PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah Negara yang memiliki banyak keanekaragaman, seperti
keanekaragaman agama. Di Indonesia kebanyakan penduduknya menganut agama islam, karena
dalam agama ini tidak ada sistem kasta atau yang lainnya seperti dalam agama Hindu maupun
agama Budha. Dalam agama Islam derajat seseorang itu sama, baik ia kaya atau miskin, yang
menjadikan derajat orang itu tinggi atau rendah adalah keimanan dan ketakwaan. Inilah yang
menyebabkan kebanyakan orang memilih Islam sebagai agama yang patut untuk di ikuti atau di
yakini.
Seiring dengan berkembangnya Islam para sejarawan melakukan berbagai penelitian
tentang bagaimana cara masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia ini, yang kemudian
adanya berbagai teori yang muncul dalam penelitian-penelitian yang di lakukan oleh para
sejarawan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana teori masuknya Islam di Indonesia?
2. Apa saja pola penyebaran Islam di Indonesia?
3. Apa saja kerajaan-kerajaan islam yang ada di Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui teori masuknya Islam di Indonesia.
2. Mengetahui pola penyebaran Islam di Indonesia.
3. Mengetahui alur sejarah kerajaan Islam di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Perkawinan
Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap yang pertama. Para pedagang lama kelamaan
mulai menetap, baik untuk sementara maupun permanen. Lambat laun para pedagang ini
membentuk perkampunganperkampungan yang dikenal dengan nama Pekojan. Pada tahap
selanjutnya para pedagang ini ada yang mulai membentuk keluarga dengan cara menikahi para
penduduk lokal, misalnya antara Raden Rahmat (Sunan Ampel) dengan Nyai Manila. Namun
proses ini tidak begitu mudah, mengingat perkawinan dengan orang penganut berhala dianggap
kurang sah, karena itu wanita tersebut harus masuk Islam terlebih dahulu. Hal ini dapat
dijalankan dengan sederhana, karena tidak memerlukan upacara. Cukup dengan mengucapkan
kalimat Syahadat. Adanya proses ini menyebabkan penyebaran agama Islam berjalan lancar
karena keluarga hasil perkawinan akan membentuk keluarga muslim. Selain itu, tidak mustahil
dari pihak keluarga kedua mempelai timbul ketertarikkan untuk masuk agama Islam. Dalam
beberapa abad diceritakan adanya proses ini, misalnya Maulana Ishak menikahi Putri
Blambangan dan melahirkan Sunan Giri. Dalam Babad Cirebon diceritakan perkawinan antara
Putri Kawunganten dengan Sunan Gunung Jati, Babad Tuban menceritakan tentang perkawinan
antara Raden Ayu Teja, Putri Adipati Tuban dengan Syekh Ngabdurahman.
3. Pendidikan
Para ulama, kyai, dan guru agama sangat berperan penting dalam penyebaran agama dan
kebudayaan Islam. Para tokoh Islam ini menyelenggarakan pendidikan melalui pondok pesantren
bagi para santri-santrinya. Dari para santri inilah nantinya Islam akan disosialisasikan ditengah-
tengah masyarakat.
4. Politik
Kekuasaan raja memiliki peranan sangat besar dalam proses Islamisasi. Ketika seorang
raja memeluk agama Islam, maka secara tidak langsung biasanya rakyat mengikuti jejak rajanya.
Dengan demikian, setelah agama Islam mulai tumbuh di masyarakat, kepentingan politik
dilaksanakan melalui perluasan wilayah kerajaan yang diikuti dengan penyebaran agama.
Contohnya, Sultan Demak mengirimkan pasukannya di bawah Fatahillah untuk menduduki
wilayah Jawa Barat dan memerintahkan untuk menyebarkan agama Islam.
5. Tasawuf
Tasawuf merupakan ajaran untuk mengenal dan mendekatkan diri kepada Allah sehingga
memperoleh hubungan langsung secara sadar dengan Allah SWT. dan memperoleh ridha-Nya.
Saluran tasawuf termasuk yang berperan membentuk kehidupan sosial bangsa Indonesia. Hal ini
dimungkinkan karena sifat taswuf yang memberikan kemudahan dalam pengkajian ajarannya
karena disesuaikan dengan alam pikiran masyarakatnya. Bukti-bukti mengenai hal ini dapat kita
ketahui dari Sejarah Banten, Babad, Tanah Jawi, dan Hikayat Raja-raja Pasai. Tasawuf masuk ke
Indonesia pada abad ke-13 M dan mazhab yang paling berpengaruh adalah Mazhab Syafi’i.
6. Seni Budaya
Islamisasi melalui bidang seni budaya dapat dilakukan melalui beberapa cara seperti, seni
bangunan, seni pahat, atau ukir, tari, musik, dan sastra. Saluran seni yang paling terkenal adalah
pertunjukkan wayang dan musik. Sunan Kalijaga merupakan salah satu wali yang aktif
menyebarkan Islam dengan menggunakan sarana wayang. Sementara untuk musik, banyak
dilakukan oleh Sunan Bonang. Karya Sunan Bonang yang paling populer adalah Tombo Ati,
hingga hari ini masih dinyanyikan orang.
(Baiti Rosita, 2014)
Kerajaan Samudra Pasai adalah kerajaan islam pertama di Indonesia. Letak Samudra
Pasai di pantai timur Pulau Sumatrabagian utara berdekatan dengan jalur pelayaran perdagangan
internasional waktu itu, yaitu Selat Malaka. Pusat pemerintahanya di kota pasai. Dengan posisi
yang strategis tersebut Kerajaan Samudra Pasai berkembang dengan cukup pesat baik dalam
kehidupan politik, ekonomi, dan social budaya.
Kehidupan politik
Raja-raja yang pernah memerintah kerajaan samudra pasai
1. Nazimuddin Al-Kamil
Adalah seorang Laksamana dari Dinasti Fatimah di Mesir yang pada tahun1238
ditugaskan merebut pelabuhan Kambayat, Gujarat, India. Selain itu, ia juga membangun sebuah
kerajaan di ujung utara pulau Sumatera yang dinamakan kerajaan Samudra Pasai. Tujuannya
tentu adalah untuk menguasai perdagangan Lada di Jalur Selat Malaka.
Kehidupan Ekonomi
Karena letak geografisnya yang strategis, ini mendukung kreativitas mayarakat untuk
terjun langsung ke dunia maritim. Samudera pasai juga mempersiapkan bandar – bandar yang
digunakan untuk :
1. Menambah perbekalan untuk pelayaran selanjutnya.
2. Mengurus soal-soal atau masalah-masalah perkapalan.
3. Mengumpulkan barang-barang dagangan yang akan dikirim ke luar negeri.
4. Menyimpan barang-barang dagangan sebelum diantar ke beberapa daerah di Indonesia
Perkembangan ekonomi masyarakat Kerajaan Samudera Pasai bertambah pesat, sehingga
selalu menjadi perhatian sekaligus incaran dari kerajaan – kerajaan di sekitarnya. Setelah
Samudera Pasai dikuasai oleh Kerajaan Malaka maka pusat perdagangan dipindahkan ke Bandar
Malaka.
Kehidupan Sosial
Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Samudera Pasai diatur menurut aturan – aturan
dan okum – okum Islam. Dalam pelaksanaannya banyak terdapat persamaan dengan kehidupan
sosial masyarakat di negeri Mesir maupun di Arab. Karena persamaan inilah sehingga daerah
Aceh mendapat julukan Daerah Serambi Mekkah.
Kerajaan Samudera Pasai berkembang sebagai penghasil karya tulis yang baik. Beberapa
orang berhasil memanfaatkan huruf Arab yang dibawa oleh agama Islam untuk menulis karya
mereka dalam bahasa Melayu, yang kemudian disebut dengan bahasa Jawi dan hurufnya disebut
Arab Jawi. Di antara karya tulis tersebut adalah Hikayat Raja Pasai (HRP). Bagian awal teks ini
diperkirakan ditulis sekitar tahun 1360 M. HRP menandai dimulainya perkembangan sastra
Melayu klasik di bumi nusantara.
Di bidang agama
Sesuai dengan berita dari Ibn Battutah tentang kehadiran ahli-ahli agama dari Timur
Tengah, telah berperan penting dalam proses perkembangan Islam di Nusantara. Berdasarkan hal
itu pula, diceritakan bahwa Sultan Samudra Pasai begitu taat dalam menjalankan agama Islam
sesuai dengan Mahzab Syafi’I dan ia selalu di kelilingi oleh ahli-ahli teologi Islam. Dengan raja
yang telah beragama Islam, maka rakyat pun memeluk Islam untuk menunjukan kesetiaan dan
kepatuhannya kepada sang raja.
3. Makam Nahriyah
Nahrisyah adalah seorang ratu dari Kerajaan Samudera Pasai yang memegang pucuk
pimpinan tahun 1416-1428 M. Ratu Nahrisyah dikenal arif dan bijak. Ia bertahta dengan sifat
keibuan dan penuh kasih sayang. Makamnya terletak di Gampông Kuta Krueng, Kecamatan
Samudera ± 18 km sebelah timur Kota Lhokseumawe, tidak jauh dari Makam Malikussaleh.
2. Kerajaan Demak
Kehidupan Politik
Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Demak
1. Raden Fatah
Menurut cerita rakyat Jawa Timur, Raden Fatah termasuk keturunan raja terakhir dari
kerajaan Majapahit, yaitu Raja Brawijaya V. Setelah dewasa, Raden Fatah di angkat menjadi
bupati di Bintaro Demak dengan Gelar Sultan Alam Akbar al-Fatah.
Raden Fatah memerintah Demak dari tahun 1500-1518 M. Di bawah pemerintahannya,
kerajaan Demak berkembang dengan pesat, karena memiliki daerah pertanian yang luas sebagai
penghasil bahan makanan, terutama beras. Oleh karena itu, kerajaan Demak menjadi kerajaan
agraris-maritim.
Pada masa pemerintahan Raden Fatah, dibangun masjid Demak yang proses
pembangunan masjid itu di bantu oleh para wali atau sunan.
2. Adipati Unus
Setelah Raden Fatah wafat, tahta kerajaan Demak dipegang oleh Adipati Unus. Ia
memerintah Demak dari tahun 1518-1521 M. Masa pemerintahan Adipati Unus tidak begitu
lama, karena ia meninggal dalam usia yang masih muda dan tidak meninggalkan seorang putera
mahkota. Walaupun usia pemerintahannya tidak begitu pasukan Demak menyerang Portugis di
Malaka, keberanian Adipati Unus menyerang Malaka membuat Adipai Unus dijiluki Pangeran
Sabrang Lor. Setelah Adipati Unus meninggal, tahta kerajaan Demak dipegang oleh saudaranya
yang bergelar Sultan Trenggana.
3. Sultan Trenggana
Sulltan Trenggana memerintah Demak dari tahun 1521-1546 M. Dibawah
pemerintahannya, kerajaan Demak mencapai masa kejayaan. Sultan Trenggana berusaha
memperluas daerah kekuasaannya hingga ke daerah Jawa Barat. Pada tahun 1522 M kerajaan
Demak mengirim pasukannya ke Jawa Barat di bawah pimpinan Fatahillah. Daerah-daerah yang
berhasil di kuasainya antara lain Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon. Penguasaan terhadap
daerah ini bertujuan untuk menggagalkan hubungan antara Portugis dan kerajaan Padjajaran.
Armada Portugis dapat dihancurkan oleh armada Demak pimpinan Fatahillah. Dengan
kemenangan itu, fathillah mengganti nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta (berarti kemenangan
penuh). Peristiwa yang terjadi pada tanggal 22 juni 1527 M itu kemudian di peringati sebagai
hari jadi kota Jakarta.
Di masa jayanya, Sultan Trenggana berkunjung kepada Sunan Gunung Jati. Dari Sunan
gunung jati, Trenggana memperoleh gelar Sultan Ahmad Abdul Arifin. Gelar Islam seperti itu
sebelumnya telah diberikan kepada raden patah, yaitu setelah ia berhasil mengalahkan
Majapahit.
A.KESIMPULAN
Agama Islam masuk ke Indonesia berdasarkan beberapa teori diantaranya yaitu Teori
Persia, India, Cina, dan Turki semuanya menjelaskan tentang pengaruh-pengaruh setelah banyak
komunitas dan masyarakat muslim di Nusantara. Jadi, sebenarnya teori tersebut tidak
menggugurkan atau melemahkan teori sebelumnya, tetapi melengkapi proses Islamisasi.
Pola penyebaran Islam di Indonesia sangat beragam mulai dari perdagangan,
perkawinan,pendidikan, politik, tasawuf serta seni budaya sebagai mana yang telah di jelaskan
pada bagian pembahasan di atas.
Kemudian muncul berbagai kerajaan Islam di Indonesia salah satunya kerajaan Samudra
Pasai yang berada di Sumatra dan kerajaan Demak yang berada di Jawa.Setiap kerajaan pasti
mengalami proses dalam berkembang,baik pada masa puncak keyajaan hingga kemunduran
hingga runtuhnya kerajaan tersebut.Begitu juga yang terjadi pada Kerajaan Islam di
Indonesia.Walau seiring berjalannya waktu, kejayaan yang pernah dicapai hanya bisa dikenang
saja. Di karenakah membangun dan mempertahankan tidak semudah membalikkan telapak
tangan, namun rintangan, tantangan, permusuhan, perkhianatan, juga perang kekuasaan dan
agama pun terjadi sehingga pada hari ini,kita hanya mengenang dan mengkaji menelusuri ke
dalam masa lampau, kita akan memakai mesin waktu untuk melihat perjuangan dan mencicipi
kejayaaan Islam kala itu.
B.SARAN
Saran Makalah ini diharapkan dapat menjadi bahan maupun referensi pengetahuan
mengenai Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia. Namun, kritik dan saran yang membangun
sangat diharapkan, karena melihat masih banyak hal-hal yang belum bisa dikaji lebih mendalam
dalam makalah ini .
Daftar Pustaka
Baiti, R dan Razzaq, A. 2014. Teori Dan Proses Islamisasi di Indonesia. No. XXVIII/ Th. XV/
Desember 2014 : 133-135.
Saddoen, A. 2018. Sejarah Kerajaan Islam di Indonesia, Raja, dan Peninggalannya. URL:
https://moondoggiesmusic.com/kerajaan-islam-di-indonesia/. Diakses tanggal 12 Februari 2020.