Anda di halaman 1dari 16

Assalammualaikum, Selamat datang di Kelas IPS.

Disini Ibu Guru akan membahas tentang


pelajaran Sejarah yaitu Tentang "Kehidupan Masyarakat Pada Masa Islam". Berikut
dibawah ini penjelasannya:

Islam masuk dan berkembang di Indonesia awalnya melalui hubungan perdagangan. Hal itu
kemudian berkembang melalui perkawinan, pendidikan, politik, dan kebudayaan. Setelah
berkembang agama Islam, kemudian memberikan pengaruh terhadap pola hidup masyarakat
Indonesia.

Pada Abad Ke-13 Masehi, mulai berdiri kerajaan-kerajaan islam di Indonesia. Kerajaan-kerajaan
tersebut lahir sebagai suatu kekuatan politik, ekonomi dan budaya yang baru setelah berakhirnya
masa kerajaan-kerajaan hindu budha di Indonesia. Bagaimanakah berkembangan masyarakat
Indonesia pada masa islam? Mari, kita pelajari bersama dibawah ini.

Masuknya Islam Di Indonesia


Sejarah mencatat bahwa kaum pedagang memegang peranan penting dalam persebaran agama
dan kebudayaan Islam. Letak Indonesia yang strategis menyebabkan timbulnya bandar-bandar
perdagangan yang turut membantu mempercepat persebaran itu. Kaum pedagang mengenalkan
agama dan budaya Islam kepada para pedagang lain maupun kepada penduduk setempat. Maka,
mulailah ada penduduk Indonesia yang memeluk agama Islam.

Lama kelamaan penganut agama Islam semakin bertambah. Bahkan kemudian berkembang
perkampungan pada pedagang Islam di daerah pesisir. Penduduk setempat yang telah memeluk
agama Islam kemudian menyebabkan Islam kepada sesama pedagang, juga kepada sanak
keluarganya. Akhirnya, Islam mulai berkembang di masyarakat Indonesia.

Agama dan kebudayaan Islam dibawa dan dikembangkan di Indonesia oleh para pedagang Islam
dari Gujarat, Arab, dan Persia pada abad ke-7 M. Pendapat para ahli itu didukung oleh teori-teori
sebagai berikut:

1. Teori Gujarat

Teori ini menjelaskan tentang peranan orang-orang Gujarat dalam menyebarkan agama dan
kebudayaan Islam di Indonesia. Hal ini berdasarkan kesamaan bentuk batu nisan Sultan Malik
as-Saleh yang wafat pada 1297 M di Pasai dan batu nisan Maulana Malik Ibrahim yang wafat
pada 1419 M di Gresik dengan batu nisan yang berasal dari Gujarat, India. Salah seorang
pendukung Teori Gujarat ialah W. F. Stutterheim.
2. Teori Persia

Teori ini dikemukakan oleh Husein Djajadiningrat ini menjelaskan tentang kesamaan
kebudayaan yang berkembang di masyarakat Indonesia dan kebudayaan yang berkembang di
Persia. Misal; peringatan Asyura (10 Muharam) sebagai peringatan mazhab Syah atas wafatnya
Husein, cucu Nabi Muhammad SAW.

3. Teori Makkah

Teori ini menjelaskan tentang peranan orang-orang Arab dalam menyebarkan agama dan
kebudayaan Islam di Indonesia. Hal ini berdasarkan bukti bahwa bangsa Indonesia sejak awal
telah menganut mazhab Syafi’i yang sama dengan mazhab yang dianut di Makkah. Salah
seorang tokoh yang menganut Teori Makkah adalah Hamka.

Persebaran Islam di Indonesia

Sekitar abad ke 7 Masehi, agama Islam mulai masuk ke kawasan Indonesia. Daerah yang
pertama kali menerima ajaran Islam yakni Samudra Pasai yang terletak di Pesisir Aceh Utara.
Selain Samudra Pasai, Malaka pun menjadi salah satu daerah yang banyak dikunjungi para
pedagang muslim. Malaka memiliki letak yang cukup stategis dalam hubungan pelayanan dan
Pedagangan Asia Timur, Asia Selatan dan Asia Barat.

