INDONESIA
KELOMPOK 1
A. Pendahuluan
Kepercayaan dan agama yang berkembang sebelum Islam masuk ke
Indonesia yakni animisme, dinamisme, agama Hindu dan Budha. Agama dan
kebudayaan Hindu-Budha masuk ke Indonesia melalui kontak perdagangan.
Sedikit banyak telah berpengaruh terhadap beberapa aspek kehidupan masyarakat
Nusantara. Masuknya pengaruh unsur kebudayaan Hindu-Buddha dari India telah
mengubah dan menambah khasanah budaya Indonesia dalam beberapa aspek
kehidupan, seperti: berdirinya kerajaan Tarumanegara, Singhasari, Majapahit, dan
sebagainya.
Islam masuk ke Indonesia dengan cara damai disertai dengan jiwa toleransi
dan saling menghargai antara penyebar dan pemeluk agama baru dengan
penganut-penganut agama lama (Hindu-Budha). Ia di bawa oleh pedagang-
pedagang Arab dan Gujarat di India yang tertarik dengan rempah-rempah.
Kemudian, mereka membentuk koloni-koloni Islam yang ditandai dengan
kekayaan dan semangat dakwahnya.
B. Pembahasan
Sejarah penyebaran agama Islam di Nusantara terjadi melalui proses yang panjang
serta secara bertahap. Selain beberapa teori dengan ragam versinya terkait
masuknya ajaran Islam, ada pula 6 jenis saluran Islamisasi di Indonesia, apa saja?
Sebelum ajaran Islam masuk dan berkembang di Indonesia, sebagian besar
masyarakat Nusantara memeluk agama Hindu, Buddha, atau aliran kepercayaan.
Kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha pun banyak bermunculan di Nusantara,
beberapa yang terbesar seperti Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Majapahit.
Kerajaan bercorak Islam pertama di Nusantara adalah Kesultanan Samudera Pasai
di Aceh yang muncul sejak abad ke-13 Masehi. Sedangkan kerajaan Islam di Jawa
yang kemudian menggeser kedudukan Majapahit adalah Kesultanan Demak yang
berdiri pada akhir abad ke-15 M seiring dengan hadirnya Wali Songo sebagai
perintis syiar Islam di Jawa.
Proses dan Jenis 6 Saluran Islamisasi di Jawa Agama Islam masuk dan
berkembang di Nusantara dengan cara-cara damai. Para Wali Songo bahkan
menyebarkan ajaran Islam dengan menyesuaikan diri terhadap budaya yang sudah
ada sebelumnya. Dengan cara-cara seperti itu, agama Islam pun dapat diterima
oleh masyarakat Nusantara. Berikut ini 6 saluran Islamisasi di Indonesia :
1. Saluran Perdagangan
2. Saluran Pernikahan
4. Saluran Pendidikan
Kaum wali, ulama, ustaz, syekh, guru agama, tokoh masyarakat, hingga para
pemimpin muslim memiliki peran besar dalam persebaran Islam di Nusantara.
Mereka menyebarkan islam dengan mendirikan pondok-pondok pesantren sebagai
tempat untuk memperdalam ajaran Islam. Murid atau santri yang telah mempelajari
ilmu agama dan kemudian keluar dari pesantren untuk menyebarluaskan ajaran
Islam di tempat-tempat lain, atau mendirikan pesantren sendiri sehingga semakin
memperluas proses Islamisasi di Indonesia.
5. Saluran Kesenian
Seni dan budaya juga bisa menjadi saluran Islamisasi yang efektif. Ajaran Islam
dipadukan dengan berbagai jenis seni yang sudah ada sebelumnya, seperti seni
musik, seni tari, seni pahat, seni bangunan, seni ukir, seni pertunjukan, seni sastra,
dan lain sebagainya. Di bidang seni pertunjukan, misalnya, pertunjukan wayang
disisipi dengan cerita-cerita atau tokoh-tokoh dalam ajaran Islam. Begitu pula
dengan seni musik. Beberapa wali sengaja menggubah tembang atau lagu dalam
bahasa Jawa yang berisi tentang ajaran Islam. Penggunaan gamelan juga demikian
untuk menarik masyarakat. Dalam sektor seni bangunan bisa dilihat dari Masjid
Menara Kudus yang menampilkan akulturasi antara corak bangunan Hindu dengan
Islam, juga masjid-masjid lain atau bangunan lainnya di Nusantara.
6. Saluran Politik
Pengaruh raja dalam persebaran Islam di Nusantara sangat besar. Jika seorang raja
sudah memeluk agama Islam, maka warga istana dan rakyat di wilayah kerajaan itu
akan berbondong-bondong turut masuk Islam. Salah satu contohnya adalah
Kesultanan Demak. Raden Patah, pendiri Kesultanan Demak, adalah pangeran dari
Majapahit. Raden Patah berguru kepada Wali Songo dan kemudian masuk Islam
hingga akhirnya mendirikan Kesultanan Demak sebagai kerajaan Islam pertama di
Jawa. Berdirinya Kesultanan Demak dengan Raden Patah sebagai rajanya yang
telah masuk Islam kemudian berbondong-bondong diikuti oleh sebagian besar
rakyatnya. Kehadiran Kesultanan Demak pada akhirnya meruntuhkan Kerajaan
Majapahit dan semakin banyak orang yang memeluk Islam.
1. Wilayah Sumatera
1) Kerajaan Samudera Pasai (1226-1517);
2) Kerajaan Inderagiri (1347-1945);
3) Kerajaan Jambi (1550-1906)
4) Kerajaan Aceh Darussalam (1641-1675)
5) Kerajaan Palembang (1659-1823)
6) Kerajaan Siak (1723-1946)
7) Kerajaan Kampar (1725-1946)
2. Wilayah Jawa
4. Wilayah Maluku
5. Wilayah Sulawesi
6. Wilayah Kalimantan
1) Kerajaan banjar (1520-1905)
2) Kerajaan Kutai (1575-1960)
3) Kerajaan Pontianak (1771)
Terlepas dari polemik tanpa akhir oleh para ahli sejarah tentang jalur masuknya
Islam ke Indonesia tidak mengubah satu hal bahwa Islam mengalami
perkembangan yang
sangat signifikan dan menjadi agama mayoritas penduduk Indonesia. Hal ini
dibuktikan
dengan berdirinya kerajaan-kerajaan Islam sebagai sebuah kekuatan politik. Dalam
catatan sejarah masing-masing kerajaan Islam tersebut memiliki peran dalam
perkembangan Islam di Indonesia.
D. Penutup
Tulisan ini menyimpulkan bahwa: teori-teori yang ada saling menguatkan dan
menyempurnakan. Misalnya teori yang menyebut Islam datang ke Indonesia
pertama kali
abad ke-1 Hijriah atau abad ke-7 Masehi, dimaknai dengan sampainya individu-
individu
pemeluk Islam dari Arabia, Persia atau India ke Indonesia. Teori ini kemudian
disempurnakan dengan teori yang menyatakan Islam datang abad ke-13 Masehi
yang
dimaknai dengan terdapatnya orang pribumi dalam komunitas yang besar.
Sedangkan
teori yang menyatakan bahwa tanah Arab merupakan daerah asal kedatangan Islam
dikuatkan teori lain bahwa dalam perjalanannya ke Indonesia terjadi peran dan
pengaruh wilayah Persia dan India. Demikan juga tentang tempat pertama yang
didatangi
Islam yaitu Barus dan Pasai, ini dianalisa dengan perspektif bahwa Islam sampai
ke
Indonesia melalui jalur perdagangan. Peta perdagangan menunjukkan bahwa jalur
pantai
sebelah timur pulau Sumatera lebih dominan dibanding jalur pantai barat dan di
sisi lain
pantai timur Sumatera lebih kondusif untuk dilayari.
Di sisi lain ulama merupakan tokoh sentral dalam proses kedatangan dan
perkembangan Islam di Indonesia. Kedatangan dan perkembangan Islam di
Indonesia
dilakukan pertama kali oleh pedagang pedagang Arab yang kemudian dilanjutkan
oleh
para da’i dari kalangan Sufi profesional. Sosok ulama Sufi melekat kuat pada dua
sosok:
pertama, saudagar yang menyebarkan Islam melalui perdagangan sekaligus
pemompa
detak jantung perekonomian rakyat; dan kedua, pada sosok sultan yang
menyebarkan
Islam melalui kekuasaannya. Karakteristik yang mengkristal pada diri da’i, inilah
yang
membuat perkembangan Islam berlangsung secara efektif.