Anda di halaman 1dari 25

Islamic

History
Belajar tentang kehadiran islam
mendamaikan bumi Nusantara
Perkenalan Diri
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Sebelum memulai materi yang akan saya sampaikan


Perkenalkan dulu nama saya yaitu Muhammad Reno Arganata/9D/16 Saya disini
akan menyampaikan materi tentang bagaimana Sejarah
Kehadiran Islam yang Mendamaikan Bumi Nusantara

Jadi simaklah dengan baik


Tatanan Materi

Alur perjalanan Teori


01 Menjelaskan bagaimana Alur 02 Menjelaskan bagaimana para
perjalanan Dakwah di ahli membuat teori proses
Nusantara masuknya islam di Nusantara

Dakwah Kerajaan
03 Menjelaskan bagaimana cara
04 Menjelaskan keberadaan
berdakwah di Nusantara kerajaan Islam di Nusantara
Alur

01 Perjalanan
Alur perjalanan Dakwah di Nusantara
Penjelasan

Perjalanan Dakwah di Indonesia


Para ahli sejarah mencatat bahwa Islam masuk ke Indonesia melalui jalur perdagangan.
Sebelum Islam datang, Nusantara berada dalam pengaruh agama Hindu-Buddha. Pengaruh-
pengaruh tersebut berdampak pada pola hidup masyarakat di Indonesia. Namun, dalam
perkembangannya pengaruh Islam jauh lebih kuat daripada agama Hindu-Buddha.
Berbagai sumber sejarah menyatakan bahwa agama Islam sudah masuk ke Indonesia pada
abad ke-7 M. Namun keberadaan para pemeluk ajaran Islam menjadi jelas pada abad ke-13
yang ditandai dengan berdirinya kerajaan Samudra Pasai di Aceh sebagai kerajaan Islam
yang pertama
Penjelasan
Agama Islam berkembang di Indonesia disebarkan oleh berbagai golongan, yakni para
pedagang, mubaligh, su, dan para wali. Para wali menyebarkan Islam di Nusantara,
khususnya di tanah Jawa. Di antara sekian banyak wali, yang terkenal adalah Wali
Sanga (Wali Sembilan). Berikut ini adalah nama-nama wali sanga.
1. Sunan Maulana Malik Ibrahim atau Syekh Maghribi, yang diduga berasal dari Persia
dan berkedudukan di Gresik.
2. Sunan Ampel atau Raden Rahmat, berkedudukan di Ampel, Surabaya.
3. Sunan Bonang atau Raden Maulana Makdum Ibrahim, putra dari Raden Rahmat
(Sunan Ampel). Ia tinggal di Bonang, dekat Tuban.
4. Sunan Giri atau Prabu Satmata atau Sultan Abdul Fakih yang semula bernama
Raden Paku, berkedudukan di Bukit Giri, dekat Gresik.
Penjelasan
5. Sunan Drajat atau Syarifuddin, juga putra dari Sunan Ampel dan berkedudukan di
Drajat, dekat Sedayu, Surabaya.
6. Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah atau Syeikh Nurullah berasal dari Pasai,
sebelah utara Aceh yang berkedudukan di Gunung Jati, Cirebon.
7. Sunan Kudus atau Ja’far Sodiq, putra dari Raden Usman Haji yang bergelar .
Sunan Ngandung di Jipang Panolan, berkedudukan di Kudus.
8. Sunan Kalijaga, nama aslinya Raden Mas Syahid. Beliau adalah putra Tumenggung
Wilatikta, Bupati Tuban yang berkedudukan di Kadilangu, dekat Demak.
9. Sunan Muria atau Raden Umar Said adalah putra dari Sunan Kalijaga berkedudukan
di Gunung Muria, Kudus.
Teori
02 Macam-macam teori yang diciptakan oleh para ahli
Teori Mekah
Teori Mekah mengatakan bahwa proses masuknya Islam ke Indonesia adalah
langsung dari Mekah atau Arab. Proses ini berlangsung pada abad pertama
Hijriah atau abad ke-7 M. Tokoh yang memperkenalkan teori ini adalah Haji
Abdul Karim Amrullah atau HAMKA, salah seorang ulama sekaligus sastrawan
Indonesia. Hamka mengemukakan pendapatnya ini pada tahun 1958, saat
orasi yang disampaikan pada dies natalis Perguruan Tinggi Islam Negeri
(PTIN) di Yogyakarta. Ia menolak seluruh anggapan para sarjana Barat yang
mengemukakan bahwa Islam datang ke Indonesia tidak langsung dari Arab.
Bahan argumentasi yang dijadikan bahan rujukan HAMKA adalah sumber
lokal Indonesia dan sumber Arab.
Menurutnya, motivasi awal kedatangan orang Arab tidak dilandasi oleh nilai
nilai ekonomi, melainkan didorong oleh motivasi spirit penyebaran agama
Islam. Dalam pandangan Hamka, jalur perdagangan antara Indonesia dengan
Arab telah berlangsung jauh sebelum tarikh masehi.
Teori Gujarat
Teori Gujarat adalah salah satu teori yang menjelaskan tentang islamisasi di
Indonesia. Para pencetusnya merupakan ilmuwan berkebangsaan Belanda,
antara lain J. Pijnapel, Christiaan Snouck Hurgronje, dan Jean Pierre
Moquette. Teori Gujarat memberikan pandangan bahwa Islam yang dianut
oleh masyarakat Indonesia berasal dari Anak Benua India, terutama dari
Gujarat dan Malabar. Landasan pemikirannya ialah bahwa pedagang muslim
telah menjadi pedagang perantara dalam perdagangan Timur Tengah dengan
Nusantara di beberapa kota pelabuhan di India.
Teori Persia
Teori Persia mengatakan bahwa proses kedatangan islam ke Indonesia
berasal dari daerah Persia atau persi (sekarang iran). Sebagai buktinya, ada
kesemaan budaya dan tradisi yang berkembang antara masyarakat Parsi dan
Indonesia. Tradisi tersebut antara lain adalah tradisi merayakan 10 Muharram
atau Asyuro.
Teori Cina
Agama Islam sendiri berkembang di negara Cina sejak tahun 618 hingga 905 Masehi
tepatnya pada masa Dinasti Tang.
Masuknya agama Islam ke Cina sendiri dikatakan dibawa oleh seorang panglima
Muslim yang memiliki nama Saad bin Waqash yang berasal dari kota Madinah
tepatnya pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan. Selain itu, salah satu kota di Cina
pada masa tersebut pernah menjadi pusat dakwah muslim di Cina tepatnya pada kota
Kanton.
Menurut Jean A. Berlie pada tahun 2004 pada bukunya Islam in Cina membahas
mengenai relasi antara berbagai umat Islam dari Arab dengan berbagai orang yang ada
di negara Cina terjadi pada tahun 713 Masehi.
Masuknya agama Islam ke Indonesia juga dipercaya bertepatan dengan banyaknya
migrasi orang negara Cina muslim ke negara Asia Tenggara terutama wilayah
nusantara yang pada umumnya kebanyakan memasuki daerah Sumatera bagian selatan
yang terjadi pada abad ke sembilan Masehi atau pada tahun 879 Masehi.
Teori Cina
Terdapat pula bukti lain yang mendukung teori cina yang ada yaitu, banyaknya jumlah
pendakwah yang berasal dari keturunan Cina dan memiliki pengaruh yang besar pada
masa kerajaan Demak.
Kerajaan Demak sendiri merupakan kerajaan Islam pertama yang ada di pulau Jawa,
sehingga hal tersebut menjadi faktor besar dalam teori ini. Terdapat pula penjelasan
mengenai kesultanan Demak yang didirikan oleh Raden Patah yang merupakan putra
dari Majapahit Islam yang dibahas pada buku sejarah yang ditulis oleh Nana Supriatna.
Banyak orang juga yang meyakini bahwa agama Islam pertama kali masuk ke
Indonesia tepatnya pada tahun 700 Masehi atau pada abad ke tujuh, dimana
ditemukannya catatan Cina kuno yang menerangkan bahwa pada masa tersebut
terdapat perkampungan atau pemukiman Arab yang berlokasi di daerah pesisir barat
pulau Sumatera sampai ke sekitar selat Malaka.
Dakwah
03 Menjelaskan bagaimana cara berdakwah di Nusantara
Melalui Perdagangan
Perdagangan merupakan media yang bagus untuk memberikan dakwah. Hal
ini dikarenakan banyak pembeli yang menanyakan tentang islam. Pada saat
itu banyak para masyarakat Nusantara masuk islam. Para pedagang muslim
menggunakan kesempatan itu untuk berdakwah menyebarkan agama Islam.
Mereka memiliki akhlak mulia, santun, dapat dipercaya dan jujur. Hal inilah
yang menjadi daya tarik sehingga banyak penduduk Nusantara secara
sukarela masuk Islam.
Melalui Perkawinan
Sebagian pedagang Islam tersebut ada yang menikah dengan wanita pribumi,
terutama putri bangsawan atau putri raja. Disebabkan pernikahan itulah
banyak keluarga bangsawan atau raja masuk Islam. Sehingga para pedagang
tersebut menetap dan membentuk perkampungan muslim yang disebut
Pekojan. Perkampungan perkojan banyak dijumpai di beberapa kota di
Indonesia
Melalui Pendidikan
Para mubaligh mendirikan lembaga pendidikan Islam di beberapa wilayah
Nusantara. Nama lembaga-lembaga pendidikan Islam itu berbeda tiap daerah.
Di Aceh misalnya, lembaga-lembaga pendidikan Islam di sana dikenal dengan
nama meunasah, dayah, dan rangkang. Di Sumatera Barat dikenal adanya
surau. Di Kalimantan dikenal dengan nama langgar. Di Jawa dikenal dengan
pondok pesantren.
Melalui Hubungan Sosial
Para mubaligh yang menyebarkan Islam di Nusantara pandai dalam menjalin
hubungan sosial dengan masyarakat. Mereka santun, memiliki kebersihan
jasmani dan ruhani, memiliki kepandaian yang tinggi, serta dermawan.
Silaturahmi, bekerja sama, gotong-royong mereka lakukan bersama penduduk
Nusantara dengan tujuan menarik simpati agar masuk Islam.
Pada kesempatan tertentu mereka menyampaikan ajaran Islam dengan cara bijaksana,
tidak memaksa dan merendahkan. Dengan demikian ajaran Islam semakin mudah
diterima oleh penduduk Nusantara
Melalui Kesenian
Cabang-cabang seni yang dikembangkan para penyebar Islam di antaranya
adalah seni bangunan, seni pahat dan ukir, seni tari, seni musik dan seni
sastra.

1. Pada seni bangunan misalnya masjid, mimbar, dan ukiran-ukirannya masih


menunjukkan motif-motif seperti yang terdapat pada candi-candi Hindu atau
Buddha. Motif tersebut dapat dilihat pada Masjid Agung Demak, Masjid Agung
Kasepuhan di Cirebon, Masjid Agung Banten, dan Masjid Baiturrahman di
Aceh.

2. Mereka tidak pernah meminta upah untuk menggelar pertunjukkan, wayang


kulit. Penonton hanya diminta agar mengikutinya mengucapkan “Dua Kalimat
Syahadat”. Hal ini berarti para penonton telah masuk Islam. Sebagian besar
cerita wayang kulit dikutip dari cerita Mahabharata dan Ramayana, namun
sedikit demi sedikit dimasukkan nilai-nilai ajaran Islam.
Kerajaan
04 Menjelaskan keberadaan tentang kerajaan Islam di
Nusantara
Kerajaan Demak
Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama yang terdapat di pulau
Jawa. Kerajaan ini didirikan oleh Raden Patah di tahun 1478. Kerajaan Demak
berkembang sebagai pusat perdagangan sekaligus pusat penyebaran agama
Islam kala itu. Penyebaran Islam saat itu sangat dipengaruh oleh jasa para
wali baik di pulau Jawa maupun yang berada di luar pulau Jawa seperti
Maluku hingga ke wilayah Kalimantan Timur.
Di masa pemerintahan Raden Patah, kerajaan Demak mendirikan masjid yang kala itu
juga dibantu oleh para wali ataupun sunan. Kemudian, kebudayaan yang berkembang
di kerajaan Demak juga mendapat dukungan dari para wali terutama dari Sunan
Kalijaga. Kehidupan masyarakat di sekitaran Kerajaan Demak juga telah diatur oleh
aturan-aturan Islam tapi tetap tak meninggalkan tradisi lama mereka.
Pada masa kerajaan Islam di Jawa, terjadinya transformasi politik serta religius dari
kerajaan Hindu-Buddha menuju kerajaan Islam di Jawa
Kerajaan Bone
Kerajaan Bone termasuk kerajaan yang cukup kecil. Karena posisinya sebagai
kerajaan kecil maka saat itu kerajaan Bone sangat dipengaruhi oleh Kerajaan
Gowa dan Tallo.
Kekuatan kerajaan Gowa Tallo memang sangat besar pada setiap kerajaan-
kerajaan kecil kala itu. Oleh sebab itu, karena pengaruh dari kerajaan Gowa
Tallo ini maka kerajaan Bone pun akhirnya menjadikan kerajaannya sebagai
kerajaan yang bercorak Islam.
Agama Islam ini sendiri masuk ke kerajaan Bone pada masa pemerintahan
Raja Bone XI atau sekitar tahun 1611 Masehi. Setelah itu, agama Islam pun
makin tersebar karena dapat diterima dengan baik oleh masyarakat di wilayah
kekuasaan kerajaan Bone.
Kerajaan Tidore
Kerajaan ini terletak di sebagian pulau Halmahera dan sebagian lagi di pulau
Seram. Kerajaan Tidore memeluk Islam sekitar abad ke 15 Masehi. Cirali Lijitu
merupakan sultan Tidore yang pertama kali memeluk agama Islam dan
memiliki gelar Sultan Jamaludin.
Sultan Jamaludin memeluk Islam berkat seorang mubaligh bernama Syekh
Mansyur. Kerajaan ini sendiri terkenal karena ekonomi perdagangan di sektor
rempah-rempah. Menurut sumber sejarah, kerajaan Tidore kala itu memiliki
persekutuan yang disebut dengan Ulisiwa yang terdiri atas wilayah
Halmahera, Makyan, Kai, Jailolo serta pulau-pulau lainnya di wilayah sebelah
timur Maluku.
Kesultanan Cirebon
Kesultanan Cirebon masuk sebagai kesultanan Islam ternama di wilayah Jawa
Barat sekitar abad ke 15 dan 16 masehi. Wilayah Cirebon juga masuk dalam
area strategis jalur perdagangan antar pulau. Kerajaan ini didirikan oleh Sunan
Gunung Jati. Sebelum mendirikan kerajaan Cirebon, Sunan Gunung Jati
menyebarkan Islam terlebih dahulu di Tanah Pasundan. Beliau juga berkelana
ke Mekkah dan Pasai. Sunan Gunung Jati juga berhasil menghapus
kekuasaan kerajaan Padjajaran yang saat itu masih bercorak Hindu.
Alhamdulillah

Akhirnya kita telah sampai di akhir


ppt ini, terimakasih atas waktunya.
Mohon maaf bila ada kekurangan
informasi atau informasi yang
kurang tepat

Saya Ucapkan Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai