Anda di halaman 1dari 18

B.

Proses Masuk dan Berkembangnya Kebudayaan Hindu Buddha


di Indonesia

Ada 4 teori yang menjelaskan masuknya kebudayaan Hindu-Budha yaitu :


1). Waisya :Teori waisya ini dikemukakan oleh NJ. Krom. Menurutnya, proses masuknya
Hindu Buddha ke Indonesia dibawa oleh pedagang India.
2). Ksatria :Teori ksatria ini diungkapolehC.C. Bergmenurutnya
proses penyebaran kebudayan Hindu-Budha di indonesia dibawa oleh golongan ksatria
(bangsawan, prajurit) yang kalah berperang dan melarikan diri ke indnesia.
3). Brahmana :Teori Brahmana ini diungkap oleh Jc. Van Leur. Menurut teori ini proses
penyebaran kebudayan Hindu-Budha dibawa oleh golongan brahmana (pendeta)
4). Arus balik :Teori ini dikemukakan oleh F.D.K Bosch. Menurutnya, agama dan
kebudayaan Hindu – budha dibawa dan disebarkan oleh orang indonesia sendiri, banyak
pelajar Indonesia yang belajar Hindu-Budha di India dan setelah selesai kemudian para
pelajar tersebut pulang ke indonesia dan menyebarkan apa yang telah dipelajarinya.

 Contoh hasil akulturasi kebudayaan Hindu-Budha dan asli Indonesia yaitu candi,
punden berundak, prasasti, patung, seni pahat, seni ukir (relief), aksara dan sastra.

Kerajaan-kerajaan Hindu-Budha di Indonesia


1. Kutai
Letaknya di sungai Muara Kaman, Kalimantan Timur. Raja yang pernah memerintah :
Kudungga, Asmawarman dan Mulawarman. Peninggalannya : 7 Yupa. Yupa adalah tugu batu
yang berfungsi sebagai tugu peringatan.Yupa ditulis dalam bahasa pallawa dan sansekerta.
Yupa dikeluarkan pada masa pemerintahan Raja Mulawarman.
2. Tarumanegara
Kerajaan hindu beraliran wisnu. Raja yang terkenal : Purnawarman. Mata pencaharian
rakyatnya : bertani dan berdagang.
3. Sriwijaya
Letaknya di Palembang, dekat Sungai Musi. Raja yang terkenal : Balaputradewa, memerintah
pada abad 9 M. Mata pencaharian masyarakat : Berdagang. Merupakan pusat ilmiah pelajaran
agama budha.
4. Mataram Kuno :
Berdiri pada abad 8 M. Diperintah oleh Dinasti Sanjaya (Hindu) dan Dinasti Syailendra
(Budha). Masa kejayaan dipimpin oleh Dyah Balitung (898-911 M). Peninggalan Dinasti
Sanjaya : Candi Dieng dan Prambanana. Peninggalan Dinasti Syailendra yaitu Candi
Borobudur dan Mendut.
5. Medang
Letaknya didekat Jombang, tepi sungai Brantas. Didirikan oleh Mpu Sindok, sekalian
menjadi raja pertama. Masa kejayaan dipimpin oleh Raja Airlangga. Mata pencaharian
rakyatnya : pelayaran dan perdagangan. Berikut patung Raja Airlangga :
6. Kediri
Berawal dari pembagian kerajaan oleh Airlangga menjadi Janggala dan Panjalu (Kediri).
Namun, ketika Airlangga wafat, Janggala dan Panjalu perang, dimenangkan oleh Panjalu.
Masa kejayaan dipimpin oleh Raja Jayabaya. Mata pencaharian rakyatnya : pelayaran dan
perdagangan.
7. Singasari
Didirikan oleh Ken Arok, pada tahun 1222 M. Masa kejayaan dipimpin oleh Raja
Kertanegara. Mata pencaharian rakyatnya : pertanian dan perdagangan.
8. Majapahit
Kerajaan Hindu-Budha terbesar di Indonesia. Letaknya didekat Mojokerto. Didirikan oleh
Raden Wijaya, sekaligus Raja pertama. Raden Wijaya berhasil meruntuhkan Jayakatwang
dan menghancurkan tentara Mongol yang dipimpin oleh Kubilai Khan.
Masa kejayaan dipimpin oleh Raja Hayam Wuruk yang dibantu Gajah Mada dan
menguasai hampir seluruh wilayah Nusantara. Mata pencaharian rakyatnya : pertanian,
pelayaran dan perdagangan.
C. Proses Masuk dan Berkembangnya Islam ke Indonesia:

Teori tentang masuk dan berkembangnaya agama islam di Indonesia


1. Teori Arab atau Mesir yang dikemukakan oleh Buya Hamka (Haji Abdul
Malik Karim Amrullah), menurutnya
1. Islam berasal dari tanah kelahirannya, yaitu Arab atau Mesir.
2. Proses masuknya berlangsung pada abad-abad pertama Hijriyah atau abad
ke-7 Masehi.
3. Bukti masuknya bahwa bangsa Indonesia sejak awal telah menganut mazhab Syafi’i
yang sama dengan mazhab yang dianut di Mekkah.
Pendapat Anthony H.Johns
1. Islam berasal dari Mekkah.
2. Proses Islamisasi dilakukan oleh para musafir (kaum pengembara) yang datang ke
kepulauan Indonesia.
Catatan Dinasti Tang
1. Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 Masehi.
2. Catatan yang berjudul Hsin-tangshu (Sejarah Dinasti Tang) menyebutkan bahwa
pada 674 M telah ada pemukiman pedagang Arab di Polu-shih (Barus, Pantai Barat
Sumatra).
Pendapat di atas dianggap sebagai pendapat pertama yang sama.
2. Terori Persia yang dikemukakan oleh Hoesein Djajadiningrat
(pendapat kedua)
D. Ia mengatakan bahwa Islam yang masuk ke Indonesia berasal dari Persia.dasarnya
pada kesamaan budaya dan tradisi yang berkembang antara masyarakat Persia dan
Indonesia.
E. Tradisi tersebut antara lain adalah perayaan 10 Muharram atau Asyuro sebagai
hari suci kaum Syiah atas kematian Husein bin Ali, seperti yang berkembang
dalam tradisi Tabot di Pariaman, Sumatra Barat dan Bengkulu.
3. Teori Gujarat yang dikemukakan oleh Snouck Hurgronje (pendapat
ketiga) ia mengemukakan bahwa :
1. Islam masuk ke kepulauan Indonesia dari Gujarat sekitar abad ke-13 Masehi.
2. Pendapat senada dikemukan oleh Mouquette (Ilmuwan Belanda) yang menyatakan
bahwa Islam masuk ke Indonesia sekitar abad ke-13-14 Masehi.
3. Penentuan waktu itu berdasarkan tulisan pada batu nisan Sultan Malik al-Saleh yang
berangka tahun 698 H atau 1297 M.
4. Mouquette melihat ada kesamaan batu nisan Malik al-Saleh dengan batu nisan yang
ada di Cambay, Gujarat.
5. Bukti lain masuknya Islam pada abad ke-13 M adalah catatan Marcopolo (pedagang
Venesia) yang singgah di Sumatera dalam perjalanan pulangnya dari Cina pada tahun
1292. Di sana disebutkan bahwa Perlak merupakan kota Islam.
 Kesimpulan:
1. Islam yang datang pada abad ke-7 M berasal dariArab.
2. Islam yang datang pada abad ke-13 M berasal dari Gujarat.
3. Jadi Islam masuk ke Indonesia secara perlahan-lahan yang dimulai pada
abad ke-7 M dan mendapatkan bentuknya secara politik pada abad ke-13 M.

Persebaran Islam di Indonesia

1. Persebaran Islam di Indonesia terjadi secara bertahap.


2. Daerah pertama yang mendapat pengaruh Islam adalah bagian Barat karena
merupakan jalur perdagangan internasional.
3. Pusat kerajaan Islam di bagian barat seperti Samudera Pasai dan Aceh yang kemudian
menyebar ke kota-kota pelabuhan seperti Banten, Jepara, Gresik, Tuban, Makassar,
serta Ternate dan Tidore.

 Saluran-Saluran Atau Cara-Cara Peneyebaran Agama Dan Kebudayaan Islam


Di Indonesia
Persebarannya melalui jalan damai seperti perdagangan, pernikahan, pendidikan,
kesenian, dakwah dan tasawuf.
 Perdagangan
Para pedagang Arab, Persia, Cina, dan India berdagang sambil menyiarkan agama
Islam ketika menetap sementara untuk menunggu datangnya angin untuk berlayar
kembali ke negaranya.
 Pernikahan
Para pedagang muslim yang menetap di sekitar pelabuhan melakukan perkawinan
dengan penduduk setempat baik masyaraakt biasa maupun bangsawan. Contoh yang
kita temukan dalam Babad Tanah Jawi, tentang pernikahan puteri Campa dengan raja
Brawijaya dan melahirkan seorang putera yang kelak menjadi raja Demak bernama
Raden Patah. Dalam Babad Cirebon disebutkan seorang ulama terkenal bernama
Maulana Ishak yang berhasil menyembuhkan raja Blambangan, kemudian menikahi
puterinya dan melahirkan putra bernama Raden Paku yang kemudian dikenal dengan
sebutan Sunan Giri.
 Pendidikan
Para ulama dan guru-guru agama Islam mendirikan lembaga-lembaga pendidikan
Islam seperti Surau, Dayah dan Pesantren.
 Kesenian
Beberapa tokoh Islam menyebarkan agama yang diselipkan melaui pertunjukan
kesenian misalnya pertunjukan wayang kulit, misal oleh Sunan Kalijaga.
 Pengaruh Islam terhadap Masyarakat di Indonesia
1. Bidang Politik
Kerajaan-kerajaan yang semula bercorak Hindu-Buddha berubah menjadi kerajaan
Islam dengan sistem kesultanan.
2. Bidang Sosial
Pembedaan yang tegas antar kelompok masyarakat yang semula menerapkan sisitem
kasta menjadi pudar. Penggolongan terhadap kelompok hanya terjadi misalnya
penggolongan terhadap penyebar agama Islam dengan status sosial yang tinggi
disebut Sunan, penggolongan terhadap ulama disebut Kyai.
3. Bidang Agama
Sebagian besar masyarakat Indonesia yang semula menganut Hindu-Buddha berubah
menjadi pemeluk agama Islam
4. Bidang Kebudayaan
Terjadi akulturasi budaya Islam dengan kebudayaan yang sudah ada di Indonesia
misalnya:
1.Pada bangunan Masjid masih menggunakan atap tumpang seperti kebudayan Hindu-
Buddha.
2.Penempatan makam di tempat-tempat tinggi untuk orang-orang terhormat
menunjukkan kesinambungan tradisi yang mengandung unsur kepercayaan kepada
roh nenek moyang dna merupakan perwujudan punden berundak megalithikum
3.Dikenal seni ukir kaligrafi berupa ragam hias dari huruf Arab.
 Kerajaan-Kerajaan / kesultanan Islamdi Indonesia

Agama Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 sampai ke-13M melalui jalur
perdagangan yang dibawa oleh pedagang dari Arab, Persia dan India. Islam
berkembang di Indonesia melalui perdagangan, pernikahan, pendidikan dan kesenian.
Kesultanan Islam yang ada di Indonesia
1. Samudra Pasai
Letaknya di utara Perlak, Loksumawe dan berbatasan langsung dengan Selat Malaka.
Sultan yang pernah memerintah : Malik As-Saleh, Malik At-thahir dan Mahmud
Malik Az-zahir. Mata pencaharian masyarakatnya : perdagangan lada, sutra dan kapur
barus.
2. Aceh Darussalam
Didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah dan menjadi sultan pertama. Masa kejayaan
dipimpin oleh Sultan Iskandar Muda, bidang keagamaan berkembang yang didukung
oleh ulama Nurudin Ar-Raniri.
3. Demak
Kesultanan pertama di Pulau Jawa. Didirikan oleh Raden Patah dan merupakan sultan
pertama. Merupakan pusat perkembangan agama Islam yang didampingi oleh Wali
Songo. Masa kejayaan dipimpin oleh Sultan Trenggono.
4. Banten
Didirikan oleh Fatahillah. Menjadi pusat perdagangan dan penyebaran Agama Islam.
Masa kejayaan dipimpin oleh Sultan Ageng Tirtayasa.
5. Makassar
Berawal dari kerajaan Gowa dan Talo yang bergabung menjadi satu, dipimpin oleh
raja Gowa. Setelah masuk Islam, menjadi kesultanan Makassar. Masa kejayaan
dipimpin oleh Sultan Hasanudin.
6. Mataram
Didirikan oleh Sutawijaya dan mejadi sultan pertama. Masa kejayaan dipimpin oleh
Sultan Agung. Mata pencaharian rakyatnya pertanian.
7. Ternate dan Tidore
Ternate merupakan kesultanan paling maju, hingga menyebabkan persekutuan yaitu
Uli Siwa dipimpin oleh Ternate dan Uli Lima dipimpin oleh Tidore. Ternate
merupakan pusat perdagangan rempah – rempah seperti pala dan cengkeh.
8. Banjar
Berawal dari Kerajaan Banjar, dipimpin oleh Raden Samudra. Ketika perang melawan
Nagara Daha, Banjar meminta bantuan Demak dan apabila menang, Banjar dan
semua rakyatnya akan masuk Islam. Setelah menang, menjadi Kesultanan Banjar.
Mata pencaharian rakyatnya : perdagangan lada.

 Peninggalan Sejarah Masa Islam di Indonesia

1. Masjid, Contoh : Masjid Demak, Masjid Ampel Surabaya, Masjid Banten


2. Keraton ( tempat kediaman raja/istana)
Contoh: Keraton Surakarta, Keraton Yogyakarta, Keraton Kanoman di Cirebon, Istana
Maimun di Sumatera Utara
3. Makam
Terdiri atas:
 Jirat (kijing): bangunan terbuat dari batu atau tembok berbentuk persegi panjang
 Nisan: tonggak pendek dari batu yang ditanam di atas gundukan tanah
 Cungkup: bangunan mirip rumah yang berada diatas jirat
Contoh makam kuno bercorak Islam: makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik, Makam
Fatimah bintiMaimun di Gresik, Makam Sultan Malik al-Saleh di Aceh, makam sultan-
Mataram di Imogiri Yogyakarta
4. Kaligrafi
Adalah seni menulis indah dan disusun dalam aneka bentuk menarik menggunakan huruf
Arab. Hiasan-hiasan ini banyak ditemukan pada dinding Masjid atau batu nisan.
5. Karya Sastra
Babad: karya sastra berupa cerita berlatarbelakang sejarah, namun bukan sejarah yang
berdasar bukti dan fakta. Contoh: Babad Tanah Jawi, Babad Cirebon
Hikayat : karya sastra berupa cerita/dongeng yang dibuat sebagai pelipur lara/pembangkit
semangat. Contoh: Hikayat Hang Tuah, Hikayat raja-raja Pasai
Suluk: kitab-kitab yang berisi masalah gaib, ramalan tentang hari baik atau buruk, dan
makna atau symbol tertentu yang dihadapi manusia. Contoh: Suluk Wijil, Suluk Malang
Sumirang
Syair: puisi lama yang setiap baitnya terdiri atas empat baris yang berakhir dengan bunyi
yang sama. Contoh: Syair Perahu, Syair Si Burung Pingai
6. Seni Tari, Contoh: Tari Saman dari Aceh
7. Debus: merupakan kesenian bela diri dari Banten
8. Sekaten dan Grebeg: merupakan upacara peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW,
yang dilaksanakan di alun-alun Surakarta dan Yogyakarta. Upacara ini ditandai dengan
perarakan sebuah gunungan terbuat dari makanan, buah-buahan dan sayuran.
A. Kehidupan Manusia pada Masa Praaksara

Pra artinya sebelum dan aksara berarti tulisan. Dengan demikian, yang dimaksud masa
praaksara adalah masa sebelum manusia mengenal tulisan.
Masa praaksara disebut juga dengan masa nirleka (nir artinya tidak ada, dan leka artinya
tulisan), yaitu masa tidak ada tulisan. Masa praaksara dikenal pula dengan masa prasejarah.

1. Periodisasi sejarah perkembangan bumi secara geologis (Fase pembentukan bumi)


1. Zaman Arkaekum

Zaman Arkaekum atau zaman Arkeozoikum merupakan masa saat belum ada tanda-
tanda kehidupan di bumi. Zaman ini berlangsung 2.500 juta tahun yang lalu. Pada
zaman itu kondisi bumi masih belum stabil, bumi masih berbentuk planet bola gas
yang sangat panas, rotasi bumi terjadi dengan sangat cepat, suhu di bumi masih sangat
panas, dan kerak bumi masih dalam proses pembentukan, sehingga tidak ada tanda-
tanda kehidupan pada zaman ini.

Nah, kerak bumi baru tercipta saat terjadinya pendinginan bagian tepi dari “balon
bumi” atau yang biasa disebut juga sebagai bakalan bumi. Lempeng tektonik yang
kemudian akan menyebabkan terjadinya gempa bumi di dunia terbentuk pada masa
ini, Pahamifren. Gunung-gunung berapi yang ada di bumi juga terbentuk pada masa
ini. Bukti peninggalan zaman Arkaekum ini adalah kraton atau perisai benua yang
dapat ditemukan di sejumlah bagian dunia.

2. Zaman Paleozoikum

Zaman Paleozoikum merupakan masa prasejarah yang juga biasa disebut sebagai
zaman primer atau zaman kehidupan tua di bumi. Zaman ini terjadi pada 340 juta
tahun yang lalu, saat bumi masih belum stabil dan masih terus berubah. Pada zaman
Paleozoikum suhu di bumi mulai mengalami penurunan sehingga pada zaman ini
mulai muncul tanda-tanda kehidupan di bumi, berupa ikan, reptil, amfibi,
mikroorganisme, dan hewan-hewan bersel satu lainnya yang tidak bertulang.

3. Zaman Mesozoikum

Zaman Mesozoikum atau yang bisa disebut juga sebagai zaman pertengahan, terjadi
pada 252 juta sampai 65 juta tahun yang lalu. Zaman ini disebut juga sebagai zaman
reptil karena pada zaman ini mulai muncul reptil-reptil raksasa seperti Megalosaurus,
Iguanodon, Pseudosuchia, dan Plesiosaurus.

Selain dikenal sebagai zaman reptil, zaman ini juga dikenal sebagai zaman jura, yang
menjadi zaman kejayaan dinosaurus. Pada zaman ini juga muncul beberapa makhluk
hidup lain seperti burung dan binatang menyusui, tetapi tingkat populasi mereka
masih sangat rendah. Zaman Mesozoikum diakhiri dengan kepunahan massal
dinosaurus.
4. Zaman Neozoikum

Zaman Neozoikum seringkali disebut juga sebagai zaman Senozoikum atau zaman
Kenozoikum. Zaman yang disebut sebagai zaman kehidupan baru ini berlangsung
selama 65,5 juta tahun yang lalu sampai masa sekarang. Zaman Neozoikum terbagi
menjadi dua zaman, yaitu zaman Tersier dan zaman Kwarter.

Pada zaman Tersier mulai muncul mamalia, seperti ikan paus, opossum (mamalia
berkantung), multituberculates (sejenis hewan pengerat), nenek moyang gajah, nenek
moyang kuda, dan primata. Sementara pada zaman Kwarter mulai muncul manusia.

2. Periodisasi Secara Arkeologis

1. Zaman Batu. Zaman batu adalah zaman ketika sebagian besar perkakas penunjang
kehidupan manusia terbuat dari batu. Berdasarkan hasil temuan alat-alat yang digunakan
dan dari cara pengerjaannya.
a. Paleolithikum. Berlangsung kurang lebih 600.000 tahun silam.
Kehidupan manusia masih sangat sederhana, hidup berpindah-pindah (nomaden).
Mereka memperoleh makanan dengan cara berburu, mengumpulkan buah-buahan,
umbi-umbian, serta menangkap ikan.
Alat-alat yang digunakan pada zaman ini terbuat dari batu yang masih kasar dan
belum diasah, seperti kapak perimbas atau alat serpih yang digunakan untuk
menguliti hewan buruan, mengiris daging, atau memotong umbi-umbian.
b. Mesolithikum. Pada zaman ini, manusia sudah ada yang hidup menetap
sehingga kebudayaan yang menjadi ciri dari zaman ini adalah kebudayaan
Kjokkenmoddinger dan kebudayaan Abris sous Roche.
 Kjokkenmoddinger adalah istilah yang berasal dari bahasa Denmark, yaitu kjokken
artinya dapur dan modding artinya sampah. Jadi, Kjokkenmoddinger arti
sebenarnya adalah sampah dapur. Kjokkenmoddinger adalah timbunan kulit kerang
dan siput yang menggunung dan sudah menjadi fosil. Kjokkenmoddinger
ditemukan di sepanjang pantai timur Sumatra, yakni antara Langsa dan Medan.
 Abris Sous Roche (abris = tinggal, sous = dalam, roche = gua) maksudnya adalah
gua-gua yang dijadikan tempat tinggal manusia purba yang berfungsi sebagai
tempat perlindungan dari cuaca dan binatang buas. Kebudayaan abris sous roche
ini banyak ditemukan misalnya di Besuki, Bojonegoro, juga di daerah Sulawesi
Selatan.

c. Neolithikum. Pada zaman ini telah terjadi perubahan mendasar pada kehidupan
masyarakat praaksara. Mereka mulai hidup menetap dan mampu menghasilkan
bahan makanan sendiri melalui kegiatan bercocok tanam. Hasil kebudayaan yang
terkenal dari zaman ini adalah kapak persegi dan kapak lonjong.

d. Tradisi Megalithik. Megalithik berarti batu besar. Jadi yang dimaksud dengan
tradisi megalithik adalah pendirian bangunan dari batu yang berukuran besar.
Tradisi ini muncul pada zaman batu dan erat kaitannya dengan kepercayaan yang
berkembang pada saat itu, yaitu pemujaan terhadap roh nenek moyang. Jenis-jenis
bangunan megalithik antara lain sebagai berikut; menhir, dolmen, sarkofagus,
waruga dan punden berundak.
2. Zaman Logam/zaman perundagian (keahlian)

Setelah kamu mempelajari mengenai zaman Batu di Nusantara, kamu juga perlu tahu, nih,
zaman Logam di masa praaksara Nusantara dulu. Zaman Logam seringkali disebut juga
sebagai zaman Perundagian karena pada masa itu muncul golongan undagi yang mahir dalam
melakukan perkerjaan tangan.

Manusia purba pada zaman Logam mulai mengenal teknologi dan pertukangan dari logam
dengan menggunakan dua teknik, yaitu teknik cetakan batu (bivalve) dan teknik cetakan
tanah liat serta lilin (a cire perdue). Zaman logam dibagi menjadi tiga, yaitu:

Zaman Tembaga

Sesuai dengan namanya, manusia purba pada masa ini mulai mengenal logam untuk
membuat perkakas sehari-hari mereka. Tembaga merupakan bahan logam pertama yang
digunakan manusia purba sebagai bahan dasar membuat perkakas sehari-hari.

Namun, masa praaksara Nusantara tidak mengenal dan tidak terpengaruh zaman Tembaga.
Makanya peninggalan perkakas dari zaman Tembaga ini tidak ditemukan di Indonesia,
Pahamifren.
Zaman Perunggu
Nah, kalau peninggalan dari zaman Perunggu, baru deh banyak ditemukan di Indonesia.
Sesuai dengan namanya, manusia purba pada masa ini menggunakan perunggu untuk
membuat perkakas sehari-hari mereka. Peninggalan perkakas yang ditemukan di Nusantara
dari zaman Perunggu ini adalah sebagai berikut:

 Kapak corong berupa kapak sepatu, yang digunakan sebagai alat kebesaran dalam
upacara adat. Kapak corong ini banyak ditemukan di Sulawesi Tengah, Sulawesi
Selatan, dan Bali.
 Bejana perunggu yang berupa seperti periuk, tetapi gepeng dan langsing. Bejana
perunggu ini banyak ditemukan di Madura dan tepian Danau Kerinci, Sumatera. Dua
bejana yang ditemukan di Indonesia sama-sama memiliki hiasan yang sangat indah
berbentuk gambar.
 Candrasa yang serupa senjata. Para ahli memperkirakan candrasa ini digunakan
manusia purba untuk keperluan upacara dan banyak ditemukan di Bandung.
 Nekara yang berbentuk genderang besar atau tambur menyerupai dandang terbalik,
yang digunakan untuk ritual seperti ritual memanggil hujan dan sebagai pengiring
ritual kematian. Nekara ini juga digunakan sebagai genderang perang, loh. Nekara
banyak ditemukan di wilayah Jawa, Bali, Sumbawa, Sumatera, Pulau Roti, Kepulauan
Kei, dan Selayar. Nekara terbesar yang ditemukan di Indonesia adalah nekara “The
Moon of Pejeng”. Nekara tersebut berada di Bali.
 Moko, yang merupakan sejenis nekara berukuran lebih kecil. Nekara ini digunakan
oleh manusia purba sebagai benda pusaka kepala suku, yang kemudian akan
diwariskan kepada anak laki-laki kepala suku atau sebagai alat mas kawin. Moko ini
banyak ditemukan di Manggarai (Pulau Flores) dan Pulau Alor.
 Arca perunggu yang dapat berbentuk manusia atau binatang. Arca perunggu ini
biasanya berbentuk kecil dan memiliki cincin pada bagian atasnya. Cincin tersebut
berfungsi untuk menggantungkan arca karena arca perunggu juga digunakan sebagai
liontin. Arca perunggu ini banyak ditemukan di Palembang (Sulawesi Selatan),
Limbangan (Bogor), dan Bangkinang (Riau).
Zaman Besi

Pada zaman Besi, manusia purba sudah mampu membuat peralatan yang lebih sempurna
dengan menggunakan bahan baku bijih besi yang dileburkan dan dituangkan ke dalam
cetakan. Peninggalan manusia purba dari zaman Besi ini adalah mata pisau, mata sabit, mata
kapak, mata pedang, cangkul, dan lain sebagainya. Perkakas tersebut banyak ditemukan di
Bogor, Gunung Kidul (Yogyakarata), Besuki, dan Punug (Jawa Timur).
Perkembangan Kehidupan Manusia Pada Masa Praaksara

Periodisasi berdasarkan Perkembangan Kehidupan:


1. Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan
2. Masa Bercocok Tanam
3. Masa Perundagian

B. Nilai-Nilai Budaya Masa Praaksara di Indonesia


1. Nilai Religius (Kepercayaan)
2. Nilai Gotong Royong
3. Nilai Musyawarah
4. Nilai Keadilan
5. Tradisi Bercocok Tanam
6. Tradisi Bahari (Pelayaran)

Ciri-ciri Kehidupan Masyarakat Praaksara Masa Berburu, Meramu


dan mengumpulkan makanan

Ilustrasi Manusia Purba. foto/Istockphoto


Kontributor: Abdul Hadi, tirto.id - 26 Okt 2022 13:22 WIB
ZAMAN BERBURU TINGKAT SEDERHANA
Masainimerupakanmasa yang paling
awaldariperadabanmanusiapraakasara.Padamasainimasyarakatmemilikiciri-
cirisebagaiberikut.
1. memilikiakaldankecakapan yang masihterbatas
2. hidupdidaratanrendah yang dekatdengansumber air danmakanan
3. matapencaharianpokokadalahberburudanmengumpulkanmakanan
4. hidupsecaraberkelompokdalamskalakeciluntukmelindungidaribinatangbuas
5. hidupberpindah-pindah (nomaden)
bergantungpadaketersediaanmakanandisuatutempat
6. alat-alat yang digunakanmasihsangatsederhana, terbuatdaripotonganbatu,
kayudantulang yang tidakdibentuk
TabelKondisizamanberburutingkatsederhana
Aspek Kondisi
KeadaanAlam Kondisibumimasihbelumstabil (zamantersier)

Flora (Tumbuhan) Pohon Salam, Rasamala, Umbi-Umbian, Buah-


BuahandanSayuran

Fauna (Hewan) Lembu, Gajah danHarimau

KehidupanMasyarakat Food Gathering, Nomaden, belummengenalsistemreligi

Peralatan KapakPerimbas, KapakGenggam, danAlat-alatserpih

ZAMAN BERBURU TINGKAT LANJUT


Padamasainizamantelahlebihmajudarizamansebelumnyaakantetapimanusiapra-
aksaramasihmelakukanpemburuan. Padazamaniniperadabanmasyarakatmemilikiciri-
ciriutamasebagaiberikut;
1. berburumenggunakanalatberupakapakbatu, tongkatdantombakkayu,
padamasainipemburuhantelahmenjangkautempat yang cukupjauh
2. proses mengumpulkanmakanantidakhanyadilakukandisekitartempattinggal,
tetapimencakupdaerah lain
3. bertempattinggal di gua-gua
4. hidupberpindahtempatketikaketersediaanmakananberkurang
5. alat yang digunakanmasihkasarterbuatdaribatu, tulang, dantanduk yang
lebihtajamdanruncing
TabelKondisiZamanBerburu Tingkat Lanjut
Aspek Kondisi
KeadaanAlam Perubahaniklimdarimusimdinginkemusimpanas
(pascaPleitosen)

Fauna Biawak, Kera, Banteng, Kerbau, Kijang, Ikan,


Kerangdansiput
(padaumumnyaberukuranlebihbesardarisekarang)
Flora
Umbi-umbian, buah-buahan, dansayuran
Kehidupanmasyarakat
Berburutinggal di gua-gua,
nomadensudahmengenalsistemreligi,
Peralatan bercocoktanamsecarasederhana

Terbuatdaribatu, tulang, tanduk (masihberbentukkasar)


ZAMAN BERCOCOK TANAM
Masabercocoktanammanusiapraaksaratelahterjadiperubahanpolahidup yang
mendasardari yang
awalnyanhanyamengumpulkanmakanankemudianberubahmenjadibercocoktanam/
menghasilkanmakanandengancarabertanidanberternak. Padazamaninimasyarakatpra-
aksaramemilikiciri-cirisebagaiberikut:
1. hidupmenetap di daerahdataranrendahsecaraberkelompokdansudahmemilihpemimpin
2. sudahmengenalcarabercocoktanam, mengolahtanah, danmemeliharahewan
3. mulaimenguasaicaramenyimpanmakanandanmengawetkanmakanan
4. mulaimengenalsistemkepercayaanterhadaprohnenekmoyangdankekuatanalam.
sistemkepercayaaniniditunjukkanmelaluisimbol-simbolberupa, gambar, bangunan,
danarca yang terbuatdaribatu
5. alat yang dipergunakanterbuatdaribatudanbahanlainnya yang sudahdiasah
TabelKondisiZamanBercocokTanam
Aspek Kondisi
KeadaanBumi BumiSudahStabil

Flora Hampirsamadengansaatini

Fauna Hampirsamadengansaatini

KehidupanMasyarakat Sudahmulaimenetap, bercocoktanam,


sudahmengenalpemeliharaanhewan, sistem barter,
dansudahmengenalsistemkepercayaan.

Peralatan Terbuatdaribatu yang


sudahdiasahmisalnyabeliuangpersegi,
kapaklonjonggerabahdanalat-alatpemukulkulitkayu

ZAMAN PERUNDAGIAN
Padamasainimanusiatelahlebihmajudarisebelumnya.Manusiatelahmengembangkan/
memilikikeahlian-
keahlianuntukmelakukanpekerjaantertentu.dilihatsecarabahasaperundagianberasaldari kata
undagi yang memilikiartitenagaahliatauseseorang yang
memilikiketrampilandankeahliandalammelakukanpekerjaantertentu. Padamasainimasing-
masing orang dalammasyarakatsudahmengerjakanperkejaan yang
sesuaidengankeahliandanketrampilanmasingmasingindividu.ciriutamamasyarakatzamaniniad
alahsebagaiberikut :
1. sudahmembentukkelompok-kelompokkerjadalambidangpertukangan
2. sudahmengenal status keanggotaanmasyarakat yang didasarkanpadatingkatkekayaaan
3. sudahmengenaltehnikpengelolahanlogam
4. sudahmembuatperhiasandariemas
5. sudahmembuattempatibadah
6. sudahmengenalsistemkepercayaanyaituanimismedandinamisme

Ciri-ciri manusia masa berburu dan mengumpulkan makanan

Ciri-ciri masyarakat pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana,
antara lain:

1. Masyarakatnya bersifat nomaden.


2. Mereka hidup mengembara, pindah dari tempat yang satu ke tempat yang lain.
3. Hidup dalam kelompok-kelompok kecil Memenuhi kebutuhan dengan berburu dan
mengumpulkan makanan yang ada di sekitar.
4. Kegiatan berburu yang dilakukan sebagai pemburu binatang dan penangkap ikan.
5. Di samping itu, mereka juga mengumpulkan makanan, misalnya ubi-ubian, buah-
buahan, dan daun-daunan.
6. Peralatan yang digunakan masih bersifat kasar yang terbuat dari batu, kayu, dan
tulang.
Berdasarkan ciri-ciri di atas, kehidupan pada masa berburu dan mengumpulkan
makanan tingkat sederhana di berbagai biang, sebagai berikut: Keadaan lingkungan
Untuk menghindari dari panas, hujan, dan bahaya hewan buas, manusia masa berburu
dan mengumpulkan makanan akan tinggal di dalam gua atau membuat sarang di atas
pohon. Mereka juga akan mencari lokasi yang dekat dengan aliran sungai, di tepi
danau, atau pantai. Manusia pada masa ini mendapatkan bahan makanan secara
langsung dari alam, baik dengan berburu maupun mengambil hasil alam.

Berikut ciri-ciri kehidupan masa bercocok tanam, yaitu:


1. Kehidupan meramu dan berburu berubah ke bercocok tanam di ladang/sawah.
2. Hidup berpindah-pindah berubah menjadi menetap/sedenter.
3. Membuat peralatan hidup dari batu kasar menjadi batu halus.
4. Kepercayaan mulai berkembang.
5. Kehidupan masa bercocok tanam
6. Mereka sudah menunjukkan tanda-tanda akan menetap di suatu tempat dengan
kehidupan baru, yaitu mulai bercocok tanam secara sederhana dan mulai memelihara
hewan.
Perubahan tata kehidupan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat terjadi secara
perlahan. Begitu juga dengan tempat tinggal, dari yang masih sangat sederhana berbentuk
bulat dengan atap dan dinding dari rumbai, hingga perlahan-perlahan berubah sedikit demi
sedikit kepada bentuk yang lebih maju dengan daya tampung lebih banyak. Hidup menetap
pada masa bercocok tanam memberi kesempatan bagi manusia untuk menata kehidupan
secara teratur. Perkampungan pada masa bercocok tanam terdiri atas tempat tinggal
sederhana yang didiami oleh beberapa keluarga dan dipimpin oleh kepala kampung.
Biasanya kedudukan sebagai kepala kampung dijabat oleh orang yang paling tua dan
berwibawa. Kepala kampung merupakan tokoh yang disegani, dihormati, dan ditaati oleh
penduduk kampung yang dipimpinnya. Kegiatan dalam kehidupan perkampungan yang
bertujuan untuk mencukupi kebutuhan bersama mulai diatur dan dibagi antaranggota
masyarakat. Kegiatan yang banyak menghabiskan tenaga, seperti membabat hutan,
menyiapkan ladang untuk ditanami, membangun rumah atau membuat perahu, dilakukan oleh
laki-laki. Adapun perempuan melakukan kegiatan menabur benih di ladang yang sudah
disiapkan, merawat rumah, dan melakukan kegiatan lain yang tidak memerlukan tenaga
besar. Pada masa bercocok tanam, mulai berkembang kepercayaan bahwa roh seseorang tidak
lenyap pada saat meninggal dunia. Roh dianggap mempunyai kehidupan di alamnya sendiri.
Oleh karena itu, diadakan upacara pada waktu penguburan. Pemujaan roh leluhur maupun
kepercayaan terhadap adanya kekuatan gaib menjadi adat kebiasaan masyarakat saat itu, yang
kemudian disebut dengan animisme dan dinamisme.
Kerajinan masa bercocok tanam Masa bercocok tanam di Indonesia dimulai bersamaan
dengan berkembangnya kemahiran mengasah alat dari batu dan mulai dikenalnya teknologi
pembuatan gerabah. Di zaman bercocok tanam, gerabah yang dibuat masih sangat sederhana.
Gerabah hanya dibuat dengan tangan tanpa bantuan roda pemutar seperti sekarang. Jenis
benda yang dibuat dari tanah liat antara lain kendi, mangkuk, periuk belanga, dan manik-
manik. Selain itu, pada zaman ini sudah dikenal perhiasan. Perhiasan di zaman bercocok
tanam umumnya terbuat dari batu, tembikar, dan kulit kerang. Di Indonesia, perhiasan
banyak ditemukan di daerah Jawa Barat dan Jawa Tengah. Jenis perhiasan itu, antara lain
gelang, kalung, manik-manik, dan anting-anting. Selain itu, alat yang terbuat dari batu dan
biasa diasah adalah beliung, kapak batu, mata anak panah, mata tombak, dan sebagainya.
Di antara alat batu yang paling terkenal adalah beliung persegi. Sosial budaya dan
ekonomi masa bercocok tanam Secara umum ciri-ciri sosial budaya masa bercocok tanam,
yaitu: Pada masyarakat pertanian yang menetap sudah ditemukan alat-alat dari batu halus,
seperti kapak persegi dan kapak lonjong. Masyarakat tersebut juga menggunakan kapak
perunggu, nekara, dan gerabah serta benda-benda megalit. Tradisi pendirian bangunan
megalit didasari oleh kepercayaan akan adanya hubungan antara yang hidup dan yang mati,
terutama kepercayaan akan adanya pengaruh kuat dari orang yang telah mati terhadap
kesejahteraan masyarakat dan kesuburan tanaman. Memiliki kepercayaan animisme dan
dinamisme. Berkaitan dengan kepercayaan dan kemajuan pada zaman Batu terdapat berbagai
benda-benda peninggalan yang termasuk benda-bedana megalit. Sektor ekonomi di masa
bercocok tanam Adapun ciri-ciri ekonomi masa bercocok tanam, yaitu: Manusia tidak
sepenuhnya bergantung pada alam dan mampu mengolah alam untuk memenuhi kebutuhan
hidup. Dapat mengembangbiakkan binatang ternak Sudah melakukan perdagangan dengan
barter

Jenis-Jenis Manusia Purba Di Indonesia

8 Jenis Manusia Purba di Indonesia dan Ciri-cirinya


1. Meganthropus Paleojavanicus
Meganthropus paleojavanicus ditemukan oleh G.H.R von Koenigswald pada tahun 1936-
1941 di Sangiran, Sragen, Jawa Tengah. Dalam fosil bertubuh besar ini, ditemukan gigi,
rahang, dan tengkorak.
Ciri-ciri Meganthropus paleojavanicus:
1. Rahang yang tegap dengan geraham yang besar
2. Tulang pipi tebal
3. Kening yang menjorok ke depan dengan tonjolan belakang kepala yang tajam
4. Tidak memiliki tulang dagu
5. Otot-otot tengkuk kuat
2. Pithecanthropus Mojokertensis
Fosil manusia selanjutnya yang ditemukan di Indonesia adalah Pithecanthropus
mojokertensis. Dari semua fosil yang ditemukan, para ahli beranggapan jenis
Pithecanthropus mojokertensis merupakan yang paling tua.
Pithecanthropus mojokertensis ditemukan di Perning, Mojokerto, Jawa Timur oleh
Weidenreich dan G.H.R von Koenigswald pada tahun 1936. Diketahui, Pithecanthropus
hidup di masa Pleistosen awal, tengah, dan akhir. Fosil mereka banyak ditemukan di
daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Ciri-ciri Pithecanthropus mojokertensis:
1. Berbadan tegap, tinggi badan 165-180 cm
2. Alat pengunyah yang kuat
3. Tulang kening tebal, menonjol, dan melebar sampai ke pelipis
4. Isi tengkorak diperkirakan antara 750-1300 cc
5. Belum memiliki tulang dagu
6. Terdapat tulang yang menonjol di belakang kepala
3. Pithecanthropus Erectus
Jenis Pithecanthropus erectus ditemukan di lembah Bengawan Solo, Desa Trinil, Jawa
Tengah oleh Eugene Dubois tahun 1891. Nama Pithecanthropus erectus memiliki arti
manusia kera yang berjalan tegak lurus dan dipandang sebagai spesies awal manusia yang
hidup sekarang.
Ciri-ciri Pithecanthropus erectus:
1. Bentuk tubuh lebih kecil dari Pithecanthropus mojokertensis
2. Tinggi badan sekitar 160-180 cm
3. Volume otak berkisar 750-900 cc
4. Rahangnya menonjol ke depan
5. Terdapat tonjolan kening di dahi
6. Tidak memiliki dagu
7. Hidung lebar dan leher tegap
4. Pithecanthropus Soloensis
Pithecanthropus soloensis ditemukan oleh G.H.R von Koenigswald, Ter Haar, dan
Oppenoorth di Desa Ngandong, Jawa Tengah. Nama yang dipilih memiliki arti 'Manusia
kera dari Solo'.
Ciri-ciri Pithecanthropus soloensis
1. Tengkorak lonjong, tebal, dan padat
2. Memiliki rongga mata yang sangat panjang
5. Homo Wajakensis
Homo wajakensis ditemukan di desa Wajak, Tulungagung, Jawa Timur oleh Van
Rietschoten pada tahun 1889. Penemuan manusia purba ini menjadi yang pertama di Asia.
Ciri-ciri Homo wajakensis:
1. Memiliki volume otak sekitar 1630 cc
2. Memiliki tulang tengkorak, rahang atas, dan rahang bawah, serta tulang paha dan tulang
kening
3. Mukanya datar dan lebar
4. Rahang tergolong padat dan memiliki gigi yang besar
5. Tinggi tubuhnya sekitar 173 cm
6. Homo Floresiensis
Fosil ini ditemukan di pulau Flores, Nusa Tenggara. Penemuan Homo floresiensis sempat
menjadi perbincangan karena para ahli menilainya sebagai nenek moyang bangsa
Indonesia.
Ciri-ciri Homo floresiensis:
1. Tinggi badan bisa mencapai satu meter
2. Bentuk dahi sempit dan tidak menonjol
3. Tengkorak kepala kecil
4. Tulang rahang yang menonjol
7. Homo Soloensis
Homo soloensis ditemukan oleh Ter Haar, Oppenoorth, dan Gustav Heinrich Ralph von
Koenigswald pada tahun 1931-1933 di Sangiran, Jawa Tengah. Manusia ini diketahui
hidup sekitar 300 ribu hingga 900 ribu tahun yang lalu.
Ciri-ciri Homo soloensis:
1. Volume otak mulai 1.000 cc hingga 1.300 cc
2. Tinggi badan bisa mencapai 210 cm
3. Struktur tulang wajah tidak mirip dengan manusia kera
8. Homo Sapiens
Jenis ini memiliki nama Homo sapiens yang berarti manusia cerdas. Manusia purba ini
diduga hidup antara 25.000-40.000 tahun yang lalu.
Ciri-ciri Homo sapiens:
1. Memiliki volume otak yang lebih besar daripada Meganthropus dan Pithecanthropus,
yakni sekitar 1350-1450 cc
2. Tinggi badan antara 130-210 cm
3. Berat badan antara 30-150 kg

Anda mungkin juga menyukai