Anda di halaman 1dari 29

PATOFISIOLOGI

DOSEN PEMBIMBING :
IKA PUTRI RAMADHANI,M.BIOMED
KELOMPOK 3
• WAHYUNI FATAHU • DEFI MAYLANI
• MELINIA IRAWATI • DIAH SUKMAWATI
• ANISA ZAKIA • ELSA SAPUTRI
• ARIFA AISYAH • ENJELLINA
• AYU INDAH LESTARI • GINA ZAKIA HAYATI
• BUNGA PUTRI • IRMA
ROSALINA
GANGGUAN
IMUNITAS
PENGERTIAN SISTEM IMUNITAS

Sistem imunitas (immune system) adalah


sistem pertahanan alamiah Tubuh untuk
melawan (organisme) patogen.

Organisme patogen yaitu organisme yang


dapat menimbulkan penyakit pada manusia:
Cacing parasit, protozoa, fungi, bakteria, dan
virus.
CONCEPTOS
● Mindfulness significa atención plena. Suele confundirse con la
meditación. Mientras que la meditación requiere de muchos años
de práctica y supone llegar a un estado de conciencia y plenitud
muy elevados, el mindfulness es la meditación occidental.
● A través de diferentes herramientas permite poner conciencia en
las cosas que hacemos a cada momento. Aunque existen muchas
técnicas, herramientas y actividades de mindfulness, la
herramienta principal de la que se sirve esta disciplina es la
conciencia sobre la respiración.
● Las técnicas propuestas son para aplicarlas en un aula, aunque
también pueden realizarse en casa de manera individualizada.
● Antigen atau imunogen: molekul atau sel yang mampu
merangsang respon imune
● Antibodi (imunoglobulin): glikoprotein plasma yang
PATOFISI
OLOGI
dihasilkan limfosit B (sel plasma) yang bereaksi melawan
IMUNITAS
antigen
● Sistem limfoid → mempertahankan tubuh dari agen
penginvasi, melalui imunitas seluler dan humoral
● Organ limfoid primer: sumsum tulang tempat
perkembangan sel T, dan timus tempat perkembangan sel
B
● Organ limfoid skunder: kelenjar getah imunoglobulin
bening, tonsil, limpa, jaringan terkait ● Pelaksana dilaksanakan oleh Sel T
mukosa di kulit, saluran nafas, cerna, urine sitotoksik (CD8) → memusnahkan virus,
● Respon imun seluler bersifat langsung tumor, jaringan transplantasi
dilaksanakan oleh limfosit T
● Respon imun humoral bersifat tidak
langsung, dilaksanakan oleh
imunoglobulin spesifik (antibodi) yang
dihasilkan sel plasma (sel B)
● Peran sel T: pengendali dan pelaksana

● Pengendali dilaksanakan oleh sel T helper


(CD4) → mengendalikan produksi
● Fungsi pertahanan Fungsi homeostasis:
● Fungsi Pengawasan:
Dalam melakukan fungsinya untuk mempertahankan
fungsi degenerasi atau Untuk memonitor dan
sebagai pertahanan ini sistem katabolisme tubuh. mengenali tipe-tipe sel
kekebalan tubuh akan Dalam fungsi
abnormal yang timbul
homeostatis ini
memperbanyak jumlah sel
berperan penting untuk secara konstan.
darah putih atau leukosit dan membuat tubuh dapat
melakukan pembentukan mengeluarkan atau
membuang sel-sel
antibodi .
yang rusak dan mati.
JENIS SISTEM IMUNITAS
Imunitas Alami (innate) Imunitas Pasif
Imunitas Buatan
Saat lahir, manusia Jenis imunitas ini
(adaptive) merupakan
dibekali dengan sistem "dipinjam" dari
jenis sistem imun kedua
imunitas alami atau sumber lain kemudian
yang ada di tubuh kita.
innate immunity. diberikan pada tubuh.
Peran dari imunitas
Sistem ini terdiri dari Contohnya adalah
buatan ini adalah untuk
perlindungan baik ASI yang diberikan
melawan berbagai
dalam maupun di luar pada bayi. ASI
patogen yang tidak bisa
tubuh. Komponen yang mengandung antibodi
dihalau oleh innate
masuk dalam sistem yang kemudian
immunity (imunitas
imun alami ditransfer kepada
bawaan).
diantaranya: Kulit. bayi saat ia menyusu.
KLASIFIKASI IMUNITAS
● SISTEM IMUN NONSPESIFIK
Imunitas nonspesifik berupa komponen normal tubuh yang
merupakan pertahanan terdepan dalam menghadapi serangan berbagai
mikroba dan dapat memberikan respon langsung. Selalu ditemukan
pada individu sehat dan siap mencegah bahan asing masuk tubuh dan
dengan cepat menyingkirkannya. Disebut nonspesifik karena tidak
menunjukan spesifitas terhadap bahan asing dan mampu melindungi
tubuh terhadap banyak patogen.
● Pertahanan fisik/mekanik

