Anda di halaman 1dari 68

PRASYARAT DAN PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

A. PRASYARAT
Prasyarat untuk mempelajari Modul ini adalah, Siswa kelas XI
IPA semester I , diharapkan siswa harus tuntas materi materi
sebelumnya, kalau belum tuntas ikut program remidial.
Diharpkan siswa lebih proaktif dalam mempelajari modul ini
baik pribadi maupun kelompok. Dan menguasai seluruh kompetensi
sesuai Standar Kompetensi Dasar, dan Indikator dan menguasai materi-
materi dan ikut Ujian Kompetensi hingga Tuntas.

B. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL


1. Petunjuk bagi Siswa
a. Bacalah modul ini dengan cermat dan pahami isinya baik
kompetensi maupun perindikator secara baik.
b. Lakukan konfirmasi jika kurang mengerti baik dengan Guru
ataupun dengan siswa dan Orang Tua.
c. Diskusikan dengan siswa lain baik berdua maupun kelompok
untuk memahami dengan cepat dari kompetensi modul ini yang
harus dicapai
d. Jawablah pertanyaan pertanyaan dan tugas dalam modul ini untuk
menguji penguasaan kompetensi baik objektif maupun Uraian.

2. Pentunjuk bagi Guru


a. Mengimformasikan kepada siswa bagaimana cara menggunakan
dan menguasai Modul.
b. Menguasai Metode pembelajaran dan pemamfaatan modul sebagai
sumber bahan ajar. Secara berurutan.
c. Membimbing siswa dalam belajar
d. Melakukan konfirmasi dengan siswa bilamana ada siswa yang
bertanya/ minta penjelasan/ keragu-raguan.
e. Melakukan Evaluasi dan mencatat hasil belajar siswa
f. Melakukan Ramedial bagi yang belum mengusai kompetensi yang
dipersyaratkan dalam KKM.
MODUL

PENGARUH PERKEMBANGAN AGAMA DAN


KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA
STANDAR KOMPETENSI : Menganalisis perjalanan bangsa Indonesia pada masa
Negara-negara tradisional
KOMPETENSI DASAR : 1.3 Menganalisis pengaruh perkembangan agama
dan kebudayaan Islam terhadap masyarakat
diberbagai daerah di Indoesia
INDIKATOR : 1.3.1 Mengidentifikasi teori dan pendapat para ahli
tentang masuknya agama dan kebudayaan Islam
ke Indonesia
1.3.2 Mengidentifikasi sumber masuk dan
berkembangnya agama dan kebudayaan Islam ke
Indonesia
1.3.3 Mengidentifikasi saluran penyebaran proses
Islamisasi di Indonesia

MATERI :
A. Proses awal penyebaran Islam di Indonesia
Masuk dan tersosialisasinya Islam di Nusantara berlangsung dengan cara-cara
damai. Ketia itu pada penyebar Islam memilih berbagai unsure local sebagai media
komunikasi dakwahnya, sehingga Islam memperoleh pengaruh yang begitu luas di
Nusantara, serta mengisi ruang-ruang kosong yang kurang tersentuh proses
hinduisasi, melalui tolenrasi semacam itu seni budaya bernafaskan Islam dapat
menjadi basis kebudayaan nasional.

1. Hipotensi tentang proses awal penyebaran agama Islam di kepulauan Indonesia


Hipoetnsi tentang penyebaran agama Islam di Indonesia sangat beragam,
sebagian ahli berpendapat bahwa kedatangan agama ini sudah sejak abad
ketujuh Masehi atau abad Hijjriah dan sebagian lag berpendapat pada abad ke-
13 M. Ahli yang berpendapat datangnya Islam pada abad ketujuh didasari oleh
berita Cina dari zaman T’ang, sedangkan pendapat yang kedua didasari kepada
dugaan akibat keruntuhan dinasti Abbasiah oleh Hulagu tahun 1258 M,
kemudian As Saleh (1297 M). Dari pendapat-pendapat itu, menurut anda kapan
agama ini masuk ke Indonesia ?
Bila kita perhatikan, proses asuknnya agama ini melalui tiga tahap yaitu
kedatangan, proses penyebaran dan perkembangan Islam. Maka pendapat yang
menyatakan bahwa pada abad ketujuh agama ini sudah masuk ke Indonesia
dapat kita pahami sebagai proses kedatangannya, sedangkan abad ke-13
dianggap sebagai masa perkembangannya dengan munculnya kerajaan Samudra
Pasai.
Beberapa pendapat dari pakar mengenai masuknya agama Islam ke
Indonesia antara lain sebagai berikut :
a. Hoesein Djajadiningrat
Islam masuk ke Nusantara melalui Iran (Persia) buktinya adalah ejaan
dalam Bahasa Arab, Barisan diatas, dibawah dan baris didepan disebut
jahar (Zahar) dan pes (pjes), istilah itu berasal dari bahasa Iran,
sedangnkan menurut Bahasa Arab ejannya adalah Fatha, kasroh dan
dhommah. Begitu pula huruf sin yang tidak bergigi, sedangkan huruf
sin dari Bahasa Arab adalah bergigi, selain itu pemakaian gelar ‘syah’
yang biasa dipakai di Persia, juga pernah dipergunakan oleh Raja
Malaka pada abad ke-15.

b. Soetjipto Wirjosoeparto
Islam masuk ke Nusantara melalui Gujarat, India. Hal itu dibuktikan
dengan salah satu makam raja Islam di Samudra Pasai, Aceh Utara
yang nisannya terbuat dari Marmer buatan Gujarat.

c. Snouck Hurgronye dan Moquette dari Belanda


Islam masuk ke Nusantara melalui Gujarat, India. Teori ini didasarkan
pada kenyataan bahwa berbagai batu nisan diberbagai tempat di
Nusantara termasuk makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik,
mempunyai bentuk yang sama dengan batu nisan di Cambay Gujarat
India.

d. Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka)


Islam masuk ke Nusantara melalui Mesir dan Mekkah. Teorinya
didasarkan pada sebagian besar rakyat Indonesia memeluk Islam
bermadzdhab Syafe’I, seperti yang banyak dianut oleh penduduk
Mesir. Selain itu gelar yang dipakai oleh raja-raja samudra pasai
adalah gelar raja-raja Mesir yaitu Al-Malik.
e. Alwi Shihab
Islam pertama kali masuk ke Nusantara pada abad pertama Hijriyah
(abad ke-7 M) dibawa oleh pedagang-pedagang sufi-muslim Arab
yang memasuki Cina lewat jalur-jalur bagian barat. Kesimpulan itu
didasarkan pada berita Cina dari periode Dinasti Tang yang
menyatakan adanya permukiman sufi Arab di Cina yang penduduknya
diizinkan oleh penguasa untuk sepenuhnya menikmati kebebasan
beragama. Cina yang dimaksudkan dalam berita cina itu adalah
gugusan pulau-pulau di Timur jauh, termasuk kepulauan Indonesia.
Jadi jalur awal penyebaran Islam di Indonesia bukanlah dari jalur
Arab, India dan Persia, melainkan dari Arab langsung.

2. Tempat dan bukti awal penyebaran Islman di Indonesia


Pengetahuan dan bukti-bukti tentang sejarah awal penyebaran Islam di
Indonesia dapat kita temukan diberbagai tempat di Indonesia maupun dari
berita-berita asing. Bukti –bukti tersebut diantaranya seperti berikut :
a. Berita Cina dari dinasti Tang yang menyebutkan adanya rencana serangan
orang-orang Tashih pada tahun 674 terhadap Kerajaan Holing (Kalingga)
yang diperintah oleh ratu Sima, namun rencana itu dibatalkan karena
kerajaan Holing sangat kuat. Sebutan tashih ditafsirkan sebagai orang-orang
Arab dan Persia.
b. Berita Arab yang menyatakan bahwa pedagang Arab yang beragama Islam
telah mengadakan kegiatan perdagangan di Sriwijaya, termasuk Selat
Malaka, sekitar abad ke-8 M. Hal itu terbukti dengan sebutan Sribuza, Zaba
dan Zabag bagi Sriwijaya.
c. Ditemukan batu tulis dalam bahasa Arab di Leran, dekat gresik, yang
memuat keterangan tentang meninggalnya seorang perempuan bernama
Fatimah binti Maimun dengan angka tahun 1082 M.
d. Berita Marco, seorang Musafir dari Venesia (Italia) dalam perjalanan dari
Cina ke Persia, ia singgah di Peureula (perlak) Aceh pada tahun 1292. Di
Aceh Marco Polo menjumapai penduduk yang beragama Islam dan banyak
pedagang dari Gujarat (India) yang giat menyebarkan Islam.
e. Adanya makam Sultan malik al Saleh (tahun 1297), seorang raja dari
kerajaan samudra pasai.
f. Berita dari Ibnu Batutah (1345-1346), seorang utusan Sultan Delhi (India)
ke Cina, yang menyatakan bahwa di Sumatera terdapat kerajaan Islam.
g. Kompleks makam Islam Tralaya di Trowulan. Pada nisan makam-makam
itu memuat angka dari tahun 1369 sampai 1611
h. Berita dari Ma huan, musafir Cina yang beragama Islam, mengatakan bahwa
sekitar tahun 1416 telah ada pedagang-pedagang Islam yang tinggal di
pantai Utara Pulau Jawa.
i. Adanya makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik yang merupakan makam
seorang saudagar Islam yang mengadakan kegiatan penyiaran Islam di pulau
Jawa.
j. Berita Tome’pires (1512-1515) bahwa dibagian pesisir Sumatera Utara dan
Timur, yaitu mulai dari Aceh sampai Palembang sudah banyak masyarakat
dan kerajaan Islam.
k. Batu Nisan kubur Fatimah binti Maimun di Leran (gresik) yang berangka
tahun 475 H. (1082 M)
l. Bisan kubur Sultan Malik asSaleh tahun 1297 M dari kerajaan Samudra
Pasai.
m. Cerita-cerita dalam Badad dan Hikayat, misalnya sejarah Banten, Babad
Tanah Jawi dan Hikayat Raja-raja Pasai.
n. Bangunan-bangunan seperti mesjid kuno Demak, sendang Duyur, Mesjid
Agung Kasepuhan di cirebon, Masjid Agung Banten, Baiturrahman di Aceh
dan lain-lain.

Berdasarkan sumber-sumber diatas, dapat disimpulkan bahwa agama


Islam sudah masuk ke Indonesia pada abad ke-7 M. Namun agama Islam mulai
menyebar sekitar abad ke-13 yang ditandai dengan berdirinya Samudra pasai
sebagai kerajaan Islam yang pertama.

3. Penyebar Agama Islam di Indonesia


Golongan penyebar agama Islam ke Indonesia adalah sebagai berikut :
a. Peagang dari Arab yang mula-mula memperkenalkan agama Islam di
Indonesia, kemudian disusul oleh pedagang-pedagang islam dari mmesir,
Persia dan Gujarat. Para pedagang Islam ini sudah sejak lama mengadakan
hubungan dengan India, Cina dan Asia Tenggara. Sambil berdagang mereka
juga turut menyiarkan Islam, sebab dalam Islam setiap muslim memiliki
tugas menyebarkan ajaran Islam sesuai dengan kemampuannya masing-
masing.
b. Golongan mubaliq atau guru agama Islam, yitu golongan yang pekerjaannya
memang khusus untuk mengajarkan agama Islam
c. Golongan sufi (ahli tasawuf) yang diperkirakan masuk ke Indonesia sejak
abad ke-13
d. Para wali menurut sumber babad dianggap sebagai pembawa dan penyebar
Islam ditanah Jawa. Dinatara sekian banyak wali yang terkenal adalah wali
Songo (Wali sembilan), terdiri dari berikut ini :
1) Sunan Maulana Malik Ibrahim atau syekh Magribi yang diduga berasal
dari Persia dan berkedudukan di Gresik
2) Sunan Ampel atau raden Rahmat dan berkedudukan di Ampel, Surabaya
3) Sunan Bonang atau Raden Maulana Makdum Ibrahim, putra dari Raden
rahmat (Sunan Ampel), ia tinggal di Bonang dekat Tuban
4) Sunan drajat atau Syarifuddin, juga putra dari Raden rahmat dan
berkedudukan di Drajat dekat sedayu Surabaya
5) Sunan Giri atau prabu satmata atau Sultan Abdul Fakih yang semula
bernama raden paku dan berkedudukan di Bukit Giri dekat gresik
6) Sunan kalijaga putra Tumenggung Wilatika, Bupati Tuban yang
berkedudukan di kadilagu dekat Demak
7) Sunan Kudus atau Ja’far sodiq, putra dari Raden usman haji yang
bergelar Sunan Ngandung di Jipang Panolan berkedudukan di Kudus
8) Sunan Muria atau raden Umar Said berkedudukan di Gunung Muria
Kudus
9) Sunan Gunung jati dari pasai sebelah Utara Aceh yang berkedudukan di
Gunung Jati, Cirebon

Disamping wali Songo, ada juga wali-wali yang menyebarkan Islam,


misalnya Sunan Tembayat atau Sunan Bayat yang berkedudukan di Klaten,
Sunan lawu, Syekh bentong, Sunan sendang dan Sunan Mojo Agung.
Dikalangan masyarakat timbul anggapan bahwa wali Songo hanya merupakan
julukan yang mengandung perlambang suatu dewan para wali. Angka sembilan
sejak sebelum kedatangan agama Islam dianggap sebagai angka keramat, diluar
jawa Datuk Ri Bandang dan Datuk Sulaiman menyebarkan Islam di Sulawesi
Selatan, serta datuk Ri banding dan tuan Tunggang Ri parangan di Kutai,
Nurdin Maulana Husein di Maluku, juga ada Abdullah Syahab di Nusa
Tenggara.
Syekh Abdul Muhyi dari Pamijahan (Tasikmalaya) Syekh Siti Jenar dan
Syekh Lemah Abang, keduanya kemudian dijatuhi hukuman mati oleh
permusyawaratan para wali di demak karena dituduh mengajarkan panteisme.
Sunan Geseng yang dimakamkan di desa Badegolan (Kutawinangun), sunan
panggung dikirim ke Tegal

4. Proses Penyebaran Islam


Proses penyebaran dan perkembangan agama dan kebudayaan islam
selain dilakukan melalui perdagangan juga melalui saluran-saluran sebagai
berikut :
a. Perkawinan
Diantara para pedagang Islam itu ada yang terus menetap di
Indonesia dan membentuk perkampungan muslim, hingga sekarang
dibeberapa kota di Indonesia terdapat kampong Pekojan yang merupakan
tempat tinggal para pedagang Gujarat, sebagian dari pedagang itu menikah
dengan wanita penduduk setempat, terutama putrid raja atau bangsawan.
Karena pernikahan itulah banyak keluarga raja atau bangsawan masuk
Islam, contohnya perkawinan Raden Rahmat (Sunan Ampel) dengan nyai
gede manila, putrid Tumenggung Wilwatika.

b. Pendidikan
Para ulama atau mubaliq mendirikan pondok pesantren dibeberapa
tempat di Nusantara. Di situlah para santri dari berbagai daerah dan berbagai
kalangan masyarakat menerima pendidikan agama Islam

c. Dakwah dikalangan masyarakat


Penyebaran islam di Jawa tidak dapat dipisahkan dengan peranan
Wali Songo atau Wali sembilan. Wali adalah sebutan bagi orang-orang yang
sudah mencapai tingkat pengetahuan dan penghayatan agama Islam yang
sangat dalam dan sanggup berjuang untuk kepentingan agama

d. Kesenian
Penyebaran Islam dengan menggunakan sarana kesenian disesuaikan
dengan keadaan di Indonesia karena waktu itu kebudayaan Hindu-Budha
dan kepercayaan asli masih berakar kuat. Para penyebar agama Islam tidak
mengubah kesenian tersebut, bahkan mereka menggunakan seni budaya
tersebut sebagai sarana menyebar Islam.

e. Ajaran Tasawuf
Istilah itu timbul karena pakar Tasawuf biasanya disebut Sufi sebab
mengenakan pakaian dari wol. Tasawuf sering dihubungkan dengan
pengertian Suluk (Perjalanan) sebab kaum sufi memiliki kebiasaan
mengembara. Perkembangan aliran tasawuf di Indonesia mulai tampak pada
sekitar abad ke-16 dan 17. Bersamaan dengan perkembangan tasawuf itu,
dalam mengajarkan agama Islam di Indonesia disesuaikan dengan pola pikir
masyarakat yang masih berorientasi pada agama Hindu dan Budha sehingga
mudah dimengerti dan diterima oleh masyarkat di Indonesia. Tokoh-tokoh
tasawuf yang terkenal antara lain Hamzah Fansuri, Syamsuddin al
Samatrani, Nuruddin al Raniri dan Abdul al- Rauf Sinket.

f. Politik pengaruh kekuasaan seorang raja berperan besar dalam proses


Islamisasi. Ketika seorang raja memeluk agama Islam, maka rakyat juga
akan mengikuti jejak rajanya. Rakyat memiliki kepatuhan yang tingi dan
seorang raja selalu menjadi panutan bahkan menjadi tauladan bagi
rakyatnya. Setelah tersosialisasinya agama Islam, maka kepentingan politik
dilaksanakan melalui perluasan wilayah kerajaan, yang diikuti dengan
penyebaran agama Islam, contohnya Sultan demak mengirimkan
pasukannya dibawah pimpinan Fatahillah untuk menduduki wilayah jawa
barat dan memrintahkan untuk menyebarkan agama Islam

Ada beberapa factor yang menyebabkan agama Islam dapat


berkembang dengan cepat di Indonesia. Diantaranya sebagai berikut :
1. Syarat untuk masuk agama islam sangatlah mudah. Seseorang hanya butuh
mengucapkan kalimat syahadat untuk bisa secara resmi menganut agama
Islam.
2. Agama islam tidak mengenal system pembagian masyarakat berdasarkan
pembedaan kasta. Setiap anggota masyarkat mempunyai kedudukan yang
sama sebagai hamba Allah. Kenyataan ini berbeda dengan kondisi
sebelumnya, dimana masyarakat Indonseia terbagi dalam kasta-kasta
3. Penyebaran agama Islam dilakukan dengan jalan yang relative damai (tanpa
melalui kekerasan)
4. Sifat bangsa Indonseia yang ramah tamah memberi peluang untuk bergaul
lebih erat dengan bangsa lain. Didalam pergaulan yang erat itu, terjadi saling
mempengaruhi dan saling pengertian
5. Upacara-upacara keagamaan dalam Islam lebih sederhana dan dipadankan
dengan upacara-upacara yang telah ada sebelumnya

Faktor-faktor diatas, didukung pula dengan semangat para penganut


Islam untuk terus menyebarkan agama yang telah dianutnya. Bagi penganut
Islam menyebarkan agama Islam adalah sebuah kewajiban.
UJI MATERI
1. Essay
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan benar !
1. Jelaskan mengenai hipotensi perdagangan sebagai proses awal penyebaran Islam
di Indonesia !
2. Apa penyebab penyebaran agama Islam di daerah Pesisir Pantai mengalami
perkembangan yang sangat pesat ?
3. Jelaskan peranan wali dalam menyebarkan gama Islam di Indonesia !
4. Apa pengaruh kebudayaan Islam terhadap kebudayaan asli Nusantara ?
5. Mengapa agama Islam mudah diterima masyarakat Indonesia ?

2. PILIHAN GANDA
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat !

1. Islam masuk ke Indonesia melalui Gujarat India dengan bukti ditemukan makam
Sultan Malik Al Saleh di Samudra pasai. Teori ini dikemukakan oleh :
a. Soecipto Wiryosoeparto
b. Hoesen Jayadiningrat
c. Umar Amir Husein
d. Snouck Hugronye
e. Slamet Mulyono

2. Adanya bukti tentang pemakaian gelar Raja di kerajaan Samudra pasai memakai
gelar Al-Malik. Teori ini menurut pendapat ………..
a. Alwi SIhab
b. Slamaet Mulyono
c. Hamka
d. Marcopolo
e. Tome Pires

3. Snouck Hugronye menyatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia melalui Gujarat


India, buktinya adalah ditemukan makam ……..
a. Sultan Malik Al saleh
b. Maulana Malik Ibrahim
c. Maulana Malikul Saleh
d. Sultan Malik Al Thahir
e. Fatimah Binti Maimum

4. Menurut Alwi Sihab Islam pertama kali masuk ke Nusantara dibawa oleh
pedagang Arab masuk melalui jalur …………
a. Timur
b. Barat
c. Utara
d. Tengah
e. Selatan

5. Perhatikan data berikut ……………


1. Ditemukan nisan Fatimah Binti Maimum
2. Ditemukan makam maulana Malik Ibrahim di Gresik
3. Ditemukan makam Malikul saleh di Samudra pasai
4. Ditemukan nisan Malik at Thahir di Sumatera utara
5. Ditemukan makam Syeh Burhanuddin di Sumatera Barat

Berdasarkan data diatas yang termasuk sumber dalam Negeri tentan bukti awal
masuknya agama islam ke Indonesia yang benar ditunjukan pada nomor ……..
a. 1,2,3
b. 1,3,5
c. 1,2,4
d. 2,3,4
e. 3,4,5

6. Ditemukan nisan di Leran Gresik yang menggunakan huruf dan bahasa Arab
adalah bukti keterangan tentang ……………
a. Sultan Malikul Saleh
b. Sultan Malik Ibrahim
c. Sultan Malikul Ibrahim
d. Sultan Iskandar Syah
e. Fatimah Binti Maimum

7. Sebutkan Zabaq, Zabay dan Sribusa merupakan sebutan para pedagang Islam
yang berada di kerajaan Sriwijaya. Hal ini berdasarkan berita ………
a. India
b. China
c. Arab
d. Eropa
e. Persia
8. Berita Eropa tentang bukti awal masuknya Islam ke Indonesia dikemukakan
oleh …
a. Marco Polo
b. Tome Pires
c. Alponso D Alburqucrque
d. Vasco Da Gama
e. Magelhaens

9. Yang bukan termasuk cara penyebaran Islam di Indonesia adalah ……………


a. Politik
b. Perperangan
c. Perdagangan
d. Perkawinan
e. Pendidikan

10. Dibawah ini yang bukan factor penyebab agama islam berkembang dengan
pesat di Indonesia adalah ………
a. Islam bersifat terbuka, mudah dilakukan setiap orang
b. Penyebaran Islam dilakukan secara damai
c. Islam tidak mengenal kasta
d. Para ulama merupakan perantara antara Tuhan dengan umatnya
e. upacara-upacara dalam Islam sangat sederhana

Selamat bekerja
MODUL

PERKEMBANGAN KERAJAAN-KERAJAAN
ISLAM DI INDONESIA
STANDAR KOMPETENSI : Menganalisis perjalanan bangsa Indonesia pada masa
Negara-negara tradisional
KOMPETENSI DASAR : Menganalisis perkembangan kehidupan Negara-negara
kerajan-kerajaan Islam di Indoesia
INDIKATOR : 1. Menunjukan pusat-pusat kerajaan Islam di
Indonesia
2. Menuliskan lokasi kerajaan Samudra pasai, Aceh
dan Demak
3. Menjelaskan sumber sejarah kerajaan Samudra
pasai, Aceh dan demak
4. Menjelaskan kehidupan politik ekonomi, social dan
budaya kerajaan Samudra Pasai, Aceh dan Demak
5. Menjelaskan sebab mundur kerajaan Samudra
Pasai, Aceh dan Demak.

MATERI
1. Kerajaan Samudra Pasai
a. Letak Kerajaan

Kerajaan Samudra Pasai adalah kerajaan pertama di Indonesia yang


menganut agama Islam, secara geografis kerajaan Samudra pasai terletak di
Daerah pantai timur pulau Sumatra bagian utara yang berdekatan dengan jalur
pelayaran perdagangan internasional pada masa itu, yakni Selat Malaka.
Dengan posisi yang sangat strategis ini, kerajaan samudra pasai
berkembang menjadi kerajaan Islam yang cukup kuat pada masa itu.
Perkembangan ini juga didukung oleh hasil bumi dari kerajaan samudra pasai
seperti lada, dipihak lain Bandar-bandar dari kerajaan samudra pasai juga
dijadikan Bandar penghubung (Bandar transito) antara para pedagang Islam
yang datang dari arah barat dengan para pedagang Islam dari arah timur.
Keadaan seperti inilah yang mengakibatkan kerajaan Samudra pasai
mengalami perkembangan yang cukup pesat pada masa itu, baik dalam
kehidupan politik, ekonomi, social dan budaya.
b. Sumber sejarah
1) Berita dari marco Polo yang singgah didaerah Samudra pasai pada tahun
1292 M.
2) Berita dari Tome Pires dalam Summer Oriental-nya, ia menyebutkan
bahwa pada tahun 1512-1515 M ia berkunjung ke daerah pesisir utara
dan timur daerah sumatera
3) Berita dari Ibnu Batutah seorang musafir dari Maroko yang singgah di
Samudra pasai
4) Nisan kubur Sultan Malik As-Saleh yang berangka tahun 696 H/1297 M
5) Naskah atau Hikayat Raja-raja Pasai, karangan Hamzah Fansuri dari
abad ke- 15M.
6) Nisan kubur Ratu nahrasiyah yang berangka tahun 1428 M.
7) Mata uang logam emas yaitu dirham yang mulai dibuat pada masa
pemerintahan Sultan Muhammad (1297-1326 M)
8) Nisan Na’ina Husam Al-din.

c. Kehidupan Politik
Berdirinya kerajaan Samudra Pasai tidak dapat diketahui dengan pasti,
tetapi para ahli berhasil menemukan bukti tentang perkembangan kekuasaan
kerajaan Samudra Pasai.
Kerajaan Samudra pasai dibangun oleh Marah Silu atau Merah Selu
yang berhasil mempersatukan samudra dan pasai, Merah Selu kemudian masuk
Islam berkat pertemuannya dengan Syekh Ismail, seorang utusan syarif Mekah.
Merah Selu kemudian dinobatkan menjadi Sultan dengan gelar Sultan Malikal
Saleh pada tahun 1285. Sultan Malikal Al saleh wafat pada tahun 1297.
Berdasarkan mata uang emas kerajaan Samudra pasai yang ditemukan,
dapat kita ketahui beberapa orang raja kerajaan ini yaitu sebagai berikut :
1) Marah Silu yang bergelar Sultan Malikul Saleh atau Sultan Malik As Saleh
(1261-1297 M), beliau merupaka penganut aliran Syafe’I dan termasuk
dinasti Mamaluk.
2) Sultan Muhammad Al Zahir atau Sultan Muhammad Malik Al Taher (1297-
1326 M)
3) Sultan Mahmud Malik Al Zahir (1326-1345 M)
4) Sultan Mansur Malik Al Zahir (1345-1382 M)
5) Sultan Ahmad Malik Al Zahir (1383-1455 M)
6) Sultan Zainal Abidin Malik Al Zahir (1455-1477 M)
7) Sultan Mahmud Malik Al Zahir (1455-1477 M)
8) Sultan Zainal Abidin (1477-1500 M)
9) Sultan Abdullah Malik Al Zahir (1501-1513 M)
10) Sultan ZAinal Abidin (1513-1524 M)

d. Kehidupan Ekonomi
Letak geografis Samudra Pasai ditepi Selat Malaka sangat strategis,
karena merupakan jalur perdagangan yang menghubungkan antara dunia Barat
dan dunia Timur. Hal ini sangat mengdukung kreativitas masyarakatnya untuk
terjun langsung kedunia maritime. Samudra pasai juga mempersiapkan Bandar-
bandar yang digunakan untuk hal-hal berikut :
 Menambah perbekalan untuk pelayaran selanjutnya
 Mengurus soal-soal atau masalah-masalah perkapalan
 Mengumpulkan barang dagangan yang akan dikirim keluar negeri
 Menyimpan barang-barang dagangan sebelum diantar ke beberapa
daerah di Indonesia

Tahun 1350 M merupakan masa puncak kebesaran Kerajaan Majapahit,


masa itu juga merupakan masa kebesaran Samudra Pasai. Adanya bagian dari
kerajaan Majapahit yang telah menjadi kerajaan Islam, rupanya tidak menjadi
masalah bagi kerajaan Majapahit. Disamping itu, kerajaan Samudra Pasai
berhubungan langsung dengan Kerajan Cina sebagai siasat untuk mengamankan
diri dari ancaman Kerajaan Siam yang daerahnya meliputi Jazirah Malaka.
Perdagangan-perdagangan dari Majapahit banyak yang datang ke Samudra
Pasai dan sebaliknya pedagang-pedagang dari kerajaan Samudra Pasai banyak
melakukan aktivitas dan berhubungan dengan pelabuhan seperti Tuban dan
Gresik (jawa Timur)
Perkembangan ekonomi masyarakat dan Kerajaan Samudra pasai
bertammbah pesat, sehingga selalu menjadi perhatian, sekaligus menjadi incaran
dari kerajaan-kerajaan disekitarnya. Setelah samudra Pasai dikuasai oleh
Kerajaan Malaka maka pusat perdagangan dipindahkan ke Bandar Malaka.

e. Kehidupan Sosial
Kehidupan social kerajan samudra pasai diatur menurut aturan-aturan dan
hokum-hukum Islam, dalam pelaksanaannya banyak terdapat persamaan dengan
kehidupan social masyarkat di Negeri mesir maupun di Arab. Kemungkinan
berkembangnya pengaruh-pengaruh dari Mesir maupun Arab di Kerajaan
Samudra Pasai disebabkan karena pendiri Kerajaan Samudra pasai adalah
nazimuddin Al-Kamil (seorang laksamana laut dari Kerajaan Mesir)
Sistem kehidupan social masyarakat Kerajaan samudra pasai banyak
memiliki persamaan dengan daerah-daerah Arab, sehingga daerah Aceh
mendapat julukan daerah Serambi Mekkah.

f. Kehidupan Budaya
Sebagai kerajan yang terjun dalam dunia maritime tidak banyak terdapat
atau ditemukan penigalan-peniggalan budaya, walaupun ada penemuan benda
kebudayaan dari zaman kerajaan Samudra Pasai, namun tidak sepenuhnya
merupakan hasil karyanya, seperti penemuan Batu Nisan atau Jirat Raja Putri
yang didatangkan dari Kambayat. Selain penemuan dari makam-makam Raja
samudra pasai tidak pernah terdengar perkembangan seni budaya dari
masyarakat.

g. Kemunduran Budaya
Samudra Pasai berkembang dengan cepat menjadi pusat perdagangan dan
pust studi Islam yang ramai, banyak pedagang dari Benggala, Gujarat, Arab dan
cina serta daerah-daerah sekitarnya yang berdatangan di Samudra Pasai.
Kerajaan Samudra pasai pada waktu itu menjadi salah satu daerah yang ingin
dipersatukan oleh Majapahit, berkaitan dengan cita-cita penyatuan nusnatara.
Setlah Majaphit menyakini adnaya hubungan natara Samudra Pasai dan Delhi,
pada tahun 1349 Samudra Pasai diserang dan mengalami kehancuran, sejak itu
Samudra Pasai makin mundur dan diperparah dengan berpndahnya pusat
perdagangan ke pulau Bintan dan Aceh Utara (banda Aceh). Pada akhirnya
Samudra Pasai dapat ditaklukan oleh Kesultanan Aceh.

2. Kesultanan Aceh
a. Letak Kerajaan
Kesultanan Aceh terletak diujung utara Sumatera, kesultanan ini berdiri
pada tahun 1514 M oleh Sultan Ali Munghayat Syah. Kesultanan ini disebut
juga Aceh Darussalam dengan pusat kesultanan terletak di Banda Aceh
(kotaraja)
Kesultanan Aceh merupakan salah satu daerah perdagangan yang ramai di
Selat Malaka. Pelabuhan utamanya yaitu pelabuhan Kotraja. Penyebab pesatnya
sector perdagangan kesultanan ini yaitu:
1) Berhasil dikuasai Pedir
2) Jatuhnya Malaka ke Portugis, sehingga banyak pedagang dari Gujarat
dan Arab yang memilih ke Aceh untuk menghindari monopoli
Portugis
b. Sumber Sejarah
1. Kitab Bustanul’ssalatin yang ditulis oleh Nuruddin Ar Raniri pada tahun
1637 M.
2. Genta Perunggu Cakra Donya yang merupakan hadiah Kaisar Cina untuk
Sultan Aceh
3. Gunongan dibekas Taman Ghairah Kesultanan Aceh di Banda Aceh
4. Makam Sultan-sultan Aceh di Banda Aceh
5. masjid Raya Baiturrahman yang dibangun oleh Sultan Alauddin Muhammad
Syah

c. Kehidupan Politik
Mengenai kaan berdirnya kerajaan Aceh, tidak dapat diketahui dengan
pasti, naumn berdasarkan Bustanussalatin (1637 M) karangan Nuruddin Ar
Raniri yang berisi silsilah Sultan-sultan Aceh dan berdasarkan berita-berita
orang Eropa, diketahui bahwa Kerajaan Aceh telah berhasil membebaskan diri
dari kekuasaan kerajaan pedir, raja-raja yang pernah mmerintah Kerajaan Aceh
adalah :
1) Sultan Ibrahim (1514-1528 M). Beliau bereglar Sultan Ali Mughayat
Syah, dimasa pemerintahannya beliau melakukan perluasan daerah
kekuasaannya seperti wilayah Daya, Pasai, kerajaan Aru bahkan
menyerang Portugis di Malaka.
2) Sultan Salahuddin (1528-1537 M) pada masa pemerintahannya, kerajaan
ini mengalami kemuduran. Hal tersebut diakibatkan oleh
ketidakpedulian sang sultan terhadap kesultannya, maka pada tahun
1537 ia digantikan oleh saudaranya yaitu Alauddin riayat.
3) Sultan Alauddin Riayat Al Kahar (1537-1568 M). Pada masa
pemerintahannya berbagai perubahan dna perbaikan system
pemerintahan banyak dilakukan. Selain itu percobaan perluasan wilayah
dilakukannya misalnya menguasai Kerajan Aru, namun gagal ketika
menyerang MAlaka (dibantu Portugis) dan daerah Batak. Stelah beliau
meninggal, terjadi kemunduran kesultanan. Hal tersebut diakibatkan
adanya perang saudara memperebutkan tahta serta pemberontakan
danhal ini berakhir ketika Iskandar Muda naik Tahta.
4) Sultan Isandar Muda (1707-1636 M) pada masa pemerintahannya
kesultanan ini mengalami masa keemasannya, kesultanan ini mmpu
menjadi penguasa jalur alternative perdagangan yang melalui pantai
barat sumatera. Selain itu beliau pun mampu memperluas wilayah
kekuasannya yang meliputi Semenanjung Malaya seperti Aru, Johor,
Pahang, Kedah, Perlak dan Indragri. Pada zaman ini dikenal dua ahli
tasawuf yaitu Hamzah Fansuri dan muridnya syamsuddin As-Samatrani.
5) Sultan Iskandar Thani memerintah Aceh tahun 1636-1641 M. Dalam
menjalankan pemerintahan ia melanjutkn tradisi kekuasaan Sultan
Iskandar Muda. Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Thani, muncul
seorang ulama besar yang bernama Nuruddin ar-Raniri, ia menulis buku
sejarah Aceh berjudul “ Bustanu’ssalatin. Sebagai ulama besar Nuruddin
Ar-Rabiri sangat dihormati oleh Sultan dan keluarganya serta oleh Aceh.
Stelah ia wafat tahta kerajaan dipegang oleh permaisurinya (Putri
iskandar Muda) dengan gelar putrid sri Alam Permaisuri (1641-1675 M)
6) Putri Sri ALam Permaisuri (1641-1675 M) perkembangan Aceh
selanjutnya banyak diwarnai pertikaian, mislanya antara golongan
Teuku (Bangsawan) dengan golongan Teungku (Ilama) maupun antara
aliran Syiah dan ulama aliran Sunnah Wal Jamaah. Stelah menjadi raja,
putrid Sri ALam Permaisuri berganti nama menjadi Sultan Tajul ‘alam
Safiatuddin Syah, beliau alah putrid dari Sultan Iskandar Muda.
7) Sri Sultan Nurul Alam Nakiatuddin Syah (1675-178 M), asal beliau
tidak banyak yang bisa diketahui.

d. Kehidupan Ekonomi
Dalam kejayaannya, perekonomian Aceh berkembang pesat, daerahnya
yang subur banyak menghasilkan lada, kekuasaan Aceh atas daerah-daerah pntai
timur dan barat sumatera menambah jumlah ekspor ladanya. Penguasaan Aceh
atas beberapa daerah di Simenanjung MAlaka menyebabkan bertambahnya
badan ekspor penting timah dan lada.
Sementara itu Aceh dapat berkuasa atas selat Malaka yang merupakan
jalan dagan internasional, selain bangsa Belanda dan Inggris, bangsa asing
lainnya seperti Arab, Persia, Turki, India, Siam, Cina, Jepang juga berdagang
dengan Aceh. Barang-barang yang diekspor Aceh SEPERTI Beras, lada (dari
daerah aceh sendiri), timah (dari perlak dan Pahang), emas, perak
(Minangkabau), rempah-rempah (dari Maluku). Bahan impornya seperti Kain
dari Koromandel (India), porseli dan Sutera (Dari jepang dan Cina), minyak
wani (dari Eropa dan timur Tengah). Kapal-kapal Aceh aktif dalam perdagangan
dan pelayaran sampai LAut Merha.

e. Kehidupan Sosial
Meningkatnya kemakmuran telah menyebabkan berkembangnya system
feodalisme dan ajaran agama Islam di Aceh, kaum bangsawan yang memgang
kekausaan dalam pemerintahan sipil disebut golongan Teuku, sedang kaum
ulama yang memegang peranan penting dalam agama disebut golongan
teungku. Sayang diantara kedua golongan masyarakat itu sering terjadi
persaingan yang kemudian melemahkan Aceh. Sejak berkuasanya Kerajaan
perlak (Abad ke-12 M sampai dengan Ke 13M) telah terjaisi permusuhan antara
aliran Syiah dengan Sunnah Wal Jama’ah. Tetapi masa kekuasan Sultan
iskandarMuda aliran Syiah memperoleh perlindungan dan berkembang smapai
daerah-daerah kekuasaan Aceh.
Aliran ini diajarkan oleh Hamzah Fansuri yang diteruskan oleh
muridnya yang bernama Syamsudin pasai. Sesudah Iskandar Muda wafat aliran
sunnah wal Jama’ah mengembangkan agama Islam beraliran Sunnah wal
Jama’ah, ia juga menulis buku sejarah Aceh yang berjudul Bustanussalatin
(judul itu berarti taman raja-raja dan berisi adapt-istiadat Aceh beserta ajaran
agama Islam)

f. Kemuduran Kesultanan Aceh


Sejak Sultan Iskandar Muda wafat, Aceh terus menerus mengalami
kemunduran. Hal ini disebabkan oleh factor-faktor antara lain sebagai berikut :
1. Kekalahan Aceh melawan Portugis di MAlaka dalam perang tehun 629
membawa korban jiwa dan harta benda serta kapal-kapal yang cukup besar
2. Tidak adanya tokoh yang cakap memerintah sepeninggal Sultan Iskandar
Muda
3. Daerah-daerah takukan yang jauh dan pemerintah pusat mulai melepaskan
diri dari pengaruh seperti Johor, Perlak, Pahang, Minangkabau dan Siak.

3. Kerajaan Demak
a. Letak kerajaan

Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa,


secara geografis Kerajaan Demak terletak di daerah jawa Tengah, tetapi pada
awal kemunculannya Kerajaan demak mendapat bantuan dari para Bupati
daerah pesisir Jawa Tengah dan Jaawa Timur yang telah menganut agama
Islam.
Pada masa sebelumnya, daerah demak bernama Bintaro yang merupakan
daerah Vasal atau bawaan Kerajaan majapahit, kekuasaan pemerintahannya
diberikan kepada Raden Patah (dari Kerajaan majapahit) yang ibunya menganut
agama Islam dan berasal dari Jeumpa (daerah pasai)

b. Sumber sejarah
1) Berita dari Tome’Pires tentang adanya kerajaan Demak dengan pate Rodim
(SR) atau raden patah sebagai rajanya.
2) Mesjid Agung demak yang didirikan oleh Wali sanga
3) Mesjid Raya Kudus

c. Kehidupan Politik

Ketika Kerajaan Majaphit mulai mundur, banyak Bupati yang ada di


daerah pantai utara pulau jawa melepaskan diri dari kerajaan majaphit. Bupati-
bupati itu membentuk suatu persekutuan di bawah pimpinan demak. Steleah
Kerajaan majapahit runtuh, berdirilah Kerjaan demak sebagai Kerajaan Islam
Pertama di Pulau Jawa. Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Demak
adalah sebagai berikut :
1. Raden patah (1500-1518 M). pada masa pemerintahannya kerajaan ini
menjadi kerajaan agraris-maritim, berbagai macam makanan dan barang
kebutuhan banyak diproduksi disini misalnya beras, lilin, madu dan lain-
lain, barang-barang tersebut dijual ke daerah Malaka, Maluku,
palembang, pasai dan lain-lain.
2. Adipati Unus (1518-1521 AD), He was Also Known as Pati Unus or
Pangeran sabrang Lor. His rule did not last very long. He died at a
young age and was succeded by trenggono.
3. Sultan Trenggana. Sultan Trenggana memrintah demak dari tahun 1521-
1546 M. dibawah pemerintahannya, kerajaan demak mencapai masa
kejayaan. Sultan trenggana berusaha memperluas daerah kekuasannya
hingga kedaerah jawa Barat. Pada tahun 1522 M Kerajaan demak
mengirim pasukannya ke Jawa Barat dibawah pimpinan Fatahillah
(Faletehan). Daerah-daerah yang berhasil dikuasainya antara lain
Banten, Sunda Kelapa dan Cirebon. Penugasan terhadap daerah ini
bertujuan untuk menggagalkan hubungan antara Portugis dan kerajaan
pajajaran. Armada Portugis dapat dihancurkan oleh armada Demak
pimpinan fatahillah. Dengan kemenangan itu Fatahillah menggandti
nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta (berarti Kemenangan penuh).
Peristiwa yang terjadi pada tanggal 22 Juni 1527 M itu kwmudian
diperingati sebagai hari jadi kota Jakarta.
Dalam udaha memperluas kekuasaannya ke jawa Timur, Sultan
Trenggana memimpin sendiri pasukannya, saut perstu daerah Jawa
Timur berhasil dikuasai seperti Madium, Gresik, Tuban dan Malang,
tetapi ketika menyerang Pasuruan (1546) Sultan Trenggana gugur.

d. Kehidupan Budaya

Katika Kerajaan demak berkuasa, ajaran Islam di Pulau Jawa


berkembang dengan pesat karena mendapat dukungan para wali atau sunan.
Diantara para wali atau sunan yang aktif di demak adalah Sunan kaljaga, ia
banyak memberi saran sehingga Demak merupakan semacam Negara Theokrasi,
yaitu Negara atas dasar agama. Salah satu bukti peninggalan kebudayaan
Kerajaan demak adalah masjid demak yang terkenal dengan Tiang utamanya
terbuat dari pecahan-pecahan kayu dan disebut Sako Tatal. Masjid ini dibangun
atas pimpinan Sunan kalijaga. Dipendopo Masjid demak (serambi depan masjid
Demak) itulah Sunan kaljaga meletakan dasar –dasar perayaan sekaten.
Tujuanya untuk memperoleh banyak pengikut agama Islam dan tradisi itu
sampai sekarang masih berlangsung di Yogyakarta dan Cirebon.

e. Keruntuhan demak
Setelah wafatnya Sultan Trenggana, terjadi perebutan kekuasaan di
kerajan demak, antara pangeran sekar seda ing Lepen dibunuh oleh utusan
Sunan prawoto.
Putra Sekar seda ing Lepen yang bernama Arya penagsang dari Jipang
menuntut balasan kematian ayahnya dengan membunuh Sunan Prawoto, selain
Sunan prawoto arya panangsang juga membunuh Pangeran Hadiri (suami Ratu
Kali Nyamat, adik Sunan prawoto) pangeran Hadiri dianggap sebagai
penghalang Arya Penagsang untuk menjadi Sultan demak.
Selanjutnya Arya panangsang dibunuh oleh Ki Jaka Tingkir yang
dibantu oleh Kiyai Gede pamanahan dan Putranya Sutawijaya, serta Ki Penjawi,
jaka Tingkir naik tahta dan penobatannya dilakukan oleh Sunan Giri, setelah
menjadi raja, ia bergelar Sultan Hadiwijaya serta memindahkan pusat
pemerintahannya dari Demak ke Pajang.
1. Kerajaan Banten
Semula Banten menjadi daerah kekuasaan Kerajaan Pajajaran. Rajanya (Samiam)
mengadakan hubungan dengan Portugis di Malaka untuk membendung meluasnya
kerajaan Demak. Di bawah pemerintahan Sultan Hasanuddin (1552 – 1570), Banten cepat
berkembang menjadi besar. Wilayahnya meluas sampai ke Lampung, Bengkulu dan
Palembang.
a. Kehidupan Politik

Pada masa pemerintahan Maulana Yusuf, keadaan Banten aman dan tenteram
karena kehidupan masyarakatnya diperhatikan. Misalnya, sultan melaksanakan
pembangunan kota, membuat benteng, dan membangun istana. Bidang pertanian juga
diperhatikan, misalnya dengan membangun saluran-saluran irigasi. Dengan demikian,
kehidupan sosial masyarakatnya dapat lebih baik.
Sultan Maulana Yusuf mangkat pada tahun 1580. sesaat sebelum mangkat,
saudaranya yang mendapat pendidikan di Istana Kalinyamat (Jepara) datang
bermaksud menggantikan tahtanya. Namun, keinginan itu tentu saja ditolak oleh para
pembesar Kerajaan Banten. Akibatnya, terjadi pertempuran sengit memperebutkan
tahta kerajaan. Para pengawal dari Jepara terdesak dan maksud mereka gagal.
Setelah peristiwa itu, putra Sultan Maulana Yusuf, Maulana Muhammad yang baru
berusia sembilan tahun, diangkat menjadi raja dengan gelar Ratu Banten di bawah
perwalian Mangkubumi.
Masa pemerintahan Sultan Maulana Muhammad berlangsung tahun 1580-
1606. pada masa itulah pedagang Belanda pertama kali tiba di Banten (1596). Pada
tahun 1605 Sultan Banten memimpin armadanya merebut Palembang, tetapi gagal.
Bahkan ia sendiri tewas dalam pertempuran di Palembang. Penggantinya adalah Adul
Mufakir yang masih kanak-kanak. Abdul Mufakir dalam menjalankan pemerintahan
didampingi oleh wali, yaitu Ranamenggala. Selama pemerintahan Ranamenggala,
perdagangan di Banten berkembang pesat. Para pedagang muslim tidak lagi
berdagang di Malaka, tetapi ke Banten. Hal itu disebabkan Malaka jatuh ke tangan
Portugis. Setlah Pangeran Ranamenggala wafat pada tahun 1642, Banten mengalami
kemunduran. Banten mencapai puncak kejayaan kembali pada masa pemerintahan
Sultan Ageng Tirtayasa.

b. Kehidupan Sosial Ekonomi

Banten tumbuh menjadi pusat perdagangan dan pelayaran yang ramai karena
menghasilkan lada dan pala yang banyak. Pedagang Cina, India, Gujarat, Persia, dan
Arab setelah berlabuh di Aceh, banyak yang meneruskan pelayarannya melalui pantai
barat Sumatera menuju Banten. Pedagang dari Kalimantan, Makassar, Nusa
Tenggara, dan Maluku juga banyak yang datang ke Banten. Dengan demikian, Banten
menjadi saingan berat bagi Malaka dalam perdagangan. Karena pada saat itu situasi
politik dan pemerintahan di Demak kacau, Hasanuddin melepaskan diri dari kekuasaan
Demak.
Sejak Banten menjadi kerajaan yang bercorak Islam, kehidupan sosial
masyarakat Banten juga secara perlahan dipengaruhi oleh sistem kemasyarakatan
Islam. Pengaruh tersebut tidak terbatas di lingkungan daerah perdagangan, tetapi
meluas hingga ke pedalaman. Sultan Hasanuddin mangkat pada tahun 1570 dan
digantikan oleh putranya, Maulana Yusuf. Sultan Maulana Yusuf memperluas daerah
kekuasaannya ke pedalaman. Pada tahun 1579 kekuasan Kerajaan Pajajaran dapat
ditaklukkan, ibukotanya direbut, dan rajanya yang bernama Prabu Sedah tewas dalam
pertempuran. Sejak itu tamatlah riwayat kerajaan Hindu di Jawa Barat.

2. Kerajaan Mataram Islam


Pada waktu Sultan Hadiwijaya berkuasa di Pajang, Ki Ageng Pemanahan dilantik
menjadi bupati di Mataram sebagai imbalan atas keberhasilannya membantu menumpas
Aria Penangsang. Sutawijaya, putra Ki Ageng Pemanahan diambil anak angkat oleh Sultan
Hadiwijaya. Setelah Ki Ageng Pemanahan wafat pada tahun 1575, Sutawijaya diangkap
menjadi bupati di Mataram. Sutawijaya tidak puas menjadi bupati dan ingin menjadi raja
yang menguasai seluruh Jawa. Sutawijaya mulai memperkuat sistem pertanahan Mataram.
Hal itu ternyata diketahi oleh Hadiwijaya sehingga mengirim pasukan ke Mataram.
Peperangan sengit terjadi pada tahun 1582. Prajurit Pajang menderita kekalahan. Keadaan
Sultan Hadiwijaya sendiri pada saat itu sedang sakit. Beberapa waktu kemudian Sultan
Hadiwijaya mangkat. Setelah itu, terjadilah perebutan kekuasaan di antara para
bangsawan Pajang. Pangeran Pangiri (menantu Hadiwijaya yang menjabat Bupati Demak)
datang menyerbu Pajang untuk merebut tahta. Hal itu tentu saja ditentang keras oleh para
bangsawan Pajang yang bekerjasama dengan Sutawijaya Mataram. Akhirnya Pangeran
Pangiri beserta pengikutnya dapat dikalahkan dan diusir dari Pajang.
Setelah suasana aman, Pangeran Benawa (Putra Hadiwijaya) menyerahkan
tahtanya kepada Sutawijaya yang kemudian memindahkan pusat pemerintahannya ke
Mataram pada tahun 1586. sejak saat itu berdirilah Kerajaan Mataram. Sutawijaya bergelar
Panembahan Senapati ing Alaga Sayidin Panatagama. Pangeran Benawa dengan
sukarela menyerahkan kekuasaannya kepada Sutawijaya yang diangkat menjadi Bupati
Pajang. Pemerintahan Sutawijaya atau sering disebut Senapati ternyata banyak
menghadapi rintangan. Para bupati di pantai utara Jawa yang dahulu tunduk kepada
Demak dan Pajang memberontak ingin lepas dan menjadi kerajaan merdeka. Pusat
perlawanan terhadap Mataram adalah Demak, Jepara, Kudus, Pajang dan Gresik
Surabaya yang menghimpun kekuatan dari Kediri, Madiun dan Ponorogo. Akan tetapi,
Senapati terus berusaha menundukkan bupati-bupati yang menentangnya.
Setelah Senapati mangkat digantikan oleh putranya, Mas Jolang. Pada masa
pemerintahan Mas Jolang, benturan antara daerah pesisir dan Mataram terus berlangsung
sehingga tidak mampu memperluas wilayahnya hingga meninggalnya pada tahun 1613.

a. Kehidupan Politik
Pengganti Mas Jolang adalah putranya, Mas Rangsang. Setelah naik tahta,
Mas Rangsang bergelar Sultan Agung Hanyakrakusuma. Mas Rangsang adalah Raja
Mataram pertama yang berani menggunakan gelar sultan. Hal itu sebagai lambang
keberanian dan kebesaran jiwanya dalam menghadapi segala rintangan untuk
melanjutkan cita-cita Panembahan Senapati. Untuk menundukkan rintangan itu, Sultan
Agung mempersiapkan sejumlah besar pasukan, persenjataan, dan armada laut serta
penggemblengan fisik dan mental. Persiapan itu memakan waktu dua tahun. Mulai
tahun 1615. Sultan Agung mulai menggempur pertahanan para bupati daerah pesisir.
Satu demi satu daerah, seperti Semarang, Jepara, Demak, Lasem, Tuban dan Madura
dapat ditundukkan Mataram. Daerah pedalaman seperti Madiun, Ponorogo, Blora dan
Bojonegoro pun tunduk kepada Mataram. Peralawanan itu telah memakan waktu
sembilan tahun, tetapi Surabaya belum berhasil ditundukkan.
Mataram kemudian mengirimkan sejumlah besar prajurit (± 80.000 orang) ke
Surabaya. Surabaya dikepung dari darat dan laut, Sungai Brantas dibendung dan
airnya dialirkan ke arah lain. Mayat-mayat dibuang ke sembarang tempat. Akibatnya,
kota Surabaya dilanda kelaparan. Kekurangan air dan awabah penyakit yang dahsyat
sehingga pertahanan rakyat Surabaya lumpuh (1625). Pada tahun itu pula Surabaya
takluk kepada Mataram. Setelah Surabaya jatuh, Sultan Agung menjadi raja seluruh
Jawa, kecuali Banten, Batavia, Cirebon, dan Blambangan. Sultan Agung mencoba
merebut Batavia dari tangan Belanda pada tahun 1628 dan 1629. namun, usaha Sultan
Agung mengalami kegagalan. Kegagalan tersebut disebabkan oleh beberapa hal
antara lain :
1) Sultan Agung kurang memperhatikan kekuatan angkatan laut
2) Persediaan beras dibakar oleh Belanda
3) Jarak Mataram dengan batavia terlalu jauh
4) Pelaksanaan serangan berbarengan dengan datangnya musim hujan
5) Para pasukan Mataram terjangkit penyakit
6) Kalahnya pasukan Mataram dalam bidang persenjataan
Dalam pemerintahan Kerajaan Mataram Islam, raja merupakan pemegang
kekuasan tertinggi, kemudian diikuti oleh sejumlah pejabat kerajaan yang diserahi
tugas-tugas tertentu. Kebesaran kerajaan dan kewibawaan raja lazim dicerminkan
dalam keraton sebagai kompleks bangunan kediaman raja, seperti sitinggil dan masjid
besar. Kesenian yang ada di kerjaan mempunyai fungsi untuk melambangkan status
raja. Segala benda di sekeliling raja, upacara dan perayaan-perayaan, selain
mempunyai fungsi sakral magis juga dapat menambah semarak suasana kerajaan
dengan segala keagungannya.
Di bidang keagamaan terdapat jabatan penghulu, kotib, naib, dan suranata.
Pejabat-pejabat keagamaan ini sering disebut abdi dalam pemetakan atau abdi dalem
pemutihan. Penghulu Istana merupakan jabatan tertinggi dalam bidang keagaman.
Tugas penghulu istana adalah memimpin upacara-upacara keagamaan.
Di bidang pengadilan, dalam istana terhadap jabatan jaksa. Jabatan ini
merupakan wewenang wedana-wedana keparak. Di dalam sidang pengadilan istana,
jaksa berhak mengemukakan bukti-bukti dan mengajukan tuntutan, sedangkan yang
berjak mengadili adalah raja. Pejabat-pejabat kerajaan, seperti wedana dan bupati
tidak mendapat imbalan berupa gaji, tetapi mendapat hak tanah gaduhan sebagai
tanah lungguh. Dari hasil tanah tersebut para pejabat menggunakan sebagai biaya
keperluan hidupnya, sedangkan sebagian hasilnya harus diserahkan kepada kas
kerajaan. Untuk menciptakan keterbitan di seluruh kerajaan diciptakan peraturan yang
dinamakan angger-angger yang harus ditaati oleh seluruh penduduk.

b. Kehidupan Ekonomi dan Kebudayaan


Prestasi besar yang dicapai Sultan Agung, antara lain :
1) Melakukan kegiatan ekonomi ynag bercorak agraris dan maritim sehingga Mataram
menjadi pengekspor beras terbesar pada masa itu.
2) Melakukan mobilisasi militer secara besar-besaran sehingga mampu menundukkan
daerah-daerah sepanjang pantai utara Jawa dan mampu menyerang Belanda di
Batavia memperluas daerah kekuasaannya hingga meliputi: Jawa, Madura (kecuali
Banten dan Batavia) Palembang, Jambi dan Banjarmasin.
3) Mengatur dan mengawasi wilayahnya yang luas itu langsung dari pemerintahan
pusat (Kota gede)
4) Mengubah perhitungan tahun Jawa Hindu (Saka) dengan tahun islam (Hijriyah)
yang berdasarkan peredaran bulan (sejak tahun 1633)
5) Menyusun karya sastra yang cukup terkenal yang disebut kitab sastra gending.
6) Menyusun kitab undang – undang baru yang merupakan perpaduan dari hukum
Islam dengan adat istiadat Jawa yang disebut Hukum Surya Alam.

Sepeninggal Sultan Agung kerajaan Mataram mengalami kemunduran. Hal


tersebut disebabkan pengganti-pengganti Sultan Agung cenderung bekerja sama
dengan VOC sehingga banyak terjadi pemberontakan di Kerajaan Mataram. Kerajaan
Mataram akhirnya pecah menjadi dua yaitu kerajaan Surakarta dan Yogyakarta
berdasarkan isi perjanjian Giyanti.

3. Kerajaan Makassar
Pada awal abad ke 16 di Sulawesi Selatan terdapat banyak kerajaan, tetapi yang
terkenal adalah Gowa, Tallo, Bone, Wajo, Soppeng, dan Luwu. Berkat dakwah dari Datuk
Ribandang dan Sulaeman dari Minangkabau, akhirnya Raja Gowa dan Tallo masuk Islam
(1605) dan rakyat pun segera mengikutinya. Kerajaan Gowa dan Tallo akhirnya dapat
menguasai kerajaan lainnya. Dua kerajaan itu lazim disebut dengan kerajaan Makassar.
Dari Makassar agama Islam disebarkan ke berbagai daerah, bahkan sampai ke Kalimantan
Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Makassar tumbuh menjadi pelabuhan yang ramai karena letaknya di tengah-tengah
antara Maluku, Jawa, Kalimantan, Sumatera, dan Malaka. Pertumbuhan Makassar makin
cepat setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis (1511), sedangkan Maluku dikuasai oleh
Portugis dan Beladna. Banyak pedagang dari Malaka, Aceh dan Maluku yang pindah ke
Makassar. Para pedagang Makassar membawa beras dan gula dari Jawa dan daerah
Makassar sendiri ke Maluku yang ditukarkan dengan rempah-rempah. Rempah-rempah itu
lalu dijual ke Malaka dan pulangnya membawa dagangan seperti kain dari India, sutra dan
tembikar dari Cina, serta berlian dari Banjar.

a. Kehidupan Politik
Kerajaan Makassar mula-mula diperintah oleh Sultan Alaudin (1591-1639).
Raja berikutnya adalah Muhammad Said (1639-1653) dan dilanjutkan oleh putranya,
Hasanuddin (1654-1660). Sultan Hasanuddin berhasil memperluas daerah
kekuasaannya dengan menundukkan kerajaan-kerajaan kecil di Sulawesi Selatan,
termasuk Kerajaan Bone.
Pedagang Eropa yang aktif berdagang di Makassar salah satunya adalah VOC.
Antara Makassar dan VOC sering terjadi konflik karena persaingan dagang.
Permusuhan Makassar dan VOC diawali dengan terjadinya insiden penipuan pada
tahun 1616. pada saat itu para pembesar Makassar diundang untuk suatu perjamuan
di atas kapal VOC. Tetapi nyatanya malahan dilucuti dan terjadilah perkelahian seru
yang menimbulkan banyak korban dipihak Makassar. Sejak saat itu, orang-orang
Makassar membenci VOC. Keadaan meruncing hingga pecah perang terbuka. Dalam
peperangan tersebut, VOC sering mengalami kesulitan dalam menundukkan
Makassar. Oleh karena itu, VOC memperalat Aru Palaka (Raja Bone) untuk
mengalahkan Makassar. Kebetulan pada saat yang bersamaan makassar sedang
bermusuhan dengan Bone.

b. Kehidupan Sosial dan Ekonomi


Raja-raja Makassar setelah masuknya Islam bergelar Sultan. Dalam
menjalankan pemerintahannya sultan dibantu oleh suatu dewan yang disebut
Kasuwiyang Salapanga (Majelis Sembilan) atau Bate Salapanga. Sebagai pembantu
sultan yang menjalankan undang-undang pemerintahan, dewan diawasi oleh seorang
pemimpin yang disebut paccalaya (hakim). Sesudah sultan, jabatan tertinggi
dibawahnya adlah pabbicarabutta (mangkubumi) yang dibantu oleh tumailang matoa
dan tumailalang malolo. Tumailalang malolo adalah pegawai tinggi urusan istana.
Panglima tertinggi (laksamana) disebut anrong guru lompona tumakjannangang.
Bendahara kerajaan disebut opu bali raten yang juga bertugas mengurusi perdagangan
dan hubungan luar negeri. Pejabat bidang keagamaan dijabat oleh kadhi yang dibantu
imam, khatib dan bilal.
Makassar sebagai kerajaan maritim hanya sedikit meninggalkan hasil
kebudayaan. Peninggalan kebudayaan Makassar yang menonjol adalah perahu
layarnya yang disebut Pinisi dan Lambo.

4. Kerajaan Ternate
Ibu kota kerajaan Ternate terletak di Sampalu (Pulau Ternate). Selain Kerajaan
Ternate, di Maluku juga telah berdiri kerajaan lain, seperti Jailolo, Tidore, Bacan, dan Obi.
Diantara kerajaan di Maluku, Kerajaan Ternate yang paling maju. Kerajaan Ternate banyak
dikunjungi oleh pedagang, baik dari nusantara maupun pedagang asing.

a. Kehidupan Politik dan Kebudayaan


Raja Maluku yang mula-mula memeluk agama Islam adalah Raja Ternate.
Gapi Baguna atau Sultan Marhum yang tertarik masuk Islam karena menerima dakwah
dari Datuk Maulana Husin. Sultan Marhum memerintah Ternate tahun 1465 – 1485.
setelah mangkat, ia digantikan oleh putranya, Zainal Abidin.pada tahun 1495 Zainal
Abidin mewakilkan pemerintahan kepada keluarganya karena ingin memperdalam
pengetahuan agama Islam kepada Sunan Giri. Setelah kembali ke Ternate, Zainal
Abidin dengan giat menyebarkan agama Islam ke pulau-pulau di sekitarnya, bahkan
sampai ke Filipina Selatan. Zainal Abidin memerintah hingga tahun 1500.
Sepeninggal Sultan Zainal Abidin, pemerintahan di Ternate berturut-turut
dipegang oleh Sultan Sirullah, Sultan Hairun, dan Sultan Baabullah. Pada masa
pemerintahan Sultan Hairun, di Maluku kedatangan bangsa Barat, seperti bangsa
Portugis, Spanyol dan Belanda. Portugis memaksa melakukan monopoli perdagangan.
Tentu saja hal itu ditentang Ternate sehingga tejadi perang terbuka. Pada tahun 1575
Sultan Baabullah berhasil mengusir Portugis dari Ternate. Wilayah dan pengaruh
Sultan Baabullah sangat luas, meliputi Mindanao, seluruh kepulauan di Maluku, Papua
dan Timor. Bersamaan dengan itu, agama Islam juga tersebar sangat luas. Kerajaan
Ternate telah berhasil membangun armada laut yang cukup kuat sehingga mampu
melindungi wilayahnya yang cukup luas tersebut.
Hasil kebudayaan yang cukup menonjol dari Kerajaan Ternate adalah keahlian
membuat kapal. Hal ini dapat dibuktikan pada saat Raja Ternate ke-12 yang bernama
Malomatinya (1350-1357) yang telah bersahabat dengan orang Arab memberikan
petunjuk tentang cara membuat kapal. Selain itu, ketika terjadi perang antara Sultan
Baabullah dengan Portugis, Ternate mengirim lima buah perahu kora-kora untuk
menghancurkan armada Portugis.

b. Kehidupan Sosial dan Ekonomi


Perdagangan dan pelayaran mengalami perkembangan yang pesat di Ternate
sehingga pada abad ke-15 telah menjadi kerajaan penting di Maluku. Para pedagang
asing datang ke Ternate menjual barang perhiasan, pakaian, dan beras untuk
ditukarkan dengan rempah-rempah. Ramainya perdagangan memberikan keuntungan
besar bagi perkembangan Kerajaan Ternate sehingga dapat membangun armada laut
yang cukup kuat.

5. Kerajaan Tidore

Kerajaan Tidore terletak di sebelah selatan Ternate. Menurut silsilah raja-raja


Ternate dan Tidore, Raja Ternate pertama adalah Syahadati alias Muhammad Naqal yang
naik tahta pada tahun 1081. Baru pada saat Raja Ternate yang kesembilan, Cirililiyah
bersedia memeluk agama Islam berkat dakwah Syekh Mansur dari Arab. Setelah masuk
Islam bersama para pembesar kerajaan, Cirililiyah mendapat gelar Sultan Jamalluddin.
Putra sulungnya Mansur juga masuk Islam. Agama Islam masuk pertama kali di Tidore
pada tahun 1471 (menurut catatan Portugis)
a. Kehidupan Politik
Ternate berhasil meluaskan wilayahnya dan membentuk Persekutuan Uli Lima
dengan anggota Ambon, Bacan, Obi dan Seram. Kerajaan Tidore juga berhasil
memperluas pengaruhnya ke Makean Halmahera, Pulau Raja Ampat, Kai dan Papua
yang disatukan dalam suatu persekutuan yang disebut Persekutuan uli Siwa. Daerah
Maluku merupakan penghasil rempah-rempah yang sangat laku di pasaran Eropa.
Oleh karena itu, bangsa Eropa banyak yang datang ke Maluku untuk mencari rempah-
rempah. Bangsa Eropa yang datang ke Maluku antara lain Portugis, Spanyol, dan
Belanda. Mula-mula Kerajaan Ternate dan Tidore dapat hidup berdampingan dan tidak
pernah tejradi konflik. Namun, setelah kedatangan bangsa Eropa ke Maluku mulailah
terjadi pertentangan. Pada tahun 1512 bangsa Portugis dan Spanyol memasuki
Maluku. Portugis yang pada saat itu memilih bersahabat dengan Ternate. Spanyol
yang datang kemudian bersahabat dengan Sultan Tidore. Sejak saat itulah benih-benih
permusuhan mulai timbul.
Pada tahun 1529 Portugis dengan dibantu oleh Ternate dan Bacan menyerang
Tidore dan Spanyol. Dalam peperangan itu, Portugis mengalami kemenangan
sehingga dapat menguasai perdagangan rempah-rempah di seluruh Maluku. Maluku
berhasil dikuasai oleh Portugis. Portugis mulai melakukan tindakan sewenang-wenang
terhadap rakyat Maluku. Kedua kerajaan tersebut akhirnya sadar bahwa mereka harus
bersatu untuk mengusir penjajahan Portugis di Maluku. Berkat kerjasama kedua
kerajaan tersebut, Portugis dapat dikalahkan pada tahun 1574 dan menyingkir ke
Ambon. Pada tahun 1605 VOC berhasil mengusir Portugis dari Ambon dan
menguasainya. Portugis menyingkir ke Pulau Timor bagian timur dan berkuasa di sana.

b. Kehidupan Sosial dan Ekonomi


Kerajaan Tidore mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan
Nuku (1780-1805) Sultan Nuku dapat menyatukan Ternate dan Tidore untuk bersama-
sama melawan Belanda yang dibantu Inggris. Belanda kalah serta terusir dari Tidore
dan Ternate. Sementara itu, Inggris tidak mendapatkan apa-apa kecuali hubungan
dagang biasa. Sultan Nuku memang cerdik, berani, ulet dan waspada. Sejak saat itu,
Tidore dan Ternate tidak diganggu, baik oleh Portugis, Spanyol, Belanda maupun
Inggris sehingga kemakmuran rakyatnya terus meningkat. Wilayah kekuasan Tidore
cukup luas, meliputi Pulau Seram, Pulau Halmahera, Kepulauan Kai, dan Papua.
Pengganti Sultan Nuku adalah adiknya, Zainal Abidin. Ia juga giat menentang Belanda
yang berniat menjajah kembali.
UJI KOMPETENSI
a. Essay
Jawablah Pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar !
1. Jelaskan factor-faktor yang mendorong Aceh menjadi Kerajaan !
Jawab ......................................................................................................................
.
......................................................................................................................
.

2. Tuliskan bukti-bukti sejarah kerajaan Samudra Pasai !


Jawab ......................................................................................................................
.
.......................................................................................................................
3. Jelaskan perkembangan kerajaan Demak pada masa Sultan Trenggana !

Jawab ......................................................................................................................
.
.......................................................................................................................
4. Tuliskan raja-raja yang pernah memerintah di Samudra Pasai !
Jawab ......................................................................................................................
.
.......................................................................................................................
5. Jelaskan sebab-sebab mundurnya kesultanan Aceh !
Jawab ......................................................................................................................
.
.....................................................................................................................
..
b. Pilihan Ganda
Pilihlah jawaban yang paling tepat !
1. Pendiri kerajaan Samudra pasai adalah………
a. Nazimuddin Al kamil
b. Sultan Malikul saleh
c. Sultan Malikul Tahir
d. Maulana Malik Ibrahim
e. Sultan Alaudin Syah

2. Kerajaan Samudra pasai terletak di daerah pantai timur pulau Sumatera bagian
utara dengan jalur pelayaran perdagangan Internasional melalui selat ….
a. Sunda
b. Makasar
c. Karimata
d. Malaka
e. Lombok

3. Tindakan yang dilakukan Pati Unus yang menyebabkan ia digelari pangeran


Sebrang Lor adalah ……….
a. Mengadakan hubungan dengan Portugis
b. Menundukan daerah – daerah bahwan
c. Menyerang Pajajaran yang bekerjasama dengan Portugis
d. Menyerang kedudukan Portugis di Malaka
e. Mendirikan masjid Agung

4. Perubahan nama Sunda kelapa menjadi Jayakarta diawali oleh peristiwa


……….
a. Jatuhnya Sunda Kelapa ketangan Demak tahun 1527
b. Hancurnya kerajaan Pajajaran
c. Naiknya Sultan Ageng sebagai Raja Banten
d. Demak menyerang kedudukan Portugis di pajajaran
e. Fatahillah diangkat sebagai panglima militer Demak

5. Perhatikan data berikut


1. Merupakan kerajaan islam pertama di pulau jawa
2. Mencapai masa kejayaan pada masa sultan Trenggono
3. Mengalami keruntuhan akibat masuknya kekuasaan asing
4. pernah berperang dengan Portugis
5. Menyerang VOC di Batavia pada tahun 1628 dan 1629

Pertanyaan yang benar tentang kerajaan Demak adalah ….


a. 1,3,5
b. 1,2,4
c. 2,3,4
d. 3,4,5
e. 2,4,5

6. Yang bukan merupakan penyebab runtuhnya kerajaan Aceh adalah ……….


a. Daerah-daerah kekuasaannya banyak yang melepaskan diri.
b. Diserang dan dikuasai Belanda
c. Timbulnya pertikaia yang terus menerus antara teuku dan tengku
d. Setelah wafatnya Sultan Iskandar Muda tidak ada raja besar yang mampu
mengendalikan Aceh
e. Diserang dan dikuasai Portugis tahun 1511

7. Latar belakang keruntuhan kerajaan Demak adalah ……….


a. Serangan dari kerajaan banten
b. Pemberontakan dari kerajaan bawahan
c. Perebutan kekuasaan dalam keluarga
d. Adanya paham-paham baru dalam agama Islam
e. Aru Palaka diakui sebagai Raja Bone

8. Perebutan kekuasaan antara Arya Penangsang dan Sunan Prawoto terjadi


karena ..
a. Sunan prawoto merasa dikhianati oleh Arya Penangsang
b. Arya Penagsang ingin balas dendam pada Sunan Parwoto
c. Arya Penangsang merasa lebih berhak menduduki tahta
d. Tahta karajaan demak sedang kosong
e. Sunan Prawoto merasa lebih berhak menduduki tahta
9. Penyebab Raden patah mengirim Pati Unus untuk menyerang Portugis di
Malaka adalah …….
a. Untuk membantu kerajaan Malaka
b. Menjaga perdagangan
c. Raden patah ingin menguasai Malaka
d. Demak ingin mnguasai jalur perdagangan
e. tidak berkembangnya agama Islam

10. Keberadaan kesultanan Aceh dapat diketahui dari kitan Bustanussalarin yang
ditulis oleh :
a. Hamzah Fansuri
b. Syamsuddin Pasai
c. Nuruddin Ar Raniri
d. Abdul Rahman
e. Amir Hamzah
PERKEMBANGAN MASYARAKAT INDONESIA DIBAWAH
PENJAJAHAN
STANDAR KOMPETENSI
Menganalisis perjalanan Bangsa Indonesia dari negara tradisional,Kolonial
Pergerakan Kebangsaan hingga terbentuknya Negara Kebangsaan
sampaiProklamasi Kemerdekaan

KOMPETENSI DASAR
Membandingkan Perkembangan Masyarakat Indonesia dibawah PenjajahanDari
masa VOC,Hindia Belanda, Inggri sampai Jepang

A. Masuknya Kekuasaan Asing ke Wilayah Indonesia


Bangsa asing yang pertama kali masuk ke Indonesia adalah Portugis yaitu tahun
1512 di Maluku. Kedatangan mereka di Maluku diterima baik oleh Ternate. Hubungan
baik Ternate-Portugis ini akhirnya menjadi peperangan tahun 1570. Adapun sebabnya
adalah sebagai berikut.
1. Portugis menjalankan praktik monopoli yang menyengsarakan rakyat;
2. Portugis bersikap angkuh dan congkak;
3. Portugis memaksakan agamanya; dan
4. Portugis membunuh Sultan Hairun
Perlawanan rakyat Ternate terhadap Portugis dipimpin oleh Baabullah, Baabullah
berhasil mengusir Portugis dari Ternate.
Pada tahun1522 Spanyol juga dating ke Maluku dan diterima baik oleh Tidore
yang sedang bersaing dengan Ternate. Kedatangan Spanyol ke Maluku menimbulkan
perselisihan dengan Portugis yang lebih dahulu tiba di Maluku. Perselisihan berhasil
diselesaikan dalam perjanjian Saragosa (Spanyol) 1529.
Sementara itu pada tahun 1596 Belanda tiba di Banten di bawah pimpinan
Cornelis de Houtman. Pada tahun 1598 rombongan Belanda dating lagi dipimpin oleh
Van Neck dan Warwyck. Kedatangan Belanda ini sempat menimbulkan ketegangan
dengan penguasa Banten, karena sikap Belanda yang rakus dan ingin memonopoli.
Untuk menghadapi perselisihan dengan pedagang negara lain, para pedagang
Belanda mendirikan organisasi dagang VOC (Verenigde Oost Indische Compaigne)
tahun 1602. Tujuan dibentuknya VOC adalah:
1. menghindari persaingan antar pedagang Belanda sendiri;
2. untuk memperkuat diri menghadapi persaingan dengan pedagang Asia dan Eropa
lainnya;
3. berusaha memperoleh keuntungan sebesar-besarnya melalui sistem monopoli; dan
4. membantu pemerintah Belanda yang sedang berperang dengan Spanyol.
VOC memiliki hak-hak istimewa yang diberikan oleh pemerintah Belanda. Hak
yang dimaksud yaitu sebagai berikut.
1. Hak monopoli perdagangan dari ujung selatan Afrika sampai ke ujung selatan
Amerika.
2. Hak memiliki tentara dan pengadilan sendiri.
3. Hak memiliki mata uang sendiri.
4. Hak menguasai dan mengikat perjanjian dengan negara lain di daerah monopoli
perdagangannya. Karena hak-hak yang dimiliki VOC ini menyebabkan VOC
berkembang pesat bahkan Portugis mulai terdesak.
Untuk mengurus kepentingan VOC diangkatlah Gubernur Jenderal VOC pertama
yaitu Pieter Both (1610-1614). Pada masa Gubernur Jenderal Y.P Coen VOC berhasil
merebut kota Jayakarta.
Pada tahun 1611 kota Jayakarta menjadi Batavia. Kota ini lalu dijadikan pusat
kekuasaan VOC di Indonesia menggantikan Ambon yang berhasil direbut tahun 1605.
Pada tahun 1641 Malaka juga dapat dikuasai VOC dari tangan Portugis. Dengan
demikian, VOC berhasil menguasai jalan pelayaran di Selat Malaka.
Pada akhir abad 18 perdagangan VOC semakin mundur. Oleh karena itu, VOC
mengalihkan aktivitasnya ke politik eksploitasi agrarian. Caranya, yaitu dengan
mengadakan Prianger Stelsel, Contingenten dan penyerahan wajib.
Cara ini belum berhasil menyelamatkan kehancuran VOC. Tanggal 31 Desember
1799 VOC dibubarkan oleh Pemerintah Belanda.
Adapun sebab-sebab VOC runtuh adalah:
(1) korupsi merajalela;
(2) para pemegang saham masih diberi deviden walaupun VOC bangkrut;
(3) anggaran pengeluaran VOC terus bertambah karena wilayah semakin luas;
(4) banyaknya peperangan yang harus dibiayai;
(5) persaingan dengan organisasi lainnya;
(6) kecurangan dalam bidang administrasi; dan
(7) kemerosotan moral para pegawainya, setelah VOC bubar, Indonesia di bawah
pemrintah kolonial Hindia Belanda.
B. Masa Pemerintahan Kolonial Hindia Belanda
Setelah VOC bubar daerah jajahan Indonesia langsung diambil alih oleh
pemerintah Belanda sejak tahun 1808. Pada tahun 1808 dikirmkanlah Gubernur
Jenderal Daendeles ke Indonesia dengan tugas mempertahankan Pulau Jawa dari
serangan Inggris dan memperbaiki pemerintahan di Indonesia.
Untuk memenuhi tugas-tugas tersebut, Daendeles mengambil langkah seperti
berikut.
1. Bidang Pemerintahan
a. membagi pulau Jawa menjadi delapan daerah prefektur
b. membentuk pengadilan keliling
c. meletakkan dasar pemerintahan ala Barat
d. memusatkan pemerintah di Batavia
e. menjadikan para bupati sebagai pegawai pemerintah Belanda di
bawah perfect.
2. Bidang Ekonomi
a. mengeluarkan uang kertas
b. mengadakan penyerahan wajib
c. menjual tanah kepada pihak swasta
d. memberantas korupsi dan penyelewengan
e. menggerakkan prianger stelsel
3. Bidang Pertahanan
a. meningkatkan kesejahteraan prajurit
b. meningkatkan jumlah prajurit
c. membangun jalan raya Anyer-Panarukan
d. membangun benteng-benteng baru dan armada baru
Cara yang ditempuh Daendeles untuk merealisasi usaha tersebut di atas yaitu
menggunakan cara lama yang mengakibatkan timbulnya kebencian dan perlawanan
para penguasa daerah. Oleh karena itu, Daendeles kemudian ditarik kembali ke
negaranya dan digantikan oleh Jansenstahun 1811.
Namun ketika Jansens tiba di Indonesia kedudukan Pulau Jawa tak dapat
dipertahankan lagi dari ancaman Inggris. Jawa akhirnya jatuh ke tangan Inggris.
Penyerahan kekuasaan dari Belanda kepada Inggris ditandai dengan Kapitulasi
Tuntang 1811 yang isinya sebagai berikut.
1. Pulau Jawa dan sekitarnya yang dikuasai Belanda jatuh ke tangan Inggris.
2. Semua tentara Belanda menjadi tentara Inggris
3. Orang-orang Belanda dapat dipekerjakan oleh Inggris.

C. Masa Pemerintahan Raffles (1811-1816)


Raffles memerintah Indonesia antara tahun 1811-1816. Langkah kebijakan yang
diambilnya antara lain:
1. menghapus segala bentuk penyerahan wajib dan kerja paksa;
2. mengganti sistem pemerintahan ala Barat;
3. membagi pulau Jawa menjadi 18 keresidenan; dan
4. menjalankan sistem sewa tanah atau landrent.
Raffles memerintah dengan kebijakan barunya yang disebut landrent atau sewa
tanah, dengan tujuan:
1. mengurangi beban kehidupan rakyat;
2. memberikan kebebasan serta kepastian hukum kepada para petani tentang tanah
yang dimilikinya; dan
3. pemerintah memiliki pemasukan yang tetap dari sewa tanah.
Kebijakan Raffles tak bias dijalankan dengan baik atau gagal. Namun demikian,
kebijakan Raffles ini telah memberikan pengaruh luas bagi masyarakat. (Apa
pengaruhnya?). Pada tahun 1814 telah terjadi penandatanganan Konvensi London.
Dalam konvensi itu disebutkan bahwa Belanda menerima kembali daerah jajahannya
yang diserahkan kepada Inggris sebagaimana dalam Kapitulasi Tuntang 1811. Untuk
merealisasi Konvensi London maka pada tahun 1816 Inggris menyerahkan Indonesia
kepada Belanda lagi.
1. Tanam Paksa (1830-1870)
Kebijakan baru yang dilakukan oleh pemerintah Belanda setelah menerima
kembali daerah jajahannya adalah memperkenalkan sistem tanam paksa.
Tokohnya adalah Van Den Bosch. Tahun 1830 menerapkan Cultur Steelsel
( Aturan tanam )atau Tanam paksa yang dijalankan untuk mendapatkan tanaman
yang laku di pasaran internasional seperti gula, kapas, tarum, teh dan kopi.
Tujuannya adalah untuk mengisi kas negara yang kosong karena telah
digunakan untuk membiayai perang melawan Diponegoro dan perang melawan
Belgia.
7 Aturan tanam Paksa ( Cultur Steelsel ) adalah sebagai berikut :
1. Rakyat harus menyerahkan seperlima dari tanah desa untuk ditanami
tanaman tanaman ekspor.
2. Tanah yang disediakan akan dibebaskan dari pajak
3. Waktu penanaman tidak melebihi dari waktu menanam padi
4. Kegagalan panen akan ditanggung oleh pemerintah
5. Hasil panen harus dijual hanya kepada pemerintah ( Monopoli)
6. Pelaksanaan penanaman dan penjualan diawasi oleh kepala desa
7. Pengerjaan tanam paksa akan diberi upah
Dalam jangka waktu 20 tahun saja tanam paksa mampu mengubah kondisi
perekonomian Belanda yang ambruk menjadi sehat kembali.
Pembangunan negeri Belanda lancar berkat hasil tanam paksa. Bahkan,
kas negeri Belanda mengalami surplus. Akan tetapi, bagi Indonesia tanam
paksa membawa dampak yang sangat buruk bagi kehidupan masyarakat.
Melihat akibat buruk yang diderita rakyat Indonesia timbullah usaha untuk
menghapuskan tanam paksa. Bahkan, kas negeri Belanda mengalami surplus.
Akan tetapi, bagi Indonesia tanam paksa membawa dampak yang sangat buruk
bagi kehidupan masyarakat.
Melihat akibat buruk yang diderita rakyat Indonesia timbullah usaha untuk
menghapuskan tanam paksa. Ide ini muncul dari golongan liberalis dan kaum
humanis, seperti Dauwes Dekker dan Baron Van Houvel. Pada tahun 1870 tanam
paksa resmi dihapus.

2. Sistem Usaha Swasta (1870-1900)

Setelah golongan liberal menang dalam parlemen Belanda, maka kebijakan


daerah jajahan juga dikendalikan oleh kaum liberal. Di bidang ekonomi kaum liberal
mengeluarkan kebijakan yang berisi bahwa pihak swasta Barat diberi kesempatan
untuk menanamkan modalnya di Indonesia di bidang perkebunan.
Kebijakan ini diikuti dengan keluarnya UU Agraria tahun 1870 yang
bertujuan:
a. melindungi para petani agar hak milik atas tanahnya tidak menjadi
korban penguasaan orang-orang asing; dan
b. memberikan kesempatan kepada para pengusaha asing untuk
menyewa tanah di Indonesia.
Akibat kebijakan politik ekonomi liberal ini maka membanjirlah modal swasta
asing di Indonesia serta munculnya pusat-pusat perkebunan khususnya di Jawa.
Politik ekonomi liberal akhirnya membawa dampak bagi kehidupan masyarakat
Indonesia. (coba sebutkan dampaknya!)

D. Akibat Perluasan Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

1. Bidang Politik
a. Jatuhnya kekuasaan raja-raja di Indonesia
b. Hak-hak penguasa pribumi berkurang karena diambil alih
pegawai-pegawai Belanda
c. Campur tangan pihak penjajah dalam urusan istana
d. Bupati dijadikan pegawai dan alat kekuasaan pemerintah colonial
e. Peranan politik penguasa daerah berkurang dan birokrasi
pemerintah colonial semakin kuat

2. Bidang Sosial
a. munculnya susunan masyarakat baru seperti golongan priyayi
b. timbulnya masyarakat Kristen, khususnya di Indonesia Timur
c. timbulnya kota baru di sekitar perkebunan
d. timbulnya sistem kerja upahan
e. tingkat kesejahteraan rakyat menurun
f. timbulnya golongan buruh dan majikan
g. adat istiadat semakin longgar, karena pengaruh budaya Barat
h. hapusnya struktur adat penguasa pribumi, misalnya tanah
lungguh diganti gaji.

3. Bidang Ekonomi
a. struktur ekonomi Indonesia rusak dan dikuasai penjajah
b. peranan Syahbandar dalam perdagangan digeser oleh Belanda
c. timbulnya sistem monopoli dalam perdagangan oleh penjajah
d. kehidupan ekonomi uang mulai meresap di desa-desa
e. petani mengenal berbagai jenis tanaman baru
f. berkurangnya hasil produksi pangan karena tanah disewakan
kepada para pengusaha
g. hasil kerajinan menurun, karena Belanda mendatangkan sendiri
barang-barang dari luar
h. Indonesia mengenal mata uang
i. Negara imperialisme menjadi pusat kekayaan, Negara jajahan
bertambah miskin
j. Hasil industri dilemparkan ke daerah jajahan
k. Berkembangnya sistem penanaman modal
l. Perdagangan dunia meluas, lalu lintas perdagangan meningkat.

Soal-Soal latihan
I. Silanglah (x) huruf a, b, c, d, atau e di depan jawaban yang tepat !
1. Tujuan utama bangsa Barat ke Indonesia adalah………
a. menyebarkan agama d. mencari tanah jajahan
b. petualangan e. memindahkan penduduk
c. berdagang
2. Bangsa Belanda dating pertama kali di…………
a. Batavia d. Ambon
b. Malaka e. Banten
c. Maluku
3. Tujuan utama VOC adalah……..
a. menjalin hubungan dagang dengan kerajaan-kerajaan di
Indonesia
b. untuk menarik pajak rakyat jajahan
c. untuk memerintah Indonesia
d. monopoli dagang
e. memajukan perdagangan di Indonesia
4. Tugas Daendeles di Indoensia adalah………
a. membuat jalan raya Anyer-Panarukan
b. mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris
c. memperbaiki ekonomi
d. menyelamatkan VOC
e. memperbaiki angkatan perang
5. Yang tidak termasuk usaha Daendeles di Indonesia adalah……….
a. membangun jalan raya
b. membangun benteng-benteng baru
c. meningkatkan jumlah prajurit
d. meningkatkan kesejahteraan prajurit
e. membagi pulau Jawa menjadi 9 prefektur
6. Penyerahan kekuasaan dari Belanda kepada Inggris diatur dalam
perjanjian….
a. Traktat London c. Konvensi London d.
Perjanjian salatiga
b. Kapitulasi Tuntang e. Perjanjian Giyanti

7. Kebijakan Raffles di Indonesia yang berbau liberal, yaitu…….


a. Landrente d. verplick leverantie
b. cultur stelsel e. penyerahan sukarela
c. prianger stelsel
8. Tanam paksa diciptakan oleh……..
a. Van de Venter d. J.P. Coen
b. Dauwes Dekker e. Daendeles
c. Van den Bosch
9. Tujuan tanam paksa adalah……….
a. memperkenalkan tanaman baru
b. meningkatkan pendapatan petani
c. meringankan beban kehidupan rakyat
d. memperoleh tanaman yang laku di pasaran internasional
e. membuka lapangan kerja baru
10. Tokoh penentang tanam paksa ialah…………
a. Van der Capellen d. Cipto Mangunkusumo
b. Brand steader e. Daendeles
c. Dauwes Dekker
11. Tujuan dikeluarkan UU agraria………….
a. melindungi pengusaha Barat di Indonesia
b. melindungi tanah petani
c. melindungi para buruh perkebunan
d. mempermudah investor asing
e. mengatur sewa tanah
12. Kaum liberal turut mendukung hapusnya tanam paksa karena………
a. menghapus penderitaan rakyat
b. mengurangi beban pekerjaan petani
c. ingin menggantikan kekuasaan di Indonesia
d. bertentangan dengan hak asasi
e. tanam paksa tidak membawa hasil
13. Pelaksanaan politik ekonomi liberal di Indonesia membawa akibat sebagai
berikut, kecuali………
a. kemakmuran pendukung meningkat
b. timbul penderitaan rakyat
c. timbul sistem kerja upahan
d. mulai meresap ekonomi uang
e. tingkat kemakmuran penduduk merosot.
14. Politik etis yang semula ditujukan untuk membalas budi rakyat Indonesia,
tidak bias terwujud karena……
a. tenaga pelaksana politik etis terbatas
b. pelaksanaannya menyimpang dari tujuan
c. program politik etis belum bias diterima masyarakat Indonesia
d. rakyat menolak program politik etis
e. tidak ada dana pendukung
15. Pencipta politik etis adalah………..
a. Dauwes Dekker d. Van der Capellen
b. Van den Bosch e. Pieter Boath
c. Van Deventer

II. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan uraian singkat!


1. Sebutkan tiga tujuan bangsa Barat ke Indonesia!
Jawab………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
2. Jelaskan
a. tujuan didirikanya VOC
b. sebab VOC bubar!
Jawab.......
a…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………….....
b…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
3. Sebutkan tugas Daendeles di Indonesia!
Jawab……………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………….
4. Jelaskan isi kebijakan Raffles di Indonesia!
Jawab……………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………….
5. Jelaskan akibat Tanam Paksa
Jawab……………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA

Badrika, I. Wayan. 1993. Sejarah Nasional dan Dunia. Jakarta : Erlangga.

_______. Sejarah nasional Indonesia dan umum. Jakarta : Erlangga.

Chufron, M. Sejarah SMA Kelas32. Jakarta : Pustaka Firdaus.

Ismawati, SS, Nur Siwi. Sejarah kelas XI Klaten : Cempa-ka Putih

________. 2005. Sejarah Kelas XI. Jakarta : Cempaka Putih.

Ina Gah. 1998. Sejarah SMA. Bandung Ganeca Exact.

Purwito, Edy.dkk. 1996. Sejarah Nasional dan Umum. Jakarta : Tiga Serangkai.

Priyanto, Agus. Sejarah SMA Semsster I. Jakarta : Cahaya Pustaka.

Sartono, S. 1995. Sejarah nasional dan Umum32. Surakarta : Pabelan.

Tugiyono, KS. Sejarah nasional Indonesia. Jakarta : Mutiara Sumber Widya.

_______Sejarah Dunia 3 Jakarta : Mutiara Sumber Widya.

Tugiyono, K.S. Sejarah Dunia 3 Jakarta : Mutiara Sumber Widya.


STANDAR KOMPETENSI
Menganalisis perjalanan Bangsa Indonesia dari negara tradisional,Kolonial
Pergerakan Kebangsaan hingga terbentuknya Negara Kebangsaan
sampaiProklamasi Kemerdekaan

KOMPETENSI DASAR
Membandingkan Perkembangan Masyarakat Indonesia dibawah PenjajahanDari
masa VOC,Hindia Belanda, Inggri sampai Jepang

Indonesia pada Masa Pendudukan


Jepang
Sebagai salah satu negara fasis, Jepang mempunyai militer yang sangat kuat. Situasi itu
cukup meresahkan tokoh-tokoh pergerakan nasional bangsa Indonesia. Sementara itu,
masyarakat Jawa sangat percaya terhadap ramalan Jayabaya yang mengatakan bahwa
pada suatu saat Pulau Jawa akan dijajah oleh bangsa kulit kuning. Akan tetapi
penjajahan itu hanya seumur jagung lamanya. Setelah penjajahan itu berakhir, Indonesia
akan menjadi sebuah negara yang merdeka. Jepang merupakan satu-satunya negara di
kawasan Asia yang termasuk kelompok negara imperialis. Dalam catatan sejarah, pada
tahun 1868, Jepang mulai tumbuh dan berkembang menjadi negara modern. Hal itu
terjadi tepatnya setelah Restorasi Meiji. Mulai saat itu, Jepang membuka hubungan
kerja sama dengan bangsa Barat dan Amerika. Pada tahun 1867, Pangeran Matsuhito
dinobatkan sebagai kaisar Jepang dan bergelar Meiji Tenno (1867-1912). Kaisar Meiji
merupakan motor penggerak pembaruan negara Jepang. Pembaruan itu berhasil dengan
sangat menakjubkan.
Untuk melaksanakan pembaruan-pembaruan, pemerintahan Meiji memerlukan
pengetahuan teknik Barat. Para mahasiswa Jepang dikirim ke luar negeri (Eropa dan
Amerika) untuk memperoleh keahlian dalam bidang teknik. Ahli-ahli Barat banyak
didatangkan ke Jepang dengan gaji besar. Teknologi yang diserap disesuaikan dengan
kondisi atau keperluan bangsa Jepang.
Untuk menyamai negara-negara Barat, Jepang juga melaksanakan pembaruan di bidang
militer dan ekonomi. Itulah sebabnya pemerintah dengan giat meletakkan dasar-dasar
untuk pembangunan perindustrian modern. Usaha industrialisasi di Jepang berkembang
pesat. Pemerintah dimodernisasi dengan mengambil model Barat abad ke-19.
Kementrian-kementerian dibentuk, misalnya: kementerian keuangan, kementerian
angkatan darat, kementerian angkatan laut, dan kementerian pendidikan umum. Sistem
peradilan dan hukum yang modern mengikuti model Perancis dan Jerman. Bersamaan
dengan usaha-usaha yang dilakukan untuk memodernisasi bidang ekonomi, Jepang
menciptakan sistem perbankan. Di samping itu, jaringan telegraf dan jalan kereta api
mulai dibangun. Dalam waktu kira-kira 10 tahun setelah restorasi, proses pembaruan di
Jepang telah berjalan dengan pesat. Kesuksesan inilah yang mendorong Jepang menjadi
negara imperialis. Faktor lain yang ikut mendorong Jepang menjalankan politik
imperialisme adalah:
􀂐 Ajaran Hokho-Ichin dalam Shintoisme yang mengajarkan tentang kesatuan keluarga
umat manusia. Ini alasan idiil. Sebagai bangsa yang telah maju, Jepang mempunyai
kewajiban untuk mempersatukan dan memajukan bangsabangsa di dunia.
􀂐 Tuntutan mendasar untuk memenuhi kebutuhan akan bahan mentah dan pemasaran
hasil industrinya.
􀂐 Keinginan Jepang untuk mempersatukan Asia dalam kekuasaannya. Hal itu sekaligus
juga untuk mengimbangi kekuatan dan kekuasaan imperialis Barat.
Salah satu negara di Asia yang diminati Jepang adalah Indonesia. Oleh karena itu,
Jepang berusaha untuk menyerang dan menduduki Indonesia.

A. Tentara Jepang masuk Indonesia


Di dalam usahanya untuk membangun suatu imperium di Asia, Jepang telah
mengobarkan perang di Pasifik. Pada tanggal 7 Desember 1941, secara mendadak
Jepang menyerang Pearl Harbour. Pearl Harbour adalah pangkalan angkatan laut
Amerika Serikat di kepulauan Hawaii. Akibat serangan itu, Amerika Serikat
menyatakan perang terhadap Jepang dan bersedia membantu pasukan sekutu di Eropa.
Sementara itu, lima jam setelah penyerangan atas Pearl Harbour itu, Tjarda van
Starkenborgh Stachouwer (Gubernur Jenderal Belanda
di Indonesia) menyatakan perang terhadap Jepang.

Dalam gerakannya ke selatan, Jepang juga menyerbu Indonesia. Pada tanggal 11 Januari
1942, tentara Jepang telah mendarat di Tarakan (Kalimantan Timur). Keesokan harinya,
tanggal 12 Januari 1942, komandan Belanda di pulau itu menyerah kepada Jepang. Pada
tanggal 24 Januari 1942, Balikpapan yang adalah sumber minyak kedua jatuh ke tangan
tentara Jepang. Tanggal 29 Januari 1942, tentara Jepang menduduki Pontianak.
Kemudian, pada tanggal 3 Februari 1942, Samarinda berhasil diduduki Jepang. Pada
tanggal 5 Februari 1942, tentara Jepang melanjutkan penyerbuan ke lapangan terbang
Samarinda II yang waktu itu masih dikuasai tentara Hindia Belanda (KNIL). Dengan
mudah pula, Banjarmasin diduduki oleh tentara Jepang (10 Februari 1942). Pada
tanggal 14 Februari 1942, pasukan payung Jepang mendarat di Palembang. Palembang
dan sekitarnya berhasil diduduki pada tanggal 16 Februari 1942. Palembang adalah
daerah sumber minyak. Dengan jatuhnya Palembang, terbukalah jalan ke Pulau Jawa.
Di dalam menghadapi serangan tentara Jepang, pernah dibentuk suatu komando
gabungan oleh pihak Sekutu. Komando gabungan itu disebut American British Dutch
Australian Command (ABDACOM). Markas besar komando gabungan ini ada di
Lembang, dekat Bandung. Panglima komando gabungan itu adalah Jenderal Sir
Archibald Wavell. Sedangkan Letnan Jenderal H. Ter Poorten diangkat sebagai
panglima tentara Hindia Belanda (KNIL). Pada akhir Februari 1942, Gubernur Jenderal
Hindia Belanda, Tjarda van Starkenborgh telah mengungsi ke Bandung disertai para
pejabat tinggi pemerintah.
Pasukan Sekutu tersebut berhadapan dengan pasukan-pasukan Jepang yang mendarat di
Jawa Barat dan di Jawa Tengah dekat perbatasan Jawa Timur. Pasukan Jepang yang
khusus dipergunakan untuk merebut pulau Jawa dipimpin oleh Letnan Jenderal Hitoshi
Imamura. Pertempuran-pertempuran di Jawa berakhir dengan kemenangan pihak Jepang
dalam waktu yang singkat. Dalam rangka usaha menyerbu Bandung, pada tanggal 1
Maret 1942, Jepang mendaratkan pasukan yang dipimpin oleh Kolonel Toshinori Shoji.
Pasukan yang berjumlah 5.000 orang itu mendarat di Eretan (sebelah barat Cirebon).
Selain itu, pasukan Jepang juga mendarat di Teluk Banten dan di Kragan (Jawa
Tengah). Pada hari yang sama, pasukan Kolonel Shoji berhasil menduduki Subang.
Mereka terus menyerang ke lapangan terbang Kalijati (40 km dari Bandung). Pasukan
Jepang berhasil menguasai lapangan terbang Kalijati. Tanggal 3 dan 4 Maret 1942,
tentara Belanda mencoba merebut Subang dan Kalijati. Akan tetapi, usaha itu gagal
karena mereka dapat dipukul mundur tentara Jepang.
Setelah pendaratan itu, pada tanggal 5 Maret 1942 kota Batavia (Jakarta) diumumkan
sebagai kota terbuka. Itu berarti kota Batavia tidak akan dipertahankan oleh pihak
Belanda. Setelah Batavia berhasil dikuasai, pasukan Jepang bergerak ke selatan dan
berhasil menduduki Bogor. Pada tanggal 5 Maret 1942, tentara Jepang bergerak dari
Kalijati untuk menyerbu Bandung dari arah utara. Mula-mula tentara Jepang menyerbu
pertahanan tentara Hindia Belanda di Ciater. Tentara Hindia Belanda dapat dipukul
mundur ke Lembang. Pada tanggal 7 Maret 1942, Lembang berhasil dikuasai oleh
tentara Jepang. Pada tanggal 7 Maret 1942 itu, pasukan Belanda di sekitar Bandung
meminta penyerahan lokal. Kolonel Shoji menyampaikan usul penyerahan lokal dari
pihak Belanda ini kepada Jenderal Imamura. Akan tetapi, Jenderal Imamura menuntut
agar pasukan Sekutu di Jawa menyerah total. Jika pihak Belanda tidak mengindahkan
ultimatum Jepang, maka kota Bandung akan dibom dari udara. Jenderal Imamura pun
mengajukan tuntutan agar Gubernur Jenderal Belanda turut dalam perundingan di
Kalijati yang diadakan selambat-lambatnya pada hari berikutnya. Jika tuntutan ini tidak
dipenuhi, pemboman atas kota Bandung dari udara akan segera dilaksanakan.
Akhirnya, pihak Belanda memenuhi tuntutan Jepang. Pada tanggal 8 Maret 1942,
Jenderal Tjarda van Starkenborgh Stachouwer (Gubernur Jenderal Belanda), Letnan
Jenderal Ter Poorten (Panglima tentara Hindia Belanda), serta pejabat tinggi militer dan
seorang penerjemah pergi ke Kalijati. Dari pihak Jepang hadir Letnan Jenderal
Imamura. Dalam pertemuan itu, Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang.

Dengan demikian, secara resmi masa penjajahan Belanda di Indonesia berakhir. Jepang
berkuasa di Indonesia. Bukan kemerdekaan dan kesejahteraan yang didapat bangsa
Indonesia. Situasi penjajahan tidak berubah. Hanya kini yang menjajah Indonesia adalah
Jepang.

B. Jepang menduduki Indonesia


Secara umum, Asia sangat potensial bagi kepentingan perindustrian Jepang. Selain
memiliki kandungan sumber daya alam yang sangat kaya, Asia juga mempunyai
penduduk yang sangat banyak. Ketika Jepang mulai membangun industri di negaranya,
kawasan Asia umumnya telah menjadi daerah jajahan negara-negara Eropa. Kita sudah
melihat bahwa Indonesia adalah salah satu negara yang diincar Jepang.
a. Tujuan pendudukan Jepang
Suatu negara menjajah bangsa atau negara lain tentu ada sebabnya. Tujuan utama
pendudukan Jepang atas Indonesia adalah:
􀂐Menjadikan Indonesia sebagai daerah penghasil dan penyuplai bahan mentah dan
bahan bakar bagi kepentingan industri Jepang.
􀂐 Menjadikan Indonesia sebagai tempat pemasaran hasil industri Jepang. Indonesia
dijadikan tempat pemasaran hasil industri Jepang karena jumlah penduduk Indonesia
sangat banyak.
􀂐 Menjadikan Indonesia sebagai tempat untuk mendapatkan tenaga buruh yang banyak
dengan upah yang relatif murah.
Ambisi Jepang yang begitu besar untuk mendapatkan Indonesia mengharuskan Jepang
menciptakan berbagai strategi untuk menarik simpati rakyat dan pemimpin Indonesia.
Propaganda Jepang yang cukup menarik simpati rakyat Indonesia adalah sebagai
berikut.
􀂐 Jepang adalah “saudara tua” bagi bangsabangsa di Asia dan berjanji membebaskan
Asia dari penindasan bangsa Barat.
􀂐 Jepang memperkenalkan semboyan “Gerakan Tiga A”: Jepang Pemimpin Asia,
Jepang Pelindung Asia, dan Jepang Cahaya Asia.
􀂐 Jepang menjanjikan kemudahan bagi bangsa Indonesia, seperti janji menunaikan
ibadah haji, menjual barang dengan harga murah.
Selain itu, pada awal kedatangannya, Jepang menunjukkan sikap yang menarik simpati
bangsa Indonesia. Jepang memperkenankan pengibaran bendera merah putih bersama
bendera Jepang. Rakyat Indonesia boleh menyanyikan lagu “Indonesia Raya” bersama
lagu kebangsaan Jepang “Kimigayo”.
b. Pemerintahan sementara
Dengan menyerahnya Belanda kepada Jepang (8 Maret 1942), berakhirlah pemerintahan
Belanda di Indonesia. Dengan resmi ditegakkan pemerintahan Jepang di Indonesia.
Indonesia memasuki periode baru, yaitu periode pendudukan militer Jepang. Berbeda
dengan zaman Hindia Belanda dimana hanya ada satu pemerintahan sipil, pada zaman
Jepang Indonesia diperintah oleh tiga pemerintahan militer. Struktur pemerintahan
militer Jepang itu adalah sebagai berikut.
􀂐 Pemerintahan militer Angkatan Darat (Tentara Keduapuluh lima) untuk Sumatera
dengan pusatnya di Bukittinggi.
􀂐 Pemerintahan militer Angkatan Darat (Tentara Keenambelas) untuk Jawa-Madura
dengan pusatnya di Jakarta.
􀂐 Pemerintahan militer Angkatan Laut (Armada Selatan Kedua) untuk daerah Sulawesi,
Kalimantan, dan Maluku dengan pusatnya di Makasar.
Segala kekuasaan yang dulu di tangan Gubernur Jenderal, sekarang dipegang oleh
panglima tentara Jepang di Jawa. Sementara itu, pemerintah militer Jepang tetap
menggunakan aparat pemerintahan sipil yang lama beserta pegawainya. Tindakan
Jepang ini dimaksudkan agar pemerintahan dapat berjalan terus dan kekacauan dapat
dicegah. Hanya saja, pemimpin pemerintahan dipegang tentara Jepang, baik di pusat
maupun di daerah.

Semua hal yang berbau Belanda dihapuskan dan diganti suasana Jepang. “Jepangisasi”
yang dilakukan pemerintah Jepang adalah sebagai berikut.
􀂐 Hanya bendera Jepang yang boleh dikibarkan pada hari-hari besar. Lagu kebangsaan
yang boleh diperdengarkan hanyalah lagu Kimigayo.
􀂐 Mulai tanggal 1 April 1942, waktu Jepanglah yang harus dipakai. Perbedaan antara
waktu Jepang (waktu Tokyo) dan waktu di Jawa, pada zaman pendudukan adalah 90
menit. Waktu lama yaitu jam pada zaman Hindia Belanda yang sama dengan WIB tidak
dipakai lagi.
􀂐 Mulai tanggal 29 April 1942 tarikh yang harus dipakai ialah tarikh Sumera (Tahun
1942 Masehi = tahun 2602 Sumera).
􀂐 Sejak itu, setiap tahun rakyat Indonesia diwajibkan merayakan hari raya Tencosetsu.
Tencosetsu adalah hari lahirnya Kaisar Hirohito.
􀂐 Untuk kepentingan jual beli dan pembayaran lainnya, mata uang yang berlaku ialah
uang rupiah Hindia Belanda. Pemakaian mata uang lain dilarang keras.

C. Kebijakan pemerintah militer Jepang


di Indonesia
Pada awal masuknya ke Indonesia (terutama pada bulan pertama, kedua, dan ketiga
tahun 1942), tampaknya tentara Jepang diterima dengan sambutan yang baik dari rakyat
Indonesia. Tokoh-tokoh nasionalis Indonesia, seperti Soekarno, Mohammad Hatta dan
lainnya yang masih dalam tahanan Belanda segera dibebaskan oleh Jepang. Tanggapan
tokoh-tokoh nasionalis Indonesia terhadap tawaran kerja sama dari pihak Jepang sangat
baik. Dengan berbagai cara, Jepang mengupayakan agar rakyat dan pemimpin nasional
Indonesia mau mendukung kebijakan-kebijakan Jepang. Kebijakan-kebijakan
pemerintah Jepang di antaranya adalah: membentuk organisasi-organisasi sosial dan
keagamaan, membentuk organisasiorganisasi semi militer dengan mengerahkan para
pemuda, mengerahkan tenaga kerja, mengeksploitasi sumber kekayaan untuk
kepentingan Jepang.
a. Organisasi sosial dan keagamaan
Pada zaman Jepang, semua partai politik dibubarkan. Kegiatan politik pergerakan
nasional Indonesia dikendalikan oleh Jepang untuk membantu Jepang dalam perang.
Jawatan propaganda giat melancarkan propaganda. Isi propaganda adalah bahwa Jepang
mengobarkan perang Asia Timur Raya untuk membebaskan seluruh Asia dari
penjajahan bangsa Barat. Selain itu, Jepang mempersatukan Asia dalam Lingkungan
Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya di bawah kepemimpinan Jepang.

Salah satu upaya pemerintah Jepang agar rakyat dan pemimpin nasional Indonesia mau
mendukung Jepang adalah dengan mendirikan beberapa organisasi dan perkumpulan.
Organisasi dan perkumpulan yang didirikan pemerintah Jepang di antaranya adalah
Gerakan Tiga A, Putera, Jawa Hokokai, MIAI dan Masyumi.
1. Gerakan Tiga A
Gerakan Tiga A didirikan pada bulan April 1942. Kantor propaganda Jepang
mendirikan Gerakan ini dengan semboyannya:
􀂐 Nippon Pemimpin Asia,
􀂐 Nippon Pelindung Asia, dan
􀂐 Nippon Cahaya Asia.
Gerakan ini mengadakan kursus-kursus bagi para pemuda untuk menanamkan semangat
pro Jepang demi menghadapi pasukan sekutu dalam Perang Asia Timur Raya. Gerakan
Tiga A dipimpin oleh Mr. Syamsuddin. Mr. Syamsudin adalah bekas anggota Parindra
pada zaman Hindia Belanda. Pada tahun 1943, Gerakan Tiga A dibubarkan karena
dianggap gagal dan tidak memberikan keuntungan bagi pihak Jepang.
2. Pusat Tenaga Rakyat (Putera)
Putera (Pusat Tenaga Rakyat) dibentuk untuk mengganti Gerakan Tiga A. Gerakan yang
didirikan pada tanggal 1 Maret 1943 ini dipimpin oleh empat serangkai, yakni
Soekarno, Mohammad Hatta, K.H. Mas Mansyur, dan Ki Hajar Dewantara. Bagi
Jepang, Putera dibentuk dengan tujuan untuk memusatkan seluruh kekuatan masyarakat
demi membantu usaha Jepang. Tugas pemimpin Putera adalah memimpin rakyat supaya
kewajib dan bertanggug jawab dalam menghapus pengaruh Barat. Rakyat Indonesia
harus mengambil bagian dalam usaha mempertahankan Asia Timur Raya dan
mempererat persaudaraan Indonesia dan Jepang dengan menggiatkan pelajaran bahasa
Jepang.
Jepang menganggap Empat Serangkai sebagai lambang dari aliran-aliran pergerakan
nasional Indonesia yang dapat menggerakkan seluruh Indonesia untuk kepentingannya.
Putera mendapat sambutan dari organisasi-organisasi yang ada. Beberapa organisasi
yang bergabung dengan Putera adalah Persatuan Guru Indonesia, Perkumpulan Pos
Telepon dan Telegraf, Pengurus Besar Isteri Indonesia, Badan Perantaraan Pelajar-
pelajar Indonesia (Baperpi). Karena kegiatan Putera lebih menguntungkan pejuang
kemerdekaan dari-pada menguntungkan Jepang, maka Putera dibubarkan pada tahun
1944.

3. Jawa Hokokai
Pada tahun 1944, Panglima Tentara Jepang di Jawa menyatakan berdirinya Jawa
Hokokai (Gerakan Kebaktian Jawa). Organisasi ini dibentuk karena karena semakin
menghebatnya perang di Asia dan Pasifik. Oleh karena itu, segenap rakyat lahir dan
batin perlu digiatkan dan dipersatukan. Jawa Hokokai berasal dari hoko seishin
(semangat kebaktian). Kebaktian itu memiliki tiga dasar, yaitu: mengorbankan diri,
mempertebal persaudaraan, dan melaksanakan tugas untuk Jepang. Tiga hal inilah yang
dituntut dari seluruh lapisan masyarakat Indonesia berhubung dengan semakin
gawatnya perang. Jawa Hokokai dinyatakan sebagai organisasi resmi pemerintah yang
langsung berada di bawah pengawasan pejabat-pejabat Jepang. Kegiatan Jawa Hokokai
meliputi hal-hal berikut.
􀂐 Melaksanakan segala sesuatu dengan nyata dan ikhlas untuk menyumbangkan
segenap tenaga kepada pemerintah Jepang.
􀂐 Memimpin rakyat untuk menyumbangkan segenap tenaga berdasarkan semangat
persaudaraan antar segala bangsa.
􀂐 Memperkokoh pembelaan tanah air.
Jawa Hokokai merupakan organisasi pusat dengan unit kegiatan seperti bidang
pengajaran (guru), organisasi budaya, dan perusahaan. Selain itu, Jawa Hokokai juga
bertugas mengerahkan rakyat untuk mengumpulkan padi, permata, besi tua, dan
menanam jarak untuk diserahkan kepada Jepang. Pengendalian terhadap kegiatan politik
harus diketahui Jepang serta dipergunakan untuk kepentingan Jepang pula. Untuk
meningkatkan kesiapsiagaan rakyat Indonesia, pada tanggal 14 September 1944
dibentuk Barisan Pelopor sebagai bagian dari Jawa Hokokai. Barisan Pelopor ini
merupakan organisasi pemuda pertama yang langsung dibimbing oleh kaum nasionalis
Indonesia. Pemimpin Barisan Pelopor adalah Soekarno, R.P. Suroso, Otto
Iskandardinata, dr. Buntaran Martoatmojo. Barisan Pelopor juga dikerahkan untuk
mendengarkan pidato dari pemimpin- pemimpin nasionalis. Mereka juga dilatih cara-
cara menggerakkan massa dan memperkuat pertahanan. Melalui Barisan Pelopor,
golongan pemuda terpelajar berusaha mempengaruhi rakyat. Mereka menyesuaikan diri
dengan keinginan rakyat serta mengobarkan semangat nasional dan rasa persaudaraan.
4. MIAI dan Masyumi
MIAI adalah singkatan dari Majelis Islam Ala Indonesia. MIAI secara resmi didirikan
pada tahun 1937 di Surabaya. Pemimpin MIAI pertama adalah K.H. Mas Mansyur dan
Wondoamiseno. Organisasi ini dibiarkan berkembang oleh Jepang karena golongan
Islam dinilai paling anti barat. Jepang juga ikut membantu MIAI dalam bentuk
memberikan zakat dan mendirikan masjid. Bantuan Jepang ini berhasil dimanfaatkan
oleh pemuka-pemuka Islam untuk kepentingan umat Islam di Indonesia. MIAI secara
resmi dibubarkan Pemerintah Jepang di akhir Oktober 1943. Sebagai gantinya,
dibentuklah Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia) yang dipimpin oleh K.H.
Hasyim Ashari dan K.H. Mas Mansyur. Masyumi yang didirikan pada bulan November
1943 ini merupakan wadah bagi seluruh kekuatan Islam.
Nah, bagaimana penilaianmu sendiri mengenai keempat wadah atau organisasi yang
dibentuk pemerintahan militer Jepang di Indonesia? Apa nilai positif yang dapat diambil
dari pembentukan organisasi-organisasi tersebut bagi perjuangan kemerdekaan
Indonesia? Bagaimana kamu bisa menghargai perjuangan para pemimpin bangsa dalam
mencapai kemerdekaan melalui wadahwadah tersebut? Coba kemukakan pendapatmu
dalam sebuah diskusi kecil yang dipandu gurumu. Perhatikan apakah teman-temanmu
yang lain setuju dengan penilaianmu atas wadah atau organisasi bentukan Jepang
tersebut. Kamu juga coba mendengar pendapat teman-temanmu mengenai hal yang
sama. Apakah ada persamaan pandangan?
b. Pengerahan pemuda
Pemerintah militer Jepang memberi perhatian khusus kepada para pemuda. Para
pemuda dibina untuk mendukung program Jepang menggalang keluarga besar Asia.
Para pemuda mendapat prioritas pendidikan, berupa pengembangan kemampuan
intelektual maupun latihan-latihan keterampilan dan kedisiplinan. Mereka diharapkan
mampu mempropagandakan Gerakan Tiga A Jepang. Jepang mengalami kekalahan
dalam perang Laut Karang (Mei 1942) dan perang Guadalkanal (Agustus 1942). Oleh
karena itu, pemerintah militer
Jepang menyadari perlunya bantuan penduduk setempat dalam rangka mempertahankan
kedudukannya di kawasan Asia. Pada bulan April 1943, pemerintah militer Jepang
secara intensif mulai mengorganisir barisan pemuda. Barisan pemuda ini berciri semi
militer maupun militer. Tujuan Jepang adalah untuk mendidik dan melatih para pemuda
agar mampu mempertahankan tanah air Indonesia dari serangan pasukan Sekutu.
1. Organisasi semi militer bentukan Jepang
Berbagai barisan pemuda yang berbentuk semi militer, antara lain Seinendan, Fujinkai,
dan Keibodan.
􀂐 Seinendan
Seinendan adalah organisasi barisan pemuda yang dibentuk tanggal 9 Maret 1943.
Tujuannya adalah mendidik dan melatih para pemuda agar dapat mempertahankan tanah
airnya dengan kekuatan sendiri. Akan tetapi, maksud yang sebenarnya ialah untuk
memper-siapkan pemuda Indonesia untuk membantu militer Jepang untuk menghadapi
pasukan Se-kutu.
􀂐 Fujinkai
Pengerahan tenaga untuk perang tidak hanya berlaku bagi kaum laki-laki saja, tetapi
juga kaum wanita. Untuk keperluan tersebut, dibentuk Fujinkai (Himpunan Wanita).
Gerakan ini didirikan pada bulan Agustus 1943. Organisasi Fujinkai ini menghimpun
kaum wanita untuk diberi latihan-latihan militer.
􀂐 Keibodan
Keibodan adalah organisasi barisan pembantu polisi. Ada syarat-syarat yang harus
dipenuhi untuk menjadi anggota keibodan. Syarat menjadi anggota keibodan laki-laki
yang berumur antara 26 - 35 tahun. Keibodan dibentuk di berbagai daerah di seluruh
Indonesia. Di Sumatera, Keibodan terkenal dengan nama Bogodan. Di Kalimantan,
Keibodan terkenal dengan nama Borneo Konan Hokokkudan.
2. Organisasi militer bentukan Jepang
Yang termasuk ke dalam organisasi militer bentukan
Jepang adalah Heiho dan Peta.
􀂐 Heiho
Heiho adalah organisasi prajurit pembantu Jepang. Heiho dibentuk pada bulan April
1943. Organisasi ini memberi kesempatan kepada pemuda Indonesia untuk menjadi
prajurit Jepang (baik angkatan darat maupun angkatan laut). Sejak mengalami
kemunduran, Jepang memerlukan tambahan tenaga militer untuk mengganti pasukannya
yang hancur. Mereka terpaksa mengerahkan tenaga dari kalangan rakyat yang
negaranya mereka duduki.
􀂐 PETA
PETA (Pembela Tanah Air) didirikan pada tanggal 3 Oktober 1945. Sebelumnya, pada
tanggal 7 September 1943, seorang tokoh pergerakan nasional yang bernama Gatot
Mangunprojo mengusulkan kepada Panglima Tertinggi Pasukan Jepang untuk
membentuk pasukan bersenjata guna membela tanah air. Permohonanitu dikabulkan
oleh Jenderal Kumakici Harada (Panglima Tentara Keenambelas) pada tanggal 3
Oktober 1945. Pembentukan PETA ini juga sesuai dengan tuntutan perang yang
semakinmendesak.
Bersamaan dengan pembentukan organisasi PETA di Pulau Jawa, di Pulau Sumatera
juga dibentuk Giyugun (Tentara Sukarela). Dengan
adanya tentara sukarela ini, berarti ada orang Indonesia yang memperoleh pendidikan
militer. Pada zaman pendudukan Jepang, mereka menjadi golongan penting dalam
masyarakat Indonesia. Sesudah Indonesia merdeka, banyak di antara mereka yang
menjadi pemimpin TNI, seperti Jenderal Sudirman, Jenderal Gatot Subroto, Jenderal
Ahmad Yani, Jenderal Abdul Haris Nasution.
c. Pengerahan tenaga kerja
Jepang juga membutuhkan bantuan tenaga untuk membangun sarana pendukung perang,
antara lain kubu pertahanan, jalan raya, rel kereta api, jembatan, dan lapangan udara.
Oleh karena itu, Jepang membutuhkan banyak tenaga kerja. Pengerahan tenaga kerja itu
disebut romusha. Pada mulanya, pelaksanaan romusha didukung rakyat. Rakyat
Indonesia masih termakan propaganda Jepang untuk membangun keluarga besar Asia.

Tenaga-tenaga romusha ini kebanyakan diambil dari desa-desa, umumnya orang-orang


yang tidak bersekolah atau paling tinggi tamat Sekolah Dasar. Semula program romusha
bersifat sukarela dan sementara. Akan tetapi, setelah kebutuhan mendesak, pengerahan
tenaga kerja berubah menjadi paksaan. Ribuan tenaga kerja romusha dikirim ke luar
Jawa, bahkan ke luar negeri, seperti Burma, Malaysia, Thailand, dan Indocina. Tenaga
kerja romusha ini diperlakukan dengan sangat buruk, sehingga banyak di antara mereka
yang meninggal dunia. Pengerahan tenaga kerja tersebut telah membawa akibat dalam
struktur sosial di Indonesia. Banyak pemuda tani yang menghilang dari desanya karena
mereka takut dikirim sebagai romusha. Para romusha yang selamat kemudian kemabli
ke desa mereka. Mereka ini memiliki banyak pengalaman di berbagai bidang. Mereka
datang membawa gagasan-gagasan baru sehingga desanya terbuka untuk perubahan.

Coba perhatikan gambar 1.2.17 di atas. Apa tanggapanmu terhadap gambar itu? Itulah
sedikit gambaran mengenai keadaan tenaga kerja Indonesia yang dipaksa jadi romusha.
d. Eksploitasi sumber kekayaan
Sebelum menyerah kepada Jepang, Belanda melakukan taktik bumi hangus dengan
menghancurkan objek-objek vital terutama tambang minyak bumi. Itulah sebabnya pada
masa pemerintahan Jepang, hampir seluruh kehidupan ekonomi lumpuh. Keadaan
ekonomi seperti ini menjadi persoalan serius bagi Jepang. Yang dilakukan pemerintah
pendudukan Jepang adalah menyita perkebunan-perkebunan milik Belanda dan berbagai
fasilitas vital lainnya, seperti perusahaan listrik, telekomunikasi, transportasi, dan lain-
lain. Jepang juga menerapkan peraturan-peraturan yang bersifat membatasi dan
memonopoli sarana-sarana produksi penting. Selain mencukupi kebutuhan sendiri,
rakyat Indonesia harus dapat menopang kebutuhan perang. Sebagian rakyat lain dipaksa
untuk bekerja di perkebunan yang memberikan hasil bumi menguntungkan demi
membiayai perang.
Rakyat juga diwajibkan menyetor padi, jagung, dan ternak dalam jumlah besar, demi
memenuhi kebutuhan logistik di medan perang. Rakyat juga dibebani pekerjaan
tambahan, yaitu menanam pohon jarak untuk diambil minyaknya dan diproduksi
sebagai pelumas mesin-mesin perang. Kewajiban dan paksaan yang bertubi-tubi benar-
benar menyengsarakan rakyat Indonesia pada saat itu. Pengiriman tenaga romusha
secara besarbesaran mengurangi tenaga kerja produktif. Akibatnya, kekurangan gizi dan
kelaparan merajalela. Dapat dikatakan, rakyat ketika itu sangat menderita lahir dan
batin. Sandang pangan untuk rakyat sama sekali tidak layak. Rakyat mengalami
kekurangan sandang dan pangan.
D. Perlawanan rakyat selama masa
pendudukan Jepang
Sikap baik Jepang untuk menarik simpati bangsa Indonesia tidak berlangsung lama.
Penindasan politis dilakukan dengan mengeluarkan maklumat pada tanggal 20 Maret
1942. Maklumat itu berisi berbagai larangan dalam hal-hal yang menyangkut politik.
Hal-hal yang dilarang adalah:
􀂐 segala macam pembicaraan, pergerakan, dan anjuran atau propaganda yang
menyangkut soal peraturan dan susunan negara;
􀂐 pengibaran bendera Merah Putih; dan
􀂐 menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Tentu saja bangsa Indonesia berusaha melawan. Perlawanan itu dilaksanakan berbagai
kekuatan sosial politik. Mereka memperjuangkan
tercapainya kemerdekaan. Perlawanan terhadap pendudukan Jepang dilakukan berbagai
kalangan masyarakat. Bentuk-bentuk perlawanannya juga bermacam-macam.
a. Berbagai golongan masyarakat melawan Jepang
Di Indonesia pada waktu itu terdapat berbagai kekuatan sosial politik yang
memperjuangkan tercapainya tujuan Indonesia merdeka. Golongan atau organisasi yang
melawan kekuasaan Jepang di antaranya adalah: golongan pangreh praja dan pegawai,
para santri dan ulama Islam, golongan sosialis di bawah Syahrir, golongan komunis di
bawah Amir Syarifudin, golongan Pemuda Menteng, pegawai-pegawai pada dinas
Angkatan Laut, golongan nasionalis nonagama di bawah Soekarno, dan perkumpulan-
perkumpulan pelajar. Golongan pangreh praja dan pegawai pada dasarnya konservatif,
taat pada atasan, takut kehilangan kedudukan atau pangkat, tak berani berinisiatif, dan
cenderung menjadi pengikut. Oleh Jepang, golongan ini diadu dengan golongan
nasionalis nonpegawai. Namun usaha Jepang ini tidak berhasil karena ternyata kedua
golongan ini bisa bekerja sama atas dasar persamaan tujuan dan persamaan latar
belakang pendidikan. Persamaan tujuan yang dimaksud adalah cita-cita kemerdekaan.
Kemudian, kesamaan latar belakang pendidikan menjadikan pandangan mereka dalam
banyak hal sama.
Golongan para santri dan ulama Islam semula juga tertarik bekerja sama dengan Jepang.
Jepang mengajak para santri dan ulama untuk menghadapi musuh bersama-sama, yaitu
melawan orangorang Barat yang Kristen. Namun demikian, para santri dan ulama tahu
bahwa di balik mulut manis Jepang terselip tujuan yang sebenarnya, yaitu
memanfaatkan kekuatan Islam untuk kepentingan Jepang. Kemudian, Para santri dan
ulama tidak lagi dekat dengan Jepang. Golongan Islam menjauhi Jepang karena hal-hal
berikut ini.
􀂐 Upacara dengan kiblat ke timur laut (Seikeirei).
􀂐 Pendewaan Tenno Haika (kaisar Jepang).
􀂐 Usaha Jepang untuk melarang penggunaan tulisan dan bahasa Arab dan
menggantinya dengan tulisan dan bahasa Jepang.
Golongan sosialis di bawah Syahrir sejak semula memusuhi Jepang karena alasan
ideologis. Golongan sosialis (kanan) adalah pendukung demokrasi parlementer model
Eropa Barat. Ini berbeda dengan Jepang yang menganut paham fasisme. Golongan
komunis di bawah pimpinan Amir Syarifudin (seorang sosialis kiri) sangat bertentangan
dengan Jepang. Amir Syarifudin sebagai bekas tokoh organisasi Gerakan Rakyat
Indonesia yang condong ke paham kiri (komunis), bergerak lebih radikal. Golongan ini
membangun jaringan di kalangan pemuda. Akan tetapi, gerakan golongan komunis ini
segera diketahui oleh pemerintah pendudukan Jepang. Karena kegiatannya
menggerakkan perlawanan rakyat, Amir Syarifudin ditangkap pemerintah pendudukan
Jepang.
Kaum muda yang dikenal sebagai Pemuda Menteng. Mereka bermarkas di gedung
Menteng 31. Mereka umumnya pengikut Tan Malaka yang sesudah kemerdekaan
membentuk partai Murba (rakyat jelata). Tokoh-tokohnya adalah Adam Malik, Chaerul
Saleh, dan Wikana.
Golongan keenam adalah para pegawai dinas Angkatan Laut (Kaigun). Golongan ini
dipimpin oleh A. Subarjo. Golongan nasionalis nonagama di bawah Soekarno- Hatta
memperjuangkan kemerdekaan dan kerja sama dengan Jepang bukannya tanpa syarat.
Mereka mau bekerja sama dengan Jepang hanya jika perjuangan mereka tidak
dirugikan. Dengan menerima jabatan di dalam instansi-instansi buatan Jepang mereka
justru lebih mudah bergerak dan berhubungan dengan massa/rakyat. Dengan bekerja
sama, mereka juga dapat mempersiapkan calon-calon pemimpin Indonesia baik sipil
maupun militer bagi negara Indonesia merdeka yang dicitacitakan. Pada zaman Jepang,
kesempatan menduduki jabatan-jabatan sipil dan militer jauh lebih besar dibandingkan
waktu penjajahan Belanda.
Perkumpulan-perkumpulan pelajar dan mahasiswa menyebarkan ide-ide nasionalisme,
sosialisme, semangat anti fasisme dan imperialisme. Perkumpulan pelajar-mahasiswa
ini digerakkan antara lain oleh Syafrudin Prawiranegara, Mohammad Natsir dan
sebagainya.
b. Bentuk-bentuk perjuangan melawan Jepang
Bagaimana kelompok pemuda itu mengadakan perlawanan terhadap Jepang? Mereka
mengadakan perjuangan atau perlawanan melalui lembaga resmi pemerintahan, melalui
gerakan bawah tanah, dan melalui tindakan kekerasan serta pemberontakan.
1. Perjuangan melalui kerja sama (koperasi)
Pemerintah Jepang menindak tegas setiap gerakan yang mencoba menentangnya.
Penindasan dan pemerasan sumber daya alam serta manusia benar-benar dimanfaatkan
oleh Jepang. Hal itu menimbulkan penderitaan rakyat baik secara lahir maupun batin.
Menghadapi keadaan ini, para nasionalis mencari jalan keluar untuk mengatasinya.
Karena gerakan yang non-kooperatif tidak mendapat tempat, para pejuang melakukan
gerakan kooperatif yang dapat diterima oleh Jepang. Tujuan utama perjuangan mereka
adalah mencapai Indonesia merdeka.
Kerja sama kooperatif dengan pemerintah Jepang hanyalah suatu siasat atau taktik
belaka. Dengan cara ini, para pejuang dapat duduk dalam lembaga-lembaga pemerintah.
Dengan demikian, mereka dapat memperjuangkan atau membela nasib rakyat. Di
samping itu, para pejuang dapat memanfaatkan organisasi dan lembaga-lembaga yang
didirikan pemerintah Jepang untuk perjuangan kaum nasionalis. Lembaga-lembaga
resmi ini, beberapa di antaranya mempunyai peranan yang positif. Lembagalembaga
resmi itu menjadi jalan dan sarana untuk menyalurkan ide-ide nasional. Lembaga-
lembaga resmi itu di antaranya adalah Gerakan Tiga A, Putera, Jawa Hokokai, MIAI,
Peta, Heiho, Seinendan, Keibodan, Fujinkai, dan Barisan Pelopor. Sebagai contoh
perjuangan mereka, kita akan melihat apa yang dilakukan empat serangkai dalam
organisasi Putera dan Barisan Pelopor. Untuk menjalankan tugasnya sebagai pemimpin
Putera, empat serangkai harus seringkali berpidato atau berhubungan dengan massa
rakyat. Empat serangkai diberi kesempatan berpropaganda. Dengan demikian, mereka
mampu mengumpulkan massa dalam jumlah besar. Bukan propaganda yang mendukung
perjuangan Jepang, melainkan kaderisasi politik nasional Indonesia yang disampaikan
empat serangkai.
2. Perjuangan melalui non-koperasi
Pada zaman perjuangan kemerdekaan, tidak sedikit pemimpin pergerakan nasional yang
menolak bekerja sama dengan pemerintah pendudukan Jepang. Mereka melakukan
kegiatan perjuangan secara rahasia di luar kerangka pemerintahan. Gerakan mereka
tidak menjurus ke perlawanan bersenjata. Akan tetapi, gerakan mereka lebih bertujuan
untuk menggalang solidaritas dan memperteguh cita-cita perjuangan. Para tokoh
pemimpin pergerakan kebangsaan yang berjuang melalui gerakan non-koperasi antara
lain Sutan Syahrir, Achmad Subarjo, Adam Malik, Sukarni, Wikana, Chaerul Saleh, dan
Amir Syarifudin. Sutan Syarir termasuk golongan sosialis kanan yang sejak awal
menentang imperialisme Jepang. Amir Syarifuddin adalah tokoh sosialis kiri yang juga
memusuhi Jepang karena alasan ideologi. Sementara itu, Adam Malik, Chaerul Saleh,
Wikana, dan Achmad Subarjo berasal dari Pemuda Menteng. Disebut “Pemuda
Menteng” karena mereka bermarkas di Jalan Menteng No. 31, Jakarta. Mereka semua
memilih bentuk perlawanan non-koperasi karena yakin bahwa kemerdekaan Indonesia
hanya bisa diraih melalui bentuk perlawanan ini (G. Moedjanto, M.A., Indonesia Abad
Ke-20, Jilid 1, 1998: 76-80).
Berikut ini kegiatan gerakan bawah tanah yang dilakukan Sutan Syahrir dan kawan-
kawan.
􀂐 Melakukan kontak rahasia antarkelompok pergerakan agar semangat kebangsaan
tetap bergelora.
􀂐 Mengadakan persiapan yang perlu bagi penyambutan kemerdekaan.
􀂐 Memantau keadaan perang di luar negeri agar dapat menentukan saat yang tepat
untuk merdeka. Pemantauan keadaan ini dilakukan dengan mendengarkan radio Sekutu.
Informasi itu kemudian disebarluaskan di antara anggota pergerakan, serta melakukan
diskusi.
Di kemudian hari dari kelompok gerakan nonkoperasi ini lahir tokoh-tokoh yang
berperan besar dalam mempercepat proses proklamasi kemerdekaan Indonesia pada
tanggal 17 Agustus 1945.
c. Perjuangan melalui pemberontakan
Perjuangan muncul sebagai reaksi terhadap kesewenang-wenangan Jepang. Salah satu
bentuk kesewenang-wenangan Jepang terhadap bangsa Indonesia adalah orang-orang
dipaksa untuk membungkukkan badan menghormati matahari terbit (syaikirei). Hal ini
sangat menyinggung perasaan umat Islam di Indonesia. Selain itu, penindasan Jepang
diwujudkan dengan kerja paksa (romusha) dan berbagai kewajiban lainnya.
Perlawanan rakyat terhadap pemerintah Jepang dicetuskan dalam berbagai bentuk.
Perlawanan itu terjadi di berbagai daerah, di antaranya adalah:
1. Perlawanan di Cot Plieng (Aceh) pada tanggal 10 November 1942. Pemberontakan
itu dipimpin oleh Tengku Abdul Jalil. Tengku Abdul Jalil ditangkap dan ditembak mati.
2. Perlawanan di Sukamanah (Jawa Barat) pada tanggal 25 Februari 1944.
Pemberontakan di Sukamanah dipimpin oleh K.H. Zainal Mustafa.
􀂐 Perlawanan di Kaplangan (Jawa Barat) yang terjadi antara bulan April sampai
Agustus 1944.
3. Perlawanan di Lohbener dan Sindang (Jawa Barat) terjadi pada bulan Mei 1944. Para
petani menolak pungutan padi yang terlalu tinggi. Perlawanan dipimpin oleh H.
Madrian.
5. Perlawanan di Pontianak (Kalimantan Barat). Perlawanan terjadi pada tanggal 16
Oktober 1943. Para pemimpin bertekad untuk melawan Jepang, tetapi usaha mereka
gagal. Pemberontakan itu gagal karena ketahuan pemerintah militer Jepang sebelum
melakukan perlawanan.
5. Pemberontakan Peta. Salah satu pemberontakan yang terbesar pada masa pendudukan
Jepang adalah pemberontakan Peta di Blitar. Pemberontakan itu dipimpin oleh
Supriyadi. Pemberontakan Peta terjadi pada tanggal 14 Februari 1945.

Semua pemberontakan ini dengan mudah dapat dipadamkan karena para pejuang tidak
mempunya  kekuatan senjata yang memadai. Sedangkan pemberontakan Peta dapat
dipadamkan karena pasukan Peta di Blitar tidak berhasil menggerakkan Peta di daerah
lain.

E. Janji kemerdekaan Indonesia


Kedudukan Jepang dalam Perang Pasifik sudah sangat terdesak karena pada tahun 1944
Pulau Saipan yang sangat strategis jatuh ke tangan pasukanE. Janji kemerdekaan
Indonesia Kedudukan Jepang dalam Perang Pasifik sudah sangat terdesak karena pada
tahun 1944 Pulau Saipan yang sangat strategis jatuh ke tangan pasukan Amerika
Serikat. Saipan adalah pulau kedua terbesar setelah Guam di Kepulauan Mariana,
bagian barat Samudera Pasifik. Pulau Saipan luasnya 122 kilometer persegi. Setelah
direbut Amerika Serikat, Pulau Saipan dijadikan sebagai pangkalan udara militer yang
memegang peranan penting selama akhir Perang Dunia II. Selain itu, Jepang bisa
dipukul mundur dari Papua Nugini, Kepulauan Solomon, dan Kepulauan Marshal oleh
tentara Sekutu. Jatuhnya Pulau Saipan ke tangan pasukan Amerika Serikat membuat
garis pertahanan Jepang di Pasifik semakin terancam. Hal ini terbukti dengan serangan
bertubi- tubi terhadap kedudukan Jepang di Ambon, Makassar, Manado, dan Surabaya.
Bahkan, pasukan sekutu telah menguasai Balikpapan sehingga Jepang kehilangan salah
satu sumber minyak yang berguna untuk mesin perangnya. Kondisi Jepang semakin
memburuk. Moral prajurit merosot, ekonomi dalam negeri melesu. Keadaan yang tidak
menguntungkan ini memaksa Jenderal Hideki Tojo meletakkan jabatannya sebagai
perdana menteri. Pengunduran dirinya itu terjadi pada tanggal 17 Juli 1944.
kedudukannya diganti oleh Jenderal Kuniaki Koiso.

Pejabat baru ini bermaksud memulihkan kewibawaan Jepang di mata sesama orang
Asia. Ia mempunyai harapan bahwa situasi perang kembali dapat dikendalikan. Pada
tanggal 9 September 1944, Perdana Menteri Koiso memberikan janji kemerdekaan
kepada rakyat Indonesia. Janji Perdana Menteri Koiso itu disampaikan di dalam sidang
istimewa Teikoku Gikai (parlemen Jepang). Untuk menarik simpati rakyat Indonesia,
maka pada setiap kantor diperkenankan mengibarkan bendera merah putih, tetapi harus
berdampingan dengan bendera Jepang. Dengan janji Koiso ini, Jepang mengharapkan
agar tentara Sekutu tidak disambut penduduk sebagai pembebas rakyat, melainkan
sebagai penyerbu negara mereka yang akan merdeka.Pejabat baru ini bermaksud
memulihkan kewibawaan Jepang di mata sesama orang Asia. Ia mempunyai harapan
bahwa situasi perang kembali dapat dikendalikan. Pada tanggal 9 September 1944,
Perdana Menteri Koiso memberikan janji kemerdekaan kepada rakyat Indonesia. Janji
Perdana Menteri Koiso itu disampaikan di dalam sidang istimewa Teikoku Gikai
(parlemen Jepang). Untuk menarik simpati rakyat Indonesia, maka pada setiap kantor
diperkenankan mengibarkan bendera merah putih, tetapi harus berdampingan dengan
bendera Jepang. Dengan janji Koiso ini, Jepang mengharapkan agar tentara Sekutu tidak
disambut penduduk sebagai pembebas rakyat, melainkan sebagai penyerbu negara
mereka yang akan merdeka.

F. Dampak pendudukan Jepang di


berbagai bidang kehidupan
Selama pendudukan Jepang, masyarakat Indonesia mengalami dampak/pengaruh baik
secara positif maupun negatif dalam berbagai aspek kehidupan, antara lain sebagai
berikut. 
a. aspek keidupanpendidikan
Dalam bidang pendidikan, Jepang sengaja menghilangkan diskriminasi. Pendidikan
tingkat
dasar dijadikan satu macam, yaitu Sekolah Dasar Enam Tahun. Ini dilakukan untuk
penyeragaman dan memudahkan pengawasan isi dan penyelenggaraan sekolah-sekolah.
Pada tanggal 29 April 1942, pemerintah pendudukan Jepang mengeluarkan maklumat
yang berisi antara lain:
􀂐 Pembukaan kembali sekolah-sekolah bahasa Melayu yang dijadikan sebagai bahasa
pengantar di sekolah.
􀂐 Bahasa Jepang digunakan sebagai bahasa wajib.
􀂐 Larangan terhadap penggunaan bahasa Belanda dan Inggris baik di dalam maupun di
luar sekolah.
􀂐 Para pelajar diharuskan menghormati adat istiadat Jepang seperti berikut ini.
1. Bersemangat ala Jepang (Nippon Seishin).
2. Dapat menyajikan lagu kebangsaan Kimigayo.
3. Mengadakan penghormatan kiblat ke arah timur untuk menyembah kaisar atau Tenno
(Seikeirei).
4. Melakukan gerak badan (Taigo) dan latihan kemiliteran.
􀂐 Penutupan perguruan tinggi, walaupun pada tahun 1943 masih ada yang buka seperti
Perguruan Tinggi Kedokteran Jakarta, Perguruan Tinggi Teknik Bandung, Akademi
Pamong Praja Jakarta, Pendidikan Tinggi Hewan Bogor.
􀂐 Sisi positif yang dirasakan antara lain, digunakannya bahasa Indonesia sebagai
bahasa pengantar di sekolah yang kemudian melahirkan kader-kader generasi
intelektual yang berjiwa nasionalis. Jepang juga telah menyelenggarakan kursus-kursus
yang bertujuan menanamkan semangat pro Jepang antara lain Barisan Pemuda Asia
Raya di Jakarta tahun 1942, San A Seinen Kunrensyoi yang diadakan oleh Gerakan
Tiga A, bulan Juni 1942.
b. Aspek kehidupan budaya
􀂐 Pada masa pendudukan Jepang, seluruh media komunikasi dikendalikan oleh
pemerintah militer sehingga sebagian besar tulisan sastra diperuntukkan bagi
kepentingan penguasa. Kendati mengundang unsur-unsur semangat patriotisme dan
semangat kerja keras, tetapi semuanya diperuntukkan bagi pemujaan terhadap Dai
Nippon.
􀂐 Didirikan pusat kebudayaan yang bernama Keimin Bunka Shidosho di Jakarta pada
tanggal 1 April 1943. Melalui pusat kebudayaan ini, pemerintah Jepang hendak
menanamkan dan menyebarluaskan seni budaya Jepang.

􀂐 Digunakannya nama-nama berbau Barat yang diindonesiakan, seperti Java menjadi


Jawa, Batavia menjadi Betawi, Meester Cornelis menjadi Jatinegara, Buitenzorg
menjadi Bogor, Preanger menjadi Priangan.
c. Aspek kehidupan kemasyarakatan
Selain membutuhkan bantuan berupa prajurit, pemerintah Jepang juga memerlukan
bantuan tenaga untuk membuat sarana pendukung perang, seperti kubu pertahanan,
jalan raya, rel kereta api, jembatan, lapangan udara. Oleh sebab itu, Jepang melakukan
pengerahan tenaga kerja yang disebut sebagai romusha. Pada awalnya program ini
didukung rakyat akibat termakan aksi propaganda Jepang untuk membangun keluarga
besar Asia dan bersifat sukarela. Akan tetapi, romusha berubah menjadi pengerahan
tenaga kerja secara paksa. Tenaga romusha kebanyakan diambil dari penduduk desa-
desa yang tidak tamat sekolah atau paling tamat sekolah dasar. Mereka dikirim juga ke
luar Jawa bahkan ada yang dikirim ke luar negeri seperti di Burma/Myanmar,Malaysia,
Thailand, Indochina. Kehidupan kesehatan para romusha tidak terjamin, makanan tidak
mencukupi sementara pekerjaan sangat berat. Akibatnya banyak tenaga romusha yang
mati di tempat pekerjaan karena sakit, kecelakaan, kurang gizi. Jepang berupaya untuk
menutupi rahasia kekejamannya dan menghilangkan rasa takut penduduk Indonesia.
Sejak tahun 1943, Jepang melancarkan kampanye yang menjuluki para romusha sebagai
“prajurit ekonomi” atau “pahlawan pekerja”. Mereka digambarkan sebagai prajurit yang
menunaikan tugas sucinya untuk angkatan perang Jepang dan sumbangan mereka
terhadap usaha Jepang itu mendapat pujian sangat tinggi dan mulia.
d. Aspek kehidupan ekonomi
Pengerahan bahan makanan yang dilakukan Jepang melebihi kemampuan produksi para
petani. Kebijakan itu berdampak pada tingkat kualitas hidup masyarakat, seperti
kekurangan makanan, kurang gizi, gairah kerja merosot, angka kematian meningkat,
kelaparan terjadi di mana-mana, berbagai penyakit timbul seperti pes, beri-beri, sakit
kulit, kutu kepala, dan sebagainya. Masalah pokok seperti sandang juga mengalami
kesulitan akibat larangan impor dari Belanda. Pemecahannya dalah dilakukan
penanaman kapas di Jawa, Su-matera, Bali, Lombok, dan Sulawesi Selatan. Rakyat
kemudian dilatih memintal kapas. Sebagian besar rakyat di desa-desa, terpaksa
memakai pakaian dari karung goni atau “bagor” atau lembaran karet/rami. Makanan
sangat sulit didapat. Terpaksa rakyat makan umbi-umbian, bekicot, pohon pisang,
pohon pepaya, dan sebagainya. Belum lagi Jepang melakukan berbagai perampasan
kekayaan seperti emas, intan.

RANGKUMAN
1. Secara umum, Perang Dunia II (1939-1945) pecah atau meletus karena
terjadinya perlombaan senjata, kegagalan LBB, terbentuknya aliansi politik,
timbulnya imperialisme baru, munculnya semangat balas dendam,
berkembangnya paham nasional yang sempit, terjadinya penyerbuan.
2. Secara khusus, Perang Dunia II meletus karena Jerman menyerbu Polandia pada
tanggal 1 September 1939. Karena Polandia bersekutu dengan Inggris dan
Perancis, maka pada tanggal 3 September 1939 kedua negara ini langsung balik
menyerang Jerman. Sementara itu, penyerbuan Jepang atas Cina tahun 1937 dan
penyerangan Jepang atas armada angkatan laut Amerika Serikat di Pearl
Harbour tanggal 7 Desember 1941 juga menjadi sebab khusus meletusnya
Perang Dunia II.
3. Perang Dunia II melibatkan banyak negara. Pertempuran terjadi di benua Eropa,
antara lain di Polandia dan Finlandia, Norwegia dan Denmark, Belanda, Belgia,
dan Perancis, Jerman, Inggris, Italia, dan Rusia. Pertempuran juga terjadi di
benua Afrika, antara lain di Afrika Utara, Afrika Timur, Mesir, Alexandria,
Maroko, Aljazair, dan Tunisi.
4. Akibat Perang Dunia II: (a) Amerika Serikat dan Uni Soviet menjadi negara
adikuasa; (b) Perekonomian dunia merosot, kecuali Amerika Serikat. Amerika
bahkan menjadi kreditor dunia; (c) Golongan cerdik pandai semakin kuat dan
banyak badan-badan sosial didirikan; (d) Kesadaran tentang kekejaman perang
semakin terasa. Karena itu dibentuklah PBB untuk menjaga perdamaian dunia.
5. Setelah Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang, pada tanggal 8 Maret
1942, Indonesia menjadi wilayah kekuasaan militer Jepang. Jepang menjadikan
Indonesia sebagai wilayah jajahan yang membantunya dalam memenangkan
Perang Dunia II.
6. Macam-macam organisasi bentukan pemerintah Jepang, yaitu: Gerakan Tiga A
yang dipimpin oleh Mr. Syamsuddin; Putera yang dipimpin Soekarno,
Mohammad Hatta, K.H. Mas Mansyur, dan Ki Hajar Dewantara; Jawa Hokokai;
MIAI yang dipimpin oleh K.H. Mas Mansyur dan Wondoamiseno; Masyumi
yang dipimpin oleh K.H. Hasyim Ashari dan K.H. Mas Mansyur.
7. Jepang membentuk organisasi pemuda semi militer dan bercorak militer, antara
lain: Seinendan, Fujinkai, Keibodan, Heiho, dan Peta.
8. Penjajahan Jepang di Indonesia menimbulkan kesengsaraan yang dialami
bangsa Indonesia. Jepang melakukan: pengerahan tenaga kerja romusha,
pengerahan tenaga dan harta penduduk, pengerahan pemuda untuk keperluan
perang Jepang.
9. Bangsa Indonesia berusaha melepaskan diri dari penjajahan dengan melakukan
pemberontakan- pemberontakan terhadap Jepang di berbagai daerah, misalnya:
di Aceh dipimpin oleh Tengku Abdul Djali, di Jawa Barat dipimpin oleh K.H.
Zainal Mustafa, di Blitar dilakukan oleh tentara Peta yang dipimpin Supriyadi

Evaluasi

Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas

1. Jelaskan proses Interaksi Indonesia Jepang


2. Jelaskan Serah terima kedaulatan atas Indonesia oleh Belanda Jepang.
3. Jelaskan Pendudukan Militer Jepang di Indonesia
4. Deskripsikan Pergerakan Nasional Zaman pendudukan Jepang.
5. Jelaskan Dampak pendudukan Jepang Bidang Militer
6. Jelaskan Dampak Pendudukan Jepang bidang, Ekonomi, sosial .
7. Jelaskan Dampak Pendudukan Jepang bidang, Pendidikan, Kebudayaan.
8. Jelaskan perlawanan bersenjata zaman Jepang daerah serta Tokoh.
9. Jelaskan Latar Belakang Terbentuknya BPUPKI
10. Jelaskan Pelaksanaan dan hasil2 sidang BPUPKI
MODUL
SEJARAH
PENGARUH PERKEMBANGAN AGAMA DAN
KEBUDAYAAN ISLAM

KELAS X MIA DAN IPS


SEMESTER 2

Y A S R I, S.Pd

SMAN 2 SUMATERA BARAT


2016
KATA PENGANTAR

Pui dan Syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Swt, Yang telah
memberikan rahmadnya kepada kita semua, dimana penulis dapat
merumpungkan Modul yang berjudul Pengaruh dan perkembangan agama
dan kebudayaan Islam di Indonesia. Modul ini Modul ini sesuai dengan
Kurikulum KTSP dimana Guru dapat berkreasi membuat modul dan bahan
ajar sendiri sesuai dengan KTSP dimaksud. Modul ini dapat digunakan
untuk siswa SMA/MA kelas X MIA DAN X IPS Semester 2 dan dipakai
dilingkungan terbatas di lingkungan sendiri di SMANegeri 2 Sumatera
Barat serta masuk dalam Perpustakaan nnya.

Penulis mengharapkan dengan terbitnya modul ini membantu siswa dalam


memahami materi sejarah serta membantu sekolah dalam upaya
menyediakan simber belajar yang cukup bagi siswa.

Penulis menyadari modul ini tak lupt dari kesalahan dan kekurangan.
Penulis membutuhkan kritik saran dami kesempurnaan Modul ini.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih banyak pada semua pihak
yang ikut membantu bagi penerbitan modul ini, mudahmudahan berguna
bagi semua.
Koto Gaek, Januari 2017
Penulis

Y A S R I, S.Pd.MM
MODUL
SEJARAH
ZAMAN ORDEBARU

KELAS XII IPA


SEMESTER 2

Y A S R I, S.Pd.MM

SMAN 2 SUMATERA BARAT


2016
KATA PENGANTAR

Pui dan Syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Swt, Yang telah
memberikan rahmadnya kepada kita semua, dimana penulis dapat
merumpungkan Modul yang berjudul Pengaruh dan perkembangan agama
dan kebudayaan Islam di Indonesia. Modul ini Modul ini sesuai dengan
Kurikulum KTSP dimana Guru dapat berkreasi membuat modul dan bahan
ajar sendiri sesuai dengan KTSP dimaksud. Modul ini dapat digunakan
untuk siswa SMA/MA kelas XII IPA Semester 2 dan dipakai dilingkungan
terbatas di lingkungan sendiri di SMANegeri 2 Sumatera Barat serta masuk
dalam Perpustakaan nnya.

Penulis mengharapkan dengan terbitnya modul ini membantu siswa dalam


memahami materi sejarah serta membantu sekolah dalam upaya
menyediakan simber belajar yang cukup bagi siswa.

Penulis menyadari modul ini tak lupt dari kesalahan dan kekurangan.
Penulis membutuhkan kritik saran dami kesempurnaan Modul ini.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih banyak pada semua pihak
yang ikut membantu bagi penerbitan modul ini, mudahmudahan berguna
bagi semua.
Koto Gaek, Januari 2016
Penulis

Y A S R I, S.Pd.MM
MODUL
SEJARAH
ZAMAN REFORMASI

KELAS XII IPA


SEMESTER 2

Y A S R I, S.Pd

SMAN 2 SUMATERA BARAT


2016
KATA PENGANTAR

Pui dan Syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Swt, Yang telah
memberikan rahmadnya kepada kita semua, dimana penulis dapat
merumpungkan Modul yang berjudul Pengaruh dan perkembangan agama
dan kebudayaan Islam di Indonesia. Modul ini Modul ini sesuai dengan
Kurikulum KTSP dimana Guru dapat berkreasi membuat modul dan bahan
ajar sendiri sesuai dengan KTSP dimaksud. Modul ini dapat digunakan
untuk siswa SMA/MA kelas XII IPA Semester 2 Sumatera Barat dan
dipakai dilingkungan terbatas di lingkungan sendiri dalam Perpustakaan
nnya.

Penulis mengharapkan dengan terbitnya modul ini membantu siswa dalam


memahami materi sejarah serta membantu sekolah dalam upaya
menyediakan simber belajar yang cukup bagi siswa.

Penulis menyadari modul ini tak lupt dari kesalahan dan kekurangan.
Penulis membutuhkan kritik saran dami kesempurnaan Modul ini.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih banyak pada semua pihak
yang ikut membantu bagi penerbitan modul ini, mudahmudahan berguna
bagi semua.
Koto Gaek, Januari 2016
Penulis

Y A S R I, S.Pd.MM
MODUL
SEJARAH
ZAMAN ORDEBARU DAN REFORMASI

KELAS XII IPS/IPS


SEMESTER 2

Y A S R I, S.Pd.MM

SMAN 2 SUMATERA BARAT


2016
KATA PENGANTAR

Pui dan Syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Swt, Yang telah
memberikan rahmadnya kepada kita semua, dimana penulis dapat
merumpungkan Modul yang berjudul Pengaruh dan perkembangan agama
dan kebudayaan Islam di Indonesia. Modul ini Modul ini sesuai dengan
Kurikulum KTSP dimana Guru dapat berkreasi membuat modul dan bahan
ajar sendiri sesuai dengan KTSP dimaksud. Modul ini dapat digunakan
untuk siswa SMA/MA kelas XII IPS DAN XII IPA Semester 2 Sumatera
Barat dan dipakai dilingkungan terbatas di lingkungan sendiri dalam
Perpustakaan nnya.

Penulis mengharapkan dengan terbitnya modul ini membantu siswa dalam


memahami materi sejarah serta membantu sekolah dalam upaya
menyediakan simber belajar yang cukup bagi siswa.

Penulis menyadari modul ini tak lupt dari kesalahan dan kekurangan.
Penulis membutuhkan kritik saran dami kesempurnaan Modul ini.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih banyak pada semua pihak
yang ikut membantu bagi penerbitan modul ini, mudahmudahan berguna
bagi semua.
Koto Gaek, Januari 2016
Penulis

Y A S R I, S.Pd.MM

Anda mungkin juga menyukai