Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA

I. Materi Pembelajaran

A. Situasi dan Kondisi Nusantara Pra-Islam:


1. Letak Geografis;
Indonesia terletak di antara 5054 LU- 110 LS dan 95001 BT sampai 1410 02 BT, berada di
daerah khatulistiwa, beriklim tropis dengan curah hujan yang tinggi disertai angin musim
maka berpengaruh terhadap pertanian, pelayaran dan perdagangan. Indonesia merupakan
wilayah kepulauan yang strategis sebagai jalur penghubung perdagangan antar bangsa-
bangsa di daratan Asia, terutama antara Cina dan India.
2. Keyakinan;
Sebelum Islam datang, bangsa Indonesia sudah menganut berbagai kepercayaan seperti
Animisme dan Dinamisme yang merupakan kepercayaan nenek moyangnya serta agama
Hindu dan Budha. Kepercayaan ini dianut oleh masyarakat primitif seperti di Afrika,
suku Indian di Amerika Utara dll.
3. Perekonomian dan Perindustrian;
Sejak zaman pra sejarah, penduduk kepulauan Indonesia sudah dikenal sebagai pelayar-
pelayar yang sanggup mengarungi lautan lepas. Sejak awal abad Masehi sudah ada rute-
rute pelayaran dan perdagangan antar kepulauan Indonesia dengan berbagai daerah
didaratan Asia Tenggara. Pelabuhan-pelabuhan penting di Sumatra dan Jawa sering
disinggahi pedagang asing seperti Lamuri (Aceh), Barus dan Palembang di Sumatra serta
Sunda Kelapa dan Gresik di Jawa. Wilayah Barat Nusantara dan sekitar Malaka menjadi
daerah lintasan penting antara Cina dan India. Melalui Malaka, hasil hutan dan rempah-
rempah dari seluruh pelosok Nusantara dibawa ke Cina dan India terutama Gujarat.
Dengan demikian tulang punggung perekonomian bangsa Indonesia adalah pertanian
dan perdagangan. Hubungan dagang wilayah Nusantara dengan Cina sudah terjalin sejak
abad IX-X M. Pedagang asing yang datang sampai ke Majapahit berasal dari Champa,
Khmer, Thailand, Burma, Srilangka dan India.
4. Politik dan Pemerintahan;
Sebelum Islam datang, bangsa Indonesia telah mengenal politik dan sistem pemerintahan
berdasarkan prasasti kerajaan Majapahit dan Kutai. Sedangkan struktur pemerintahan
sudah dikenal sejak zaman Kerajaan Sriwijaya. Sebagaimana tertulis dalam buku Nagara
Kartagama yag memuat gambaran nyata tentang kondisi sosial budaya, politik dan
ekonomi kerajaan Majapahit.
5. Kesenian dan Sastra;
Sebelum Islam datang, Bangsa Indonesia sudah mengenal sastra terutama masa Mataram
Hindu dan Budha. Kitab Mahabharata dan Ramayana telah digubah ke dalam bahasa
Jawa kuno awal abad X menjadi naskah-naskah yang lain (Kakawin) yang disesuaikan
dengan kemuliaan yang ingin didapatkan oleh raja yang berkuasa. Tiap daerah ditemukan
deretan naskah sebagai sumber sejarah seperti Carita Parahyangan, Pararaton, Sutasoma,
Nagara-Kartagama, Arjuna Wiwaha dll., yang tidak lepas dari kehidupan para pujangga
yang menggubahnya dan pencipta karya sastra.

B. Teori Islamisasi di Indonesia:


1. Teori Gujarat (India); dikenal sebagai teori tertua yang menjelaskan masuknya Islam di
Nusantara atau Teori Orientalis Pemecah KeBhinekaan Indonesia.
Pengertian:
Bahwa Islam masuk ke Nusantara di bawa oleh para pedagang muslim dari Cambay,
Gujarat (India) abad ke-13M..
Pencetusnya/ Pendukungnya:
Jan Pijnappel dan Snouck Hurgronje (Orientalis yang menjadi Guru Besar Studi Islam
Universitas Leiden Belanda)
Buktinya:
1) Adanya batu nisan sultan pertama kerajaan Samudra Pasai (Malik al-Shaleh, W.1297
M/ 686H) dan batu nisan Maulana Malik Ibrahim di Gresik Jawa Timur bercorak
hinduistis yang memiliki kesamaan dengan nisan di Gujarat.
2) Adanya kenyataan bahwa Islam disebarkan melalui jalan dagang antara Indonesia-
Cambay (Gujarat) - Timur Tengah - Eropa.

2. Teori Arab (Mekah); Jejak Mu’awiyah di Abad ke-7M


Pengertian:
Bahwa Islam masuk ke Indonesia dibawa langsung dari Mekah/ Arab sebagai pusat
agama Islam abad ke-7 M/ 1 H.
Pencetusnya/ Pendukungnya:
Thomas W. Arnold, Anthony H. Johns, J.C.Van Leur, Buya Hamka, Uka Tjandrasasmita
Buktinya:
1) Adanya jalur perdagangan internasional melalui selat Malaka yang menghubungkan
Dinasti Tang Cina di Asia Timur, Sriwijaya di Asia Tenggara dan Bani Umayah di
Asia Barat. (Sejarawan G.R.Tibbets)
2) Adanya catatan sejarah Kerajaan Cina, bahwa masa Dinasti Tang, ada seorang utusan
Raja Arab bernama Ta Cheh (kemungkinan Muawiyah bin Abi Sufyan) datang ke
kerajaan Ho Ling (Kaling/ Kalingga) yang diperintah Ratu Sima, untuk membuktikan
keadilan, kemakmuran dan keamanan pemerintahannya (674 M)
3) Adanya perkampungan Arab muslim (komunitas Ta-Shih dan Po-sse) di Barus
Pantai Barat Sumatra yang dikenal dengan Bandar Khalifah di wilayah kerajaan
Buddha Sriwijaya menurut catatan Tiongkok (674 M).
4) Adanya kesamaan gelar Al-Malik raja di Samudra Pasai dengan raja di Mesir
5) Adanya kesamaan madzhab Syafi’i di Samudra Pasai dengan madzhab yang ada di
Mesir
6) Ditemukannya makam kuno di pemakaman Mahligai Barus Sumatra, di batu
nisannya tertulis Syeikh Rukunuddin wafat tahun 672 M.
7) Ditemukannya makam Fatimah binti Maimun bin Hibbatullah di Leran, Gresik
berangka 1082 M (abad 11 M).berarti jauh sebelumnya sudah ada penyebaran Islam
terutama di Sumatra karena penyebaran Islam di Jawa dibawa oleh para mubaligh
dari Arab dan Samudra Pasai, Sumatra.

3. Teori Persia
Pengertian:
Bahwa Islam datang ke Indonesia berasal dari Persia (Iran) yang singgah ke Gujarat dan
berpusat di Samudra Pasai abad ke-13 M.
Pencetusnya/ Pendukungnya :
Umar Amir Husen, P.A. Hoesein Djajadiningrat dan Prof.Dr. Abubakar Atjeh
Buktinya:
1) Adanya kesamaan tradisi Indonesia dengan Persia seperti peringatan 10 Muharam/
Asyura sebagai hari bela sungkawa Syi’ah atas syahidnya Husein dengan upacara
Tabuik/ Tabut di wilayah Sumatra khususnya Sumatra Barat dan Jambi.
2) Adanya kesamaan konsep ajaran sufisme Syeikh Siti Jenar dengan ajaran sufi Al-
Hallaj (922 M/310 H) di Iran/Persia yang ajarannya berkembang dalam bentuk puisi
sehingga syeikh Siti Jenar mudah mempelajarinya (abad 16 M)
3) Adanaya penggunaan istilah bahasa Iran (Persia) dalam mengeja huruf Arab untuk
tanda-tanda bunyi harakat, seperti Jabar, Jer, Pees.
4) Adanya persamaan batu nisan Maulana Malik Ibrahim (1419 M) di Gresik dengan
Malik as-Shaleh (1297M) di Pasai yang berasal dari Gujarat. Hoesein berpendapat
bahwa Gujarat merupakan wilayah yang mendapat pengaruh dari Persia yang
menganut Faham Syi’ah dan dibawa ke Indonesia.

4. Teori China: bertolak dari Kronik Klenteng Sam Po Kong


Pengertian:
Bahwa Islam datang ke Indonesia dibawa oleh para perantau muslim dari Cina abad ke-9
M.
Pencetusnya/ Pendukungnya : Sumanto al-Qurtuby dan Dr. Slamet Muljana (1968)

Buktinya:
1) Ajaran Islam sudah sampai di Cina abad ke-7 M dengan adanya pemukiman Islam di
wilayah Kanton, Zhang-zhao, Quanzhou dan pesisir Cina bagian selatan.
2) Adanya migrasi muslim Cina dari Kanton ke Nusantara khususnya ke Palembang
abad ke-9 M.
3) Raja Islam pertama di Jawa merupakan keturunan Cina karena ibunya berasal dari
champa Cina bagian Selatan.
4) Nama dan gelar raja Demak beserta leluhurnya ditulis dengan istilah China seperti :
Jin Bun (Raden Fatah), Tung Ka Lo (Trenggono),Bong Swi Hoo (Sunan Ampel),
Toh A Bo (Sunan Gunung Jati) dll.
5) Adanya catatan bahwa pedagang Cinalah yang pertama menduduki pelabuhan-
pelabuhan di Nusantara.
6) Adanya masjid yang berarsitektur Cina

C. Proses Masuknya Islam di Indonesia:


1. Perdagangan;
Tahap awal proses Islamisasi di Indonesia adalah melalui perdagangan. Ramainya lalu
lintas perdagangan mulai abad 7-16 M, membuat pedagang muslim (Arab, Persia, India
dan Cina) turut ambil bagian dalam perdagangan dari negeri-negeri bagian Barat,
Tenggara dan Timur benua Asia. Perdagangan ini menguntungkan para raja dan
bangsawan bahkan mereka menjadi pemilik kapal dan saham. Menurut catatan Tome
Pires (Musafir dari Portugis), telah terjadi penyebaran Islam antara tahun 1512-1515
meliputi Sumatra, Jawa, Kalimantan dan kepulauan Maluku serta banyak pedagang
muslim bermukim di pesisir pulau jawa yang ketika itu penduduknya masih menganut
Animisme, Dinamisme, Hindu dan Budha. mereka mendirikan masjid-mesjid serta
mendatangkan mullah-mullah dari luar sehingga jumlah mereka semakin banyak. Banyak
penguasa dan bupati Majapahit di pesisir Jawa yang masuk Islam karena hubungan
ekonomi dan perdagangan. Hubungan ekonomi dan perdagangan ini dimanfaatkan oleh
pedagang muslim sebagai sarana/ media dakwah sebab saat itu jalur-jalur strategis
perdagangan internasional sebagian besar dikuasai oleh para pedagang muslim sehingga
para penguasa lokal bila ingin terlibat dalam perdagangan internasional, harus berperan
aktif dalam perdagangan dan sering berinteraksi dengan para pedagang muslim.
2. Perkawinan;
Status sosial pedagang muslim lebih baik dari pada pribumi sehingga puteri-puteri
bangsawan tertarik menjadi isteri saudagar. Sebelum menikah, ia diislamkan dulu
kemudian memiliki keturunan sehingga lingkungan mereka semakin luas. Muncullah
kampung-kampung, daerah-daerah dan kerajaan-kerajaan Muslim. Perkawinan antara
saudagar dengan anak bangsawan turut mempercepat islamisasi seperti Raden Rahmat
(Sunan Ampel) dengan Nyai Manila, Sunan Gunung Jati dengan Putrei Kawunganten,
Raja Brawijaya V dengan Puteri Champa yang berputra Raden Fatah (Raja Demak
Pertama).
3. Pendidikan;
Para ulama banyak yang mendirikan lembaga pendidikan Islam berupa pesantren. Istilah
pesantren menunjukkan lembaga pendidikan yang digunakan ulama di pulau Jawa dan
Madura, di Aceh dikenal dengan nama Dayah dan di Minangkabau dikenal dengan nama
Surau. Awalnya sebagai tempat kegiatan keagamaan yang mengajarkan pendidikan
agama yang diasuh oleh guru-guru agama, kyai dan ulama. Setelah tamat, santri pulang
kampung atau berdakwah ke tempat tertentu untuk mengajarkan agama Islam.
Contohnya pesantren yang didirikan oleh Sunan Ampel di Ampel Denta Surabaya dan
Sunan Giri di Giri. Keluaran pesantren banyak yang diundang ke Maluku untuk
mengajarkan agama Islam. Dengan demikian posisi pesantren telah berperan dalam
proses mencerdaskan kehidupan bangsa. Dan agama Islam semakin meluas ke seluruh
penjuru Nusantara.
Menurut catatan Howard M. Federspiel, menjelang abad ke-12 pusat-pusat pendidikan
di Aceh, Palembang, Jawa Timur dan Gowa (Sulawesi) telah banyak menghasilkan
tulisan-tulisan penting bagi santri untuk belajar.
4. Politik;
Mayoritas rakyat masuk Islam karena rajanya memeluk Islam seperti di Maluku,
Sulawesi Selatan dan Kalimantan. Di Sumatra, Jawa dan Indonesia bagian Timur,
kerajaan-kerajan Islam banyak memperoleh kemenangan dalam memerangi kerajaan
non-muslim sehingga secara politis, banyak menarik penduduk kerajaan non-muslim
utnuk masuk Islam.
5. Kesenian;
Kesenian yang paling masyhur adalah pertunjukan wayang dengan tokohnya yang paling
mahir adalah Sunan Kalijaga. Beliau tidak pernah meminta upah kepada penonton,
namun meminta mengucapkan kalimah syahadat. Ceritanya diambil dari kisah
Mahabharata dan Ramayana dengan disisipkan ajaran Islam dan nama-nama pahlawan
Islam. Alat kesenian yang lain adalah sastra (hikayat, babad dll.), seni bangunan dan seni
ukir seperti yang terlihat pada bangunan masjid-masjid kuno di Demak, Cirebon, Banten
dan Aceh.
6. Tasawuf.
Melalui tasawuf, ajaran Islam yang diajarkan kepada pribumi memiliki kesamaan dengan
alam pikiran mereka yang sebelumnya menganut agama Hindu sehingga mudah
dimengerti dan diterima. Tasawuf adalah ajaran atau cara untuk mendekatkan diri
kepada Tuhan.Tokoh-tokoh yang mengajarkan tasawuf diantaranya Hamzah Fansuri di
Aceh, Syekh Lemah Abang dan Sunan Panggung di Jawa, Syamsuddin as-Sumatrani,
Syekh Abdul Shamad dan Nuruddin ar-Raniri.

Golongan Pembawa Islam di Indonesia:


1. Kaum pedagang dengan sentuhan agamis mampu memengaruhi rekan dagangnya
sehingga masuk Islam;
2. Kaum mubaligh/ guru agama dengan mendirikan pesantren dan mencetak kader-kader
ulama;
3. Kaum sufi.
4.
Golongan Penerima Islam di Indonesia:
1. Golongan elite (raja, bangsawan dan penguasa termasuk para pemilik saham dan
pemegang monopoli dagang atau pelayaran);
2. Golongan wong cilik (lapisan bawah).
Daerah yang Mula-mula Menerima Agama Islam:
Bermula di Pantai Barat pulau Sumatra lalu menyebar ke daerah lain di Nusantara, seperti:
1. Pesisir Sumatra bagian utara di Aceh
2. Pariaman di Sumatra Barat
3. Gresik dan Tuban di Jawa Timur
4. Demak di Jawa Tengah
5. Banten di Jawa Barat
6. Palembang di Sumatra Selatan
7. Banjar di Kalimantan Selatan
8. Makassar di Sulawesi Selatan
9. Ternate, Tidore, Bacan, Jailolo di Maluku
10. Sorong di Irian Jaya

Faktor-faktor agama Islam berkembang pesat dan mudah diterima di Indonesia:


1. Syarat masuk agama Islam sangat mudah, yaitu mengucapkan dua kalimah Syahadat
2. Agama Islam tidak mengenal kasta, sebagaimana ajaran agama Hindu
3. Sifat bangsa Indonesia yang ramah
4. Penyebaran agama Islam dilakukan dengan cara damai
5. Upacara-upacara keagamaan dalam Islam lebih sederhana

D. Fase Proses Islamisasi di Indonesia:

Menurut Badri Yatim, tahapan proses islamisasi di Indonesia, yaitu:


1. Singgahnya para pedagang Islam di pelabuhan-pelabuhan Nusantara. Sumbernya
berita luar negeri terutama Cina.
2. Adanya komunitas-komunitas Islam di beberapa daerah kepulauan Indonesia.
Sumbernya, selain berita luar negeri juga ditemukannya makam-makam Islam.
3. Berdirinya kerajaan-kerajaan Islam.

Menurut Hasan Muarif Ambary, yang dikutip oleh Siti Maemunah bahwa ada tiga tahap
proses Islamisasi di Indonesia, yaitu:
1. Fase kehadiran pedagang muslim (sebelum abad ke-13 M)
Menurut Syekh Syamsuddin Abu Abdillah Muhammad bin Thalib ad-Dimasyqi bahwa
Islam masuk ke Indonesia melalui Champa (Kamboja dan Vietnam) sejak zaman
Khalifah Usman bin Affan tahun 651 M (abad ke-7 M). Singgahnya para pedagang
muslim Arab di pelabuhan Nusantara terutama di Sumatra Utara untuk menunggu
datangnya angin musim dari Timur Laut menuju Barat dimanfaatkan oleh para
pedagang dengan menyebarkan agama Islam. Di Sumatra bagian Selatan, kemunduran
kerajaan Buddha Sriwijaya abad ke-13 M, dimanfaatkan oleh Kerajaan Samudra Pasai
untuk muncul sebagai kekuatan ekonomi baru dengan memberikan kesempatan kepada
para pedagang untuk mendapatkan keuntungan perdagangan. Sehingga jalur perdagangan
di Selat Malaka semakin ramai dan berkembang dari Kerajaan Samudra Pasai ke arah
Malaka dan Pulau Jawa.
2. Fase terbentuknya kerajaan Islam (13-16 M)
Ditemukannya makam Malik as-Shaleh di kecamatan Samudera Aceh Utara berangka
686 H/1297 M sebagai bukti adanya kerajaan Islam di Pasai. Selain itu adanya
historiografi tradisional lokal, Hikayat Raja-raja Pasai dan Sejarah Melayu Malik tentang
raja pertama Pasai adalah Malik as-Shaleh. Akhir abad ke-13M, kerajaan Samudera Pasai
merebut jalur perdagangan di Selat Malaka yang sebelumnya dikuasai kerajaan
Sriwijaya. Abad ke-14 berdiri kerajaan Malaka di Semenanjung Malaya. Masa sultan
Mansyur Syah (1477M).
3. Fase Pelembagaan Islam
Pada fase ini, Para pemangku kerajaan berguru ke pusat pendidikan Islam seperti Ternate
yang berguru ke Giri Gresik. Agama Islam yang berpusat di Pasai tersebar ke Aceh,
Semenanjung Melayu, Demak, Gresik, Banjarmasin dan Lombok. Bukti persebarannya
seperti ditemukannya kesamaan batu nisan di Semenanjung Malaya dengan di Aceh, di
pemakaman Sultan Suriansyah (Raden Samudra) Kuwin Banjarmasin dengan di Demak
dan Gresik dan di Seloparang dengan di Jawa Timur.
Dalam Hikayat Banjar, Islamisasi di Kalimantan dilatarbelakangi kepentingan politik
Kerajaan Demak dalam konflik antara Kerajaan Banjar dan Kerajaan Daha (1550M).
sedangkan di Kalimantan Timur, daerah Kutai yang pertama kali menerima pengaruh
Islam, dibawa oleh Abdul Ma’mur Chatib Tunggal (Dato ri Bandang, ulama dari
Minangkabau) bersama temannya Than Tunggang Parangan yang mengislamkan raja
Mahkota dari Kutai (1575 M).
Sementara proses Islamisasi di Maluku melalui jalur hubungan perdagangan dan
pelayaran internasional Malaka-Jawa-Maluku abad ke-14 M. Adapun islamisasi di
Sulawesi terutama bagian selatan dilakukan melalui konversi agama dengan pusat
kekuasaan pada abad ke-16 M ditandai dengan masuk Islamnya Raja Tallo
(Mallingkaeng Daeng Njori Karaeng Katangka) yang menjadi Mangkubumi di Kerajaan
Gowa dan bergelar Sultan Abdullah Awalul Islam pada tahun 1605M.

II. Penilaian

A. Penilaian Sikap: (Observasi): Jujur, Disiplin, Tanggung Jawab, Santun

B. Penilaian Pengetahuan: Tes Tulis


1. Bagaimana situasi dan kondisi Indonesia sebelum kedatangan Islam!
2. Jelaskan teori islamisasi di Indonesia lengkap dengan tokoh-tokohnya dan buktinya!
3. Jelaskan proses masuknya Islam di Indonesia!
4. Tulislah golongan pembawa Islam, penerima Islam dan daerah di Indonesia yang mula-
mula menerima Islam!
5. Tulislah faktor-faktor agama Islam berkembang pesat di Indonesia!
6. Bagaimana bentuk strategi dakwah yang dilakukan oleh para penyebar Islam di
Indonesia melalui perkawinan dan pendidikan?
7. Mengapa sistem politik menjadi salah satu strategi dalam penyebaran Islam?
8. Jelaskan fase proses Islamisiasi di Indonesia lengkap dengan bukti-buktinya!
9. Bagaimana proses islamisasi di Kalimantan, Maluku dan Sulawesi?
10. Kapan terjadinya islamisasi di Kalimantan, Maluku dan Sulawesi?

C. Penilaian Keterampilan: Portofolio


1. Membuat Peta Konsep tentang Perkembangan Islam di Indonesia
2. Menulis Rangkuman/ Presentasi/ bercerita

Anda mungkin juga menyukai