Anda di halaman 1dari 64

Ayu Permata Ratu, M.

Si
IMUNOLOGI DAN
SEROLOGI
Sekolah Tinggi Farmasi
Muhammadiyah
Slide 001
Materi Kuliah Imunologi (2 SKS)
1. Pendahuluan
2. Fungsi dan Mekanisme Produksi antibodi
3. Molekul pengenal antigen
4. Interaksi antigen-antibodi
5. Isolasi dan pemurnian antibodi
6. Reaksi Immuno-kimia
7. Molekul-molekul di dalam respon imun
dah mekanisme deaktivasi agen infeksi
8. UTS
Materi Kuliah Imunologi (2 SKS)
8. Pembuatan monoklonal antibodi
9. Metode pembuatan Konjugat
10. Pembuatan vaksin
11. Strategi terapi kanker
12. Autoimmun
13. Hipersensitivitas
14. UAS
Penilaian
1. Absensi
2. Tugas
3. UTS
4. UAS
Sistem Kekebalan Tubuh
Slide 002
Tubuh terserang berbagai racun, kuman, dan bahan pencemar
(polutan)
Manusia dapat
bertahan Hidup
SISTEM
KEKEBALAN
TUBUH
Sistem Kekebalan Tubuh
adalah kumpulan sel,organ, dan struktur khusus yang bertugas dalam
mengenali dan menghancurkan penyusup asing di tubuh sebelum terjadi
kerusakan pada tubuh.

Sistem kekebalan tubuh dirancang untuk pertahanan tubuh melawan
benda asing atau zat-zat kimia berbahaya yang menyerang.

Beberapa zat-zat termasuk mikroorganisme (biasanya disebut kuman,
seperti bakteri, virus, dan jamur), parasit (seperti cacing), sel kanker, dan
bahkan organ dan jaringan yang ditransplantasi.

Zat-zat yang merangsang reaksi kekebalan di dalam tubuh disebut
antigen.
Organisme yang menyebabkan penyakit : virus, bakteri, jamur, dan
parasit akan dideteksi ketika masuk, ditandai untuk dibasmi, dan dimakan
oleh sel-sel sistem kekebalan tubuh yang lapar.

Slide 004
Sistem Imun
Fungsi:
1. Melindungi tubuh dari invasi penyebab
penyakit; menghancurkan & menghilangkan
mikroorganisme atau substansi asing (bakteri,
parasit, jamur, dan virus, serta tumor) yang
masuk ke dalam tubuh

2. Menghilangkan jaringan atau sel yg mati atau
rusak (debris sel) untuk perbaikan jaringan.

3. Mengenali dan menghilangkan sel yang
abnormal


Slide 005
Tubuh setiap hari berhubungan dengan
mikroba patogen:
1. Lingkungan (udara, air, tanah, dsb)
2. Menempel pada tubuh (kulit, selaput lendir
saluran nafas, selaput lendir mata maupun yg
masuk bersama makanan dan minuman)

Daya tahan tubuh dibagi menjadi 2:
1. Hal yang dapat mencegah masuknya (invasi)
mikroba patogen dari luar
2. Hal-hal yang membuat bibit penyakit yg masuk
ke dlm jaringan tubuh menjadi tdk berdaya
Hal-hal yg mencegah invasi mikroba dari
luar
1. Kulit yg utuh merupakan benteng pertahanan
terluar untuk mencegah masuknya
mikroorganisme patogen
2. Gerak rambut getar, sekresi lendir pada sal
nafas dan refleks batuk
3. Kelenjar air mata yg mengeluarkan lyzozyme
yg dapat menghancurkan mikroba
4. Asam lambung (HCl)
5. Gerakan peristaltik usus
6. pH rendah pada vagina maupun urine

Pertahanan Lapis Pertama
Kulit & membran mukosa yang utuh
Kelenjar keringat, sebum, & airmata mensekresi
zat kimia & bersifat bakterisid
Mukus, silia, tight junction, desmosom, sel keratin &
lysozim di lapisan epitel
Rambut pd lubang hidung
Flora normal
Gambar. Silia pada saluran pernafasan juga sekresi mukus oleh sel
mukosa saluran pernafasan sebagai pertahanan tubuh


Sistem Kekebalan Non-spesifik
Dapat mendeteksi adanya benda asing &
melindungi tubuh dari kerusakan yang
diakibatkannya, namun tdk dpt mengenali benda
asing yang masuk ke dalam tubuh.
Yang termasuk dlm sistem ini:
1. Reaksi inflamasi/peradangan
2. Protein antivirus (interferon)
3. Sel natural killer (NK)
4. Sistem komplemen
Inflamasi/ Peradangan
Merupakan respons lokal tubuh thd infeksi atau
perlukaan
Tidak spesifik hanya untuk infeksi mikroba, tetapi
respons yg sama juga terjadi pada perlukaan akibat
suhu dingin, panas, atau trauma
Pemeran utama: fagosit, a.l: neutrofil, monosit, &
makrofag
Respon Peradangan
Jenis Leukosit Fungsi
Neutrofil Bersifat fagositosis
Eosinofil Berperan dalam reaksi alergi
Basofil Melepaskan histamin yang menyebabkan reaksi inflamasi
Monosit Besifat fagositosis
Limfosit Berperan dalam respon imun spesifik
Limfosit B
Respon imunitas yang diperantarai antibodi
Limfosit T
Respon imunitas yang diperantarai sel


Interferon
Sel yang terinfeksi virus akan mengeluarkan
interferon
Interferon mengganggu replikasi virus
(antivirus); interfere
Interferon juga memperlambat pembelahan &
pertumbuhan sel tumor dgn meningkatkan
potensi sel NK & sel T sitotoksik (antikanker)
Peran interferon yg lain: meningkatkan aktivitas
fagositosis makrofag & merangsang produksi
antibodi
Sel Natural Killer (NK)
Merusak sel yg terinfeksi virus & sel kanker
dengan melisiskan membran sel pd paparan I
Kerjanya = sel T sitotoksik, ttp lebih cepat, non-
spesifik, & bekerja sebelum sel T sitotoksik
mnjd lebih banyak & berfungsi
Sistem Komplemen
Sistem ini diaktifkan oleh:
(1) paparan rantai karbohidrat yg ada pd
permukaan mikroorganisme yg tdk ada pd sel
manusia
(2) paparan antibodi yang diproduksi spesifik untuk
zat asing tertentu oleh sistem imun adaptif
Bekerja sbg komplemen dari kerja antibodi
Beberapa kemungkinan aktivitas
tubuh terhadap antigen
Antigen

Respon imun Toleransi

Alamiah Adaptif
(Nonspesifik) (spesifik)

Humoral Seluler Humoral Seluler
Sistem Kekebalan Spesifik
Atau sistem kekebalan adaptif dapat
menghancurkan patogen yang lolos dari sistem
kekebalan non-spesifik.
Mencakup:
(1) kekebalan humoral produksi antibodi oleh
limfosit B (sel plasma)
(2) kekebalan selular produksi limfosit T yg
teraktivasi
Harus
dapat membedakan sel asing yg harus dirusak
dari sel-diri antigen (molekul besar, kompleks,
& unik yg memicu respons imun spesifik jika
masuk ke dalam tubuh)
Sistem Kekebalan Humoral
Antigen (Ag) merangsang sel B berubah menjadi
sel plasma yg memproduksi antibodi (Ab).
Sistem Kekebalan Seluler
Limfosit T spesifik untuk kekebalan terhadap infeksi virus
& pengaturan pd mekanisme kekebalan.
Sel-sel T harus kontak langsung dg sasaran
Ada 3 subpopulasi sel T: sel T sitotoksik, sel T penolong,
& sel T penekan
Major histocompatibility complex (MHC): kode human
leucocyte-associated antigen (HLA) yg terikat pd
permukaan membran sel; khas pd setiap individu
Surveilens imun: kerjasama sel T sitotoksik, sel NK,
makrofag, & interferon