Islam semakin berkembang ke berbagai daerah di Indonesia. Islam mulai tersebar ke wilayah
Kalimantan Bara, Sumatera Selatan dan Pulau Jawa. sekitar tahun 1511, Malaka jatuh ke tangan
Portugis yang membuat para pedagang lebih memilih berpindah ke Aceh.

Dari wilayah Aceh, mereka melakukan berbagai aktivitas perdagangan di sepanjang Pantai Barat
Sumatera dan terus melewati Selat Sunda hingga di Pantai Utara Pulau Jawa. Hingga abad ke 18,
ajaran Islam sudah semakin berkembang dan tersebar luas di berbagai kawasan di Indonesia,
namun belum seluruh wilayah Indonesia yang menerima ajaran Islam.

Hal-hal yang turut menunjang proses penyebaran Islam di antaranya:

 Perdagangan

Tradisi berdagang dengan cara berpindah dari satu negara ke negara lainnya (nomaden)
merupakan satu tradisi dan karakteristik yang pernah dikembangkan oleh bangsa-bangsa Arab,
India, dan Gujarat. Bahkan bisnisberdagang dijadikan sebagai jalan alternatif dalam mengais
rizki sekaligus penyebaran Islam di dunia, termasuk penyebaran Islam di Indonesia.

Pada masa awal, saudagar-saudagar muslim dikenal cukup mendominasi perdagangan di


Nusantara. Hubungan pergaulan antara pedagang Muslim dengan penduduk setempat pada
akhirnya dapat menarik hati penduduk setempat untuk memeluk Islam.

 Pernikahan

Para pedagang Islam umumnya merupakan orang-orang kaya dan terpandang dengan budi
bahasa yang santun dan jujur. Oleh sebab itu, penduduk setempat tertarik untuk menikahkan
putri-putrinya dengan para pedagang muslim itu. Atau sebaliknya, para pedagang muslim yang
menikahkan kerabat perempuannya dengan penguasa lokal. Karena pernikahan itu, maka
terbentuklah keluarga Islam yang kemudian berkembang menjadi perkampungan muslim.

 Pendidikan

Penyebaran melalui cara pendidikan langsung, umumnya dilakukan oleh para ulama yang datang
ke Indonesia untuk menyebarkan Islam. Para ulama itu kemudian mendirikan pesantren atau
sekolah. Keberadaan pesantren dan sekolah pada akhirnya mengarahkan penduduk di kawasan
itu untuk memeluk Islam.

 Politik

Proses penyebaran Islam secara politis, umumnya melalui para penguasa. Karena mereka
mempunyai pengaruh besar dalam masyarakat, maka keberadaannya sangat disegani oleh rakyat.
Hal ini berakibat semakin luas pengaruh politiknya, semakin luas pula penyebaran pengaruh
Islam.
 Kesenian

Penyebaran Islam melalui cara kebudayaan, dilakukan oleh para tokoh dan seniman dengan
menyisipkan ajaran dan nilai-nilai Islam dalam setiap pertunjukan kesenian. Dengan demikian
Islam lebih mudah diterima, sekaligus memperkaya budaya masyarakat setempat.

Pengaruh Islam Terhadap Masyarakat Indonesia

Masuknya kebudayaan Islam memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan masyarakat.


Indonesia. Perpaduan kebudayaan lokal dan Islam menghasilkan akulturasi dalam berbagai
bidang kehidupan di Indonesia. Pengaruh kebudayaan Islam pada masyarakat tercermin pada
berbagai bidang, antara lain sebagai berikut:

1. Bidang Politik

Dalam bidang politik masuknya budaya Islam, kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha mulai
runtuh dan peranannya mulai digantikan oleh kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam. Dalam
sistem pemerintahan rajanya bergelar Sultan atau Sunan. Nama raja juga disesuaikan dengan
nama Islam. Dalam ajaran Islam menyebutkan bahwa manusia merupakan wakil Tuhan di dunia.
ketika menjalankan roda pemerintahan, sultan didampingi oleh ulama.

2. Bidang Sosial

Dalam ajaran agama Islam tidak menerapkan sistem kasta serti agama Hindu. Hal ini
menyebakan pengaruh Islam berkembang pesat dan mayoritas masyarakat Indonesia memeluk
agama Islam. Begitu juga dengan sistem penanggalan, pada awalnya masyarakat Indonesia
mengenal kalender Saka yang merupakan kalender Hindu. Dalam kalender Saka terdapat nama
hari pasaran seperti pahing, pon, wage, kliwon, dan legi.

Seiring perkembangan Islam, Sultan Agung dari kerajaan Mataram menciptakan Kalender Jawa.
Kalender itu menggunakan perhitungan seperti Hijriah (Islam). Sultan Agung mengganti nama
bulan seperti Muharram diganti dengan Syuro, Ramadan diganti dengan Pasa. Nama-nama hari
tetap menggunakan hari-hari sesuai dengan bahasa Arab dan hari pasaran pada Kalender Saka
juga dipergunakan.

3. Bidang Pendidikan

Pada awal-awal masuknya Islam di Indonesia, mulanya pendidikan agama dilaksanakan di


Masjid, Langgar, atau Surau. Pelajaran yang diberikan adalah membaca Al-Qur’an, tata cara
peribadatan, akhlak, dan keimanan. Seiring berjalannya waktu, kemudian muncul pesantren yang
merupakan pengadopsian dari agama Hindu. Pesantren adalah sebuah asrama tradisional
pendidikan Islam. Siswa tinggal bersama untuk belajar ilmu keagamaan di bawah bimbingan
guru atau sering dikenal dengan sebutan Kiai. Siswa diajarkan mendalami ilmu agama Islam
sesuai dengan syariat-syariat agama Islam. Pesantren dalam bahasa Jawa memiliki makna
seseorang yang mengikuti aktivitas gurunya.

4. Bidang Agama

Pada masa Islam, sebagian besar masyarakat di Indonesia menganut agama Islam. Meskipun
demikian, masih terdapat masyarakat yang menganut agama Hindu-Buddha, atau menganut
kepercayaan roh halus. Hingga saat ini, sebagaian besar masyarakat di Indonesia menganut
agama Islam.

5. Bidang Kebudayaan
Adat istiadat dan kebiasaan yang banyak berkembang dari budaya Islam dapat berupa ucapan
salam, acara tahlilan, syukuran, yasinan dan lain-lain. Dalam hal kesenian, banyak dijumpai seni
musik seperti kasidah, rebana, marawis, barzanji dan sholawat. Kita juga melihat pengaruh di
bidang seni arsitektur rumah peribadatan atau masjid di Indonesia yang banyak dipengaruhi oleh
arsitektur masjid yang ada di wilayah Timur Tengah.

Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia


Kerajaan-kerajaan Islam dikenal dengan sebutan kesultanan dan rajanya bergelar sultan.
Kesultanan Islam di Indonesia mulai berperan pada abad ke 13. Beberapa kesultanan Islam
dengan tokoh-tokohnya adalah sebagai berikut:

 Kesultanan Samudra Pasai

Kesultanan Samudra Pasai terletak di pantai timur Aceh (sekitar Lhokseumawe) dan berdiri pada
abad XIII. Hal ini dibuktikan dengan penemuan batu nisan Sultan Malik as-Saleh yang
merupakan sultan pertama di Samudra Pasai yang berangka tahun 1297. Sultan Malik as-Saleh
memiliki nama asli Marah Silu. Beliau menikah dengan Langgang Sari, putri Sultan Perlak.
Akibat pernikahan itu, kekuasaan Samudra Pasai semakin meluas hingga ke pedalaman.
Samudra Pasai menjalin hubungan dengan Delhi di India. Hal ini dibuktikan dengan adanya
utusan Sultan Delhi, yakni Ibnu Batula yang berkunjung ke Samudra Pasai hingga dua kali.

Dalam bidang keagamaan, Ibnu Batuta menyebutkan bahwa Kesultanan Samudra Pasai
dikunjungi oleh ulama dari Persia, Syiria dan Isfahan. Ia juga menyebutkan bahwa sultan
Samudra Pasai sangat taat beragama dan menganut mazhab Syafi’i. Selain itu, Marcopolo
menyebutkan bahwa masyarakat di daerah Perlak sebagaian besar telah beragama Islam.
Kesultanan Samudra Pasai mempunyai peran penting dalam penyebaran Islam di Asia Tenggara.
Hal ini tampak pada upaya Samudra Pasai dalam menyebarkan Islam ke Malaka dan Patani.

Pada tahun 1521 M, Kesultanan Samudra Pasai dikuasai oleh Portugis, kemudian pada tahun
1524 M dikuasai oleh Sultan Ali Mughayat Syah dari Kesultanan Aceh Darussalam. Sejak itu
Samudra Pasai berada di bawah kekuasaan Kesultanan Aceh Darussalam.

 Kesultanan Aceh Darussalam

Kesultanan Aceh ini didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah pada 1513. Ia berkuasa dari tahun
1513 sampai 1528. Pengganti Ali Mughayat Syah adalah Sultan Alaudin Riayat Syah yang
mengadakan tiga kali penyerangan kerajaan Portugis di Malaka pada tahun 1528, 1560, dan
1568. Namun, penyerangan itu mengalami kegagalan. Sultan Aceh yang pernah membawa Aceh
pada puncak kejayaan adalah Sultan Iskandar Muda yang memerintah pada tahun (1607-1636).
Berikut ini beberapa tindakan yang dilakukan Iskandar Muda untuk memperkuat kerajaan Aceh.

 Memperluas daerah kekuasaan ke Semenanjung Malaka dengan dikuasainya kerajaan


Kedah, Perak, Johor dan Pahang. Daerah pantai barat dan timur Sumatera dikuasainya
sampai ke Pariaman yang merupakan jalur masuk Islam ke Minangkabau.
 Untuk memperlemah kekuasaan Portugis, Iskandar Muda membuka kerja sama dengan
Belanda dan Inggris dengan mengijinkan kongsi dagang mereka, yakni VOC dan EIC
untuk membuka kantor cabangnya di Aceh.
 Menyerang Portugis di Malaka dan sempat mengalahkan Portugis di Pulau Bintan pada
tahun 1614.
 Mendirikan Masjid Baiturrahman di pusat ibukota kerajaan Aceh.

 Kesultanan Demak

Kesultanan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa yang berdiri pada tahun
1478. Pendiri kesultanan Demak adalah Raden Patah (1500-1518). Demak berhasil menjadi
kerajaan besar karena letaknya yang strategis dan memiliki hasil pertanian yang melimpah
dengan komoditas ekspornya berupa beras. Kemajuan Demak juga tidak dapat dilepaskan dari
runtuhnya Majapahit sehingga Demak mendapat dukungan kota-kota pantai utara Jawa yang
lepas dari kekuasaan Majapahit. Dalam mengendalikan pemerintahan, Raden Patah didampingi
oleh Sunan Kalijaga dan Ki Wanapala. Masjid Agung Demak dibangun oleh Raden Patah,
setelah memerintah selama tiga tahun.

Kesultanan Demak mengalami masa kejayaan dibawah pemerintahan Sultan Trenggono tahun
1521 M. Wilayah kekuasaannya hampir meliputi seluruh Jawa. Pada masa pemerintahan Sultan
Trenggono, Demak berusaha membendung masuknya Portugis ke Jawa. Setelah Sultan
Trenggono meninggal pada 1546 M, Joko Tingkir menantu Sultan Trenggono naik tahta dan
memindahkan ibu kota Demak ke Pajang (1568 M).

 Kesultanan Pajang

Kesultanan Pajang adalah kelanjutan dari Kesultanan Demak. Kerajaan ini dibangun oleh
Pangeran Hadiwijaya (Jaka Tingkir) setelah ia memindahkan pusat kerajaan dari Demak ke
Pajang, sedangkan Demak dijadikan daerah Kadipaten. Pada saat mengalahkan Arya
Penangsang, Pangeran Hadiwijaya dibantu Ki Ageng Pemanahan. Sebagai balas jasa,
Hadiwijaya kemudian mengangkatnya sebagai adipati di Mataram. Ki Ageng Pemanahan
mempunyai putera yang cakap dalam hal peperangan dan menjadi anak angkat dari Hadiwijaya,
yakni Sutawijaya.

Setelah Hadiwijaya meninggal, tahta Pajang dipegang oleh puteranya, Pangeran Benawa. Pada
masa ini, muncul pemberontakan yang dilakukan Arya Pangiri putera Sunan Prawoto, yang
menghendaki tahta Pajang. Namun, pemberontakan ini berhasil dipadamkan karena ada bantuan
dari Sutawijaya. Karena merasa kurang mampu untuk menjalankan pemerintahan Pajang,
Pangeran Benawa kemudian menyerahkan tahta Pajang kepada saudara angkatnya, Sutawijaya.
Oleh Sutawijaya pusat pemerintahan Pajang kemudian dipindahkan ke Mataram.

 Kesultanan Mataram Islam

Kesultanan Mataram Islam berdiri pada tahun 1586. Raja-raja yang memerintah Mataram Islam
antara lain Sutawijaya, Mas Jolang, dan Sultan Agung. Sutawijaya menjadi Raja Mataram
dengan gelar Panembahan Senopati Ing Alaga Sayidin Panatagama.

Selama pemerintahan Sutawijaya, Mataram selalu diliputi oleh api peperangan. Beliau wafat
pada tahun 1601. Setelah wafatnya Panembahan Senopati, tahta jatuh kepada puteranya yang
bernama Mas Jolang. Berturut-turut, Mas Jolang harus menghadapi pemberontakan yang
dilancarkan oleh Demak, Ponorogo, Surabaya, dan Gresik. Pada tahun 1613, dalam sebuah
perjalanan pulang dari Surabaya setelah menumpas pemberontakan, Mas Jolang meninggal dunia
di Desa Krapyak. Oleh sebab itu, beliau dijuluki Panembahan Seda Krapyak. Kemudian, tahta
beralih pada putera Mas Jolang yang bernama Raden Mas Rangsang.

Di bawah pemerintahan Raden Mas Rangsang, cita-cita leluhurnya untuk mempersatukan


seluruh wilayah Jawa di bawah Mataram dapat terlaksana. Masa kejayaan Mataram pun tercapai
di bawah pemerintahannya. Sebagai raja besar yang sangat disegani, Raden Mas Rangsang
bergelar Sultan Agung Hanyokrokusumo Senopati ing Alaga Ngabdurrahman Khalifatullah
Pranotogomo.

Dalam masa pemerintahannya Sultan Agung tidak hanya berambisi untuk memperluas wilayah,
tetapi juga berusaha meningkatkan derajat kesejahteraan rakyatnya melalui usaha-usaha berikut
ini;

1. Penduduk Jawa yang tergolong padat dipindahkan ke Karawang karena daerah ini
mempunyai perladangan dan persawahan yang luas.
2. Dibentuklah suatu susunan masyarakat yang bersifat feodal atas dasar masyarakat yang
agraris, yakni terdiri atas pejabat yang diberi tanah garapan.
3. Disusunlah buku-buku filsafat, antara lain Sastra Gending, Niti Sastra, dan Astabrata.

Sultan Agung wafat tahun 1645. Setelah itu, Mataram diperintah oleh raja-raja yang lemah.
Hingga akhirnya pada tahun 1755, Mataram dipecah menjadi empat kesultanan, yakni
Yogyakarta, Surakarta, Paku Alaman, dan Mangkunegaran. Maka, berakhirlah riwayat
Kesultanan Mataram.

 Kesultanan Banten
Pada awalnya, Banten merupakan pelabuhan atau bandar besar yang berada di bawah kekuasaan
Pajajaran. Pada 1511 M, Kesultanan Demak sedang memperluas kekuasaannya di Pulau Jawa.
Perluasan wilayah kekuasaan merupakan salah satu usaha perluasan penyebaran agama Islam.
Oleh karena itu, Sultan Trenggono dari Kesultanan Demak pada 1522 M mengutus Fatahillah
untuk menguasai Banten dengan tujuan sebagai berikut;

1. Menduduki Pelabuhan Banten


2. Menyebarkan dan melindungi umat Islam yang berada di wilayah Banten
3. Mengamankan perdagangan lada dari monopoli Portugis
4. Menggagalkan dan mengusir Portugis dari Sunda Kelapa

Banten mencapai kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtaya (1651-1682). Selama
masa pemerintahannya, Sultan Ageng terlibat pertempuran melawan VOC sebanyak tiga kali
sehingga membuat repor VOC. Kegigihan Sultan Ageng, justru ditentang oleh putera
mahkotanya sendiri yang bernama Sultan Haji. Kesempatan ini dimanfaatkan VOC untuk
menggunakan politik adu domba sehingga tidak lama kemudian Sultan Ageng dapat ditangkap
dan diasingkan hingga beliau wafat.

 Kesultanan Cirebon

Kesultanan Cirebon didirikan oleh Fatahillah atau Falatehan. Ia menjadi Sultan pertama Cirebon.
Ia juga merupakan salah satu anggota walisongo yang di kenal sebagai Sunan Gunung Jati. Pada
masa ini Islam dapat berkembang dengan pesat di berbagai daerah Jawa Barat. Setelah Sunan
Gunung Jati wafat, ia digantikan cucunya yang dikenal dengan gelar Panembahan Ratu.

Pada masa ini, Cirebon berada di bawah pengaruh Mataram, tetapi keduanya menjalin hubungan
dalam suasana perdamaian. Letak Cirebon yang berada di daerah pesisir antara Jawa Tengah
dengan Jawa Barat menyebabkan pelabuhannya ramai dikunjungi para pedagang sehingga
mendukung perkembangan di Cirebon.

Setelah Panembahan Ratu meninggal, ia digantikan oleh puteranya yang bergelar Panembahan
Girilaya. Pada masa akhir Panembahan Girilaya (1650-1662) menjadi sultan, ia membagi
kekuasaan Cirebon menjadi dua, yang diperintah oleh puteranya yakni Kesultanan Kasepuhan
yang dipimpin Panembahan Sepuh dan Kesultanan Kanoman yang dipimpin oleh Panembahan
Anom.

 Kesultanan Gowa-Tallo (Makassar)

Kerajaan Makassar merupakan gabungan dari dua kerajaan, yakni Kesultanan Gowa dan
Kerajaan Tallo. Pusat Kesultanan Makassar adalah di Sombaopu, yang merupakan kota
pelabuhan transito yang ramai di Sulawesi. Makassar mengalami kemajuan yang pesat karena
beberapa faktor:
1. Letaknya strategis karena menghubungkan Malaka dan Maluku
2. Para pedagang banyak yang hijrah ke Makassar, karena Malaka jatuh ke tangan Portugis.

Para pedagang muslim telah datang ke Makassar sejak abad ke 16. Pada awal abad ke 17
penguasa Makassar memeluk Islam. Raja Gowa, Daeng Manrabia, memakai gelar Sultan
Alauddin, sedangkan Raja Tallo, Karaeng Matoaya, memakai gelar Sultan Abdullah Awalul
Islam.

Kerajaan Makassar mencapai kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Hasanuddin. Ia sangat
anti VOC. Hal inilah yang membuat Sultan Hasanuddin. Ia sangat anti VOC. Hal inilah yang
membuat VOC ingin menguasai Makassar. Akhirnya VOC berhasil mengalahkan Sultan
Hasanuddin setelah bekerjasam dengan Aru Palaka (Raja Bone). Sultan Hasanuddin dipaksa
menandatangani Perjanjian Bongaya 1667.

1.

 Kesultanan Ternate-Tidore

Kesultanan Ternate dan Tidore adalah dua kesultanan Islam yang berada di Maluku. Kesultanan
ini berkembang menjadi kesultanan maritim dan agraris (pertanian) yang maju. Tetapi, di antara
kedua kesultanan itu sering terjadi persengketaan memperebutkan daerah kekuasaan di Maluku.
Keadaan ini dimanfaatkan oleh bangsa-bangsa asing yang datang ke Maluku.

Pada 1521 M, Portugis memasuki Maluku dan langsung membantu Ternate. Begitu pula dengan
Spanyol langsung membantu Tidore. akibatnya, terjadilah perang di antara kedua bangsa asing
itu. Persengketaan itu dapat diselesaikan melalui perjanjian Saragosa. Isinya perjanjian itu, yakni
Spanyol harus meninggalkan Maluku dan menguasai Filipina.

Adapun Portugis untuk sementara dapat menguasai Maluku. Penguasaan Portugis di Maluku
mendapat perlawanan dari Sultan Baabullah (1570-1583 M). Usaha Sultan Baabullah mengusir
Portugis berhasil pada 1575 M. Atas desakan bangsa Belanda yang merupakan musuh Portugis,
akhirnya Portugis meninggalkan Maluku. Kesultanan Ternate mencapai puncak kejayaannya
pada masa Sultan Baabullah. Sedangkan kesultanan Tidore mencapai puncak kejayaannya pada
masa Sultan Nuku.

 Kesultanan Banjar

Kesultanan Banjar di Kalimantan merupakan kesultanan Islam yang mempunyai hubungan erat
dengan Kesultanan Demak. Sultan Banjar berjanji jika Kesultanan Demak membantu mereka
untuk berperang melawan Nagaradipa (Nagaradaka), ia bersama seluruh rakyatnya akan masuk
Islam.
Demak memenuhi permintaan itu dan berperang melawan Nagaradipa. Akhirnya, Kerajaan
Nagaradipa dapat dikalahkan oleh pasukan Demak. Oleh sebab itu, sesuai dengan perjanjian,
seluruh rakyat Banjar masuk Islam. Peristiwa ini terjadi pada 1550 M.

Sultan pertama Kesultanan Banjar ialah Raja Samudra yang bergelar Sultan Suryanullah atau
Suryansyah. Kesultanan Banjar mengalami kemunduran setelah wafatnya Sultan Adam pada
1875 M, ketika Belanda mulai banyak mencampuri urusan pengangkatan Sultan Banjar yang
baru.

Peninggalan Sejarah Masa Islam di Indonesia

Berikut ini terdapat beberapa peninggalan sejarah masa islam di Indonesia, yaitu sebagai berikut:

1. Masjid

Masjid yang merupakan tempat beribadah atau rumah tempat bersembayang orang-orang Islam.
Pada umumnya masjid-masjid pada awal penyebaran Islam di Indonesia memiliki ciri-ciri
khusus antara lain atap bertingkat dan berbentuk bujursangkar, ada bangunan serambi, di depan
atau disamping terdapat kolam berair, memiliki menara, dan pada umumnya terletak di kota
menghadap alun-alun.

Salah satu contoh Masjid peninggalan masa Islam yakni Masjid Demak di Kadilangu,
merupakan masjid yang didirikan oleh Walisanga untuk menghormati berdirinya Kerajaan
Demak. Di dalam masjid itu terdapat salah satu tiang utama yang disusun dari sepihan kayu
sehingga disebut Soko Tatal.

2. Keraton

Keraton dibangun sebagai lambang pusat kekuasaan pemerintahan. Pada umumnya, keraton
dibangun mengarah ke utara. Bangunan keraton biasanya dikelilingi oleh pagar tembok, parit,
atau sungai kecil buatan. Halaman keraton terdiri atas tiga bagian. Bagian paling belakang amat
disakralkan dan tidak boleh sembarangan orang memasukinya.

Di depan keraton terdapat lapangan luas yang disebut alun-alun. Di tengah halaman itu, biasanya
terdapat pohon beringin sebagai lambang raja yang mengayomi rakyatnya. Contoh keraton
kesultanan-kesultanan Islam, antara lain Keraton Kasepuhan, dan Keraton Kanoman di Cirebon,
Keraton Surosowan di Banten, Keraton Mangkunegaraan, Keraton Raja Gowa, Keraton Demak,
Keraton Yogyakarta, dan Keraton Surakarta.

3. Makam

Makam adalah tempat dikebumikannya seseorang setelah meninggal dunia. makan kuno yang
bercorak Islam biasanya terdiri atas jirat (kijing), nisan, dan cungkup.

 Jirat atau kijing adalah bangunan yang terbuat dari batu atau tembok yang berbentuk
persegi panjang dengan arah lintang utara-selatan.
 Nisan adalah tonggak pendek yang terbuat dari batu yang ditanam di atas gundukan tanah
sebagai tanda kuburan. Umumnya, dipasang di ujung utara dan selatan jirat.
 Cungkup adalah bangunan mirip rumah yang berada di atas jirat.

Contoh makam kuno bercorak Islam, yakni makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik, makam
Fatimah binti Maimun di Leran Gresik, makam Sultan Malik as-Saleh di Pasai Aceh, makam
sultan-sultan Mataram di Imogiri, makam Sunan Giri di Giri, makam sultan-sultan Gowa dan
Tallo di Sulawesi Selatan, dan makam Sunan Gunung Jati di Cirebon.

4. Seni Rupa

Bentuk peninggalan sejarah bercorak Islam yang termasuk dalam seni rupa, yakni Kaligrafi dan
pahatan atau ukiran pada kayu atau batu. Kaligrafi adalah seni menulis indah dengan
merangkaikan huruf-huruf Arab, baik berupa ayat-ayat suci Al-Quran ataupun kata-kata mutiara.
Kaligrafi ini hiasan yang biasa kita jumpai dalam sebuah masjid dan batu nisan. Misalnya,
kaligrafi yang terdapat pada nisan Ratu Nahrarsiyah di Aceh, kaligrafi yang terdapat pada nisan
Sultan Malik as-Saleh di Aceh, dan kaligrafi yang terdapat pada dinding Masjid Kalimayat di
Jepara.

5. Seni Sastra

Salah satu bentuk peninggalan sejarah bercorak Islam adalah seni Sastra. Contoh seni sastra,
yakni:

 1) Hikayat

Hikayat adalah karya sastra yang berisi ceritera tentang kehidupan manusia. Pada dasarnya,
hikayat mengandung nilai untuk membangkitkan semangat hidup manusia, meskpun ada
beberapa hikayat yang menceritakan tentang kesedihan. Misal; Hikayat Amir Hamzah, Hikayat
Nabi-Nabi, Hikayat Sultan-Sultan Aceh, serta Hikayat Penjelasan Penciptaan Langit dan Bumi.

 2) Babad

Babad adalah karya sastra berupa cerita berlatar belakang sejarah. Karya ini umumnya berupa
cerita semata dari pada uraian sejarah yang disertai bukti-bukti dan fakta. Contoh Babad
Cirebon, Babad Tanah Jawi, dan Babad Giyanti.

 3) Suluk

Suluk adalah kitab-kitab yang berisi masalah gaib, ramalan tentang hari baik atau buruk, dan
makna atau simbol tertentu yang dihadapi manusia. Suluk-suluk itu merupakan bagian dari
ajaran tasawuf. Suluk merupakan karya sastra tertua peninggalan kesultanan Islam di Indonesia.
Contoh Suluk Wijil, Suluk Malang Sumirang, dan Suluk Sukarsa.

 4) Syair

Syair adalah puisi lama yang setiap baitnya terdiri atas empat baris yang berakhir dengan bunyi
yang sama. Contohnya Syair Perahu dan Syair Si Burung Pingkai karya Hamzah Fansuri.
6. Seni Pertunjukan

Bentuk peninggalan sejarah bercorak Islam yang termasuk dalam seni pertunjukan, misalnya;
permainan debus di Banten, Minangkabau, dan Aceh, Tari Seudati di Aceh, rebana, dan
Kasidahan.

7. Upacara dan Tradisi

Di masyarakat saat ini berkembang juga bentuk peninggalan sejarah bercorak Islam yang
termasuk dalam tradisi dan upacara. Misal; selamatan orang meninggal hari ke-1 sampai ke-7,
ziarah ke makam, acara grebeg Mulud, sekaten, upacara Isra’ Miraj, upacara Nifsu Syaban,
upacara kelahiran, perkawinan, maupun kematian.

Daftar Pustaka:

1. A. Hasymy, Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia, (Bandung:Al-Ma’arif,


1981).
2. Taufik Abdullah, (Ed.), Sejarah Umat Islam Indonesia, (Majelis Ulama Indonesia, 1991).
3. Taufik Abdullah, (Ed.), Sejarah Umat Islam.
4. Nourouzzaman Siddiqi, Menguak Sejarah Muslim, Suatu Kritik Metodologis,
(Yogyakarta:PLP2M, 1984).
5. Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia,(Jakarta: Rajawali pers, 2010).
6. Taufik Abdullah, (Ed.), Sejarah Umat Islam.
7. Ahmad Syafi’I Ma’arif, Islam Dan Politik Indonesia, Teori Belah Bambu Masa Demokrasi
Terpimpin (1959-1965), (Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga Press, 1988).
8. https://kelasips.com/kehidupan-masyarakat-pada-masa-islam/

Demikian Penjelasan Pelajaran IPS-Sejarah Tentang Kehidupan Masyarakat Pada Masa


Islam IPS Kelas 7 Lengkap

Semoga Materi Pada Hari ini Bermanfaat Bagi Siswa-Siswi, Terima Kasih !!!

Baca Artikel Lainnya:

 Makalah Gempa Bumi


 Materi Lembaga Ekonomi
 Pengertian Desa Menurut Para Ahli
 Pengertian Penggundulan Hutan

Anda mungkin juga menyukai