Anda di halaman 1dari 70

SISTEM IMUNOLOGI

ASUHAN KEPERAWATAN PASEN SLE


SYSTEMIC LUPUS ERYTHEMATOSUS ( SLE )

DOSEN MATA AJAR KEPERAWATAN DEWASA


Review sistem imunitas

Sistem Imun (bahasa Inggris: immune


system) adalah sistem pertahanan manusia sebagai
perlindungan terhadap infeksi dari makromolekul
asing atau serangan organisme, termasuk virus,
Pengertian sistem bakteri, protozoa dan parasit.
imun
Jika sistem kekebalan bekerja dengan benar, sistem
ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri
dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat
asing lain dalam tubuh.
Review sistem imunitas

• Mengacu pada • Ilmu yang


Istilah imunitas

Imunopatologi
respon protektif mempelajari
tubuh yang tentang penyakit
spesifik terhadap yang terjadi akibat
benda asing atau disfungsi dari
mikroorganisme sistem imun
yang
menginvasinya
Review sistem imunitas

Perubahan Benda asing

Antigen
Respon imunologis
yang terjadi yang
pada mahluk menyebabkan
hidup apabila timbulnya
ada benda reaksi
asing yang perubahan
menginvasi pada individu
Review sistem imunitas

Menetralkan,
menghancurkan
Tujuan atau
utama mengeluarkan
benda asing yang
respon imun bersifat antigenik
dengan cepat
Review sistem imunitas

Sistem imun pada


dasarnya terbentuk
dari:
sel2 darah putih
sumsum tulang

Jaringan limfoid  kelenjar


tymus, kelenjar limfe, lien,
tonsil dan adenoid
Review sistem imunitas

Tipe • Imunitas alami


imunitas •
Imunitas didapat
Review sistem imunitas

Kekebalan nonspesifik yang


Imunitas alami sudah ditemukan pada saat
lahir

Imunitas kekebalan
spesifik yang
didapat
terbentuk
sesudah lahir
REVIEW SISTEM IMUNITAS

Imunitas alami

• sawar • kerja sel2 • respon


(barier) fisik darah putih inflamasi
dan kimia
REVIEW SISTEM IMUNITAS

Sawar
Sawar
(barier
kimia Getah lambung yang
fisik) kulit serta membran asam
mukosa yang utuh, Enzim dalam air
mata serta air liur

Silia pada traktus


respiratorius Subtansi dalam
secret kelenjar
Respon batuk dan
sebacea dan
bersin
lakrimalis
REVIEW SISTEM IMUNITAS

Sel darah putih atau leukosit


Berperan

respon imun humoral


maupun seluler
REVIEW SISTEM IMUNITAS

leukosit Neutrofil,
granuler/granulosit eosinofil dan
basofil
Leukosit
leukosit non
granuler monosit/
makrofag dan
limfosit
REVIEW SISTEM IMUNITAS

Neutrofil Eosinofil dan basofil Granulosit


• leukosit • tipe leukosit yang lain akan • memerangi serbuan benda
polimorfonuklear/PMN meningkat jumlahnya pada asing atau toksin dengan
karena nukleusnya terdiri saat terjadi reaksi alergi dan melepaskan mediatosr sel
atas beberapa lobus respon terhadap stress seperti histamin, bradikinin,
merupakan sel pertama serta prostaglandin dan
yang tiba pada tempat akan menelan benda asing
terjadinya inflamasi atau toksin tersebut
Review sistem imunitas

monosit atau makrofag


Leukosit
nongranuler
limfosit

Terdiri atas sel T dan B Berfungsi sebagai sel2 fagosit


yang berarti bahwa sel2 ini
ini berperan dalam dapat menelan, mencerna dan
imunitas humoral dan menghancurkan benda asing
imunitas seluler dalam jumlah yang lebih besar
dibandingkan granulosit
Review sistem imunitas

• Imunitas didapat merupakan respon imun yang


tidak dijumpai pada saat lahir tetapi akan
Imunitas diperoleh kemudian dalam hidup seseorang
didapat

• Imunitas didapat biasanya terjadi setelah


seseorang terjangkit penyakit atau mendapatkan
Imunitas imunisasi yang menghasilkan responimun yang
didapat bersifat protektif
REVIEW SISTEM IMUNITAS

Imunitas Pertahanan imunologi akan


didapat dibentuk oleh tubuh. Mis terjadi
proses infeksi dan setelah sembuh
memperoleh kekebalan
Imunitas
didapat
aktif
Pertahanan imunologi
Imunitas yang didapat setelah
didapat penyuntikan antibodi.
pasif Mis penyuntikan ATS
REVIEW SISTEM IMUNITAS

Pertahanan sistem imun


Respon
respon Respon
imun
imun imun
humoral
fagositik seluler
(Antibodi)
REVIEW SISTEM IMUNITAS

• Meliputi sel2 darah putih (granulosit dan


makrofag) yang dapat memakan partikel2
Respon imun asing. Sel2 ini akan bergerak ketempat
serangan dan kemudian menelan serta
fagositik menghancurkan mikroorganisme
penyerang tersebut.

Respon imun • Mulai bekerja dengan terbentuknya


limfosit yang dapat mengubah dirinya
humoral (yang menjadi sel2 plasma yang menghasilkan
kadang-kadang antibody  diangkut dalam aliran darah
dan memiliki kemampuan untuk
dinamakan respon melumpuhkan penyerangnya
antibody)
V REVIEW SISTEM IMUNITAS

• Juga melibatkan limfosit


Respon yang disamping mengubah
dirinya menjadi sel plasma,
imun juga dapat berubah menjadi
sel2 T yang dapat
seluler menyerang mikrorganisme
patogen
REVIEW SISTEM IMUNITAS
Stadium respon
imun

Stadium Stadium Stadium Stadium


pengenalan proliferasi respon efektor
REVIEW SISTEM IMUNITAS

Antibodi : produksi, struktur, fungsi

• Produksi
• Limfosit B yang disimpan dalam nodus limfatikus dibagi lagi
menjadi beberapa klon yang masing2 bersifat responsif terhadap
suatu kelompok tunggal
• Pesan antigenik yang dibawa kembali kenodus limfatikus akan
memstimulasi koln spesifik limfosit B untuk membesar, membelah
diri, memperbanyak diri (berproliferasi) dan berdiferensiasi
menjadi sel2 plasma yang dapat memproduksi antibody spesifik
terhadap antigen tersebut
• Limfosit lainnya akan berdiferensiasi menjadi klon limfosit dengan
memori untuk antigen tersebut
REVIEW SISTEM IMUNITAS

Antibodi :
produksi,
struktur,
fungsi Struktur
Antibodi merupakan protein besar yang dinamakan imunoglobulin karena
ditemukan dalam fraksi globulinpada protein plasma
Tubuh dapat memproduksi lima tipe imunoglobulin yang berbeda.
Beberapa karakteristik imunoglobulin :
- IgG (75 % dari total Imunoglobulin)
- Terdapat dalam serum dan jaringan (cairan interstitial )
- Memiliki peranan utama dalam infeksi yang dibawa darah dan infeksi
jaringan
- Menggalakkan fagositosis
- Melintasi plasenta
REVIEW SISTEM IMUNITAS

• Struktur
• IgA (15% dari total imunoglobulin)
Antibodi • Terdapat dalam cairan tubuh (darah, saliva, air mata, air
: susu ibu, secret paru, gastrointestinal, prostat serta vagina)
• Melindungi terhadap infeksi paru, gastrointestinal dan
produksi urogenital
, • Melintas kedalam neonatus lewat asi untuk memberikan
perlindungan
struktur, • IgM (10 % dari total imunoglobulin)
• Terutama terdapat dalam serum intravaskuler
fungsi • Imunoglobulin pertama yang dihasilkan sebagai reaksi
terhadap antibakteri dan virus
REVIEW SISTEM IMUNITAS

Antibodi : produksi, struktur,


fungsi
Struktur
IgD (0,2 % dari total imunoglobulin)
Terdapat dengan jumlah yang kecil dalam serum
Kemungkinan mempengaruhi diferensiasi limfosit B meskipun
peranannya masih belum jelas
IgE (0,004% dari total imunoglobulin)
Terdapat dalam serum
Mengambil bagian dari reaksi alergi dan hiepersensitifitas
Kemugkinan membantu pertahanan tubuh terhadap parasit
REVIEW SISTEM IMUNITAS

• Fungsi
• Antibodi mempertahankan tubuh
terhadap berbagai penyerang
(invader) asing melalui beberapa
Antibodi : cara, dan tipe pertahanan yang
produksi, struktur, digunakan bergantung pada
struktur serta komposisi antigen
fungsi
REVIEW SISTEM IMUNITAS

Limfosit T (sel2 T) terutama bertanggung jawab


atas imunitas seluler
Limfosit ini menghabiskan waktunya dalam
kelenjar tymus tempat sel2 tersebut diprogram
untuk menjadi sel T dan bukan limfosit B yang
Respon memproduksi antibodi
imun Ada beberapa tipe sel T yang masing2 dengan
seluler peranan yang didesain untuk mempertahankan
tubuh terhadap bakteri, virus, jamur, parasit dan
sel2 malignan
Sel2 T akan menyerang invader asing secara
langsung dan bukan dengan cara memproduksi
antibodi
REVIEW SISTEM IMUNITAS
Limfosit yang terlibat dalam respon imun

Tipe sel Fungsi Tipe respon imun

Sel B Memproduksi antibodi/imunoglobulin (IgA, IgD, IgE, humoral


IgG, IgM)
Sel T Seluler
T4 helper Menyerang penginvasi asing secara langsung.
Memulai dan memperkuat respon inflamasi
T1 heiper Meningkatkan produksi antibodi dari sel B

T2 helper Meningkatkan sel T sitotoksik yg diaktifkan

T supresor Mensupresirespon imun

T memori Mengingat kontak dengan antigen pada pajanan


berikutnya yg akan meningkatkan respon imun
T sitotoksik Menimbulkan lisis sel yg terinfeksi virus, berperan
untuk menolak organ cangkokan
REVIEW SISTEM IMUNITAS

Limfosit yang terlibat dalam respon imun

Tipe sel fungsi Tipe respon imun

Limfosit Non T/B

Sel-sel Null Menghancurkan antigen Nonspesifik


yang sudah tersalut antibodi

Natural killer (NK) Mempertahankan tubuh


terhadap mikroorganisme
dan beberapa tipe sel
malignan, memproduksi
sitokin
REVIEW SISTEM IMUNITAS

Faktor2 yang mempengaruhi


sistem imun
• Usia  orang tua dan anak2 lebih rentan
terkena infeksi dibandingkan dengan
orang dewasa
• Jender  hormon2 seks mis estrogen
dan androgen
REVIEW SISTEM IMUNITAS

Faktor2 yang mempengaruhi sistem imun

Nutrisi  nutrisi yang adekuat


sangat efektif untuk mencapai
sistem imun yang optimal
Faktor2 psikoneuro-imunologik 
respon imun secara parsial diatur
dan dimodulasi oleh pengaruh
neuroendokrin
REVIEW SISTEM IMUNITAS

Faktor2 yang mempengaruhi fungsi sistem imun

Kelainan organ yang lain  luka bakar dan infeksi lain


Penyakit kanker  imunosupresi turut menyebabkan terjadinya penyakit
kanker namun penyakit kanker sendiri bersifat imunosupresif. Tumor
yang besar dapat melepaskan antigen kedalam darah, antigen ini akan
mengikat antibodi yang beredar dan mencegah antibodi tersebut agar tidak
menyerang sel2 tumor
Radiasi  terapi radiasi digunakan dalam pengobatan penyakit kanker.
Ukuran atau luas daerah yang akan disinari menentukan taraf
imunosupresi
PENGERTIAN SISTEMIK
LUPUS ERITEMATOSUS
• Penyakit lupus adalah penyakit sistem daya tahan, atau penyakit
autoimun artinya tubuh pasien lupus membentuk antibodi yang
salah arah, yang akhirnya merusak organ tubuh sendiri, seperti
ginjal, hati, sendi, sel darah merah, leukosit, atau trombosit dan
organ lain. Antibodi seharusnya ditujukan untuk melawan bakteri
ataupun virus yang masuk ke dalam tubuh.
• Lupus adalah penyakit yang disebabkan sistem imun menyerang sel-
sel jaringan organ tubuh yang sehat  sistem imun yang terbentuk
berlebihan.
• Kelainan ini dikenal dengan autoimunitas.
• Pada satu kasus penyakit ini bisa membuat kulit seperti ruam merah
yang rasanya terbakar (lupus DLE).
• Pada kasus lain ketika sistem imun yang berlebihan itu menyerang
persendian dapat menyebabkan kelumpuhan (lupus SLE).
• SLE (Sistemics lupus erythematosus) adalah penyakit radang
multisistem yang sebabnya belum diketahui, dengan perjalanan
penyakit yang mungkin akut dan fulminan atau kronik remisi dan
eksaserbasi disertai oleh terdapatnya berbagai macam autoimun
dalam tubuh.
PENYEBAB :
• PENY AUTOIMUN
• INTERAKSI FAKTOR GENETIK DAN IMUNOLOGIK
• FAKTOR INFEKSI (VIRUS) DAN HORMONAL
• OBAT  PROKAINAMID, HIDANTOIN, GRISEOVULFIN,
FENILBUTAZONE, PENISILIN, STREPTOMISIN,
TETRASIKLIN , SULFONAMID ( SYSTEMIC LE LIKE
SYNDROME )
 
ETIOLOGI
• belum diketahui.
• Ada kemungkinan faktor genetik, kuman, virus, sinar ultraviolet, dan
obat-obatan tertentu memainkan peranan.
• Penyakit Sistemik Lupus Erythematosus (SLE) ini lebih kerap
ditemui di kalangan kaum wanita menunjukkan bahwa hormon
yang terdapat pada wanita mempunyai peranan besar,
• kaitan antara Sistemik Lupus Erythematosus (SLE) dan hormon
wanita saat ini masih dalam kajian.
• PATOGENESIS
• MUTASI SOMATIK PD SEL ASAL LIMFOSITIK (LYMPHOSIT
STEM CELL) PD ORG YG MEMP PREDISPOSISI 
• GEJALA  PD KEDUA JENIS VARIANS SAMA (
TANDA KLINIS DAN HISTOLOGIS SAMA )
ANA (ANTI NUCLEAR ANTIBODY) + ANTIGEN
SPESIFIK
 

KOMPLEKS IMUN

SIRKULASI

 
MENGENDAP PD BERBAGAI ORGAN

 
FIKSASI KOMPLEMEN PD TEMPAT YG BERSANGKUTAN

 
SUBSTANSI PENYEBAB RADANG KELUAR

 
REAKSI PD BERBAGAI ORGAN ( GINJAL, SENDI, PLEURA, PLEKSUS
KOROIDALEUS, KULIT DSB)
 
PERBEDAAN ANTARA DLE DAN SLE
• Discoid Lupus Erythematosus ( DLE )
• WANITA >>
• USIA > 30 THN
• 5 % BERASOSIASI DGN A/ MENJADI SLE
• LESI MUKOSA ORAL DAN LINGUAL JARANG
• GEJALA KONSTITUSIONAL JARANG
• KELAINAN LABORATORIK DAN IMUNOLOGIK JARANG

• Systemic Lupus Erythematosus ( SLE )


• WANITA >>
• USIA SEBELUM 40 TH ( 20 – 30 THN)
• 5 % PUNYA LESI KULIT LED
• LESI MUKOSA > SERING T U LESI AKUT
• GEJALA KONSTITUSIONAL SERING
• KELAINAN LABORATORIK DAN IMUNOLOGIS SERING

SLE  SEMUA BANGSA , >> KULIT PUTIH


LUPUS ERITEMATOSIS DISKOID
GEJALA KLINIS
• KELAINAN BERLOKASI SIMETRIK DI MUKA TU HIDUNG, PIPI,
TELINGA A/ LEHER
• LESI TTD BERCAK (MAKULA MERAH A/ BERCAK MENINGGI) , BATAS
JELAS DGN SUMBATAN KERATIN PD FOLIKEL ( FOLLICULAR
PLUGS)
• DIPIPI BERCAK BERKONFLUENS  SEP KUPU-KUPU ( BUTERFLY
ERYTEMA )
• DPT MENINGGALKAN SIKATRIK ATROFIK . KADANG HIPERTROPIK 
DISTORSI TELINGA A/ HIDUNG
• BAGIAN BADAN YG TDK TERTUTUP KAPAIAN LEBIH CEPAT RESIDIF
• LESI DPT TERJADI PD MUKOSA ORAL DAN VULVA A/ KONJUNGTIVA
KLINIS  DESKUAMASI, KADANG ULSERASI DAN SIKATRIK
BUTERFLY ERITEMA
VARIAN KLINIS
1. LUPUS ERITEMATOSUS TUMIDUS  BERCAK
ERITEMATOSA COKLAT DI MUKA, LUTUT DAN TUMIT
( SEP SELULITIS)
2. LUPUS ERITEMATOSUS PROFUNDA  NODUS TERLETAK >
DLM TAMPAK PD DAHI, BOKONG DAN LENGAN ATAS ,
KULIT DIATAS NODUS ERITEMATOSUS, ATROPIK A/
BERULSERASI
3. LUPUS HIPOTROPUS  TDP PD BIBIR BAG BAWAH, PLAK
BERINDURASI DGN SENTRUM YG ATROPIK
4. LUPUS PERNIO S CHILBLAIN LUPUS
( HUTCHINSON )

•  ERITEMATOSA YG BERINFILTRASI DI DAERAH YG TDK


TERTUTUP PAKAIAN  DIPERBURUK OLEH UDARA DINGIN
>>
MANIFESTASI KLINIS
1. Sistem Muskuloskeletal
• Artralgia
• artritis (sinovitis)
• pembengkakan sendi,
• nyeri tekan dan rasa nyeri ketika bergerak, dan
• rasa kaku pada pagi hari.
2. Sistem Integument (Kulit)
• Lesi akut pada kulit yang terdiri atas ruam berbentuk kupu-kupu yang
melintang pangkal hidung serta pipi, dan
• Ulkus oral dapat mengenai mukosa pipi atau palatum durum
3. Sistem kardiak
• Perikarditis merupakan manifestasi kardiak.
4. Sistem pernafasan
• Pleuritis atau efusi pleura.
5. Sistem vaskuler
• Inflamasi pada arteriole terminalis yang
menimbulkan lesi papuler,
• eritematous dan purpura di ujung jari kaki, tangan,
siku serta permukaan ekstensor lengan bawah atau
sisi lateral tangan dan berlanjut nekrosis
6. Sistem
perkemihan
• Glomerulus renal yang biasanya terkena.

