Anda di halaman 1dari 40

SISTEM IMUN

Dosen Pengampu
Ibu Syukriah, M.Sc.

Disusun Oleh
Rizki Fitrawansyah (0704191049)
Yulmaniati (0704191058)
Materi Presentasi

• Sistem Imun Pada Manusia


• Sistem Imun Pada Vertebrata
• Sistem Imun Pada Invertebrata
Sistem Imun
• Immunologi adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari
tentang sistem pertahanan tubuh.
• Fungsinya:
1. Sebagai pertahanan tubuh untuk melawan pathogen
2. Homeostasis, agar tubuh bisa mempertahankan
keseimbangan dari lingkungan luar maupun dalam
tubuh
3. Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal
• Sasaran utamanya : bakteri pathogen & virus
• Leukosit adalah sel imun utama
Pathogen Bagi Tubuh

1. Bakteri
2. Virus
3. Jamur
4. Parasit
5. Protozoa bersel satu
Sel Dalam Sistem Imun
Struktur Sistem Imun

• Organ sistem imun berada diseluruh


bagian tubuh, disebut organ limfoid
• Organ limfoid merupakan rumah bagi
limfosit
Jaringan Limfoid

• Yaitu jaringan yang memproduksi,


menyimpan & memproses limfosit
• Terdiri dari: sumsum tulang,
kelenjar limfa, thymus, tonsil,
adenoid, appendiks dan jaringan
limfa di saluran cerna.
Jaringan Limfoid

• Jaringan limfoid di nodus limfa untuk


melawan antigen yang menginvasi jaringan
perifer tubuh
• Jaringan limfoid di tonsil dan adenoid
untuk melawan antigen yang masuk melalui
saluran pernapasan
• Jaringan limfoid di spleen, timus dan
sumsum tulang untuk melawan antigen
yang berhasil mencapai sirkulasi darah
• Jaringan limfoid di dinding saluran cerna
untuk melawan antigen yang masuk melalui
usus
Sistem Imun

• Pertahanan lapisan pertama:


pertahanan fisik (physical barrier)
• Ada 2 sistem kekebalan tubuh:
1. Sistem kekebalan nonspesifik
(innate immunity)
2. Sistem kekebalan spesifik
(adaptive immunity)
Pertahanan Lapisan
Pertama
• Kulit dan membrane mukosa
• Kelenjar keringat, sebum, dan air mata
yang akan mensekresikan zat kimia
dan bersifat bakterisid
• Mukus, silia, sel keratin, serta lysozim
di lapisan epitel
• Rambut pada bulu hidung
Sistem Kekebalan Non Spesifik
(Innate Immunity)
• Merupakan pertahanan tubuh yang telah ada sejak lahir dan
merupakan respon terhadap antigen yang dapat timbul walaupun
sebelumnya tubuh belum pernah terpapar antigen
• Yang termasuk dalam sistem kekebalan ini:
1. Reaksi inflamasi/peradangan
2. Interferon (protein antivirus)
3. Sel natural killer (NK)
4. Sistem komplemen
Reaksi Inflamasi
atau Peradangan
• Reaksi jaringan yang memberikan sinyal pertahanan sel
terhadap infeksi atau luka
• Tidak spesifik hanyak untuk mikroba, serta respon yang
sama terhadap luka akibat suhu dingin, panas atau
trauma
• Sel yang berperan: fagosit : neutrophil, monosit dan
makrofag
Tahap Inflamasi

• Masuk bakteri ke dalam jaringan


• Jaringan memberikan sinyal berupa histamine,
lalu sitokinin dan prostaglandin, yang
mengakibatkan peradangan
• Pelepasan awal histamine, sitokinin dan
prostaglandin oleh sel mast dan makrofag
pembuluh darah membesar disekitar infeksi
(kemerahan dan panas)
• Sel fagosit akan mengahncurkan bakteri di
jaringan dengan cara fagositosis (respon sistemik:
demam)
• Perbaikan jaringan.
Interferon

• Protein alami dari sistem kekebalan tubuh manusia yang


fungsinya untuk menyerang pathogen
• Sel yang terinfeksi oleh virus akan mengeluarkan interferon
• Interferon mengganggu replikasi virus (antivirus)
• Interferon memperlambat pembelahan dan pertumbuhan sel
tumor
• Selain itu interferon meningkatkan aktivitas fagositosis makrofag
dan merangsang produksi antibodi
Mekanisme Interferon

• Virus masuk ke sel


• Selanjutnya sel akan mengaktifkan interferon
• Interferon berikatan dengan reseptor pada sel
yang tidak diserang oleh virus
• Sel yang tidak diserang akan menghasilkan
enzim yang mampu memecah mRNA virus
• Virus memasuki sel yang sebelumnya tidak
diserang (akan mengaktifkan interferon)
• Enzim pemblokir virus diaktifkan
• Virus tidak bias berkembang biak dalam sel
yang baru di invasi
Sel Natural Killer
(Sel NK)
• mengenali sel yang terinfeksi dan stres dan merespons
dengan membunuh sel-sel ini dan dengan
mensekresikan sitokin IFN-γ yang diaktifkan oleh
makrofag
• Sel NK membentuk sekitar 10% dari limfosit dalam darah
dan organ limfoid perifer.
Sistem Kekebalan Spesifik
(Adaptive Immunity)
• Yaitu sistem kekebalan adaptif dapat mengancurkan
pathogen yang lolos dari sistem kekebalan non spesifik.
• Terdiri dari:
1. Kekebalan humoral (produksi antibody oleh limfosit B)
2. Kekebalan seluler (produksi limfosit T yang
teraktivasi)
Sistem Kekebalan Humoral

• Antigen merangsang sel B berubah menjadi sel plasma yang


memproduksi antibody
• Antibodi , protein terlarut yang dihasilkan oleh sistem imunitas
sebagai respons terhadap keberadaan antigen dan akan
bereaksi dengan antigen tersebut
• Merupakan protein plasma yang disebut immunoglobulin (Ig)
Imunoglobulin (Ig)

Terdiri atas 5 kelas


 IgA, melawan mikroorganisme, banyak
terdapat pada zat sekresi seperti keringat, ASI
dan air liur.
 IgD, membantu memicu respons imunitas,
jumlahnya sedikit
 IgE, menyebabkan pelepasan histamine dan
mediator kimia lainnya
 IgG, jumlah paling banyak sekitar 80%,
jumlahnya akan lebih besar setelah pejanan
pertama
 IgM, antibody pertama yang tiba di lokasi
infeksi, menetap di pembuluh darah
Bentuk Imunoglobulin (Ig)
Struktur Antibodi

• Berbentuk seperti “Y”


• Terbuat dari 4 rantai asam amino, disatukan
oleh ikatan disulfide
• Terdapat dua rantai berat dan dua rantai
ringan
• Setiap rantai memiliki daerah konstan
disebut daerah Fc
• Setiap rantai memiliki wilayah variable yg
unik untuk antibody dikenal sebagai wilayah
FAB
Pembentukan Antibodi
• Antibody dibentuk oleh makrofag yang telah
memfragmentasi antigen
• fragmen antigen tersebut di presintasikan
kepada sel limfosit Th melalui MHC II yang
terletak di permukaan makrofag
• Sel Thberinteraksi dengan APC melalui CD4
dan TCR
• Kemudian sel Th teraktivasi dan
berproliferasi serta mengeluarkan sitokinin
(IL-1) yang akan mengaktifkan sel B yang
naiv menjadi sel plasma yang akan
memproduksi antibody spesifik terhadap
antigen tersebut.nteraksi dengan APC
melalui CD4 dan TCR
Interaksi Antigen-Antibodi
• Fiksasi komplemen, aktivasi sistem
komplemen oleh antibody, jika terjadi infeksi,
protein pertama dalam rangkaian protein
komplemen diaktifkan, memicu aktivasi
protein-protein berikutnya. Hasilnya adalah
virus dan sel-sel pathogen mengalami lisis.
• Netralisasi, terjadi jika antibody menutup
sistem determinan antigen, sehingga antigen
menjadi tidak berbahaya.
• Aglutinasi (penggumpalan), terjadi jika
antigen berupa materi partikel.
• Presipitasi (pengendapan), yaitu pengikatan Mekanisme pengikatan antibody
silang molekul-molekul antigen yang terlarut ke antigen
dalam cairan tubuh.
Mekanisme Respons
Imunitas Humoral
Diperantarai Antibodi
 Antigen masuk ke tubuh lalu dibawa ke limfosit B
 Aktivasi limfosit B dan berproliferasi menghasilkan tiruan sel B.
 Tiruan sel B berdiferensiasi mengahsilkan sel plasma lalu
mensekresikan antibody dan dibawa ke lokasi infeksi
 Kompleks antigen-antibody menginaktifkan antigen
 Tiruan sel B yang tidak berdiferensiasi menetap di jaringan limfoid
dan menjadi sel B memori, nantinya akan berfungsi dalam respons
imunitas sekunder jika terjadi paparan antigen yang sama secara
berulang.
Sistem Kekebalan Seluler
• Limfosit T spesifik untuk kekebalan terhadap infeksi virus dan pengaturan pada
mekanisme kekebalan
• Sel-sel T ini harus berkontak langsung dengan sasaran
• Terdapat 3 subpopulasi sel T: sel T sitotoksik, sel T penolong dan sel T penekan
1. Sel T Sitotoksik, subset dari limfosit T yang berfungsi menyerang dan
membunuh mikroorganisme bahkan membunuh sel-sel tubuh yang
mengandung antigen
2. Sel T Penolong (Sel Th), membantu untuk melawan fungsi imun, sel ini
juga mensekresikan limfokin
3. Sel T penekan, sel T untuk menekan fungsi sel T pembantu dan sel T
sitotoksik agar tidak menyebabkan reaksi imun berlebihan yang dapat
merusak jaringan tubuh sendiri.
Mekanisme Respons
Imunitas Selular
Diperantarai Sel
 Ekstraseluler (jika antigen dicerna oleh makrofag)
 Antigen ditelan makrofag. Makrofag mengandung fragmen protein dari antigen
 Makrofag membentuk MHC II dan dibawa ke permukaan makrofag
 MHC II membawa peptide antigen ke permukaan, menyebabkan sel Th
mengaktifasi makrofag untuk menghancurkan antigen yang ditelan.
 Intraseluler (jika antigen menginfeksi sel)
 Antigen menginfeksi sel tubuh sehingga mengandung fragmen protein antigen
 Sel tubuh membentuk MHC I, membawa fragmen protein ke permukaan sel,
menyebabkan sel sitotoksik teraktivasi dan berdiferesiensi menjadi sel
pembunuh aktif yang akan mengahncurkan sel yang terinfeksi.
Respons Imunitas Humoral dan
Imunitas Seluler
Gangguan Sistem Imun

• Hipersensitivitas (Alergi), adalah peningkatan


sensitivitas atau reaktivitas terhadap antigen yang
Penyakit Alergi pada Kulit
pernah dipapar sebelumnya. Terjadi pada
beberapa orang saja dan tidak terlalu
membahayakan tubuh.
• Penyakit Autoimun, adalah kegagalan sistem Penyakit Auto Imun pada
imunitas untuk membedakan sel tubuh dengan Kulit
sel inang sehingga sistem imunitas menyerang
sel tubuh sendiri.
• Imunodefisiensi, adalah kondisi menurunnya
keefektifan sisten imunitas atau ketidakmampuan
Contoh Penyakit Defisiensi
sistem imunitas untuk merespon antigen. Contoh: Imun
defisiensi imun kongenitak dan AIDS. (Acquired
Immunodeficiency Syndrome).
Sistem Imun
Vertebrata
Sistem imun pada vertebrata umumnya
memiliki kesamaan dengan manusia, namun
ada sedikit perbedaan di beberapa organ
seperti yang terjadi pada aves.
Respon Imun vertebrata :
Respon Imun Spesifik
Respon Imun Nonspesifik
Sistem Imun
Mamalia
Imunitas pada mamalia hampir
sama dengan manusia, hanya
dengan sedikit perbedaan
beberapa sistem. Misalnya pada
kelinci yang memiliki GALT yang
terdiri atas apendiks, plak peyer
dan nodul limfatik difus.
Sistem Imun Pisces

Ikan juga memiliki jaringan


limfoid primer dan
sekunder pada timus,
ginjal dan limpa. Serta
sistem pertahanan
bawaan dan adaptif.
Sistem Imun Reptil

Perbedaan sistem imun reptil dan manusia terdapat pada


organnya, yaitu reptil tidak memiliki tonsil seperti manusia.
Timus pada reptil memiliki molekul permukaan yang
menyerupai imunoglobin yang diduga merupakan preukusor
reseptor sel T, yaitu IgG dan IgM.
GALT juga berkembang dengan baik pada jenis ular dan
kadal.
Reptil memiliki molekul MHC yang memproduksi dua
jenis Ig yang mirip dengan IgM.
Sistem Imun Aves

Aves memproduksi sel B dalam organ


yang disebut dengan Bursa Fibricius.
Pada ayam akan terbentuk antibodi
yang sangat baik dengan membentuk
IgM sebelum IgG
Untuk sel T pada aves hampir mirip
dengan sel T pada mamalia.
Sistem Imun Amfibi

 sistem kekebalan amfibi pada


dasarnya mirip dengan mamalia
termasuk leukosit yang terlibat dalam
kekebalan bawaan serta limfosit B dan
T.
 Jenis sel imun bawaan amfibi secara
morfologis mirip dengan mamalia dan
termasuk sel polimorfonuklear
(neutrofil, eosinofil, dan basofil), serta
monosit, makrofag, dan sel pembunuh
alami.
Sistem Imun Invertebrata

Invertebrata memiliki sistem imun yang lebih


sederhana dibandingkan vertebrata.
Pada invertebrata terdapat sistem
komplemen yang merupakan lembah arus
kimia dari sistem imun yang membantu
membersihkan patogen dari organisme.
Respon imun invertebrata hanya terdiri atas
sistem imun adaptive (non-spesifik).
Sistem Imun Annelida

Sistem imun pada beberapa annelida


seperti cacing sangat kompleks dan
berbeda dengan sistem imun
vertebrata. Pada cacing terdapat
beberapa molekul kecil dan protein
ekstraseluler di dalam cairan selom
dapat melakukan fagositosis dan
kapsulasi dalam menghancurkan
bakteri patogen yang masuk ke
rongga badan.
Sistem Imun Artropoda
• Sistem imun pada atrhropoda adalah sistem nonspesifik
yang meliputi seluler dan humoral.
• Pada udang terdapat sel darah yang dinamakan hemosit,
dan fixed phagocytes
• Faktor pertahanan humoral seperti protein
penggumpalan, aglutinin, enzim hidrolitik dan peptide
antimikroba.
• Hemosit memegang peranan penting dalam respon
seluler pertahanan tubuh pada udang yang meliputi
fagositosis, enkapsulasi, melanisasi, cytotoksitas, dan
komunikasi antar sel.
• Hemosit memiliki tiga jenis, yaitu sel semi granular, sel
hyalin, dan granular yang dibagi berdasarkan ada
tidaknya granula sitoplasma.
Sistem Imun Molusca

Molusca memiliki sistem imun yang hampir mirip dengan arthopa,


dimana hemosit memiliki peranan yang penting dalam menjaga
tubuh dari patogen.
Pada molusca juga memiliki sistem pertahanan tubuh nonspesifik.
Sistem Imun Protozoa

 Beberapa protozoa memiliki


kemampuan untuk membentuk kista
untuk melindungi diri
 Untuk spesies parasit , kista juga akan
memungkinkannya untuk bertahan hidup
di luar inang, memungkinkannya untuk
dipindahkan dari satu inang ke inang
lainnya. Contohnya Giardia

Anda mungkin juga menyukai