Di susun oleh:
Dosen Pengampu:
BENGKULU
2021
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1
2.2
2.3
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui sejak kapan islam masuk ke Indonesia.
1.3.2 Untuk mengetahui teori tentang kedatangan islam ke Indonesia.
1.3.3 Untuk mengetahui jalur masuknya islam ke Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
Pada tahun 173 H., sebuah kapal layar dengan pimpinan “Makhada
Khalifah" dari Teluk Kambay Gujarat berlabuh di Bandar Perlak dengan
membawa kira-kira 100 orang anggota dakwah yang terdiri atas orang-
orang Arab, Persia, dan Hindia. Mereka menyamar sebagai awak kapal
dagang dan khalifah menyamar sebagai kaptennya. Makhada Khalifah
adalah seorang yang bijak dalam dakwahnya sehingga dalam waktu kurang
dari setengah abad, Meurah (raja) dan seluruh rakyat Kemeurahan Perlak
yang beragama Hindu-Budha dengan sukarela masuk agama Islam. Selama
proses pengislaman yang relatif singkat, para anggota dakwah telah banyak
yang menikah dengan wanita Perlak. Di antaranya adalah seorang anggota
dari Arab suku Quraisy menikah dengan putri Istana Kemeurahan Perlak
yang melahirkan putra Indo-Arab pertama dengan nama Sayid Abdul Aziz.
1. Jalur Perdagangan
2. Jalur Perkawinan
Dari sudut ekonomi, para pedagang Muslim memiliki status sosial
yang lebih baik daripada kebanyakan pribumi, sehingga penduduk pribumi
terutama puteri-puteri bangsawan, tertarik untuk menjadi istri saudagar-
saudagar itu. Sebelum kawin, mereka di-Islam-kan terlebih dahulu. Setelah
mereka mempunyai keturunan, lingkungan mereka makin luas, akhirnya
timbul kampung-kampung, daerah-daerah dan kerajaan Muslim. Dalam
perkembangan berikutnya, ada pula wanita Muslim yang dikawini oleh
keturunan bangsawan; tentu saja setelah mereka masuk Islam terlebih
dahulu. Jalur perkawinan ini jauh lebih menguntungkan apabila antara
saudagar Muslim dengan anak Bangsawan atau anak Raja dan anak Adipati,
karena Raja dan Adipati atau Bangsawan itu kemudian turut mempercepat
proses Islamisasi. Demikianlah yang terjadi antara Raden Rahmat atau
Sunan Ampel dengan Nyai Manila; Sunan Gunung Jati dengan puteri
Kawunganten; Brawijaya dengan puteri Campa yang mempunyai keturunan
Raden Patah (Raja pertama Demak), dan lain-lain.
3. Jalur Tasawuf
5. Jalur Kesenian
6. Jalur Politik
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA