina mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia (khususnya di Jawa) berasal dari para perantau Cina. Orang
Cina telah berhubungan dengan masyarakat Indonesia jauh sebelum Islam dikenal di Indonesia. Pada masa Hindu-Buddha, etnis
Cina atau Tiongkok telah berbaur dengan penduduk Indonesia terutama melalui kontak dagang. Bahkan, ajaran Islam telah
sampai di Cina pada abad ke-7 M, masa dimana agama ini baru berkembang. Sumanto Al Qurtuby dalam bukunya Arus Cina-
Islam-Jawa menyatakan, menurut kronik masa Dinasti Tang (618-960) di daerah Kanton, Zhang-zhao, Quanzhou, dam pesisir
Cina bagian selatan, telah terdapat sejumlah pemukiman Islam
Teori Cina
Bukti-bukti lainnya adalah masjid-masjid tua yang bernilai arsitektur Tiongkok yang didirikan
oleh komunitas Cina di berbagai tempat, terutama di Pulau Jawa. Pelabuhan penting sepanjang
pada abad ke-15 seperti Gresik, misalnya, menurut catatan-catatan Cina, diduduki pertama-tama
oleh para pelaut dan pedagang Cina
Saluran Persebaran
Section 2
Melalui Perdagangan

Hal ini terkait dengan perkembangan lalu lintas pelayaran dan perdagangan pada
abad ke-7 sampai abad ke-16 dari Eropa, Timur Tengah, India, Asia Tenggara,
dan Cina. Para pedagang Islam dari Arab, Persia, dan Gujarat singgah berbulan-
bulan di Malaka dan pelabuhan-pelabuhan di Indonesia menunggu angin muson
yang berupa arah tiap enam bulan sekali untuk kembali ke negeri asalnya. Selama
menunggu itu terjadilah proses interaksi dengan masyarakat setempat, para
bangsawan, bahkan dengan para raja
Melalui Perdagangan

Di bandar-bandar dagang itulah para pedagang Arab, Persia, dan Gujarat memperkenalkan dan mengajarkan
ajaran Islam kepada para pedagang lain dan penduduk setempat. Oleh karena itu, penduduk di sekitar kota
bandar termasuk orang-orang yang pertama memeluk agama Islam. Dengan demikian bandar menjadi pusat
pertemuan, pintu masuknya Islam ke Indonesia, tempat belajar agama Islam dan pusat penyebaran agama
Islam.

Bahkan dalam perkembangannya, bandar-bandar tersebut kemudian berkembang menjadi pusat


pemerintahan, seperti Samudra Pasai, Perlak, Palembang, Banten Sunda Kelapa, Cirebon, Demak, Jepara,
Tuban, Gresik, Banjarmasin, Gowa, Ternate, dan Tidore
Melalui Perkawinan

Ada pula di antara para pedagang Arab, Persia, dan Gujarat yang kemudian menikah dengan
wanita-wanita Indonesia. Melalui perkawinan tersebut terbentuklah ikatan kekerabatan besar
beragama Islam yang merupakan awal terbentuknya masyarakat Islam. Sampai sekarang di
beberapa kota Indonesia di temukan kampung Pekojan, yaitu perkampungan para pedagang
Gujarat (Koja artinya pedagang Gujarat).

Perkawinan dilangsungkan pula dengan golongan bangsawan. Misalnya, Raden Rahmat atau
Sunan Ampel menikahi Nyai Manila, Sunan Gunung Jati dengan Puteri Kawungaten, dan
Raja Brawijaya dengan Puteri Ceumpa yang beragama Islam, yang kemudian berputera
Raden Fatah
Melalui Pendidikan

Para ulama atau mubalig mendirikan pondok pesantren di beberapa tempat di


nusantara. Disanalah para santri dari berbagai daerah mendapatkan pendididkan
agama Islam secara mendalam. Setelah tamat, mereka berkewajiban menyebarkan
ajaran Islam di daerah masing-masing sehingga mendorong munculnya pondok-
pondok pesantren baru, misalnya Pesantren Ampel Denta yang didirikan oleh Raden
Rahmat mempunyai murid Sunan Giri, Sunan Drajat, Sunan Bonang, dan Raden
Fatah. Sunan Giri kemudian mempunyai murid Fatahillah atau Faletehan dari Pasai
Melalui Politik

Proses penyebaran Islam secara politik dilakukan oleh para penguasa pribumi.
Sebagai orang yang memiliki pengaruh besar dalam masyarakat, apa yang dilakukan
penguasa sering dijadikan panutan. Itulah sebabnya tindakan penguasa yang masuk
Islam segera diikuti oleh rakyatnya. Semakin besar dan luas pengaruh penguasa,
maka akan semakin luas pula penyebaran pengaruh Islam itu. Penyebara Islam secara
politik juga semakin sering dilakukan seiring dengan munculnya kerajaan-kerajaan
Islam ini banyak yang melakukan ekspansi
Seni budaya

Penyebaran agama Islam melalui sarana seni budaya disesuaikan dengan keadaan di
Indonesia karena ketika itu kebudayaan Hindu-Buddha dan kepercayaan asli masih berakar
kuat. Para penyebar agama Islam tidak mengubah seni budaya tersebut, bahkan mereka
menggunakan seni budaya tersebut sebagai sarana menyebarkan Islam.

Contoh seni budaya yang berpengaruh dalam proses islamisasi antara lain seni gamelan dan
wayang. Sering kali ajaran Islam diselipkan dalam cerita-cerita wayang, seperti yang
dilakukan oleh Sunan Kalijaga. Pengaruh Islam juga berkembang melalui seni sastra, seni
rupa, kaligrafi, seni ukir dan lain-lain.
Seni Tasawuf

Tasawuf mengajarkan umat Islam agar selalu membersihkan jiwa dan mendekatkan diri dengan Allah
SWT. Kaum sufi (penganut tasawuf) hidup sederhana dan sering kali memiliki keahlian yang bersifat
magis, seperti menyembuhkan penyakit dan ilmu kebathinan. Tokoh-tokoh tasawuf yang terkenal antara
lain Hamzah Fansuri, Nurrudin ar-Raniri, Syekh Siti Jenar, dan Sunan Panggung
Samudra pasai
Section 3
kerajaan Islam yang pertama di Indonesia adalah Samudera Pasai, yang
didirikan pada abad ke-10 M dengan raja pertamanya Malik Ibrahim bin
Mahdum. Pada tahun 1345, Ibnu Batutah dari Maroko sempat singgah di
kerajaan Samudera Pasai pada zaman pemerintahan Malik Az-Zahir pada
abad ke-14 M untuk mengikuti pengajian yang diadakan oleh raja dalam
sebuah halaqoh setelah shalat Jum’at sampai waktu Ashar.
Menurut Ibnu Batutah, Pasai pada abad ke-14 M sudah merupakan pusat studi Islam di Asia Tenggara dan
menjadi tempat berkumpul ulama-ulama dari negara-negara lslam. Seperti yang telah dinyatakan oleh Ibnu
Batutah, bahwa Sultan Malik Az-Zahir adalah orang yang terkenal alim dalam ilmu agama juga cinta kepada
para Ulama dan ilmu pengetahuan, sehingga bila hari jum’at tiba, Sultan shalat di masjid dengan
menggunakan pakaian Ulama, setelah itu mengadakan diskusi dengan para Alim pengetahuan agama, antara
lain: Amir Abdullah dari Delhi, dan Tajudin dari Ispahan untuk membahas masalah-masalah keagamaan dan
keduniawian sekaligus
Pendidikan yang berlaku di zaman kerajaan Samudera Pasai, diantaranya:

Sistem
Materi pendidikan
pendidikannya Biaya pendidikan
dan pengajaran Tokoh pemerintahan
secara informal bersumber dari
agama bidang merangkap tokoh
berupa majelis ta’lim negara.
syari’at adalah fiqh agama.
dan halaqah
Syafi’i..
(diskusi).
Click here to enter your text..Click here to enter your text..
Kerajaan perlak.
Section 4
Sejarah kerajaan perlak

Kerajaan Islam kedua di Indonesia adalah Perlak di Aceh


pulau Sumatera dengan raja pertamanya Sultan Alaudin pada
tahun 1161-1186 abad ke-12 M. Perlak merupakan daerah yang
terkenal sangat strategis di pantai selat Malaka dan bebas dari
pengaruh hindu, sehingga memudahkan perkembangan Islam
dalam masyarakat Aceh.
Perkembangan Pendidikan Islam di Perlak

di masjid-masjid,
dirumah-rumah, serta
surau-surau bagi
Pendidikan islam dilangsungkan di masyarakat umum

masjid istana bagi keluarga pembesar


Materi pembelajaran pendidikan
Islam dibagi menjadi dua
tingkatan: pertama yaitu tingkat
dasar yang terdiri atas pelajaran
membaca, menulis, bahasa Arab,
Kedua yaitu tingkat yang lebih tinggi pengajian Al-Qur’an, dan ibadah
dengan materi-materi ilmu fiqh, tasawuf, praktis
ilmu kalam, dan lain sebagainya.
Sebagai peranannya dalam pendidikan Islam, kerajaan Islam
Perlak juga memiliki pusat pendidikan Islam Dayah cot kala, yang
didirikan oleh Ulama Pangeran Teungku chik M.Amin. Dayah
disamakan dengan perguruan tinggi, materi yang diajarkan yaitu
bahasa Arab, tauhid, taswuf, akhlaq, ilmu bumi, ilmu bahasa dan
sastra Arab, sejarah dan tata negara, mantiq, ilmu falaq dan
filsafat.
Rajanya yang ke enam bernama Sultan Mahdum
Alaudin Muhammad Amin yang memerintah antara
tahun 1243-1267 M, terkenal sebagai Sultan yang arif
bijaksana lagi alim. Beliau adalah seorang Ulama yang
mendirikan perguruan tinggi Islam yaitu majelis ta’lim
tinggi dihadiri khusus oleh para murid-murid yang
sudah alim. .

Lembaga tersebut juga mengajarkan dan membacakan


kitab-kitab agama yang berbobot pengetahuan tinggi,
misalnya kitab Al-Umm karangan Imam Syafi’i. Dengan
demikian, pada zaman kerajaan Perlak ini proses
pendidikan Islam telah berjalan cukup baik.
Click here to enter your text..Click here to enter your text..
Kerajaan demak
Section 5
Sejarah kerajaan demak

Kerajaan Demak berdiri kira-kira tahun 1478, hal itu


didasarkan pada saat jatuhnya Majapahit yang diperintah
oleh Prabu Kertabumi (Brawijaya V) dengan ditandai
candrasengkala, sirna ilang kertaning bumi (artinya tahun
1400 Saka atau 1478 Masehi). Para wali kemudian
sepakat untuk menobatkan Raden patah menjadi raja di
kerajaan Demak dengan gelar Senapati Jlimbung
Ngabdurrahman Panembahan Palembang Sayidin
Panatagama
Raden patah adalah putra brawijaya V dengan putrid dari Campa.
Setelah tahta ayahnya jatuh ketangan Girindra Wardhana dari Keling
(Daha), Demak pun terancam. Akibatnya terjadi peperangan antara
Demak dan Majapahit pimpinan Girindra Wardhana dan turunannya
yang bernama Prabu Udara hingga tahun 1518. pada akhirnya
kemenangan berada di pihak Demak dan tampil sebagai Kerajaan Islam
terbesar di Jawa. Dengan begitu penyiaran agama Islam makin meluas,
pendidikan dan pengajaran Islam pun bertambah maju.
Pendidikan Islam Pada Kerajaan Demak

Pada dasarnya, memang ada hubungan khusus


System pelaksanaan pendidikan dan yang terjalin antara kerajaan Demak dengan
pengajaran agama Islam di Demak mempunyai Walisongo, dimana peran Walisongo dibidang
kemiripan dengan pelaksanaannya di Aceh, yaitu
dakwah sangatlah besar. Dalam hal ini Para
Sunan dan kyai melaksanakan pendidikan dan
dengan mendirikan masjid di tempat-tempat
penyiaran agama Islam dengan mengikuti sistem
sentral di suatu daerah. Disana diajarkan
yang telah diajarkan oleh Nabi, yaitu dengan
pendidikan agama dibawah pimpinan seorang memberikan suri tauladan yang baik dalam
Badal untuk untuk menjadi guru, yang menjadi perangai dan perbuatan nyata
pusat pendidikan dan pengajaran serta sumber
agama Islam.
Click here to enter your text..Click here to enter your text..
Lembaga Pendidikan Islam.
Section 6
a. Mesjid
Ketika ajaran Islam masuk ke Indonesia
yang dibawa oleh da’i dan muballig, adalah hal b. Surau
yang sangat wajar bila salah satu yang
menjadi perhatian utama masyarakat muslim Istilah surau telah ada di Minangkabau
adalah mesjid atau yang lebih sederhana sebelum Islam datang, karena surau merupakan
sebagai pusat kegiatan penyebaran ajaran
sarana budaya Minangkabau yang fungsinya tempat
Islam.
Mesjid sebagai pusat aktifitas
tinggal para laki-laki yang telah akil dan balig.
penyebaran Islam lambat laun-dan memang Seiring dengan datangnya Islam, surau menjadi
bukan sebuah hal yang dianggap terpisah- tempat penyebaran agama dan pusat-pusat
meluas perannya sebagai lembaga pendidikan pendidikan. Surau sebagai lembaga pendidikan
bagi orang tua maupun anak-anak. Pada mengajarkan pembacaan Alquran bagi masyarakt.
umumnya, pendidikan yang berlangsung di
masjid berkisar pada membaca Alquran dan
akhlak
pesantren
Tidak ada data yang cukup
jelas mengenai kapan berdirinya
pesantren, namun penelusuran
sejarah menemukan bahwa
lembaga pendidikan yang Materi yang diajarkan di
disebut dengan pawiyatan di dalam pawiyatan berkisar pada ilmu-
pulau Jawa. ilmu agama dan sikap beragama. Pada
tingkat dasar diajarkan membaca
Bila dianalisa, sistem Alquran. Pada tingkat selanjutnya
pendidikan pawiyatan[31] mirip diajarkan kitab-kitab klasik yang juga
dengan pesantren. Karena itu diklasifikasikan kepada tingkat dasar,
banyak yang mengatakan bahwa menengah dan tinggi. Metode yang
pesantren telah muncul sejak digunakan adalah metode penghafalan.
permulaan Islam di Nusantara
yang mengambil bentuk
dalam pawiyatan. Pada lembaga ini juga telah
dikenal kyai dan santri, mesjid dan kitab
kuning
Meunasah, Rangkang dan Dayah
rangkang adalah tempat tinggal
murid yang dibangun di sekitar mesjid.
meunasah, Tampaknya meunasah yang menjadi
rangkang dan dayah adalah lembaga tempat pendidikan dan pengajaran,
pendidikan yang dikenal pada sementara rangkang disediakan untuk
masyarakat Aceh. Meunasah dapat tempat tinggal murid. Karena
diartikan sebagai madrasah. itu, meunasah dan rangkang saling
berdekatan.
Namun bagi
masyarakat meunasah juga
berfungsi sebagai tempat ibadah,
tempat pertemuan, pusat informasi, dayah pada mulanya merupakan
tempat tidur dan tempat singgah dan istilah bagi tempat di pojok-pojok
istirahat para musafir. mesjid yang digunakan sebagai
tempat pengajaran. Istilah ini
sendiri berasal dari bahasa Arab
yakni zawiyah yang berarti sudut.
Click here to enter your text..Click here to enter your text..
Peninggalan kerajaan Islam
Section 7
Ada beberapa warisan pendidikan Islam masa kerajaan-kerajaan Islam yang masih dapat
ditemui hingga sekarang, baik berupa lembaga maupun karya-karya berupa buku.
Dari aspek lembaga, madrasah, meunasah, dayah, rangkang dan pesantren telah
berkembang menjadi lembaga pendidikan yang mapan yang telah memberikan kontribusi
besar dalam perkembangan pendidikan Indonesia. Beberapa lembaga lain seperti surau dan
mesjid, seiring dibutuhkannya tempat pengajaran yang khusus, semakin jarang digunakan
sebagai pusat pendidikan, kecuali untuk pendidikan informal.
Karya-karya utama dalam pendidikan Islam pada masa ini adalah seperti karya Nuruddin
ar-Raniri yang berjudul Shirat Mustaqim dan Bustan As-Salathin atau karyat Abdul Samad Al-
Palembani yang berjudul Hidayat As-Salikin.
LOGO

Click here to enter your text..Click here to enter your text..Click here to enter
your text..Click here to enter your text...Click here to enter your text..
Thanks for
watching.
https://www.freeppt7.com

Anda mungkin juga menyukai