Anda di halaman 1dari 1

WOC SISTEMIK LUPUS ERITEMATOSUS (SLE)

FAKTOR
IMUNOLOGI HORMONAL STRESS/KELELAHAN
GENETIK LINGKUNGAN

Estrogen mengaktifasi
paparan sinar kelainan SEL T dan
defisiensi komplemen SEL B
sel B poliklonal meliputistres fisik (mayoritas),
C2, C4, atau C1q ultraviolet stres emosional, sinar matahari,
makan tidak teratur, kurang tidur
produksi autoantibodi
mengurangi teraktifasi menjadi sel berlebihan
dan perubahan hormon (terkait
penekanan sistem autoreaktif siklus menstruasi dan proses
merusak pelepasan sirkulasi kompleks
imun kehamilan).
imun oleh sistem fagositosit dibentuk untuk menjadi
mononuklearsehingga membantu meningkatkan respon antigen nuklear ( ANA
terjadinya deposisi jaringan terapi menjadi
kurang efektif autoimun dan anti-DNA)
PEMERIKSAAN PENUNJANG manifestasi
sel fagosit gagal LSE kambuh mengalami apoptosis : siskemik
membersihkan sel apoptosis menyebabkan produksi 1.Pemeriksaan radiologi
2.Pemeriksaan laboratorium
sehingga komponen nuklear imunoglobulin dan autoantibodi
akan menimbulkan respon menjadi tidak normal
autoimun Akibat pemberian memengaruhi
steroid atau latihan Akibat
sistem kekebalan pemberian
tubuh steroid atau
SLE autoantibodi (sistem imun latihan
menyerang jaringan / organ penurunan
tubuh sendiri) nafsu
makan
anemia
lesi/peradangan pada
antibodi reaksi sistem pencernaan
terjadi peradangan menyerang sel abnorn
selaput dalam, terapi steroid al kelelahan
peradang darah merah
luar, dan otot terhada
manifestasi
gastrintestinal
manifestasi manifestasi
adanya cairan di pembengkakan manifestasi
peradangan endokardium dan sel
neuropsikiatri muskuloskeletal disfagia
membran
rongga paru dar kulit
katub jantung
akibat ah k
penurunan penurunan BB
manifestasi kejang,
ruam kupu-
fungsi
paru manifestasi jumlah sel anxietas, Artritis
ginjal untuk kardiovaskuler darah merah depresi kupu
mengeluark dalam darah Remathoid KETIDAKSEIMBANGAN
an bahan menurun
kimia takikardia, aritmia,
NUTRISI KURANG DARI
pneumonitis paru
gejala: sesak nafas,
ronki
interval PR
memanjang manifestasi ansietas KEBUTUHAN TUBUH
kegagalan hemopoetik
ginjal HAMBATAN
KETIDAKEFEKTIFAN PENURUNAN MOBILITAS FISIK GANGGUAN
manifestasi BERSIHAN JALAN CURAH anemia, CITRA TUBUH
JANTUNG trombositopenia,
ginjal NAPAS
Leukopenia, NOC: Citra Tbuh
Limfopenia NOC: Pergerakan
NIC:
NIC :
Proteinuria peningkatan latihan Peningkatan citra tubuh
RESIKO INFEKSI - Gali hambatan untuk melakukan
- Tentukan harapan pasien tentang citra
latihan tubuhnya berdasarkan tingkat
KELEBIHAN NOC : status imunitas - dampingi individu pada saat perkembangan
VOLUME NIC : mengembangkan program latihan - Bantu pasien mendiskusikan penyebab
CAIRAN untuk memenuhi kebutuhannya penyakit dan penyebab terjadinya
Kontrol Infeksi perubahan pada tubuh
- Pertahankan teknik isolasi jika diperlukan - dampingi individu dalam
- Bantu pasien menetapkan batasan
- Batasi jumlah pengunjung menentukan jangka panjang dan perubahan actual pada tubuhnya
- Ajarkan kepada tenaga kesehatan untuk jangka pendek dari latihan yang - Gunakan anticipatori guidance untuk
meningkatkan cuci tangan dilakukan menyiapkan pasien untuk perubahan
- Ajarkan pasien dan pengunjung untuk cuci - libatkan keluarga/orang yang yang dapat diprediksi pada tubuhnya
- Bantu pasien menentukan pengaruh dari
tangan memberi perawatan dalam
kelompok sebaya dalam
- Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan merencanakan dan meningkatkan mempresentasikan citra tubuh
perawatan kepada pasien program latihan - Bantu pasien mendiskusikan perubahan
- Lakukan perawatan aseptic pada IV line - monitor kepatuhan individu yang disebabkan karena masa pubertas
- Tingkatkan asupan nutrisi yang adekuat terhadap program latihan - Identifikasi kelompokdukungan untuk
- Dorong pasien untuk istirahat pasien
- Ajarkan pada pasien dan keluarga cara untuk - Monitor frekuensi pernyataan pasien
tentang kritik terhadap dirinya
mencegah infeksi
- Gunakan latihan pengakuan diri dengan
kelompoksebaya
KELETIHAN
DAFTAR PUSTAKA :
PENATALAKSANAAN/PILAR PENGOBATAN SLE:
Bulechek, Gloria M., dkk. 2015. Nursing Interventions Classification (NIC). Elsevier Inc.
1. Edukasi dan Konseling Malleson, Pete dan Jenny Tekano. Diagnosis and Management of Systemic Lupus
Erythematosus in Children. Journal of Pediatric and Child Health 2007;18:2.
2. Pemberian oksigen, diet dan latihan Moorhead, Sue, dkk. 2015.Nursing Outcomes Classification (NOC).Elsevier Inc.
Pusat Data Dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. 2017. Situasi Lupus Di Indonesia.
3. Program rehabilitas: Terapi Pusdatin.
Rudolph, M. Abraham, dkk. 2006. Buku Ajar Pediatri Rudolph Vol 1. Ed.20. Jakarta:EGC.
program rehabilitasi yang dilakukan oleh pasien SLE, Rudolph, M. Abraham, dkk. 2006. Buku Ajar Pediatri Rudolph Vol 2. Ed.20. Jakarta:EGC.
Sari, I Putu Wulan Purnama. Faktor Pencetus Gejala Dan Perilaku Pencegahan Systemic
antara lain: istirahat yang cukup, sering melakukan terapi Lupus Erythematosus. Jurnal Ners Volume 1. Akultas Keperawatan, Universitas
Katolik Widya Mandala Surabaya.
fisik, terapi dengan modalitas, kemudian melakukan Sudewi, I Putu, dkk. 2009. Karakteristik Klinis Lupus Eritematosus Sistemik pada Anak. Vol
11. Jakarta : Sari Pediatri.
latihan ortotik, dan lain-lain. T.H. Herdinan & S. Kamitsuru. 2015. Diagnosa Keperawatan edisi 10. Jakarta : EGC
Wong, D,dkk. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Volume . Penerbit Buku Kedokteran
4. Program pengobatan EGC : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai