Anda di halaman 1dari 10

PATOFISIOLOGI

PROSES IMUNITAS

Dosen Pengampu :
Dwi Yogo Budi P, S.Kep.,Ns.,M.Kep
KELOMPOK 1
1. TEORISTA NOOR DINATA SETYANINGSIH 21200008
2. MARTAFIN NELLI MANTIRI 21200006
3. DONITA GARING 21200027
4. CHERRIL KALANGI 21200018
5. NADEIN WONDAL 21200054
6. SITI PARAMITA DANGA 21200067
7. CANDRA GUNAWAN 21200089
8. MOCHAMAD DERAM M.S.P 21200092
Definisi Sistem Imunitas

A. Definisi Sistem Imunitas


Imunitas adalah resistensi terhadap penyakit terutama penyakit infeksi. Gabungan sel, molekul dan
jaringan yang berperan dalam resistensi terhadap infeksi disebut sistem imun. Reaksi yang
dikoordinasi sel-sel, molekul-molekul terhadap mikroba dan bahan lainnya disebut respons imun.
Sistem imun diperlukan tubuh untuk mempertahankan kebutuhannya terhadap bahaya yang dapat
ditimbulkan berbagai vahan dalam lingkungan hidup.
Fungsi Sistem Imun
Sistem imun memiliki beberapa fungsi bagi tubuh, yaitu sebagai:
1. Pertahanan tubuh, yaitu menangkal bahan berbahaya agar tubuh tidak sakit, dan
jika sel-sel imun yang bertugas untuk pertahana ini mendapatkan gangguan atau
tidak bekerja dengan baik, maka oranmg akan mudah terkena sakit.
2. Keseimbangan, atau fungsi homeostatik artinya menjaga keseimbangan dari
komponen tubuh.
3. Perondaan, sebagian dari sel-sel imun memiliki kemampuna untuk memantau ke
seluruh bagian tubuh. Jika ada sel-sel tubuh yang mengalami mutasi maka sel
peronda tersebut akan membinasakannya.
LAPISAN DALAM IMUNITAS TUBUH
• Lapisan pertama/physcal barrier : kulit, membran mukosa, kelenjar keringat, sebum, kelenjar air mata, silia,
asam lambung, kelenjar ludah.
• Lapisan kedua : sel leukosit fagositik, protein antimikroba dan respon inflamasi.
• Lapisan ketiga : sel limfosit dan antibodi.
 
MACAM-MACAM SISTEM IMUNITAS TUBUH
Sistem Imunitas Tubuh manusia dibagi 2 yaitu:
 
1. Sistem Kekebalan Tubuh Non Spesifik / Alamiah (Innate Imune System) Disebut juga komponen nonadaptif
atau innate, atau imunitas alamiah, artinya mekanisme pertahanan yang tidak ditujukan hanya untuk satu jenis
antigen, tetapi untuk berbagai macam antigen
2. Sistem Imun Spesifik / Adaptive Sistem imun spesifik mempunyai kemampuan untuk mengenali benda yang
dianggap asing. Benda asing yang pertama kali muncul akan segera dikenali dan terjadi sensitisasi sel-sel
sistem imun tersebut. Benda asing yang sama, bila terpajang ulang akan dikenal lebih cepat dan kemudian
dihancurkan. 1 Respon sistem imun spesifik lebih lambat karena dibutuhkan sensitisasi oleh antigen namun
memiliki perlindungan lebih baik terhadap antigen yang sama.
Jenis- jenis Sistem Imun
1) Aktif
a.Dibentuk oleh tubuh karena adanya infeksi antigen
b.Macamnya : a). Alami : bila terserang antigen. b). Buatan : bila memasukkan antigen yang
dilemahkan.

2) Pasif
a.Diperoleh dari luar tubuh
b.Macamnya : a). Alami : bila bayi mendapatkan imunitas dari ibunya. b). Buatan : bila
menyuntikan serum, antibisa, immunoglobin lainnya dari darah orang yang telah kebal. Hanya
bertahan beberapa minggu.
MEKANISME SISTEM KEKEBALAN TUBUH
Sistem imunitas yang sehat adalah jika dalam tubuh bisa membedakan antara diri sendiri dan benda asing
yang masuk ke dalam tubuh. Biasanya ketika ada benda asing yang yang memicu respons imun masuk ke
dalam tubuh (antigen) dikenali maka terjadilah proses pertahanan diri. Secara garis besar, sistem imun
menurut sel tubuh dibagi menjadi sistem imun humoral dan sistem imun seluler. Sistem imun humoral
terdiri atas antibody (Imunoglobulin) dan sekret tubuh (saliva, air mata, serumen, keringat, asam lambung,
pepsin, dan lain-lain). Sedangkan sistem imun dalam bentuk seluler berupa makrofag, limfosit, neutrofil
beredar di dalam tubuh kita. Ada dua tipe leukosit pada umumnya, yaitu fagosit yang bertugas memakan
organisme yang masuk ke dalam tubuh dan limfosit yang bertugas mengingat dan mengenali yang masuk
ke dalam tubuh serta membantu tubuh menghancurkan mereka.
Sedangkan sel lainnya adalah netrofil, yang bertugas melawan bakteri. Jika kadar netrofil meningkat,
maka bisa jadi ada suatu infeksi bakteri di dalamnya. Limfosit sendiri terdiri dari dua tipe yaitu limfosit B
dan limfosit T. Limfosit dihasilkan oleh sumsum tulang, tinggal di dalamnya dan jika matang menjadi
limfosit sel B, atau meninggalkan sumsum tulang ke kelenjar thymus dan menjadi limfosit sel T. Limfosit B
dan T mempunyai fungsi yang berbeda dimana limfost B berfungsi untuk mencari target dan mengirimkan
tentara untuk mengunci keberadaan mereka.
•RESPON SISTEM IMUN

1.Respon Sistem Imun terhadap Virus


Infeksi virus secara langsung merangsang produksi Interferon oleh sel-sel terinfeksi; Interferon berfungsi menghambat
replikasi virus. Sel NK melisiskan berbagai jenis sel terinfeksi virus. Sel NK mampu melisiskan sel yang terinfeksi virus
walaupun virus menghambat presentasi antigen dan ekspresi MHC I, karena sel NK cenderung diaktivasi oleh sel sasaran yang
MHC negatif. Untuk membatasi penyebaran virus dan mencegah reinfeksi, sistem imun harus mampu menghambat masuknya
virion ke dalam sel dan memusnahkan sel yang terinfeksi.
2. Respon Imun terhadap Bakteri
a) Bakteri Ekstraseluler
Respons imun terhadap bakteri ekstraseluler bertujuan untuk menetralkan efek toksin dan mengeliminasi bakteri. Respons imun
alamiah terutama melalui fagositosis oleh neutrofil, monosit serta makrofag jaringan. Lipopolisakarida dalam dinding bakteri
Gram negatif dapat mengaktivasi komplemen jalur alternatif tanpa adanya antibodi. Hasil aktivasi ini adalah C3b yang
mempunyai efek opsonisasi, lisis bakteri melalui serangan kompleks membran dan respons inflamasi akibat pengumpulan serta
aktivasi leukosit
b) Bakteri Intraseluler
Bakteri intraseluler terbagi atas dua jenis, yaitu bakteri intraseluler fakultatif dan obligat. Bakteri intraseluler fakultatif adalah
bakteri yang mudah difagositosis tetapi tidak dapat dihancurkan oleh sistem fagositosis. Bakteri intraseluler obligat adalah
bakteri yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel hospes. Hal ini dapat terjadi karena bakteri tidak dapat
dijangkau oleh antibodi dalam sirkulasi, sehingga mekanisme respons imun terhadap bakteri intraseluler juga berbeda
dibandingkan dengan bakteri ekstraseluler. Beberapa jenis bakteri seperti basil tuberkel dan leprosi, dan organisme Listeria dan
Brucella menghindari perlawanan sistem imun dengan cara hidup intraseluler dalam makrofag, biasanya fagosit mononuklear,
karena sel tersebut mempunyai mobilitas tinggi dalam tubuh.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMUNITAS TUBUH

1. Genetik
2. Umur
3. Metabolik
4. Stres
5. Lingkungan & Nutrisi
6. Anatomis
7. Hormon
8. Olahraga
9. Tidur
10. Fisiologis
11. Mikrobial disfungsi sistem imun
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai