Anda di halaman 1dari 13

A.

Konsep-Konsep Kewirausahaan
1. Kewirausahaan adalah kemampuan seseorang untuk melihat atau menciptakan peluang dan
merubah peluang tersebut menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis
2. Wirausaha adalah mereka yang melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan
mengembangkan ide dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang dan perbaikan
hidup (Prawirokusumo)
3. ilmu kewirausahaam adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan
dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang
dengan berbagai resiko yang mungkin dihadapi.
Kewirausahaan pertama kali muncul pada abad 18 diawali dengan penemuan-
penemuanbaru seperti mesin uap, mesin pemintal, dll. Tujuan utama mereka adalah
pertumbuhandan perluasan organisasi melalui inovasi dan kreativitas. Keuntungan dan
kekayaanbukan tujuan utama.Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang
yang berjiwa beranimengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan.
Berjiwa beranimengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa
diliputirasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti (Kasmir, 2007 :18)
Kewirausahaan dipandang sebagai fungsi yang mencakup eksploitasi peluang - peluang
yang muncul di pasar. Eksploitasi tersebut sebagian besar berhubungan denganpengarahan dan
atau kombinasi input yang produktif. Seorang wirausahawan selaludiharuskan menghadapi
resiko atau peluang yang muncul, serta sering dikaitkan dengantindakan yang kreatif dan
innovatif. Wirausahawanadalah orang yang merubah nilaisumber daya, tenaga kerja, bahan dan
faktor produksi lainnya menjadi lebih besardaripada sebelumnya dan juga orang yang
melakukan perubahan, inovasi dan cara-cara baru.

B. Definisi Kewirausahaan
KewirausahaanatauEntrenuership mulai dipopulerkan sejak tahun 1990. Sebelum itu
istilah kewirastaan atau entrepreneur (bahasa Prancis) adalah lebih popular yang artinya orang
membeli barang dengan harga pasti, meskipun orang itu belum tahu dengan berapa barang itu
akan dijual. Kemudian kewirausahaan dipersamakan dengan entrepreneurship atau wirausaha
diartikan berbeda-beda namun pada prinsipnya maksud dan ruang lingkupnya sama.
Kewirausahaan berasal dari kata Wirausaha.Wirausaha berasal dari kata wira artinya berani,
utama, mulia.Usaha berarti kegiatan bisnis komersil maupun non komersil.
Pengertian kewirausahaan relatif berbeda-beda antar para ahli karena sumber acuan
dengan titik berat perhatian atau penekanan yang berbeda-beda, di antaranya adalah:
a) Menurut Frank Knight (1921) wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi
perubahan pasar. Definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi
ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang wirausahawan disyaratkan untuk
melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti pengarahan dan pengawasan.
b) Jean Baptista Say (1816) mengemukakan bahwa seorang wirausahawan adalah agen yang
menyatukan berbagai alat-alat produksi dan menemukan nilai dari produksinya.
c) Joseph Schumpeter (1934) mengartikan wirausahawan sebagai seorang inovator yang
mengimplementasikan perubahan-perubahan di dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi
baru. Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk (a) memperkenalkan produk baru atau
dengan kualitas baru, (b) memperkenalkan metoda produksi baru, (c) membuka pasar yang
baru (new market), (d) Memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen baru,
atau (e) menjalankan organisasi baru pada suatu industri. Schumpeter mengkaitkan
wirausaha dengan konsep inovasi yang diterapkan dalam konteks bisnis serta
mengkaitkannya dengan kombinasi sumber daya.
d) Penrose (1963) mengidentifikasi kegiatan kewirausahaan yang mencakup indentifikasi
peluang-peluang di dalam sistem ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda
dengan kapasitas kewirausahaan.
e) Harvey Leibenstein (1968, 1979), kewirausahaan mencakup kegiatan-kegiatann yang
dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum
terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum
diketahui sepenuhnya.
f) Soeharto Prawiro, kewirausahaan adalah suatu nilai yang dibutuhkan untuk memulai usaha
dan mengembangkan usaha.
Kewirausahaan merupakan pengambilan risiko untuk menjalankan usaha sendiri dengan
memanfaatkan peluang-peluang untuk menciptakan usaha baru atau dengan pendekatan yang
inovatif sehingga usaha yang dikelola berkembang menjadi besar dan mandiri dalam
menghadapi tantangan-tantangan persaingan.
C. Syarat - syarat Kewirausahaan
Persyaratan dasar untuk menjadi seorang wirausaha dinamakan dengan 8K dan 7P. 8K
meliputi kriteria sebagai berikut :
a. Ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Kemauan, keuletan, dan ketekunan.
c. Kemampuan dan keahlian.
d. Kesempatan yang ada dan digunakan.
e. Keteraturan dan kecepatan kerja serta ketaatan (disiplin).
f. Keberanian mengambil risiko dan menghadapi ketidakpastian.
g. Kesadaran sosial dan kemerdekaan.
h. Kapital dan keuangan.
Adapun yang dimaksud 7P adalah sebagai berikut.
a. Pendidikan.
b. Pengajaran dan atau latihan.
c. Penerangan, penyuluhan, dan bimbingan.
d. Pengelolaan dan perlindungan serta kepastian hukum.
e. Pendekatan strategis.
f. Penghayatan hakiki kehidupan.
g. Perbankan.

D. Sifat-Sifat Wirausahawan
I. Falsafah Wirausaha
Bertanggung jawab atas pekerjaan sendiri
Pelajari tentang diri sendiri :
a. Kekuatan diri sendiri
b. Keberanian menghadapai kegagalan
c. Kejar tujuan2 untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan diri
d. Hasil yang ideal dan realistik yang dapat diterima oleh dirinya.
II. Wirausaha sebagai Pribadi
a. Anda harus bersedia belajar dari pengalaman dan
b. berubah dari waktu ke waktu
c. Anda haruslah selalu sadar akan cara-cara baru untuk
d. meningkatkan produktivitas anda sendiri
e. Kunci utama bagi keberhasilan anda adalah keterlibatan anda
f. dalam pertumbuhan pribadi secara terus menerus.
III. Menjadi Wirausaha di Tempat Kerja
a. Apakah pekerjaan ini memberikan rasa percaya diri ?
b. Apakah anda mempunyai motivasi untuk mencapai tujuan ?
c. Apakah dalam kelompok anda selalu jadi pemimpin ?
d. Apakah anda memperluas pengetahuan dengan membaca dan ikut kursus?
e. Apakah komunikasi anda dengan orang lain baik?
IV. Sikap terhadap Karier
Harta terbesar untuk mempertahankan kemampuan wirausaha adalah sikap positif
Disamping : tekad, pengalaman, ketekunan dan bekerja keras merupakan persyaratan pokok
utama untuk berhasil.
V. Sikap Mental
Wirausaha yang berhasil : menikmati pekerjaan mereka dan berdedikasi total terhadap
apa yang mereka lakukan.Sikap positif mereka adalah :Mengubah pekerjaan mereka menjadi
perkerjaan yang menggairahkan, menarik dan memberi kepuasan.
VI. Bersifat Positif
Memberikan sumbangan yang besar dalam pencapai prestasi yang diinginkan Cara
bertindak enterpreneur : merupakan pendapat mereka tentang dirinya dan lingkungannya.
VII. Kebiasaan dan Sikap
Hanya sedikit orang yang dapat merubah sikapnya. Hanya sedikit orang yang berani
mengmbil resiko untuk mengubah hidup mereka menjadi lebih baik, menggunakan
kesempatan mereka untuk meningkatkan hidupnya. Wirausaha sejati: Orang yang selalu
berubah dan berkembang, bersikap positif dan memiliki citra diri yang sehat.

Sifat- Sifat Yang Harus Dimiliki Oleh Wirausaha


1. Percaya Diri
Orang yang tinggi percaya dirinya adalah orang yang sudah matang jasmani dan
rokhaninya. Karakteristik kematangan seseorang adalah ia tidak tergantung pada orang lain,
memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, obyektif, dan kritis, emosionalnya stabil, tidak
gampang tersinggung dan naik pitam.
2. Berorientasi pada tugas dan hasil
Berbagai motivasi akan muncul dalam bisnis jika kita berusaha menyingkirkan prestise.
Kita akan mampu bekerja keras, enerjik, tanpa malu dilihat teman, asal yang kita kerjakan
adalah halal.
3. Pengambilan Resiko
Wirausaha penuh resiko dan tantangan, seperti persaingan, harga turun naik, barang
tidak laku dan sebagainya. Namun semua tantangan ini harus dihadapi dengan penuh
perhitungn.
4. Kepemimpinan
Pemimpin yang baik harus mau menerima kritik dari bawahan, ia harus
bersifat responsive.
5. Keorisinilan
Yang dimaksud orisinal di sini ialah I tidak hanya mengekor pada orang lain, tetapi
memiliki pendapat sendiri, ada ide yang orisinil, ada kemampuan untuk melaksanakan sesuatu.
Orisinil tidak berarti baru sama sekali, tetapi produk tersebut mencerminkan hasil kombinasi
baru atau reintegrasi dari komponen-komponen yang sudah ada, sehingga melahirkan sesuatu
yang baru.
6. Berorientasi ke masa depan
Untuk menghadapi pandangan jauh ke depan, seorang wirausaha akan menyusun
perencanaan dan strategi yang matang, agar jelas langkah-langkah yang kan dilaksanakan.
7. Kreativitas
Menurut Conny Setiawan (1984:8), kreativitas diartikan sebaga kemampuan untuk
menciptakan suatu produk baru. Produk baru artinya tidak perlu seluruhnya baru, tapi dapat
merupakan bagian-bagian produk saja.

E. Model-model Usaha
Model bisnis adalah merencanakan bagaimana sebuah organisasi Pertanyaannya kini,
apakah model bisnis ini hanya berlaku bagi institusi atau organisasi yang hanya bertujuan untuk
mencari keuntungan
Contoh model bisnis :
1. Model bisnis bata dan semen
Model bisnis yang mana suatu perusahaan mengintegrasikan kehadiran offline (bata) dan
online (semen). Contoh model bata-dan-semen adalah ketika toko memfasilitasi pembelian
secara online, namun produk bisa diambil di toko lokal.
2. Model bisnis kolektif
Organisasi atau asosiasi bisnis pada umumnya dibentuk oleh sejumlah besar bisnis,
pedagang atau profesional di bidang yang sama atau berkaitan, yang menyatukan sumberdaya
bersama-sama, berbagi informasi atau menyediakan layanan lain bagi anggotanya.
3. Model potong rantai pasok
Yakni dengan menghilangkan pihak perantara dalam rantai pasok, yang dalam hal ini
semisal adalah distributor, agen, atau broker. Perusahaan dalam hal ini langsung berinteraksi
dengan pelanggan, semisal melalui internet. Model ini sangat erat hubungannya
dengan penjualan langsung
4. Model Bisnis Kanvas (Business Model Canvas)
Alexander Osterwalder dalam bukunya yang berjudul Business Model
Generation menjelaskan sebuah konsep sederhana untuk mampu menganalisis faktor-faktor
penting yang terdapat dalam sebuah model bisnis baru yang dikembangkan. Konsep yang ia
kembangkan melahirkan sebuah strategi yang disebut bisnis model kanvas yang telah menjadi
rujukan banyak organisasi maupun perusahaan untuk mampu menciptakan, menghantarkan, dan
mengkomunikasikan sebuah nilai.
5. Waralaba
Waralaba adalah menggunakan kesuksesan model bisnis dari perusahaan lain telah
sukses. Dalam hal ini kesuksesan pemilik waralaba menjadi kesuksesan juga bagi sang
pewaralaba
Contoh model bisnis lainnya:
a. Lelang adalah proses membeli dan menjual barang atau jasa dengan cara menawarkan
kepada penawar, menawarkan tawaran harga lebih tinggi, dan kemudian menjual barang
kepada penawar harga tertinggi. Dalam teori ekonomi, lelang mengacu pada beberapa
mekanisme atau peraturan perdagangan dari pasar modal.
b. Penjualan langsung merupakan sebuah strategi untuk mempromosikan produk atau jasa
yang ditujukan untuk memengaruhi tindakan konsumen. Penjualan langsung (hardsell)
lebih menekankan pengambilan keputusan yang didasarkan atas rasional atau karena
adanya keuntungan tambahan yang diberikan suatu produk.
c. Freemium adalah sebuah model bisnis yang bekerja dengan menawarkan layanan mendasar
secara cuma-cuma, dan mengenakan biaya premium hanya untuk fitur khusus atau lanjutan.
Kata "freemium" merupakan gabungan lebur yang dibuat dengan mengombinasikan dua
aspek dari model bisnis ini, yaitu: free" dan "premium".
d. Langganan Pelanggan atau langganan merujuk pada individu atau rumah tangga,
perusahaan yang membeli barang atau jasa yang dihasilkan dalam ekonomi. Secara
spesifik, kata ini sering pula diartikan sebagai seseorang yang terbiasa untuk membeli
barang pada suatu toko tertentu. Dalam berbagai pendekatan, tergantung dari sifat dari
industri atau budaya, pelanggan bisa disebut sebagai klien, nasabah, pasien.

F. Hukum dan Etika Bisnis


Hukum Bisnis
1. Pengertian Hukum Bisnis
Istilah Hukum Bisnis merupakan sesuatu yang masih baru di Indonesia. Kata ’Bisnis’
dipinjam dari Bahasa Inggris yaitu business, yang artinya urusan, usaha atau melakukan
kegiatan yang bermanfaat yang mendatangkan keuntungan dan berguna. Kegiatan yang
demikian di Indonesia dikenal dengan istilah dagang, sebagaimana diatur dalam Kitab Undang-
Undang Hukum Dagang Stbl 1938 No.276.
Hukum bisnis atau Business Law (dalam bahasa Inggris) merupakan keseluruhan dari
peraturan-peraturan hukum, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis, yang mengatur hak
dan kewajiban yang timbul dari perjanjian-perjanjian maupun perikatan-perikatan yang terjadi
dalam praktik bisnis. Salah satu fungsi hukum bisnis adalah sebagai sumber informasi yang
berguna bagi praktisi bisnis, untuk memahami hak-hak dan kewajibannya dalam praktik bisnis
agar terwujud watak dan perilaku aktivitas di bidang bisnis yang adil, wajar, sehat, dinamis, dan
bermanfaat yang dijamin oleh kepastian hukum.
Hukum bisnis lahir karena adanya istilah bisnis. Oleh karena itu, secara luas kegiatan
bisnis diartikan sebagai kegiatan usaha yang dijalankan oleh orang atau badan usaha
(perusahaan) secara terus-menerus, jaitu berupa kegiatan mengadakan barang-barang atau jasa
mauoun fasilitas-fasilitas untuk memperjualbelikan, atau disewakan dengan tujuan untuk
mendapatkan keuntungan . antara lain kegiatan:
a. Perdagangan (commerce)
b. Industry
c. Jasa (servive)
Hukum bisnis adalah serangkaian peraturan yang berkaitan secara langsung maupun
tidak langsung dengan urusan-urusan perusahaan dalam menjalankan roda perekonomian

2. Fungsi Hukum Bisnis


a. Sebagai sumber informasi yang berguna bagi praktisi bisnis,
b. Untuk memahami hak-hak dan kewajibannya dalam praktik bisnis,
c. Agar terwujud watak dan perilaku aktivitas dibidang bisnis yang berkeadilan, wajar, sehat
dan dinamis (yang dijamin oleh kepastian hukum).
3. Hukum Bisnis Di Indonesia
Dasar hukum yang tertulis sudah ada dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang dan
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, yang mulai diberlakukan di Indonesia sejak tahun 1848
berdasarkan asas konkordansi.
Namun demikian, dasar hukum dari hukum bisnis di Indonesia yang tertulis adalah
sebagai berikut:
a. KUH Dagang yang Belum Banyak Diubah
Ketentuan dalam KUH Dagang yang pada prinsipnya belum berubah yang mengatur
tentang berbagai aspek dari hukum bisnis, meskipun sudah barang tentu sudah banyak dari
ketentuan tersebut yang sudah usang dimakan zaman. Ketentuan-ketentuan dalam KUH
Dagang yang pada prinsipnya masih berlaku adalah pengaturan tentang hal-hal sebagai
berikut:
1) Keagenan dan distributor (makelar dan komisioner)
2) Surat berharga (wesel, cek, dan aksep)
3) Pengangkutan laut
b. KUH Dagang yang Sudah Banyak Berubah
Ketentuan dalam KUH Dagang yang pada prinsipnya masih berlaku, tetepi telah
banyak berubah yang mengatur tentang berbagai aspek dari hukum bisnis. Ketentuan-
ketentuan dalam KUH Dagang yang ada pada prinsipnya masih berlaku, tetapi telah banyak
berubah adalah pengaturan tentang hal-hal sebagai berikut:
1) Pembukuan Dagang
2) Asuransi
c. KUH Dagang yang Sudah Diganti dengan Perundang-undangan yang Baru
Ketentuan dalam KUH Dagang yang telah dicabut dan diganti dengan perundang-
undangan yang baru sehingga secara yuridis formal tidak berlaku lagi. Yakni ketentuan-
ketentuan yang mengatur tentang berbagai aspek dari hukum bisnis berupa:
1) Perseroan Terbatas
2) Pembukuan Perseroan
3) Reklame dan penuntutan kembali dalam kepailitan
d. KUH Perdata yang Belum Banyak Berubah
Ketentuan dalam KUH Perdata yang pada prinsipnya belum berubah yang mengatur
tentang berbagai aspek dari hukum bisnis. Ketentuan-ketentuan dalam KUH Perdata yang
pada prinsipnya masih berlaku adalah pengaturan tentang hal-hal sebagai berikut:
1) Kontrak
2) Jual Beli
3) Hipotik (atas kapal)
e. KUH Perdata yang Sudah Banyak Berubah
Ketentuan dalam KUH Perdata yang pada prinsipnya masih berlaku, tetapi telah
banyak berubah yang mengatur tentang berbagai aspek dari hukum bisnis. Ketentuan-
ketentuan dalam KUH Perdata yang pada prinsipnya masih berlaku, tetapi banyak berubah
adalah pengaturan tentang hal sebagai berikut:
1) Perkreditan (Perjanjian Pinjam-meminjam)
f. KUH Perdata yang Sudah Diganti dengan Perundang-undangan yang Baru
Selanjutnya, ada juga ketentuan dalam KUH Perdata yang telah dicabut dan diganti
dengan perundang-undangan yang baru sehingga secara yudiris formal tidak berlaku lagi.
Yakni ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang berbagai aspek dari hukum bisnis berupa:
1) Hak Tanggungan (dahulu hipotik atas tanah)
2) Perburuhan
g. Perundang-undangan yang Tidak Terkait dengan KUH Dagang maupun KUH Perdata
Banyak juga ketentuan perundang-undangan Indonesia yang mengatur berbagai facet
dari hukum bisnis yang tidak terkait, baik dengan KUH Dagang maupun dengan KUH
Perdata. Ketentuan yang tidak terkait dengan KUH Perdata atau KUH Dagang tersebut, antara
lain adalah ketentuan-ketentuan tentang hal-hal sebagai berikut:
1) Perusahaan Go Public dan Pasar Modal
2) Penanaman Modal Asing
3) Kepailitan dan Likuidasi
4) Merger dan Akuisisi
5) Pembiayaan
6) Hak atas Kekayaan Intelektual
7) Anti Monopoli
8) Perlindungan Konsumen
9) Penyelesaian Sengketa Bisnis
10) Bisnis Internasional

Etika Bisnis
1. Pengertian Etika Bisnis
Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah.
Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi,
dan perilaku bisnis. Etika bisnis merupakan studi standar formal dan bagaimana standar itu
diterapkan ke dalam system dan organisasi yang digunakan masyarakat modern untuk
memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa dan diterapkan kepada orang-orang yang
ada di dalam organisasi.
Beberapa hal yang mendasari perlunya etika dalam kegiatan bisnis:
a. Selain mempertaruhkan barang dan uang untuk tujuan keuntungan, bisnis juga
mempertaruhkan nama, harga diri, bahkan nasib manusia yang terlibat di dalamnya.
b. Bisnis adalah bagian penting dalam masyarakat.
c. Bisnis juga membutuhkan etika yang setidaknya mampu memberikan pedoman bagi pihak-
pihak yang melakukannya.
Bisnis adalah kegiatan yang mengutamakan rasa saling percaya. Dengan saling percaya,
kegiatan bisnis akan berkembang baik. Dunia bisnis yang bermoral akan mampu
mengembangkan etika yang menjamin kegiatan.

2. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Menciptakan Etika Bisnis


a. Pengendalian diri
Artinya, pelaku-pelaku bisnis dan pihak yang terkait mampu mengendalikan diri
mereka masing-masing untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk
apapun. Disamping itu, pelaku bisnis sendiri tidak mendapatkan keuntungan dengan jalan
main curang dan menekan pihak lain dan menggunakan keuntungan dengan jalan main curang
dan menakan pihak lain dan menggunakan keuntungan tersebut walaupun keuntungan itu
merupakan hak bagi pelaku bisnis, tetapi penggunaannya juga harus memperhatikan kondisi
masyarakat sekitarnya. Inilah etika bisnis yang "etis".
b. Pengembangan tanggung jawab sosial (social responsibility)
Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya
dalam bentuk "uang" dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi.
Artinya sebagai contoh kesempatan yang dimiliki oleh pelaku bisnis untuk menjual pada
tingkat harga yang tinggi sewaktu terjadinya excess demand harus menjadi perhatian dan
kepedulian bagi pelaku bisnis dengan tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk meraup
keuntungan yang berlipat ganda. Jadi, dalam keadaan excess demand pelaku bisnis harus
mampu mengembangkan dan memanifestasikan sikap tanggung jawab terhadap masyarakat
sekitarnya.
c. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya
perkembangan informasi dan teknologi.
Bukan berarti etika bisnis anti perkembangan informasi dan teknologi, tetapi informasi
dan teknologi itu harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kepedulian bagi golongan yang
lemah dan tidak kehilangan budaya yang dimiliki akibat adanya tranformasi informasi dan
teknologi.
d. Menciptakan persaingan yang sehat
Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas, tetapi
persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah, dan sebaliknya, harus terdapat jalinan yang
erat antara pelaku bisnis besar dan golongan menengah kebawah, sehingga dengan
perkembangannya perusahaan besar mampu memberikan spread effect terhadap
perkembangan sekitarnya. Untuk itu dalam menciptakan persaingan perlu ada kekuatan-
kekuatan yang seimbang dalam dunia bisnis tersebut.
e. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan"
Dunia bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang, tetapi
perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa mendatang. Berdasarkan ini jelas pelaku
bisnis dituntut tidak meng-"ekspoitasi" lingkungan dan keadaan saat sekarang semaksimal
mungkin tanpa mempertimbangkan lingkungan dan keadaan dimasa datang walaupun saat
sekarang merupakan kesempatan untuk memperoleh keuntungan besar.
f. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi)
Jika pelaku bisnis sudah mampu menghindari sikap seperti ini, kita yakin tidak akan
terjadi lagi apa yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi dan segala bentuk permainan
curang dalam dunia bisnis ataupun berbagai kasus yang mencemarkan nama bangsa dan
negara.
g. Mampu menyatakan yang benar itu benar
Artinya, kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit (sebagai
contoh) karena persyaratan tidak bisa dipenuhi, jangan menggunakan "katabelece" dari
"koneksi" serta melakukan "kongkalikong" dengan data yang salah. Juga jangan memaksa diri
untuk mengadakan “kolusi" serta memberikan "komisi" kepada pihak yang terkait.
h. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan
pengusaha kebawah
Untuk menciptakan kondisi bisnis yang "kondusif" harus ada saling percaya (trust)
antara golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha lemah agar pengusaha lemah
mampu berkembang bersama dengan pengusaha lainnya yang sudah besar dan mapan. Yang
selama ini kepercayaan itu hanya ada antara pihak golongan kuat, saat sekarang sudah
waktunya memberikan kesempatan kepada pihak menengah untuk berkembang dan berkiprah
dalam dunia bisnis.
i. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama
Semua konsep etika bisnis yang telah ditentukan tidak akan dapat terlaksana apabila
setiap orang tidak mau konsekuen dan konsisten dengan etika tersebut. Mengapa? Seandainya
semua ketika bisnis telah disepakati, sementara ada "oknum", baik pengusaha sendiri maupun
pihak yang lain mencoba untuk melakukan "kecurangan" demi kepentingan pribadi, jelas
semua konsep etika bisnis itu akan"gugur" satu semi satu.
j. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati
Jika etika ini telah memiliki oleh semua pihak, jelas semua memberikan suatu
ketentraman dan kenyamanan dalam berbisnis.
k. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hukum positif yang berupa
peraturan perundang-undangan.
Hal ini untuk menjamin kepastian hukum dari etika bisnis tersebut, seperti "proteksi"
terhadap pengusaha lemah. Kebutuhan tenaga dunia bisnis yang bermoral dan beretika saat
sekarang ini sudah dirasakan dan sangat diharapkan semua pihak apalagi dengan semakin
pesatnya perkembangan globalisasi dimuka bumi ini. Dengan adanya moral dan etika dalam
dunia bisnis serta kesadaran semua pihak untuk melaksanakannya, kita yakin jurang itu akan
dapat diatasi, serta optimis salah satu kendala dalam menghadapi tahun 2020 dapat diatasi.

3. Pentingnya Etika dalam Dunia Bisnis


Perubahan perdagangan dunia menuntut segera dibenahinya etika bisnis agar tatanan
ekonomi dunia semakin membaik. Didalam bisnis tidak jarang berlaku konsep tujuan
menghalalkan segala cara. Bahkan tindakan yang berbau kriminal pun ditempuh demi
pencapaian suatu tujuan. Kalau sudah demikian, pengusaha yang menjadi pengerak motor
perekonomian akan berubah menjadi binatang ekonomi. Terjadinya perbuatan tercela dalam
dunia bisnis tampaknya tidak menampakan kecenderungan tetapi sebaliknya, makin hari
semakin meningkat. Tindakan mark up, ingkar janji, tidak mengindahkan kepentingan
masyarakat, tidak memperhatikan sumber daya alam maupun tindakan kolusi dan suap
merupakan segelintir contoh pengabaian para pengusaha terhadap etika bisnis.

Anda mungkin juga menyukai