Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

menarik bagi para pedagang, dan menjadi daerah lintasan penting antara Cina dan India.
Sementara itu, pala dan cengkeh yang berasal dari Maluku dipasarkan di Jawa dan Sumatera,
untuk kemudian dijual kepada para pedagang asing. Pelabuhan-pelabuhan penting di Sumatra
danJawa antara abad ke-1 dan ke-7 M sering disinggahi para pedagang asing seperti
Lamuri(Aceh), Barus, dan Palembang di Sumatra; Sunda Kelapa dan Gresik di Jawa. Bersamaan
dengan itu, datang pula para pedagang yang berasal dari Timur Tengah. Mereka tidak hanya
membeli dan menjajakan barang dagangan, tetapi ada juga yang berupaya menyebarkan agama
Islam. Dengan demikian, agama Islam telah ada di Indonesiaini bersamaan dengan kehadiran
para pedagang Arab tersebut. Meskipun belum tersebar secara intensif ke seluruh wilayah
Indonesia.

B. Rumusan Masalah

1. Sejak kapan islam masuk diindonesia?

2. Saluran dan faktor apa saja yang mempengaruhi islam keindonesia?

3. Bagaimana perkembangan islam diindonesia?

4. Bagaimana peranan islam diindonesia?

5. Bagaimana Hikmah islam diIndonesia?

C. Tujuan makalah

Makalah ini mempunyai tujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai proses
perkembangan islam di Indonesia bagi para pembaca. Disamping itu, makalah ini juga bertujuan
untuk memberikan informasi kepada para pemba&a bah!a kami menjelaskan sejarah
perkembangan islam dan perkembangan pada masa yang akan datangnya.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Asal-usul masuknya Islam di Nusantara/Indonesia

Kapan Islam masuk ke Indonesia yaitu : Islam masuk ke Indonesia pada abad pertama
Hijrah atau abad ke tujuh/ke delapan masehi. Ini mungkin didasarkan pada penemuan batu
nisan seorang wanita muslimah yang bernama Fatimah binti Maimun di Leran dekat Surabaya
yang bertahun 475 H atau 1082 M. Sedangkan menurut laporan seorang musafir Maroko Ibnu
Batutah yang mengunjungi Samudra Pasai dalam perjalanannya ke Negeri Cina pada 1345M,
Agama islam yang bermadzhab Syafi’I telah mantap disana selama seabad. Oleh karena itu,
abad XIII biasanya dianggap sebagai masa awal masuknya agama Islam ke Indonesia.Islam
datang ke wilayah-wilayah tersebut dapat diterima dengan baik, karena Islam datang dengan
membawa prinsip-prinsip perdamaian, persamaan antara manusia (tidak ada kasta),
menghilangkan perbudakan dan yang paling penting juga adalah masuk kedalam Islam sangat
mudah hanya dengan membaca dua kalimah syahadat dan tidak ada paksaan. Menurut
kesimpulan “Seminar Masuknya Islam ke Indonesia” di Medan tahun 1963, Islam masuk ke
Indonesia sudah semenjak abad pertama Hijriyah (abad ke-7 M).“Seminar Masuknya Islam di
Indonesia” tersebut menghasilkan keputusan sebagai berikut:

1) Menurut sumber-sumber yang kita ketahui, islam untuk pertama kalinya telah masuk ke
Indonesia pada abad pertama hijrah (abad ke 7/8 M) dan langsung dari Arab.

2) Daerah yang pertama didatangi oleh Islam ialah pesisir Sumatera dan bahwa setelah
terbentuknya masyarakat Islam, maka raja Islam yang pertama berada di Aceh.

3) Mubaliq-mubaliq Islam pertama yang datang ke Indonesia merangkap sebagai saudagar.

4) Penyiaran itu di Indonesia dilakukan secara damai.

5) Kedatangan Islam membawa kecerdasan dan peradaban yang tinggi dalam membentuk
kepribadian bangsa Indonesia dalam menahan penderitaan dan perjuangan melawan
penjajahan bangsa asing.

B. Beberapa Teori Masuknya Islam ke Indonesia

Proses masuknya agama Islam ke Indonesia tidak berlangsung secara revolusioner, cepat, dan
tunggal, melainkan berevolusi, lambat-laun, dan sangat beragam. Menurut para sejarawan,
teoriteori tentang kedatangan Islam ke Indonesia dapat dibagi menjadi:

2
1. Teori Mekah

Teori Mekah mengatakan bahwa proses masuknya Islam ke Indonesia adalah langsung dari
Mekah atau Arab. Proses ini berlangsung pada abad pertama Hijriah atau abad ke-7 M. Tokoh
yang memperkenalkan teori ini adalah Haji Abdul Karim Amrullah atau HAMKA, salah seorang
ulama sekaligus sastrawan Indonesia. Hamka mengemukakan pendapatnya ini pada tahun
1958, saat orasi yang disampaikan pada dies natalis Perguruan Tinggi Islam Negeri (PTIN) di
Yogyakarta. Ia menolak seluruh anggapan para sarjana Barat yang mengemukakan bahwa
Islam datang ke Indonesia tidak langsung dari Arab.

Pandangan HAMKA ini hampir sama dengan Teori Sufi yang diungkapkan oleh A.H. Johns
yang mengatakan bahwa para musafirlah (kaum pengembara) yang telah melakukan islamisasi
awal di Indonesia. Kaum Sufi biasanya mengembara dari satu tempat ke tempat lainnya untuk
mendirikan kumpulan atau perguruan tarekat.

2. Teori Gujarat

Teori Gujarat mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia berasal dari Gujarat
pada abad ke-7 H atau abad ke-13 M. Gujarat ini terletak di India bagain barat, berdekaran
dengan Laut Arab. Teori Gujarat kemudian juga dikembangkan oleh J.P. Moquetta (1912) yang
memberikan argumentasi dengan batu nisan Sultan Malik Al-Saleh yang wafat pada tanggal 17
Dzulhijjah 831 H/1297 M di Pasai, Aceh. Menurutnya, batu nisan di Pasai dan makam Maulanan
Malik Ibrahim yang wafat tahun 1419 di Gresik, Jawa Timur, memiliki bentuk yang sama dengan
nisan yang terdapat di Kambay, Gujarat. Moquetta akhirnya berkesimpulan bahwa batu nisan
tersebut diimpor dari Gujarat, atau setidaknya dibuat oleh orang Gujarat atau orang Indonesia
yang telah belajar kaligrafi khas Gujarat. Alasan lainnya adalah kesamaan mahzab Syafei yang
di anut masyarakat muslim di Gujarat dan Indonesia"

3. Teori Persia

Teori Persia mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia berasal dari daerah
Persia atau Parsi (kini Iran). Pencetus dari teori ini adalah Hoesein Djajadiningrat, sejarawan
asal Banten. Dalam memberikan argumentasinya, Hoesein lebih menitikberatkan analisisnya
pada kesamaan budaya dan tradisi yang berkembang antara masyarakat Parsi dan Indonesia.
Tradisi tersebut antara lain: tradisi merayakan 10 Muharram atau Asyuro sebagai hari suci
kaum Syiah atas kematian Husein bin Ali, cucu Nabi Muhammad, seperti yang berkembang
dalam tradisi tabut di Pariaman di Sumatera Barat. Istilah “tabut” (keranda) diambil dari bahasa
Arab yang ditranslasi melalui bahasa Parsi.

3
4. Teori Cina

Teori Cina mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia (khususnya di Jawa)
berasal dari para perantau Cina. Sumanto Al Qurtuby dalam bukunya Arus Cina-Islam-Jawa
menyatakan, menurut kronik masa Dinasti Tang (618-960) di daerah Kanton, Zhang-zhao,
Quanzhou, dam pesisir Cina bagian selatan, telah terdapat sejumlah pemukiman Islam. Teori
Cina ini bila dilihat dari beberapa sumber luar negeri (kronik) maupun lokal (babad dan hikayat),
dapat diterima.

lainnya adalah masjid-masjid tua yang bernilai arsitektur Tiongkok yang didirikan oleh
komunitas Cina di berbagai tempat, terutama di Pulau Jawa. Pelabuhan penting sepanjang pada
abad ke-15 seperti Gresik, misalnya, menurut catatan-catatan Cina, diduduki pertama-tama oleh
para pelaut dan pedagang Cina.

C. Metode-Metode Masuknya Islam Di Indonesia

Menurut uka tjandrasasmita masuknya islam di Indonesia dilakukan enam jalur yaitu:

1. Melalui jalur perdagangan

Jalur ini dimungkinkan karena orang-orang melayu telah lama menjalin kontak dagang
dengan orang Arab. Apalagi setelah berdirinya kerajaan Islam seperti kerajaan Islam Malaka
dan kerajaan Samudra Pasai di Aceh, maka makin ramailah para ulama dan pedagang Arab
datang ke Nusantara (Indonesia). Disamping mencari keuntungan duniawi juga mereka mencari
keuntungan rohani yaitu dengan menyiarkan Islam. Artinya mereka berdagang sambil
menyiarkan agama Islam.

2. Melalui jalur perkawinan

Para pedagang muslim itu ada yang menetap di Indonesia dan menikah dengan penduduk
setempat. Sudah barang tentu mereka menjadi keluarga muslim dan penyebar agama Islam
yang gigih.

3. Melalui jalur tasawuf

4
Dengan tasawuf, bentuk Islam yang diajarkan kepada penduduk pribumi mempunyai
persamaan dengan alam pikiran mereka yang sebelumnya menganut agama Hindu, sehingga

baru itu mudah dimengerti dan mudah diterima. Kehidupan mistik bagi masyarakat Indonesia
sudah menjadi bagian dari kepercayaan mereka. Oleh karena itu, penyebaran Islam melalui jalur
tasauf atau mistik ini mudah diterima karena sesuai dengan alam pikiran masyarakat Indonesia.
Misalnya, menggunakan ilmu-ilmu riyadhat dan kesaktian dalam proses penyebaran Islam
kepada penduduk setempat.

4. Melalui jalur pendidikan

Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan yang paling strategis dalam
pengembangan Islam di Indonesia. Para da’i dan muballig yang menyebarkan Islam diseluruh
pelosok Nusantara adalah keluaran pesantren tersebut. Datuk Ribandang yang mengislamkan
kerajaan Gowa-Tallo dan Kalimantan Timur adalah keluaran pesantren Sunan Giri. Santri-santri
Sunan Giri menyebar ke pulau-pulau seperti Bawean, Kangean, Madura, Haruku, Ternate, hingga
ke Nusa Tenggara. Dan sampai sekarang pesantren terbukti sangat strategis dalam
memerankan kendali penyebaran Islam di seluruh Indonesia.

5. Melalui jalur kesenian

Penyebaran Islam melalui kesenian berupa wayang, satra, dan berbagai kesenian lainnya.
Pendekatan jalur kesenian dilakukan oleh para penyebar Islam seperti Walisongo untuk menarik
perhatian di kalangan mereka, sehingga dengan tanpa terasa mereka telah tertarik kepada
ajaran-ajaran Islam sekalipun pada awalnya mereka tertarik karena media kesenian itu.
Misalnya, Sunan Kalijaga adalah tokoh seniman wayang. Ia tidak pernah meminta bayaran
pertunjukkan seni, tetapi ia meminta para penonton untuk mengikutinya mengucapkan kalimat
syahadat. Sebagian cerita wayang masih dipetik dari cerita Mahabrata dan Ramayana, tetapi di
dalam cerita itu disisipkan ajaran dan nama-nama pahlawan Islam. Kesenian-kesenian lain juga
dijadikan media islamisasi, seperti sastra (hikayat, babad, dan sebagainya), seni arsitektur, dan
seni ukir.

6. Melalui jalur Politik

Artinya penyebaran Islam di Nusantara, tidak terlepas dari dukungan yang kuat dari para
Sultan. Di pulau Jawa, misalnya kesultanan Demak, merupakan pusat dakwah dan menjadi
"pelindung perkembangan Islam. Begitu juga raja-raja lainnya di seluruh Nusantara. Raja Gowa-
Tallo di Sulawesi selatan melakukan hal yang sama sebagaimana yang dilakukan oleh Demak di
Jawa. Dan para Sultan di seluruh Nusantara melakukan komunikasi, bahu membahu dan tolong

5
menolong dalam melindungi dakwah Islam di Nusantara. Keadaan ini menjadi cikal bakal
tumbuhnya negara nasional Indonesia dimasa mendatang.

D.. Perkembangan Islam di Beberapa Wilayah di Indonesia

1. Perkembangan Islam di Sumatera

Daerah Pertama dari kepulauan Indonesia yang dimasuki Islam adalah Sumatera bagian
Utara, seperti Pasai dan Perlak. Karena wilayah Pasai dan Perlak letaknya di tepi selat Malaka,
tempat lalu lintas kapal-kapal dari India.

Pada pertengahan abad ke-13, di Sumatera telah berdiri kerajaan Islam Samudera Pasai yang
merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia, kerajaan ini terletak di pesisir timur laut aceh
yang sekarang merupakan wilayah Kabupaten Lhouksumawe. Samudera Pasai adalah sebuah
kerajaan maritim, samudera pasai telah mengadakan hubungan dengan Sultan Delhi di India
pada pelayaran kerajaan Samudra Pasai merupakan pusat studi agama Islam dan tempat
berkumpulnya para ulama dari berbagai negara Islam.

Pada abad XIII-XV M berdiri kerajaan Samudra Pasai dan merupakan kerajaan Islam pertama di
Indonesia. Kerajaan Samudra Pasai terletak di kampung Samudra di tepi sungai Pasai dan
berdiri sejak tahun 1261 M. Raja-raja yang memerintah Samudra Pasai berturut-turut sebagai
berikut :

1. Sultan Al Malikus Shaleh. 4. Sultan Zainal Abidin

2. Sultan Al Malikuz Zahir II. 5. Sultan Al Malikuz Zahir I

3. Sultan Iskandar

Persia dan Gujarat yang juga para mubalig Islam banyak yang menetap di bandar-bandar
sepanjang Sumatera Utara. Mereka menikah dengan wanita-wanita pribumi yang sebelumnya
telah diislamkan, sehingga terbentuklah keluarga-keluarga Muslim. Para mubalig pada waktu itu
juga ke Cina.

Para pedagang dari India, yakni bangsa Arab berdakwa kepada para Raja-raja kecil, ketika raja

6
tersebut masuk Islam, rakyatnya pun banyak yang ikut masuk Islam sehingga berdirilah
kerajaan Islam pertama, yaitu Kerajaan Samudera Pasai. Seiring dengan kemajuan Samudera
Pasai yang sangat pesat, perkembangan agama Islam pun mendapat perhatian dan dukungan
penuh dan para ulama serta mubalignya menyebar ke seluruh nusantara.

Persia dan Gujarat yang juga para mubalig Islam banyak yang menetap di bandar-bandar
sepanjang Sumatera Utara. Mereka menikah dengan wanita-wanita pribumi yang sebelumnya
telah diislamkan, sehingga terbentuklah keluarga-keluarga Muslim. Para mubalig pada waktu itu
juga ke Cina.

Para pedagang dari India, yakni bangsa Arab berdakwa kepada para Raja-raja kecil, ketika raja
tersebut masuk Islam, rakyatnya pun banyak yang ikut masuk Islam sehingga berdirilah
kerajaan Islam pertama, yaitu Kerajaan Samudera Pasai. Seiring dengan kemajuan Samudera
Pasai yang sangat pesat, perkembangan agama Islam pun mendapat perhatian dan dukungan
penuh dan para ulama serta mubalignya menyebar ke seluruh nusantara.

2. Perkembangan Islam di Jawa

Masuknya Islam di Pulau Jawa pada awalnya dibawa oleh pedagang muslim setelah
berdirinya kerajaan Malaka yang mencapai punjak kejayaannya pada asa Sultan Mansursah.
Wilayah perdagangannya sangat luas sampai ke Demak, Jepara, Tuban dan Giri. Melalui
hubungan perdagangan tersebut, akhirnya masyarakat Jawa mengenal Islam.Selanjutnya,
perkembangan Islam di Pulau Jawa banyak dilakukan oleh para Adipati dan Para Wali yang
dikenal dengan sebutan “Walisongo” , yaitu Maulana Malik Ibrahim, Raden Ampel, Sunan Giri,
Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Kududs, Sunan Kalijaga, Sunan Muria, dan Sunan Gunung
Jati. Dengan meluasnya wilayah kekuasaan kerajaan Demak, perkembanganIslam di Pulau
Jawa juga menjadi sangat luas, bahkan sampai ke Banten, Jakarta, Cirebon, dan daerah Jawa
Barat lainnya.

3. Perkembangan Islam di Sulawesi

Masuknya Islam di Sulawesi, tidak terlepas dari peranan Sunan Giri di Gresik. Hal itu karena
sunan Giri melaksanakan pesantren yang banyak didatangi oleh santri dari luar pulau Jawa,
seperti Ternate, dan Situ. Di samping itu, beliau mengirimkan murid-muridnya ke Madura,
Sulawesi, Maluku dan Nusa Tenggara.Pada abad ke-16, di Sulawesi Selatan telah berdiri
kerajaan Hindu Gowa dan Tallo. Penduduknya banyak yang memeluk agama Islam karena
hubungannya dengan kesultanan Ternate. Pada tahun 1538, Pada masa Pemerintahan Somba

7
Opu, kerajaan Gowa dan Tallo banyak dikunjungi oleh pedagang Portugis. Selain untuk
berdagang, mereka juga bermaksud untuk mengembangkan agama katolik. Akan tetapi, Islam
telah lebih dahulu berkembang di daerah itu.

4. Perkembangan Islam di Kalimantan

Pada abad 14-m, Islam memasuki daerah kerajaan Sukadana. Bahkan pada tahun 1590,
kerajaan Sukadan resmi menjadi Giri Kusuma. Sunan Giri digantikan oleh putranya Sultam
Muhammad Syarifuddin. Beliau banyak berjasa dalam mengembangkan agama Islam karena
bantuan seorang mubalig bernama syaikh Syamsuddin. Sebagai Mubalig, mereka tidak menyia-
nyiakan waktu untuk berdakwa. Islam akhirnya dapat memasuki kerajaan Kutai dan tersebar di
Kalimantan Timur pada permulaan abad 14 M.

5. Perkembangan Islam di Maluku dan sekitarnya

Penyebaran Islam di Maluku tidak terlepas dari jasa para santri Sunan Drajat yang berasal dari
Ternate dan Hitu. Islam sudah dikenal di Ternate sejak abad ke-15. Pada saat itu, hubungan
dagang dengan Indonesia barat, khususnya dengan Jawa berjalan dengan lancar. Selain
berdagang, para pedagang juga melakukan dakwah.Selain Islam masuk dan berkembang di
Maluku, Islam juga masuk ke Irian yang disiarkan oleh raja-raja Islam Maluku, para pedagang,
dan para mubalignya.

E. Faktor Pendukung Islam Cepat Berkembang di Indonesia

1) Adanya perkawinan antara pedagang Arab, Persia, dan Gujarat dengan penduduk Indonesia.

2) Adanya sistem pendidikan pondok pesantren.

3) Gigihnya para da'i atau mubaligh dalam menyebarluaskan Islam

4) Metode penyampaiannya mengena dihati masyarakat, sebab disesuikan dengan latar


belakang kebudayaan yang dimiliki, misalnya:

a. Wayang kulit

b. seni bangunan, dan

c. seni karawitan/seni gamelan

8
Ajaran sederhana, mudah dimengeri dan diterima. Syarat memeluk Islam mudah, yaitu
dengan mengucapkan Kalimat Syahadat. Didalam agama Islam tidak mengenal sistem kasta.
Upacara keagamaan cukup sederhana, tidak memerlukan banyak biaya. Seiring surutnya
kerajaan Sriwijaya dan Majapahit memungkinkan tersebarnya agama Islam.

F. Pengaruh Islam terhadap Peradaban Bangsa Indonesia

a) Pengaruh Bahasa dan Nama Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional banyak terpengaruh
dari bahasa Arab.

Bahasa ini sudah begitu menyatu dalam lidah bangsa Indonesia. Tidak hanya dalam bahasa
komunikasi sehari-hari, bahakan dipergunakan pula dalam bahasa surat kabar, dan
sebagainya.Pengaruh Islam dalam bidang nama, sungguh banyak sekali. Banyak tokoh dan
bukan tokoh masyarakat menggunakan nama berdasarkanpada bahasa Arab,yang merupakan
bahasa simbol pemersatu Islam. Semua itu bukti adanya pengaruh Islam dalam kehidupan
masyarakat dan bangsa Indonesia.

b) Pengaruh Adat Istiadat

Adat istiadat yang ada dan berkembang di Indonesia banyak dipengaruhi oleh peradaban
Islam. Diantara pengaruh itu adalah ucapan salam kepada setiap muslim yang dijumpai, atau
penggunaannya dalam acara-acara resmi pemerintahan.Pengaruh lainnya adalah berupa
ucapan-ucapan kalimat penting dalam do’a. yang merupakan pengaruh dari tradisi Islam yang
lestari.

C). Pengaruh Dalam Kesenian dan Bangunan Ibadah

Pengaruh kesenian yang paling menonjol dalam hal ini terlihat dalam irama qasidah dan lagu-
lagu yang bernafaskan ajaran Islam. Syair pujian yang mengagungkan nama-nama Allah yang
sering diucapkan oleh umat Islam, merupakan bukti pengaruh ajaran Islam terhadap kehidupan
beragama masyarakat Islam Indonesia.Begitu pula pengaruh dalam bidang bangunan
peribadatan. Banyak bangunan mesjid yang ada di Indonesia, terpengaruh dari bangunan mesjid
yang ada di Negara-negara Islam, baik yang ada di Timur Tengah ataupun di tempat-tempat
lainnya di dunia Islam.

d) Pengaruh Dalam Bidang Politik

9
Ketika kerajaan-kerajaan Islam mengalami masa kejayaannya, banyak sekali undur politik
Islam yang berpengaruh dalam system politik pemerintahan kerajaan-kerajaan Islam tersebut.
Misalnya tentang konsep khalifatullah fil ardi dan dzilullah fil ardi. Kedua konsep ini diterapkan
pada masa pemerintahan kerajaan Islam Aceh Darussalam dan kerajaan Islam Mataram.

Kebanyakan penduduk negara kita beragama Islam. Para ahli berpendapat bahwa agama
Islam mulai masuk ke Indonesia pada abad ke-13 M. Agama dan kebudayaan Islam masuk
Indonesia melalui para pedagang yang berasal dari Arab, Persia, dan Gujarat (India), dan Cina.
Agama Islam berkembang dengan pesat di tanah air. Hal ini dapat dilihat dengan berdirinya
kerajaan-kerajaan Islam dan peninggalan-peninggalan sejarah Islam di Indonesia. Agama
dan"kebudayaan Islam mewariskan banyak sekali peninggalan sejarah. Peninggalan-
peninggalan sejarah bercorak Islam antara lain masjid, kaligrafi, karya sastra, dan tradisi
keagamaan. Berikut ini akan dibahas satu per satu peninggalan sejarah Islam di Indonesia.

G. Hikmah Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia

1. Islam membawa ajaran yang berisi kedamaian.

2. Penyebar ajaran Islam di Indonesia adalah pribadi yang memiliki ketangguhan dan pekerja
keras.

3. Terjadi akulturasi budaya antara Islam dan kebudayaan lokal meskupin Islam tetap memiliki
batasan dan secara tegas tidak boleh bertentangan dengan ajaran dasar dalam Islam.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Masuknya Islam di Indonesia” pada abad 7 M, 8 M, atau 13 M

2. Perkembangan Islam di Indonesia terbagi menjadi beberapa wilayahdiantaranya yaitu


Sumatera, Jawa, Sulawesi, Kalimantan, dan Maluku

3. Para pendiri dan ulama awal yang menyebarkan Islam di Indonesia diantaranya yaitu; Sultan
malik al-saleh, Sultan Ali Mugayat Syah, SultanAlaudin ,Pangeran Antasari atau Sultan Amirudin
Khalifatul Mukminin danwali songo (Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Giri,
SunanBonang, Sunan Kalijaga, Sunan Gunung Jati, Sunan Drajat, Sunan Kudusdan Sunan Muria).

4. Sedangkan masuknya islam di Indonesia dilakukan dengan enam saluran

yaitu: Saluran perdagangan, Saluran perkawinan, Saluran tasawuf, Saluran pendidikan, Saluran
kesenian, dan Saluran politik.

5. Peranan islam bisa dilihat dari penentangan penjajahan portugis danbelanda. Begitupula
dengan berdirinya oraganisasi islam di Nusantara

B. Saran

Islam adalah agama yang damai. Islam masuk ke Indonesia, bukan denganpeperangan
ataupun penjajahan. Islam berkembang dan tersebar di Indonesiajustru dengan cara damai dan
persuasif berkat kegigihan para ulama. Maka dari itumelalui makalah ini kita di ajarkan untuk
dapat berdamai dengan orang-orangdisekitar kita. Hindarilah segala pertengkaran yang dapat
merusak hubungansilaturrahmi kita.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://kumparan.com/berita-hari-ini/sejarah-masuknya-islam-ke-indonesia-dalam-tiga-teori-
1ssqyvyuFrx/full

https://www.harapanrakyat.com/2020/06/sejarah-islam-di-indonesia/

https://www.kompasiana.com/sheonsa/5c76259b12ae9423c775e255/sejarah-masuknya-
islam-ke-nusantara?page=all

https://www.sejarah-negara.com/2343/masuknya-islam-ke-sumatra-jawa/

12

Anda mungkin juga menyukai