Anda di halaman 1dari 23

CAIRAN DAN ELEKTROLIT DALAM TUBUH MANUSIA

Secara fisik, molekul pembentuk tubuh manusia dapat dibedakan menjadi jenis cairan dan jenismatriks molekul
padat. Cairan tubuh meliputi cairan darah, plasma jaringan, cairan sinovial padapersendian, cairan serebrospinal
pada otak dan medula spinalis, cairan dalam bola mata (aqueoushumor  dan vitreous humor ), cairan
pleura, dan berbagai cairan yang terkandung dalam organ.
Fungsi cairan dalam tubuh manusia, antara lain:
 
 Sebagai alat transportasi nutrien, elektrolit dan sisa metabolism
 Sebagai komponen pembentuk sel, plasma, darah, dan komponen tubuh yang lainya
 Sebagai pengatur suhu tubuh dan lingkungan seluler
 
Difusi
Pergerakan molekul melintasi membran semipremeabel dari kompartemenberkonsentrasitinggi menuju
kompartemen rendah. Difusi cairan berlangsung melaluipori- pori tipis membran kapiler. Laju difusi
dipengaruhi: ukuran molekul, konsetrasilarutan, dan temperatur larutan.

Filtrasi
Proses perpindahan cairan dan solute (substansi yang terlarut dalam cairan) melintasimembran bersama- sama
dari kompartemen bertekanan tinggi menuju kompartemenbertekanan rendah. Contoh Filtrasi adalah pergerakan
cairan dan nutrien dari kapilermenuju cairan interstitial di sekitar sel.
 
Osmosis
Pergerakan dari solven (pelarut) murni (air) melintasi membran sel dari larutanberkonsentrasi rendah (cairan)
menuju berkonsentrasi tinggi (pekat).

Transpor Aktif 
Proses transpor aktif memerlukan energi metabolisme. Proses tranpor aktif penting untuk mempertahankan
keseimbangan natrium dan kalsium antara cairan intraseluler danekstraseluler. Dalam kondisi normal,
konsentrasi natrium lebih tinggi pada cairanintraseluler dan kadar kalium lebih tinggi pada cairan ekstraseluler

http://www.scribd.com/doc/17059905/Cairan-Dan-Elektrolit-Dalam-Tubuh-Manusia
http://www.scribd.com/doc/106122622/Benda-Cair-Cairan-amp-Gas

Protrombin (bahasa Inggris: Prothrombin, Thrombinogen,[1] Factor II, FII) adalah sejenis
glikoprotein yang dibentuk oleh dan disimpan dalam hati. Sekresi protrombin ke dalam plasma
darah terjadi karena stimulasi dari tromboplastin dan ion kalsium pada proses koagulasi.[2] Dalam
proses tersebut, protrombin kemudian dikonversi menjadi trombin[3] oleh protrombinase.[4] Lebih
lanjut, trombin akan mengkonversi fibrinogen menjadi fibrin.[4]

Vitamin K merupakan senyawa organik yang sangat penting pada sintesis protrombin.

Pengertian fungsi darah dan proses pembekuan darah


Ridwan 30 July 2012 0

Darah adalah satu bagian tubuh manusia yang paling penting yang harus ada dalam jumlah yang
sesuai. Berkurangnya jumlah darah secara signifikan dapat mengakibatkan cacat yang fatal bagi
manusia, bahkan kematian. Berbagai penyakit dapat merubah atau mengganti fungsi, bentuk dan
jumlah darah yang tidak dikehendaki oleh tubuh kita. Semua bagian tubuh manusia tentu saja
berguna jika dalam keadaan aslinya, jika sudah berubah, berkurang atau rusak, tentu saja tidak
akan ada gunanya  bahkan cenderung mengakibatkan masalah. Untuk itu ada beberapa
mekanisme untuk menjaga darah tetap seperti itu adanya, baik bentuk, fungsi maupun
jumlahnya. Salah satu yang akan kita bahas adalah yang digunakan untuk mempertahankan
jumlah darah yaitu proses pembekuan darah.

Pengertian darah

Darah merupakan cairan yang terdiri dari banyak sel bebas yang membawa zat penting yang
diperlukan oleh tubuh melalui sebuah jalur yang disebut pembuluh darah. Kinerja darah diatur
oleh “master kontrol” yaitu jantung. Zat yang dibawa bisa apa saja, seperti oksigen, mineral,
protein, vitamin dan hormon yang berasal dari sistem endokrin. Hasil sisa olahan tubuh seperti
karbondioksida dibawa oleh darah ke paru-paru untuk ditukar dengan oksigen. Begitu pula
banyak racun dan bahan kimia yang tidak dikehendaki tubuh dibawa ke hati dan ginjal untuk
kemudian dideportasi keluar dari tubuh manusia melalui feces atau urine.

Proses pembekuan darah

Jika berbicara mengenai pembekuan darah, tentu saja bukan seperti membeku pada es, namun
lebih pada mengeras dan menjadi sel yang bersatu. Hal ini dikarenakan dalam darah terdapat sel-
sel yang dapat membentuk jaringan secara cepat. Inilah kenapa disebut membeku karena darah
yang cair itu dapat seolah-olah “mengeras” dengan cepat.Namun proses ini terjadi jika terdapat
jaringan tubuh yang rusak, yang mengakibatkan darah keluar dari pembuluh darah. Bila tidak,
darah hanya akan beredar menyuplai zat-zat yang dibutuhkan oleh organ tubuh. Dalam proses
pembekuan darah, ada beberapa zat yang dibutuhkan, yakni trombosit atau keping darah,
fibrinogen, protrombin, kalsium dan vitamin K.
Ketika luka terjadi yang mengakibatkan rusaknya jaringan tubuh, merobek pembuluh darah
hingga darah keluar, maka hati akan menggenjot produksi komponen yang ada di trombosit
maupun plasma darah yang bernama fibrinogen. Fibrinogen adalah sebuah glikoprotein yang ada
dalam plasma darah dalam bentuk cairan dan trombosit dalam bentuk granula yang semuanya
dihasilkan oleh hati. Fibrinogen ini yang kemudian melakukan proses koagulasi darah dan
meningkatkan viskositas darah. Proses ini akan menghasilkan trombin dan protrombin dengan
bantuan CA2+ dan vitamin K. Trombin yang terbentuk akan memecah fibrinogen menjadi
benang fibrin. Bersamaan dengan proses ini, terjadi pengendapan LDL yang memacau proses
terbentuknya plak dan memicu agregasi trombosit yang pecah mengeluarkan trombokinase untuk
merubah protrombin menjadi trombin dan proses kembali ini menyebabkan semakin banyaknya
benang fibrin yang terbentuk.
gambar skema proses pembekuan darah

Benang fibrin yang terbentuk lantas menjalin kembali sel-sel yang terkoyak sehingga menutup
jalan keluarnya darah. Fibrinogen akan bertahan hingga sel di sekitarnya membelah diri dan
menutup luka yang terjadi. Fibrinogen berperan seperti jembatan molekul dalam interaksi antar
sel ketika bereaksi dengan inflamasi atau luka. Demikian adalah proses pembekuan darah yang
penting bagi tubuh manusia. Hal yang sepertinya sederhana, padahal melibatkan proses yang
rumit dan berliku.

Jantung manusia bekerja secara spontan dan berkelanjutan. Setiap struktur yang membangun
organ ini sungguh begitu menakjubkan. Mereka dapat bekerja terus menerus tanpa henti sampai
kita meninggal nanti. Bayangkan.., mulai dari semenjak kita masih di dalam kandungan sang ibu
sampai di akhir hayat hendak pergi ke dalam kandungan bumi. Subhanallah… Allah swt sang
Maha Desainer Profesional sekali lagi menunjukkan kuasa-Nya pada setiap manusia. Salah
satunya bisa kita lihat dari bagaimana jantung itu dapat bekerja.

Dilihat dari kerja jantung secara elektrik, organ ini memiliki kemampuan membentuk
depolarisasi spontan & potensial aksi sendiri –> Sistem Penghantar Khusus (sel autoritmis).
Sifat sistem penghantar khusus:

1. Otomasi : kemampuan menghasilkan impuls secara spontan


2. Ritmis : keteraturan membangkitkan impuls
3. Daya penerus : kemampuan menghantarkan impuls
4. Peka rangsang : kemampuan berespons thd rangsang
Susunan sistem penghantar khusus:

1. SA node (pace maker), di dinding atrium kanan dekat muara vena cava superior
2. AV node, di dasar atrium ka dekat sekat atrium-ventrikel
3. Berkas HIS, berkas dr AV node masuk ke septum interventrikel. Berkas His kemudian
membagi 2 cabang kanan dan kiri. Cabang kanan berkas mengalirkan arus turun ke sisi
kanan septum interventrikular sampai ke abgian apeks ventrikel kanan. Cabang kiri
berkas terbagi 3 : (a) Fasikulus septal, yang akan mendepolarisasikan septum
interventrikularis dari arah kiri ke kanan. (b) Fasikulus anterior, berjalan di sepanjang
permukaan anterior (depan) ventrikel kiri. (c) Fasikulus posterior, berjalan di sepanjang
permukaan posterior (belakang) ventrikel kiri.
4. Serat purkinje, serat yang menyebar ke miokard ventrikel. Merupakan ujung dari
perjalanan cabang berkas kanan dan kiri beserta fasikulus2nya. Berupa serat yang
menyerupai ranting2 kecil pada cabang2 pohon. Fungsinya mengalirkan arus listrik
menuju ke miokardium ventrikel.

Mekanisme Penghataran Impuls

1. DEPOLARISASI ATRIUM : SA node (nodus sinus) akan terangsang scr spontan (tak
terlihat dlm rekaman EKG) gelombang depolarisasi menyebar ke arah luar menuju ke
miokardium atrium (kiri dan kanan) sel-sel miokardium atrium terdepolarisasi kedua
atrium (kiri dan kanan) berkontraksi.
2. MASA JEDA MEMISAHKAN ATRIUM DARI VENTRIKEL : Gelombang
depolarisasi telah menyelesaikan perjalanannya melalui atrium menemui suatu sawar/
barrier yang disana tdpt AV node AV node memperlambat konduksi sampai menjadi
lambat sekali (istirahat, berlangsung selama + 1/10 detik). Gunanya supaya atrium
menyelesaikan kontraksinya sebelum ventrikel mulai berkontraksi sehingga
memungkinkan atrium mengosongkan seluruh volume darahnya ke dalam ventrikel
sebelum ventrikel berkontraksi.
3. DEPOLARISASI VENTRIKEL : Setelah + 1/10 detik, gelombang pendepolarisasi
lepas dari AV node dg cepat menjalar turun di ventrikel sepanjang berkas his sampai ke
serabut purkinje miokardium ventrikel kiri dan kanan terdepolarisasi ventrikel
berkontraksi.
4. REPOLARISASI : Setelah miokardium berdepolarisasi, sel-sel tersebut mengalami
periode refrakter yang singkat dan selama periode ini sel-sel tersebut kebal terhadap
rangsangan berikutnya sel-sel menjalani repolarisasi

Potensial Aksi Sel Kontraktil Otot Jantung

 Pembentukan potensial aksi pada otot jantung kontraktil hampir sama dengan pada otot
rangka. Pada otot jantung, masa refrakter memanjang untuk mencegah terjadinya
kontraksi tetanik.
 Potensial aksi yang direkam dalam sebuah serabut otot ventrikel, rata-rata adalah 105
milivolt, maksudnya potensial intrasel tersebut meningkat dari suatu nilai yang sangat
negative, sekitar -85 mV menjadi sedikit positif kira-kira +20 mV, sepanjang tiap denyut
jantung.
 Setelah terjadi gelombang spike (gelombang naik) yang pertama, membrane tetap dalam
keadaan depolarisasi selama kira-kira 0,2 detik, memperlihatkan suatu pendataran/plato
yang diikuti dengan keadaan repolarisasi yang terjadi dengan tiba-tiba pada bagian akhir
dari plato tersebut. Adanya plato ini dalam potensial aksi menyebabkan kontraksi
ventrikel berlangsung sampai 15 kali lebih lama daripada kontraksi otot rangka.
 Mekanismenya adalah sebagai berikut :
Diwaktu istirahat, potensial aksi membrane sel kontraktil adalah sekitar -85 mV. Sewaktu kanal
fast Sodium Channel terbuka, Na+ masuk ke dalam sel dan menyebabkan terjadinya depolarisasi
pada sel kontraktil sehingga dalam waktu singkat potensial aksi sel kontraktil meningkat
mencapai +20 mV. Pada kondisi demikian, fast sodium channel menutup dan slow sodium
calcium channel terbuka. Hal ini menyebabkan potensial aksi sel sempat menurun namun diikuti
pendataran secara perlahan. Pada saat ini kalsium masuk ke dalam sel kontraktil dan
menyebabkan sel berkontraksi. Setelah sel kontraktil berkontraksi, maka slow sodium calcium
channel menutup dan slow potassium channel terbuka dan mengakibatkan Kalium keluar dari sel
sehingga mengembalikan kondisi potensial aksi sel menjadi negatif. Pada waktu ini terjadi
proses repolarisasi. Kalsium yang digunakan pasca kontraksi akan disimpan di bagian reticulum
sarkoplasmik dan tubulus T pada sel otot jantung untuk digunakan kembali.
Potensial Aksi Sel Otoritmik Otot Jantung

 Perbedaan sel otoritmik dengan kontraktil adalah fast sodium channelnya akan selalu
inaktif atau sudah dihambat sehingga tidak dapat terbuka.
 Dalam keadaan istirahat, sel serabut nodus mempunyai potensial aksi sekitar -55 mV.
Ketika itu, terjadi kebocoran ion-ion natrium secara alami dari luar ke dalam sel, hal ini
disebabkan karena konsentrasi ion natrium di luar sel lebih tinggi daripada di dalam,
sehingga ada kecendrungan bagi ion-ion Natrium berdifusi ke dalam sel. Hal ini
menyebabkan potensial aksi di sel otot jantung mengalami kenaikan secara perlahan.
Diwaktu telah mencapai kondisi ambang batas, yakni sekitar -40 mV, slow sodium
calcium channel terbuka dan menyebabkan potensial sel nodus meningkat sampai angka
sekitar 0 mV. Pada saat ini terjadi peristiwa depolarisasi, prosesnya disebut self-
excitation.
 Mengapa bocornya ion natirum dan kalsium tidak menyebabkan serabut nodus sinus
tetap dalam keadaan depolarisasi sepanjang waktu? Jawab : Setelah kira-kira 100 sampai
150 milidetik kemudian, pottasium channel (kanal kalium) terbuka disertai dengan
penutupan slow sodium calcium channel. Oleh karena itu, masuknya ion kalsium dan
natrium yang bermuatan positif akan terhenti, sementara pada saat yang sama sejumlah
besar ion kalium yang bermuatan positif akan berdifusi keluar dari serabut. Kedua hal
tersebut mengurangi potensial intrasel sehingga kembali ke tingkat istirahat yang
negative dan karena itu mengakhiri potensial aksi.
 Lebih lanjut, kanal kalium akan tetap terbuka selama seperbeberapa puluh detik,
menyebabkan berlanjutnya pergerakan muatan positif ke luar dari sel untuk sementara
waktu, sehingga terjadi kenegatifan yang berlebihan di dalam serabut; keadaan ini
disebut sebagai hiperpolarisasi. Pada awalnya, keadaan hiperpolarisasi akan
menyebabkan potensial membrane “istirahat” turun sampai kira-kira -55 hingga -60
milivolt pada akhir potensial aksi.
 Mengapa keadaan hiperpolarisasi tidak berlangsung terus menerus? Alasannya adalah
selama seperbeberapa puluh detik sesudah potensial aksi berakhir, secara bertahap makin
lama makin banyak kanal kalium yang menutup.
 Selanjutnya, kebocoran natrium kembali mengulang ritmisitas (keteraturan) pada siklus
sel nodus ini.

Cairan Ekstrasel dan Cairan Intrasel

Kira-kira 60 persen tubuh manusia dewasa berupa cairan, terutama berupa suatu larutan
ion dan zat-zat lain di dalam medium air. 2/3 cairan ini terdapat di dalam sel dan disebut
cairan Intrasel, dan sepertiganya berada di ruang-ruang di luar sel dan disebut cairan
ekstrasel. Cairan ekstrasel ini terus-menerus bergerak ke seluruh tubuh dan dengan cepat
diangkut di dalam sirkulasi darah dan selanjutnya tercampur diantara  darah dan cairan
jaringan dengan berdifusi melalui dinding kapiler.

Di dalam cairan ekstrasel, terdapat berbagai ion dan nutrien yang diperlukan oleh sel
untuk
mempertahankan kehidupan sel. Dengan demikian, pada dasarnya semua sel hidup di
dalam lingkungan yang sama, yaitu "Cairan Ekstrasel". Dengan alasan ini, cairan
ekstrasel juga disebut sebagai lingkungan dalam tubuh, atau milieu interieur, istilah yang
dicetuskan lebih dari 100 tahun yang lalu oleh seorang ahli fisiologi Perancis abad ke-19
yang terkenal, yaitu Claude Bernard.

Sel mampu hidup, tumbuh, dan melaksanakan berbagai fungsi khususnya selama di
lingkungan dalam tersebut tersedia oksigen, glukosa, berbagai ion, asam amino, lemak,
serta unsur-unsur pokok lain dalam konsentrasi yang tepat.

Perbedaan antara Cairan Ekstrasel dan Intrasel

Cairan ekstrasel mengandung banyak ion natrium, klorida, dan bikarbonat plus berbagai
nutrien untuk sel, seperti oksigen, glukosa, asam lemak, dan asam amino. Cairan
ekstrasel juga mengandung karbon dioksida yang diangkut dari sel ke paru untuk di
ekskresi, ditambah berbagai produk sampah sel lainnya yang diangkut ke ginjal untuk
diekskresi.

Cairan intrasel sangat berbeda dari cairan ekstrasel; secara spesifik, cairan intrasel
mengandung banyak sekali ion kalium, magnesium, dan fosfat dari pada ion natrium dan
klorida yang banyak ditemukan di dalam cairan ekstrasel. unutk mempertahankan
perbedaan konsentrasi ion tersebut di antara cairan ekstrasel dan intrasel digunakan
berbagai mekanisme khusus untuk pengangkutan ion melalui membran sel.

Serum albumin, sering disebut albumin adalah protein dengan jumlah terbanyak di dalam
tubuh. Albumin sangat penting demi memelihara tekanan osmosis untuk distribusi fluida tubuh
antara intravascular compartment dan jaringan tubuh.

Albumin juga berfungsi sebagai pengusung plasma dengan secara tidak langsung mengikat
beberapa hormon steroid hydrophobic dan protein pengusung bagi hemin dan asam lemak
dalam sirkulasinya.

BSA, fraksi V dari serum albumin berguna untuk meluruhkan beberapa substansi dari sirkulasi
darah melalui jaringan hati, antara lain bilirubin, tiroksin, taurolithocholic acid,
chenodeoxycholic acid, digitoksin dan juga heme peptida dari cytochrome C. 60% dari protein di
dalam plasma darah, jumlah serum yang melebihi batas normal dapat membahayakan manusia.
Prealbumin (bahasa Inggris: transthyretin) ditengarai sebagai pengusung hormon tiroksin dari
dalam darah menuju ke otak

TRAKTUS GASTROINTESTINAL ( T.G.I) / G.I.T

Terdiri atas :
Mulut
Faring
Esofagus/kerongkongan
Lambung
Usus dua belas jari/duodenum
Jejunum
Usus halus/ileum
Usus besar/colon
Rektum
Anus
Hati
pankreas

Fungsi Sistim Pencernaan


Fungsi Mekanik :
Pergerakan makanan
Peristaltik primer dan sekunder
Fungsi Digesti :
Merubah struktur fisika dan kimia
Fungsi Sekresi :
Sekresi getah pencernaan
Fungsi Absorbsi :
Absorbsi hasil pencernaan
Sirkulasi darah mll organ GI utk membawa makanan yg telah diabsorbsi
Mulut
Fungsi Mekanik : menelan, otot2nya volunter
Fungsi Digesti :
mengunyah : memperluas permukaan makanan, memudahkan penyerapan, mencegah
kerusakan organ pencernaan
aksi maltosa, melicinkan,ludah : enzim amilase/ptialin mengubah amilum melarutkan,
perasa makanan, melumasi rongga mulut, menjaga kesehatan gigi
Mulut
Fungsi Sekresi : dihasilkan lendir (mukus) oleh kelenjar parotis, submaxilar, sublingual
(800 s/d 1500 mL/hr)
Fungsi Absorbsi : tidak ada, kecuali untuk obat tertentu. Mis : Nitrogliserin untuk Angina
pectoris
Faring
Fungsi Mekanik : menelan, tahap involunter dimulai
Reflek menelan : makanan memasuki bag. Posterior mulut & reseptorfaring batang otak
memerintah kontraksimenelan di pintu faring terangsang gerak peristaltik ke esofagus
dan =otot>

Palatum mole tertarik menutupi nares posterior


Pita suara laring bertaut erat dan ditarik ke superior-anterior leh otot leher
Lipatan palatofaringeal kedua sisi tertarik ke medial, mencegah makanan yg msh
berukuran besar lewat
Sfingter esofagus bag. atas & sfingter faringoesofageal berelaksasi

Esofagus
Fungsi Sekresi : mukus yg dihasilkan kel. Mukus sederhana dan campuran mencegah
kerusakan esofagus dr makanan dan getah lambung
Fungsi Mekanik: peristaltik primer dan sekunder
Peristaltik primer : kelanjutan gelombang peristaltik dari faring
Peristaltik sekunder : makanan meregangkan dinding esofagus shg mengontraksikan
secara ritmis esofagus
Lambung
Fungsi Mekanik :
Menyimpan sejumlah besar makanan sampai dapat diproses di duodenum (dalam 2-4
jam)
Menyampur makanan sampai mjd kimus (chyme)
Mengosongkan makanan dng lambat dr lambung ke usus halus
Dua fungsi terakhir krn ada 3 serabut otot (miring, spiral, longitudinal) shg kontraksi
peristaltik kompleks
hunger pangs (stlah 12-24 jam s/d 3-4 hr)Bila lambung kosong bbrp jam tjd kontraksi
lapar

Lambung miring lebih gemuk


Lambung
Fungsi Digesti :
Kelenjar pilorik : sekresi mukus, bbrp pepsinogen, hormon gastrin. Terletak di bag
antrum.
Kelenjar oksintik/gastrik : sekresi HCl, pepsinogen, faktor intrinsik, mukus. Terletak di
fundus dan corpus lambung.
Sel leher mukus (mukus&bbrp pepsinogen)
sel peptik/chief cells (sekresi pepsinogen)
Sel parietal (sekresi HCl&faktor intrinsik)

Komposisi utama getah lambung :


Air
HCl : menghancurkan makanan, mematikan kuman
Pepsin : menguraikan protein sebagian; sampai tahap tripeptida at dipeptida

Fungsi Absorbsi : alkohol diabsorbsi disini


Fungsi Sekresi :
Dibagi beberapa fase
Fase Sefalik (Cephalic Phase)
Krn perangsangan alat indera; 20% getah lambung
Fase Gastrik (Gastric Phase)
Krn rangsangan makanan dlm lambung; 70%
Fase Enterik (Enteric Phase)
Pengeluaran getah lambung berangsur berkurang krn makanan masuk ke usus halus scr
bertahap
Usus Halus
Fungsi Mekanik :
Terdiri atas gerakan segmentasi dan gerakan mendorong (propulsive)
mencampur makananSegmentasi
peristaltik lemahPropulsive
Butuh 3-5 jam perjalanan kimus dari pilorus-katup ileosekal
Fungsi Digesti :
Dibantu getah pankreas & empedu
Komponen getah empedu
Air
Pigmen empedu
Limbah yg dikeluarkan brsm feses & urin, produk akhir metabolisme hemoglobin
Garam-garam empedu
Berasal dr kolesterol, diproduksi sel2 hati. Mmpunyai 2 fungsi :
Mengemulsi lemak, shg lebih mudah dicerna/dipecah
Membantu absorbsi asam lemak, monogliserida, kolesterol dng membentuk
misel/micellus
Ion-ion bikarbonat
Menetralkan sifat asam; kimus dr lambung

Komponen getah pankreas


Air
Senyawa bikarbonat
Menetralkan sifat asam; kimus dr lambung
Enzim-enzim
Proteolitik (pencerna protein : tripsin; kimotripsin; karboksipeptidase; elastase; nuklease)
Amilase pankreas (pencerna karbohidrat)
asam lemakLipase pankreas (lemak netral & monogliserida; kolesterolesterase;
fosfolipase)

Fungsi Sekresi :
melindungi duodenum dari getah pencernaanLendir (mukus) dihasilkan kelenjar
Brunner (antara pilorus-papilla vateri)
getah usus disekresikan ceruk2 kecil diseluruh perm usus halus/kripta lieberkuhn. Getah
ini mengandung mukus pelindung dan enzim2 :
Peptidase
Sukrase, maltase, isomaltase, laktase
Lipase intestinum

Fungsi Absorbsi :
Absobrsi lebih sempurna di usus halus krn :
Peristaltik di usus halus lambat dan pendek2
Digesti bahan makanan terjadi secara sempurna di sini (polimer2 sdh jd monomer)
Permukaan sangat luas krn ada villi intestinales.

Usus Besar
Fungsi Sekresi : menghasilkan mukus u media melekatkan bahan feses, melindungi usus
dr aktivitas bakteri, menambah sifat basa (agar tidak terserang asam)
Fungsi Digesti :
Enzim berasal dari bakteri (flora normal)
Menghasilkan pembusukan, vit B12, tiamin, riboflavin, bermacam gas CO2, H2, metan
(flatus) dan vit K yg berguna u pembekuan darah

Fungsi Absorbsi :
Terjadi absorbsi sebagian besar air dan elektrolit dr kimus
Terjadi pada pertengahan proksimal kolon/kolon pengabsorbsi
Feses disimpan di bag distal/kolon penyimpan

Angiotensin

Sistem RAA

Angiotensin (bahasa Inggris: angiotensin, hypertensin, angiotonin) adalah sebuah dipsogen dan
hormon oligopeptida di dalam serum darah yang menyebabkan pembuluh darah mengkerut
hingga menyebabkan kenaikan tekanan darah.

Angiotensin merupakan stimulan bagi sekresi aldosteron dari adrenal korteks, dan merupakan
bagian dari sistem RAA (renin-angiotensin-aldosteron).

Prekursor angiotensin adalah angiotensinogen yang disekresi oleh hati, yang akan berubah
menjadi angiotensin I dan oleh enzim "Angiotensin Convertizing Enzim" akan dirubah menjadi
Angiotensi II.
Angiotensin I
Angiotensin I terbentuk saat renin yang disekresi oleh ginjal sebagai respon terhadap turunnya
tekanan darah intra-renal pada sel juxtaglomerular atau turunnya kadar ion Na+ dan Cl- pada
macula densa, mengiris angiotensinogen di antara Leu dan Asp menjadi des-Asp dengan 10 asam
amino.

Angiotensin I sepertinya tidak memiliki fungsi biologis dan hanya merupakan prekursor bagi
angiotensin II.

Angiotensin II
Sejenis enzim yang banyak ditemukan pada pembuluh kapiler paru[1] mengiris angiotensin I pada
rantai His-Leu menjadi angiotensin II.

Angiotensin II berfungsi sebagai hormon endokrin, autokrin, parakrin dan intrakrin. Salah satu
efek yang ditimbulkan oleh hormon ini adalah peningkatan tekanan darah akibat stimulasi
protein Gq di dalam sel otot vaskular, yang akhirnya mengaktivasi konstraksi oleh mekanisme
IP3.

Ketika sel kardiak terstimulasi, sebuah sistem RA teraktivasi di dalam miosit kardiak dan
menstimulasi perkembangan sel kardiak tersebut dengan protein kinase C. Sistem yang sama
juga teraktivasi pada sel otot halus, saat terjadi hipertensi, ateroskerosis dan kerusakan lapisan
endotelial.

Saat terjadi hipertrofi, angiotensin II juga merupakan stimulator Gq yang terpenting,


dibandingkan dengan endotelin-1 dan pencerap adreno A1

Angiotensin II juga merupakan stimulan protrombin melalui adhesi dan aggregasi keping darah
dan produksi PAI-1 dan PAI-2.[2][3]

Pada kelenjar adrenal, hormon ini menyebabkan sekresi hormon aldosteron. Angiotensin II
memberikan efek langsung pada tubulus proksimal untuk menyerap ion Na+, namun
menimbulkan efek yang kompleks dan bervariasi pada filtrasi glomerular dan sirkulasi darah
renal.

Angiotensin III
Angiotensinase mengiris Asp pada angiotensin II dan mengubahnya menjadi angiotensin III.
Dibandingkan dengan angiotensin II, angiotensin III memiliki 40% sifat vasokonstriktor, namun
merupakan 100% stimulan bagi produksi hormon aldosteron.

Waktu paruh angiotensin III sekitar 30 detik di dalam darah dan 15-30 menit di dalam jaringan.

Angiotensin III meningkatkan sensasi rasa haus dengan stimulasi pada organ subfornikal yang
terletak pada otak dan meningkatkan keinginan mengonsumsi garam.

Hormon ini meningkatkan sekresi hormon VP, hormon ACTH dan hormon noradrenalin.
Angiotensin IV
Angiotensin IV merupakan heksapeptida dengan fungsi yang lebih sedikit.

ANATOMI FISIOLOGI TRAKTUS URINARIA

1.Pengertian
            Sistem perkemihan atau biasa juga disebut Urinary System adalah suatu sistem
kerjasama tubuh yang memiliki tujuan utama mempertahankan keseimbangan internal
atau Homeostatis,selain itu dalam sistem ini terjadi proses penyaringan darah sehingga
darah bebas dan bersih dari zat-zat yang tidak digunakan oleh tubuh dan menyerap zat-
zat yang masih dipergunakan oleh tubuh.
2.Susunan Sistem Urinaria
        Ginjal
Gambar Anatomi traktus urinarius normal

Susunan Sistem Urinaria melibatkan berbagai organ yaitu diantaranya ginjal,ureter,vesika


urinaria,dan uretra.
           Ginjal pada tubuh manusia terdiri dari 2 buah (kiri dan kanan),yang terletak pada
dinding posterior abdomen,di luar rongga peritoneum,berat ginjal pada orang dewasa
kira-kira 150 gram (seukuran kepalan tangan).
Adapun fungsi dari ginjal adalah:
         1.            Memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis/racun
         2.            Mempertahankan suasana keseimbangan cairan
         3.            Mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh
         4.            Mempertahankan keseimbangan garam-garam dan zat-zat lain dalam tubuh
         5.            Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme hasil akhir dari protein ureum,kreatinin
dan amoniak
Struktur ginjal: Ginjal terbungkus oleh kapsula renalis yang terdiri dari jaringan fibrus
berwarna ungu tua, lapisan luar terdapat lapisan korteks, dan lapisan sebelah dalam
bagian medulal berbentuk kerucut yang disebut renal piramid, yang terdiri dari lubang-
lubang kecil disebut papila renalis. Garis-garis yang terlihat pada piramid disebut tubulus
Nefron yang terdiri dari; Glomerulus, Tubulus proksimal, Gelung handle,Tubulus distal
dan Tubulus urinarius.Bagian Ginjal:
1.Jaringan Ikat Pembungkus
a. Fasta Renal : Pembungkus terluar.
b. Lemak Perirenal : Jaringan adipose yang terbungkus Fasia Ginjal.
c. Kapsul Fibrosa : Membran halus transparan yang langsung         membungkus Ginjal.
2.Hilus adalah tingkat kecekungan tepi medial Ginjal.
3.Kaliks adalah Organ atau rongga berbentuk mangkok.
4.Papilla renalis adalah Ujung pyramid ginjal yang tumpul.
5.Sinus Ginjal adalah rongga berisi lemak yang membuka pada hilus.
6.Pelvis Ginjal adalah perluasan ujung proksimal ureter.
7.Parenkim Ginjal adalah jaringan ginjal yang menyelubungi struktur sinus ginjal,
           a. Medula terdiri dari piramida ginjal dan papila.
           b. Korteks tersusun dari tubulus dan pembuluh darah Nefron.
8.Lobus Ginjal terdiri dari satu piramipa ginjal.
9.Ureter adalah fibromuskuler yang mengalirkan urin dari ginjal ke kandung kemih.

Suplai darah ginjal


           Darah yang mengalir ke kedua ginjal normalnya merupakan 21% dari curah
jantung,atau sekitar 1200/menit.
- Arteri Renalis : Percabangan Aorta Abdomen yang mensuplai masing-masing     ginjal
dan masuk ke Hilus melalui cabang Anterior dan Posterior.
- Cabang Anterior dan Posterior Arteri Renalis membentuk Arteri-arteri    Interiobaris
yang mengalir diantara Piramida Ginjal.
- Arteri Arkuarta : Berasal dari Arteri Interlobaris pada area pertemuan antara       Korteks
dan Medula.
- Arteri Interlobaris : Merupakan percabangan arteri arkuarta di sudut kanan dan  
melewati Korteks.
- Arteriol Aferen : Berasal dari Arteri Interlobaris yang membentuk Glomerulus.
- Kapiler Peritubular : Yang mengelilingi Tubulus Proksimal dan Distal untuk       
memberi Nutrien pada Tubulus.
- Kapiler Peritubuler mengalir kedalam Vena Korteks yang kemudian        membentuk
Vena Interlobaris
Nefron sebagai unit fungsional ginjal

Ginjal terdiri dari kurang lebih 1 juta nefron,yang masing-masing dapat membentuk
urin.Setiap nefron mempunyai komponen utama yaitu:
         1.            Glomelurus (kapiler glomelurus) yang di lalui sejumlah besar cairan yang di
filtrasi dari darah
         2.            Tubulus yang panjang dimana cairan yng difiltrasi diubah menjadi urin dalam
perjalanannya menuju pelvis ginjal

        Ureter
Ureter merupakan dua saluran dengan panjang sekitar 25=30 cm,terbentang dari ginjal
sampai vesika urinaria (RogerWatson,2002)
Lapisan diding ureter terdiri dari:
a)      Dinding luar jaringan ikat
b)      Lapisan tengah lapisan otot polos
c)      Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltik tiap 5 menit sekali yang
akan mendorong urin masuk ke dalam vesika urinaria.

        Vesika urinaria (kandung kemih)


 Bentuk vesika urinaria sperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat,terletak 3-4 cm
di belakang simfisis pubis tulang kemaluan) dan berhubungan dengan ligamentum vesika
umbilikalis,medius.

        Uretra
Uretra adalah saluran kecil dan dapat mengembang dan berpangkal pada vesiaka urinaria
sampai keluar tubuh.Pada wanita uretra pendek dan terletak di dekat vagina,sedangkan
pada laki-laki mempunyai panjang 15-20 cm (Daniel S,Wibowo,2005)

Proses Pembentukan urin


   Urin yang berasal dari darah dibawa arteri renalis masuk ke dalam ginjal,darah ini
terdiri dari bagian yang padat yaitu sel darah dan bagian plasma darah.

Ada 3 tahap pembentukan urin ,yaitu:


1.      Proses Filtrasi,terjadi di glomelurus,terjadi karena permukaan eferent,maka terjadi
penyerapan darah,dan bagian yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali
protein,cairan yang tersaring di tampung oleh simpai bowman yang terdiri dari
glukosa,air,sodium,klorida,sulfat,bikarbonat,diteruskan ke ginjal.
2.      Proses Reabsorpsi,terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari
glukosa,sodium,klorida,fosfat,dan beberapa ion bikarbonat
3.      Proses Sekresi,sisanya penyerapan kembali yang terjadi pada tubulus dan diteruskan
ke piala ginjal selanjutnya diteruskan ke luar.
Kecepatan esksresi berbagai zat dalam urin menunjukan jumlah ketiga proses ginjal dan
dinyatakan secara matematis:

Kecepatan eksresi urin =laju filtrasi-laju reabsorpsi+laju sekresi

Pengambian Urin
Jumlah urin tiap-tiap orang berbeda satu sama lain,karena banyak faktor yang
berpengaruh,jadi penting artinya untuk memilih contoh urin menurut tujuan pemeriksaan.
1)      Syarat-syarat penampung urin
Botol penmpung urin harus bersih dan kering,karena adanya air dan kotoran dalam
wadah berarti adanya kuman-kuman yang akan berkembang biak dan mengubah susunan
urin (Gandasoebrata.2006)
Wadah terbaik untuk urin adadlah yang bermulut lebar dapat disumbat rapat dan terbuat
dari gelas.
2)     Macam-macam contoh urin
        Urin sewaktu yaitu urin yang yang dikeluarkan pada satu waktu dan urin ini cukup
baik untuk pemeriksaanrutin
        Urin pagi yaitu urin yang pertama kali dikeluarkan pada pagi hari setelah bangun
tidur,biasanya lebih pekat,dan baik untuk pemeriksaan sedimen,berat jenis dan protein,
        Urin 24 jam yaitu urin yang dikeluarkan dan dikumpulkan selama 24
jam,diperlukan botol besar dan ditutup rapat ,bersih dan biasanya memerlukan pengawet.
        Urin Postpandial yaitu urin yang pertama kali dikeluarkan 1,5-3 jam setelah
makan,baik untuk pemeriksaan terhadap reduksi dan kelainan sedimen.
        Urin 2 gelas dan 3 gelas pada laki-laki,penampungan ini dimaksudkan untuk
mendapatkan gambaran tentang letaknya lesi atau radang lain yang mengakibatkan
adanya nanah/darah dalam uri laki-laki.

Macam-macam Pengawet urin


a)      Toluen,dipakai sebanyak 2-5 ml untuk pengawet urin 24 jam,pengawet ini baik
untuk mengawetkan glukosa,aseton dan asetat.
b)      Formaldehid,dipakai sebanyak 1-2 ml larutan formalidehid 40% untuk urin 24
jam,pemakaian terlalu besar akan mengdakan reduksi terhadap tes reduksi.
c)      Thymol,dipakai sebanyak 0,1 gram thymol untuk 100 ml urin dipakai,baik untuk
semua jenis pengawet dan menyebabkan false positif untuk pemeriksaan protein
d)     Asam Sulfat pekat,dipakai untuk penetapan kuntitatif kalsium nitrogen dan zat
organik lain.Jumlah pemakaian pengawet ini diberikan sampai pH urin tetap rendah dari
4,5

Infeksi Traktus Urinarius


- Definisi
Infeksi adalah masuknya kuman atau bibit penyakit ke dalam tubuh.Infeksi traktus
urinarius adalah infeksi diman pada urin yang diperiksa ditemukan mikroorganisme
dalam jumlah >normal
- Epidemiologi
Infeksi traktus urinarius akut sangat sering terjadi minimal melibatkan 15 % dari semua
wanita pada suatu waktu dalm hidupnya.
- Etiologi
Eschericia coli menyebabkan  90% infeksi akut,selain itu
Proteus.Klebsiella,Enterobacter,Serratia dan Pseudomonas bertanggung jawab atas
sebagian kecil infeksi tanpa komplikasi.Penyebab lain adlah terlalu lam menahan
kencing,kurang minum,penggunaan toilet umum yang tidak bersih,kebiasaan cebok yang
salah dan katerisasi.
- Patogenesis
Mikroorganisme  masuk kedalam saluran kemih melalui:
1.      Ascending,yaitu kolonisasi kuman disekitar uretra
2.      Hematogen,yaitu masuknya kuman melalui uretra ke buli-buli
3.      Limfogen,yaitu penempelan kuman dinding buli-buli
4.      Langsung dari organ sekitarnya yang sebelumnya telah terinfeksi.
Macam-macam infeksi traktus urinarius
1.      Glomerulonefritis Akut adalah peradangan secara mendadak,akibat peradangan
komplek antigen dan antibodi di kapiler glomerulus.
2.      Glomerulonefritis kronik adalah peradangan yang lama dari sel-sel glomerulus
3.      Pielonefritis Akut adalah infeksi pada ginjal yang biasanya terjadi akibat infeksi
kandung kemih,gejalanya demam yang sering 103 derajat atau lebih,menggigil
kedinginan,nyeri pinggang dan disuria.
4.      Pienolefritis klinik,gejala umumnya demam,menggigil,nyeri pinggang,dan bahkan
bisa menimbulkan hipertensi dan gagal ginjal
5.      Sistitis,adalah infeksi kandung kemih,gejalanya perasaan ingin berkemih,adanya sel
darah putih dalam usus.
6.      Gagal ginjal,terjadinya penurunan fungsi ginjal,hingga tidak mampu lagi bekerja
sama sekali ginjal itu.

Pemeriksaan makroskopis urin


            Pemeriksaan Makroskopis adalah pemeriksaan langsung tanpa penambahan
reagen atau zat kimia tertentu.Untuk pemeriksaan pH dan berat jenis dilakukan dengan
cara tes cepat multistick.
            Pemeriksaan meliputi volume urin, kekeruhan, bau urin, pH, berat jenis.
Yang dapat ditemukan pada pemeriksaan mikroskopis adalah:
Eritrosit,Leukosit,Torak,Silinder,Sel Epitel,dan kristal

Glikogen adalah molekul polisakarida yang tersimpan dalam sel-sel hewan bersama
dengan air dan digunakan sebagai sumber energi. Ketika pecah di dalam tubuh, glikogen
diubah menjadi glukosa, sumber energi yang penting bagi hewan. Banyak penelitian telah
dilakukan pada glikogen dan perannya dalam tubuh ,sejak itu glikogen diakui sebagai
bagian penting dari sistem penyimpanan energi tubuh.

Hewan memperoleh molekul ini dari karbohidrat, memproduksi dalam hati, otot, dan
saluran pencernaan selama proses pencernaan. Glikogen disimpan dalam jaringan otot
dan di hati,. Pada manusia, tubuh dapat menyimpan sekitar 2.000 kilokalori glikogen
pada waktu tertentu. Ketika orang makan, kondisi yang segar, dengan tubuh yang bekerja
untuk menjaga kadar stabil sehingga ada pasokan energi.
Penyimpanan molekul ini kurang efisien daripada untuk asam lemak, yang mungkin
menyebabkan beberapa pertanyaan mengapa tubuh tidak menyimpan energi dalam
bentuk asam lemak. Ada beberapa alasan untuk hewan untuk terlibat dalam penyimpanan
glikogen meskipun efisiensi dipertanyakan. Yang pertama adalah bahwa otak perlu
glukosa, sehingga membutuhkan energi cadangan yang akan memasok kebutuhannya.
Yang kedua adalah bahwa molekul ini digunakan untuk mengatur kadar glukosa dalam
darah waktu makan.

Sumber: http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2106205-pengertian-glikogen/
#ixzz2EcXd3Jvr

Laksatif

Laksatif adalah makanan atau obat-obatan yang diminum untuk membantu mengatasi sembelit
dengan membuat kotoran bergerak dengan mudah di usus. Dalam operasi pembedahan, obat ini
juga diberikan kepada pasien untuk membersihkan usus sebelum operasi dilakukan. Laksatif
merupakan obat bebas. obat yang biasanya digunakan untuk mengatasi konstipasi atau sembelit.
Biasanya obat ini hanya digunakan saat mengalami konstipasi atau sembelit saja karena
mempunyai efek samping.

Kelompok laksatif

1. Pencahar pembentuk tinja (bulk laxative)


Pencahar jenis ini umum beredar di pasaran, baik yang berasal dari serat alamiah seperti
psyllium ataupun serat buatan sepertu metil selullosa. Keduanya sama efektif dalam
meningkatkan volume tinja. Obat ini cukup aman digunakan dalam waktu yang lama
tetapi memerlukan asupan cairan yang cukup.
2. Pelembut tinja/feses
Obat jenis ini dipakai oleh usia lanjut sebagai sebagai pelembut feses. Obat ini
mempunyai efek sebagai surfaktan yang menurunkan tegangan permukaan feses,
sehingga dapat meresap dan feses jadi lembek.
3. Pencahar stimulan/perangsang
Contoh golongan ini adalah senna, bisacordil. Senna aman dipakai untuk usia lanjut.Efek
obat ini menstimulasi dan meningkatkan peristaltik atau gerakan usus.
4. Pencahar hiperosmoler (osmotic laxative)
Mempunyai efek menahan cairan dalan usus dan mengatur distribusi cairan dalam tinja.
Jenis ini mempunyai cara kerja seperti spon sehingga tinja mudah melewati usus. Jenis
golongan ini seperti laktulosa dan sorbitol.
5. Enema
Enema dimaksudkan untuk merangsang terjadinya evakuasi tinja sehingga bisa keluar.
Pemberian ini harus hati – hati pada usia lanjut karena sering mengakibatkan efek
samping.

Kegunaan
Laksatif digunakan untuk merangsang gerakan usus atau melunakkan tinja untuk
memudahkan penderita sembelit dalam pembuangan tinja.

 Memperlancar persiapan gerakan usus


 Sembelit kronis
 Imobilitas kronis

Anda mungkin juga menyukai