Anda di halaman 1dari 5

Sejarah Masuknya Islam Ke Indonesia

Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW pada tahun 632 M, kepemimpinan Islam
dipegang oleh para khalifah. Yaitu pada tahun 173 H sebuah kapal layar dengan
pimpinan makhada khalifah dari teluk kamabai gujarat berlabu di bandar
perlak dengan membawa kira-kira 100 orang anggota dakwah yang terdiri atas
orang arab,persia,hindia. Mereka menyamar sebagai awak kapal dagang dan
khalifah menyamar sebagai kaptennya. Makhada khalifah adalah seorang yang
bijak dalam dakwahnya sehingga salam waktu kurang dari setegah abad,
meurah atau raja san seluruh rakyat perak yg beragama hindu-budha dengan
sukarela masuk islam. Selama proses pengislaman yang relatif singkat sudah
banyak para anggota dakwah yang menikah dengan wanita perlak, salahsatunya
adalah seorang anggota dr arab suku quraisy yang menikah dengan putri istana
kemeurahan perlak yang melahirkan putra dengan keturunan indonesia-arab
pertama dengan nama sayid abdul aziz.
Dibawah kepemimpinan para khalifah, agama Islam mulai disebarkan lebih luas
lagi. Sampai abad ke-8 saja, pengaruh Islam telah menyebar ke seluruh Timur
Tengah, Afrika Utara, dan Spanyol. Kemudian pada masa dinasti Ummayah,
pengaruh Islam mulai berkembang hingga Nusantara.
Sejarah mencatat, kepulauan-kepulauan Nusantara merupakan daerah yang
terkenal sebagai penghasil rempah-rempah terbesar di dunia. Hal tersebut
membuat banyak pedagang dari berbagai penjuru dunia datang ke Nusantara
untuk membeli rempah-rempah yang akan dijual kembali ke daerah asal mereka.
Termasuk para pedagang dari Arab, Persia, dan Gujarat. Selain berdagang, para
pedagang muslim tersebut juga berdakwah untuk mengenalkan agama Islam
kepada penduduk lokal.
Masuknya ajaran islam yang diawali dari pesisir pantai membuktikan bahwa
ajaran islam melakukan infiltrasi ajarannya kepada masyarakat secara perlahanlahan. Para penyebar mengjarkan dengan santun dan baik sehinggga cepat
diterima oleh masyarakat Indonesia. Ada peula yang menggunakan cara
menyembuhan penyakit maupun pembebasan dari rasa kesulitan seperti wabah
penyakit, kekeringan, maupun bencana lainnya.

Teori-Teori Masuknya Islam ke Indonesia


Menurut beberapa sejarawan, agama Islam baru masuk ke Indonesia pada abad
ke-13 Masehi yang dibawa oleh para pedagang muslim. Meskipun begitu, belum
diketahui secara pasti sejak kapan Islam masuk ke Indonesia karena para ahli
masih berbeda pendapat mengenai hal tersebut. Setidaknya ada tiga teori yang
mencoba menjelaskan tentang proses masuknya Islam ke Indonesia yaitu teori
Mekkah, teori Gujarat, dan teori Persia.
1. Teori Gujarat, Teori yang dipelopori oleh Snouck Hurgronje ini menyatakan
bahwa agama Islam baru masuk ke Nusantara pada abad ke-13 Masehi
yang dibawa oleh para pedagang dari Kambay (Gujarat), India.

2. Teori Persia, Teori ini dipelopori oleh P.A Husein Hidayat. Teori Persia ini
menyatakan bahwa agama Islam dibawa oleh para pedagang dari Persia
(sekarang Iran) karena adanya beberapa kesamaan antara kebudayaan
masyarakat Islam Indonesia dengan Persia.
3. Teori Mekkah, Teori ini adalah teori baru yang muncul untuk menyanggah
bahwa Islam baru sampai di Indonesia pada abad ke-13 dan dibawa oleh
orang Gujarat. Teori ini mengatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia
langsung dari Mekkah (arab) sebagai pusat agama Islam sejak abad ke-7.
Teori ini didasari oleh sebuah berita dari Cina yang menyatakan bahwa
pada abad ke-7 sudah terdapat sebuah perkampungan muslim di pantai
barat Sumatera.

Sebuah batu nisan berhuruf Arab milik seorang wanita muslim bernama Fatimah
Binti Maemun yang ditemukan di Sumatera Utara dan diperkirakan berasal dari
abad ke-11 juga menjadi bukti bahwa agama Islam sudah masuk ke Indonesia
jauh sebelum abad ke-13.

Proses Masuknya Islam di Indonesia


Proses masuknya Islam ke Indonesia dilakukan secara damai dan dilakukan
dengan cara- cara sebagai berikut.
1. Melalui Cara Perdagangan
Indonesia dilalui oleh jalur perdagangan laut yang menghubungkan antara
China dan daerah lain di Asia. Letak Indonesia yang sangat strategis ini
membuat lalu lintas perdagangan di Indonesia sangat padat karena dilalui
oleh para pedagang dari seluruh dunia termasuk para pedagang muslim.
Pada perkembangan selanjutnya, para pedagang muslim ini banyak yang
tinggal dan mendirikan perkampungan islam di Nusantara. Para pedagang
ini juga tak jarang mengundang para ulama dan mubaligh dari negeri asal
mereka ke nusantara. Para ulama dan mubaligh yang datang atas
undangan para pedagang inilah yang diduga memiliki salah satu peran
penting dalam upaya penyebaran Islam di Indonesia.

2. Melalui Perkawinan
Bagi masyarakat pribumi, para pedagang muslim dianggap sebagai
kelangan yang terpandang. Hal ini menyebabkan banyak penguasa
pribumi tertarik untuk menikahkan anak gadis mereka dengan para
pedagang ini. Sebelum menikah, sang gadis akan menjadi muslim terlebih
dahulu. Pernikahan secara muslim antara para saudagar muslim dengan
penguasa lokal ini semakin memperlancar penyebaran Islam di Nusantara.

3. Melalui Pendidikan
Pengajaran dan pendidikan Islam mulai dilakukan setelah masyarakat
islam terbentuk. Pendidikan dilakukan di pesantren ataupun di pondok

yang dibimbing oleh guru agama, ulama, ataupun kyai. Para santri yang
telah lulus akan pulang ke kampung halamannya dan akan
mendakwahkan Islam di kampung masing-masing.

4. Melalui Kesenian
Wayang adalah salah satu sarana kesenian untuk menyebarkan islam
kepada penduduk lokal. Sunan Kalijaga adalah salah satu tokoh
terpandang yang mementaskan wayang untuk mengenalkan agama Islam.
Cerita wayang yang dipentaskan biasanya dipetik dari kisah

Proses penyebaran Islam di Indonesia atau proses Islamisasi tidak terlepas


dari peranan para pedagang mubaligh/ulama,raja,bangsawan atau para
adipati. Di pulau Jawa,peranan mubalig dan ulama tergabung dala
kelompok para wali yang dikenal dengan sebutan Walisongo atau wali
sembilan yang terdiri dari :
a.
Sunan Maulana Malik Ibrahim atau syekh Maghribi (gresik),
b.
Sunan Ngampel atau sering disebut sebagai Raden Rahmat
(Ngampel Surabaya),
c.
Sunan Bonang atau Raden Maulana Makdum Inrahim (Bonang
Tuban),
d.
Sunan Drajat atau Syarifudin (Sedayu Suranaya),
e.
Sunan Giri atau Prabu Satmata atau Sultan Abdul Fakih (Giri Gresik)
f.
Sunan Kalijaga (Kadilangu Demak),
g.
Sunan Kudus atau Jafar Sodiq (Kudus),
h.
Sunan Muria atau Raden Umar Said (Gunung Muria Kudus), dan
i.
Sunan Gunung Jati (gunung Jati Cirebon).
Demikian sembilan wali yang sangat terkenal di pulau Jawa,Masyarakat
Jawa sebagian memandang para wali memiliki kesempurnaan hidup dan
selalu dekat dengan Allah, sehingga dikenal dengan sebutan Wiliullah
yang artinya orang yang dikasihi Allah.

Resume
Perkembangan Islam di Indonesia

Oleh:
Nama
Nis
Kelas

: Gia Adilah Nurhasanah


: 101110051
: XII RPL

Mata Pelajaran

: Pendidikan Agama Islam

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN CIANJUR


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIANJUR
Jalan Siliwangi No. 41 Telp (0263) 261265

CIANJUR

Anda mungkin juga menyukai