Anda di halaman 1dari 6

Makalah Penyebaran Islam di Pulau Sumatra

A. Masuknya Islam di Pulau Sumatra


Masuknya Islam ke Indonesia agak unik bila dibandingkan dengan masuknya Islam
ke daerah – daerah lain. Keunikannya terlihat kepada proses masuknya Islam ke Indonesia
yang relatif berbeda dengan daerah lain. Islam masuk ke Indonesia secara damai dibawa oleh
para pedagang dan mubaligh. Sedangkan Islam yang masuk ke daerah lain pada umumnya
banyak lewat penaklukan, seperti masuknya Islam ke Irak, Iran, Mesir, Afrika Utara sampai
ke Andalusia.
Masuk dan berkembangnya Islam ke Indonesia dipandang dari segi historis dan
sosiologis sangat kompleks dan terdapat banyak masalah, terutama tentang sejarah
perkembangan awal masuknya Islam. Ada perbedaan antara pendapat lama dan pendapat
baru. Pendapat ulama sepakat bahwa Islam masuk ke Indonesia abad ke-13 M dan pendapat
baru menyatakan bahwa Islam masuk pertama kali ke Indonesia pada abad ke-7 M.
Namun, hampir semua ahli sejarah menyatakan bahwa daerah Indonesia yang mula –
mula dimasuki Islam adalah daerah pesisir pantai utara pulau Sumatera, tepatnya di daerah
Malaka melalui jalur perdagangan, dakwah, perkawinan, ajaran tasawuf dan tarekat, serta
jalur kesenian dan pendidikan. Kedatangan Islam pertama di Indonesia tidak identik dengan
berdirinya kerajaan Islam pertama di Indonesia mengingat bahwa pembawa Islam ke
Indonesia adalah sebagian besar para pedagang, bukan misi tentara dan bukan pelarian
politik. Mereka tidak ambisi langsung mendirikan kerajaan Islam. Lagi pula di Indonesia
pada zaman itu sudah ada kerajaan-kerajaan Hindu, Budha yang banyak jumlahnya dan
berkekuatan besar. Konversi massal masyarakat kepada Islam pada masa perdagangan
disebabkan oleh Islam merupakan agama yang siap pakai, asosiasi Islam dengan kejayaan,
mengajarkan tulisan dan hafalan, kepandaian dalam penyembuhan dan pengajaran tentang
moral.
Islam yang pada mulanya diperkenalkan oleh para pedagang muslim yang melakukan
kontak dagang dengan penduduk setempat pada akhirnya dapat menarik hati penduduk
setempat untuk memeluk Islam. Mereka menikah dengan wanita-wanita pribumi yang telah
diislamkan, sehingga terbentuklah keluarga-keluarga muslim. Para mubaligh Islam pada
waktu itu, tidak hanya berdakwah kepada para penduduk biasa, tetapi juga kepada raja-raja
kecil. Beralihnya agama penguasa menjadi muslim akan diikuti rakyat dan pendukungnya
secara cepat. Setelah berdirinya kerajaan Islam, biasanya sang penguasa mempelopori
berbagai kegiatan keagamaan, mulai dari dakwah Islam, pembangunan masjid, sampai
penyelenggaraan pendidikan Islam. Dengan berdirinya masjid sebagai tempat ibadah, juga
digunakan oleh para mubaligh sebagai tempat berlangsungnya pendidikan non formal
sampai menjadi lembaga pendidikan formal (madrasah dan pesantren, dsb ).
Masuknya Islam di Indonesia,telah banyak berita yang telah dikemukakan para
sejarawan, meskipun mereka itu berbeda pendapat tentang kapan dan di tempat mana awal
masuknya Islam ke Indonesia, namun para tokoh itu mengemukakan pendapatnya sesuai
dengan hasil penelitian masing-masing, seperti yang dilakukan oleh orang-orang barat
(Eropa) dan orang-orang Arab sendiri atau bangsa asing lainnya yang datang atau singgah di
Indonesia karena dengan tujuan tertentu atau mereka sebagai pedagang atau penjelajah dunia
dan lain-lain. Berikut ini beberapa teori masuknya Islam di Pulau Sumatera :
a. Teori Arab
Teori ini menjelaskan bahwa Islam masuk pada abad ke 7 M. Pendapat ini
dikemukakan oleh Crawfurd, Keyzer, Nieman, de Hollander, Syekh Muhammad
Naquib Al Attas dalam bukunya yang berjudul Islam dalam Sejarah Kebudayaan
Melayu dan mayoritas tokoh-tokoh Islam di Indonesia. Pendapat yang sama adalah
dari Thomas W. Arnold dalam bukunya The Preaching of Islam mengatakan bahwa
pada abad ke 7 masehi di pantai barat pulau Sumatra sudah didapat suatu kelompok
perkampungan orang-orang Arab. Telah dibuktikan pula adanya kuburan orang Arab
di Baros, terletak antara Tapanuli dan Aceh. Misi mereka adalah berdakwah
Islamiyah sambil berdagang. Ajaran Islam yang dikembangkan adalah bercorak ajaran
Islam murni, berdasarkan qur’an dan hadits. Pendapat lain adalah Hasjmy,
menjelaskan bahwa kerajaan Islam tertua di Nusantara adalah Perlak yang berdiri
pada 1 Muharram 225 (840 M). Hasjmy melandasi pendapatnya itu dengan naskah-
naskah kuno dan kitab silsilah raja-raja Perlak dan Pasai.

b. Teori Eropa
Teori ini datangnya dari Marcopolo tahun 1292 M. Ia adalah orang Italia yang
pertama kali menginjakan kakinya di Indonesia, ketika ia kembali dari cina menuju
Eropa melalui jalan laut. Ia mendapat tugas dari kaisar Cina untuk mengantarkan
putrinya yang dipersembahkan kepada kaisar Romawi, dari perjalannya itu ia singgah
di Sumatra bagian utara. Di daerah ini ia menemukan adanya kerajaan Islam, yaitu
kerajaan Samudera dengan ibukotanya Pasai.

c. Teori India
Teori ini menyebutkan bahwa para pedagang India dari Gujarat mempunyai
peranan penting dalam penyebaran agama dan kebudayaan Islam di Indonesia. Karena
disamping berdagang mereka aktif juga mengajarkan agama dan kebudayaan Islam
kepada setiap masyarakat yang dijumpainya, terutama kepada masyarakat yang
terletak di daerah pesisir pantai.

d. Teori Cina
Dari teori ini dapat diketahui bahwa di masa Dinasti Tang (abad ke 9-10)
orang-orang Ta-Shih sudah ada di Katon (Kan-fu) dan Sumatra. Ta-Shih adalah
sebutan untuk orang – orang Arab dan Persia, yang ketika itu sudah jelas menjadi
muslim. Penduduk kepulauan ini masuk Islam, bermula dari penduduk pribumi di
koloni – koloni pedagang muslim itu. Menjelang abad ke-13 M, masyarakat muslim
sudah ada di Samudera Pasai, Perlak, dan Palembang di Sumatera.

e. Teori Persia
Teori ini menyatakan bahwa yang pertama datang ke pulau Sumatra adalah
mubalig dari Persia( Iran ), pada sekitar pertengahan abad 12 M, dengan alasan
kerajaan Islam yang pertama di Indonesia bernama Pase( Pasai) berasal dari Persia.
Berdasarkan teori-teori masuknya Islam di Indonesia, kiranya sudah cukup bukti
bahwa mubaligh Islam telah sampai di Pulau Sumatra sekitar abad ke-7 M.. Hal ini ditandai
dengan terbentuknya komunitas muslim pada masa itu di beberapa daerah di sekitar pesisir
pantai utara pulau Sumatera dan beberapa daerah lainnya, yang juga mendorong terbentuknya
kerajaan Islam. Hal ini didukung dengan kondisi dan situasi politik kerajaan – kerajaan
bercorak Hindu-Budha yang mengalami kemunduran, sehingga dimanfaatkan oleh pedagang-
pedagang muslim untuk mendapatkan keuntungan-keuntungan politik dan perdagangan.
Mereka mendukung daerah-daerah yang muncul dan daerah yang menyatakan diri sebagai
kerajaan bercorak Islam, yaitu kerajaan Samudera Pasai di pesisir timur laut Aceh.
Penyebaran Islam dilakukan oleh para saudagar Arab yang hilir mudik berdagang dari Mesir,
Persia, Gujarat ke Cina melalui Barus-Fansur yang dipastikan terletak di ujung barat pulau
Sumatera.

B. Tokoh yang Mempengaruhi masuknya Islam di Pulau Sumatra


Proses Penyebaran Islam di Indonesia tidak terlepas dari peranan para tokoh Islam di
Sumatra. Mereka melakukan berbagai upaya untuk menjadikan agama Islam sebagai anutan
bangsa Indonesia. Selain dari perdagangan, pernikahan dan kerajaan masuknya islam di pulau
Sumatra juga dipengaruhi oleh tokoh - tokoh yaitu diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi

Lahir di Bukittinggi, Sumatra Barat tahun 1276 H/1855 M. Ayahnya seorang


jaksa di Padang sedangkan ibunya adalah puteri Tuanku nan Renceh seorang ulama
terkenal dari kelompok Paderi. Beliau mendapat pendidikan awal di SR (Sekolah
Rendah) dan sekolah guru di Bukittinggi. Pada tahun 1876 M beliau melanjutkan
pendidikan ke Mekah sampai akhirnya memperoleh kedudukan yang tinggi dalam
mengajarkan agama. Selain itu ia juga diangkat menjadi Imam Besar Masjidil Haram
yang bermazhab Syafi’i.Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi memberikan gagasan
pembaharuan Islam dengan menekankan pentingnya syariat dan menolak tarekat.
Terlihat dalam karyanya Izhar Zaghlil Kazibin, yang menolak praktek tarikat
Naqsabandiyah.

b. Syamsuddin al-Sumatrani
Syamsuddin al-Sumatrani merupakan seorang ulama terkemuka di Aceh dan
Nusantara pada abad ke XVI M. Ia memiliki posisi penting di Kerajaan Aceh
Darussalam sehingga ia termasuk salah seorang tokoh yang diceritakan dalam buku
Hikayat Aceh.

c. Nuruddin al-Raniri

Dilahirkan di Ranir (sekarang Render) Gujarat-India. Ia lebih dikenal sebagai


seorang ulama Melayu. Perkenalannya dengan tokoh Indonesia dimulai ketika ia
melanjutkan studi ke Haramain tahun 1030 H / 1620 M. Diperkirakan ia melakukan
perjalanan pertama ke Melayu (Sumatera) dan menetap disana antara tahun
1030H/1621 M. Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Tsani al-Raniri diangkat
sebagai Syekh al-Islam. Nuruddin al-Raniri melakukan berbagai pembaharuan
terhadap pemikiran Islam di tanah Melayu, khususnya di Aceh. Termasuk memerangi
doktrin Wujudiyah yang diajarkan oleh Hamzah Fansuri dan Syamsuddin al-
Sumatrani. Hal ini Dilakukannya selama lebih kurang 7 tahun.

C. Kerajaan Islam yang Mempengaruhi Masuknya Islam di Pulau Sumatra

Kerajaan - kerajaan islam juga sangat berpengaruh dan berperan penting dalam masuknya
serta berkembangnya islam di pulau Sumatera. Adapun kerajaan - kerajaan islam di pulau
Sumatra adalah sebagai berikut:

a. Kerajaan Samudera Pasai


Samudera pasai adalah kerajaan islam pertama di Indonesia . Kerajaan ini
berdiri sekitar abad 13 masehi. Pusat kerajaannya terletak di pantai timur Sumatra
yang kini telah berada di sekitar Kota Lhokseumawe dan Aceh Utara, Provinsi Aceh,
Indonesia. Kerajaan ini merupakan kerajaan islam yang berkembang dengan pesat dan
mencakup semua lapisan mulai dari kaum bangsawan dan para uleebalang
( bangsawan) . Kerajaan ini didirikan oleh meurah silu atau yang biasa disebut sultan
malikus saleh sekitar tahun 1285 M . Seiring dengan kemajuan Kerajaan Samudra
Pasai yang sangat pesat, pengantangan agama Islam pun mendapat perhatian dan
dukungan penuh. Para ulama dan mubaligh menyebar ke seluruh Nusantara, ke
pedalaman Sumatra, pesisir barat dan utara Jes Kalimantan, Sulawesi, Temate,
Tidore, dan pulau-pulau tan di Kepulauan Malibu

b. Kerajaan Aceh

Kerajaan ini merupakan kerajaan yang menjadi pusat pengembangan islam di


melayu. Kerajaan aceh ini juga sering berperang dengan portugis karena ingin
mencegah berkembangnya agama kristiani di melayu. Kerjaan ini juga sebagai
pendidikan islam yang akhirnya memunculkan golongan golongan ulama dan
ilmuwan seperti , Hamzah fansuri Nuruddin al raniri dll. Raja pertamanya adalah
Sultan Ali Mughayat Syah , kerajaan ini berhasil memperluas kekuasaan dan
menyatukan kerajaan kerajaan yang ada disekitarnya. Kerajaan Aceh mempunyai
peran penting dalam penyebaran agama islam ke seluruh wilayah Nusantara. Para dal,
baik lokal maupun yang berasal dari Timur Tengah terus berusaha menyampaikan
ajaran Islam ke seluruh wilayah Nusantara. Hubungan yang telah terjalin antara
Kerajaan Aceh dengan Timur Tengah terus semakin berkembang. Tidak saja para
ulama dan pedagang Arab yang datang ke Indonesia, tapi orang-orang Indonesia
sendiri banyak yang hendak mendalami Islam, datang langsung ke sumbernya di
Mekah Madinah. Kapal-kapal dan ekspedisi dari Aceh terus berlayar menuju Timur
Tengah pada awal abad ke-16. Bahkan pada tahun 074 H atau 1566 M dilaporkan ada
lima kapal den Kerajaan Asyl (Aceh) yang berlabuh di Bandar Pelabuhan Jeddah.
Ukhuwah yang at antara Aceh dan Timur Tengah pula yang membuat Aceh mendapat
sebutan Serambi Mekah

c. Kerajaan Malaka

Menurut sejarah kerajaan ini didirikan oleh seorang bangsawan yang masih
keturunan Majapahit yang bernama Paramisora. Setelah beliau masuk islam dan
menjadikan agama Islam sebagai agama kerajaan beliau menggunakan nama dengan
gelar Sultan Muhammad syah. Dan mulai saat itu Malaka menjadi pusat perdagangan
Asia Tenggara dan pusat penyebaran Islam. Dari Malaka Islam berkembang di
kepulauan Nusantara, bahkan sampai ke Brunei dan Filipina Selatan (Mindanao).

Anda mungkin juga menyukai