Anda di halaman 1dari 12

4.

Faktor Penyebab Islam Cepat Berkembang di Indonesia


a. Ajarannya sederhana, mudah dimengerti dan diterima.
b. Syarat untuk masuk Islam sangat mudah, yaitu hanya dengan mengucapkan kalimat
syahadat.
c. Agama Islam tidak mengenal kasta, sehingga semua orang boleh untuk memeluk agam
Islam.
d. Upacara-upacara keagamaan bersifat sederhana.
e. Islam disebarkan secara damai lewat pendekatan budaya.
f. Jatuhnya Kerajaan Majapahit dan Sriwijaya menyebarkan KerajaanIslam berkembang
pesat.

7. Hasil Akulturasi Budaya Islam dengan Budaya Indonesia


A. Seni Bangunan
1. Masjid
Memiliki ciri-ciri yaitu,
a. Atap yang berupa segitiga bertumpang yang berjumlah 3 atau 5 yang pada puncaknya
dilengkapi dengan mustoko.
b. Menara yang merupakan kesatuan bangunan masjid Islam yang menjadi tambahan. Menara
ini berfungsi sebagai tempat adzan.
c. Letak masjid selalu berdekatan dengan alun-alun dan istana.
d. Memiliki denah berbentuk bujur sangkar ditambah dengan lantai yang berbentuk punden
berundak dan dilengkapi serambi di depan maupun di samping.
Contoh masjid yang merupakan hasil akulturasi budaya Islam dengan Indonesia adalah,
a. Masjid Demak

b. Masjid Agung Cirebon


c. Masjid Agung Banten

2. Makam
Bangunan makam ini dilengkapi dengan kijing dan cungkup atau kubah yang bertujuan untuk
menghormati roh-roh orang yang dikuburkan. Kompleks bangunan makam selalu menjadi
satu dengan masjid serta dikelilingi oleh tembok dan memiliki gapura.
Contoh makam-makam kuno antara lain,
a. Makam Sendang Duwur.
b. Makam Malikul Saleh.
c. Cungkup makam Putri Suwari di Leran.
d. Makam Syekh Maulana Malik Ibrahim.

B. Aksara dan Seni Rupa


1. Seni Kaligrafi
Penulisan huruf Arab dalam seni kaligrafi dipadukan dengan seni Jawa sehingga huruf Arab
dipadukan dengan huruf Jawa Kuno. Seni Kaligrafi digunakan sebagai hiasan pada nisan
makam, dinding rumah, pintu, keramik, ukiran Jepara.
2. Seni Sastra
Seni Sastra Islam di Jawa yang muncul antara lain berupa hikayat, dongeng, dan babad yang
merupakan cerita rakyat yang berisi persebaran agama Islam.
C. Filsafat dan Ajaran Islam
1. Tasawuf yang berisi ajaran dan aliran agama Islam.
2. Qalam adalah ajaran pokok agama Islam yang berisi pelajaran sekitar keesaan Tuhan yang
menjadi dasar kepercayaan (iman) mutlak bagi umat Islam.
3. Fikih (Fiqh) adalah bagian pokok agama Islam yang mengtur kehidupan masyarakat Islam,
baik secara lahir maupun batin.
D. Sistem Penanggalan atau Kalender
Adanya sistem penanggalan Qomariah (Islam) dengan perhitungan Jawa sehingga sering
disebut kalender Islam Kejawen.
E. Seni Pertunjukan
1. Tari Seudati merupakan tarian khas Aceh. Ciri khas tarian ini adalah diiringi lagu tertentu
yang berupa salawat Nabi Muhammad SAW.
2. Seni Gamelan merupakan pertunjukan musik yang dilakukan untuk pertunjukan dan
hiburan.
Proses masuknya Islam ke Indonesia itu terdapat berbagai teori yaitu antara lain
sebagai berikut:
1. Teori Gujarat
Kebanyakan sarjana asal Belanda, memegang teori bahwa Islam di Indonesia
berasal dari Anak Benua India. Pijnappel merupakan salah seorang sarjana yang
mengkemukakan teori ini, dia mengaitkan asal-muasal Islam di Indonesia dengan daerah
Gujarat dan Malabar. Menurutnya, orang-orang Arab bermazhap Syafi’i yang bermigrasi
dan menetap di wilayah India tersebut yang kemudian membawa Islam ke Nusantara.
Snouck Hurgronje kemudian mengembangkan teori ini, dia berpendapat bahwa
ketika Islam berpijak kokoh di beberapa kota pelabuhan Anak Benua India, banyak di
antara mereka orang muslim yang tinggal di sana sebagai pedagang perantara dalam
perdagangan Timur Tengah dengan Nusantara. Kemudian mereka datang ke dunia
Melayu (Indonesia) sebagai para penyebar Islam pertama, setelah itu baru mereka disusul
oleh orang-orang Arab. Dia mengatakan bahwa abad ke-12 sebagai periode paling
mungkin dari permulaan penyebaran Islam di Nusantara.
Selain mereka masih ada beberapa sarjana Belanda yang sepakat bahwa Islam di
Nusantara datang dari Gujarat dengan alasan bahwa batu nisan yang terdapat di Pasai,
salah satunya batu nisan yang terdapat di makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik dan
juga terdapat di Jawa Timur, ternyata sama bentuknya dengan batu nisan yang terdapat di
Cambay, Gujarat. Dengan beberapa alasan tersebut mereka meyimpulkan bahwa Islam di
Nusantara berasal dari India.
2. Teori Arab
Salah satu sejarawan yang mendukung teori ini ialah Prof. Hamka. Dia
menyatakan bahwa Islam sudah datang ke Indonesia pada abad pertama Hijriah (abad ke-
7 sampai 8 M) langsung dari Arab dengan bukti jalur perdagangan yang ramai dan
bersifat internasioal sudah dimulai melalui selat Malaka yang menghubungkan Dinasti
Tang di Cina (Asia timur), Sriwijaya di Asia Tenggara dan Bani Umayyah di Asia Barat.
Selain Hamka, Arnold juga berpandangan bahwa, para pedagang Arab juga
menyebarkan Islam ketika mereka dominan dalam perdagangan Barat-Timur sejak abad-
abad awal Hijriah atau abad ke-7 dan ke-8 Masehi. Meskipun tidak terdapat catatan-
catatan sejarah tentang kegiatan mereka dalam penyebaran Islam, namun ia berasumsi
bahwa mereka juga terlibat dalam penyebaran Islam kepada penduduk lokal di Nusantara.
Asumsi ini diperkuat dengan adanya sumber Cina yang menyebutkan bahwa,
menjelang akhir perempatan abad ke-7 seorang pedagang Arab menjadi pemimpin sebuah
pemukiman Arab Muslim di pesisir pantai Sumatera. Sebagian orang-orang Arab ini
dilaporkan melakukan perkawinan dengan wanita lokal. Menurut Arnold anggota-anggota
komunitas Muslim ini juga melakukan –kegiatan-kegiatan penyebaran Islam.
3. Teori Persia
Pembangun teori Persia ini adalah Hoesein Djajaningrat. Teori Persia lebih
menitikberatkan tinjauannya kepada kebudayaan yang hidup di kalangan masyarakat
Islam Indonesia yang dirasakan mempunyai persamaan dengan Persia di antaranya,
pertama, peringatan 10 Muharram atau Asyura sebagai hari peringatan Syi’ah atas
kematian Husain. Peringatan ini berbentuk pembuatan bubur Asyura dan perayaan tabut.
Kedua, adanya kesamaan ajaran antara ajaran Siti Jenar dengan ajaran Sufi Iran
yaitu al-Hallaj, sekalipun al-Hallaj sudah meninggal, tetapi ajarannya berkembang terus
dalam bentuk puisi, sehingga memungkinkan Syaikh Siti Jenar yang hidup pada abad ke-
16 dapat mempelajarinya. Dengan kenyataan-kenyataan tersebut maka Hoesein
menyimpulkan bahwa Islam di Nusantara berasal dari Persia.
Keterangan di atas terlihat bahwa terdapat perbedaan pendapa tentang darimana, dan
kapan masuknya Islam ke Nusantara. Sementara untuk pertanyaan siapa yang membawa
Islam ke Nusantara para sejarawan di atas kelihatannya sepakat bahwa Islam di bawa oleh
para pedagang.
Menurut Azyumardi Azra ada beberapa kelemahan-kelemahan dari teori-teori yang
dikemukaan diatas, pertama teori india yang dikembangkan oleh sarjana-sarjana Belanda,
kelemahan ini terlihat ketika pada masa itu India diperintah oleh seorang yang beragama
Hindu, selain itu kelemahan teori ini terlihat dari pemahaman keagamaan atau mazhab yang
dianut oleh masyarkat India dan Nusantara, yang mana India memegang mazhab Hanafi
sementara Nusantara bermazhab Syafi’i.
Kedua, teori Arab yang mengatakan bahwa Islam masuk pada Abad ke-7/8M. yang
dibawa oleh para pedagang Muslim, teori ini kelihatan lemah ketika adanya keterangan yang
mengatakan bahwa ketika di tanah Arab dipimpin oleh khalifah Umayyah Raja Sriwijaya
pernah mengirim surat kepada dua raja Arab, yaitu Mu’awiyah bin Abi Sofyan dan Umar bin
Abdul Aziz, dimana raja Sriwijaya meminta kepada raja Arab (Bani Umayyah) untuk
mengutus seorang yang mempunyai pemahaman agama yang baik untuk mengajarkannya
tentang Islam. Maka hal ini menunjukkan bahwa para pedagang yang datang ke Nusantara
pada abad ini tidak menyebarkan agama Islam melainkan hanya tujuan ekonomi. Selain itu
teori ini dianggap lemah karena tidak adanya bukti bahwa adanya penduduk lokal yang
masuk Islam pada abad ini.
Melihat dari kelemahan-kelemahan tersebut kemudian Azyumardi Azra
mengelurakan pendapatnya tentang masuknya Islam ke Nusantara. Sepertinya azra secara
tidak langsung agak setuju dengan datangnya Islam di Nusantara pada abad ke-7 namun, baru
dianut oleh para pedangang-pedangang Arab yang berdagang di Nusantara, Islam mulai
tersebar dan baru dianut oleh masyarakat Nusantara pada abad ke-12, yang disebarkan oleh
para sufi pengembara yang berasal dari Arab. Alasan ini dikuatkan oleh corak Islam awal
yang di anut oleh masyarakat Nusantara ialah Islam sufistik, karena pada masa al-Gazali
muncul sufi-sufi pengembara yang bertujuan untuk menyebarkan Islam tanpa pamrih, maka
sufi-sufi inilah yang datang dan menyebarkan Islam di Nusantara.(YS)

MUQADDIMAH

Dalam kajian ilmu sejarah, tentang masuknya Islam di Indonesia masih “debatable”. Oleh
karena itu perlu ada penjelasan lenih dahulu tentang penegrtian “masuk”, antara lain:

1. Dalam arti sentuhan (ada hubungan dan ada pemukiman Muslim).


2. Dalam arti sudah berkembang adanya komunitas masyarakat Islam.
3. Dalam arti sudah berdiri Islamic State (Negara/kerajaan Islam).

Selain itu juga masing-masing pendapat penggunakan berbagai sumber, baik dari arkeologi,
beberapa tulisan dari sumber barat, dan timur. Disamping jiga berkembang dari sudut
pandang Eropa Sentrisme dan Indonesia Sentrisme.

Beberapa Pendapat Tentang Awal Masuknya Islam di Indonesia.

1. Islam Masuk ke Indonesia Pada Abad ke 7:


1. Seminar masuknya islam di Indonesia (di Aceh), sebagian dasar adalah catatan
perjalanan Al mas’udi, yang menyatakan bahwa pada tahun 675 M, terdapat
utusan dari raja Arab Muslim yang berkunjung ke Kalingga. Pada tahun 648
diterangkan telah ada koloni Arab Muslim di pantai timur Sumatera.
2. Dari Harry W. Hazard dalam Atlas of Islamic History (1954), diterangkan
bahwa kaum Muslimin masuk ke Indonesia pada abad ke-7 M yang dilakukan
oleh para pedagang muslim yang selalu singgah di sumatera dalam
perjalannya ke China.
3. Dari Gerini dalam Futher India and Indo-Malay Archipelago, di dalamnya
menjelaskan bahwa kaum Muslimin sudah ada di kawasan India, Indonesia,
dan Malaya antara tahun 606-699 M.
4. Prof. Sayed Naguib Al Attas dalam Preliminary Statemate on General Theory
of Islamization of Malay-Indonesian Archipelago (1969), di dalamnya
mengungkapkan bahwa kaum muslimin sudah ada di kepulauan Malaya-
Indonesia pada 672 M.
5. Prof. Sayed Qodratullah Fatimy dalam Islam comes to Malaysia
mengungkapkan bahwa pada tahun 674 M. kaum Muslimin Arab telah masuk
ke Malaya.
6. Prof. S. muhammmad Huseyn Nainar, dalam makalah ceramahnay berjudul
Islam di India dan hubungannya dengan Indonesia, menyatakan bahwa
beberapa sumber tertulis menerangkan kaum Muslimin India pada tahun 687
sudah ada hubungan dengan kaum muslimin Indonesia.
7. W.P. Groeneveld dalam Historical Notes on Indonesia and Malaya Compiled
From Chinese sources, menjelaskan bahwa pada Hikayat Dinasti T’ang
memberitahukan adanya Aarb muslim berkunjung ke Holing (Kalingga, tahun
674). (Ta Shih = Arab Muslim).
8. T.W. Arnold dalam buku The Preching of Islam a History of The Propagation
of The Moslem Faith, menjelaskan bahwa Islam datang dari Arab ke Indonesia
pada tahun 1 Hijriyah (Abad 7 M).

1. Islam Masuk Ke Indonesia pada Abad ke-11:


1. Satu-satunya sumber ini adalah diketemukannya makam panjang di daerah
Leran Manyar, Gresik, yaitu makam Fatimah Binti Maimoon dan
rombongannya. Pada makam itu terdapat prasati huruf Arab Riq’ah yang
berangka tahun (dimasehikan 1082)
2. Islam Masuk Ke Indonesia Pada Abad Ke-13:
1. Catatan perjalanan marcopolo, menyatakan bahwa ia menjumpai adanya
kerajaan Islam Ferlec (mungkin Peureulack) di aceh, pada tahun 1292 M.
2. K.F.H. van Langen, berdasarkan berita China telah menyebut adanya kerajaan
Pase (mungkin Pasai) di aceh pada 1298 M.
3. J.P. Moquette dalam De Grafsteen te Pase en Grisse Vergeleken Met Dergelijk
Monumenten uit hindoesten, menyatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia
pada abad ke 13.
4. Beberapa sarjana barat seperti R.A Kern; C. Snouck Hurgronje; dan Schrieke,
lebih cenderung menyimpulkan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad
ke-13, berdasarkan saudah adanya beberapa kerajaaan islam di kawasan
Indonesia.

Siapakah Pembawa Islam ke Indonesia?


Sebelum pengaruh islam masuk ke Indonesia, di kawasan ini sudah terdapat kontak-kontak
dagang, baik dari Arab, Persia, India dan China. Islam secara akomodatif, akulturasi, dan
sinkretis merasuk dan punya pengaruh di arab, Persia, India dan China. Melalui perdagangan
itulah Islam masuk ke kawasan Indonesia. Dengan demikian bangsa Arab, Persia, India dan
china punya nadil melancarkan perkembangan islam di kawasan Indonesia.

Gujarat (India)

Pedagang islam dari Gujarat, menyebarkan Islam dengan bukti-bukti antar lain:

1. ukiran batu nisan gaya Gujarat.


2. Adat istiadat dan budaya India islam.

Persia

Para pedagang Persia menyebarkan Islam dengan beberapa bukti antar lain:

1. Gelar “Syah” bagi raja-raja di Indonesia.


2. Pengaruh aliran “Wihdatul Wujud” (Syeh Siti Jenar).
3. Pengaruh madzab Syi’ah (Tabut Hasan dan Husen).

Arab

Para pedagang Arab banyak menetap di pantai-pantai kepulauan Indonesia, dengan bukti
antara lain:

1. Menurut al Mas’udi pada tahun 916 telah berjumpa Komunitas Arab dari Oman,
Hidramaut, Basrah, dan Bahrein untuk menyebarkan islam di lingkungannya, sekitar
Sumatra, Jawa, dan Malaka.
2. munculnya nama “kampong Arab” dan tradisi Arab di lingkungan masyarakat, yang
banyak mengenalkan islam.

China

Para pedagang dan angkatan laut China (Ma Huan, Laksamana Cheng Ho/Dampo awan ?),
mengenalkan islam di pantai dan pedalaman Jawa dan sumatera, dengan bukti antar lain :

1. Gedung Batu di semarang (masjid gaya China).


2. Beberapa makam China muslim.
3. Beberapa wali yang dimungkinkan keturunan China.

Dari beberapa bangsa yang membawa Islam ke Indonesia pada umumnya menggunakan
pendekatan cultural, sehingga terjadi dialog budaya dan pergaulan social yang penuh
toleransi (Umar kayam:1989)
Proses Awal Penyebaran Islam di Indonesia

1. Perdagangan dan Perkawinan

Dengan menunggu angina muson (6 bulan), pedagang mengadakan perkawinan dengan


penduduk asli. Dari perkawinan itulah terjadi interaksi social yang menghantarkan Islam
berkembang (masyarakat Islam).

2. Pembentukan masyarakat Islam dari tingkat ‘bawah’ dari rakyat lapisan bawah, kemudian
berpengaruh ke kaum birokrat (J.C. Van Leur).

3. Gerakan Dakwah, melalui dua jalur yaitau:

a. Ulama keliling menyebarkan agama Islam (dengan pendekatan Akulturasi dan


Sinkretisasi/lambing-lambang budaya).

b. Pendidikan pesantren (ngasu ilmu/perigi/sumur), melalui lembaga/sisitem pendidikan


Pondok Pesantren, Kyai sebagai pemimpin, dan santri sebagai murid.

Dari ketiga model perkembangan Islam itu, secara relitas Islam sangat diminati dan cepat
berkembang di Indonesia. Meskipun demikian, intensitas pemahaman dan aktualisasi
keberagman islam bervariasi menurut kemampuan masyarakat dalam mencernanya.

Ditemukan dalam sejarah, bahwa komunitas pesantrean lebih intens keberagamannya, dan
memiliki hubungan komunikasi “ukhuwah” (persaudaraan/ikatan darah dan agama) yang
kuat. Proses terjadinya hubungan “ukhuwah” itu menunjukkan bahwa dunia pesantren
memiliki komunikasi dan kemudian menjadi tulang punggung dalam melawan colonial.

9. Golongan penyebar agama islam di Indonesia

a.       Golongan penyebar agama islam di Indonesia


              Belum diketahui secara pasti golongan yang pertama kali menyebarkan agama islam
di Indonesia. Bukti-bukti sejarah menjelaskan yaitu para pedagang arab yang datang ke
Indonesia melakukan perkawinan dengan orang-orang asli Indonesia. Tetapi ada pendapat
yang menjelaskan yaitu seorang mubalik (kiai) dari arab yang datang dengan tujuan untuk
berdakwah ajaran islam kepada masyarakat Indonesia.
              Masuknya ajaran islam yang diawali dari pesisir pantai membuktikan bahwa ajaran
islam melakukan infiltrasi ajarannya kepada masyarakat secara perlahan-lahan. Para penyebar
mengjarkan dengan santun dan baik sehinggga cepat diterima oleh masyarakat Indonesia.
Ada peula yang menggunakan cara menyembuhan penyakit maupun pembebasan dari rasa
kesulitan seperti wabah penyakit, kekeringan, maupun bencana lainnya. Golongan yang
melakukan cara ini adalah golongan sufi yaitu orang yang memiliki kelebihan yang tidak
dimiliki oleh orang lain.
              Secara terperinci golongan peyebar agam islam di Indonesia ada 3 diantaranya:
1.       Golongan mubalig atau guru agama Islam, golongan ini sering disebut-sebut sebagai sufi.
Orang yang masuk dalam golongan ini adalah orang-orang yang memiliki orientasi
berdakwah. Mereka sudah melepaskan kehidupan duniawinya dan mengabdikan hidupnya
hanya untuk menyebarkan ajaran islam di dunia. Golongan ini diperkirakan masuk ke
indonesia pada abad 13 M dan berasal dari arab dan persia. Penyebaran yang dilakukan oleh
golongan ini menunjukan hasil yang luar biasa.
2.       Golongan pedagang, golongan pedagang yang pertama ali datang ke Indonesia yaitu
golongan dari arab, kemudian disusul dari golongan mesir, persia, gujarat. Sebelum mereka
datang ke Indonesia mereka sudah terlebih dahulu hijrah di India dan Cina. Ketika orang-
orang Cina dan India melakukan perluasan daerah perdagangan sampai ke Asia Tenggara
termasuk Indonesia para pedagang ini mengikutinya dan kemudia menetap di Indonesia
dengan melakukan penyebaran menggunakan cara pendidikan maupun perkawinan.
3.       Wali, wali yang sangat terkenal memperkenalkan ajaran Islam adalah wali songo. Mereka
dikenal sebagai orang-orang yang memiliki kelebihan dalam melakukan dakwah islam di
indonesia. Mereka belajar dari para sufi yang datang dari Timur Tengah. Dengan kelebiahan
ini mereka sudah mempengaruhi masyarakat Indonesia untuk menganut ajaran Islam. Wali
songo sebagai tokoh penyebar islam di daerah jawa. Adapun nama-nama yang termasuk
dalam wali songo adalah:
a.       Sunan Maulana Malik Ibrahim atau syekh Maghribi (gresik),
b.      Sunan Ngampel atau sering disebut sebagai Raden Rahmat (Ngampel Surabaya),
c.       Sunan Bonang atau Raden Maulana Makdum Inrahim (Bonang Tuban),
d.      Sunan Drajat atau Syarifudin (Sedayu Suranaya),
e.      Sunan Giri atau Prabu Satmata atau Sultan Abdul Fakih (Giri Gresik)
f.        Sunan Kalijaga (Kadilangu Demak),
g.       Sunan Kudus atau Jafar Sodiq (Kudus),
h.      Sunan Muria atau Raden Umar Said (Gunung Muria Kudus), dan
i.         Sunan Gunung Jati (gunung Jati Cirebon).
      Sejarah wali songo ini sebagai penyebar islam di indonesia dibuktikan dengan berdirinya
masjid demak di Jawa Tengah. Dimasa para wali songo menyebarkan islam ada seorang wali
yang menyebarkan agama yang penyimpang dari jalur ajaran islam yang dibawa oleh nabi
Muhammad SAW. Wali tersebut bersama syekh Siti Jenar yang mengajarakan
‘manunggaling manungsa gusti’ yang artinya bahwa tuhan itu menyatu dengan manusia.
Berkembangnya ajaran ini membuat gusar para wali songo karena ajaran ini dianggap
menyesatkan. Agar tidak menyebar lebih luas maka atas kesepakatan bersama maka syekh
Siti Jenar dibunuh dengan dipenggal kepalanya.
b.      Cara-cara yang dilakukan dalam penyebaran islam di Indonesia
                Ada beberapa cara yang dilakukan dalam penyebaran agama islam oleh golongan-
golongan penyebar. Cara-cara yang dilakukan dilaksanakan dengan jalan yang damai.
Adapun cara –cara penyebaraannya adalah sebagai berikut:
1.       Perdagangan
Kedatangan pedagang islam dari Persia, arab, Cina, dan Gujarat ke indonesia membawa
pengaruh kebudayaan islam bagi masyarakat indonesia. Mereka melakukan perdagangan di
tanah Indonesia melalui pesisir pantai dan juga pelabuhan-pelabuhan. Dalam kegiatan
perdagaan terseut mereka tinggal untuk sementara atau bahkan menetap di Indonesia. Sebagai
umat islam yang mengajarkan agar melakukan dakwah maka mereka sedikit demi sedikit
melakukan penyebaran ajaran islam ke Indonesia. Pengajaran agama islam yang dilakukan
para pedagang menggugah keyakinan masyarakat Indonesia dari Hindu-Budha menjadiIslam.
Akibatnya banyak ditemukan perkampungan-perkampungan yang identik dengan golongan
pedagang, seperti kampung pecinan (kampung orang Cina), kampung pekojan (kampung
orang Arab), dan kampug keling (orang India).
2.       Perkawinan
Proses Islamisasi di Indonesia juga melalui hubungan kekerabatan. Para pedagang yang
menetap di Indonesia melakkukan perkawinan dengan masyarakat Indonesi. Hal ini dijadikan
sebagai taktik dakwah yang paling efektif dalam penyebaran agama islam pada masa itu. Dari
perkawinan itu maka akan dihasilkan keluarga muslim dan kemudian berkembang menjadi
suatu perkampungan muslim.
3.       Politik
Proses ini dilakikan oleh golongan sufi dan wali. Sufi maupun wali yang memiliki kelebihan
memasuki kerajaan dan merubah keyakina raja. Biasanya awalnya mereka menjadi seorang
penasehatspiritual kemudian melakukan penyebaran terhadap para pejabat-pejabat kerajaan.
Setelah raja dan para pejabatnya menganut  keyakinan islam maka rakyatpun mengikuti
keyakinan raja untuk masuk islam.
Contohnya: kerajaan di Indonesia yang menyebarkan islam adalah samudra Pasai dan
Demak.
4.       Tasawuf
Metode penyebaran cara ini dilakukan oleh para sufi yang datang ke Indonesia. Secara
termologi bahasa taswuf berasal dari kata sufi yang berarti wol atau bulu domba. Artinya
bahwa pada masa itu para sufi selalu menggunakan senban putih yang terbuat dari wol  yang
berasal dari bulu domba.metode penyebaran islam dengan cara tasawuf membawa dampak
pengaruh yang signifikan. Cara pengajarannya yaitu dengan jalan memberikan jalan yang
mengandung persamaan dengan alam pikiran seperti pada mistik orang Indonesia Hindu,
sehingga islam sebagai agama baru mudah diterima.
5.       Pendidikan
Jalur penyebaran melalui pendidikan diawali dengan berdirinya beberapa pesabtereb yang
pertama kali berdiri yaitu di Demak tepatnya di masjid Demak. Tempat ini menjadi pusat
pendidikan ajaran islam di Indonesia khususnya Pulau Jawa. Pemimpin dan pengajar dari
pesabtern-pesantren adalah para wali.
6.       Kesenian
Para penyebar islam pada masa tersebut pada awalnya cukup kesulitan dalam mengajarkan
ajaran islam. Tetapi setelah berbaur dengan masyarakat yang cukup lama dan kemudian
menganal bentuk-bentuk kesenian maka para penyebar agama islam menggunakan media ini
sebagai alat melakukan menyebaran islam. Setiap tradisi dari masyarakat disusupi dengan
cerita-cerita tentang ajaran islam. Hal ini seperti yang diajarkan oleh sunan Kali Jaga
menggunakan media wayang sebagai alat penyebaran islam.
c.       Bukti Penyebaran Islam di Indonesia
              Beberapa bukti sejarah mengenai masuknya islam di Indonesia adalah berupa prasati
islam (kebanyakan batu-batu nisan dan sejumlah catatan para musafir). Dalam bukti-bukti ini
banyak ditemukan tulisa-tulisan yang menggunakan huruf dan bahasa arab. Isi dari prasasti
ini yaitu tentang kehidupan dari para penyebar agama islam. Misalnya, batu nisan tertua yang
masih ada dan masih dapat dibaca dengan jelas, ditemukan di leran, Jawa Tengah dan
berangka tahun 475 H (1082). Batu nisan yang ditemukan ini milik seorang muslimah yang
bernama Maimun. Di amping itu juga ditemukan batu nisan Sultan Sulaiman bin Abdullah
bin Al-Basir di Sumatera Utara.
              Serangkaian penemuan batu-batu nisan yang bertuliskan bahasa arab ini
menandakan bahwa ajaran islam berkembang di Indonesia. Setiap batu nisan ditemukan
memilki cerita dan kejayaan dari pemilik batu nisan tersebut dalam mengajarkan ajaran islam
di daerahnya. Disamping batu nisan juga banyak ditemukan kitab-kitab Al-Qur’an kuno yang
ditulis oleh orang indonesia pada tahun 1211 M. Al-Qur’an tersebut juga menjadi bukti
berkembnagnya ajaran islam pada waktu itu serta juga ditemukan berbagai bangunan masjid
tuan, seperti masjid Demak da Jawa Tengah.
              Selain itu, ada pula bukti-bukti lain yang berasal dari beberapa catatan musafir yang
juga dapat dijadukan tentang keberadaan islam di Nusantara, yaitu:
1.       Berita cerita dari zaman tang. Sumber berita ini menceritakan bahwa orang ta-shih yang
tidak jadi menyerang kerajaan Holoing dibawah pimpinan ratu Sima pada tahun 674 M. kata
Ta-shih adalah penafsiran dari orang arab.
2.       Berita arab yang menceritakan pada abad ke-8 banyak pedagang isalam dari Timur Tengah
datang ke Sriwijaya untuk melakukan transaksi perdagangan. Mereka menyebut Sriwijaya
sebagai Sribuza, Zabay, Zabag.
3.       Marcopolo ketika melakukan perjalanan dari Cina menuju Persia mereka menemukan
pedagang Arab Gujarat yang menyebarkan ajaran islam di Indonesia.
4.       Ma Huan, adalah tokoh muslim yang berkebengsaan Cina. Ia melakukan perjalanan lewat
pesisir Jawa pada tahun 1416. Dalam perjalananya ia menemukan tiga golongan penduduk
indonesia yang terdiri dari orang muslim dari Barat, orang Cina, dan penduduk asli Jawa.
5.       Tome Pires dalam menyatakan bahwa sebagian besar raja-raja Sumetara adalah beragama
islam. Pernyataan ini dituangkan dalam bukunya yang berjudul Suma Oriental.
d.   Perkembangan Tradisi Islam dari abad ke-15 sampai abad ke-18
      Pasa abad ke-15 sampai ke-18 banyak berdiri kerajaan islam di indonesia akibat mulai
dikenalnya ajaran islam oleh masyarakat indonesia. Munculnnya kerajaan-kerajaan islam ini
dipacu oleh latar belakang ekonomi dan politik masyarakat indonesia. Pengarung dua bidang
ini berawal dari proses perdagangan yang terjadi oleh para edagang islam di Indonesia. Pada
abad ini ada tiga pusat kerajaan yang berkembang ajaran islamnya. Tiga kerajaan tersebut
adalah Samudera Pasai, malaka, dan Majapahit. Kemudian berkembang sampai di Ternate
pada tahun 1430. Kemudian islam mulai berkembang sampai keseluruh Nusantara.
      Sejak pesatnya ajaran islam berkembang di Nusantara pada abad ke-16, maka kerajaan-
kerajaan di Indonesia mulai berpaling paham ke ajaran islam. Maka tidak heran di Indonesia
mulai  berdiri kerajaan-kerajaan islam. Berkembangnya ajaran islam di indonesia dengan
cepat ini disebabkan oleh beberapa hal. Seperti di ungkapkan oleh Sartono Kartodirjo yang
menjelaskan bahwa pesatnya perkembangan islam di Indonesia di sebabkan oleh faktor-
faktor sebagai berikut:
1.       Suasana keterbukaan di kota-kota pelabuhan, sehingga menyebabkan terjadinya mobilitas
sosial, seperti berpindah agama.
2.       Pada saat yang bersamaan terjadi disintegrasi dam disorientasi pada masa lama, sehingga
diperlukan nilai-nilai baru, dalam hal ini islam.
3.       Merosotnya kekuasaan Hindu –Jawa memnyebabkan terjdinya perubahan struktur kekuasaan
.
        Disamping itu ajaran islam yang mudah dikenal masyarakat Indonesia juga sebagai
faktor utama dari pesatnya berlembangnya ajaran islam. Ajaran islam mudah diterima oleh
masyarakat Indonesia karena ajaran bisa menyatu dengan budaya setempat dan juuga tidak
mengenal suatu bentuk kasta.
        Aliran sufisme dan mistik juga membawa pengaruh terhadap berkembangnyaajaran
islam di Indonesia. Pada abad ke-16 sampai 17 aliran ini menyatu dengan kebudayaan
Indonesia. Banyak para tokoh islam mampu menggunakan kemampuan diluar akal manusia
untuk menyembuhkan berbagai penyakit maupun membantu masalah masyarakat indonesia
dari bencana-bencana menambah keyakinan masyarakat indonesia untuk memeluk ajaran
islam. Dengan demikian penyebaran ajaran islam juga telah dilakukan dengan berbagai
metode sehingga dapat memangkas sedikit demi sedikit ajaran Hindu-Budha di Indonesia.
        Tradisi islam yang berkembang dengan pesat juga terjadi di beberapa daerah. Banten
yang diislamkan Demak, meluaskan agama Islam ke Sumatera Selatan khususnya lampung.
Penyebaran agama islam ke Indonesia Timur juga melalui hubungan pedagangan, misalnya
proses islamisasi di daerah maluku terjadi melalui hubungan dengan Jawa, yaitu melalui suan
Giri dari Gresik yang merupakan pusat penyebaran itu. Sejak abad ke-15 Sulawesi Selatan
juga telah di islamkan oleh Dato’ ri Bandang dari Minangkabau. Pengaruh islam dari Lingga
di Riau sangat besar dikalimantan Barat. Islam juga tersebar di kepulauan Nusa Tenggara
melalui Makasar.

Anda mungkin juga menyukai