SISTEM IMUN Kulit, selaput lendir, silia


NONSPESIFIK saluran pernapasan merupakan
TERDIRI DARI :
barier fisik yang sulit untuk
ditembus oleh sebagian besar zat
yang dapat menginfeksi tubuh.
Pertahanan biokimia
Lisozim dan fosfolipase yang terdapat pada air mata dan saliva
mampu melisiskan lapisan peptidoglikan dinding bakteri. Asam lemak
yang dilepaskan oleh kulit mempunyai efek denaturasi terhadap
protein membran sel sehingga dapat mencegah infeksi yang dapat
terjadi melalui kulit. Asam hidroklorida dalam lambung, enzim
proteolitik, antibodi dan empedu dalam usus halus membantu
menciptakan lingkungan yang dapat mencegah infeksi oleh mikroba.
Pertahanan humoral
Sekali mikroorganisme dapat menembus barrier jaringan maka sistem
imun nonspesifik lainnya akan bekerja, antara lain adalah inflamasi akut.
Sistem komplemen merupakan suatu faktor pada mekanisme pertahanan
humoral yang nonspesifik. Apabila sistem komplemen teraktivasi maka akan
meningkatkan permiabilitas pembuluh darah, merangsang mobilisasi sel-sel
fagosit dan mampu melisiskan atau melakukan opsonisasi sel-sel bakteri.
Laktoferin dan transferin dapat menghambat pertumbuhan bakteri.
Pertahanan seluler
Mempunyai fungsi utama fagositosis. Fagosit, sel NK, sel mast dan
eosinofil berperan dalam sistem imun nonspesifik seluler. Neutrofil
merupakan sel pertama yang dikerahkan ke tempat infeksi yang akan
menelan dan membunuh mikroorganisme secara intraseluler. Basofil dan
sel mast mengeluarkan histamin dan heparin yang juga terlibat dalam
manifestasi reaksi alergi. Eosinofil berperan dalam membunuh parasit dan
berperan penting dalam reaksi alergi. Makrofag selain berfungsi untuk
memfagositosis juga membunuh mikroorganisme. Sel NK dapat membunuh
virus dan sel-sel tumor.
● SISTEM IMUN SPESIFIK

Berbeda dengan sistem imun nonspesifik,


sistem imun spesifik mempunyai kemampuan untuk
mengenal benda yang dianggap asing bagi dirinya.
Benda asing yang pertama kali muncul dalam badan
segera dikenal oleh sistem imun spesifik sehingga
terjadi sensitasi sel-sel sistem imun tersebut.
ADA 2 TIPE IMUNITAS SPESIFIK YAITU :

1 Sistem Imunitas Humoral

Limfosit yang berperan dalam sistem imun spesifik humoral adalah limfosit B.
Limfosit B yang dirangsang oleh benda asing akan berproliferasi, berdiferensiasi, dan
berkembang menjadi sel plasma yang memproduksi antibodi. Limfosit B membutuhkan
bantuan limfosit T-helper (CD4+ T cell/ Th) yang atas sinyal-sinyal tertentu baik melalui
Major Histocampatibility Complex (MHC) maupun sinyal yang dilepaskan oleh makrofag
merangsang produksi antibodi. Selain oleh sel Th, produksi antibodi juga diatur oleh sel-sel
T-supressor, sehingga produksi antibodi seimbang dan sesuai dengan kebutuhan. Fungsi
utama antibodi sebagai pertahanan terhadap infeksi ekstraselular, virus dan bakteri serta
menetralisasi toksinnya.
● Sistem Imunitas Seluler
Limfosit yang berperan dalam sistem imun spesifik humoral adalah limfosit T. Terdapat
dua subpopulasi utama sel T, yaitu sel CD8+ atau sel T sitotoksik dan sel CD4+ atau sel T-
helper. Sel T sitotoksik berfungsi menghancurkan sel pejamu yang mengandung benda asing
contohnya virus, sel kanker yang memiliki protein mutan akibat transformasi maligna dan sel
cangkokan. Sedangkan sel T-helper akan meningkatkan pembentukan sel B yang distimulasi
antigen menjadi sel plasma penghasil antibodi, meningkatkan aktivitas sel sitotoksik yang
sesuai, dan mengaktifkan makrofag. Sel T-helper tidak secara langsung ikut serta dalam
dekstruksi imun pathogen yang masuk. Sebaliknya, sel-sel ini memodulasi aktivitas sel imun
lain. Terdapat tiga fase terjadinya respon imun spesifik, yaitu fase pengenalan, fase aktivasi dan
fase efektor
Adalah beberapa penyakit yang berhubungan dengan
sistem imun pada tubuh manusia. Penyakit autoimun di
sebabkan oleh kesalahan yang di buat oleh sistem
kekebalan tubuh. Sistem imun tubuh secara tidak sengaja
PENYAKIT mengenali sel-sel sehat sebagai benda asing dan mulai
AUTOIMUN menyerang bagian tubuh sendiri. Disebutkan bahwa
penyakit autoimun cenderung mempunyai kecenderungan
terhadap genetik,ras,dan gender yang mendasarinya.
Gangguan autoimun sulit di diagnosis dan dapat
menimbulkan berbagai gejala.
Gejala penyakit autoimun antara lain :
● Kelelahan
● Otot yang terasa pegal
● Tubuh yang mengalami bengkak kemerahan
● Demam ringan
● Kesulitan berkonsentrasi
● Mati rasa dan kesemutan pada tangan dan kaki
● Rambut yang rontok
● Ruam pada kulit
Faktor resiko penyakit autoimun :
Genetik : gangguan tertentu seperti lupus dan multiple
sclerosis(MS) cenderung menurun dalam keluarga. Seseorang
yang memiliki orang terdekat dengan penyakit autoimun dapat
meningkatkan resiko mengidap gangguan tersebut.

Kelebihan berat badan : dapat meningkatkan resiko terkena


rheumatoid arthritis atau radang sendi psoriatik. Hal ini
terjadi karena berat badan yang lebih banyak memberi
tekanan lebih besar pada persendian atau karena jaringan
lemak membuat zat yang mendorong peradangan.

Usia : usia juga dapat meningkatkan resiko seseorang


terserang penyakit autoimun.
● Merokok : seseorang yang merokok dapat beresiko lebih tinggi terhadap
sejumlah penyakit autoimun,termasuk lupus,rheumatoid arthritis dan
hipertiroidisme.
● Jenis kelamin : wanita memiiki resiko lebih besar terkena penyakit
autoimun daripada pria.
● Infeksi : jika seseorang yang memiliki kecenderungan genetik terhadap
infeksi virus atau bakteri tertentu,resiko yang lebih besar terhadap
penyakit aautoimun masa depan juga akan meningkat.
IMMUNOGLOBULIN
/ANTIBODI
● Antibodi atau immunoglobulin adalah
protein yang diproduksi oleh sel dalam
sistem kekebalan tubuh untuk melawan
alergen, bakteri, serta virus penyebab
penyakit.
JENIS IMMUNOGLOBIN
• Immunoglobulin A (IgA) • Immunoglobulin M (IgM)
Dapat temukan di lambung, usus, selaput lendir Immunoglobulin jenis ini diproduksi saat tubuh terkena
paru-paru, dan sinus. Tidak hanya itu, IgA juga infeksi bakteri dan virus baru untuk pertama kali. IgM
bisa ditemukan dalam cairan yang diproduksi adalah lini pertahanan pertama tubuh dalam
oleh tubuh, di antaranya ASI, darah, air mata, menghadapi infeksi. 
dan air liur. • Immunoglobulin E (IgE)
• Immunoglobulin G (IgG) Jenis antibodi ini diproduksi ketika tubuh
IgG adalah jenis antibodi yang umum mengeluarkan reaksi berlebihan terhadap zat yang tidak
ditemukan dalam cairan tubuh dan darah. berbahaya seperti serbuk sari atau bulu  hewan (alergi).
Immunoglobulin G melindungi tubuh dari IgE dapat ditemukan di dalam darah dengan jumlah
infeksi dengan mengingat virus dan bakteri yang sangat sedikit.
yang pernah ditemui sebelumnya.
REAKSI HIPERSENSIVITAS
Hipersensitivitas (Reaksi Alergi)
adalah reaksi dari sistem kekebalan yang
terjadi saat jaringan tubuh sehat mengalami
cidera atau luka. Reaksi alergi melibatkan
antibodi, limfosit, dan sel lainnya yang
termasuk dalam komponen sistem imun
sebagai pelindung fisiologis tubuh
KLASIFIKASI HIPERSENSITIVITAS
• Hipersensitivitas tipe I merupakan • Hipersensitivitas tipe III diperantarai
reaksi segera atau biasa disebut oleh kompleks imun (antigen, protein
anafilaksis yang sering berhubungan komplemen, antibodi IgG, dan antibodi
dengan alergi. Gejalanya bermacam- IgM) yang bisa ditemukan pada berbagai
macam mulai rasa tidak nyaman jaringan.
hingga kematian. Reaksi ini terjadi
melalui IgE yang dihasilkan oleh sel • Hipersesitivitas tipe IV (selular)
mast dan basofil. merupakan reaksi alergi yang
diperantarai oleh sel T, monosit, dan
• Hipersensitivitas tipe II akan muncul makrofag. Reaksi ini membutuhkan
ketika antibodi melilit pada antigen waktu antara dua hingga tiga hari untuk
yang masuk ke dalam tubuh untuk berkembang
dihancurkan. Reaksi ini disebut denan
sitotoksik yang terjadi melalui
Immunoglobulin G (IgG) dan
Immunoglobulin M (IgM).
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai