Anda di halaman 1dari 2

Proses Masuknya Islam di Nusantara.

Indonesia dikenal sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Padahal jika kita
melihat sejarah lahirnya agama Islam yang dibawa para nabi, Indonesia tidak begitu dikenal. Namun,
berkat kegigihan para dai dan ulama, perkembangan Islam di Nusantara begitu pesat sampai saat ini.
Lalu, bagaimanakah alur perjalanan dakwah di Nusantara?

Sejak zaman Prasejarah, penduduk Nusantara dikenal sebagai pelayar- pelayar tangguh yang
sanggup mengarungi samudra lepas. Menurut catatan sejarah, pada awal Masehi, sudah ada jalur
pelayaran dan perdagangan antara kepulauan Indonesia dengan berbagai daerah di Asia Tenggara.
Wilayah Nusantara yang menjadi lintasan penting perdagangan adalah wilayah Nusantara bagian
barat, yakni Malaka dan sekitarnya. Daerah tersebut sudah terkenal sejak zaman dahulu karena kaya
akan hasil bumi. Daerah tersebut kemudian menjadi perlintasan para pedagang Cina dan India.
Sementara itu, pelabuhan-pelabuhan penting di Sumatra dan Jawa antara abad ke-1 dan ke-7 M
sering disinggahi pedagang dari Lamuri (Aceh), Barus, Palembang, Sunda Kelapa, dan Gresik.

Bersamaan dengan itu, datang pula para pedagang yang berasal dari Timur Tengah pada abad ke-7
Masehi (abad ke-1 Hijriyah). Malaka menjadi pusat utama lalu lintas perdagangan dan pelayaran.
Mereka tidak hanya berdagang, tetapi sekaligus berdakwah menyebarkan agama Islam.

Masuknya agama Islam ke Nusantara dari Arab melalui dua jalur, yakni : a) Jalur utara, dengan rute:
Arab Damaskus - Baghdad Gujarat (pantai barat India) - Srilanka Indonesia.

b) Jalur selatan, dengan rute: Arab-Yaman-Gujarat - Srilanka - Indonesia.

Sumber sejarah yang menjadi bukti awal penyebaran Islam di Nusantara tidak begitu banyak.
Sumber sejarah itu berupa catatan dari para musafir dan pesan-pesan yang termuat pada batu nisan.
Proses masuknya Islam di Indonesia berjalan secara bertahap dan melalui banyak cara Menurut para
ahli sejarah, teori-teori tentang kedatangan Islam ke Indonesia adalah sebagai berikut :

a) Teori Mekah

Menurut teori Mekah, proses masuknya islam ke Indonesia adalah langsung da Mekah atau Arab.
Terjadi pada abad pertama Hijriyah atau abad ke-7 Masehi Pars pedagang dari Timur Tengah
memiliki misi dagang dan dakwah sekaligus. Bahkar motivasi dakwah menjadi pendorong utama
mereka datang ke Nusantara. Orang rare Arab yang datang ini kebanyakan adalah keturunan Nabi
Muhammad saw yang menggunakan gelår "sayid" atau "syarif" di depan namanya. Menurut para
ahli sejarah jalur perdagangan antara Indonesia Arab telah berlangsung jauh sebelum Masehi.

b) Teori Gujarat Teori Gujarat mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia berasal dari
Gujarat pada abad ke-7 H atau abad ke-13 M. Gujarat adalah sebuah wilayah India bagian barat,
berdekatan dengan Laut Arab. Menurut teori ini, orang-orang Arab bermazhab Syafi'i telah
bermukim di Gujarat dan Malabar sejak awal Hijriyah (abad ke-7 Masehi). Namun yang menyebarkan
Islam ke Indonesia bukanlah dari orang Arab langsung, melainkan pedagang Gujarat yang telah
memeluk Islam dan berdagang ke Nusantara. Orang-orang Gujarat telah lebih awal membuka
hubüngan dagang dengan Indonesia dibanding dengan pedagang Arab.

c) Teori Persia Teori Persia mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia berasal dari
daerah Persia atau Parsi (sekarang Iran). Sebagai buktinya, ada kesamaan budaya dan tradisi yang
berkembang antara masyarakat Parsi dan Indonesia. Tradisi tersebut antara lain adalah tradisi
merayakan 10 Muharram atau Asyuro.

d) Teori Cina Menurut teori Cina, proses kedatangan Islam ke Indonesia (khususnya di tanah Jawa)
berasal dari para pedagang Cina. Mereka telah berhubungan dagang dengan penduduk Indonesia
jauh sebelum Islam dikenal di Indonesia, yakni sejak masa Hindu Buddha. Ajaran Islam sendiri telah
sampai di Cina pada abad ke-7-M. Pada masa Dinasti Tang (618-960) di daerah Guanzhou, Kanton,
Zhang-zhao, dan pesisir Cina selatan, telah terdapat sejumlah pemukiman Islam. Sebagai
pembuktian teori Cina ini, bahwa raja Islam pertama di Jawa, yakni Raden Patah dari Bintoro Demak,
merupakan keturunan Cina. Ibunya disebutkan berasal dari Campa, Cina bagian selatan (sekarang
termasuk Vietnam) Bukti lainnya adalah adanya masjid-masjid tua yang bernilai arsitektur Cina atau
Tiongkok di berbagai tempat di Pulau Jawa. Pelabuhan penting seperti di Gresik, misalnya, menurut
catatan-catatan Cina, diduduki pertama kali oleh para pelaut dan pedagang Cina.

e) Tulisan pada nisan di Leran, Gresik

Tulisan berhuruf Arab itu memberitakan wafatnya seorang wanita muslim ber nama Fatimah binti
Maimun, sekitar abad ke 11 M.

f) Pemakaman muslim kuno di Tralaya dan Trowulan

Pemakaman dekat Mojokerto itu membuktikan adanya bangsawan Majapahit yang sudah memeluk
Islam, pada masa pemerintahan Hayam Wuruk.

Semua teori di atas masing-masing memiliki kelemahan dan kelebihan tersendiri. Tidak ada
kemutlakan dan kepastian yang jelas dalam setiap teori tersebut. Semua teori di atas semakin
memperkaya khazanah ke-ilmuan tentang sejarah Islam di Nusantara.

Rif’at Mirza Al Daffa’/27/9C

Anda mungkin juga menyukai