Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH RUMUSAN MATERI

ANGKLUNG
Disusun untuk memenuhi tugas

Mata pelajaran : SENI BUDAYA

Nama guru : PAK PAPAM

Disusun oleh :

Nama : Nabila lathifah khairunnisa

Kelas : X KIMIA ANALIS 1

SMK NEGERI 5 BANDUNG


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada guru seni budaya
kami yang telah membimbing dan memberikan tugas ini

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Bandung , 19 maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI

JUDUL ISI ……………………………………………………………… i

KATA PENGANTAR ………………………………………………….. ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………. iii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah ………………………………………………………. 1


B. Rumusan masalah …………………………………………………………….. 1
C. Tujuan pembahasan …………………………………………………………... 1

BAB 2 PEMBAHASAN

A. Sejarah angklung ……………………………………………………………… 2


B. Jenis angklung ………………………………………………………………… 3
C. Ensamble angklung …………………………………………………………… 5
D. Teknik permainan angklung …………………………………………………… 6
E. Teknik penulisan partiture angklung …………………………………………... 7

BAB 3 PENUTUP

A. Kesimpulan ……………………………………………………………………. 10

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… 10


BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah


Angklung adalah sebuah alat atau waditra kesenian yang terbuat dari bambu
khusus, yang ditemukan oleh Bapak Daeng Sutigna sekitar tahun 1938. Ketika awal
penggunaannya angklung masih sebatas kepentingan kesenian lokal atau tradisional.
Namun karena bunyi-bunyian yang ditimbulkannya sangat merdu dan juga memiliki
kandungan lokal dan internasional seperti bunyi yang bertangga nada duremi fa so la si
du dan daminatilada, maka angklung pun cepat berkembang .Bahkan konon kabarnya
pertunjukan angklung pernah digelar dihadapan Para pemimpin Negara pada Konferensi
Asia Afika di Gedung Merdeka Bandung tahun 1955.
Sepeninggal Daeng Sutigna kreasi kesenian angklung diteruskan oleh Mang Ujo
dan Erwin Anwar. Bahkan Mang Ujo telah membuat pusat pembuatan dan
pengembangan kreasi kesenian angklung yang disebut ‘Saung angklung Mang Ujo” yang
berlokasi di Padasuka Cicaheum Bandung. Salah satu program yang ia lakukan
khususnya untuk mempertahankan kesenian angklung adalah memperkenalkan angklung
kepada para siswa sekolah, mulai TK, sampai dengan tingkat SLTA dan bahkan telah
menjadi salah satu kurikulum pada pada mata pelajaran lokal.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana sejarah adanya angklung?
2. Sebutkan jenis jenis angklung!
3. Apa itu ensambel angklung?
4. Bagaimana Teknik permainan angklung?
5. Bagaimana cara penulisan partitur angklung?
C. Tujuan pembahasan
1. Untuk menambah wawasan tentang kebudayaan nasional
2. Untuk lebih mengenal alat musik angklung sebagai warisan kebudayaa
3. Untuk ikut melestarikan budaya bangsa
1

BAB 2 PEMBAHASAN
A. Sejarah Angklung
Kata “angklung” sendiri berasal dari 2 kata dari bahasa Sunda, yaitu “angkleung-
angkleung” yang berarti diapung-apung dan “klung” yang merupakan suara yang
dihasilkan oleh alat musik tersebut. Dengan kata lain angklung berarti suara “klung” yang
dihasilkan dengan cara mengangkat atau mengapung-apungkan alat musik itu. Ada teori
lain yang mengatakan bahwa angklung berasal dari 2 kata dalam bahasa Bali, yaitu
“angka” yang berarti nada dan “lung” yang berarti hilang. Sehingga angklung dapat
diartikan sebagai nada yang hilang.
Angklung merupakan alat musik berasal dari Jawa Barat yang terbuat dari
beberapa pipa bambu dengan berbagai ukuran yang dilekatkan pada sebuah bingkai
bambu. Cara memainkan alat musik angklung adalah satu tangan memegang bagian atas
angklung dan tangan lain memegang bagian bawah dari sisi lain angklung tersebut lalu
menggoyangkannya. Hal ini menyebabkan pipa-pipa bambu yang menyusun angklung
saling berbenturan menghasilkan suatu bunyi tertentu. Setiap satu alat musik angklung
hanya menghasilkan satu nada. Berbeda ukuran angklung yang digetarkan atau
digoyangkan menghasilkan nada yang berbeda pula. Oleh karena itu, dibutuhkan
beberapa pemain angklung untuk menghasilkan melodi yang indah untuk didengar.
Seorang pemain angklung dapat memainkan 2 atau 3 buah alat musik angklung.
Pada abad ke 12 sampai abad ke 16 terdapat Kerajaan Sunda di Nusantara,
diperkirakan pada saat itulah awal dari sejarah angklung. Saat itu rakyat dari Kerajaan
Sunda mempercayai bahwa dengan memainkan alat musik angklung dapat
menyenangkan Nyai Sri Pohaci. Nyai Sri Pohaci sendiri dipercaya sebagai dewi
kesuburan bagi rakyat Kerajaan Sunda. Nyai Sri Pohaci yang terpikat dengan alunan alat
musik yang terbuat dari bambu itu akan turun dan membuat tanah para rakyat menjadi
subur . Selain untuk “mengundang” Nyai Sri Pohaci, angklung pun digunakan untuk
membangkitkan semangat para prajurit yang berperang. Oleh karena itu, pemerintah
Hindia Belanda pernah melarang alat musik ini untuk dimainkan. Larangan keras dari
pemerintah Hindia Belanda membuat pemain angklung semakin berkurang.
2
B. Jenis – jenis angklung
1. Angklung Kanekes
Angklung di daerah Kanekes (kita sering menyebut mereka Badui) digunakan
terutama karena hubungannya dengan upacara padi, bukan semata-mata untuk
hiburan orang-orang. Angklung digunakan atau dibunyikan ketika mereka menanam
padi di huma (ladang). Angklung ditabuh ketika orang Kanekes menanam padi; ada
yang hanya dibunyikan bebas (dikurulungkeun), terutama di Kajeroan (Tangtu, Badui
Jero), dan ada yang dengan ritmis tertentu, yaitu di Kaluaran (Baduy Luar). Meski
demikian, angklung masih bisa ditampilkan di luar ritus padi dan tetap memunyai
aturan, misalnya hanya boleh ditabuh hingga masa ngubaran pare (mengobati padi),
sekitar tiga bulan dari sejak ditanamnya padi. Setelah itu, selama enam bulan
berikutnya semua kesenian tidak boleh dimainkan, dan boleh dimainkan lagi pada
musim menanam padi berikutnya. Menutup angklung dilaksanakan dengan acara
yang disebut musungkeun angklung, yaitu nitipkeun (menitipkan, menyimpan)
angklung setelah dipakai.

2. Angklung Dogdog Lojor


Kesenian dogdog lojor terdapat di masyarakat Kasepuhan Pancer Pangawinan
atau kesatuan adat Banten Kidul yang tersebar di sekitar Gunung Halimun
(berbatasan dengan Sukabumi, Bogor, dan Lebak). Meski kesenian ini dinamakan
dogdog lojor, yaitu nama salah satu instrumen di dalamnya, tetapi di sana juga
digunakan angklung karena kaitannya dengan acara ritual padi. Setahun sekali,
setelah panen seluruh masyarakat mengadakan acara Serah Taun atau Seren Taundi
pusat kampung adat. Pusat kampung adat sebagai tempat kediaman kokolot (sesepuh)
tempatnya selalu berpindah-pindah sesuai petunjuk gaib.
Tradisi penghormatan padi pada masyarakat ini masih dilaksanakan karena
mereka termasuk masyarakat yang masih memegang teguh adat lama. Secara tradisi
mereka mengaku sebagai keturunan para pejabat dan prajurit keraton Pajajaran dalam
baresan pangawinan (prajurit bertombak
3

3. Angklung Gubrag
Angklung gubrag terdapat di Kampung Cipining, Kecamatan Cigudeg, Bogor.
Angklung ini telah berusia tua dan digunakan untuk menghormati dewi padi dalam
kegiatan melak pare (menanam padi), ngunjal pare (mengangkut padi), dan
ngadiukeun (menempatkan) ke leuit (lumbung). Dalam mitosnya angklung gubrag
mulai ada ketika suatu masa Kampung Cipining mengalami musim paceklik.

4. AngklungBadeng

Badeng merupakan jenis kesenian yang menekankan segi musikal dengan


angklung sebagai alat musiknya yang utama. Badeng terdapat di Desa Sanding,
Kecamatan Malangbong, Garut. Dulu berfungsi sebagai hiburan untuk kepentingan
dakwah Islam. Diduga badeng telah digunakan masyarakat sejak lama dari masa sebelum
Islam untuk acara-acara yang berhubungan dengan ritual penanaman padi. Sebagai seni
untuk dakwah badeng dipercaya berkembang sejak Islam menyebar di daerah ini sekitar
abad ke-16 atau ke-17. Pada masa itu penduduk Sanding, Arpaen, dan Nursaen belajar
agama Islam ke Kerajaan Demak. Setelah pulang dari Demak mereka berdakwah
menyebarkan agama Islam. Salah satu sarana penyebaran Islam yang digunakannya
adalah dengan kesenian badeng.

5. Buncis
Buncis merupakan seni pertunjukan yang bersifat hiburan, di antaranya terdapat
di Baros (Arjasari, Bandung). Pada mulanya buncis digunakan pada acara-acara pertanian
yang berhubungan dengan padi. Tetapi pada masa sekarang buncis digunakan sebagai
seni hiburan. Hal ini berhubungan dengan semakin berubahnya pandangan masyarakat
yang mulai kurang mengindahkan hal-hal berbau kepercayaan lama. Tahun 1940-an
dapat dianggap sebagai berakhirnya fungsi ritual buncis dalam penghormatan padi,
karena sejak itu buncis berubah menjadi pertunjukan hiburan.
4

C. Ensamble angklung

Agar lebih kaya suaranya, angklung sebaiknya dimainkan dengan alat musik lain,
membentuk ansambel. Beberapa ansambel angklung yang sudah mapan adalah:

1. Klasik Padaeng
Ansambel angklung klasik yang dikenalkan oleh Daeng Soetigna ini terdiri atas:
 Angklung melodi
 Angklung akompanimen
 Bas betot
Kombinasi minimal inilah yang paling populer dan umum dijumpai saat konser maupun
lomba paduan angklung.

2. Angklung solo

Angklung solo adalah konfigurasi yang menggantungkan satu unit angklung melodi pada
suatu palang sehingga bisa dimainkan satu orang saja. Sesuai dengan konvensi nada diatonis,
maka ada dua jajaran gantungan angklung. Yang bawah berisi nada penuh, sedangkan yang
atas berisi nada kromatis. Angklung solo ini digagas oleh Yoes Roesadi tahun 1964, dan
dimainkan bersama alat musik basanova dalam grup Aruba (Alunan Rumpun Bambu).
Sekitar tahun 1969, nama Aruba ini disesuaikan menjadi Arumba

3. Arumba

Arumba adalah istilah bagi seperangkat alat musik yang minimal terdiri atas:

 Satu unit angklung melodi, digantung sehingga bisa dimainkan oleh satu orang
 Satu unit bass lodong, juga dijejer agar bisa dimainkan satu orang
 Gambang bambu melodi
 Gambang bambu pendamping
 Gendang

5
D. Teknik permainan angklung

Tidak semua orang dapat memainkan alat musik yang satu ini, untuk memainkannya terdapat
beberapa langkah dan teknik tertentu. Berikut daftarnya :

1. Mengatur Posisi Alat Musik


Saat dimainkan dengan posisi tegak bukan miring. Alat musik ini memiliki tabung yang
terdiri dari tabung tinggi dan tabung rendah. Posisi angklung yang benar adalah tabung
yang tertinggi berada di bagian kanan sedangkan yang rendah berada dikiri.

2. Posisi Tangan
Sampul atas angklung dipegang menggunakan tangan kiri, sedangkan tangan kanan
memegang bagian bawahnya. Dan diusahakan dengan tangan tetap lurus.

3. Menggetarkan Atau Menggoyangkan


Instrumen ini digetarkan atau digoyangkan dengan tangan kanan, sedangkan tangan kiri
hanya digunakan untuk memegangnya. Kemudian gerakkan tangan kanan dari kanan ke
kiri secara berulang-ulang, gerakkan secara cepat.

4. Memegang Angklung Lebih Dari Satu


Jika instrumen musik anda yang gunakan berukuran kecil, maka hanya cukup dipegang
saja dengan memberikan jarak antara kedua angklung tersebut. Apabila berukuran sedang
(lumayan besar), anda dapat memasukkan angklung tersebut ke dalam lengan anda.
Pastikan instrumen yang berukuran paling besar diletakkan lebih dekat dengan badan

5. Teknik Getaran Panjang


Cara memainkan dengan teknik ini adalah dengan menggerakkan secara panjang sesuai
nada yang dikehendaki. Nada yang dihasilkan nantinya saling menyambung dan panjang
tanpa terputus-putus.
6

6. Teknik Staccato
Apabila biasanya instrumen ini dimainkan dengan cara dan teknik digoyangkan atau
digetarkan, berbeda dengan teknik staccato yang cara memainkannya diketok. Sehingga
menghasilkan bunyi yang pendek.

7. Teknik Tangkep
Cara memainkannya adalah dengan menahan dan menutup tabung kecil sehingga tidak
ikut berbunyi. Teknik ini digunakan untuk menghasilkan suara yang lebih halus.

E. Teknik penulisan partiture angklung


1. Notasi Angka
Notasi angka adalah sistem penulisan lagu yang menggunakan simbol angka-
angka.
Angka-angka yang dipakai adalah sebagai berikut.
 1      2     3      4      5      6     7

do    re    mi    fa    sol    la    si

angka nol (0) sebagai tanda diam atau istirahat


Dalam perkembangannya, notasi angka kurang efektif karena tidak memiliki patokan
tinggi nada yang tetap. Notasi angka lebih cocok dipakai dalam pembelajaran vocal

2. Notasi Balok
Notasi balok adalah simbol atau tanda untuk menyatakan tinggi rendahnya suara
yang diwujudkan dengan gambar. Notasi balok disebut juga notasi mutlak karena
mempunyai patokan tinggi nada yang tetap (a = 440 Hz) sehingga sangat efektif
digunakan dalam bermain musik.
7
 Bagian-bagian notasi balok dibagi menjadi tiga, yaitu bendera, tangkai, dan
kepala. Notasi balok juga dirincikan sebagai berikut.
a. Bentuk, Nama, Harga, dan Nilai-Nilai Nada

 Penulisan notasi balok diletakkan pada tempat not yang disebut garis
paranada. Garis paranada terdiri atas lima buah garis sejajar yang sama
panjangnya. Jaraknya bernomor dari bawah ke atas, yaitu 1, 2, 3, 4, 5. Selang atau
jarak antara dua buah garis notasi disebut spasi.

 Tempat dan tinggi setiap nada yang terletak pada garis paranada tetap dan
tidak dapat diubah-ubah.

––––––––––– Garis ke-5


Spasi ke-4

––––––––––– Garis ke-4


Spasi ke-3

––––––––––– Garis ke-3


Spasi ke-2

––––––––––– Garis ke-2


Spasi ke-1

––––––––––– Garis ke-1


Cara penulisan notasi balok pada garis paranada adalah sebagai berikut.
1. Bagian kepala notasi miring ke kanan atas
2. Arah tiang tegak lurus dua setengah spasi.
3. Notasi di bawah garis ketiga, arah tiang ke atas, dan notasi di atas garis ketiga, arah
tiang ke bawah. 

4. Notasi pada garis ketiga, arah tiang boleh ke bawah atau ke atas.
5. Bendera notasi, baik tangkai ke atas maupun ke bawah selalu ke arah kanan dengan
panjang kurang lebih dua spasi.
6. Beberapa nada dalam satu ketuk benderanya dapat disatukan jika masih dalam satu
birama.
7. Apabila garis paranada tidak cukup, dapat menambah garis bantu (garis penolong)

Dalam sebuah lagu, kita sering menjumpai satu atau lebih titik di belakang notasi.
Titik di belakang notasi gunanya untuk memperpanjang notasi. Nilai titik adalah setengah
dari notasi di depannya. Di bawah ini adalah nilai titik di belakang notasi

b. Bentuk dan Nilai Tanda Diam

Tanda diam adalah lambang yang menyatakan berapa lama harus berhenti
atau beristirahat. Di bawah ini disajikan bentuk nilai dan letak tanda diam
dalam garis paranada.
9

BAB 3 PENUTUP

A. Kesimpulan
Angklung merupakan sebuah alat musik tradisional terkenal yang dibuat dari
bambu dan merupakan alat musik asli Jawa Barat, Indonesia. Dulunya, angklung
memegang bagian penting dari aktivitas upacara tertentu, khususnya pada musim panen.
Suara angklung dipercaya akan mengundang perhatian Dewi Sri (Nyi Sri Pohaci) yang
akan membawa kesuburan terhadap tanaman padi para petani dan akan memberikan
kebahagian serta kesejahteraan bagi umat manusia.
Jadi, berbanggalah kita sebagai orang Indonesia yang memiliki maha karya yang
dibuat bukan dari jiplakan melainkan, dari perjuangan nenek moyang kita dalam
berkesenian dan menciptakan suatu kesenian tersebut. Apalagi, sekarang angklung
merupakan alat musik yang universal dikalangan negara-negara se- Asia Tenggara, Asia
Timur bahkan Amerika Serikat. Jadi, kita musti tahu diri, dan wajib berterima kasih pada
pendahulu angklung dengan cara melestarikan musik tersebut dalam kehidupan kita
sekarang ini, jangan sampai nenek moyang kita menangis melihat buah karyanya diambil
orang lain secara ilegal dan dilipakan secara mentah oleh anak cucunya sendiri. Jangan
sampai angklung kalah dengan alat-alat musik modern, alat band dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Angklung

http://www.angklung-udjo.co.id/id

http://www.anneahira.com/sejarah-alat-musik-angklung,.htm

http://angklungisindonesia.com/pengetahuan/membuat-angklung/
10

Anda mungkin juga menyukai