Deskripsi
Sirkulasi pulmonal atau disebut juga sistem peredaran darah kecil adalah sirkulasi
darah antara jantung dan paru-paru. Darah dari jantung (ventrikel kanan) dialirkan
ke paru-paru melalui arteri pulmonalis. Darah ini banyak mengandung
karbondioksida sebagai sisa metabolisme untuk dibuang melalui paru-paru ke
atmosfer. Selanjutnya darah akan teroksigenasi pada kapiler paru dan kembali ke
jantung (atrium kiri) melalui vena pulmonalis.
Sirkulasi sistemik atau peredaran darah besar adalah srikulasi darah dari jantung
(ventrikel kiri) ke seluruh tubuh (kecuali paru-paru). Darah dari ventrikel kiri
dipompakan ke seluruh tubuh melalui aorta, kemudian aorta bercabang-cabang
menjadi arteri-arteri yang lebih kecil yang tersebar ke seluruh tubuh. Selanjutnya
darah dikembalikan ke jantung (atrium kanan) melalui vena cava.
Sirkulasi darah antara jantung dan seluruh tubuh berjalan satu arah. Darah dari
ventrikel kanan dialirkan ke paru-paru kemudian kembali ke jantung dan
diedarkan ke seluruh tubuh dari ventrikel kiri melalui aorta. Aorta akan bercabang-
cabang menjadi arteri, arteriola dan kapiler. Selanjutnya dikembalikan ke jantung
melalui vena (pembuluh balik).
Darah diedarkan ke seluruh tubuh dengan cara dipompa oleh jantung. Secara
fungsional pompa jantung dibagi menjadi pompa jantung kanan yang memompa
darah ke sirkulasi pulmonal dan pompa jantung kanan yang memompa darah ke
sirkulasi sistemik.
Jantung memompa darah dengan cara kontraksi (sistol) dan relaksasi (diastol).
Jantung dapat bekerja dengan cara memompa karena mempunyai lapisan
miokardium yang sangat istimewa. Sifat istimewa dari miokardium adalah :
Stimulus awal untuk terjadinya kontraksi jantung berasal dari jantung itu sendiri
yaitu dari nodus sinoatrial (SA node), bukan dari sistem saraf. Pompa jantung ini
bersifat otomatis dan bersifat dinamis sesuai dengan kebutuhan jaringan tubuh
terhadap oksigen dan nutrisi. Setiap menit SA node mencetuskan impuls sekitar
70-80 kali/menit.
Miokardium terdiri dari dua bagian besar yaitu sinsitium atrium dan sinsitium
ventrikel. Setiap sel miokardium dipisahkan oleh diskus interkalaris yang
memungkinkan perambatan terjadi dengan sangat cepat.
3. Durasi potensial aksi 100 kali lebih lama dari otot rangka
Miokardium mempunyai daya tahan kontraksi lebih lama dari otot rangka. Apabila
dalam satu menit jantung berkontraksi rata-rata 70 kali/menit maka pada seseorang
yang berusia 70 tahun jantung berkontraksi sebanyak 2.540.160.000 kali.
Miokardium seperti halnya otot rangka, dapat berkontraksi setelah diinisiasi oleh
potensial aksi yang berasal dari sekelompok sel konduktif pada SA node (nodus
sinoatrial) yang terletak pada dinding atrium kanan.
Pada fase ini terjadi influks natrium akibat pembukaan saluran natrium saat terjadi
peningkatan permeabilitas membran terhadap natrium. Awal depolarisasi adalah
keadaan polarisasi (resting membrane potential) dimana muatan sisi dalam
membran lebih negatif dibanding sisi luar (polarisasi).
Pada fase ini saluran lambat natrium dan kalsium terbuka sehingga terjadi
keseimbangan antara influks natiurm dan kalsium serta efluks kalium.
Fase ini merupakan keadaan membaran istirahat dimana muatan sisi dalam
membran sel menjadi lebih elektronegatif dbanding sisi luar (polarisasi).
Peristiwa Mekanik Pada Jantung
Peristiwa mekanik pada jantung terjadi bersamaan dengan peristiwa listrik pada
jantung. Peristiwa mekanik pada jantung terdiri dari :
Peristiwa listrik dan mekanik yang terjadi pada jantung dapat dilihat pada diagram
di bawah ini :
Kontraksi Jantung
Jantung bekerja sebagai pompa dengan cara kontraksi (sistol) dan relaksasi
(diastol). Setiap kali sistol dan diastol disebut dengan siklus jantung. Konstraksi
jantung untuk memompa darah terjadi setelah penyebaran potensial aksi baik pada
atrium maupun ventrikel. Ada 2 tipe kontraksi yaitu :
Kontraksi miokardium baru akan terjadi bila stimulusnya adekwat (cukup) atau
mengikuti Hukum All or None. Kontraktilitas miokardium mengikuti Hukum
Starling dimana kontraktilitas miokardium tergantung kepada regangan otot
jantung pada saat diastol (EDV atau end diastolic volume). Semakin banyak darah
yang mengisi ventrikel pada saat diastol akan semakin meningkatkan regangan
pada miokardium dan menyebabkan peningkatan kontraktilitas otot jantung.
Bunyi Jantung
Pada saat jantung bekerja akan terdengar bunyi "lub" dan "dub". Bunyi tersebut
adalah bunyi S1 dan S2. Bunyi S1 terdengar saat sistol dan S2 saat diastol. Bunui
S1 timbul akibat penutupan katup mitral pada saat sistol ventrikel dan bunyi S2
timbul akibat penutupan katup semilunar pada permulaan diastol ventrikel. Selain
bunyi S1 dan S2, bisa juga terdengar bunyi jantung tambahan yaitu S3 dan S4.
Curah Jantung
Curah jantung atau cardiac output adalah jumlah darah yang dipompa ventrikel
setiap menit, rata-rata berjumlah 4-5 liter/menit. Curah jantung adalah volume
sekuncup (stroke volume) dikalikan dengan frekuensi denyut jantung dalam satu
menit (heart rate). Stroke volume atau volume sekuncup adalah jumlah darah yang
dipompa ventrikel setiap kali kontraksi.
Curah jantung dipengaruhi oleh latihan fisik (aktivitas), stres, suhu, kehamilan dan
post-prandial. Selanjutnya darah pada sirkulasi sistemik akan diedarkan ke seluruh
jaringan tubuh, distribusinya adalah sebagai berikut :
Regulasi Jantung
Jantung dapat bekerja secara efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Kerja jantung dipengaruhi oleh faktor mekanik, persarafan dan suhu. Regulasi
jantung meliputi regulasi terhadap heart rate, stroke volume, cardiac output dan
blood pressure.
Heart rate dipengaruhi sistem saraf simpatis dan parasimpatis. Sistem saraf
simpatis dengan epinefrin dan norepnefrin sebagai neurotrasmiternya
menyebabkan peningkatan heart rate. Sedangkan sistem saraf parasimpatis melalui
nervus vagus menyebabkan perlambatan heart rate.
Determinan utama dari curah jantung adalah kebutuhan oksigen jaringan dengan
cara autoregulasi intrinsik yang mengubah preload dan stroke volume dan
autoregulasi ekstrinsik atas pengaruh hormon epinefrin.
Tekanan darah dipengaruhi oleh kemoresptor, tahanan perifer dan volume darah.
ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PEMBULUH DARAH DAN
DARAH
PEMBULUH DARAH
Pembuluh darah :
a. Arteri
Membawa darah bersih (oksigen) kecuali arteri pulmonalis
Mempunyai dinding yang tebal
Mempunyai jaringan yang elastis
Katup hanya pada pemulaan keluar dari jantung
Menunjukkan adanya tempat untuk mendengarkan denyut jantung
Pembuluh darah arteri yang terbesar adalah Aorta ( yang keluar dari ventrikel
sinistra) dan arteri pulmonalis (yang keluar dari ventrikel dekstra).
Cabang dari arteri disebut Arteriola yang selanjutnya menjadi kapiler.
b. Vena
Membawa darah kotor (sisa metabolisme dan CO2), kecuali vena pulmonalis
Mempunyai dinding yg tipis
Jaringannya kurang elastis
Mempunyai katup-katup sepanjang jalan yang mengarah ke jantung
Tidak menunjukkan adanya tempat mendengar denyut jantung.
Pembuluh darah vena yang ukurannya besar adalah vena kava dan vena
pulmonalis.
Cabang dari vena disebut venolus/ venula yang selanjutnya menjadi kapiler.
c. Kapiler
Disebut juga pembuluh rambut
Terdiri dari sel-sel endotel
Diameter kira-kira 0,008 mm
Fungsi kapiler:
Alat penghubung antara pembuluh darah arteri dan vena
Tempat terjadinya pertukaran zat-zat antara darah dan cairan jaringan
Mengambil hasil-hasil dari kelenjar
Menyerap zat makanan yang terdapat di usus
Menyaring darah yang terdapat di ginjal
Semua pembuluh darah kecuali kapiler terdiri atas tiga lapisan yaitu :
a. Tunika intima/ interna, lapisan dalam yang mempunyai lapisan endotel dan
berhubungan dgn darah.
b. Tunika media, lapisan tengah, terdiri dari jaringan otot, sifatnya elastis dan
termasuk otot polos.
c. Tunika adventisia/ eksterna, lapisan luar, terdiri dari jaringan ikat yang berguna
menguatkan dinding arteri
Fungsi sirkulasi
a. Arteri
Mentranspor darah di bawah tekanan tinggi ke jaringan, untuk ini arteri
mempunyai dinding yang tebal dan kuat krn darah mengalir dengan cepat pada
arteri.
b. Arteriola
Cabang kecil dari arteri. berfungsi sebagai kendali darah yang dikeluarkan ke
dalam kapiler. Arteriol mempunyai dinding otot yang kuat, mampu menutup
arteriol dan melakukan dilatasi beberapa kali lipat
c. Kapiler
Untuk pertukaran cairan, zat makanan elektrolit, hormon dan bahan lainnya antara
darah dan cairan interstisial.
d. Venula
Mengumpulkan darah dari kapiler secara bertahap, bergabung menjadi vena yang
semakin besar
e. Vena
Saluran penampung dan pengangkut darah dari jaringan kembali ke jantung,
karena tekanan pada sistem vena sangat rendah.
DARAH
Darah adalah Suatu jaringan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah, yang
warnanya merah (warna tergantung kadar O2 dan CO2). Karakteristik darah:
Volume darah: 7 – 10% BB (5 Lt pada Dewasa Normal)
Komponen darah: Eritrosit, Leukosit, Trombosit 40-45% Volume darah;
Tersuspensi dalam plasma darah
PH darah : 7,37 – 7,45
Temp : 38 ºc
Viskositas lebih kental dari air dgn BJ 1,041 – 1,067
Fungsi Darah
Sebagai alat angkut
Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan racun dgn perantaraan
leukosit dan antibodi
Menyebarkan panas ke seluruh tubuh
Bagian-bagian darah
a. Sel-sel darah
Eritrosit (sel darah merah)
Leukosit (sel darah putih)
Trombosit (sel pembeku darah).
b. Plasma darah (cairan darah)
A. ERITROSIT
Berbentuk cakram bikonkaf, tidak berinti, dalam 1 mm3 terdapat 5 juta buah sel
darah merah. Membrannya sangat tipis sehingga sangat mudah dilewati gas seperti
O2 dan CO2. Eritrosit Tersusun terutama oleh Hemoglobin (95%)
Produksi Eritrosit (Eritropoesis): di sumsum tulang dan memerlukan besi, Vit B12,
asam folat, piridoksin (B6). Dipengaruhi oleh O2 dalam Jaringan Masa hidup: 120
hari. Eritrosit tua dihancurkan di sistem Retikuloendotelial (hati dan Limpa).
Pemecahan Hb menghasilakan Bilirubin dan Besi. Besi berikatan dengan Protein
(Transferin) dan diolah kembali menjadi Hb baru
Fungsi eritrosit adalah Transport O2, Sistem Buffer (Berikatan dengan Ion H).
B. LEUKOSIT
Berfungsi untuk melindungi tubuh dari invasi bakteri atau benda asing.
Mempunyai inti, Ukurannya besar dan kemampuannya mengikat warna
dalam 1 mm3 terdapat 6000 – 9000 sel
C. TROMBOSIT
Diproduksi oleh sumsum tulang menjadi megakariosit, tergantung adanya
trombopoetin. Berukuran 2 – 4 um, bentuk tidak teratur, tidak punya inti,
jumlahnya selalu berubah sekitar 150.000 – 450.000 per mm3 darah. Berperan
untuk mengontrol perdarahan.
FISIOLOGI INDRA
Organ sensori tersebar luas dalam epitel, jaringan kulit otot dan tendon.Informasi
mengenai lingkungan interna dan eksterna tiba di SSP melalui reseptor sensorik.
Reseptor sebagai alat transduksi / tranduser yang akan mengubah berbagai bentuk
energy. Reseptor sensorik mungkin merupakan bagian sel khusus/neuron yang
dapat menimbulkan sebuah potensial aksi..
Bentuk energi yang di ubah reseptor : mekanin, suhu, elektromagnetik, dan energi
kimia (bau, rasa)
Reseptor pada masing-masing organ sensorik bersifat spesifik
FISIOLOGI PENGLIHATAN
Pertimbangan anatomik :
lapisan reseptor
sistem lensa : Untuk memusatkan cahaya pada reseptor
sistem syaraf : Untuk menghantarkan impuls dari reseptor ke otak
Jaringan penyusun organ : sklera, kornea, koroid, lapisan pembuluh darah, retina,
lensa kristalina, zonula zinii, iris, corpus vitreus/humor vitreus, trabekule,
Schlemm
Retina
Retina terbentang menyusun 10 lapisan yang mengandung sel batang dan kerucut
(reseptor cahaya).Sel kerucut dan batang bersinaps dalam sel bipolar.Sel bipoler
bersinaps dalam sel ganglion.Akson sel ganglion berkumpul dan meninggalkan
bolamata sebagai nervus optikus.
Lintasan Syaraf
Sel-sel ganglion berkumpul dalam nervus optikus berakhir dalam corpus
geniculatum lateral (talamus).Serabut dari masing-masing hemiretina mengalami
decussatio pada Chiasma optikum
Serabut syaraf yang berasal dari retina kiri dan kanan bersinaps pada Tractus
geniculacalcarinus
Corpus genicultum menghantarkan impuls ke korteks serebri, terdiri dari 6 lapisan
:
- Lapisan 1,4, dan 6 menerima impuls dari kontra lateral
- Lapisan 2,3 dan 5 menerima impuls dari ipsi lateral.
Prinsip Optikus
Berkas cahaya dibelokan atau dibiaskan apabila melintas dari satu medium
masuk kedalam medium yang berbeda kepadatannya, kecuali jika mengenainya
tegak lurus.Sinar sejajar yang menganai lensa bikonveks akan dibiaskan ke satu
titik (Fokus utama) dibelakang lensa.Untuk maksud praktis matematis di kalibarasi
jarak 6 meter sebagai jarak ideal benda ke retina dan dianggap sejajar.Sinar yang
datang kurang dari 6 meter à divergent oleh karena itu memusat pada fokus yang
lebih kebelakang. Lensa bikonkaf menyebabkan divergensi berkas cahaya
Makin besar kecembungan lensa, makin besar kekuatan pembiasannya. Satuan
daya bias (D) dioptri. Dioptri merupakan kebalikan dari jarak fokus utama (f)
dalam meter
Misal : sebuah lensa dengan fokus utama 0,25 meter.
Maka daya bias (D) = 1 / f
= 1 / 0,25
= 4 dioptri
Prinsip optika
FISIOLOGI PENDENGARAN
Pertimbangan anatomik:
Telinga mengandung reseptor untuk 2 jenis sensorik : pendengaran dan
keseimbangan.
Pendengaran : telinga luar, telinga tengah dan kochlea.
Keseimbangan : canalis semisirkuler, utrikulus dan sacculus. membrana
tymphani.
Telinga luar : menyalurkan suara ke dalam meatus akustikus ekternus à meatus
canalis ekternus
Telinga tengah : Maleus, inkus, stapes
Telinga dalam : labirin, cairan perilimfe, membran, endolimfe, cochlea dan organ
korti.
Lintasan Saraf
Nuclei kochlearis
Colliculus inferior
Pusat reflek pendengaran
Corpus geniculatum medi
Talamus
Korteks pendengaran
Penghantaran suara
Telinga mengubah gelombang suara menjadi potensail aksi dalam kochlearis.
Gelombang diubah oleh gendang telinga dan tulang pendengaran menjadi gerakan
tulang stapes.
Gerakan stapes menghasilkan menimbulkan gelombang pada cairan telingan
dalam. Gelombang diterima organ korti, sehingga timbul potensial aksi pada
serabut-serabut syaraf
Penghantaran tulang telinga tengah. Gelombang suara drai permukaan luar oleh
gerakan membrana timpani (resonator). Stapes,Incus ,Gerakan membrani timpani
diteruslkan pada malleus ,Menggerakan skala vestibuli cochlea yang berisi cairan
endolimfe Selanjutnya dihantarkan ke cochlea, penghantaran udara,penghantaran
Tulang telinga.
FISIOLOGI PENGHIDU
Reseptor penciuman hanya memberi respon terhadap zat yang bersentuhan
dnegan epitel penciuman dan larut dengan lapisan mukus.
Rangsang bau oleh Potensial reseptor, Ada 3 teori
1. Molekul berbau menekan aktifitas sistem enzim epitel à perubahan dan reaksi
kimia
2.Molekul berbau mengubah permukaaan sel-sel reseptor yang menybabkan
perubahan kandungan listriknya.
3. Molekul berbau mengubah permeabilitas membran sel terhadap Natrium
Rangsangan akan diteruskan oleh Bulbus olfaktorius menuju korteks penciuman.
PENCIUMAN
Reseptor dan Lintasan
Reseptor penciuman terletak pada bagian mukosa hidung. Sel-sel penyangga
mengekresi lapisan mukus secara teruis menerus untuk melapisi epitel .Terdapat
sekitar 10-12 juta reseptor dalam mukosa hidung. Tiap sel reseptor penciuman
adalah satu neuron. Neuron penciuman = olfactory rods .Mukosa penciuman
merupakan tempat ujung neuron penciuman. menjulur ke permukaan mucus.
Akson neuron reseptor menembus lamina cribrosa dari os. Ethmoidale dan masuk
ke dalam bulbus olfektorius. Bulbus olfaktory bersinaps membentuk Glomerulo
Olfactory
PENGECAPAN
Lintasan dan Receptor
Organ sensorik = putik mengecap. Tiap putik kecap terdiri dari sel-sel
penyangga dan 5-18 sel rambut à reseptor pengecap.Tiap putik kecap dipersarafi
50 serabut saraf
Pada manusia putik kecap terdapat pada : epiglotis, palatum dan pharink dan
dalam dinding papiula fungiformis dan papila vallatae (lidah)
Lintasan Saraf
Putik Kecap
Nervus Fasialis
Nervus Glossofaringeus
Nervus Vagus
Medula Oblongata ( Traktus Solitarius)
Lemnikus Medialis
Talamus ( bersama sama dengan raba, nyeri dan suhu)
Pada manusia ada 4 cita rasa dasar : manis, asin, pahit dan asam.Pahit dirasakan
pada lidah bagian belakang, asam sepanjang pinggir, manis pada ujung, asin pada
dorsal depan. Ke-4 rasa tersebut juga dapat dirasakan pada palatum, pharink dan
epiglotis.Beberapa penelitian menunjukan putik kecap hanya berespon pada rasa
tertentu.
PERASAAAN KULIT
Raba,Tekan dan Suhu
Suhu
Organ perasa suhu adalah ujung-ujung syaraf telanjang yang berespon terhadap
suhu.
gyrus post centralis,thalamus, Serabut bermielin halus adalah traktus
spinothalamikus lateral
Nyeri
Organ senserisnya secara spesifik adalah kulit. Mengandung serabut-serabut saraf
sensoris, yang ujungnya berperan sebagai serabut peka rangsang.
Penghantaran Nyeri
Serabut syaraf delta A : Diameter 2,2 mm, kecepatan 6-70 m/detik, menghantarkan
stimulus menusuk/tajam. Berakhir pada ventro basalis otak, yang selanjutnya
dihantarkan ke korteks
Serabut syaraf delta C : diameter 0,4-1,2 mm, kecepatan 0,5-2 m/detik,
menghantarkan nyeri tumpul. Berakhir pada arean retikularis dan lamina
nukleus thalamikus, kemudian dihantarkan ke korteks
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SARAF
2. Sel penyokong (Neuroglia pada SSP & sel schwann pada SST).
Ada 4 neuroglia
- Mikroglia : berperan sbg fagosit
- Ependima : berperan dlm produksi CSF(Cerebro Spinal Fluid)
- Astrosit : berperan menyediakan nutrisi neuron dan mempertahankan potensial
biolelektrik
- Oligodendrosit : menghasilkan mielin pd SSP yg merupakan selubung neuron
3. Mielin
- komplek protein lemak berwarna putih yg menutupi tonjolan saraf (neuron)
- menghalangi aliran ion Na & K melintasi membran neural.
- daerah yg tidak bermielin disebut nodus ranvier
- transmisi impuls pd saraf bermelin lebih cepat dari pada yg tak bermelin, karena
adanya loncatan impuls dari satu nodus kenodus lainnya (konduksi saltatorik)
Pembagian sistem saraf secara anatomi :
1. Durameter; terdiri dari dua lapisan, yang terluar bersatu dengan tengkorak
sebagai endostium, dan lapisan lain sebagai duramater yang mudah dilepaskan dari
tulang kepala. Di antara tulang kepala dengan duramater terdapat rongga epidural.
2. Arachnoidea mater; disebut demikian karena bentuknya seperti sarang
labah-labah. Di dalamnya terdapat cairan yang disebut liquor cerebrospinalis;
semacam cairan limfa yang mengisi sela sela membran araknoid. Fungsi selaput
arachnoidea adalah sebagai bantalan untuk melindungi otak dari bahaya kerusakan
mekanik.
3. Piameter. Lapisan terdalam yang mempunyai bentuk disesuaikan dengan
lipatan-lipatan permukaan otak.
Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi
susunannya berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya
(korteks) dan bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian
tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian korteks
berupa materi putih.
Otak
Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak tengah
(mesensefalon), otak kecil (serebelum), sumsum sambung (medulla oblongata),
dan jembatan varol.
Otak besar (serebrum)
Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktivitas mental, yaitu
yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan
pertimbangan.
Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai
dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian
korteks otak besar yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area
sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur
gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang
menghubungkan area motor dan sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar,
menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar
kedua area tersebut dalah bagian yang mengatur kegiatan psikologi yang lebih
tinggi. Misalnya bagian depan merupakan pusat proses berfikir (yaitu mengingat,
analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat penglihatan terdapat di bagian
belakang.
Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah
terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar
endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang
mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat
pendengaran.
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi
secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang
merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin
dilaksanakan.
Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis
menuju ke otak. Sumsum sambung juga memengaruhi jembatan, refleks fisiologi
seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat
pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan.
Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin,
batuk, dan berkedip.
Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri
dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna
putih, sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu. Pada
penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang
terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk
ventral. Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang
melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang
melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf
penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori
dan akan menghantarkannya ke saraf motor
adalah sistem saraf di luar sistem saraf pusat, untuk menjalankan otot dan organ
tubuh.
Tidak seperti sistem saraf pusat, sistem saraf tepi tidak dilindungi tulang,
membiarkannya rentan terhadap racun dan luka mekanis.
Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadai dan sistem saraf tak sadar (sistem
saraf otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur oleh
otak, sedangkan saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak
antara lain denyut jantung, gerak saluran pencernaan, dan sekresi keringat.
Gbr. Saraf tepi dan aktivitas-aktivitas yang dikendalikannya
Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang
keluar dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang keluar
dari sumsum tulang belakang.
Saraf-saraf kranial
I Olfaktori
Sensori Menerima rangsang dari hidung dan menghantarkannya ke otak untuk
diproses sebagai sensasi bau
II Optik
Sensori Menerima rangsang dari mata dan menghantarkannya ke otak untuk
diproses sebagai persepsi visual
III Okulomotor
Motorik Menggerakkan sebagian besar otot mata
IV Troklear
Motorik Menggerakkan beberapa otot mata
V Trigeminal
Gabungan Sensori: Menerima rangsangan dari wajah untuk diproses di otak
sebagai sentuhan
Motorik: Menggerakkan rahang
VI Abdusen
Motorik Abduksi mata
VII Fasial
Gabungan Sensorik: Menerima rangsang dari bagian anterior lidah untuk diproses
di otak sebagai sensasi rasa
Motorik: Mengendalikan otot wajah untuk menciptakan ekspresi wajah
VIII Vestibulokoklear
Sensori Sensori sistem vestibular: Mengendalikan keseimbangan
Sensori koklea: Menerima rangsang untuk diproses di otak sebagai suara
IX Glosofaringeal
Gabungan Sensori: Menerima rangsang dari bagian posterior lidah untuk diproses
di otak sebagai sensasi rasa
Motorik: Mengendalikan organ-organ dalam
X Vagus
Gabungan Sensori: Menerima rangsang dari organ dalam
Motorik: Mengendalikan organ-organ dalam
XI Aksesori
Motorik Mengendalikan pergerakan kepala
XII Hipoglosal
Motorik Mengendalikan pergerakan lidah
Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus vagus yang
melewati leher ke bawah sampai daerah toraks dan rongga perut. Nervus vagus
membentuk bagian saraf otonom. Oleh karena daerah jangkauannya sangat luas
maka nervus vagus disebut saraf pengembara dan sekaligus merupakan saraf otak
yang paling penting.
Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang saraf gabungan. Berdasarkan
asalnya, saraf sumsum tulang belakang dibedakan atas 8 pasang saraf leher, 12
pasang saraf punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan satu
pasang saraf ekor.
Beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf yang disebut pleksus.
Ada 3 buah pleksus yaitu sebagai berikut.
2. Saraf Otonom
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari
sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini
terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang
kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal
ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion
disebut urat saraf post ganglion.
Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf
parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak
pada posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di
sepanjang tulang belakang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga
mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan saraf parasimpatik mempunyai
urat pra ganglion yang panjang karena ganglion menempel pada organ yang
dibantu.
mengecilkan pupil
menstimulasi aliran ludah
memperlambat denyut jantung
membesarkan bronkus
menstimulasi sekresi kelenjar pencernaan
mengerutkan kantung kemih
Simpatik
memperbesar pupil
menghambat aliran ludah
mempercepat denyut jantung
mengecilkan bronkus
menghambat sekresi kelenjar pencernaan
menghambat kontraksi kandung kemih
Mekanisme Reflek
Gerak refleks adalah gerak yang dihasilkan oleh jalur saraf yang paling sederhana.
Jalur saraf ini dibentuk oleh sekuen neuron sensor, interneuron, dan neuron
motor,yang mngalirkan impuls saraf untuk tipe reflek tertentu.Gerak refleks yang
paling sederhana hanya memerlukan dua tipe sel sraf yaitu neuron sensor dan
neuron motor.
Jalur – jalur saraf saraf yang berperan dalam pelaksanaan aktivitas refleks dikenal
sebagai lengkung refleks. Refleks sangat penting untuk pemeriksaan keadaan fisis
secara umum, fungsi nervus, dan koordinasi tubuh. Dari refleks atau respon yang
diberikan oleh anggota tubuh ketika sesuatu mengenainya dapat diketahui normal
tidaknya fungsi dalam tubuh
Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf (neuron) dan sel-sel penyokong (neuroglia
dan Sel Schwann). Kedua sel tersebut demikian erat berikatan dan terintegrasi satu
sama lain sehingga bersama-sama berfungsi sebagai satu unit. Sistem saraf dibagi
menjadi sistem saraf pusat (SSP) dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri
dari otak dan medula spinalis. Sistem saraf tepi terdiri dari neuron aferen dan
eferen sistem saraf somatis dan neuron sistem saraf autonom (viseral). Otak dibagi
menjadi telensefalon, diensefalon, mesensefalon, metensefalon, dan mielensefalon.
Medula spinalis merupakan suatu struktur lanjutan tunggal yang memanjang dari
medula oblongata melalui foramen magnum dan terus ke bawah melalui kolumna
vertebralis sampai setinggi vertebra lumbal 1-2. Secara anatomis sistem saraf tepi
dibagi menjadi 31 pasang saraf spinal dan 12 pasang saraf kranial. Suplai darah
pada sistem saraf pusat dijamin oleh dua pasang arteria yaitu arteria vertebralis dan
arteria karotis interna, yang cabang-cabangnya akan beranastomose membentuk
sirkulus arteriosus serebri Wilisi.
Aliran venanya melalui sinus dura matris dan kembali ke sirkulasi umum melalui
vena jugularis interna. (Wilson. 2005, Budianto. 2005, Guyton. 1997)
Membran plasma dan selubung sel membentuk membran semipermeabel yang
memungkinkan difusi ion-ion tertentu melalui membran ini, tetapi menghambat
ion lainnya. Dalam keadaan istirahat (keadaan tidak terstimulasi), ion-ion K+
berdifusi dari sitoplasma menuju cairan jaringan melalui membran plasma.
Permeabilitas membran terhadap ion K+ jauh lebih besar daripada permeabilitas
terhadap Na+ sehingga aliran keluar (efluks) pasif ion K+ jauh lebih besar
daripada aliran masuk (influks) Na+. Keadaan ini memngakibatkan perbedaan
potensial tetap sekitar -80mV yang dapat diukur di sepanjang membran plasma
karena bagian dalam membran lebih negatif daripada bagian luar. Potensial ini
dikenal sebagai potensial istirahat (resting potential). (Snell. 2007)
Bila sel saraf dirangsang oleh listrik, mekanik, atau zat kimia, terjadi perubahan
yang cepat pada permeabilitas membran terhadap ion Na+ dan ion Na+ berdifusi
melalui membran plasma dari jaringan ke sitoplasma. Keadaan tersebut
menyebabkan membran mengalami depolarisasi. Influks cepat ion Na+ yang
diikuti oleh perubahan polaritas disebut potensial aksi, besarnya sekitar +40mV.
Potensial aksi ini sangat singkat karena hanya berlangsung selama sekitar 5msec.
Peningkatan permeabilitas membran terhadap ion Na+ segera menghilang dan
diikuti oleh peningkatan permeabilitas terhadap ion K+ sehingga ion K+ mulai
mengalir dari sitoplasma sel dan mengmbalikan potensial area sel setempat ke
potensial istirahat. Potensial aksi akan menyebar dan dihantarkan sebagai impuls
saraf. Begitu impuls menyebar di daerah plasma membran tertentu potensial aksi
lain tidak dapat segera dibangkitkan. Durasi keadaan yang tidak dapat dirangsang
ini disebut periode refrakter. Stimulus inhibisi diperkirakan menimbulkan efek
dengan menyebabkan influks ion Cl- melalui membran plasma ke dalam neuron
sehingga menimbulkan hiperpolarisasi dan mengurangi eksitasi sel. (Snell. 2007)
1. Struktur luar dari sistem reproduksi pria terdiri dari : penis, skrotum (kantung
zakar) dan testis (buah zakar).
1. Penis
Penis terdiri dari:
Akar (menempel pada didnding perut)
Badan (merupakan bagian tengah dari penis)
Glans penis (ujung penis yang berbentuk seperti kerucut).Lubang uretra (saluran
tempat keluarnya semen dan air kemih) terdapat di umung glans penis. Dasar glans
penis disebut korona. Pada pria yang tidak disunat (sirkumsisi), kulit depan
(preputium) membentang mulai dari korona menutupi glans penis.
Badan penis terdiri dari 3 rongga silindris (sinus) jaringan erektil:
2 rongga yang berukuran lebih besar disebut korpus kavernosus, terletak
bersebelahan.
Rongga yang ketiga disebut korpus spongiosum, mengelilingi uretra. Jika
rongga tersebut terisi darah, maka penis menjadi lebih besar, kaku dan tegak
(mengalami ereksi).
2. Skrotum
Skrotum merupakan kantung berkulit tipis yang mengelilingi dan melindungi
testis. Skrotum juga bertindak sebagai sistem pengontrol suhu untuk testis, karena
agar sperma terbentuk secara normal, testis harus memiliki suhu yang sedikit lebih
rendah dibandingkan dengan suhu tubuh. Otot kremaster pada dinding skrotum
akan mengendur atau mengencang sehinnga testis menggantung lebih jauh dari
tubuh (dan suhunya menjadi lebih dingin) atau lebih dekat ke tubuh (dan suhunya
menjadi lebih hangat).
3. Testis
Testis berbentuk lonjong dengan ukuran sebesar buah zaitun dan terletak di dalam
skrotum. Biasanya testis kiri agak lebih rendah dari testis kanan. Testis
menghasilkan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone
(LH) juga hormon testosterone. Fungsi testis, terdiri dari :
a) Membentuk gamet-gamet baru yaitu spermatozoa, dilakukan di Tubulus
seminiferus.
b) Menghasilkan hormon testosteron, dilakukan oleh sel interstial (sel leydig).
2. Struktur dalamnya terdiri dari : vas deferens, uretra, kelenjar prostat dan
vesikula seminalis.
Sumber : http://medicastore.com/images/anatomi_pria.jpg
Gambar Anatomi Sistem Reproduksi Pria
1. Vas deferens
Vas deferens merupakan saluran yang membawa sperma dari epididimis. Saluran
ini berjalan ke bagian belakang prostat lalu masuk ke dalam uretra dan membentuk
duktus ejakulatorius. Struktur lainnya (misalnya pembuluh darah dan saraf)
berjalan bersama-sama vas deferens dan membentuk korda spermatika.
2. Uretra
Uretra memiliki 2 fungsi, yaitu sebagai bagian dari sistem kemih yang
mengalirkan air kemih dari kandung kemih dan bagian dari sistem reproduksi yang
mengalirkan semen.
3. Kelenjar Prostat
Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih di dalam pinggul dan
mengelilingi bagian tengah dari uretra. Biasanya ukurannya sebesar walnut dan
akan membesar sejalan dengan pertambahan usia. Prostat mengeluarkan sekeret
cairan yang bercampur secret dari testis, perbesaran prostate akan membendung
uretra dan menyebabkan retensi urin. Kelenjar prostat, merupakan suatu kelenjar
yang terdiri dari 30-50 kelenjar yang terbagi atas 4 lobus yaitu:
• Lobus posterior
• Lobus lateral
• Lobus anterior
• Lobus medial
Fungsi Prostat: Menambah cairan alkalis pada cairan seminalis yang berguna
untuk menlindungi spermatozoa terhadap sifat asam yang terapat pada uretra dan
vagina.
Di bawah kelenjar ini terdapat Kelenjar Bulbo Uretralis yang memilki panjang 2-5
cm. fungsi hampir sama dengan kelenjar prostat.
4. Vesikula seminalis.
Prostat dan vesikula seminalis menghasilkan cairan yang merupakan sumber
makanan bagi sperma. Cairan ini merupakan bagian terbesar dari semen. Cairan
lainnya yang membentuk semen berasal dari vas deferens dan dari kelenjar lendir
di dalam kepala penis. Fungsi Vesika seminalis adalah mensekresi cairan basa
yang mengandung nutrisi yang membentuk sebagian besar cairan semen.
5. Epididimis
Merupakan saluran halus yang panjangnya ± 6 cm terletak sepanjang atas tepi dan
belakang dari testis. Epididimis terdiri dari kepala yang terletak di atas katup kutup
testis, badan dan ekor epididimis sebagian ditutupi oleh lapisan visceral, lapisan
ini pada mediastinum menjadi lapisan parietal.
Saluran epididimis dikelilingi oleh jaringan ikat, spermatozoa melalui duktuli
eferentis merupakan bagian dari kaput (kepala) epididimis. Duktus eferentis
panjangnya ± 20 cm, berbelok-belok dan membentuk kerucut kecil dan bermuara
di duktus epididimis tempat spermatozoa disimpan, masuk ke dalam vas deferens
Fungsi dari epididimis yaitu sebagai saluran penhantar testis, mengatur sperma
sebelum di ejakulasi, dan memproduksi semen.
6. Duktus Deferens
Merupakan kelanjutan dari epididimis ke kanalis inguinalis, kemudian duktus ini
berjalan masuk ke dalam rongga perut terus ke kandung kemih, di belakang
kandung kemih akhirnya bergabung dengan saluran vesika seminalis dan
selanjtnya membentuk ejakulatorius dan bermuara di prostate. Panjang duktus
deferens 50-60 cm.
Struktur Sperma
Sperma diproduksi di testis, organ reproduksi pria. Pria mulai memproduksi
sperma saat pubertas (kurang lebih usia 15 tahun), dan sebagian besar pria
mempunyai sperma dewasa sampai usia tua. Sperma diproduksi sebanyak 300 juta
per hari, dan mampu bertahan hidup selama 48 jam setelah ditempatkan di dalam
vagina sang wanita. Rata-rata volume air mani untuk setiap ejakulasi adalah 2.5
sampai 6 ml, dan rata-rata jumlah sperma yang diejakulasikan adalah 40-100 juta
per ml.
Spermatozoa masak terdiri dari :
1. Kepala (caput), terdiri dari sel berinti tebal dengan hanya sedikit sitoplasma,
mengandung inti (nukleus) dengan kromosom dan bahan genetiknya. Pada bagian
membran permukaan di ujung kepala sperma terdapat selubung tebal yang disebut
akrosom. Akrosom mengandung enzim hialuronidase dan proteinase yang
berfungsi untuk menembus lapisan pelindung ovum.
2. Leher (cervix), menghubungkan kepala dengan badan.
3. Badan (corpus), banyak mengandung mitokondria yang berfungsi sebagai
penghasil energi untuk pergerakan sperma.
4. Ekor (cauda), berfungsi untuk mendorong spermatozoa masak ke dalam vas
deferen dan ductus ejakulotoris.
B. Fisiologi Sistem Reproduksi Pria
Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah perkembangan spermatogonia menjadi spermatozoa.
Berlangsung 64 hari. Spermatogonia berkembang menjadi spermatozit primer.
Spermatozit primer menjadi spermatozit sekunder. Spermatozit sekunder
berkembang menjadi spermatid. Tahap akhir spermatogenesis adalah pematangan
spermatid menjadi spermatozoa. Ukuran spermatozoa adalah 60 mikron.
Spermatozoa terdiri dari kepala, badan dan ekor.
Sumber : http://sandurezu.files.wordpress.com/2010/06/spermatogenesis.jpg
Gambar Proses Spermatogenesis dalam Tubulus Seminiferus
Proses Spermatogenesis :
2. Tahapan Meiois
Spermatosit primer menjauh dari lamina basalis, sitoplasma makin banyak dan
segera mengalami meiosis I menghasilkan spermatosit sekunder yang n kromosom
(haploid). Spermatosit sekunder kemudian membelah lagi secara meiosis II
membentuk empat buah spermatid yang haploid juga.
Sitokenesis pada meiosis I dan II ternyata tidak membagi sel benih yang lengkap
terpisah, tapi masih berhubungan lewat suatu jembatan (Interceluler bridge).
Dibandingkan dengan spermatosit I, spermatosit II memiliki inti yang gelap.
3. Tahapan Spermiogenesis
Merupakan transformasi spermatid menjadi spermatozoa yang meliputi 4 fase
yaitu fase golgi, fase tutup, fase akrosom dan fase pematangan. Hasil akhir berupa
empat spermatozoa (sperma) masak. Ketika spermatid dibentuk pertama kali,
spermatid memiliki bentuk seperti sel-sel epitel. Namun, setelah spermatid mulai
memanjang menjadi sperma, akan terlihat bentuk yang terdiri dari kepala dan ekor.
Bila spermatogenesis sudah selesai, maka ABP testosteron (Androgen Binding
Protein Testosteron) tidak diperlukan lagi, sel Sertoli akan menghasilkan hormon
inhibin untuk memberi umpan balik kepada hipofisis agar menghentikan sekresi
FSH dan LH.
Spermatozoa akan keluar melalui uretra bersama-sama dengan cairan yang
dihasilkan oleh kelenjar vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar cowper.
Spermatozoa bersama cairan dari kelenjar-kelenjar tersebut dikenal sebagai semen
atau air mani. Pada waktu ejakulasi, seorang laki-laki dapat mengeluarkan 300 –
400 juta sel spermatozoa.
2. Labia Mayora
Merupakan kelanjutan dari mons veneris, berbentuk lonjong. Kedua bibir ini
bertemu di bagian bawah dan membentuk perineum. Labia mayora bagian luar
tertutp rambut, yang merupakan kelanjutan dari rambut pada mons veneris. Labia
mayora bagian dalam tanpa rambut, merupakan selaput yang mengandung kelenjar
sebasea (lemak). Ukuran labia mayora pada wanita dewasa à panjang 7- 8 cm,
lebar 2 – 3 cm, tebal 1 – 1,5 cm. Pada anak-anak dan nullipara à kedua labia
mayora sangat berdekatan.
3. Labia Minora
Bibir kecil yang merupakan lipatan bagian dalam bibir besar (labia mayora), tanpa
rambut. Setiap labia minora terdiri dari suatu jaringan tipis yang lembab dan
berwarna kemerahan;Bagian atas labia minora akan bersatu membentuk preputium
dan frenulum clitoridis, sementara bagian. Di Bibir kecil ini mengeliligi orifisium
vagina bawahnya akan bersatu membentuk fourchette
4. Klitoris
Merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektil. Glans
clitoridis mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf sensoris sehingga
sangat sensitif. Analog dengan penis pada laki-laki. Terdiri dari glans, corpus dan
2 buah crura, dengan panjang rata-rata tidak melebihi 2 cm.
5. Vestibulum (serambi)
Merupakan rongga yang berada di antara bibir kecil (labia minora). Pada vestibula
terdapat 6 buah lubang, yaitu orifisium urethra eksterna, introitus vagina, 2 buah
muara kelenjar Bartholini, dan 2 buah muara kelenjar paraurethral. Kelenjar
bartholini berfungsi untuk mensekresikan cairan mukoid ketika terjadi rangsangan
seksual. Kelenjar bartholini juga menghalangi masuknya bakteri Neisseria
gonorhoeae maupun bakteri-bakteri patogen
7. Perineum (kerampang)
Terletak di antara vulva dan anus, panjangnya kurang lebih 4 cm. Dibatasi oleh
otot-otot muskulus levator ani dan muskulus coccygeus. Otot-otot berfungsi untuk
menjaga kerja dari sphincter ani.
2. Genetalia Interna
1. Vagina
Merupakan saluran muskulo-membraneus yang menghubungkan rahim dengan
vulva. Jaringan muskulusnya merupakan kelanjutan dari muskulus sfingter ani dan
muskulus levator ani, oleh karena itu dapat dikendalikan. Vagina terletak antara
kandung kemih dan rektum. Panjang bagian depannya sekitar 9 cm dan dinding
belakangnya sekitar 11 cm. Bagian serviks yang menonjol ke dalam vagina disebut
portio. Portio uteri membagi puncak (ujung) vagina menjadi:
-Forniks anterior -Forniks dekstra
-Forniks posterior -Forniks sisistra
Sel dinding vagina mengandung banyak glikogen yang menghasilkan asam susu
dengan pH 4,5. keasaman vagina memberikan proteksi terhadap infeksi.
Fungsi utama vagina:
a. Saluran untuk mengeluarkan lendir uterus dan darah menstruasi.
b. Alat hubungan seks (koitus).
c. Jalan lahir pada waktu persalinan (partus).
2. Uterus
Merupakan Jaringan otot yang kuat, terletak di pelvis minor diantara kandung
kemih dan rektum. Dinding belakang dan depan dan bagian atas tertutup
peritonium, sedangkan bagian bawah berhubungan dengan kandung
kemih.Vaskularisasi uterus berasal dari arteri uterina yang merupakan cabang
utama dari arteri illiaka interna (arterihipogastrika interna). Bentuk uterus seperti
bola lampu dan gepeng.
a. Korpus uteri : berbentuk segitiga
b. Serviks uteri : berbentuk silinder
c. Fundus uteri : bagian korpus uteri yang terletak diatas kedua pangkal tuba.
Untuk mempertahankan posisinya, uterus disangga beberapa ligamentum, jaringan
ikat dan parametrium. Ukuran uterus tergantung dari usia wanita dan paritas.
Ukuran anak-anak 2-3 cm, nullipara 6-8 cm, multipara 8-9 cm dan > 80 gram pada
wanita hamil. Uterus dapat menahan beban hingga 5 liter.
Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan :
a) Peritonium
Meliputi dinding rahim bagian luar. Menutupi bagian luar uterus. Merupakan
penebalan yang diisi jaringan ikat dan pembuluh darah limfe dan urat syaraf.
Peritoneum meliputi tuba dan mencapai dinding abdomen.
b) Lapisan otot
Susunan otot rahim terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan luar, lapisan tengah, dan
lapisan dalam. Pada lapisan tengah membentuk lapisan tebal anyaman serabut otot
rahim. Lapisan tengah ditembus oleh pembuluh darah arteri dan vena. Lengkungan
serabut otot ini membentuk angka delapan sehingga saat terjadi kontraksi
pembuluh darah terjepit rapat, dengan demikian pendarahan dapat terhenti.
Makin kearah serviks, otot rahim makin berkurang, dan jaringan ikatnya
bertambah. Bagian rahim yang terletak antara osteum uteri internum anatomikum,
yang merupakan batas dari kavum uteri dan kanalis servikalis dengan osteum uteri
histologikum (dimana terjadi perubahan selaput lendir kavum uteri menjadi
selaput lendir serviks) disebut isthmus. Isthmus uteri ini akan menjadi segmen
bawah rahim dan meregang saat persalinan.
c) Endometrium
Pada endometrium terdapat lubang kecil yang merupakan muara dari kelenjar
endometrium. Variasi tebal, tipisnya, dan fase pengeluaran lendir endometrium
ditentukan oleh perubahan hormonal dalam siklus menstruasi. Pada saat konsepsi
endometrium mengalami perubahan menjadi desidua, sehingga memungkinkan
terjadi implantasi (nidasi).Lapisan epitel serviks berbentuk silindris, dan bersifat
mengeluarakan cairan secara terus-menerus, sehingga dapat membasahi vagina.
Kedudukan uterus dalam tulang panggul ditentukan oleh tonus otot rahim sendiri,
tonus ligamentum yang menyangga, tonus otot-otot panggul. Ligamentum yang
menyangga uterus adalah:
a) Ligamentum latum ; Ligamentum latum seolah-olah tergantung pada tuba
fallopii.
b) Ligamentum rotundum (teres uteri)
• Terdiri dari otot polos dan jaringan ikat.
• Fungsinya menahan uterus dalam posisi antefleksi.
c) Ligamentum infundibulopelvikum
• Menggantung dinding uterus ke dinding panggul.
d) Ligamentum kardinale Machenrod
• Menghalangi pergerakan uteruske kanan dan ke kiri.
• Tempat masuknya pembuluh darah menuju uterus.
e) Ligamentum sacro-uterinum
• Merupakan penebalan dari ligamentum kardinale Machenrod menuju os.sacrum.
f) Ligamentum vesiko-uterinum
• Merupakan jaringan ikat agak longgar sehingga dapat mengikuti perkembangan
uterus saat hamil dan persalinan.
3. Tuba Fallopii
Tuba fallopii merupakan tubulo-muskuler, dengan panjang 12 cm dan diameternya
antara 3 sampai 8 mm. fungsi tubae sangat penting, yaiu untuk menangkap ovum
yang di lepaskan saat ovulasi, sebagai saluran dari spermatozoa ovum dan hasil
konsepsi, tempat terjadinya konsepsi, dan tempat pertumbuhan dan perkembangan
hasil konsepsi sampai mencapai bentuk blastula yang siap melakukan implantasi.
4. Ovarium
Merupakan kelenjar berbentuk buah kenari terletak kiri dan kanan uterus di bawah
tuba uterina dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum latum uterus. Setiap
bulan sebuah folikel berkembang dan sebuah ovum dilepaskan pada saat kira-kira
pertengahan (hari ke-14) siklus menstruasi. Ovulasi adalah pematangan folikel de
graaf dan mengeluarkan ovum. Ketika dilahirkan, wanita memiliki cadangan ovum
sebanyak 100.000 buah di dalam ovariumnya, bila habis menopause.
Ovarium yang disebut juga indung telur, mempunyai 3 fungsi:
a. Memproduksi ovum
b. Memproduksi hormone estrogen
c. Memproduksi progesterone
Memasuki pubertas yaitu sekitar usia 13-16 tahun dimulai pertumbuhan folikel
primordial ovarium yang mengeluarkan hormon estrogen. Estrogen merupakan
hormone terpenting pada wanita. Pengeluaran hormone ini menumbuhkan tanda
seks sekunder pada wanita seperti pembesaran payudara, pertumbuhan rambut
pubis, pertumbuhan rambut ketiak, dan akhirnya terjadi pengeluaran darah
menstruasi pertama yang disebut menarche.
Awal-awal menstruasi sering tidak teratur karena folikel graaf belum melepaskan
ovum yang disebut ovulasi. Hal ini terjadi karena memberikan kesempatan pada
estrogen untuk menumbuhkan tanda-tanda seks sekunder. Pada usia 17-18 tahun
menstruasi sudah teratur dengan interval 28-30 hari yang berlangsung kurang lebih
2-3 hari disertai dengan ovulasi, sebagai kematangan organ reproduksi wanita.
E. Siklus Menstruasi
Siklus mnstruasi terbagi menjadi 4. Wanita yang sehat dan tidak hamil, setiap
bulan akan mengeluarkan darah dari alat kandungannya.
1. Stadium menstruasi (Desquamasi), dimana endometrium terlepas dari rahim dan
adanya pendarahanselama 4 hari.
2. Staduim prosmenstruum (regenerasi), dimana terjadi proses terbentuknya
endometrium secara bertahap selama 4 hari
3. Stadium intermenstruum (proliferasi), penebalan endometrium dan kelenjar
tumbuhnya lebih cepat.
4. Stadium praemenstruum (sekresi), perubahan kelenjar dan adanya penimbunan
glikogen guna mempersiapkan endometrium.
F. Hormon-Hormon Reproduksi
1. Estrogen
Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi yang paling
penting untuk reproduksi adalah estradiol. Estrogen berguna untuk pembentukan
ciri-ciri perkembangan seksual pada wanita yaitu pembentukan payudara, lekuk
tubuh, rambut kemaluan,dll. Estrogen juga berguna pada siklus menstruasi dengan
membentuk ketebalan endometrium, menjaga kualitas dan kuantitas cairan cerviks
dan vagina sehingga sesuai untuk penetrasi sperma.
2. Progesterone
Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum. Progesterone mempertahankan
ketebalan endometrium sehingga dapat menerima implantasi zygot. Kadar
progesterone terus dipertahankan selama trimester awal kehamilan sampai plasenta
dapat membentuk hormon HCG.
3. Gonadotropin Releasing Hormone
GNRH merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus diotak. GNRH akan
merangsang pelepasan FSH (folikl stimulating hormone) di hipofisis. Bila kadar
estrogen tinggi, maka estrogen akan memberikan umpanbalik ke hipotalamus
sehingga kadar GNRH akan menjadi rendah, begitupun sebaliknya.
4. FSH (folikel stimulating hormone) dan LH (luteinizing Hormone)
Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon yang diproduksi oleh
hipofisis akibat rangsangan dari GNRH. FSH akan menyebabkan pematangan dari
folikel. Dari folikel yang matang akan dikeluarkan ovum. Kemudian folikel ini
akan menjadi korpus luteum dan dipertahankan untuk waktu tertentu oleh LH.
5. LH (Luteinizing Hormone) / ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone)
Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH, LH berfungsi
memicu perkembangan folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulosa) dan juga
mencetuskan terjadinya ovulasi di pertengahan siklus (LH-surge). Selama fase
luteal siklus, LH meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum
pascaovulasi dalam menghasilkan progesteron. Pelepasannya juga periodik /
pulsatif, kadarnya dalam darah bervariasi setiap fase siklus, waktu paruh
eliminasinya pendek (sekitar 1 jam). Kerja sangat cepat dan singkat.
6. HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)
Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan trofoblas
(plasenta). Kadarnya makin meningkat sampai dengan kehamilan 10-12 minggu
(sampai sekitar 100.000 mU/ml), kemudian turun pada trimester kedua (sekitar
1000 mU/ml), kemudian naik kembali sampai akhir trimester ketiga (sekitar
10.000 mU/ml). Berfungsi meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus
luteum dan produksi hormon-hormon steroid terutama pada masa-masa kehamilan
awal. Mungkin juga memiliki fungsi imunologik. Deteksi HCG pada darah atau
urine dapat dijadikan sebagai tanda kemungkinan adanya kehamilan (tes Galli
Mainini, tes Pack, dsb).
7. LTH (Lactotrophic Hormone) / Prolactin
Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki aktifitas memicu / meningkatkan
produksi dan sekresi air susu oleh kelenjar payudara. Di ovarium, prolaktin ikut
mempengaruhi pematangan sel telur dan mempengaruhi fungsi korpus luteum.
Pada kehamilan, prolaktin juga
Oogenesis
Dari kira-kira 2 juta oosit pada dua ovarium hanya 400 buah yang akan menjadi
folikel matang. Folikel matang berupa kantung kecil dengan dinding sel-sel epitel
di dalam berisi satu sel telur. Folikel menghasilkan hormon estrogen. Tiap bulan
dilepas satu ovum dari sebuah folikel mulai dari seorang wanita mengalami puber
sampai menopause. Setiap ovarium menghasilkan sekitar 20.000 folikel matang.
Sekitar 400.000 dari dua ovarium dapat mematangkan sel telur selama wanita
melewati masa subur. Folikel lainnya mengalami degenerasi. Oogenesis dan
ovulasi terjadi sekali dalam sebulan, bergiliran antara ovarium kiri dan ovarium
kanan.
Proses oogenesis hampir sama dengan proses spermatogenesis. Tahapnya dapat
kita lihat pada Gambar berikut.
Sumber :
http://ldysinger.stjohnsem.edu/ThM_599d_Beg/02_Biology/02_oogenesis.jpg
Gambar Oogenesis
Sumsum
Semua sel sistem kekebalan tubuh berasal dari sel-sel induk dalam sumsum tulang.
Sumsum tulang adalah tempat asal sel darah merah, sel darah putih (termasuk
limfosit dan makrofag) dan platelet. Sel-sel dari sistem kekebalan tubuh juga
terdapat di tempat lain.
Timus
Dalam kelenjar timus sel-sel limfoid mengalami proses pematangan sebelum lepas
ke dalam sirkulasi. Proses ini memungkinkan sel T untuk mengembangkan atribut
penting yang dikenal sebagai toleransi diri.
Getah bening
Kelenjar getah bening berbentuk kacang kecil terbaring di sepanjang perjalanan
limfatik. Terkumpul dalam situs tertentu seperti leher, axillae, selangkangan dan
para-aorta daerah. Pengetahuan tentang situs kelenjar getah bening yang penting
dalam pemeriksaan fisik pasien.
Mukosa jaringan limfoid terkait (MALT)
Di samping jaringan limfoid berkonsentrasi dalam kelenjar getah bening dan
limpa, jaringan limfoid juga ditemukan di tempat lain, terutama saluran
pencernaan, saluran pernafasan dan saluran urogenital.
Antibodi (Immunoglobulin)
Antibodi (bahasa Inggris:antibody, gamma globulin) adalah glikoprotein dengan
struktur tertentu yang disekresi dari pencerap limfosit-B yang telah teraktivasi
menjadi sel plasma, sebagai respon dari antigen tertentu dan reaktif terhadap
antigen tersebut. Pembagian Immunglobulin
Antibodi A (bahasa Inggris: Immunoglobulin A, IgA) adalah antibodi yang
memainkan peran penting dalam imunitas mukosis (en:mucosal immune). IgA
banyak ditemukan pada bagian sekresi tubuh (liur, mukus, air mata, kolostrum dan
susu) sebagai sIgA (en:secretoryIgA) dalam perlindungan permukaan organ tubuh
yang terpapar dengan mencegah penempelan bakteri dan virus ke membran
mukosa. Kontribusi fragmen konstan sIgA dengan ikatan komponen mukus
memungkinkan pengikatan mikroba
Antibodi D (bahasa Inggris: Immunoglobulin D, IgD) adalah sebuah monomer
dengan fragmen yang dapat mengikat 2 epitop. IgD ditemukan pada permukaan
pencerap sel B bersama dengan IgM atau sIga, tempat IgD dapat mengendalikan
aktivasi dan supresi sel B. IgD berperan dalam mengendalikan produksi
autoantibodi sel B. Rasio serum IgD hanya sekitar 0,2%.
Antibodi E (bahasa Inggris: antibody E, immunoglobulin E, IgE) adalah jenis
antibodi yang hanya dapat ditemukan pada mamalia. IgE memiliki peran yang
besar pada alergi terutama pada hipersensitivitas tipe 1. IgE juga tersirat dalam
sistem kekebalan yang merespon cacing parasit (helminth) seperti Schistosoma
mansoni, Trichinella spiralis, dan Fasciola hepatica, serta terhadap parasit
protozoa tertentu seperti Plasmodium falciparum, dan artropoda.
Antibodi G (bahasa Inggris: Immunoglobulin G, IgG) adalah antibodi monomeris
yang terbentuk dari dua rantai berat dan rantai ringan , yang saling mengikat
dengan ikatan disulfida, dan mempunyai dua fragmen antigen-binding. Populasi
IgG paling tinggi dalam tubuh dan terdistribusi cukup merata di dalam darah dan
cairan tubuh dengan rasio serum sekitar 75% pada manusia dan waktu paruh 7
hingga 23 hari bergantung pada sub-tipe.
Antibodi M (bahasa Inggris: Immunoglobulin M, IgM, macroglobulin) adalah
antibodi dasar yang berada pada plasma B. Dengan rasio serum 13%, IgM
merupakan antibodi dengan ukuran paling besar, berbentuk pentameris 10 area
epitop pengikat, dan teredar segera setelah tubuh terpapar antigen sebagai respon
imunitas awal (en:primary immune response) pada rentang waktu paruh sekitar 5
hari. Bentuk monomeris dari IgM dapat ditemukan pada permukaan limfosit- B
dan reseptor sel-B. IgM adalah antibodi pertama yang tercetus pada 20 minggu
pertama masa janin kehidupan seorang manusia dan berkembang secara
fitogenetik (en:phylogenetic). Fragmen konstan IgM adalah bagian yang
menggerakkan lintasan komplemen klasik.
A. Tulang
1. Bagian-bagian utama tulang rangka
Tulang rangka orang dewasa terdiri atas 206 tulang. Tulang adalah jaringan hidup
yang akan suplai saraf dan darah. Tulang banyak mengandung bahan kristalin
anorganik (terutama garam-garam kalsium) yang membuat tulang keras dan kaku,
tetapi sepertiga dari bahan tersebut adalah jaringan fibrosa yang membuatnya kuat
dan elastis.
Klasifikasi tulang pada orang dewasa digolongkan pada dua kelompok yaitu axial
skeleton dan appendicular skeleton.
Occipital 1
Temporal 2
Sphenoid 1
Ethmoid 1
Tulang Maksila 2
fasial (13
tulang) Palatine 2
Zygomatic 2
Lacrimal 2
Nasal 2
Vomer 1
Stapes 2
Tulang 1
hyoid tulang
Columna Cervical 7 26
vertebrae Thorakal 12 tulang
Lumbal 5
Ulna 2
Carpal 16
Metacarpal 10
Phalanx 28
Pelvic Os coxa 2 (setiap os coxa 2
girdle terdiri dari penggabungan 3 tulang
tulang)
Ekstremitas Femur 2 60
bawah tulang
Tibia 2
Fibula 2
Patella 2
Tarsal 14
Metatarsal 10
Phalanx 28
Total 206
tulang
2. Struktur tulang
Lapisan terluar dari tulang (cortex) tersusun dari jaringan tulang yang padat,
sementara pada bagian dalam di dalam medulla berupa jaringan sponge. Bagian
tulang paling ujung dari tulang panjang dikenal sebagai epiphyseyang berbatasan
dengan metaphysis. Metaphysis merupakan bagian dimana tulang tumbuh
memanjang secara longitudinal. Bagian tengah tulang dikenal
sebagai diaphysisyang berbentuk silindris.
Unit struktural dari cortical tulang compacta adalah system havers, suatu jaringan
(network) saluran yang kompleks yang mengandung pembuluh-pembuluh darah
mikroskopis yang mensuplai nutrient dan oksigen ke tulang, lacuna, dan ruang-
ruang kecil dimanaosteosit berada.
Jaringan lunak di dalam trabeculae diisi oleh sumsum tulang : sumsum tulang
merah dan kuning. Sumsum tulang merah berfungsi dalam hal hematopoesis,
sementara sumsum kuning mengandung sel lemak yang dapat dimobilisasi dan
masuk ke aliran darah.Osteogenic cells yang kemudian berdiferensiasi
ke osteoblast (sel pembentuk tulang) danosteoclast (sel penghancur tulang)
ditemukan pada lapisan terdalam dari periosteum.Periosteum adalah lembar
jaringan fibrosa dan terdiri atas banyak pembuluh darah.
Vaskularisasi, tulang merupakan jaringan yang kaya akan vaskuler dengan total
aliran darah sekitar 200 sampai 400 cc/menit. Setiap tulang memiliki arteri
penyuplai darah yang membawa nutrient masuk didekat pertengahan tulang,
kemudian bercabang ke atas dan ke bawah menjadi pembuluh-pembuluh darah
mikroskopis. Pembuluh darah ini mensuplaicortex, marrow, dan system haverst.
ü Kalsium dan posfor, tulang mengandung 99% kalsium tubuh dan 90% posfor.
Konsentrasi kalsium dan posfor dipelihara dalam hubungan terbalik. Sebagai
contoh, apabila kadar kalsium tubuh meningkat maka kadar posfor akan
berkurang.
ü Hormon paratiroid (PTH), saat kadar kalsium dalam serum menurun, sekresi
hormone paratiroid akan meningkat dan menstimulasi tulang untuk meningkatkan
aktivitas osteoplastic dan menyalurkan kalsium kedalam darah.
2. Sendi
Artikulasi atau sendi adalah tempat pertemuan dua atau lebih tulang. Tulang-
tulang ini dipadukan dengan berbagai cara, misalnya dengan kapsul sendi, pita
fibrosa, ligament, tendon, fasia, atau otot. Sendi diklasifikasikan sesuai dengan
strukturnya.
Permukaan tulang ditutupi oleh lapisan kartilago dan dihubungkan oleh jaringan
fibrosa kuat yang tertanam kedalam kartilago misalnya antara korpus vertebra dan
simfisis pubis. Sendi ini biasanya memungkinkan gerakan sedikit bebas.
Sendi ini adalah jenis sendi yang paling umum. Sendi ini biasanya memungkinkan
gerakan yang bebas (mis., lutut, bahu, siku, pergelangan tangan, dll.) tetapi
beberapa sendi sinovial secara relatif tidak bergerak (mis., sendi sakroiliaka).
Sendi ini dibungkus dalam kapsul fibrosa dibatasi dengan membran sinovial tipis.
Membran ini mensekresi cairan sinovial ke dalam ruang sendi untuk melumasi
sendi. Cairan sinovial normalnya bening, tidak membeku, dan tidak berwarna atau
berwarna kekuningan. Jumlah yang ditemukan pada tiap-tiap sendi normal relatif
kecil (1 sampai 3 ml). hitung sel darah putih pada cairan ini normalnya kurang dari
200 sel/ml dan terutama adalah sel-sel mononuclear. Cairan synovial juga
bertindak sebagai sumber nutrisi bagi rawan sendi.
Permukaan tulang dilapisi dengan kartilago artikular halus dan keras dimana
permukaan ini berhubungan dengan tulang lain. Pada beberapa sendi terdapat
suatu sabit kartilago fibrosa yang sebagian memisahkan tulang-tulang sendi (mis.,
lutut, rahang)
b) Sendi engsel memungkinkan gerakan melipat hanya pada satu arah dan
contohnya adalah siku dan lutut.
c) Sendi pelana memungkinkan gerakan pada dua bidang yang saling tegak
lurus. Sendi pada dasar ibu jari adalah sendi pelana dua sumbu.
d) Sendi pivot contohnya adalah sendi antara radius dan ulna. Memungkinkan
rotasi untuk melakukan aktivitas seperti memutar pegangan pintu.
e) Sendi peluncur memungkinkan gerakan terbatas kesemua arah dan
contohnya adalah sendi-sendi tulang karpalia di pergelangan tangan.
3. Otot Rangka
Otot (musculus) merupakan suatu organ atau alat yang memungkinkan tubuh dapat
bergerak. Ini adalah suatu sifat penting bagi organisme. Gerak sel terjadi karena
sitoplasma mengubah bentuk. Pada sel – sel, sitoplasma ini merupakan benang –
benang halus yang panjang disebut miofibril. Kalau sel otot mendapat rangsangan
maka miofibril akan memendek. Dengan kata lain sel otot akan memendekkan
dirinya kearah tertentu (berkontraksi).
b. Ciri-ciri Otot
1. Kontraktilitas
Serabut otot berkontraksi dan menegang, yang dapat atau mungkin juga tidak
melibatkan pemendekan otot. Serabut akan terolongasi karena kontraksi pada
setiap diameter sel berbentuk kubus atau bulat hanya akan menghasilkan
pemendekan yang terbatas.
2. Eksitabilitas
Serabut otot akan merespon dengan kuat jika distimulasi oleh implus saraf.
3. Ekstensibilitas
Serabut otot memiliki kemampuan untuk meregang melebihi panjang otot saat
relaks.
4. Elastilitas
Otot rangka merupakan setengah dari berat badan orang dewasa. Fungsi utamanya
adalah untuk menggerakan tulang pada artikulasinya. Kerja ini dengan
memendekkan (kontraksi) otot. Dengan memanjang (relaksasi) otot
memungkinkan otot lain untuk berkontraksi dan menggerakan tulang.
Otot ada yang melekat langsung pada tulang, tetapi dimana bagian terbesarnya
mempengaruhi fungsi (mis., pada tangan), tangan yang berhubungan langsung
dengan tulang, atau dimana kerjanya perlu dikonsentrasikan, otot dilekatkan
dengan tendon fibrosa. Tendon menyerupai korda, seperti tali, atau bahkan seperti
lembaran (mis.,pada bagian depan abdomen). Tidak ada otot yang bekerja sendiri.
Otot selalu bekerja sebagai bagian dari kelompok, dibawah control system saraf.
Fungsi otot dapat digambarkan dengan memperhatikan lengan atas. Otot bisep dari
lengan atas dilekatkan oleh tendon ke skapula. Perlekatan ini biasanya tetap
stasioner dan adalah asal (origo) dari otot. Ujung yang lain dari otot dilekatkan
pada radius. Perlekatan ini untuk menggerakan otot dan diketahui
sebagai insersio dari otot.
Bisep adalah otot fleksor; otot ini menekuk sendi, mengangkat lengan saat ia
memendek. Otot ini juga cenderung memutar lengan untuk memposisikan telapak
tengadah karena titik insersinya. Otot trisep pada punggung lengan atas adalah
otot ekstensor; otot ini meluruskan sendi, mempunyai aksi yang berlawanan
dengan otot bisep.
Otot rangka tersusun atas sejumlah besar serat-serat otot. Sel-sel silindris tidak
bercabang. Otot ini disokong oleh jaringan ikat dan mempunyai banyak suplai
darah dan saraf. Setiap sel mempunyai banyak nuklei dan mempunyai penampilan
lurik. Dindingnya atau sarkolema, mengandung myofibril yang dibungkus dengan
rapat dalam sarkoplasma cair. Didalamnya juga ada banyak mitokondria. Warna
merah dari otot berhubungan dengan mioglobin, suatu protein seperti hemoglobin
dalam sarkoplasma.
Setiap miofibril mempunyai lurik (striasi) terang dan gelap secara bergantian,
disebut pita I dan A secara berurutan. Striasi disebabkan oleh 2 tipe filamen, satu
mengandung proteinaktin, dan lainnya mengandung protein myosin.
Kontraksi otot adalah karena reaksi filament aktin dan miosin satu sama lain,
seperti ketika mereka menyisip satu sama lain dan menarik ujung dari sel otot
saling mendekat. Serat otot memendek sampai dengan sepertiga dari panjangnya
saat kontraksi.
Serat-serat otot biasanya menjalar sejajar terhadap arah tarikan, baik tanpa tendon
(otot kepeng) mis., otot interkostal, atau dengan tendon pada ujungnya (otot
fusiformis) mis., otot bisep. Otot-otot ini mempunyai rentang gerak yang besar
tetapi relative lemah.
Otot pennate lebih kuat daripada tipe otot di atas, tetapi mempunyai rentang gerak
lebih pendek. Pada otot ini, serat-serat menjalar membentuk sudut terhadap arah
tarikan dan menyisip ke dalam tendon sentral atau tendon pengimbang.
HISTOLOGY OTOT
Ada tiga jenis jaringan otot yang dapat dibedakan atas dasar strukturnya dan ciri
fiologis yaitu otot polos, otot lurik, dan otot jantung.
Otot polos mengandung sel berbentuk spindle dengan panjang 40-200 µm dengan
inti terletak di tengah. Myofibril ini sukar diperlihatkan dan tidak mempunyai
corak melintang. Serabut reticular transversa menghubungkan sel-sel otot yang
berdekatan dan membentuk suatu ikatan sehingga membentuk unik fungsional.
Otot polos tidak dibawah pengaruh kehendak.
Otot lurik mengandung sel-sel otot (serabut otot) dengan ukuran tebal 10-100 µm
dan panjang 15 cm. Serabut otot lurik berasal dari myotom, inti terletak dipinggir,
dibawah sarcolema.memanjang sesuai sumbu panjang serabut otot. Beberapa
serabut otot bergabung membentuk berkas otot yang dibungkus jaringan ikat yang
disebut endomycium. Bebefrapa endomycium disatukan jaringan ikat disebut
perimycium. Beberapa perimycium dibungkus oleh jaringan ikat yang disebut
epimycium (fascia). Otot lurik dipersyafi oleh system cerebrosfinal dan dapata
dikendalikan. Otot lurik terdapat pada otot skelet, lidah, diaphragm, bagian atas
dinding oesophagus.
Otot Jantung
Terdiri dari serabut otot yang bercorak yang bersifat kontraksinya bersifat otonom.
Tetapi dapat dipengaruhi system vagal. Serabutnya bercabang-cabang, saling
berhubungan dengan serabut otot di dekatnya. Intinya berbentuk panjang dan
terletajk di tengah.Sarkosom jauh lebih banyak dari pada otot rangka.
1. Saraf sensorik yang membawa impuls dari otot, terutama dari reseptor
regangan khusus, gelondong otot
2. Saraf motorik yang membawa impuls ke otot untuk memicu kontraksi otot
Korpus sel dari sel-sel saraf motorik terdapat dalam kornu anterior substansia
grisea dalam medula spinalis. Setiap sel saraf mempunyai serat utama
atau akson yang bercabang untuk mempersarafi 50 sampai 200 serat otot. Semua
korpus sel mempersarafi satu sel otot yang terletak berdekatan dalam medulla
spinalis. Impuls saraf mencapai setiap serat otot kira-kira di bagian tegahnya,
pada motor end plate. Datangnya impuls saraf ini menyebabkan
simpanan asetilkolin dilepaskan dari motor end plate. Asetilkolin bekerja untuk
memperkuat impuls saraf. Ini menyebabkan gelombang besar aktivitas listrik
untuk menjalar sepanjang otot, menimbulkan perubahan yang menyebabkan otot
berkontraksi. Kekuatan kontaksi tergantung pada jumlah serat-serat yang
terstimulasi. Bila impuls berhenti maka otot rileks.
4. Tendon
Tendon merupakan berkas (bundel) serat kolagen yang melekatkan otot ke tulang.
Tendon menyalurkan gaya yang dihasilkan oleh kontraksi otot ke tulang. serat
kolagen dianggap sebagai jaringan ikat dan dihasilkan oleh sel-sel fibroblas.
5. Ligament
Ligament adalah taut fibrosa kuat yang menghubungkan tulang ke tulang, biasanya
di sendi. Ligament memungkinkan dan membatasi gerakan sendi.
6. Bursae
Adalah kantong kecil dari jaringan ikat. Dibatasi oleh membran sinovial dan
mengandung cairan sinovial. Bursae merupakan bantalan diantara bagian-bagian
yang bergerak seperti pada olekranon bursae terletak antara prosesus olekranon
dan kulit
Kulit merupakan organ tubuh yang paling luas yang berkontribusi terhadap total
berat tubuh sebanyak 7 %. Keberadaan kulit memegang peranan penting dalam
mencegah terjadinya kehilangan cairan yang berlebihan, dan mencegah masuknya
agen-agen yang ada di lingkungan seperti bakteri, kimia dan radiasi ultraviolet.
Kulit juga akan menahan bila terjadi kekuatan-kekuatan mekanik seperti gesekan
(friction), getaran (vibration) dan mendeteksi perubahan-perubahan fisik di
lingkungan luar, sehingga memungkinkan seseorang untuk menghindari stimuli-
stimuli yang tidak nyaman. Kulit membangun sebuah barier yang memisahkan
organ-organ internal dengan lingkungan luar, dan turut berpartisipasi dalam
berbagai fungsi tubuh vital.
1. Epidermis
Stratum Korneum, terdiri atas 15-20 lapis sel gepeng, tanpa inti dengan
sitoplasma yang dipenuhi keratin. Lapisan ini merupakan lapisan terluar
dimana eleidin berubah menjadi keratin yang tersusun tidak teratur sedangkan
serabut elastis dan retikulernya lebih sedikit sel-sel saling melekat erat.Lebih
tebal pada area-area yang banyak terjadi gesekan (friction) dengan permukaan
luar, terutama pada tangan & kaki. Juga merupakan lapisan keratinosit terluar
yang tersusun atas beberapa lapis sel-sel gepeng yang mati dan tidak berinti.
Stratum Lucidum, tidak jelas terlihat dan bila terlihat berupa lapisan tipis
yang homogen, terang jernih, inti dan batas sel tak terlihat. Stratum lucidum
terdiri dari protein eleidin.Merupakan lapisan sel gepeng yang tidak berinti
dan lapisan ini banyak terdapat pada telapak tangan & kaki.
Stratum Granulosum, terdiri atas 2-4lapis sel poligonal gepeng yang
sitoplasmanya berisikan granul keratohialin. Pada membran sel terdapat
granula lamela yang mengeluarkan materi perekat antar sel, yang bekerja
sebagai penyaring selektif terhadap masuknya materi asing, serta
menyediakan efek pelindung pada kulit.2/3 lapisan ini merupakan lapisan
gepeng, dimana sitoplasma berbutir kasar serta mukosa tidak punya lapisan
inti.
Stratum Spinosum,tersusun dari beberapa lapis sel di atas stratum basale.
Sel pada lapisan ini berbentuk polihedris dengan inti bulat/lonjong. Pada
sajian mikroskop tampak mempunyai tonjolan sehingga tampak seperti duri
yang disebut spinadan terlihat saling berhubungan dan di dalamnya terdapat
fibril sebagai intercellularbridge.Sel-sel spinosum saling terikat dengan
filamen; filamen ini memiliki fungsi untuk mempertahankan kohesivitas
(kerekatan) antar sel dan melawan efek abrasi. Dengan demikian, sel-sel
spinosum ini banyak terdapat di daerah yang berpotensi mengalami gesekan
seperti telapak kaki.
Stratum Basal/Germinativum, merupakan lapisan paling bawah pada
epidermis, tersusun dari selapis sel-sel pigmen basal, berbentuk silindris dan
dalam sitoplasmanya terdapat melanin.Pada lapisan basile ini terdapat sel-sel
mitosis.
Setiap kulit yang mati akan terganti tiap 3- 4 minggu. Epidermis akan bertambah
tebal jika bagian tersebut sering digunakan. Persambungan antara epidermis dan
dermis di sebut rete ridge yang berfunfgsi sebagai tempat pertukaran nutrisi yang
essensial. Dan terdapat kerutan yang disebut fingers prints.
Pada daerah kulit terdapat juga kelenjar keringat. Kelenjar keringat terdiri dari
fundus (bagian yang melingkar) dan duet yaitu saluran semacam pipa yang
bermuara pada permukaan kulit Membentuk pori-pori keringat. Semua bagian
tubuh dilengkapi dengan kelenjar keringat dan lebih banyak terdapat dipermukaan
telapak tangan, telapak kaki, kening dan di bawah ketiak. Kelenjar keringat
mengatur suhu badan dan membantu membuang sisa-sisa pencernaan dari tubuh.
Kegiatannya terutama dirangsang oleh panas, latihan jasmani, emosi dan obat-obat
tertentu. Ada dua jenis kelenjar keringat yaitu :
Merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap sebagai
“True Skin” karena 95% dermis membentuk ketebalan kulit.Terdiri atas jaringan
ikat yang menyokong epidermis dan menghubungkannya dengan jaringan
subkutis. Tebalnya bervariasi, yang paling tebal pada telapak kaki sekitar
3 mm.Kulit jangat atau dermis menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat
keberadaan kandung rambut, kelenjar keringat, kelenjar-kelenjar palit atau kelenjar
minyak, pembuluh-pembuluh darah dan getah bening, dan otot penegak rambut
(muskulus arektor pili). Lapisan ini elastis & tahan lama, berisi jaringan kompleks
ujung-ujung syaraf, kelenjar sudorifera, kelenjar. Sebasea, folikel jaringan rambut
& pembuluh darah yang juga merupakan penyedia nutrisi bagi lapisan dalam
epidermis.
Dermis atau cutan (cutaneus), yaitu lapisan kulit di bawah epidermis. Penyusun
utama dari dermis adalah kolagen. Membentuk bagian terbesar kulit dengan
memberikan kekuatan dan struktur pada kulit, memiliki ketebalan yang bervariasi
bergantung pada daerah tubuh dan mencapai maksimum 4 mm di daerah
punggung. Dermis terdiri atas dua lapisan dengan batas yang tidak nyata, yaitu
stratum papilare dan stratum reticular.
1. Stratum papilare, yang merupakan bagian utama dari papila dermis, terdiri
atas jaringan ikat longgar. Pada stratum ini didapati fibroblast, sel mast, makrofag,
dan leukosit yang keluar dari pembuluh (ekstravasasi). Lapisan papila dermis
berada langsung di bawah epidermis tersusun terutama dari sel-sel fibroblas yang
dapat menghasilkan salah satu bentuk kolagen, yaitu suatu komponen dari jaringan
ikat. Dermis juga tersusun dari pembuluh darah dan limfe, serabut saraf , kelenjar
keringat dan sebasea, serta akar rambut. Suatu bahan mirip gel, asam hialuronat,
disekresikan oleh sel-sel jaringan ikat. Bahan ini mengelilingi protein dan
menyebabkan kulit menjadi elastis dan memiliki turgor (tegangan). Pada seluruh
dermis dijumpai pembuluh darah, saraf sensorik dan simpatis, pembuluh limfe,
folikel rambut, serta kelenjar keringat dan palit. Lapisan ini tipis mengandung
jaringan ikat jarang.
2. Stratum retikulare, yang lebih tebal dari stratum papilare dan tersusun atas
jaringan ikat padat tak teratur. Terdiri atas serabut-serabut penunjang (kolagen,
elastin, retikulin), matiks (cairan kental asam hialuronat dan kondroitin sulfat serta
fibroblas). Serta terdiri dari sel fibroblast yang memproduksi kolagen dan
retikularis yang terdapat banyak pembuluh darah , limfe, akar rambut, kelenjar
keringat dan kelenjar sebaseus.
Lapisan dermis juga ini mengandung sel-sel khusus yang membantu mengatur
suhu, melawan infeksi, air menyimpan dan suplai darah dan nutrisi ke kulit. Sel-
sel khusus dari dermis juga membantu dalam mendeteksi sensasi dan memberikan
kekuatan dan fleksibilitas untuk kulit. Komponen dermis meliputi:
Pembuluh darah berfungsi sebagai transport oksigen dan nutrisi ke kulit
dan mengeluarkan produk sampah. Kapal ini juga mengangkut vitamin D dari
kulit tubuh.
Pembuluh getah bening sebagai pasokan (cairan susu yang mengandung
sel-sel darah putih dari sistem kekebalan tubuh) pada jaringan kulit untuk
melawan mikroba.
Kelenjar Keringat untuk mengatur suhu tubuh dengan mengangkut air ke
permukaan kulit di mana ia dapat menguap untuk mendinginkan kulit.
Sebasea (minyak) kelenjar yaitu membantu untuk kulit tahan air dan
melindungi terhadap mikroba. Mereka melekat pada folikel rambut.
Folikel rambut, seperti rongga berbentuk tabung yang melampirkan akar
rambut dan memberikan nutrisi pada rambut.
Sensory reseptor syaraf yang mengirimkan sensasi seperti sentuhan, nyeri,
dan intensitas panas ke otak.
Kolagen protein struktural tangguh yang memegang otot dan organ di
tempat dan memberikan kekuatan dan bentuk ke jaringan tubuh.
Elastin protein karet yang memberikan elastisitas dan membuat kulit
merenggang. Hal ini juga ditemukan di ligamen, organ, otot dan dinding
arteri.
Pada bagian subdermis ini terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak di
dalamnya.Pada lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah dan
getah bening. Untuk sel lemak pada subdermis, sel lemak dipisahkan oleh
trabekula yang fibrosa. Lapisan terdalam yang banyak mengandung sel liposit
yang menghasilkan banyak lemak. Disebut juga panikulus adiposa yang berfungsi
sebagai cadangan makanan. Berfungsi juga sebagai bantalan antara kulit dan
setruktur internal seperti otot dan tulang. Sebagai mobilitas kulit, perubahan kontur
tubuh dan penyekatan panas.Sebagai bantalan terhadap trauma. Tempat
penumpukan energi.
Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah dan limfe,
saraf-saraf yang Berjalan sejajar dengan permukaan kulit. Cabang-cabang dari
pembuluh-pembuluh dan saraf-saraf menuju lapisan kulit jangat. Jaringan ikat
bawah kulit berfungsi sebagaibantalan atau penyangga benturan bagi organ-organ
tubuh bagian dalam, membentuk kontur tubuh dan sebagai cadangan
makanan.Ketebalan dan kedalaman jaringan lemak bervariasi sepanjang kontur
tubuh, paling tebal di daerah pantat dan paling tipis terdapat di kelopak mata. Jika
usia menjadi tua, kinerja liposit dalam jaringan ikat bawah kulit juga menurun.
Bagian tubuh yang sebelumnya berisi banyak lemak, lemaknya berkurang
sehingga kulit akan mengendur serta makin ehilangan kontur.
Rambut adalah organ seperti benang yang tumbuh di kulit terutama. Rambut
muncul dari epidermis (kulit luar), walaupun berasal dari folikel rambut yang
berada jauh di bawah dermis. Struktur mirip rambut, yang disebut trikoma, juga
ditemukan pada tumbuhan. Rambut terdapat di seluruh kulit kecuali telapak tangan
kaki dan bagian dorsal dari falang distal jari tangan, kaki, penis, labia minora dan
bibir.
Struktur Rambut
Rambut terdiri dari medula yang terdiri dari keratin lunak dan kortex serta kutikula
yang terdiri dari keratin keras.
Pada rambut terdapat folikel-folikel rambut. Folikel rambut terdiri dari komponen
dermis dan epidermis. Pada dasarnya folikel rambut bagian dermis terlihat
menonjol, disebut papila yang terdiri dari :jaringan ikat, pembuluh darah dan sel-
sel saraf .Bagian luar papilla diliputi sel-sel epitel yang disebut germinal matrik,
dan ujung folikel rambut tampak membesar. Sel-sel germinal matrik (puncak
papila) berproliferasi membentuk rambut yang dapat tumbuh terus.
Dan untuk warna yang ada pada rambut tergantung kualitas dan kuantitas pigmen
korteks. Bila sedikit / kurang tampak putih. Campuran rambut putih dan
berpigmen, tampak abu-abu (uban). Rambut coklat atau hitam disebabkan oleh
adanya melanin. Melanosit terdapat pada matrix folikel rambut, yang dapat
mengalami mitosis. Melanosit kemudian akan terdorong keatas.
Aliran darah untuk kulit berasal dari subkutan tepat di bawah dermis. Arteri
membentuk anyaman yang disebut retecutaneum yaitu anyaman pembuluh darah
di jaringan subkutan, tepat di bawah dermis. Cabang-cabang berjalan ke
superficial dan kedalam. Fungsi vaskularisasi yang kedalam ini adalah untuk
memelihara jaringan lemak dan folikel rambut.
Pada keadaan temperature udara lebih rendah dari tubuh maka kapiler venulae di
stratum papilare dan subpapilare menyempit sehingga temperature tubuh tidak
banyak yang hilang. Bila udara panas kelenjar keringat aktif memproduksi
keringat kapiler dan venulae dilatasi penguapan keringat.
Sel-sel matriks melalui mitosis membentuk sel-sel baru mendorong sel-sel lebih
tua ke atas. Aktivitas ini lamanya 2-6 tahun
90 % dari 100.000 folikel rambut kulit kepala normal mengalami fase
pertumbuhan pada satu saat.
3. Fase Istirahat(Telogen)
Kuku tumbuh dari sel mirip gel lembut yang mati, mengeras, dan kemudian
terbentuk saat mulai tumbuh dari ujung jari. Kulit ari pada pangkal kuku berfungsi
melindungi dari kotoran. Fungsi utama kuku adalah melindungi ujung jari yang
lembut dan penuh urat saraf, serta mempertinggi daya sentuh. Secara kimia, kuku
sama dengan rambut yang antara lain terbentuk dari keratin protein yang kaya
akan sulfur.
Pada kulit di bawah kuku terdapat banyak pembuluh kapiler yang memiliki suplai
darah kuat sehingga menimbulkan warna kemerah-merahan. Seperti tulang dan
gigi, kuku merupakan bagian terkeras dari tubuh karena kandungan airnya sangat
sedikit. Pertumbuhan kuku jari tangan dalam satu minggu rata-rata 0,5 – 1,5 mm,
empat kali lebih cepat dari pertumbuhan kuku jari kaki. Pertumbuhan kuku juga
dipengaruhi oleh panas tubuh.
Nutrisi yang baik sangat penting bagi pertumbuhan kuku. Sebaliknya, kalau
kekurangan gizi atau menderita anoreksia nervosa, pertumbuhan kuku sangat
lamban dan rapuh.
3) Pars Intermedia
Daerah kecil diantara hipofisis anterior dan posterior yang relative avaskular,
yang pada manusia hamper tidak ada sedangkan pada bebrapa jenis binatang
rendah ukurannya jauh lebih besar dan lebih berfungsi.
A. Korteks Adrenal
Kortikosteroid merupakan salah satu hormon yang dikeluarkan oleh korteks
adrenal. Kortikosteroid dibagi menjadi dua kelompok menurut aktifitas
biologisnya, yaitu glukokortikoid yang mempengaruhi metabolisme karbohidrat,
lemak, dan protein. Dan mineralokortikoid yang mempengaruhi pengaturan
elektrolit dan keseimbangan air. Dari korteks adrenal dikenali lebih dari 30 jenis
hormon steroid, namun hanya dua jenis yang jelas fungsional, yaitu aldosteron
sebagai mineralokortikoid utama dan kortisol sebagai glukokortikoid utama.
a. 1. Glukokortikoid
Glukokortikoid adalah golongan hormon steroid yang memberikan pengaruh
terhadap metabolisme nutrisi. Hormon dari golongan ini akan mengaktivasi
protein yang berperan dalam proses metabolisme seperti sintesis glukosa,
pengirisan peptida atau mobilisasi lemak. Penamaan glukokortikoid (glukosa +
korteks + steroid) menunjukkan keberadaan golongan ini sebagai regulator
glukosa yang disintensis pada korteks adrenal dan mempunyai struktur steroid.
Sedikitnya 95% aktivitas glukokortikoid dari sekresi adrenokortikal merupakan
hasil dari sekresi kortisol, yang dikenal juga sebagai hidrokortisol.
Efek kortisol terhadap metabolisme karbohidrat adalah sebagai berikut:
1. Perangsangan glukoneogenesis dengan cara meningkatkan enzim terkait dan
pengangkutan asam amino dari jaringan ekstrahepatik, terutama dari otot
2. Penurunan pemakaian glukosa oleh sel dengan menekan proses oksidasi NADH
untuk membentuk NAD+;
3. Peningkatan kadar glukosa darah dan “Diabetes Adrenal” dengan menurunkan
sensitivitas jaringan terhadap insulin.
b. 2. Mineralokortikoid
Mineralokortikoid adalah golongan hormon steroid yang berfungsi meningkatkan
metabolisme hidrat arang, menahan Na+ dan Ce- dalam tubuh, regulasi air.
B. Medula Adrenal
Medula adrenal dianggap juga sebagai bagian dari sistem saraf. Sel-sel
sekretorinya merupakan modifikasi sel-sel saraf yang melepaskan dua hormon
yang berjalan dalam aliran darah: epinephrin (adrenalin) dan norephinephrin
(noradrenalin).
a. Hormon epinephrin (adrenalin)
Peranan adrenalin pada metabolisme normal tubuh belum jelas. Sejumlah
besar hormon ini dilepaskan dalam darah apabila seseorang dihadapkan pada
tekanan, seperti marah, luka, atau takut. Jika hormon adrenalin menyebar di
seluruh tubuh, hormon menimbulkan tanggapan yang sangat luas: laju dan
kekuatan denyut jantung meningkat sehingga tekanan darah meningkat. Kadar
gula darah dan laju metabolisme meningkat. Bronkus membesar sehingga
memungkinkan udara masuk dan keluar paru-paru lebih mudah. Pupil mata
membesar, mempercepat perubahan glikogen menjadi glukosa pada hati,
menaikkan gula darah, dan mengubah glikogen menjadi asam laktat pada otot.
b. Hormon norephinephrin (noradrenalin)
Hormon ini menyebabkan menurunkan tekanan darah dan denyut jantung,
biasanya adrenalin dan non adrenalin bekerja antagonis.
2. Fungsi
Fungsi insulin yang mengikat :
• Aktivitas hormon
• binding protein
• Proses metabolisme glukosa
• generasi metabolit prekursor dan energi
• respons fase-akut
• permukaan sel reseptor transduksi sinyal terkait
• sel-sel sinyal
• kematian sel
• glukosa transportasi
• negatif dari proses regulasi protein katabolik
• positif regulasi dari proses biosintesis oksida nitrat
• negatif regulasi vasodilatasi
• positif regulasi vasodilatasi
• alpha-beta sel T aktivasi
• regulasi sekresi protein
• positif regulasi sekresi sitokin
• positif regulasi nitrat oksida sintase kegiatan
4. Pengaturan sekresi
Sekresi insulin terutama di atur oleh konsentrasi glukosa darah. akan tetapi asam
amino darah dan faktor-faktor lain juga memengang peranan penting. seperti kita
akan lihat.
Perangsang Sekresi Insulin Oleh Glukosa Darah.
Kadar glukosa darah normal waktu puasa adalah 80 sampai 90 mg/100 ml
kecepatan sekresi insulin minumun. Waktu konsentrasi glukosa darah meningkat
di atas 100 mg/100 ml darah, kecepatan sekresi insulin meningkat cepat mencapai
puncaknya yaitu 10 sampai 20 kalitingkat basal konsentrasi glukosa darah antara
300 dan 400 ml,jadi peningkatan sekresi insulin akibat rangsangan glukosa adalah
dramatis dalam kecepatan dan sangat tingginya kadar sekresi yang di capai.
selanjutnya penghentian sekresi insulin hampir sama cepat terjadi dalam
beberapamenit setelah pengurangan konsentrasi glukosa darah kembali ke tingkat
puasa.
2. Fungsi
Fungsi molekul reseptor yang mengikat :
• Aktivitas hormon
• glukagon reseptor yang mengikat
Komponen seluler
• ekstraseluler wilayah
• ekstraseluler wilayah
• ruang ekstraseluler
• fraksi larut
• sitoplasma
• membran plasma
• membran plasma
Proses biologis
• proses metabolisme cadangan energi
• sinyal transduksi
• G-protein reseptor ditambah protein signaling jalur
• G-protein signaling, ditambah dengan utusan cAMP kedua nukleotida
• perilaku makan
• proliferasi sel
• negatif pengaturan nafsu makan
• regulasi sekresi insulin
• seluler respon terhadap stimulus glukagon
3. Mekanisme kerja/ fisiologi
Berperan menaikkan kadar gula yang rendah, dan cara kerja hormon ini
merupakan kebalikan hormon insulin. Hormon yang dikeluarkan oleh pankreas
yang berguna untuk meningkatkan kadar glukosa darah. Glukagon memiliki efek
yang berkebalikan dengan insulin. Insulin dikenal sebagai hormon yang
menurunkan kadar glukosa darah. Pankreas melepaskan glukagon bila kadar gula
darah (glukosa) terlalu rendah. Glukagon menyebabkan hati mengubah cadangan
glikogen menjadi glukosa yang kemudian dilepaskan ke aliran darah.
Glukagon dan insulin merupakan bagian dari sistem umpan balik yang membuat
kadar glukosa darah berada pada tingkatan yang stabil
4. Pengaturan sekresi
Peningkatan sekresi glukagon disebabkan oleh:
* Penurunan glukosa plasma (tidak langsung)
* Peningkatan katekolamin - norepinefrin dan epinefrin
* Asam amino plasma Peningkatan (untuk melindungi dari hipoglikemia jika
semua protein-makanan dikonsumsi)
* Sistem saraf simpatis
* Asetilkolin
* Cholecystokinin
5. Kelainan sekresi/efek
Efeknya adalah berlawanan dari insulin, yang menurunkan kadar glukosa darah .
Pankreas melepaskan glukagon ketika gula darah (glukosa) tingkat jatuh terlalu
rendah. Glukagon menyebabkan hati untuk mengubah glikogen yang disimpan
menjadi glukosa, yang dilepaskan ke dalam aliran darah. Kadar glukosa darah
yang tinggi merangsang pelepasan insulin. Insulin memungkinkan glukosa yang
akan diambil dan digunakan oleh jaringan tergantung insulin. Jadi, glukagon dan
insulin adalah bagian dari sistem umpan balik yang membuat kadar glukosa darah
pada tingkat yang stabil. Glukagon milik keluarga beberapa hormon lain yang
terkait.
Anatomi
Apabila terjadi pembesaran dari glandula superior maka akan turun
mengikuti gravitasi disekitar atau ke cabang trakeoesofagal dan dapat berada di
inferior dari glandula paratiroid inferior. 5 Kelenjar paratiroid bagian kaudal bisa
dijumpai posterolateral kutub bawah kelenjar tiroid, atau didalam timus, bahkan
berada di mediastinum. Kelenjar paratiroid kadang kala dijumpai di dalam
parenkim kelenjar tiroid.
Biasanya terdapat dua kelenjar paratiroid pada tiap sisi (superior dan
inferior) sehingga total didapatkan ada 4 kelenjar paratiroid. Akan tetapi, jumlah
kelenjar paratiroid dapat bervariasi , yaitu dijumpai lebih atau kurang dari empat
buah. Kelanjar paratiroid berwarna kuning-coklat, dengan bentuk yang
bermacam-macam dan berukuran kurang lebih 3 x 3 x 2 mm, beratnya ±100 mg.
Berat dan ukuran glandula paratiroid pun bervariasi, orang yang kegemukan
mempunyai banyak lemak ekstrasel didalam kapsula paratiroidea. Oleh karena itu,
diperlukan ahli bedah yang berpengalaman untuk dapat mengidentifiksai kelenjar
paratiroid yang normal pada pembedahan tiroid dan paratiroid.
Sebagian besar efek hormon paratiroid pada organ sasarannya diperantarai oleh
siklik adenosin monofosfat (cAMP) yang bekerja sebagai mekanisme second
messenger. Dalam waktu beberapa menit setelah pemberian hormon paratiroid,
konsentrasi cAMP di dalam osteosit, osteoklas, dan sel-sel sasaran lainnya
meningkat. Selanjutnya, cAMP mungkin bertanggung jawab terhadap beberapa
fungsi osteoklas seperti sekresi enzim dan asam-asam sehingga terjadi reabsorpsi
tulang, pembentukan 1,25-dihidroksikolekalsiferol di dalam ginjal dan sebagainya.
Mungkin masih ada efek-efek langsung lain dari hormon paratiroid yang fungsinya
tidak bergantung pada mekanisme second messenger.
Homeostasis Kalsium
Hormon paratiroid dan vitamin D menjadi faktor utama yang mengendalikan
metabolisme kalsium.Keduanya mempunyai kerja yang meningkatkan konsentrasi
kalsium serum. Hormon paratiroid terikat ke reseptor dalam tulang dan ginjal serta
mengaktivasi adenilat siklase, sehingga membentuk adenosin monofosfat siklik
(AMP siklik) yang kemudian mengatur enzim intrasel lainnya.
Hormon paratiroid bekerja atas tulang untuk mempercepat resorpsi tulang dan
meningkatkan pembentukan kembali tulang dengan menginduksi aktivitas
osteoklastik dan osteoblastik. Kerjanya atas tubulus renalis untuk menurunkan
resorpsi fosfat dan bikarbonat serta untuk meningkatkan resorpsi kalsium. Hormon
paratiroid mempunyai peranan tidak langsung dalam meningkatkan absorpsi
kalsium gastrointestinalis dengan meningkatkan efek vitamin D. Vitamin D
(kolekalsiferol) di bentuk dalam kulit oleh kerja sinar ultraviolet atas 7
dihidrokolesterol: kemudian ia dihidroksiklasi dalam hati ke 25-
hidroksikolekalsiferol dan diaktivasi lebih lanjut oleh 1-alfahidroksilase dalam
ginjal ke metabolit kuat, 1,25-dihidrosikolekalsiferol. Hormon paratiroid
meningkatkan perubahan 25-hidroksikolekalsiferol ke 1,25-
dihidroksikalekalsiferol. Vitamin D juga menyokong keseimbangan kalsium
positif, terutama dengan meningkatkan absorpsi usus. Walaupun salah satu kerja
vitamin D untuk memobilisasi kalsium dari tulang, namun ia meningkaktan
kalsium dan fosfat dalam cairan ekstrasel, serta efek bersihnya untuk
meningkatkan mineralisasi dan pembentukan kembali tulang (’remodeling’).
Farmakologi
Efek hipokalsemk dan hipofosfatemik hormon ini dimanfaatkan untuk keadaan
hiperkalsemia, misalnya pada hiperparatiroidisme, hiperkalsemia idiopatik dan
keracunan vitamin D.Kalsitonin juga efektif untuk dekalsifikasi yang dapat terjadi
pada berbagai kelainan, misalnya pada :
1. Osteoporosis yg bertalian dg usia lanjut,
2. Resorpsi tulang yang bertambah pada imobilisasi penderita; dan
3. Paget's disease.
Efek Samping
Kalsitonin umumnya cukup aman.
Erupsi kulit yang nonspesifik, mual, muntah, diare dan urtikaria dapat terjadi
pada pengobatan dengan kalsitonin.
Peningkatan ekskresi air dan garam yang selintas dapat terjadi pada awal
pengobatan dan diduga karena adanya perbaikan hemodinarnik.
Rasa sakit dan peradangan di tempat suntikan juga dapat terjadi.
c. Kelenjar Tiroid
Abnormalitas Sekresi , terjadi akibat defisiensi iodium, atau malfungsi
hipotalamus, hipofisis, atau kelenjar tiroid.
1. Hipotiroidisme adalah penurunan produksi hoormon tiroid. Hal ini
mengakibatkan penurunan aktivitas metabolik, konstipasi, letargi, reaksi mental
lambat, dan peningkatan simpanan lemak Pada orang dewasa, kondisi ini
menyebabkan miksedema, yang ditandai dengan adanyanya akumulasi air dan
musin dibawah kulit, sehingga penampakan edema terlihat Pada anak kecil,
hipotiroidisme yang mengakibatjan retardasi mental dan fisik disebut dengan
kertinisme.
2. Hipertiroidisme adalah produksi hormon tiroid yang berlebihan. Hal ini
mengakibatkan aktivitas metabolik meningkat, berat badan turun, gelisah, tremor,
diare, frekuensi jantung meningkat, dan pada hipertiroidisme berlebihan, gejalanya
adalah toksisitas hormon. Hipertiroidisme berlebihan dapat menyebabkan goiter
eksoftalmik(penyakit Grave). gejalanya berupa pembengkakan jaringan dibawah
kantong mata, sehingga bola mata menonjol.Penatalaksanaan . hipertiroidisme
adalah melalui pengangkatan kelenjar tiroid melalui pembedahan atau dengan
iodium radioaktif, yang diareahkan pada kelenjar dan untuk menghancurkan
jaringan.
3. Golter ( Gondok ) adalah pembesaran kelenjar tiroid sampao dua atau tiga
kali lipat. Hal ini terjadi berkaitan dengan hipotiroidisme atau hipertiroidisme
Golter ringan (endemik)berkaitan dengan hipotiroidisme terjadi di daerah yang
mengalami defisiensi iodium.Penurunan konsumsi iodium mengakibatkan
akumulasi tiroglobulin (koloid ) dalam folikel, tetapi juga menurunkan produksi
hormon tiroid. Suplemensi garam dengan iodium telah mengurangi insiden goiter
endemik.
4. Kelenjar Parartiroid
Abnormal Sekresi
Hipersekresi (hiperparatiroidisme) adalah kasus yang jarang terjadi, tetapi dapat
diakibatkan oleh tumor paratiroid. Hipersekresi mengakibatkan peningkatan
aktivitas osteoklas, resorbsi tulang dan dekalsifikasi , serta pelemahan tulang.
o Hiposekresi (hipoparatiroidisme) mengakibatkan penurunan kadar kalsium
darah dan peningkatan iritabilitas sistem neuromuskular. Jika hipersekresi
berlebihan dapat menyebabkan tetanus (kejang otot rangka), yang berakibat fatal
jika tidak segera ditangani.
5. Kelenjar Adrenal
Abnormalitas sekresi Adrenokortikal
o Hiposekresi terjadi karena dekstruksi jaringan kortikal akibat penyakit atau
artrofil, dikenal sebagai penyakit Addison. Penyakit ini mengakibatkan
ketidakseimbangan natrium-kalium darah, pengahitaman kulit( akibat penambahan
ACTH, mirip dengan MSH), dan penurunan kemampuan untuk merespon stres
fisiologis.
o Hipersekresi dapat terjadi akibat tumor adrenal atau akibat peningkatan
produksi ACTH. Efek hipersekresi ini bergantung pada jenis sel dalam korteks
adrenal yang mensekreksi hormon dalam jumlah besar.
a. Aldosteronisme primer adalah sekresi aldosteron yang berlebihan pada zona
glomerulosa. Hal ini mengakibatkan peningkatan natrium tubuh, volume cairan
ekstraselular, curah jantung dan tekanan darah.
b. Cushing’s disease terjadi akibat produksi glukokortikoid berlebihan pada
zona fasikulata. Hal ini mengakibatkan peningkatan mobilisasi protein dan lemak,
sehingga terjadi kelemahan otot dan penumpukan lemak di leher , wajah, dan
trunkus. Peningkatan glukoneogenesis mengakibatkan kadar gula garah sangat
tinggi (diabetes adrena).
c. Sindrom adrenogenital (virilisme adrenal ) terjadi akibat produksi
androgen berlebihan pada zona retikularis.
Konsisi ini mengakibatkan pubertas dini, jika terjadi pada anak prapubertas.
Pada perempuan dewasa,maskulinisasi berupa tumbuhnya rambut pada
wajah, suara yang memberat, dan peningkatan perkembangan otot dapat terjadi.
Maskulinisasi dapat terjadi pada janin yang berjenis kelamin perempuan jika
ibu menderita tumor adrenal atau mengkonsumsi hormon sejenis androgen
(progestin) selama kehamilan.
d. Glukokortikoiddalam jumlah lebih besar dari yang diproduksi tubuh dapat
diinjeksi secara terapeutik untuk mengurangi respons inflamatori dan alergi.
Efek positif dari injeksi glukokortikoid meliputi stabilitasi membran lisosom
dan penurunan permeabelitas kapilar, yang akan menghambat inflamasi.
Egek negatifnya adalah menghambat respon sel darah putih terhadap infeksi
dan menurunkan produksi antibodi sehingga memperlama penyembuhan luka.
6. Pankreas Endokrin
Abnormalitas Sekresi
1. Diabetes melitus terjadi karena defisiensi insulin
A. Anatomi
Organ pernafasan manusia terdiri dari hidung, faring, trakea, bronkus, bronkiolus
dan alveolus. Udara masuk ke dalam lubang hidung melalui rongga hidung yang
didalamnya terdapat conchae dan rambut-rambut hidung. Udara inspirasi berjalan
menuruni trakea, melalui bronkiolus ke alveolus.
Dinding bronkus dan bronkiolus ditunjang juga oleh cincin tulang rawan. Di
ujung bronkiolus terkumpul alveolus, yaitu kantung udara kecil yang dipenuhi oleh
pembuluh kapiler darah dan tempat terjadinya pertukaran gas antara udara dan
darah. Dinding sebelah dalam trakea, bronkus dan bronkiolus dilapisi oleh epitel
bersilium penghasil lendir sehingga partikel debu yang tidak tertepis di hidung,
terjerat dalam lendir tersebut. Silium-silium menyapu partikel ke trakea, ketika
partikel mendekati glotis terjadilah batuk sehingga dahak keluar dari mulut.
Sedangkan partikel halus akan difagosit di dinding alveolus. Tiap alveolus dilapisi
oleh dua jenis sel epitel. Sel tipe I merupakan sel gepeng yang memiliki perluasan
sitoplasma yang besar dan merupakan sel pelapis utama. Sel tipe II (pneumosit
granular) lebih tebal dan banyak badan inklusi lamellar. Sel-sel ini mensekresi
surfaktan. Terdapat pula sel epitel jenis khusus lainnya dan paru juga memiliki
makrofag alveolus paru (PAMs = Pulmonary Alveolar Macrophages), limfosit, sel
plasma, dan sel mast.
B. Fisiologi Respirasi
1. Mekanisme Pernapasan
Udara dapat masuk ke paru-paru melalui kegiatan otot tertentu. Otot-otot ini
menambah ukuran dada setiap melalukan pernafasan. Pada pernafasan yang normal
dan tenang, inspirasi merupakan proses aktif yang melibatkan kontraksi diafragma
dan otot-otot intercostalis eksterna. Sebaliknya ekspirasi merupakan proses pasif
yang melibatkan recoiling elastic paru-paru dan sangkar toraks(thoracic cage).
Selama inspirasi akan terjadi pelebaran sangkar toraks dan pengembangan paru
sehingga udara dapat masuk ke dalam paru dengan mudah. Selama ekspirasi terjadi
penyempitan sangkar toraks dan pengecilan paru untuk mengambil posisi pra-
inspirasi agar udara dapat meninggalkan paru-paru dengan mudah.12,13
Tekanan di dalam ruangan antara paru-paru dan dinding rongga dada disebut
tekanan intrapleural yang besarnya lebih rendah dari 1 atm setara dengan 756
mmHg. Udara cenderung bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah
bertekanan rendah, yaitu menuruni gradien tekanan.2 Udara mengalir masuk dan
keluar paru selama bernapas kerena perpindahan mengikuti gradien tekanan antara
alveolus dan atmosfer yang berbalik arah secara bergantian yang ditimbulkan oleh
aktivitas siklik otot pernapasan. Terdapat tekanan-tekanan yang berbeda yang
berperan penting dalam ventilasi:
Hb + O 2 HbO 2
3. CO2 diubah menjadi HCO3, melalui reaksi kimia yang berlangsung dalam sel
darah merah (sekitar 60%).3
Gambar no 2 menjelaskan mekanisme pertukaran CO2 dan O2 pada terori diatas.
Gambar 2. Mekanisme pertukaran O2 dan CO2.3
3.Kontrol Pernapasan
Laju respirasi sel, bervariasi sesuai dengan aktivitas tubuh. Tubuh bergerak
lebih giat akan meningkatkan kebutuhan O2 20 – 25 kali. Kebutuhan O2 yang
meningkat ini dipenuhi dengan meningkatkan laju dan dalamnya pernafasan.
Pusat kontrol pernafasan terletak pada bagian otak yang disebut medula
oblongata. Bila konsentrasi CO2 dalam darah meningkat, medulla oblongata
menanggapi dengan meningkatkan pertukaran udara dalam paru-paru sehingga
konsentrasi CO2 kembali normal. Selain itu pertukaran udara dalam paru-paru juga
Pada orang-orang yang berada di ketinggian dalam waktu singkat dan tidak
dapat menyesuaikan dengan lingkungan dapat meningkatkan risiko penyakit seperti
acute altitude sickness yang menyebabkan edema paru dan edema serebral. Setelah
periode waktu yang lama di ketinggian bisa terjadi Chronic altitude sickness yang
menyebabkan hypertension pulmonal dan komplikasi terkait.17
2. Perubahan Cardiovascular
Hypoxia menginduksi pengaturan dari respirasi yang berhubungan dengan
perubahan cardio-vascular yang berubah secara signifikan adalah pada
hemodinamik paru yang disebabkan oleh pulmonary hypertension. Pembuluh darah
paru yang di suplai dengan serat saraf simpatis (vasokonstriktor) dan serat saraf
parasimpatis (vasodilator). Regulasi dari serat saraf ini dipengaruhi oleh efek lokal
dari PO2 dan PCO2. Kontraksi dari otot polos vascular dan penyempitan pembuluh
darah menyebabkan hipoksia alveolar. Selanjutnya akumulasi dari CO2
menyebabkan penurunan pH dan menghasilkan vasokontriksi. Vasokontriksi paru
yang muncul ini berhubungan dengan munculnya pulmonal hypertension.18
3. Perubahan Hematological
Darah arteri merupakan prinsip dari pengangkatan oksigen di dalam tubuh,
peningkatan kadar oksigen di arteri adalah hal yang paling penting dalam fisiologi
untuk mengurahi hipoksia dalam jaringan. Selama terpapar dengan hipoksia terjadi
peningkatan kadar oksigen arteri muncul dengan meningkatnya kadar haematocrit,
breathing. Hal ini bisa timbul dari efek gabungan dari hypocapnia yang mengarah
pada penekanan usaha pernafasan pada tidur NREM, dan hypoxia dimana
menstimulasi apnea dan hyperapnea yang mengakibatkan hipoapnea. Tetapi dengan
adanya aklimatisasi, pola tidur menjadi lebih normal. Tetapi periodic breathing
selama tidur NREM tetap bertahan pada tempat yang lebih tinggi. 18,19
hypobaric hypoxia.
7. Saturasi oksigen
1. Mengigil atau pergerakan yang berlebihan pada area sensor dapat menggangu
pembacaan SpO2 yang akurat.
2. Cahaya - cahaya terang (cahaya matahari atau cahaya ruang operasi) langsung
pada probe dapat mempengaruhi pembacaan. Lindungi probe dari cahaya
langsung.
3. Volume nadi - oksimeter hanya mendeteksi aliran pulsatil. Ketika tekanan darah
rendah karena syok hipovolemik atau curah jantung rendah atau pasien
mengalami aritmia, nadi mungkin sangat lemah dan oksimeter mungkin tidak
dapat mendeteksi sinyal
Mulut
Makanan memasuki saluran pencernaan melalui mulut, atau rongga mulut, rongga
selaput lendir.
Faring
Esofagus
Lambung atau ventrikulus berupa suatu kantong yang terletak di bawah sekat
rongga badan. Fungsi lambung secara umum adalah tempat di mana makanan
dicerna dan sejumlah kecil sari-sari makanan diserap.
Lokasi. Lambung berbentuk C berada di sisi kiri rongga perut, dibalik hati
dan diafragma.
Fungsi. Lambung bertindak sebagai “tangki penyimpanan” sementara untuk
makanan serta tempat untuk pemecahan makanan.
Katup. Sphinchter cardioesophageal atau katup kardioesofagal adalah katup
yang memungkinkan makanan masuk dari esofagus ke lambung, posisinya
terletak di bagian atas lambung dan di bagian bawah esofagus di mana
makanan memasuki lambung dari kerongkongan.
Fundus. Fundus adalah bagian lambung yang melebar ke daerah jantung.
Body. Body adalah bagian tengah lambung, yang semakin ke bawah semakin
menyempit dan disebut antrum pilorik, kemudian bagian ujungnya disebut
pilorus dan berbentuk corong.
Pilorus. Pilorus adalah bagian paling akhir dari lambung yang mana
merupakan pintu sambungan dengan usus kecil melalui sfingter atau katup
pilorus.
Ukuran. Panjang lambung bervariasi dari 15 hingga 25 cm, tetapi diameter
dan volumenya tergantung pada seberapa banyak makanan yang
dikandungnya; ketika penuh, dapat menampung sekitar 4 liter (1 galon)
makanan, tetapi ketika kosong akan kembali ke bentuk normalnya.
Rugae. Mukosa lambung yang terdiri dari lipatan-lipatan yang
memungkinkan lambung untuk membesar dan kembali ke keadaan normal
sesuai dengan seberapa banyak makanan yang masuk.
Mukosa Lambung. Mukosa lambung adalah epitel kolumnar sederhana yang
seluruhnya terdiri dari sel-sel lendir yang menghasilkan lapisan pelindung
lendir alkali yang kaya bikarbonat yang menempel pada mukosa lambung dan
melindungi dinding lambung dari kerusakan oleh asam dan enzim.
Kelenjar lambung. Lapisan yang mulus ini dihiasi dengan jutaan lubang
lambung dalam, yang mengarah ke kelenjar lambung yang mengeluarkan
larutan yang disebut getah lambung atau gastric juice.
Faktor intrinsik. Beberapa sel lambung menghasilkan faktor intrinsik, zat
yang dibutuhkan untuk penyerapan vitamin b12 dari usus kecil.
Sel kepala. Sel-sel utama menghasilkan enzim pencerna protein, kebanyakan
berupa pepsinogens.
Sel parietal. Sel-sel parietal menghasilkan asam hidroklorat korosif, yang
membuat isi lambung bersifat asam dan mengaktifkan enzim.
Sel enteroendokrin. Sel-sel enteroendokrin menghasilkan hormon lokal
seperti gastrin, yang penting untuk aktivitas pencernaan lambung.
Chyme. Setelah makanan diproses, menyerupai krim kental yang disebut
chyme.
Usus halus merupakan saluran terpanjang yang terdiri dari tiga bagian, yaitu usus
dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum).
Panjang usus halus sekitar 6 hingga 8 meter yang dibagi menjadi 3 bagian, yakni:
duodenum (± 25 cm); jejunum (± 2,5 m); dan illeum (± 3,6 m).
Di duodenum bermuara kantung empedu dari hati (hepar) dan pankreas. Kantung
empedu mensekresikan empedu yang berfungsi untuk mengemulsi lemak.
Sementara pankreas menghasilkan getah pankreas yang tersusun dari:
1. Amilase/amylopsin : memecah amilum menjadi disakarida
2. Tripsinogen : akan diaktifkan oleh enterokinase menjadi tripsin yang
berfungsi merubah protein menjadi asam amino.
3. Lipase : memecah emulsi lemak menjadi asam lemak dan gliserol
4. NaHCO3 : memberi suasana pH menjadi basa
Usus besar merupakan kelanjutan dari usus halus yang memiliki tambahan usus
yang berupa umbai cacing (appedix). Usus besar terdiri dari tiga bagian yaitu
bagian naik (ascending), mendatar (tranverse), dan menurun (descending). di usus
besar tidak terjadi pencernaan. Semua sisa makanan akan dibusukkan dengan
bantuan bakteri E. coli dan diperoleh vitamin K. Di bagian akhir usus besar
terdapat rektum yang bermuara ke anus untuk membuang sisa makanan.
Fungsi Sistem Pencernaan
Propulsi. Jika makanan diproses oleh lebih dari satu organ pencernaan, mereka
harus didorong dari satu organ ke organ lainnya; Menelan adalah salah satu contoh
pergerakan makanan yang sangat tergantung pada proses propulsi yang disebut
peristaltik (gelombang kontraksi dan relaksasi otot-otot di dinding organ).
Absorpsi. Pengangkutan produk akhir yang dicerna dari lumen saluran pencernaan
ke darah atau getah bening disebut proses absorpi atau penyerapan, dan agar
penyerapan terjadi, makanan yang dicerna harus terlebih dahulu memasuki sel
mukosa melalui proses transpor aktif atau pasif.
Sekresi/Defekasi. Buang air besar adalah eliminasi residu yang tidak dapat
dicerna dari saluran pencernaan melalui anus dalam bentuk feses.
10