Anda di halaman 1dari 4

“Kerajaan-Kerajaan Islam di Luar Jawa”

Dosen: Dr. Rahayu Permana, M.Pd


Nama : Taufiqoh Harahap
Npm : 20187379076

KERAJAAN ISLAM DILUAR PULAU JAWA


Perkembangan Islam di beberapa wilayah di Indonesia sekitar abad ke-12 hingga abad
ke-16 adalah sebagai berikut:
1. Perkembangan Islam di Pulau Sumatera
Pada abad ke-7 Masehi daerah Sumatra bagian utara adalah pusat perdagangan
rempah-rempah dan pedagang Arab banyak berlabuh dari daerah lain. Letak pelabuhan yang
berada di ujung Pulau Sumatra, menyebabkan daerah ini menjadikan tempat yang strategis.
Bukti tentang agama Islam masuk di Sumatra berasal dari makam Sultan Malik Ibrahim As-
Saleh, raja pertama Kerajaan Samudera Pasai tahun 1270 – 1297 Masehi dan makam seorang
muslimah Tuhar Amisuri tahun 602 Hijriyah di Barus, pantai barat pulau Sumatra.
Di Sumatra bagian selatan kemunduran Kerajaan Sriwijaya dimanfaatkan oleh Kerajaan
Samudera Pasai untuk muncul sebagai kekuatan ekonomi baru.

2. Perkembangan Islam di Pulau Kalimantan, Maluku dan Sulawesi


Penyebaran Islam di Pulau Kalimantan dapat diketahui dari Hikayat Banjar milik
Kerajaan Banjar. Islamisasi ini dilatarbelakangi oleh kepentingan politik Kerajaan Demak dan
konflik antara Kerajaan Banjar dan Kerajaan Daha.
Penyebaran di Maluku dan Sulawesi berjalan dengan damai. Hal ini tidak terlepas dari
terjalinnya jalur hubungan dan pelayaran internasional di Malaka-Jawa-Maluku. Pengaruh Islam
di Maluku diperkirakan masuk pada abad ke-14 Masehi. Di Sulawesi, terutama bagian selatan,
diperkirakan Islam masuk pada abad ke-16 Masehi, yang terjadi melalui konversi pusat
kekuasaan (istana/keraton) yang dijalankan dengan pusat kekuasaan yang telah ada.

3. Faktor Penyebab Islam Cepat di Indonesia


Ada beberapa faktor yang menyebabkan Islam berkembang cepat di Indonesia.
Diantaranya sebagai berikut :  
1. Syarat untuk masuk Islam sangatlah mudah, cukup mengucapkan kalimat syahadat.
2. Agama Islam tidak tidak mengenal sistem pembagian masyarakat berdasarkan kasta.
Tidak seperti kondisi sebelumnya, masyarakat terbagi menjadi kasta Brahmana, Ksatria,
Waisya, dan Sudra. Kaum Waisya dan Sudra inilah yang menjadi penganut Islam pertama
di Indonesia.
3. Penyebaran Islam dilakukan dengan jalan relatif damai tanpa kekerasan.
4. Sifat bangsa Indonesia yang ramah tamah memberi peluang bergaul erat dengan bangsa
lain.
5. Upacara-upacara keagamaan dalam Islam lebih sederhana.

4. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat diambil catatan sejarah Islam penting sebagai berikut:
A. Sejak abad ke-7 Masehi pelabuhan-pelabuhan di pesisir Sumatera telah menjadi
kawasan lintasan perdagangan antara Asia Barat dan Asia Timur (Tiongkok/Cina)
B. Para pedagang dari Asia Barat yang sering singgah di pelabuhan-pelabuhan Sumatera
umumnya berasal dari Arab, Persia, dan Gujarat (India).
C. Ada dua pendapat mengenai masuknya Islam ke Indonesia. Pendapat yang pertama
menyatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada sekitar abad ke-7 Masehi. Dan
pendapat yang kedua menyatakan bahwa Islam masuk ke nusantara pada sekitar abad
ke-13 Masehi.
D. Pembawa agama Islam ke Indonesia adalah kaum pedagang para mubaligh dan sufi.
E. Penerima ajaran Islam di Indonesia terbagi menjadi dua golongan, yaitu golongan elite
(raja, bangsawan dan pengusaha) dan golongan lapisan bawah (rakyat biasa).
F. Masuknya Islam ke Indonesia melalui jalur perdagangan, perkawinan, pendidikan,
tasawuf, dan kesenian.
G. Kerajaan Samudra Pasai adalah kerajaan Islam pertama di Indonesia. Saat itu Pasai
menjadi pusat perdagangan yang banyak disinggahi para pedagang dari berbagai negara.
H. Faktor-faktor yang menyebabkan agama Islam dapat berkembang di Indonesia adalah :
1) . Syarat untuk masuk Islam sangat mudah.
2). Agama Islam tidak mengenal kasta.
3). Penyebaran Agama Islam dilakukan damai.
4). Sifat bangsa Indonesia yang ramah tamah.
5). Upacara-upacara keagamaan dalam Islam lebih sederhana.
6). Kebudayaan Islam menghasilkan bentuk-bentuk sistem politik kemasyarakatan, dan
perkembangan ilmu pengetahuan.
Semoga dari penjelasan di atas bisa menambah pengetahuan tentang sejarah masuknya Islam
ke Indonesia yang akan kita ingat hingga akhir zaman.

5. Analisis berdasarkan Teori islam masuk ke Indonesia diluar pulau jawa adalah teori
Gujarat
Pada teori tersebut, Islam masuk di Nusantara dipercaya datang dari wilayah Gujarat,
India. Di mana melalui peran para pedagang muslim yang datang ke Nusantara lewat jalur
perdagangan Selat Malaka. Masuknya Islam dari Gujarat dikemukakan oleh Snouck Hurgronje
dari Belanda. Ia berpendapat jika Islam masuk ke Nusantara buka dari Arab tapi Gujarat, India.
Hubungan langsung antara Nusantara dan Arab baru terjadi pada masa kemudian. Seperti
utusan dari Mataram dan Banten ke Mekah pada abad ke-7. Ia juga berbendapat adanya
persamaan unsur-unsur Islam Nusantara dengan India.

Peran Pedagang Terhadap Perkembangan Islam


Adanya perdagangan antara Asia Barat dengan negeri-negeri di Asia Tenggara
khususnya Nusantara (Indonesia) menandakan adanya jalinan hubungan antara tiga kerajaan
besar saat itu.
Di Asia sebelah barat ada Daulah Bani Umayah di sebelah timur (Cina) ada Dinasti Thang, dan
Asia Tenggara ada Kerajaan Sriwijaya, Agama Islam mulai berkembang mula-mula hanya
sekelompok kecil kemudian berkembang menjadi sebuah perkampungan, desa dan sebuah
kerajaan.
Kerajaan Samudra Pasai adalah kerajaan pertama di Indonesia. Saat itu Samudra Pasai menjadi
pusat perdagangan dan persinggahan dari berbagai negara. Peranan Pasai kemudian menurun
setelah berkembangnya pelabuhan Malaka di Semenanjung Malaya.
Pada abad ke-14 Malaka tumbuh menjadi pusat perdagangan terbesar di Asia Tenggara, bahkan
para pedagang dari Gujarat dan India menjadikan Malaka sebagai basis untuk mengunjungi
daerah lain di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Al Qurtuby, Sumanto. 2003. Arus Cina-Islam-Jawa. Yogyakarta: Inspeal Ahimsakarya Press.

Dupriyadi, Dedi. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Pustaka Setia.

Graaf, De, & Pegeaud.1986. Kerajaan-Kerajaan Islam di Jawa. Jakarta: PT. Pustaka Grafitipers.

Ibrahim Boechari, Sidi. 1981. Pengaruh Timbal Balik Antara Pendidikan Islam dan Pergerakan
Nasional di Minangkabau. Jakarta: Gunung Tiga.

Anda mungkin juga menyukai