faal_imun/ikun/2006 26
Aktivasi Sel T
RESPON IMUN ALAMIAH DAN
ADAPTIF
Respon imun adaptif: spesifik, heterogen, memiliki
memory.
Sistem imun alamiah (non spesifik):
Tanggapan pertama yang bersifat non spesifik dengan
mekanisme yang stereotipik. Tubuh menyediakan
berbagai enzim termasuk sistem komplemen dan
interferon yang mrp perangkat dalam mekanisme
humoral. Mekanisme seluler akan melibatkan sel-sel
dengan kemampuan fagosit: netrofil dan makrofag.
Sistem imun spesifik: Humoral: menggunakan
antibody yang bersifat sangat spesifik. Seluler:
melibatkan limfosit T
Respons Imun
1. Respons imun alami nonspesifik
- ada sejak lahir
- tdk memiliki target ttt
- terjadi dlm bbrp menit jam
Reaksi inflamasi
2. Respons imun didapat spesifik
- spesifik untuk jenis ttt
- respons thd paparan I tjd dlm bbrp hari,
paparan berikutnya lebih cepat
KOMPONEN SISTEM IMUN
Komponen seluler utama yaitu makrofag dan limfosit.
Sel makrofag berkemampuan fagositosis dalam respon
imun alamiah dan berperan dalam menyajikan antigen
kepada limfosit dalam respon imun spesifik.
Limfosit dibedakan dalam 2 populasi fungsional:
1. Limfosit T yang mengalami diferensiasi di kelenjar
Timus
2. Limfosit B yang mengalami diferensiasi di Bursa
Fabricius
Komunikasi antar sel dilaksanakan melalui molekul-
molekul permukaan antar sel dan dengan perantaraan
zat-zat mediator.
PERADANGAN

FUNGSI RESPON IMUN
Pertahanan
Homeostasis
Perondaan: bertugas untuk waspada dan
mengenal adanya perubahan-perubahan
dan secara cepat membuang sel-sel yang
abnormal tsb.
PENYIMPANGAN SISTEM IMUN
Gangguan morfologis, contoh: Pada
limfoma Hodgkin sel-sel dari sistem
limfatik bertumbuh secara abnormal dan
dapat menyebar ke luar sistem limfatik
Gangguan fungsional: toleransi imunologik
karena lumpuhnya mekanisme respon
imun, reaksi alergik, anafilaksis atau
hipersensitivitas tipe lambat
Gangguan fungsi homeostatik: autoimun
Gangguan surveillance: pertumbuhan sel-
sel ganas
Hal-hal yg membuat mikroba yg sudah
masuk jar tubuh menjadi tdk berdaya:
Sistem imun terbagi menjadi dua yaitu
sistem imun non spesifik (innate imunity)
dan sistem imun spesifik (adaptive
immunity). Kedua sistem ini yang
melindungi tubuh dan mengeliminasi agen
penyakit.

SISTEM IMUN NON SPESIFIK
Pertahanan awal: kulit, membran mukosa
saluran pencernaan dan pernafasan,
kelenjar minyak, sel yang bersilia.
Reaksi inflamasi
Sel Natural Killer: membunuh virus dan
tumor dengan cara kontak sel ke sel.
Protein protektif: sistem komplemen dan
interferon.
SISTEM IMUN SPESIFIK
Bekerja ketika pertahanan non spesifik gagal.
Imunitas terbentuk setelah terkena antigen
Imunitas hasil kerja limfosit B dan limfosit T. Sel B matur
di bone marrow, sel T matur di kelenjar thymus
Limfosit B membuat sel plasma menghasilkan antibodi,
protein yang mampu menetralkan antigen. Antibodi ini
disekresikan ke darah, limfa, dan cairan tubuh lain.
Limfosit T menyerang langsung ke sel yang terkena
antigen. Sel T yang lain mengatur respons imun.
Limfosit mengenal antigen karena memiliki molekul
reseptor pada permukaannya. Reseptor dan antigen
sering disebut lock and key.
Jutaan antigen yang berbeda --- terjadi diversifikasi
limfosit selama proses maturasi.
Pertahanan nonspesifik (cellular imunity):
Dilakukan oleh leucosit, dengan cara
fagositosis. Sel PMN (PolyMorpho
Nuclear, monosit, macrofag, limfosit
Pertahanan spesifik (humoral immunity):
Dilakukan oleh antibodi dan antitoksin,
menahan serangan mikroba maupun
terhadap toksinnya. Spesifik artinya:
antibodi untuk melawan mikroba tertentu
hanya bisa menahan serangan mikroba
tertentu pula.
Definisi-definisi
Antigen dan Epitop
Antigen: zat yg dapat merangsang terbentuknya
antibodi bila dimasukkan kedalam jar tubuh.
Antigen adalah substansi yang dapat dikenali dan
diikat dengan baik oleh sistem imun. Antigen dapat
berasal dari organisme (bakteri, virus, jamur dan
parasit) atau molekul asing bagi tubuh.
Sifat antigen:
1. Merupakan makromolekul, dpt berupa
polipeptida, polisakarida atau glikoprotein
2.Tidak mudah hancur atau terurai oleh cairan
tubuh (darah, limfa, dsb).
Tidak setiap bagian dari antigen dapat
berinteraksi dengan molekul sistem imun.
Bagian dari antigen yg secara langsung
berikatan dengan molekul reseptor (seperti
antibodi) dikenal dengan epitop. Hal ini
menandakan, bahwa antigen mempunyai
beberapa epitop.

Gambar. antibodi akan berikatan dengan epitop pada permukaan
antigen. pada gambar ini, tiga molekul antobodi yang berbeda
bereaksi dengan epitop yang berbeda pada molekul antigen besar
yang sama.
Major Histocompatability Complex (MHC)
Di dalam tubuh mempunyai sistem marker
glikoprotein yang dikode oleh gen yang dikenal
dengan Histocompatability Complex (MHC).
Molekul ini melekat pada permukaan membran
sel terutama pada sel assesoris.

Protein tersebut sangat berperan dalam
komunikasi antara sel dan respon imun dalam
tubuh, termasuk kemampuan merespon tipe
antigen.

Molekul MHC terdiri dari 3 klas yaitu: MHC-I, dan
MHC-II. setiap klas mempunyai peranan berbeda
dalam regulasi imun.
Sel T dan Sel B
Limfosit adalah sel darah putih kecil yang
bertanggung jawab untuk meningkatkan respon imun
secara efektif terhadap antigen. Sel ini mempunyai
dua tipe yaitu sel T dan sel B.
Pematangan sel T dan sel B di sumsum tulang
belakang, meskipun pematangan sel T juga
tergantung dari thymus. Sel B pada saat distimulasi
oleh antigen, maka sel B akan merespon dengan cara
sekresi antibodi terlarut (soluble antibody) yang
mampu mengikat antigen spesifik yang dikenal
dengan imunitas humoral (humoral immunity).
Sedang sel T bertanggung jawab dengan cara
membangkitkan sel asosiasi imun lainnya (immune
associated cells) atau langsung kontak dengan
antigen, yang biasanya berupa sel asing, virus atau
sel kanker, respon ini dikenal dengan imunitas
seluler (cellular immunity).
Sel T dan sel B mengenali antigen melalui
reseptor antigen. Pada sel B reseptor
antigennya merupakan molekul antibodi
yang mengikat membran (IgM atau IgD).
Ketika sel B mengikat antigen, maka sel B
akan menjadi matang untuk memproduksi
sel plasma.
Selanjutnya sel plasma mensekresi
antibodi yang spesifik terhadap antigen
dan identik dengan reseptor yang original
pada permukaan sel B.
Reseptor antigen pada sel T adalah merupakan
immunoglobulin like molecule yang bereaksi
dengan molekul MHC yang mengikat antigen di
permukaan dengan baik. Jadi sel T pada saat
aktif tidak memproduksi antibodi, tetapi
memproduksi limfokin (lymphokines). Substansi
ini mempunyai berat molekul rendah yang
berfungsi mengirim signal pada sel sistem imun
untuk bereaksi terhadap target sel mati,
pengaktifan makrofag, proliferasi sel limfosit dan
migrasi sel.

Masing-masing limfosit T dan B hanya
mampu mengenali satu epitop yang spesifik.
Jadi adanya respon imun yang diinduksi oleh
banyak epitop (seperti bakteri yang
mempunyai banyak epitop), maka diperlukan
pengaktifan limfosit untuk berdiferensiasi
menjadi bermacam-macam limfosit spesifik
terhadap epitop.
Pengaktifan masing-masing limfosit tersebut
dapat menumbuhkan banyak klon dari sel
yang sama untuk merespon antigen,
sehingga mengakibatkan proliferasi dan
diferensiasi limfosit dengan spesifisitas yang
berbeda, oleh karena itu dikenal dengan
antibodi poliklonal (polyclonal antibody).
Sebaliknya para peneliti sudah banyak
membuat manipulasi imun dengan cara
hibridoma (hybridoma), yang merupakan
(derivate) klon tunggal (single clone) dari
sel B yang teraktifasi memproduksi
antibodi yang homogen atau single
molecular species of antibody yang
hasilnya dikenal dengan antibodi
monoklonal (monoclonal antibody).

AntigenPresenting Cells (APCs) adalah sel
asessoris yang berfungsi mempresentasikan
antigen terhadap limfosit agar respon imun
berhasil dengan baik. Banyak antigen yang
harus ditelan dan diproses secara intraseluler
kemudian dipresentasikan ke permukaan agar
dikenali oleh limfosit.
Macam antigen tersebut antara lain sel kanker,
virus, sedang untuk antigen yang berupa protein
akan diproses dan dipresentasikan menjadi
peptide. Jenis sel yang dapat bertindak sebagai
APCs antara lain makrofage, sel dendrite, sel B,
dan sel Langerhans.
Respon imun terhadap antigen tergantung
dari tipe antigen dan macam partikel yang
berinteraksi. Pengaktifan sel B dapat
melalui dua arah yaitu pertama secara
langsung kontak dengan antigen terlarut
(soluble antigen) atau native antigen.
Kedua pengaktifan sel B melalui sel T-
helper (Th).
Sel B teraktifasi setelah berinteraksi dengan
antigen sel Th, selanjutnya sel B
mempresentasikan antigen ke permukaan
melalui MHC-II agar dikenali oleh sel Th (CD4+)
yang selanjutnya akan mensekresi limfokin yang
sesuai sebagai stimulator, sedang sel B
memproduksi antibodi.
Adanya pengikatan sel B dan antigen akan
mengaktifkan komplemen (complement) yang
berfungsi untuk melisiskan sel target dan
pengaktifan sel fagosit. Proses ini kebanyakan
terjadi pada makrofage untuk membersikan
infeksi mikroorganisme.
Sel T teraktifasi terhadap antigen, jika antigen
sudah diproses oleh APC, tetapi juga tergantung
dari jenis MHC yang terlibat, sel T cytotoxic
(CD8+) atau sel T-helper (CD4+).
Jika APC mempresentasikan antigen berikatan
dengan MHC-I, maka sel yang distimulasi adalah
sel T cytotoxic (CD8+), tetapi jika yang
dipresentasikan MHC-II, maka yang distimulasi
adalah sel T-helper (Th).
Sel T cytotoxic bertugas secara langsung
membunuh sel target, sedangkan sel T helper
berfungsi untuk mensekresi bermacam-macam
interleukin untuk memprovokasi aktivitas sel B
dan sel T untuk berinteraksi dengan sel imun
lainnya, seperti makrofage, granulosit, limfosit
terhadap antigen.

Antibodi
Antibodi adalah protein imunoglobulin yang disekresi
oleh sel B yang teraktifasi oleh antigen.

Berat molekul antibodi berkisar 150.000 Da sampai
950.000 Da yang tergantung pada kelasnya.

Semua molekul antibodi terdiri dari dua untaian peptida
pendek yang sama dikenal dengan light chain, sedang
yang terdiri dari untaian peptida yang panjang disebut
heavy chains. Keduanya terjadi ikatan kovalen bersama
yang disebut dengan ikatan disulfida yang berbentuk
seperti pada Gambar 1.

Antibodi dpt berupa antibakteri, antivirus
ataupun antitoksin tergantung dari antigen
yg masuk.
Sifat-sifat antibodi:
1. Terdiri atas suatu zat yg menempel pada
gamma globulin
2. Berada dlm keadaan larut dalam cairan
badan (serum)
3. Dapat direaksikan dgn antigen secara
spesifik
4. Dibuat sel plasma dalam
reticuloendothelial sistem (sumsum tulang,
kelenjar limfa, liver, lien)
5. Antibodi bersifat thermolabil dan tidak
tahan bila kena sinar matahari, shg harus
disimpan pada tempat yg dingin dan
gelap.
Struktur imunoglobulin terdiri dari fragmen
ab (Fab) dan fragmen c (Fc) kedua
fragmen ini dirangkai oleh untaian dua
sulfida (s-s). Bagian yang terdiri dari asam
amino yang bertugas untuk mengikat
antigen dikenal dengan side binding
antigen, sedang Fc terdiri dari karbohidrat
yang sering berikatan dengan komplemen.

Dalam keadaan normal, sistem imun dapat membedakan antigen
tubuh sendiri dari antigen asing, karena tubuh mempunyai
toleransi terhadap self antigen.

Anda mungkin juga menyukai