Anda di halaman 1dari 30

Imunologi Dasar


Dr. Tika Sastraprawira, M.Kes.
PENGERTIAN IMUNOLOGI

 Vertebrata (termasuk manusia) secara terus menerus terpapar
mikroorganisme dan produk metaboliknya yang dapat menyebabkan
penyakit.
 Untungnya manusia ini dilengkapi suatu sistem kekebalan yang
melindunginya melawan konsekuensi yang merugikan ini.
 Sistem kekebalan atau sistem imun terdiri atas sel, jaringan, dan organ, yang
mengenal benda asing dan mikroorganisme serta bekerja menetralisir atau
menghancurkannya.
 Imunitas (latin immunis) merujuk kemampuan umum host untuk bertahan
terhadap infeksi atau penyakit tertentu.
 Imunologi adalah ilmu yang mempelajari respon imun terhadap benda
asing dan bagaimana respon yang digunakan untuk melawan infeksi,
termasuk perbedaan self dan nonself dan semua aspek biologi, kimia, dan
fisik sistem imun
JENIS KEKEBALAN TUBUH

 Sistem kekebalan tubuh terdiri atas dua subdivisi
utama, yaitu:
1. Sistem pertahanan tubuh alamiah atau
nonspesifik (innat immunity system)
2. Sistem pertahanan tubuh yang adaptif/didapat
(adaptive immune system), spesific immunity
Sistem pertahanan tubuh alamiah atau
nonspesifik (innat immunity system)


 Sistem kekebalan tubuh alamiah ini dibawa sejak
lahir merupakan garis pertahanan pertama terhadap
invasi mikroorganisme dan mempunyai
kemampuan untuk segera mengenal
mikroorganisme tertentu dan menghancurkannya.
 Selain itu, sistem kekebalan tubuh bawaan juga
memiliki fitur anatomis yang berfungsi sebagai
penghalang terhadap infeksi.
Sistem pertahanan tubuh yang adaptif/didapat
(adaptive immune system), spesific immunity


 Sistem kekebalan adaptif bertindak sebagai garis
pertahanan kedua melawan benda asing, seperti
bakteri, virus, toksin, dan juga memberi
perlindungan terhadap paparan kembali patogen
yang sama. Bahan yang dikenal sebagai benda asing
dan memprovokasi respon imun disebut antigen.
 Antigen menyebabkan sel spesifik untuk
memproduksi protein yang disebut antibodi. Pada
sistem pertahanan tubuh ini antibodi memegang
peranan utama.
Sistem pertahanan tubuh yang adaptif/didapat
(adaptive immune system), spesific immunity


 Setiap subdivisi utama sistem kekebalan tubuh
memiliki komponen seluler maupun humoral di
mana mereka melaksanakan fungsi pelindung.
 Meskipun kedua jenis dari sistem kekebalan tubuh
memiliki fungsi yang berbeda, ada interaksi antara
sistem ini (yaitu komponen bawaan pengaruhi
sistem kekebalan sistem imun adaptif, dan
sebaliknya).
Kekebalan tubuh alamiah (Innate/Non-
Specific Immunity)

 Sistem pertahanan tubuh alamiah ini melawan
masuknya agen yang tidak dikehendai untuk semua
agen.
 Ada 4 katagori imununitas bawaan (non-spesifik),
yaitu:
1. barier fisik/anatomis,
2. barier kimia,
3. barier seluler,
4. dan diferensiasi spesifik.
Barier anatomi terhadap infeksi


Barier fisik/mekanik
 Struktur epitel permukaan kulit dan lapisan epitel internal, membentuk
barier fisik yang sangat kedap terhadap agen yang infeksius.
 Dengan demikian, kulit bertindak sebagai garis pertama pertahanan
terhadap invasi organisme.
 Deskuamasi epitel kulit juga membantu menghilangkan bakteri dan
agen infeksi lainnya yang menempel pada permukaan epitel.
 Di samping itu, ketika mikroorganisme patogenik masuk ke jaringan
 bawah kulit, akan dikonter seperangkat sel khusus yang disebut skin-
associated lymphoid tissue (SALT).
 Fungsi utama SALT adalah membatasi mikroba penginvasi dan
mencegah masuk ke pembuluh darah.
Barier anatomi terhadap infeksi


Barrier kimia
 Barier atau hambatan kimia meliputi: asam lemak dalam keringat
menghambat pertumbuhan bakteri.
 Lisozim dan fosfolipase ditemukan pada air mata, air liur, dan
 sekresi hidung dapat merusak dinding sel bakteri dan
pengacaukan membran bakteri.
 pH rendah dari keringat dan sekresi lambung mencegah
pertumbuhan bakteri.
 Defensin (protein berat molekul rendah) ditemukan di paru-paru
dan saluran pencernaan memiliki aktivitas antimikroba. Surfaktan
dalam paru-paru bertindak sebagai opsonins (zat yang
meningkatkan fagositosis partikel oleh sel fagosit).
Barrier seluler terhadap infeksi


 Sel-sel ini yang merusak dan menelan beberapa
benda asing yang tidak dikehendaki yang masuk ke
dalam tubuh. Sel-sel fagosit masuk dalam katagori
ini.
 Bagian dari respon inflamasi adalah perekrutan
eosinophiles PMN dan makrofag ke area infeksi.
 Sel-sel ini merupakan garis pertahanan utama dalam
sistem kekebalan tubuh nonspesifik.
Barrier seluler terhadap infeksi


 Neurtofil, sel polimorfonuklear (PMN) direkrut ke daerah infeksi di
mana mereka memfagosit organisme penyerang dan membunuhnya
secara intraseluler. Selain itu, PMN berkontribusi terhadap
kerusakan jaringan kolateral yang terjadi selama peradangan.
 Makrofag-makrofag. Jaringan dan monosit yang baru direkrut
berdiferensiasi menjadi makrofag, berfungsi memfagositosis dan
membunuh mikroorganisme secara intraseluler. Selain itu, makrofag
mampu membunuh sel ekstraseluler terinfeksi atau sel self target
yang telah berubah. Selanjutnya, makrofag berkontribusi terhadap
perbaikan jaringan dan bertindak sebagai antigenpresenting cell
(APC), yang dibutuhkan untuk induksi respons imun spesifik.
Barrier seluler terhadap infeksi


 Natural killer (NK) and lymphokine activated killer
(LAK) cells. NK and LAK cells dapat membunuh sel
yang terinfeksi virus nonspesifik dan sel tumor. Sel-
sel ini bukan merupakan bagian dari respon
inflamasi tetapi mereka penting dalam imunitas
nonspesifik terhadap infeksi virus dan pengawasan
tumor.
 Eosinofil. Eosinofil memiliki protein bergranular
yang efektif membunuh parasit tertentu.
Barier humoral terhadap infeksi


 Barier anatomi sangat efektif dalam mencegah
kolonisasi jaringan oleh mikroorganisme.
 Namun, ketika ada kerusakan jaringan barier
anatomi rusak dan infeksi dapat terjadi. Setelah agen
infeksi menembus jaringan, mekanisme pertahanan
bawaan lain ikut bermain, yaitu peradangan akut.
Faktor humoral memainkan peran penting dalam
peradangan, yang ditandai dengan edema dan
rekrutmen sel fagosit.
Barier humoral terhadap infeksi


 Faktor-faktor humoral ditemukan dalam serum atau mereka
terbentuk di lokasi infeksi, yang meliputi:
1. Sistem komplemen, merupakan mekanisme pertahanan
humoral nonspesifik. Sekali komplemen diaktivasi dapat
meningkatkan permeabilitas kapiler, merekrut sel fagosit,
melisis, dan opsonisasi bakteri.
2. Sistem koagulasi, sistem kagulasi diaktifkan tergantung pada
beratnya injuri. Beberapa produk sistem koagulasi
berkontribusi terhadap pertahanan nonspesifik karena
kemampuannya meningkatkan permeabilitas kailer dan
bertindak sebagai agen kemotaksis fagosis sel dan
antimokrobial.
Barier humoral terhadap infeksi


3. Lactoferrin dan transferrin, dengan mengikat besi,
suatu nutrient esensial bateri, protein ini
menghambat pertumbuhan bakteri.
4. Interferons, merupakan protein yang mampu
membatasi replikasi virus dalam sel.
5. Lisosim, memecah dinding sel bakteri.
6. Interleukin-1 (Il-1), menginduksi demam dan
mengasilkan protein fase akut, beberapa merupakan
antimikroba karena mampu mengopsonisasi bakteri.
Sistem pertahanan tubuh yang
adaptif/spesifik

 Sistem kekebalan spesifik Vertebrata memiliki tiga fungsi utama,
yakni mengenal sesuatu yang asing bagi tubuh (nonself),
merespon benda asing, dan mengingat penginvasi asing.
 Respons pengenalan sangat spesifik, mampu membedakan satu
patogen dengan lainnya, mengidentifikasi sel kanker, dan
mengenal protein serta sel tubuh sendiri juga perbedaan protein
nonself, sel, jaringan dan organ.
 Setelah pengenalan terhadap penginvasi, sistem imun spesifik
merespons dengan merekrut sel dan molekul untuk menyerang
 penginvasi (disebut respos efektor).
 Respons efektor juga mengeliminasi benda asing yang kurang
berbahaya terhadap host untuk mencegah infeksi.
Empat ciri yang membedakan kekebalan spesifik dengan
pertahanan non spesifik
adalah:


 Spesifitas
Imunitas diarahkan langsung melawan patogen atau bahan asing tertentu dan imunitas
terhadap patogen atau bahan biasanya tidak mengkonter kekebalan lain.

 Memori
Ketika terpajan kembali oleh patogen atau bahan yang sama, tubuh bereaksi cepat.

 Diversitas
Sistem ini mampu menggerakkan sejumlah molekul yang berbeda, seperti antibodi yang
mengenal miliaran antigen yang berbeda.

 Diskriminasi antara self dan nonself


Sistem imun spesifik hampir selalu merespons hanya terhadap antigen nonself dan tidak
menghancurkan organisme yang bertahan.
• Kekebalan (imunitas) spesifik ada dua cabang yaitu
imunitas humoral (antibodymediated) dan imunitas
seluler (cell-mediated)

• Kekebalan humoral (antibody-mediated), merujuk


penamaan cairan atau humor tubuh, yang didasarkan
pada kerja protein terlarut (antibodi) yang terdapat
pada cairan tubuh dan membran plasma limfosit

• Sirkulasi antibodi mengikat bakteri, racun, dan virus


ekstraseluler, mentralisir, menandai untuk
menghancurkannya.
Sel B dan Antibodi


 Sel limfosit B diaktifkan dengan kontak dengan
antigen yang mana mereka mempunyai kekhususan.
 Biasanya satu sel B diaktifkan dengan cara ini, dan
akan didapatkan pembelahan sel sampai ribuan,
semua aktif melawan satu antigen spesifik yang
sama.
 Aktivasi pada sel limfosit B mengakibatkan sel B
dikonversi menjadi sel-sel plasma, yang selanjutnya
memulai melepaskan protein yang disebut antibodi.
Antibodi melakukan beberapa fungsi melawan antigen berikut:


 Mereka yang mengirim beberapa antigen berbahaya,
khususnya virus dan beberapa protozoa.
 Menetralisir beberapa toksin, contohnya, toksin tetanus yang
dilepaskan oleh bakteri clostridium.
 Mencegah adesi beberapa organisme, dan selanjutnya
mencegah invasi jaringan
 Mampu mengimobilisasi antigen tertentu, khususnya bakteri
yang meggunakan flagela untuk bergerak
 Mengaktifkan sistem komplemen
 Membentuk kompleks dengan antigen, dan komplek ini
menjadi target untuk fagositosis.
Sel T


 Ada dua turunan utama sel T yang dikembangkan dalam kelenjar thymus, sel
T helper (Th), dan sel T cytotoxic (Tc). Sel Th (T helper cell) ada dua bentuk
utama yaitu:
 Th1 yang menghasilkan sitokin (cytokine) yang penting untuk membunuh
organisme intraseluler dan untuk menggerakkan Tc cell,
 Th2 yang juga menghasilkan sitokin yang penting untuk multiplikasi sel B
(Blow, 2005).

 Sel T sitotoksik (Tc) adalah sel yang secara aktual membunuh antigen, dengan
mengembangkan kontak khusus dengan antigen yang diikuti dengan
perusakan mematikan membran antigen.

 Sel B dan sel T limfosit menghasilkan sel memori ketika diaktifkan terpapar
dengan antigen.
ANTIGEN-ANTIBODI


 Bahan seperti protein, nukleoprotein, polisakarida, dan beberapa
glikolipid yang menyebabkan respons imun dan respons reaksi
dengan produk disebut antigen (Prescott, 2002).
 Antigen (Ag) adalah sebuah zat yang bereaksi dengan produk-
produk dari respons imun spesifik. Sel bakteri, virus ataupun racun
yang terdiri atas protein bertindak sebagai antigen bila masuk ke
dalam jaringan tubuh sehingga merangsang dibentuknya antibodi.
 Sedangkan imunogen adalah sebuah zat yang menginduksi
respons imun spesifik.
 Epitop atau tempat antigenik determinan adalah bagian dari
antigen yang menggabungkan dengan produk dari respon imun
spesifik (antibodi) atau sel reseptor T.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
IMUNOGENOSITAS
Immunogen

 Keasingan
Sistem kekebalan tubuh biasanya membedakan antara self dan non-
self sehingga hanya molekul asing yang imunogenik.
 Ukuran
Tidak ada ukuran mutlak atas yang suatu zat akan imunogenik.
Namun, secara umum, semakin besar molekul lebih memungkinkan
imunogenik.
 Komposisi kimia
Secara umum, semakin kompleks substansi secara kimiawi akan lebih
imunogenik. Determinan antigenik diciptakan oleh urutan utama
residu dalam polimer atau sekunder, struktur tersier, atau molekul
kuaterner.
Immunogen

 Bentuk fisik
Secara umum antigen partikulat lebih imunogenik daripada
yang larut dan antigen terdenaturasi lebih imunogenik
daripada bentuk asli.
 Degradasi
Antigen yang mudah difagosit umumnya lebih imunogenik.
Hal ini karena untuk sebagian besar antigen (antigen T-
dependen, lihat di bawah) pengembangan respon imun
mensyaratkan bahwa antigen akan difagosit, diproses, dan
dihadirkan kepada sel T helper oleh antigen presenting cell
(APC).
Sistem Biologik

 Faktor genetik.
 Beberapa bahan yang imunogenik pada satu
individu belum tentu imunogenik pada yang
individu lainnya.
 Spesies atau individu mungkin mengalami
perubahan gen atau gennya kurang yang mengkode
reseptor untuk antigen pada sel B dan sel T atau
mereka tidak memiliki gen yang tepat yang
diperlukan untuk APC pada antigen ke sel T helper.
Faktor usia

 Usia dapat juga mempengaruhi imunogenisitas.
 Orang yang sangat muda atau sangat tua memiliki
penurunan kemampuan terhadap jumlah dan
respons imun dalam mereson imunogen.
Metode pemberian

 Dosis
Pemberian dosis suatu imunogen mempengaruhi imunogenositas.
Ada suatu dosis antigen di atas atau di bawah yang mana respons
imun tidak optimal.
 Rute
Umumnya rute subkutan lebih baik dari rute intravena atau
intragastrik. Rute antigen dapat juga mengubah respons asal.
 Adjuvan
Substansi yang dapat meningkatkan respon imun terhadap imunogen
disebut adjuvan. Penggunaan adjuvan, bagaimanapun sering
hampered by undesirable side effects, seperti demam dan inflamasi.
Terimakasih

Sampai jumpa di pertemuan selanjutnya!

Anda mungkin juga menyukai