Anda di halaman 1dari 5

AGAMA NASRANI PADA MASA KERAJAAN ROMAWI

A. Sejarah Singkat Agama Nasrani

Bahwa agama Nasrani dimulai pada saat peristiwa Pentakosta (turunnya Roh Kudus), karena pada peristiwa tersebut Tuhan memberikan Roh-Nya kepada Para Rasul atau orang percaya lainnya, yang memberi kekuatan dan kemampuan kepada mereka untuk mengabarkan Injil. Kedua, menunjuk kepada penyebutan terhadap pengikut Kristus sebagai orang-orang Nasrani di Antiokia. Ketiga, ada yang menunjuk awal agama Nasrani pada peristiwa Paskah atau Kebangkitan Yesus, karena anggapan bahwa kebangkitan Yesus itu menjadi titik awal dari iman Nasrani dan penyebarannya. Namun demikian, karena sumber pengajaran atau tokoh yang mengajarkan agama Nasrani atau Injil adalah Yesus Kristus, maka tentu awal sejarah agama Nasrani dapat kita tunjuk pada waktu ketika Yesus masih hidup dan berkarya, atau bahkan dapat ditunjuk pada saat kelahiran Yesus. Dengan kata lain, sejarah agama Nasrani sudah dimulai sejak Yesus ada di dunia dan melakukan karya penyelamatan-Nya. Banyak peristiwa yang kompleks mengenai perkembangan agama Nasrani ini. Baik itu dari segi penyebarannya maupun dari segi kehidupan pengikutnya. Kehidupan umat Nasrani pada abad ke-1 ke-2, melanjutkan cara ketika bersama Yesus, yaitu mereka berkumpul lalu membicarakan firman Tuhan, menyampaikan puji-pujian dan makan bersama. Ibadah atau persekutuan ini, umumnya dilakukan di rumah-rumah atau di tempat-tempat yang tersembunyi, khususnya di ruang bawah tanah (goa), ketika terjadi penganiayaan atau penindasan terhadap orang Nasrani. Belum ada gedung gereja. Gedung gereja pertama yang dipakai orang-orang Nasrani baru berdiri di Edessa, di Syria tahun 200M. Pada awal sejarah gereja, umat Nasrani yang ada terdiri dari berbagai latar belakang suku bangsa. Namun yang paling menonjol dan berperan utama adalah orang-orang Nasrani Yahudi. Mereka terutama tinggal di Yerusalem. Karena mereka berlatar belakang Yahudi, maka mereka masih beribadah di Bait Allah dan Synagoge, serta masih mempraktekkan ajaran Hukum Taurat secara ketat. Mereka tidak bergaul dengan masyakarat non Yahudi atau yang disebut kafir. Pada masa awal itu di Yerusalem, orang-orang Nasrani mengalami penghambatan, seperti difitnah, dianiaya bahkan dibunuh. Karena hal ini, mereka lalu melarikan diri dari Yerusalem dan pindah ke Samaria di bagian Utara daerah Palestina atau Israel. Di sana mereka menyebarkan Injil dan banyak orang yang termasuk kafir kemudian menerima Injil. Dengan demikian sudah terjadi penyebaran Injil ke luar daerah. Tersebarnya Injil di luar

Yerusalem dan terhadap orang-orang bukan Yahudi menyebabkan masalah dalam lingkungan umat Nasrani. Masalahnya adalah orang-orang Nasrani Yahudi itu hendak memaksakan pelaksanaan Hukum Taurat atau tradisi Yahudi kepada orang-orang Nasrani baru dari bangsa lain. Juga dalam hal-hal tertentu, mereka tidak mau bergaul dengan orang-orang Nasrani bukan Yahudi. Di sini Paulus berhasil meyakinkan orang-orang Krsiten Yahudi bahwa orang-orang Nasrani bukan Yahudi tidak harus melakukan Hukum Taurat untuk diselamatkan. Dalam perkembangan kemudian, Injil tersebar secara luas dan pada tahun 175 sudah banyak daerah yang menjadi Nasrani termasuk bagian Eropa Barat, yaitu sebagian Perancis dan Roma dan sebagian daerah Asia Kecil. Pusat pekabaran Injil adalah kota Anthiokia (bagian Samaria) (Kis 11:20). Tokoh utama dalam penyebaran Injil ini adalah Rasul Paulus. Di bagian Timur, yaitu daerah Syria dan Persia, penyebaran agama Nasrani dilakukan oleh orang-orang Nasrani Yahudi. Pada tahun 179 Raja Edessa, salah satu kerajaan di daerah Timur itu masuk Nasrani. Agama Nasrani manjadi agama Negara dan kerajaan Edessa menjadi kerajaan Nasrani yang pertama. Penyebaran Nasrani juga mengarah ke Selatan, yaitu ke Mesir dan ke Arabia, khususnya Yaman. Pada tahun 150 sudah ada banyak orang Nasrani di daerah tersebut. Pada tahun 180 M, agama Nasrani sudah tersebar di banyak tempat dengan daerah yang luas, yaitu di Eropa bagian Selatan, Perancis dan Itali sekarang, Arabia Selatan dan Persia.

B. Perkembangan Agama Nasrani di Kekaisaran Roma Sepeninggal Octavianus, tampuk kepemimpinan ImperiumRomanum di wariskan pada Tiberius. Pada masa kepemimpinan Tiberiuslah berkembang agama yang saat ini paling banyak dianut di dunia,Nasrani. Agama Nasrani yang diajarkan oleh Yesus Kristus (Nabi Isa) inibersifat monotheisme, berbeda jauh dengan agama pagan (agama resmidi Imperium Romanum) yang bersifat polytheisme. Pada awal perkembanganya agama nasrani banyak mendapat tekanan dari pemerintah karena agama ini dianggap menyalahi kepercayaan setempat yang punya banyak dewa atau disebut polytheisme sedangkan agama nasrani lebih menjurus ke monotheisme tetapi pada perkembangan selanjutnya ajaran agama nasrani mampu berkembang cukup pesat pada golongan masyarakat bawah yang pada perkembangan selanjutnya para penguasa juga memulai memeluk agama ini. Ini tidak lain juga merupakan imbas dari kekacauan yang terjadi di kekaisaran Roma yang memicu tumbuhnya keinginan

untuk memilih agama yang lebih baik dari agama yang dianut mereka sebelumnya sebagai pegangan hidup. Masyarakat Romawu sudah tidak percaya lagi pada dewa yang mereka sembah karena mereka sudah punya anggapan bahwa dewa-dewa tersebut tidak mampu menyelesaikan persoalan mereka. Pada awalnya, kedatangan agama baru ini bisa ditoleransi oleh orang Romawi. Namun pada perkembangan selanjutnya, orang Romawimulai khawatir akan penyebaran agama Nasrani yang begitu cepatnya. Mereka mengkhawatirkan agama ini akan memecahbelah persatuanbangsa Romawi. orang Nasrani mengalami penghambatan atau penganiayaan, baik dari rakyat maupun pemerintah. Penghambatan terutama terjadi karena orang-orang Nasrani memiliki kehidupan yang berbeda dengan masyarakat. Mereka menjadi eksklusif dengan tidak mengikuti kebiasaan masyarakat. Misalnya mereka tidak mau menonton pertandingan antara binatang buas dengan manusia; tidak mau menonton dramadrama yang menunjukkan ketidak-sopanan; tidak masuk dan memberikan persembahan kepada dewa-dewa di kuil dan tidak mengikuti upacara kenegaraan dan tidak menyembah dewa-dewa atau kaisar yang disembah oleh masyarakat. Karena itu, orang Nasrani dicurigai dan difitnah sebagai pelaku ajaan sesat. Misalnya mereka difitnah melakukan pembunuhan anak-anak kecil untuk dikorbankan kepada dewa mereka (karena ada ajaran tentang pengorbanan Anak manusia atau Anak Domba Allah, yaitu dalam diri Yesus) juga mereka difitnah membunuh manusia dan dagingnya dimakan dan darahnya diminum bersama dalam perjamuan (karena ada ajaran tentang makan roti dan minum anggur sebagai symbol tubuh dan darah Yesus yang dikorbankan untuk menebus dosa) juga mereka difitnah akan memberontak di bawah pimpinan seorang raja yang akan datang dan menciptakan kerajaan baru (karena ada ajarang tentang Yesus yang datang sebagai Raja dan membawa Kerajaan yang baru, yaitu Kerajaan Sorga). Dengan tuduhan dan fitnah itu, banyak orang Nasrani dianiaya dan dibunuh, baik oleh rakyat maupun oleh pemerintah. Kaisar pertama yang terkenal menganiaya umat Nasrani adalah Kaisar Nero, yang pada tahun 64 menuduh orang-orang Krsiten yang membakar kota Roma, kemudian menganiaya orang-orang Nasrani. Padahal dia sendiri yang membakar kota itu. Diduga bahwa Rasul Petrus dibunuh pada masa penganiayaan ini. Tokoh-tokoh Nasrani lain yang dibunuh pada masa penganiayan ini adalah Ignatius (Uskup Anthiokia di Syria), Policarpus (Uskup Smirna di Asia Kecil) dan Blandina (budak dari kota Lyon di Perancis). Penindasan yang dialami orang-orang Nasrani, tidak membuat mereka meinggalkan agama Nasrani. Bahkan penindasan itu membuat banyak orang bukan Nasrani bersimpati dan kemudian

menjadi Nasrani. Dengan demikian umat Nasrani semakin bertambah banyak. Pada akhir abad ke-2, umat Nasrani mulai diberi kebebasan (End, 55). Mulai pada awal abad ke-3, penyebaran agama Nasrani semakin luas melingkupi seluruh wilayah Romawi, Persia bahkan sebagian India

Namun penghambatan dimulai lagi secara intensif, yang dilakaukan oleh penguasa, yaitu Kaisar Desius dan Kaisar Diocletianus ( th 3 M). Di jaman Kaisar Desius, orang Nasrani dihambat karena mereka tidak mau mempersembahkan korban kepada para dewa, yang disembah oleh kaisar. Di sini mereka dituduh sebagai penghianat karena tidak mengikuti perintah kaisar. Setelah penghambatan kaisar Desius ini, umat Nasrani mengalami perkembangan yang baik. Mereka diberikan kesempatan untuk menyebarkan agama Nasrani dan di dalam perintahan ada menduduki jabatan-jabatan penting. Namun, di masa Kaisar Diocletianus, penganiayaan terhadap orang Nasrani berlangsung lagi bahkan semakin dahsyat. Orang-orang Nasrani dipecat dari pekerjaan dan jabatan mereka, gedung-gedung gereja dibakar, uskup-uskup dibunuh. Perubahan besar terjadi bagi umat Nasrani ketika Kaisar Konstantinus Agung memerintah. Dia melakukan hal itu karena saat bertempur dia melihat di angkasa salib dengan tulisan (dengan tanda ini engkau akan menang).Dan hal itu membuat ia yakin bahwa agama nasrani adalah agama yang benar. Pada saat itulah agama nasrani berkembang pesat tetapi sudah kehilangan bentuk aslinya. Dia berpikir bahwa menganiaya orang Nasrani bukan hal yanag baik bagi Negara. Justru ajaran tentang persaudaraan dan persatuan dalam agama Nasrani penting bagi kesatuan dan kekuatan Negara. Oleh karena itu, ia bersimpati dan melindungi orang Nasrani. Ia mengeluarkan keputusan Milano (th 313), yang berisi: 1. gereja diberikan kebebasan penuh untuk beraktivitas 2. milik gereja yang dirampas nergara dikembalikan, bahkan pemerintah memberikan fasiltas untuk membangun gedung-gedung gereja yang dirusak; hari Minggu dijadikan sebagai hari ibadah resmi. Kaisar ini kemudian masuk Nasrani. Setelah itu agama Nasrani menjadi agama Negara, khususnya ketika Kaisar Thoedosius (th 380) memerintah. Karena fasilitas ini, maka gereja menjadi sangat kaya dan semakin berkembang pesat dari segi jumlah dan daerah penyebarannya. Pada abad ke-5, penyebaran KeNasranian sudah meliputi daerah Asia Kecil,

Eropa Barat, Palestina dan sekitarnya, Afrika Utara, termasuk Arabia Selatan, Persia dan sebagian India. Kini justru Romawi lah yang mempengaruhi agama tersebut. Pengaruh tersebut adalah adanya suatu organisasi yang memicu munculnya susunan organisasi gereja, dengan posisi tertinggi yaitu Paus. Gereja menjelma menjadi suatu negara tersendiri, dengan istana Paus di Vatikan yang menjadi pusat agama nasrani. Segala kekuasaan dalam gereja berasal dari pusat yang menjadikan Paus menjadi pemimpin tertinggi gereja yang tidak hanya mengurus masalah kerohanian saja tetapi juga sudah lebih ke politik. Suatu jemaat nasrani mengangkat seorang presbyter (biskop). Kemudian untuk kota diangkat seorang patriarch sehingga pada 400 M patriarch-patrioarch tersebut mengakui kekuasaan Vatikan dan tunduk terhadap Paus, sementara imam-imam gereja dalam suatu muktamar gereja menetapkan ajaran agama nasrani hingga kepada hal-hal yang kecil dan khusus. Pada perkembangan selanjutnya dibentuk suatu hierarki gereja yang kokoh dengan Roma sebagai pusatnya. Dimana di pucuk pimpinan ada Paus dibawahnya dan ada kardinal, kemudian biskop pertama (aarts bisschop), diikuti oleh biskop, pastur dan apolistik masing-masing bertanggung jawab pada orang yang ada diatasnya. Dalam organisasi gereja tersebut terlihat benar tradisi pemerintahan Romawi sebagai pengaruhnya. Mengenai karya sastra yang dihasilkan oleh kalangan gereja antara lain adalah Karyakarya dari bapa gereja yang lazim disebut patristik yang sangat berpengaruh pada Eropa abad pertengahan dan modern. Beberapa bapa gereja tersebut adalah Uskup Eusebius, St Ambrosius, St Jeremius dan St Agustinus. Karya Eusebius yang paling terkenal adalah sejarah gereja yang menjadi acuan bagi karya-karya sejarah perkembangannya gereja oleh generasi selanjutnya. St Ambrosius yang dikenal sebagai Uskup Milan memperkenalkan hymne liturgi ke gereja. St Jeremies menciptakan karya yang sangat penting bagi gereja. Karya tersebut adalah terjemahan kitab perjanjian lama dan baru ke bahasa Latin. St Agustinus adalah penulis dan pemikir terbesar di kalangan gereja Nasrani di Eropa. Karya tersebut diantarannya adalah Confessions(pengakuan-pengakuan), De Civitas dei, atau the city of God (kota Tuhan). Dengan perkembangan itulah agama Nasrani berkembang dengan pesat didataran Eropa.

Anda mungkin juga menyukai