Contoh hasil akulturasi kebudayaan Hindu-Budha dan asli Indonesia yaitu candi,
punden berundak, prasasti, patung, seni pahat, seni ukir (relief), aksara dan sastra.
Agama Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 sampai ke-13M melalui jalur
perdagangan yang dibawa oleh pedagang dari Arab, Persia dan India. Islam
berkembang di Indonesia melalui perdagangan, pernikahan, pendidikan dan kesenian.
Kesultanan Islam yang ada di Indonesia
1. Samudra Pasai
Letaknya di utara Perlak, Loksumawe dan berbatasan langsung dengan Selat Malaka.
Sultan yang pernah memerintah : Malik As-Saleh, Malik At-thahir dan Mahmud
Malik Az-zahir. Mata pencaharian masyarakatnya : perdagangan lada, sutra dan kapur
barus.
2. Aceh Darussalam
Didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah dan menjadi sultan pertama. Masa kejayaan
dipimpin oleh Sultan Iskandar Muda, bidang keagamaan berkembang yang didukung
oleh ulama Nurudin Ar-Raniri.
3. Demak
Kesultanan pertama di Pulau Jawa. Didirikan oleh Raden Patah dan merupakan sultan
pertama. Merupakan pusat perkembangan agama Islam yang didampingi oleh Wali
Songo. Masa kejayaan dipimpin oleh Sultan Trenggono.
4. Banten
Didirikan oleh Fatahillah. Menjadi pusat perdagangan dan penyebaran Agama Islam.
Masa kejayaan dipimpin oleh Sultan Ageng Tirtayasa.
5. Makassar
Berawal dari kerajaan Gowa dan Talo yang bergabung menjadi satu, dipimpin oleh
raja Gowa. Setelah masuk Islam, menjadi kesultanan Makassar. Masa kejayaan
dipimpin oleh Sultan Hasanudin.
6. Mataram
Didirikan oleh Sutawijaya dan mejadi sultan pertama. Masa kejayaan dipimpin oleh
Sultan Agung. Mata pencaharian rakyatnya pertanian.
7. Ternate dan Tidore
Ternate merupakan kesultanan paling maju, hingga menyebabkan persekutuan yaitu
Uli Siwa dipimpin oleh Ternate dan Uli Lima dipimpin oleh Tidore. Ternate
merupakan pusat perdagangan rempah – rempah seperti pala dan cengkeh.
8. Banjar
Berawal dari Kerajaan Banjar, dipimpin oleh Raden Samudra. Ketika perang melawan
Nagara Daha, Banjar meminta bantuan Demak dan apabila menang, Banjar dan
semua rakyatnya akan masuk Islam. Setelah menang, menjadi Kesultanan Banjar.
Mata pencaharian rakyatnya : perdagangan lada.
Pra artinya sebelum dan aksara berarti tulisan. Dengan demikian, yang dimaksud masa
praaksara adalah masa sebelum manusia mengenal tulisan.
Masa praaksara disebut juga dengan masa nirleka (nir artinya tidak ada, dan leka artinya
tulisan), yaitu masa tidak ada tulisan. Masa praaksara dikenal pula dengan masa prasejarah.
Zaman Arkaekum atau zaman Arkeozoikum merupakan masa saat belum ada tanda-
tanda kehidupan di bumi. Zaman ini berlangsung 2.500 juta tahun yang lalu. Pada
zaman itu kondisi bumi masih belum stabil, bumi masih berbentuk planet bola gas
yang sangat panas, rotasi bumi terjadi dengan sangat cepat, suhu di bumi masih sangat
panas, dan kerak bumi masih dalam proses pembentukan, sehingga tidak ada tanda-
tanda kehidupan pada zaman ini.
Nah, kerak bumi baru tercipta saat terjadinya pendinginan bagian tepi dari “balon
bumi” atau yang biasa disebut juga sebagai bakalan bumi. Lempeng tektonik yang
kemudian akan menyebabkan terjadinya gempa bumi di dunia terbentuk pada masa
ini, Pahamifren. Gunung-gunung berapi yang ada di bumi juga terbentuk pada masa
ini. Bukti peninggalan zaman Arkaekum ini adalah kraton atau perisai benua yang
dapat ditemukan di sejumlah bagian dunia.
2. Zaman Paleozoikum
Zaman Paleozoikum merupakan masa prasejarah yang juga biasa disebut sebagai
zaman primer atau zaman kehidupan tua di bumi. Zaman ini terjadi pada 340 juta
tahun yang lalu, saat bumi masih belum stabil dan masih terus berubah. Pada zaman
Paleozoikum suhu di bumi mulai mengalami penurunan sehingga pada zaman ini
mulai muncul tanda-tanda kehidupan di bumi, berupa ikan, reptil, amfibi,
mikroorganisme, dan hewan-hewan bersel satu lainnya yang tidak bertulang.
3. Zaman Mesozoikum
Zaman Mesozoikum atau yang bisa disebut juga sebagai zaman pertengahan, terjadi
pada 252 juta sampai 65 juta tahun yang lalu. Zaman ini disebut juga sebagai zaman
reptil karena pada zaman ini mulai muncul reptil-reptil raksasa seperti Megalosaurus,
Iguanodon, Pseudosuchia, dan Plesiosaurus.
Selain dikenal sebagai zaman reptil, zaman ini juga dikenal sebagai zaman jura, yang
menjadi zaman kejayaan dinosaurus. Pada zaman ini juga muncul beberapa makhluk
hidup lain seperti burung dan binatang menyusui, tetapi tingkat populasi mereka
masih sangat rendah. Zaman Mesozoikum diakhiri dengan kepunahan massal
dinosaurus.
4. Zaman Neozoikum
Zaman Neozoikum seringkali disebut juga sebagai zaman Senozoikum atau zaman
Kenozoikum. Zaman yang disebut sebagai zaman kehidupan baru ini berlangsung
selama 65,5 juta tahun yang lalu sampai masa sekarang. Zaman Neozoikum terbagi
menjadi dua zaman, yaitu zaman Tersier dan zaman Kwarter.
Pada zaman Tersier mulai muncul mamalia, seperti ikan paus, opossum (mamalia
berkantung), multituberculates (sejenis hewan pengerat), nenek moyang gajah, nenek
moyang kuda, dan primata. Sementara pada zaman Kwarter mulai muncul manusia.
1. Zaman Batu. Zaman batu adalah zaman ketika sebagian besar perkakas penunjang
kehidupan manusia terbuat dari batu. Berdasarkan hasil temuan alat-alat yang digunakan
dan dari cara pengerjaannya.
a. Paleolithikum. Berlangsung kurang lebih 600.000 tahun silam.
Kehidupan manusia masih sangat sederhana, hidup berpindah-pindah (nomaden).
Mereka memperoleh makanan dengan cara berburu, mengumpulkan buah-buahan,
umbi-umbian, serta menangkap ikan.
Alat-alat yang digunakan pada zaman ini terbuat dari batu yang masih kasar dan
belum diasah, seperti kapak perimbas atau alat serpih yang digunakan untuk
menguliti hewan buruan, mengiris daging, atau memotong umbi-umbian.
b. Mesolithikum. Pada zaman ini, manusia sudah ada yang hidup menetap
sehingga kebudayaan yang menjadi ciri dari zaman ini adalah kebudayaan
Kjokkenmoddinger dan kebudayaan Abris sous Roche.
Kjokkenmoddinger adalah istilah yang berasal dari bahasa Denmark, yaitu kjokken
artinya dapur dan modding artinya sampah. Jadi, Kjokkenmoddinger arti
sebenarnya adalah sampah dapur. Kjokkenmoddinger adalah timbunan kulit kerang
dan siput yang menggunung dan sudah menjadi fosil. Kjokkenmoddinger
ditemukan di sepanjang pantai timur Sumatra, yakni antara Langsa dan Medan.
Abris Sous Roche (abris = tinggal, sous = dalam, roche = gua) maksudnya adalah
gua-gua yang dijadikan tempat tinggal manusia purba yang berfungsi sebagai
tempat perlindungan dari cuaca dan binatang buas. Kebudayaan abris sous roche
ini banyak ditemukan misalnya di Besuki, Bojonegoro, juga di daerah Sulawesi
Selatan.
c. Neolithikum. Pada zaman ini telah terjadi perubahan mendasar pada kehidupan
masyarakat praaksara. Mereka mulai hidup menetap dan mampu menghasilkan
bahan makanan sendiri melalui kegiatan bercocok tanam. Hasil kebudayaan yang
terkenal dari zaman ini adalah kapak persegi dan kapak lonjong.
d. Tradisi Megalithik. Megalithik berarti batu besar. Jadi yang dimaksud dengan
tradisi megalithik adalah pendirian bangunan dari batu yang berukuran besar.
Tradisi ini muncul pada zaman batu dan erat kaitannya dengan kepercayaan yang
berkembang pada saat itu, yaitu pemujaan terhadap roh nenek moyang. Jenis-jenis
bangunan megalithik antara lain sebagai berikut; menhir, dolmen, sarkofagus,
waruga dan punden berundak.
2. Zaman Logam/zaman perundagian (keahlian)
Setelah kamu mempelajari mengenai zaman Batu di Nusantara, kamu juga perlu tahu, nih,
zaman Logam di masa praaksara Nusantara dulu. Zaman Logam seringkali disebut juga
sebagai zaman Perundagian karena pada masa itu muncul golongan undagi yang mahir dalam
melakukan perkerjaan tangan.
Manusia purba pada zaman Logam mulai mengenal teknologi dan pertukangan dari logam
dengan menggunakan dua teknik, yaitu teknik cetakan batu (bivalve) dan teknik cetakan
tanah liat serta lilin (a cire perdue). Zaman logam dibagi menjadi tiga, yaitu:
Zaman Tembaga
Sesuai dengan namanya, manusia purba pada masa ini mulai mengenal logam untuk
membuat perkakas sehari-hari mereka. Tembaga merupakan bahan logam pertama yang
digunakan manusia purba sebagai bahan dasar membuat perkakas sehari-hari.
Namun, masa praaksara Nusantara tidak mengenal dan tidak terpengaruh zaman Tembaga.
Makanya peninggalan perkakas dari zaman Tembaga ini tidak ditemukan di Indonesia,
Pahamifren.
Zaman Perunggu
Nah, kalau peninggalan dari zaman Perunggu, baru deh banyak ditemukan di Indonesia.
Sesuai dengan namanya, manusia purba pada masa ini menggunakan perunggu untuk
membuat perkakas sehari-hari mereka. Peninggalan perkakas yang ditemukan di Nusantara
dari zaman Perunggu ini adalah sebagai berikut:
Kapak corong berupa kapak sepatu, yang digunakan sebagai alat kebesaran dalam
upacara adat. Kapak corong ini banyak ditemukan di Sulawesi Tengah, Sulawesi
Selatan, dan Bali.
Bejana perunggu yang berupa seperti periuk, tetapi gepeng dan langsing. Bejana
perunggu ini banyak ditemukan di Madura dan tepian Danau Kerinci, Sumatera. Dua
bejana yang ditemukan di Indonesia sama-sama memiliki hiasan yang sangat indah
berbentuk gambar.
Candrasa yang serupa senjata. Para ahli memperkirakan candrasa ini digunakan
manusia purba untuk keperluan upacara dan banyak ditemukan di Bandung.
Nekara yang berbentuk genderang besar atau tambur menyerupai dandang terbalik,
yang digunakan untuk ritual seperti ritual memanggil hujan dan sebagai pengiring
ritual kematian. Nekara ini juga digunakan sebagai genderang perang, loh. Nekara
banyak ditemukan di wilayah Jawa, Bali, Sumbawa, Sumatera, Pulau Roti, Kepulauan
Kei, dan Selayar. Nekara terbesar yang ditemukan di Indonesia adalah nekara “The
Moon of Pejeng”. Nekara tersebut berada di Bali.
Moko, yang merupakan sejenis nekara berukuran lebih kecil. Nekara ini digunakan
oleh manusia purba sebagai benda pusaka kepala suku, yang kemudian akan
diwariskan kepada anak laki-laki kepala suku atau sebagai alat mas kawin. Moko ini
banyak ditemukan di Manggarai (Pulau Flores) dan Pulau Alor.
Arca perunggu yang dapat berbentuk manusia atau binatang. Arca perunggu ini
biasanya berbentuk kecil dan memiliki cincin pada bagian atasnya. Cincin tersebut
berfungsi untuk menggantungkan arca karena arca perunggu juga digunakan sebagai
liontin. Arca perunggu ini banyak ditemukan di Palembang (Sulawesi Selatan),
Limbangan (Bogor), dan Bangkinang (Riau).
Zaman Besi
Pada zaman Besi, manusia purba sudah mampu membuat peralatan yang lebih sempurna
dengan menggunakan bahan baku bijih besi yang dileburkan dan dituangkan ke dalam
cetakan. Peninggalan manusia purba dari zaman Besi ini adalah mata pisau, mata sabit, mata
kapak, mata pedang, cangkul, dan lain sebagainya. Perkakas tersebut banyak ditemukan di
Bogor, Gunung Kidul (Yogyakarata), Besuki, dan Punug (Jawa Timur).
Perkembangan Kehidupan Manusia Pada Masa Praaksara
Flora Hampirsamadengansaatini
Fauna Hampirsamadengansaatini
ZAMAN PERUNDAGIAN
Padamasainimanusiatelahlebihmajudarisebelumnya.Manusiatelahmengembangkan/
memilikikeahlian-
keahlianuntukmelakukanpekerjaantertentu.dilihatsecarabahasaperundagianberasaldari kata
undagi yang memilikiartitenagaahliatauseseorang yang
memilikiketrampilandankeahliandalammelakukanpekerjaantertentu. Padamasainimasing-
masing orang dalammasyarakatsudahmengerjakanperkejaan yang
sesuaidengankeahliandanketrampilanmasingmasingindividu.ciriutamamasyarakatzamaniniad
alahsebagaiberikut :
1. sudahmembentukkelompok-kelompokkerjadalambidangpertukangan
2. sudahmengenal status keanggotaanmasyarakat yang didasarkanpadatingkatkekayaaan
3. sudahmengenaltehnikpengelolahanlogam
4. sudahmembuatperhiasandariemas
5. sudahmembuattempatibadah
6. sudahmengenalsistemkepercayaanyaituanimismedandinamisme
Ciri-ciri masyarakat pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana,
antara lain: