ANGKLUNG
Disusun untuk memenuhi tugas
Disusun oleh :
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada guru seni budaya
kami yang telah membimbing dan memberikan tugas ini
Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………………………………. 10
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana sejarah adanya angklung?
2. Sebutkan jenis jenis angklung!
3. Apa itu ensambel angklung?
4. Bagaimana Teknik permainan angklung?
5. Bagaimana cara penulisan partitur angklung?
C. Tujuan pembahasan
1. Untuk menambah wawasan tentang kebudayaan nasional
2. Untuk lebih mengenal alat musik angklung sebagai warisan kebudayaa
3. Untuk ikut melestarikan budaya bangsa
1
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Sejarah Angklung
Kata “angklung” sendiri berasal dari 2 kata dari bahasa Sunda, yaitu “angkleung-
angkleung” yang berarti diapung-apung dan “klung” yang merupakan suara yang
dihasilkan oleh alat musik tersebut. Dengan kata lain angklung berarti suara “klung” yang
dihasilkan dengan cara mengangkat atau mengapung-apungkan alat musik itu. Ada teori
lain yang mengatakan bahwa angklung berasal dari 2 kata dalam bahasa Bali, yaitu
“angka” yang berarti nada dan “lung” yang berarti hilang. Sehingga angklung dapat
diartikan sebagai nada yang hilang.
Angklung merupakan alat musik berasal dari Jawa Barat yang terbuat dari
beberapa pipa bambu dengan berbagai ukuran yang dilekatkan pada sebuah bingkai
bambu. Cara memainkan alat musik angklung adalah satu tangan memegang bagian atas
angklung dan tangan lain memegang bagian bawah dari sisi lain angklung tersebut lalu
menggoyangkannya. Hal ini menyebabkan pipa-pipa bambu yang menyusun angklung
saling berbenturan menghasilkan suatu bunyi tertentu. Setiap satu alat musik angklung
hanya menghasilkan satu nada. Berbeda ukuran angklung yang digetarkan atau
digoyangkan menghasilkan nada yang berbeda pula. Oleh karena itu, dibutuhkan
beberapa pemain angklung untuk menghasilkan melodi yang indah untuk didengar.
Seorang pemain angklung dapat memainkan 2 atau 3 buah alat musik angklung.
Pada abad ke 12 sampai abad ke 16 terdapat Kerajaan Sunda di Nusantara,
diperkirakan pada saat itulah awal dari sejarah angklung. Saat itu rakyat dari Kerajaan
Sunda mempercayai bahwa dengan memainkan alat musik angklung dapat
menyenangkan Nyai Sri Pohaci. Nyai Sri Pohaci sendiri dipercaya sebagai dewi
kesuburan bagi rakyat Kerajaan Sunda. Nyai Sri Pohaci yang terpikat dengan alunan alat
musik yang terbuat dari bambu itu akan turun dan membuat tanah para rakyat menjadi
subur . Selain untuk “mengundang” Nyai Sri Pohaci, angklung pun digunakan untuk
membangkitkan semangat para prajurit yang berperang. Oleh karena itu, pemerintah
Hindia Belanda pernah melarang alat musik ini untuk dimainkan. Larangan keras dari
pemerintah Hindia Belanda membuat pemain angklung semakin berkurang.
2
B. Jenis – jenis angklung
1. Angklung Kanekes
Angklung di daerah Kanekes (kita sering menyebut mereka Badui) digunakan
terutama karena hubungannya dengan upacara padi, bukan semata-mata untuk
hiburan orang-orang. Angklung digunakan atau dibunyikan ketika mereka menanam
padi di huma (ladang). Angklung ditabuh ketika orang Kanekes menanam padi; ada
yang hanya dibunyikan bebas (dikurulungkeun), terutama di Kajeroan (Tangtu, Badui
Jero), dan ada yang dengan ritmis tertentu, yaitu di Kaluaran (Baduy Luar). Meski
demikian, angklung masih bisa ditampilkan di luar ritus padi dan tetap memunyai
aturan, misalnya hanya boleh ditabuh hingga masa ngubaran pare (mengobati padi),
sekitar tiga bulan dari sejak ditanamnya padi. Setelah itu, selama enam bulan
berikutnya semua kesenian tidak boleh dimainkan, dan boleh dimainkan lagi pada
musim menanam padi berikutnya. Menutup angklung dilaksanakan dengan acara
yang disebut musungkeun angklung, yaitu nitipkeun (menitipkan, menyimpan)
angklung setelah dipakai.
3. Angklung Gubrag
Angklung gubrag terdapat di Kampung Cipining, Kecamatan Cigudeg, Bogor.
Angklung ini telah berusia tua dan digunakan untuk menghormati dewi padi dalam
kegiatan melak pare (menanam padi), ngunjal pare (mengangkut padi), dan
ngadiukeun (menempatkan) ke leuit (lumbung). Dalam mitosnya angklung gubrag
mulai ada ketika suatu masa Kampung Cipining mengalami musim paceklik.
4. AngklungBadeng
5. Buncis
Buncis merupakan seni pertunjukan yang bersifat hiburan, di antaranya terdapat
di Baros (Arjasari, Bandung). Pada mulanya buncis digunakan pada acara-acara pertanian
yang berhubungan dengan padi. Tetapi pada masa sekarang buncis digunakan sebagai
seni hiburan. Hal ini berhubungan dengan semakin berubahnya pandangan masyarakat
yang mulai kurang mengindahkan hal-hal berbau kepercayaan lama. Tahun 1940-an
dapat dianggap sebagai berakhirnya fungsi ritual buncis dalam penghormatan padi,
karena sejak itu buncis berubah menjadi pertunjukan hiburan.
4
C. Ensamble angklung
Agar lebih kaya suaranya, angklung sebaiknya dimainkan dengan alat musik lain,
membentuk ansambel. Beberapa ansambel angklung yang sudah mapan adalah:
1. Klasik Padaeng
Ansambel angklung klasik yang dikenalkan oleh Daeng Soetigna ini terdiri atas:
Angklung melodi
Angklung akompanimen
Bas betot
Kombinasi minimal inilah yang paling populer dan umum dijumpai saat konser maupun
lomba paduan angklung.
2. Angklung solo
Angklung solo adalah konfigurasi yang menggantungkan satu unit angklung melodi pada
suatu palang sehingga bisa dimainkan satu orang saja. Sesuai dengan konvensi nada diatonis,
maka ada dua jajaran gantungan angklung. Yang bawah berisi nada penuh, sedangkan yang
atas berisi nada kromatis. Angklung solo ini digagas oleh Yoes Roesadi tahun 1964, dan
dimainkan bersama alat musik basanova dalam grup Aruba (Alunan Rumpun Bambu).
Sekitar tahun 1969, nama Aruba ini disesuaikan menjadi Arumba
3. Arumba
Arumba adalah istilah bagi seperangkat alat musik yang minimal terdiri atas:
Satu unit angklung melodi, digantung sehingga bisa dimainkan oleh satu orang
Satu unit bass lodong, juga dijejer agar bisa dimainkan satu orang
Gambang bambu melodi
Gambang bambu pendamping
Gendang
5
D. Teknik permainan angklung
Tidak semua orang dapat memainkan alat musik yang satu ini, untuk memainkannya terdapat
beberapa langkah dan teknik tertentu. Berikut daftarnya :
2. Posisi Tangan
Sampul atas angklung dipegang menggunakan tangan kiri, sedangkan tangan kanan
memegang bagian bawahnya. Dan diusahakan dengan tangan tetap lurus.
6. Teknik Staccato
Apabila biasanya instrumen ini dimainkan dengan cara dan teknik digoyangkan atau
digetarkan, berbeda dengan teknik staccato yang cara memainkannya diketok. Sehingga
menghasilkan bunyi yang pendek.
7. Teknik Tangkep
Cara memainkannya adalah dengan menahan dan menutup tabung kecil sehingga tidak
ikut berbunyi. Teknik ini digunakan untuk menghasilkan suara yang lebih halus.
do re mi fa sol la si
2. Notasi Balok
Notasi balok adalah simbol atau tanda untuk menyatakan tinggi rendahnya suara
yang diwujudkan dengan gambar. Notasi balok disebut juga notasi mutlak karena
mempunyai patokan tinggi nada yang tetap (a = 440 Hz) sehingga sangat efektif
digunakan dalam bermain musik.
7
Bagian-bagian notasi balok dibagi menjadi tiga, yaitu bendera, tangkai, dan
kepala. Notasi balok juga dirincikan sebagai berikut.
a. Bentuk, Nama, Harga, dan Nilai-Nilai Nada
Penulisan notasi balok diletakkan pada tempat not yang disebut garis
paranada. Garis paranada terdiri atas lima buah garis sejajar yang sama
panjangnya. Jaraknya bernomor dari bawah ke atas, yaitu 1, 2, 3, 4, 5. Selang atau
jarak antara dua buah garis notasi disebut spasi.
Tempat dan tinggi setiap nada yang terletak pada garis paranada tetap dan
tidak dapat diubah-ubah.
4. Notasi pada garis ketiga, arah tiang boleh ke bawah atau ke atas.
5. Bendera notasi, baik tangkai ke atas maupun ke bawah selalu ke arah kanan dengan
panjang kurang lebih dua spasi.
6. Beberapa nada dalam satu ketuk benderanya dapat disatukan jika masih dalam satu
birama.
7. Apabila garis paranada tidak cukup, dapat menambah garis bantu (garis penolong)
Dalam sebuah lagu, kita sering menjumpai satu atau lebih titik di belakang notasi.
Titik di belakang notasi gunanya untuk memperpanjang notasi. Nilai titik adalah setengah
dari notasi di depannya. Di bawah ini adalah nilai titik di belakang notasi
Tanda diam adalah lambang yang menyatakan berapa lama harus berhenti
atau beristirahat. Di bawah ini disajikan bentuk nilai dan letak tanda diam
dalam garis paranada.
9
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan
Angklung merupakan sebuah alat musik tradisional terkenal yang dibuat dari
bambu dan merupakan alat musik asli Jawa Barat, Indonesia. Dulunya, angklung
memegang bagian penting dari aktivitas upacara tertentu, khususnya pada musim panen.
Suara angklung dipercaya akan mengundang perhatian Dewi Sri (Nyi Sri Pohaci) yang
akan membawa kesuburan terhadap tanaman padi para petani dan akan memberikan
kebahagian serta kesejahteraan bagi umat manusia.
Jadi, berbanggalah kita sebagai orang Indonesia yang memiliki maha karya yang
dibuat bukan dari jiplakan melainkan, dari perjuangan nenek moyang kita dalam
berkesenian dan menciptakan suatu kesenian tersebut. Apalagi, sekarang angklung
merupakan alat musik yang universal dikalangan negara-negara se- Asia Tenggara, Asia
Timur bahkan Amerika Serikat. Jadi, kita musti tahu diri, dan wajib berterima kasih pada
pendahulu angklung dengan cara melestarikan musik tersebut dalam kehidupan kita
sekarang ini, jangan sampai nenek moyang kita menangis melihat buah karyanya diambil
orang lain secara ilegal dan dilipakan secara mentah oleh anak cucunya sendiri. Jangan
sampai angklung kalah dengan alat-alat musik modern, alat band dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Angklung
http://www.angklung-udjo.co.id/id
http://www.anneahira.com/sejarah-alat-musik-angklung,.htm
http://angklungisindonesia.com/pengetahuan/membuat-angklung/
10