Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mortalitas neonatal secara umum dianalisis sebagai mortalitas spesifik-
berat lahir. Dalam konteks ini, berat lahir rendah merupakan indicator
terhadap derajat prematuritas. Berat Bayi Lahir Rendah merupakan istilah
untuk mengganti bayi premature karena terdapat dua bentuk penyebab
kelahiran bayi dengan berat badan kurang dari 2.500 gram. Yaitu karena
umur hamil kurang dari 37 minggu, berat badan lebih rendah dari semestinya
sekalipun cukup bulan atau karena kombinasi keduanya (Manuaba, 2010)
BBLR memerlukan perawatan yang itensif sampai berhasil mencapai
kondisi stabil. Hasil survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
2002-2003 presentase BBLR di Indonesia menunjukkan 7,6%. Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, dari jumlah bayi yang diketahui
penimbangan berat badannya waktu lahir 11,5% lahir dengan berat badan <
2500 gram atau BBLR jika dilihat dari jenis kelamin, presentase BBLR lebih
tinggi pada bayi perempuan disbanding laki-laki yaitu masing-masing 13%
dan 10% (Depkes RI, 2009)
B. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami tentang BBLR dengan baik dan benar
C. Tujuan Khusus
1. Mengetahui definisi BBLR
2. Mengetahui etiologi BBLR
3. Mengetahui klasifikasi BBLR
4. Mengetahui patofisiologi BBLR
5. Mengetahui pathway pada BBLR
6. Mengetahui manifestasi klinis BBLR
7. Mengetahui penatalaksanaan pada BBLR
8. Mengetahui asuhan keperawatan pada BBLR

15
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi BBLR
BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah) merupakan bayi (neonatus) yang
lahir dengan memiliki berat badan kurang dari 2500 gram atau sampai dengan
2499 gram. BBLR sering digunakan sebagai indikator dari IUGR
(Intrauterine Growth Restriction) di Negara berkembang karena tidak
tersedianya penilaian usia kehamilan yang valid. BBLR ini berbeda dengan
premature karena BBLR diukur dari berat atau massa, sedangkan premature
diukur dari umur bayi dalam kandungan. BBLR belum tentu premature,
sementara premature juga belum tentu BBLR kalau berat lahirnya diatas 2500
gram. Namun dibanyak kasus kedua kondisi ini muncul bersamaan karena
penyebabnya saling berhubungan.

B. Etiologi BBLR
Beberapa penyebab dari bayi dengan berat badan lahir rendah
(Proverawati dan Ismawati, 2010) :
a. Faktor ibu
1. Penyakit
• Mengalami komplikasi kehamilan, seperti anemia, perdarahan
antepartum, preekelamsi berat, eklamsia, infeksi kandung
kemih.
• Menderita penyakit seperti malaria, infeksi menular seksual,
hipertensi, HIV/AIDS, TORCH, penyakit jantung.
• Penyalahgunaan obat, merokok, konsumsi alkohol.
2. Ibu
• Angka kejadian prematitas tertinggi adalah kehamilan pada usia
< 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
• Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek (kurang dari 1
tahun).

15
• Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya.
3. Keadaan sosial ekonomi
• Kejadian tertinggi pada golongan sosial ekonomi rendah. Hal ini
dikarenakan keadaan gizi dan pengawasan antenatal yang
kurang.
• Aktivitas fisik yang berlebihan
• Perkawinan yang tidak sah
b. Faktor janin
Faktor janin meliputi : kelainan kromosom, infeksi janin kronik (inklusi
sitomegali, rubella bawaan), gawat janin, dan kehamilan kembar.
c. Faktor plasenta
Faktor plasenta disebabkan oleh : hidramnion, plasenta previa, solutio
plasenta, sindrom tranfusi bayi kembar (sindrom parabiotik), ketuban
pecah dini.
d. Faktor lingkungan
Lingkungan yang berpengaruh antara lain : tempat tinggal di dataran
tinggi, terkena radiasi, serta terpapar zat beracun.

C. Klasifikasi
Ada beberapa cara dalam mengelompokkan BBLR (Proverawati dan
Ismawati, 2010) :
a. Menurut harapan hidupnya
• Bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan berat lahir 1500-2500 gram.
• 2) Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) dengan berat lahir 1000-
1500 gram.
• 3) Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER) dengan berat lahir kurang
dari 1000 gram.
b. Menurut masa gestasinya
• Prematuritas murni yaitu masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan
berat badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi atau

15
biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan
(NKB-SMK).
• Dismaturitas yaitu bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat
badan seharusnya untuk masa gestasi itu. Bayi mengalami retardasi
pertumbuhan intrauterin dan merupakan bayi kecil untuk masa
kehamilannya (KMK).
c. Menurut Ukuran
• BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah) yaitu bayi yang lahir dengan berat
badan kurang dari 2500 gram.
• BBLSR (Bayi Berat Lahir Sangat Rendah) yaitu bayi yang lahir
dengan berat badan kurang dari 1500 gram.
• BBLER (Bayi Berat Lahir Ekstrem Rendah) yaitu bayi yang lahir
dengan berat badan kurang dari 1000 gram

D. Patofisiologi
Patofisiologi menurut Nelson (2000) Secara umum bayi BBLR ini
berhubungan dengan usia kehamilan yang belum cukup bulan (prematur)
disamping itu juga disebabkan dismaturitas. Artinya bayi lahir cukup bulan
(usia kehamilan 38 minggu), tapi berat badan (BB) lahirnya lebih kecil
ketimbang masa kehamilannya,yaitu tidak mencapai 2.500 gram. Biasanya
hal ini terjadi karena adanya gangguan pertumbuhan bayi sewaktu dalam
kandungan yang disebabkan oleh penyakit ibu seperti adanya kelainan
plasenta, infeksi, hipertensi dan keadaan-keadaan lain yang menyebabkan
suplai makanan ke bayi jadi berkurang. Gizi yang baik diperlukan seorang ibu
hamil agar pertumbuhan janin tidak mengalami hambatan, dan selanjutnya
akan melahirkan bayi dengan berat normal. Dengan kondisi kesehatan yang
baik, system reproduksi normal, tidak menderita sakit, dan tidak ada
gangguan gizi pada masa pra hamil maupun saat hamil, ibu akan melahirkan
bayi lebih besar dan lebih sehat dari pada ibu dengan kondisi kehamilan yang
sebaliknya. Ibu dengan kondisi kurang gizi kronis pada masa hamil sering
melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan kematian yang tinggi,

15
terlebih lagi bila ibu menderita anemia. Anemia dapat didefinisikan sebagai
kondisi dengan kadar Hb berada di bawah normal. Anemia defisiensi besi
merupakan salah satu gangguan yang paling sering terjadi selama kehamilan.
Ibu hamil umumnya mengalami deplesi besi sehingga hanya memberi sedikit
besi kepada janin yang dibutuhkan untuk metabolisme besi yang normal.
Selanjutnya mereka akan menjadi anemia pada saat kadar hemoglobin ibu
turun sampai di bawah 11 gr/dl selama trimester III. Kekurangan zat besi
dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan janin baik
sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi dapat mengakibatkan kematian janin
didalam kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR, anemia pada bayi yang
dilahirkan, hal ini menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan kematian
perinatal secara bermakna lebih tinggi. Pada ibu hamil yang menderita
anemia berat dapat meningkatkan resiko morbiditas maupun mortalitas ibu
dan bayi, kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan prematur juga lebih
besar.

15
F. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis secara umum yang terdapat pada bayi dengan berat badan
lahir rendah adalah sebagai berikut:
1. Berat badan kurang dari 2.500 gram
2. Panjang badan kurang dari 45 cm
3. Lingkar dada kurang dari 30 cm, lingkar kepala kurang dari 33 cm
4. Masa gestasi kurang dari 37 minggu
5. Kepala lebih besar dari tubuh
6. Kulit tpis, transparan, lanugu banyak, dan lemak subkutan amat sedikit
7. Osifikasi tengkorak sedikit serta ubun-ubun dan sutura lebar
8. Genitalia imatur, labia minora belum tertutup dengan labia mayora
9. Tulang rawan dan daun telinga belum cukup, sehingga elastisitas belum
sempurna
10. Pergerakan kurang dan lemah, tangis lemah, pernapasan belum teratur,
dan sering mendapat apnea
11. Bayi lebih banyak tidur dari pada bangun, refleks mengisap dan menelan
belum sempurna
Diambil dari Buku Acuan Modul Manajemen BBLR. Manifestasi BBLR
adalah sebagai berikut :
1. Hipotermi
Pengertian Hipotermi adalah bayi baru lahir dengan suhu tubuh
sampai dibawah 36,5º-37,5ºC. Hipotermi sering terjadi pada neonatus
BBLR karena jaringan lemak subkutan rendah dan luas permukaan tubuh
relative besar dibandingkan bayi BBLC (Sudarti & Afroh, 2013). Terjadi
karena hanya sedikitnya lemak tubuh dan sistem pengaturan suhu tubuh
pada bayi baru lahit belum matang. Metode kanguru dengan “kontak
kulit dengan kulit” membantu BBLR tetap hangat
2. Respirasi
Gangguan napas yang sering terjadi pada BBLR kurang bulan
adalah penyakit membrane hiyalin, sedangkan pada BBLR lebih bulan

15
adalah aspirasi mekonium. BBLR yang mengalami gangguan napas harus
segera dirujuk ke fasilitas rujukan yang paling tinggi.
3. Nutrisi
Pelaksanaan PMK akan mempromosikan pemberian ASI
eksklusif, karena ibu menjadi lebih cepat tanggap bila bayi ingin
menyusui, sehingga pemberian ASI akan lebih sering dan lama.
ASI eksklusif adalah pemberian minum hanya ASI sampai bayi
berumur 6 bulan. Bayi menetek segera setelah lahir dan sesuai kebutuhan
(sebaiknya setiap 2 jam). Kain penggendong bayi yang mengeliling ibu
dan bayi di longgarkan pada saat meneteki, berikan informasi untuk
membantu ibu bagaimana meneteki bayi.

G. Penatalaksanaan BBLR
Konsekuensi dari anatomi dan fisiologi yang belum matang menyebabkan
bayi BBLR cenderung mengalami masalah yang bervariasi. Hal ini harus
diantisipasi dan dikelola pada masa neonatal. Penatalaksanaan yang dilakukan
bertujuan untuk mengurangi stress fisik maupun psikologis. Adapun
penatalaksanaan BBLR meliputi (Wong, 2008; Pillitteri, 2003) :
a. Dukungan respirasi
Tujuan primer dalam asuhan bayi resiko tinggi adalah mencapai dan
mempertahankan respirasi. Banyak bayi memerlukan oksigen suplemen
dan bantuan ventilasi. Bayi dengan atau tanpa penanganan suportif ini
diposisikan untuk memaksimalkan oksigenasi karena pada BBLR beresiko
mengalami defisiensi surfaktan dan periadik apneu. Dalam kondisi seperti
ini diperlukan pembersihan jalan nafas, merangsang pernafasan,
diposisikan miring untuk mencegah aspirasi, posisikan tertelungkup jika
mungkin karena posisi ini menghasilkan oksigenasi yang lebih baik, terapi
oksigen diberikan berdasarkan kebutuhan dan penyakit bayi. Pemberian
oksigen 100% dapat memberikan efek edema paru dan retinopathy of
prematurity.

15
b. Termoregulasi
Kebutuhan yang paling krusial pada BBLR setelah tercapainya
respirasi adalah pemberian kehangatan eksternal. Pencegahan kehilangan
panas pada bayi distress sangat dibutuhkan karena produksi panas
merupakan proses kompleks yang melibatkan sistem kardiovaskular,
neurologis, dan metabolik. Bayi harus dirawat dalam suhu lingkungan
yang netral yaitu suhu yang diperlukan untuk konsumsi oksigen dan
pengeluaran kalori minimal. Menurut Thomas (1994) suhu aksilar optimal
bagi bayi dalam kisaran 36,5°C – 37,5°C, sedangkan menurut Sauer dan
Visser (1984) suhu netral bagi bayi adalah 36,7°C – 37,3°C. 13.
Menghangatkan dan mempertahankan suhu tubuh bayi dapat dilakukan
melalui beberapa cara, yaitu (Kosim Sholeh, 2005) :
1) Kangaroo Mother Care (KMC)
KMC adalah kontak kulit diantara ibu dan bayi secara dini,
terus-menerus dan dikombinasi dengan pemberian ASI eksklusif
(Yongky dkk, 2012). Salah satu cara untuk mengurangi kesakitan dan
kematian BBLR adalah dengan Perawatan Metode Kanguru (PMK)
atau perawatan bayi lekat yang ditemukan sejak tahun 1983. PMK
adalah perawatan bayi baru lahir dengan melekatkan bayi di dada ibu
(kontak kulit bayi dan kulit ibu) sehingga suhu tubuh bayi tetap
hangat. KMC dilakukan sampai berat badan bayi 2500 gram atau
mendekati 40 minggu, atau sampai kurang nyaman dengan KMC.
Menurut Atikah & Candra (2010) perawatan metode kanguru
dibagi menjadi 2 yaitu :
• KMC intermiten, yaitu KMC dengan jangka waktu yang pendek
(perlekatan lebih dari 1 jam per hari). KMC ini diperuntukkan
bagi bayi dalam proses penyembuhan yang masih memerlukan
pengobatan medis.
• KMC kontinu yaitu KMC dengan jangka waktu yang lebih lama
daripada KMC intermiten. Pada metode ini perawatan bayi
dilakukan selama 24 jam sehari.

15
Bila ibu perlu istirahat, dapat digantikan ayah, saudara atau
petugas kesehatan. Bila tidak ada yang menggantikan, bayi diberi
pakaian hangat dan topi, dan diletakkan di boks bayi di ruangan yang
hangat.
Manfaat KMC bagi bayi :
a. Pernapasan bayi baru lahir menjadi lebih cepat teratur dan stabil
b. Suhu bayi baru lahir stabil pada suhu normal (36,5-37,5ºC)
c. Mengurangi kejadian infeksi (terutama infeksi saluran napas dan
cerna)
d. BBLR menetek dengan baik dan berat badan meningkat dengan
cepat
e. Istirahat / tidur bayi lebih teratur dan lama
f. Bayi merasa aman dan nyaman
Manfaat KMC bagi Ibu
a. Ibu menjadi lebih dekat dengan bayinya secara emosional
b. Ibu merasa mampu merawat bayinya
c. Produksi ASI cukup / banyak sehingga tidak perlu tambahan susu
formula
2) Pemancar pemanas
3) Ruangan yang hangat
4) Inkubator
c. Perlindungan terhadap infeksi
Perlindungan terhadap infeksi merupakan bagian integral asuhan
semua bayi baru lahir terutama pada bayi preterm dan sakit. Pada bayi
BBLR imunitas seluler dan humoral masih kurang sehingga sangat rentan
denan penyakit. Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mencegah
infeksi antara lain :
1) Semua orang yang akan mengadakan kontak dengan bayi harus
melakukan cuci tangan terlebih dahulu.
2) Peralatan yang digunakan dalam asuhan bayi harus dibersihkan secara
teratur. Ruang perawatan bayi juga harus dijaga kebersihannya.

15
3) Petugas dan orang tua yang berpenyakit infeksi tidak boleh memasuki
ruang perawatan bayi sampai mereka dinyatakan sembuh atau disyaratkan
untuk memakai alat pelindung seperti masker ataupun sarung tangan untuk
mencegah penularan.
d. Hidrasi
Bayi resiko tinggi sering mendapat cairan parenteral untuk asupan
tambahan kalori, elektrolit, dan air. Hidrasi yang adekuat sangat penting
pada bayi preterm karena kandungan air ekstraselulernya lebih tinggi
(70% pada bayi cukup bulan dan sampai 90% pada bayi preterm). Hal ini
dikarenakan permukaan tubuhnya lebih luas dan kapasitas osmotik
diuresis terbatas pada ginjal bayi preterm yang belum berkembang
sempurna sehingga bayi tersebut sangat peka terhadap kehilangan cairan.
e. Nutrisi
Nutrisi yang optimal sangat kritis dalam manajemen bayi BBLR
tetapi terdapat kesulitan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi mereka karena
berbagai mekanisme ingesti dan digesti makanan belum sepenuhnya
berkembang. Jumlah, jadwal, dan metode pemberian nutrisi ditentukan
oleh ukuran dan kondisi bayi. Nutrisi dapat diberikan melalui parenteral
ataupun enteral atau dengan kombinasi keduanya. Pemberian nutrisi pada
BBLR dengan menggunakan selang / pipa makanan. Bayi BBLR di beri
susu 4 cc menggunakan selang lalu selang dibersihkan dengan air hangat
sebanyak 2 cc. Pemberian nutrisi BBLSR dan BBLER hampir sama
dengan BBLR, tergantung berat badan.
Bayi preterm menuntut waktu yang lebih lama dan kesabaran
dalam pemberian makan dibandingkan bayi cukup bulan. Mekanisme oral-
faring dapat terganggu oleh usaha memberi makan yang terlalu cepat.
Penting untuk tidak membuat bayi kelelahan atau melebihi kapasitas
mereka dalam menerima makanan. Toleransi yang berhubungan dengan
kemampuan bayi menyusu harus didasarkan pada evaluasi status respirasi,
denyut jantung, saturasi oksigen, dan variasi dari kondisi normal dapat
menunjukkan stress dan keletihan.

15
Bayi akan mengalami kesulitan dalam koordinasi mengisap,
menelan, dan bernapas sehingga berakibat apnea, bradikardi, dan
penurunan saturasi oksigen. Pada bayi dengan reflek menghisap dan
menelan yang kurang, nutrisi dapat diberikan melalui sonde ke lambung.
Kapasitas lambung bayi prematur sangat terbatas dan mudah mengalami
distensi abdomen yang dapat mempengaruhi pernafasan.
f. Penghematan energi
Salah satu tujuan utama perawatan bayi resiko tinggi adalah
menghemat energi, Oleh karena itu BBLR ditangani seminimal mungkin.
Bayi yang dirawat di dalam inkubator tidak membutuhkan pakaian , tetapi
hanya membutuhkan popok atau alas. Dengan demikian kegiatan melepas
dan memakaikan pakaian tidak perlu dilakukan. Selain itu, observasi dapat
dilakukan tanpa harus membuka pakaian.
Bayi yang tidak menggunakan energi tambahan untuk aktivitas
bernafas, minum, dan pengaturan suhu tubuh, energi tersebut dapat
digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan. Mengurangi tingkat
kebisingan lingkungan dan cahaya yang tidak terlalu terang meningkatkan
kenyamanan dan ketenangan sehingga bayi dapat beristirahat lebih
banyak.
Posisi telungkup merupakan posisi terbaik bagi bayi preterm dan
menghasilkan oksigenasi yang lebih baik, lebih menoleransi makanan,
pola tidur-istirahatnya lebih teratur. Bayi memperlihatkan aktivitas fisik
dan penggunaan energi lebih sedikit bila diposisikan telungkup.
PMK akan memberikan rasa nyaman pada bayi sehingga waktu
tidur bayi akan lebih lama dan mengurangi stress pada bayi sehingga
mengurangi penggunaan energi oleh bayi.
g. Stimulasi Sensori
Bayi baru lahir memiliki kebutuhan stimulasi sensori yang khusus.
Mainan gantung yang dapat bergerak dan mainan- mainan yang diletakkan
dalam unit perawatan dapat memberikan stimulasi visual. Suara radio
dengan volume rendah, suara kaset, atau mainan yang bersuara dapat

15
memberikan stimulasi pendengaran. Rangsangan suara yang paling baik
adalah suara dari orang tua atau keluarga, suara dokter, perawat yang
berbicara atau bernyanyi. Memandikan, menggendong, atau membelai
memberikan rangsang sentuhan.
Rangsangan suara dan sentuhan juga dapat diberikan selama PMK
karena selama pelaksanaan PMK ibu dianjurkan untuk mengusap dengan
lembut punggung bayi dan mengajak bayi berbicara atau dengan
memperdengarkan suara musik untuk memberikan stimulasi sensori
motorik, pendengaran, dan mencegah periodik apnea.
h. Dukungan dan Keterlibatan Keluarga
Kelahiran bayi preterm merupakan kejadian yang tidak diharapkan
dan membuat stress bila keluarga tidak siap secara emosi. Orang tua
biasanya memiliki kecemasan terhadap kondisi bayinya, apalagi perawatan
bayi di unit perawatan khusus mengharuskan bayi dirawat terpisah dari
ibunya. Selain cemas, orang tua mungkin juga merasa bersalah terhadap
kondisi bayinya, takut, depresi, dan bahkan marah. Perasaan tersebut
wajar, tetapi memerlukan dukungan dari perawat.
Perawat dapat membantu keluarga dengan bayi BBLR dalam
menghadapi krisis emosional, antara lain dengan memberi kesempatan
pada orang tua untuk melihat, menyentuh, dan terlibat dalam perawatan
bayi. Hal ini dapat dilakukan melalui metode kanguru karena melalui
kontak kulit antara bayi dengan ibu akan membuat ibu merasa lebih
nyaman dan percaya diri dalam merawat bayinya. Dukungan lain yang
dapat diberikan perawat adalah dengan menginformasikan kepada orang
tua mengenai kondisi bayi secara rutin untuk meyakinkan orang tua bahwa
bayinya memperoleh perawatan yang terbaik dan orang tua selalu
mendapat informasi yang tepat mengenai kondisi bayinya.
H. Asuhan Keperawatan pada BBLR
a. Pengkajian
Pengkajian yang dapat dilakukan pada bayi dengan berat badan lahir
rendah antara lain : pengukuran berat badan didapatkan hasil kurang dari

15
2500 gram, panjang badan kurang dari 45 cm, lingkar kepala kurang dari
33 cm, dan lingkar dada kurang dari 33 cm, masa gestasinya kurang dari
37 minggu, adanya kulit tipis dan transparan, adanya kepala lebih besar
daripada badan, adanya lanugo banyak terutama pada dahi, pelipis, telinga
dan lengan, lemak subkutan kurang, ubun-ubun dan sutura lebar, labio
minora belum tertutup oleh labia mayora (pada wanita) dan pada laki-laki
testis belum turun, tulang rawan dan daun telinga imatur, bayi kecil, posisi
masih posisi fetal, pergerakan kurang dan lemah, tangisan lemah,
pernapasan belum teratur dan sering mengalami serangan apnea, reflek
tonus leher lemah, reflek menghisap, dan menelan serta reflek batuk belum
sempurna, kulit berselubung verniks kaseosa tipis atau tidak ada,kulit
pucat atau bernoda mekonium, kering keriput tipis, jaringan lemak
dibawah kulit tipis, bayi tampak gesit, aktif dan kuat, tali pusat berwarna
kuning kehijauan.
b. Diagnosis / masalah keperawatan
Pada bayi dengan berat badan lahir rendah termasuk kelompok resiko
tinggi dapat ditemukan diagnose / masalah keperawatan yang
kemungkinan terjadi
 Risiko kerusakan integritas kulit
 Risiko ketidakseimbangan suhu tubuh
 Ketidakefektifan pola makan bayi
 Ketidakefektifan pola nafas

15
15
NANDA NOC NIC
NANDA NOC NIC
(00047) Risiko kerusakan integritas (1101) Integritas jaringan: kulit dan (3590) Pengecekan kulit
kulit membrane mukosa Definisi : pengumpulan dan analisis data
Definisi : Rentan mengalami Definisi : keutuhan struktur dan fungsi pasien untuk menjaga kulit dan integritas
kerusakan epidermis dan/atau dermis fisiologis kulit dan selaput lendir secara membrane mukosa.
yang dapat mengganggu kesehatan normal. Setelah dilakukan tindakan  Periksa kulit dan selaput lender
Faktor risiko : keperawatan selama 2x 24 jam pasien terkait dengan adanya kemerahan,
• Eksternal : faktor mekanik diharapkan memenuhi kreteria hasil : kehangatan ekstrim, edema, atau
(missal daya gesek, tekanan, 4. Suhu kulit. drainase
imobilitas fisik) dipertahankan pada  Monitor warna dan suhu kulit
• Internal : Imunodefisiensi, skala 3, ditingkatkan ke  Monitor kulit untuk adanya ruang
Nutrisi tidak adekuat skala 5. dan lecet
5. Integritas kulit.  Monitor kulit untuk adanya
dipertahankan pada kekeringan yang berlebihan dan
skala 3, ditingkatkan ke kelembapan
skala 5  Monitor sumber tekanan dan gesekan
6. Sensasi kulit.
 Periksa pakaian yanga terlalu ketat
dipertahankan pada
 Dokumentasikanperubahan

15
skala 4, ditingkatkan ke membran mukosa
skala 5  Ajarkan anggota keluarga atau
7. Ketebalan kulit. memberi asuhan mengenai tanda-
Dipertahankan pada tanda kerusakan kulit dengan tepat.
skala 3, ditingkatkan ke
skala 5
(00005) Risiko ketidakseimbangan (0801) Termoregulasi : baru lahir (3900) Pengaturan suhu
suhu tubuh Definisi : keseimbangan antara produksi Definisi : Mencapai atau memelihara suhu
Definisi : rentan mengalami panas, mendapatkan panas, dan tubuh dalam batas normal
kegagalan mempertahankan suhu kehilangan panas selama 28 hari pertama  Monitor suhu paling tidak setiap 2
tubuh dalam parameter normal, yang setelah dilahirkan. Setelah dilakukan jam, sesuai kebutuhan
dapat mengganggu kesehatan. tindakan keperawatan selama 2x 24 jam  Monitor suhu bayi baru lahir sampai
Faktor risiko : Suplai lemak subkutan pasien diharapkan memenuhi kreteria stabil
tidak memadai hasil :  Pasang alat monitor suhu inti secara
1. Berat badan. Dipertahankan pada kontinu, sesuai kebutuhan
skala 3 ditingkatkan ke skala 5  Monitor suhu dan warna kulit
2. Penyapihan dari  Monitor dan laporkan adanya tanda
incubator bayi ke box bayi. dan gejala dari hipotermia dan
Dipertahankan pada skala 2 hipertermia

15
ditingkatkan ke skala 5  Selimuti bayi segera setelah lahir
3. Suhu tidak stabil. Dipertahankan untuk mencegah kehilangan panas
pada skala 3 ditingkatkan ke skala  Selimuti bayi berat badan lahir
4 rendah dengan selimut berbahan
4. Hipotermia. Dipertahankan pada plastic (misalnya polyethylene,
skala 3 ditingkatkan ke skala 4 polyurethane) segera setelah lahir
5. Napas tidak teratur. ketika masih tertutup cairan amnion,
Dipertahankan pada skala 2 sesuai kebutuhan dan protocol
ditingkatkan ke skala 4 institusi.
 Pertahankan kelembapan pada 50 %
atau lebih besar dalam incubator
untuk mencegah hilangnya panas.
(00107) Ketidakefektifan pola (1020) Status nutrisi bayi (1120) Terapi nutrisi
makan bayi Definisi: jumlah nutrisi dicerna dan Definisi: pemberian makanan dan cairan
Definisi: gangguan kemampuan bayi diserap untuk memenuhi kebutuhan untuk membantu proses metabolic pada
untuk mengisap atau mengoordinasi metabolisme serta meningkatkan pasien malnutrisi atau yang beresiko tinggi
respon mengisap atau menelan yang pertumbuhan bayi. Setelah dilakukan mengalami malnutrisi
mengakibatkan ketidakadekuatan tindakan keperawatan selama 2x 24 jam • Lengkapi pengkajian nutrisi sesuai
nutrisi oral untuk kebutuhan pasien diharapkan memenuhi kreteria kebutuhan

15
metabolic hasil: • Monitor intake makanan/cairan dan
Batasan karakteristik: 1. Intake nutrisi dipertahankan pada hitung masukkan kalori perhari
• Ketidak mampuan skala 2 ditingkatkan ke skala 4 sesuai kebutuhan
mengoordinasi mengisap, 2. Intake makanan lewat selang • Tentukan jumlah kalori dan tipe
menelan, dan bernafas dipertahankan pada skala 2 nutrisi yang diperlukan untuk
• Krtidak mampuan memulai ditingkatkan ke skala 4 memenuhi kebutuhan nutrisi dengan
mengisap yang efektif 3. Perbandingan berat/tinggi berkolaborasi bersama ahli gizi
Faktor yang berhubungan: dipertahankan pada skala 2 sesuai kebutuhan
• Keterlambatan neurologis ditingkatkan ke skala 4 • Pilih suplemen nutrisi sesuai
4. Pertumbuhan dipertahankan pada kebutuhan
skala 2 ditingkatkan ke skala 4
5. Hidrasi dipertahankan pada skala
2 ditingkatkan ke skala 4

(00032) ketidakefektifan pola nafas (0415) Status pernafasan (3350) Monitor pernafasan
Definisi: inspirasi dan atau ekspirasi Definisi: proses keluar masuknya udara Definisi : sekumpulan data dan analisis
yang tidak memberi ventilasi adekuat. ke paru-paru serta pertukaran keadaan pasien untuk memastikan kepatenan
Batasan karakteristik: pola napas karbondioksida dan oksigen di alveoli. dan jalan nafas dan kecukupan pertukaran
abnormal (misalnya irama, frekuensi, Setelah dilakukan tindakan keperawatan gas.

15
kedalaman) selama 2x24 jam pasien diharapkan 1. Monitor kecepatan, irama,
Faktor yang berhubungan : memenuhi criteria hasil : kedalaman dan kesulitan bernafas
Imaturitas neurologi 1. Frekuensi pernafasan 2. Catat pergerakan dada, catat
dipertahankan pada skala 2 ketidaksimetrisan, penggunaan otot-
ditingkatkan ke skala 4 otot bantu nafas dan retraksi pada
2. Irama pernafasan dipertahankan otot supraclaviculas dan intercosta
pada skala 2 ditingkatkan ke skala 3. Auskultasi suara nafas setelah
4 tindakan untuk dicatat
3. Suara auskultasi nafas 4. Monitor secara ketat pasien-pasien
dipertahankan pada skala 2 yang beresiko tinggi mengalami
ditingkatkan ke skala 4 gangguan respirasi (misalnya pasien
4. Kepatenan jalan nafas dengan terapi opioid, bayi baru lahir,
dipertahankan pada skala 2 pasien dengan ventilasi mekanik,
ditingkatkan ke skala 4 pasien dengan luka bakar diwajah
dan dada, gangguan neuromuscular).

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang
dari 2500 gram tanpa memandang usia gestasi. BBLR dapat terjadi pada bayi
kurang bulan (< 37 minggu) atau pada bayi cukup bulan (intrauterine growth
restriction). Konsekuensi dari anatomi dan fisiologi yang belum matang
menyebabkan bayi BBLR cenderung mengalami masalah yang bervariasi.
Penatalaksanaan yang dilakukan bertujuan untuk mengurangi stress fisik
maupun psikologis.
B. Saran
Keadaan gizi ibu sebelum hamil, sangat besar pengaruhnya pada berat
badan bayi yang dilahirkan. Pertumbuhan dan perkembangan janin dalam
kandungan sangat dipengaruhi oleh makanan yang dimakan oleh ibunya.
Agar dapat melahirkan bayi normal, ibu perlu mendapatkan asupan gizi yang
cukup.

15
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. Aziz Alimul.2005.Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1.


Jakarta:Salemba Medika
Kementrian Kesehatan RI.2011.Buku Acuan Manajemen Bayi Berat Lahir
Rendah untuk Bidan dan Perawat.Jakarta:Kementrian Kesehatan RI
Kyle, Terri dan Susan Carman.Buku Ajar Keperawatan Pediatri Edisi
2.Jakarta:EGC
Wong, Donna L.,2004.Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik.Jakarta:EGC
Diglib.unimus.ac.id/download.php?id=9188
Journal.unair.ac.id/filerPDF/pmnjaefa1e6222full.doc

15

Anda mungkin juga menyukai