7. Sistem saraf
• Spektrum gangguan sistem saraf pusat sangat luas
dan mencakup seluruh bentuk penyakit neurologik,
sering terjadi depresi dan psikosis.
PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
1.      Pemeriksaan Laboratorium
• Tes Anti ds-DNA
• Batas normal : 70 – 200 IU/mL
• Negatif : < 70 IU/mL
• Positif : > 200 IU/mL

2. Tes Antinuclear antibodies (ANA)


• Harga normal : nol
TES LABORATORIUM
LAIN
• antiribosomal P, antikardiolipin, lupus antikoagulan, Coombs test,
anti-histon, marker reaksi inflamasi (Erythrocyte Sedimentation
Rate/ESR atau C-Reactive Protein/CRP), kadar komplemen (C3
dan C4), Complete Blood Count (CBC), urinalisis, serum
kreatinin, tes fungsi hepar, kreatinin kinase
PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Ruam kulit atau lesi yang khas.


b. Rontgen dada menunjukkan pleuritis atau perikarditis.
c. Pemeriksaan dada dengan bantuan stetoskop menunjukkan adanya
gesekan pleura atau jantung.
d. Analisa air kemih menunjukkan adanya darah atau protein lebih
dari 0,5 mg/hari atau +++.
e. Hitung jenis darah menunjukkan adanya penurunan beberapa jenis
sel darah.
f. Biopsi ginjal.
g. Pemeriksaan saraf.
OBAT OBATAN YANG
DIBERIKAN
1. Kortikosteroid (prednison 1-2 mg/kg per hari s/d 6 bulan
postpartum) (metilprednisolon 1000 mg per 24jam dengan
pulse steroid th/ selama 3 hr, jika membaik dilakukan tapering
off).
2. AINS (Aspirin 80 mg/hr sampai 2 minggu sebelum TP).
3. Imunosupresan (Azethiprine 2-3 mg/kg per oral).
4. Siklofospamid, diberikan pada kasus yang mengancam jiwa
700-1000 mg/m luas permukaan tubuh, bersama dengan steroid
selama 3 bulan setiap 3 minggu.
• KRITERIA DIAGNOSIS  ARA ( AMERICANT RHEMATISM
ASSOCIATION THN 1982)  BILA TERDAPAT 4 DARI 11
MANIFESTASI BERIKUT:
1. ERITEMA FACIAL (BUTTERFLY RASH)
2. RUAM DISKOID, SIKATRIK A/ HIPOTROPIK
3. FOTOSENSITIVITAS
4. ULSERASI DI MULUTDAN NASOFARING
5. ARTRITIS NON EROSIF PD 2 A/ LEBIH SENDI PERIFER
6. SEROSITIS (PLEURITIS/ PERIKARDITIS)
7. KELAINAN GINJAL  PROTRINURIA > 0,5 g / hr A/ ADANYA
SILINDER SEL
8. KELAINAN NEUROLOGIK (KELELAHAN , KEJANG-KEJANG
DAN PSIKOSIS)
9. KELAINANA HEMATOLOGIK  ANEMIA HE,MOLITIK,
LEUKOPENIA , LIMFOPENIA A/ TROMBOSITOPENIA
10. KELAINAN IMUNOLOGIK  SEL LE , ANTI DNA DAN ANTI
Sm +
11. TEST ANA +
MANIFESTASI KLINIK
• GEJALA KONSTITUSIONAL  BEBERAPA BULAN
• LELAH
• PENURUNAN BB
• KADANG DEMAM

• KELAINAN KULIT DAN MUKOSA


KULIT
• LESI PD FASIAL  EDEMA, ERITEMA, SKUAMA, TELANGIEKTASE DAN ATROFI
• ERUPSI MAKULO-PAPULAR, POLIMORF DAN ERITEMATOSA DI PIPI
• FOTO SENSITIVITAS PD DAERAH YG TDK TERTUTUP
• LESI PAPULAR DAN URTIKARIA KECOKLATAN
• KADANG ADA LESI LED
• VASKULITIS
• ALOPESIA T U PD BAGIAN ATAS TELINGA
• SIKATRISASI DGN ATROFI
• HIPERPIGMENTASI
• ULKUS TUNGKAI
MUKOSA  MULUT, MATA DAN VAGINA
• STOMATITIS, KERATOKONJUNGTIVITIS, KOLPITIS  PETEKIE, EROSI – ULSERASI
KELAINAN ALAT DALAM
• LUPUS NEFRITRIS
• PLEURITIS
• PERIKARDITIS
• EFUSI PRITONEUM
• KOLITIS ULSERATIVA
• HEPATOSPLENOMEGALI

KELAINAN SENDI, TULANG , OTOT, KGB, DAN SISTEM SARAF


• ARTRITIS TANPA DEFORMITAS  EPISODIK , MIGRATORIK
• NEKROSIS KEPALA FEMUR
• ATROFI MUSKULOSKELETAL
• MIALGIA
• LIMFADENITIS
• ENSEFALITIS
• KONVULSI
• PSIKOSIS
• KEHAMILAN ?
• TDK BERPENGARUH BURUK PADA IBU DAN JANIN
• PASCA PARTUS PENYAKIT DPT KEMBALI
• ABORTUS >> DR YG NORMAL
PRINSIP UMUM PENATALAKSANAAN
1. PASEN  HRS DIRAWAT  KRITIS
2. PENYULUHAN DAN INTERVENSI PSIKOSOSIAL
 INDIVIDU A/ KELOM[POK
 PERTEMUAN SCR BERKALA

3. HINDARI TERPAPAR SINAR MATAHARI


 KREM PELINDUNG
 BAJU LENGAN PANJANG
 TOPI
 LINDUNGI DR SINAR MATAHARI DR JENDELA

4. INFEKSI  ANTIBIOTIK PROFILAKSIS SESUAI


PROGRAM
5. PENGATURAN KEHAMILAN
 PENGAWASAN KETAT SELAMA HAMIL

6. TERAPI LAIN 
 KONSERVATIF  BILA TDK MENGANCAM KEHIDUPAN DN ORGAN
 KRITIS  KORTOKOSTEROID DOSIS TINGGI DAN IMUNOSUPRESOR YG AGRESIF
 
ASUHAN KEPERAWATAN
A.     Pengkajian
1.      Anamnesis riwayat kesehatan sekarang dan pemeriksaan fisik
difokuskan pada gejala sekarang dan gejala yang pernah dialami
seperti keluhan mudah lelah, lemah, nyeri, kaku, demam/panas,
anoreksia dan efek gejala tersebut terhadap gaya hidup serta citra diri
pasien.
2. Kulit
• Ruam eritematous, plak eritematous pada kulit kepala, muka atau
leher.
3.      Kardiovaskuler
a) Friction rub perikardium yang menyertai miokarditis dan efusi pleura.
b) Lesi eritematous papuler dan purpura yang menjadi nekrosis
menunjukkan gangguan vaskuler terjadi di ujung jari tangan, siku, jari
kaki dan permukaan ekstensor lengan bawah atau sisi lateral tangan.
4. Sistem Muskuloskeletal
• Pembengkakan sendi, nyeri tekan dan rasa nyeri ketika bergerak, rasa
kaku pada pagi hari.
5. Sistem integumen
a) Lesi akut pada kulit yang terdiri atas ruam berbentuk kupu-kupu yang
melintang pangkal hidung serta pipi.
b) Ulkus oral dapat mengenai mukosa pipi atau palatum durum.
6. Sistem pernafasan
• Pleuritis atau efusi pleura.
7. Sistem vaskuler
• Inflamasi pada arteriole terminalis yang menimbulkan lesi papuler,
eritematous dan purpura di ujung jari kaki, tangan, siku serta
permukaan ekstensor lengan bawah atau sisi lateral tangan dan
berlanjut nekrosis.
8. Sistem Renal
• Edema dan hematuria.
9. Sistem saraf
• Sering terjadi depresi dan psikosis, juga serangan kejang-kejang,
korea ataupun manifestasi SSP lainnya.
MASALAH
KEPERAWATAN
a. Nyeri
b. Kerusakan intergritas kulit
c. Isolasi sosial
d. Kerusakan mobilitas fisik
e. Keletihan/kelelahan
f. Perubahan Nutrisi
g. Kurang Pengetahuan
DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan kerusakan jaringan.


b. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan proses penyakit.
c. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya sumber
informasi.
C.     INTERVENSI (RENCANA TINDAKAN)

• Diagnosa Keperawatan : Nyeri b/d inflamasi dan kerusakan jaringan.

• Tujuan dan Kriteria Hasil :


• a)      Tujuan :
• Gangguan nyeri dapat teratasi
• Perbaikan dalam tingkat kenyamanan
• b)      Kriteria Hasil :
• Skala Nyeri : 1-10
RENCANA TINDAKAN
1. Kaji Keluhan Nyeri : Pencetus, catat lokasi, karakteristik, dan
intensitas (skala nyeri 1-10).
2. Tutup luka sesegera mungkin kecuali perawatan luka bakar
metode pemajanan pada udara terbuka.
3. Pertahankan suhu lingkungan nyaman, berikan lampu
penghangat, penutup tubuh hangat.
4. Lakukan penggantian balutan dan debridemen setelah pasien di
beri obat dan/atau pada hidroterapi.
5. Dorong ekspresi perasaan tentang nyeri.
6. Dorong penggunaan teknik manajemen stress, contoh relaksasi
progresif, napas dalam, bimbingan imajinasi dan visualisasi.
7)  Berikan aktivitas terapeutik tepat untuk usia/kondisi.
8)  Berikan analgesic sesuai indikasi.
 
Diagnosa Keperawatan : Kerusakan integritas kulit b/d proses
penyakit.
Tujuan dan Kriteria Hasil :
a)      Tujuan :
Pemeliharaan dan perawatan integritas kulit
b)      Kriteria Hasil :
Kulit dapat terpelihara dan terawat dengan baik.
RENCANA TINDAKAN
1. Observasi kulit setiap hari. Catat warna, turgor,sirkulasi dan
sensasi. Gambarkan lesi dan amati perubahan
2. Pertahankan/instruksikan dalam hygiene kulit, misalnya
membasuh kemudian mengeringkannya dengan berhati-hati
dan melakukan masase dengan menggunakan lotion atau
krim.
3. Gunting kuku secara teratur.
4. Tutupi luka tekan yang terbuka dengan pembalut yang steril
atau barrier protektif, mis, duoderm, sesuai petunjuk.
5. gunakan/berikan obat-obatan (NSAID dan kortikosteroid)
sesuai indikasi
• Diagnosa Keperawatan : Kurang pengetahuan b/d kurangnya sumber
informasi.
• Tujuan dan Kriteria Hasil :
a)      Tujuan :
• Memberikan informasi tentang penyakit dan prosesnya kepada klien
dan keluarga klien/orang terdekat (bila tidak ada keluarga).
b)      Kriteria Hasil :
• Klien dan keluarga klien/orang terdekat mendapatkan pengetahuan
dari informasi yang diberikan
RENCANA TINDAKAN
1. Tinjau ulang pengetahuan tentang proses penyakit dan apa yang
menjadi harapan di masa depan
2. Tinjau ulang pengetahuan cara penularan penyakit.
3. Dorong aktivitas/latihan pada tingkat yang dapat di toleransi
pasien.
4. Tekankan perlunya melanjutkan perawatan kesehatan dan
evaluasi
5. Identifikasi sumber-sumber komunitas, misalnya rumah sakit
sebelumnya/pusat perawatan tempat tinggal.

Anda mungkin juga menyukai