Jelaskan pengertian dari : (a) Pengukuran, (b) Penilaian, dan (3) Evaluasi
secara rinci dan disertai contoh.
A. Pengukuran
Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya
terhadap suatu standar atau satuan pengukuran. Pengukuran tidak hanya terbatas
pada kuantitas fisik, tetapi juga dapat diperluas untuk mengukur hampir semua
benda yang bisa dibayangkan, seperti tingkat ketidakpastian, atau kepercayaan
konsumen.
Contoh : mengukur suatu luas tanah, mengukur ketuntasan siswa dengan tes, dll
B. Penilaian
Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan
beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil
belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan)
peserta didik. Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau
prestasi belajar seorang peserta didik.Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif
(pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka).
Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian atau penentuan nilai kuantitatif
tersebut.
Contoh : Menilai tugas siswa yang telah dikerjakan, memerikasa atau melihat
hasil kerja siswa.
C. Evaluasi
Arikunto (2003) mengungkapkan bahwa evaluasi adalah serangkaian kegiatan
yang ditujukan untuk mengukur keberhasilan program pendidikan.
Jadi evaluasi merupakan proses yang sistematis. ini berarti bahwa evaluasi
(dalam pengajaran) merupakan kegiatan yang terencana dan dilakukan secara
berkesinambungan. Evaluasi bukan hanya merupakan kegiatan akhir atau penutup
dan suatu program tertentu, melainkan merupakan kegiatan yang dilakukan pada
permulaan, selama program berlangsung, dan pada akhir program setelah program
itu dianggap selesai.
Contoh : Program semester, ujian akhir, ujian tengah semester, ujian harian dll.
pendidikan adalah (a) untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh
program pendidikan, (b) mencari dan menemukan faktor-faktor penyebab
keberhasilan dan ketidakberhasilan peserta didik dalam mengikuti program
pendidikan, sehingga dapat dicari dan ditemukan jalan keluar atau cara-cara
perbaikannya.
4. Evalusi dalam pendidikan lebih menitik beratkan pada evaluasi hasil
belajar siswa. Hasil belajar siswa sangat tergantung pada empat aspek yaitu
input, transpormasi (proses), output, dan umpan balik (lihat gambar
berikut). Coba anda jelaskan masing-masing keempat komponen evaluasi
dalam sistem pendidikan yang ditunjukkan pada gambar tersebut.
Input
Transpormasi
(Proses)
Output
Umpan Balik
Input
Menurut Arikunto (2005:4) input adalah bahan mentah yang dimasukkan ke
dalam transformasi. Dalam dunia sekolah maka yang dimaksud dengan bahan
mentah adalah calon siswa yang baru akan memasuki sekolah (institusi), calon
siswa ini dinilai dahulu kemampuannya. dengan penilaian itu ingin diketahui
apakah kelak ia akan mampu mengikuti pelajaran dan melaksanakan tugas-tugas
yang diberikan kepadanya.
Dalam evalusi input ini memiliki peranan penting. dalam dunia pendidikan
ada beberapa sekolah yang benar-benar melakukan proses input atau penyeleksian
yang sangat ketat, gunanya untuk benar-benar menjaring siswa yang memiliki
kompetensi yang dapat masuk ke suatu sekolah atau intitusi. seleksi awal ini
diharapkan dapat membentuk output yang kompoten nantinya. sehingga
diharapkan apabila inputnya baik pastilah outputnya juga akan baik. Namun
kenyataan di lapangan berkata lain, ada sebagian sekolah yang tidak serius
melakukan seleksi awal ini. mereka hanya melakukan sebagai formalitas saja,
sehingga dapat ditebak mungkin saja outpun yang dihasilkan akan kurang
memuaskan. namun ada juga kalanya di lapangan menolak sistem seleksi awal ini.
jadi meskiput siswa tersebut telah di tolak dalam suatu intutisi namun mereka
bersedia membayar untuk meluluskan keinginan mereka agar dapat masuk dalam
intitusi tersebut, namun hasilnya hal ini akan menyulitkan siswa karena terkesan
memaksa, sehingga siswa tidak akan mampu menyelesaikan berbagai tugas
dikarenakan kemampuan awalnya yang tidak mendukung.
Seleksi awal atau input ini penting dalam evaluasi sehingga diharapkan dari
seleksi input ini dapat menghasilkan siswa yang sesuai dengan kriteria suatu
intitusi atau lembaga guna menghasilkan output yang kompeten.
Transformasi (Proses)
Menurut Arikunto (2005:5) yang dimaksud dengan informasi adalah mesin
yang bertugas mengubah bahan mentah menjadi bahan jadi. dalam dunia sekolah,
sekolah itulah yang dimaksus dengan trasformasi. sekolah itu sendiri terdiri dari
beberapa mesin yang menyebabkan berhasil atau gagalnya sebagai trasformasi.
bahan jadi yang diharapkan, yang dalam hal ini siswa lulusan sekolah ditentukan
oleh beberapa faktor sebagai akibat berkerjanya unsur-unsur yang ada. Unsurunsur dalam transformasi yang menjadi objek penilaian demi diperolehnya hasil
pendidikan yang diharapkan antara lain :
1. Kurikulum/materi pelajaran,
2. Metode pengajaran dan cara penilaian,
3. Sarana pendidikan/media pendidikan,
4. Sistem administrasi,
5. Guru dan personal lainya dalam proses pendidikan.
Transformasi ini memiliki peranan dalam memproses siswa yang masuk
kedalam suattu sekolah atau intutisi. disinilah peran para guru dan beberapa unsur
lainnya. apabila trasnformasi dilakukan dengan benar maka dapat dipastikan
output yang dihasilkan juga akan baik, meskipun inpun yang dilakukan tidak baik,
namun karena trasformasinya berhasil maka output yang dihasilkan akan baik
pula.
Demikian pula halnya apabila trasformasinya tidak baik maka meskipun
inputnya sangat baik maka ada kecendrungan outpun yang dihasilkan akan kurang
baik. terlebih lagi apabila input yang yang tidak baik dengan trasformasi yang
tidak baik maka dapat diastikan outputnya pun tidak sesuai harapan. contohnya
dalam hal ini misalnya apabila input yang masuk merupakan siswa yang baik
namun sarana dan prasarana tidak mendukung maka output yang dihasilkan
kemungkinan kurang baik, misalnya saja merekatidak pandai dalam penggunaan
alat-alat labolatorium maupun sebagainya. hanya suatu keberuntungan apabila
inputnya baik, trasformasinya tidak baik namun menghasilkan output yang baik.
Transformasi disinilah yang melakukan pemprosesan guna menghasilkan output
yang baik.
Output
Menurut Arikunto (2005:4-5) yang dimaksud dengan output atau keluaran
adalah bahan jadi yang dihasilkan oleh trasformasi. yang dimaksud dalam
pembicaraan ini adalah siswa lulusan sekolah yang bersangkutan. untuk dapat
menentukan apakah seorang siswa berhak lulus atau tidak, perlu diadakan
kegiatan penilaian, sebagai alat penyaring kualitas.
Ouput merupakan hasil dari suatu transformasi dalam suatu lembaga atau
intutisi, dalam hal ini suatu sekolah atau intutisi akan menyeleksi siswa yang
dinyatakan layak lulus apabila telah dilakukan suatu pengukuran dan evalusi. hasil
dari penilaian tersebut diharapkan siswa dapat memiliki kemampuan yang
kompeten. dan dari seleksi outpun dapat dilihat kualitas suatu sekolah atau intutisi
karena hasil lulusan akan membawa nama intutisi tersebut. sehingga dapat
dipastikan apabila seleksi ini dilakukan dengan benar maka siswa yang lulus akan
memiliki kemampuan yang kompeten dan membawa nama baik intutisi namun
apabila siswa yang lulus tidak akan memiliki kemampuan yang kompeten maka
dapat dipasikan nama intutisi itu juga akan dinilai buruk.
Sasaran evaluasi dari segi output adalah tingkat pencapaian atau prestasi
belajar yang berhasil diraih peserta didik setelah mereka terlibat dalam proses
pendidikan selama jangka waktu yang telah ditentukan. Alat yang digunakan
untuk mengukur pencapaian ini disebut Achievement Test.
Memuaskan
Jika siswa memperoleh hasil yang memuaskan dan hal itu menyenangkan,
tentu kepuasan itu ingin diperolehnya lagi pada kesempatan lain waktu.
akibatnya, siswa akan mempunyai motivasi yang cukup besar untuk
belajar lebih giat, agar lain kali mendapat hasil yang lebih memuaskan
lagi. keadaan sebaliknya dapat terjadi, yakni siswa sudah merasa puas
dengan hasil yang diperoleh dan usahanya kurang gigih untuk lain kali.
Tidak memuaskan
Jika siswa tidak puas dengan hasil yang diperoleh, ia akan berusaha lain
kali keadaan itu tidak terulang lagi. maka ia lalu belajar giat. namun
demikian, keadaan sebaliknya dapat terjadi. ada beberapa siswa yang
lemah kemauannya, akan menjadi putus asa dengan hasil kurang
diagnostik
berfungsi
atau
dilaksanakan
untuk
mengidentifikasi kesulitan belajar yang dialami peserta didik, menentukan faktorfaktor yang menyebabkan terjadinya kesulitan belajar, dan menetapkan cara
mengatasi kesulitan belajar tersebut. Untuk mengetahui masalah-masalah apa
yang diderita atau yang menggangu anak didik, sehingga ia mengalami kesulitan,
hambatan atau gangguan ketika mengikuti program tertentu. Dan bagaimana
usaha untuk memecahkannya.
a.
b.
c.
d.
e.
5%
70
14 %
80
30 %
90
30 %
100
110
Tingkat Intelegensi
14 %
120
3%
130
1%
seperti
ada
gangguan
terhadap
mengerjakan soal-soal.
4. Terletak pada situasi di mana penilaian berlangsung.
kelancaran
Tidak setiap orang dapat menafsirkan jawaban tes kepribadian ini, sehingga
hanya orang yang telah mempelajari tes secara mendalam saja yang dapat
melakukannya. demikian juga dengan tes inteligensi,subjek pelakunya harus
seorang ahli.
Ada pandangan lain yang menyebut subjek evaluasi adalah siswa, yakni orang
yang dievaluasi. dalam hal ini yang dipandang sebagai objek misalnya: prestasi
matematika, kemampuan membaca, kecepatan lari, dan sebagainya. pandangan
lain lagi mengklasifikasikan siswa sebagai objek evaluasi dan guru sebagai
subjeknya.
b. Sasaran Evaluasi
Objek atau sasaran penilaian adalah segala sesuatu yang menjadi titik pusat
pengamatan karena penilaian mengingikan informasi tentang sesuatu tersebut.
dengan masih menggunakan diagram tentang trasformasi maka sasaran penilaian
untuk unsur-unsurnya meliputi: input, transformasi, dan output.
a. Input. calon siswa sebagai pribadi yang utuh, dapat ditinjau dari
beberapa segi yang menghasilkan bermacam-macam bentuk tes yang
digunakan sebagai alat untuk mengukur. aspek yang bersifat rohani
setidak-tidaknya mencakup 4 hal.
1. Kemampuan untuk dapat mengikuti program dalam suatu
lembaga/sekolah/institusi maka calon siswa harus memiliki
kemampuan yang sepadan. Alat ukur yang digunakan untuk
mengukur kemampuan ini disebut tes kemampuan atau attitude
test.
2. Kepribadian adalah sesuatu yang terdapat pada diri manusia dan
menampakkan bentuknya dalam tingkah laku. Dalam hal-hal
tertentu, informasi tentang kepribadian sangat diperlukan. Alat
untuk mengetahui kepribadian seseorang disebut tes kepribadian
atau personality test.
3. Sikap-sikap ini merupakan bagian dari tingkah laku manusia
sebagai gejala atau gambaran kepribadian yang memancar keluar.
Namun karena sikap ini merupakan sesuatu yang paling menonjol
informasi
khusus
tentangnya.
Alat
untuk
pekerjaan
keterampilan,
juga
tidak
mampu
KBM
Prinsip Evaluasi
Evaluasi
Prinsip umum dan penting dalam kegiatan evaluasi, yaitu adanya triangulasi
atau hubungan erat tiga komponen, yaitu antara lain:
a. Tujuan pembelajaran
b. Kegiatan Pembelajaran atau KBM
c. Evaluasi
b. Hubungan antara tujuan dengan KBM.
Kegiatan belajar mengajar yang dirancang dalam bentuk rencana mengajar
disusun oleh guru dengan mengacu pada tujuan yang hendak dicapai. dengan
demikian, anak panah yang menunjukkan hubungan antara keduanya mengarah
pada tujuan dengan makna bahwa KBM mengacu pada tujuan, tetapi juga
mengarah dari tujuan ke KBM, menunjukkan langkah dari tujuan dilanjutkan
pemikirannya ke KBM.
c. Hubungan antara tujuan dengan evaluasi
Evaluasi adalah kegiatan pengumpulan data untuk mengukur sejauh mana
tujuan sudah tercapai. dengan makna demikian maka anak panah berasal dari
evaluasi menuju ke tujuan. di lain sisi, jika dilihat dari langkah, dalam menyusun
alat evaluasi ia mengacu pada tujuan yang sudah dirumuskan.
d. Hubungan antara KBM dengan evaluasi
KBM dirancang dan disusun dengan mengacu pada tujuan yang telah
dirumuskan. telah disebutkan pula bahwa alat evaluasi juga disusun dengan
mengacu pada tujuan. selain mengacu pada tujuan, evaluasi juga harus mengacu
atau disesuaikan dengan KBM yang dilaksanakan. Misalnya, jika kegiatan belajar
mengajar dilakukan oleh guru dengan menitik beratkan pada ketrampilan,
bukannya aspek pengetahuan.
Secara garis besar, maka alat evaluasi yang digunakan dapat digolongkan
menjadi 2 macam, yaitu: tes dan bukan tes (nontes).
dapat ditempuh, yaitu cara TEHNIK NONTES dan cara TEHNIK TES.
Coba anda jelaskan instrumen apa saja yang dapat digunakan untuk
melakukan evaluasi dengan cara tehnik nontes secara jelas dan rinci
disertai contoh-contoh.
Yang tergolong ke dalam teknik nontes yaitu:
1) Skala bertingkat (rating scale)
Skala yang menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap
sesuatu hasil pertimbangan. Seperti Oppenhein mengatakan:
Peringkat/
skala memberikan nilai numerik untuk beberapa jenis penilaian
Contoh: skor atau biji yang diberikan oleh guru di sekolah untuk menggambarkan
tingkat prestasi belajar siswa. siswa yang mendapat skor 8, digambarkan di tempat
yang lebih kanan dalam skala, dibandingkan penggambaran skor 5.
4
2
Tidak suka
Biasa
Suka
5
Sangat suka
2) Kuesioner (questionair)
Kuesioner (questionair) juga sering dikenal sebagai angket. pada dasarnya,
kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan
diukur (responden). dengan kuesioner ini orang dapat diketahui tentang
keadaan/data diri, pengalaman, pengetahuan sikap atau pendapatnya, dan lainlain.
Macam-macam kuesioner di lihat dari beberapa segi.
1. Ditinjau dari segi siapa yang menjawab
tertutup
adalah
kuesioner
yang
disusun
dengan
SLTP
SLTA
Perguruan Tinggi
3) Daftar cocok (check list) adalah deretan pertanyaan (yang biasanya singkatsingkat), dimana responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok
() di tempat yang sudah disediakan.
Contoh:
Berikan tanda () pada kolom yang sesuai dengan pendapat saudara.
Pernyataan
Penting
Pendapat
Biasa
Tidak Penting
maupun jawabannya. Sedangkan tes perbuatan atau tes unjuk kerja adalah tes
yang dilaksanakan dengan jawaban menggunakan perbuatan atau tindakan.
Evaluasi dengan menggunakan teknik tes bertujuan untuk mengetahui:
a. Tingkat kemampuan awal siswa
b. Hasil belajar siswa
c. Perkembangan prestasi siswa
d. Keberhasilan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Tes lisan dilakukan melalui pertanyaan lisan untuk mengetahui daya serap
siswa. Tujuan tes lisan ini terutama untuk menilai:
a.
b.
c.
d.
konsep
yang
dikemukakan.
Tes tertulis dapat berbentuk uraian (essay) atau soal bentuk obyektif
(objective tes). Tes uraian merupakan alat penilaian hasil belajar yang paling tua.
Secara umum tes uraian ini adalah pertanyaan yang menuntut siswa menjawab
dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan,
memberikan alasan, dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan
pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri.
Tes objektif banyak digunakan dalam menilai hasil belajar. Hal ini
disebabkan antara lain oleh luasnya bahan pelajaran yang dapat dicakup dalam tes
dan mudahnya menilai jawaban yang diberikan.
1. Bentuk soal benar-salah
Bentuk soal benar salah adalah bentuk tes yang soal-soalnya berupa
pernyataan. Sebagian dari pernyataan itu merupakan pernyataan yang benar dan
sebagian lagi merupakan pernyataan yang salah.
Kelebihan betul salah yaitu;
soal
pilihan
ganda
atau
pilihan
jamak
(multiple
choice)
Soal pilihan ganda adalah bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang
benar atau paling tepat.
Kelebihan bentuk soal pilihan ganda yaitu;
a. Tes pilihan ganda memiliki karakteristik yang baik untuk suatu alat
pengukur hasil belajar siswa
b. Item tes pilihan ganda yang dikonstruksi dengan intensif dapat mencakup
hampir seluruh bahan pembelajaran yang diberikan oleh guru di kelas.
c. Item tes pilihan ganda adalah tepat untuk mengukur penguasaan informasi
para siswa yang hendak dievaluasi.
Kelemahan bentuk soal pilihan ganda yaitu;
a. Mengonstruksi item tes betul salah pada umumnya diperlukan waktu yang
lebih lama jika dibandingkan dengan pembuatan tes essai
b. Penggunaan pertanyaan alternative lebih memungkinkan peserta didik
mengira-ngira jawaban.
3. Bentuk soal menjodohkan (matching)
Bentuk soal menjodohkan terdiri atas dua kelompok pernyataan yang
paralel. Kedua kelompok pernyataan ini berada dalam satu kesatuan.
Kelompok sebelah kiri merupakan bagian yang berisi soal-soal yang harus
dicari jawabannya.
Kelebihan bentuk soal menjodohkan
a. Penilaiannya dapat dilakukan dengan cepat dan objektif.
b. Tepat
digunakan
untuk
mengukur
kemampuan
bagaimana
Drs Amir Daien Indrakusuma menyatakan, Tes adalah suatu alat atau
prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data-data atau
keterangan-keterangan yang diinginkan tentang seseorang, dengan cara yang
boleh dikatakan tepat dan cepat.
Websters Collegiate tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat
lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, inteligensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
yang
dimaksud
dengan
tes
adalah
alat
pengukur
yang
Menurut F.L. Goodeneough dalam Sudijono (2008: 67), tes adalah suatu tugas
atau serangkaian tugas yang diberikan kepada individu atau sekelompok
individu, dengan maksud untuk membandingkan kecakapan mereka, satu
dengan yang lain.
Menurut Norman dalam Djaali dan Muljono (2008: 7), tes merupakan salah
satu prosedur evaluasi yang komprehensif, sistematik, dan objektif yang
hasilnya dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan dalam
proses pengajaran yang dilakukan oleh guru.
Menurut Arikunto (2010: 53), tes merupakan alat atau prosedur yang
digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan
cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.
Menurut Sudijono (2011: 67), tes adalah cara (yang dapat dipergunakan) atau
prosedur (yang perlu ditempuh) dalam rangka pengukuran dan penilaian di
bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas
baik berupa pertanyaan-pertanyaan (yang harus dijawab), atau perintahperintah (yang harus dikerjakan) oleh testee,sehingga (atas dasar data yang
diperoleh dari hasil pengukuran tersebut)
Dari beberapa kutipan dan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tes
merupakan suatu alat pengumpul informasi tetapi jika dibandingkan dengan alatalat yang lain, tes ini bersifat lebih resmi karena pebuh dengan batasan-batasan.
mengingat betapa pentingnya tes ini. apabila rumusan yang telah disebutkan di
atas dikaitkan dengan evaluasi yang dilakukan di sekolah, khususnya di suatu
kelas, maka tes mempunyai fungsi ganda yaitu: untuk mengukur siswa dan untuk
mengukur keberhasilan program pengajaran. dalam bagian ini hanya akan
dibicarakan tes untuk mengukur keberhasilan siswa.
14. Ditinjau dari segi keguaannya tes dapat dibedakan atas tiga macam, yaitu
(1) tes diagnostik, (2) tes formatif, dan (3) tes sumatif. Coba berikan
penjelasan tentang ketiga macam tes tersebut, disertai contoh-contoh.
Berdasarkan kegunaannya tes dibagi 3 macam yaitu:
a. Tes Diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahankelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut dapat
dilakukan pemberian perlakuan yang tepat.
Tes diagnostik ke-1 dilakukan terhadap calon siswa sebagai input, untuk
mengetahui apakah calon tersebut sudah menguasai pengetahuan yang
merupakan dasar untuk menerima pengetahuan di sekolah yang
dimaksudkan. tes ini disebut tes penjajakan masuk yang dalam istilah
inggris disebut entering behaviour test. dalam penggalan kecil, tas
diagnostik ke-1 ini dilakukan untuk mengukur tingkat penguasaan
pengetahuan dasar untuk dapat menerima pengetahuan lanjutannya.
pengetahuan dasar ini biasa disebut dengan pengetahuan bahan prasyarat
(pre-requisite). oleh karena itu, tes ini disebut juga tes prasyarat atau prerequisite test.
Contoh: untuk mengajarkan perhitungan menghitung korelasi serial, guru
harus yakin bahwa siswa sudah menguasai perhitungan tentang rata-rata
dan simpangan baku (mean dan standar deviasi). oleh karena itu, sebelum
mulai dengan menerangkan teknik korelasi serial tersebut, guru
mengadakan tes diagnostik untuk mengetahui penguasaan siswa atas mean
dan standar deviasi tersebut
Setelah tes formatif maka diperoleh hasil. dari hasil tersebut dapat
diketahui:
a. apakah program yang telah diberikan merupakan program yang tepat
dalam arti sesuai dengan kecakapan anak.
b. apakah program tersebut membutuhkan pengetahuan-pengetahuan
prasyarat yang belum diperhitungkan.
c. apakah diperlukan alat, sarana, dan prasarana untuk mempertinggi
hasil yang akan dicapai. apakah metode, pendekatan, dan alat evaluasi
yang digunakan sudah tepat.
c. Tes sumatif
Evaluasi sumatif atau tes sumatif dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian
kelompok program atau sebuah program yang lebih besar. dalam pengalaman di
sekolah, tes formatif dapat disamakan dengan ulangan harian, sedangkan tes
sumatif ini dapat disamakan dengan ulangan umum yang biasanya dilaksanakan
pada tiap akhir caturwulan atau akhir semester
Manfaat tes sumatif
Untuk menentukan nilai. apabila tes formatif terutama digunakan untuk
memberikan informasi demi perbaikan penyampaian, dan tidak digunakan untuk
memberikan nilai atau tidak digunakan untuk penentuan kedudukan seorang anak
di antara teman-temannya (grading), maka nilai dari tes sumatif ini digunakan
untuk menentukan kedudukan anak. dalam penentuan nilai ini setiap anak
dibandingkan dengan anak-anak lain. asumsi yang mendasari pandangan ini
adalah bahwa prestasi belajar siswa-siswa dalam sebuah kelas
15. Selain tes juga dikenal istilah testing, testee, dan tester coba anda
jelaskan perbedaan ketiga istilah tersebut (testing, testee, dan tester).
Istilah penting dalam tes
a. Testing merupakan saat pada waktu tes itu dilaksanakan. dapat juga dikatakan
testing adalah saat pengambilan tes.
16. Dalam menyusun perangkat tes diperlukan beberapa syarat. Coba anda
jelaskan persyaratan apa saja yang harus dipenuhi jika seseorang ingin
menyusun tes.
Persyaratan tes didarkan atas menyangkut mutu tes dan menyangkut
pengadministrasian dalam pelaksanaan. selain itu prasyarat tes meliputi:
a. Validitas
Jika data yang dihasilkan oleh instrumen benar dan valid, sesuai kenyataan,
maka intrumen yang digunakan tersebut juga valid. sebuah tes disebut valid
apabila tes itu dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur .
Contoh: untuk mengukur besarnya partisipan siswa dalam proses belajar
mengajar, bukan diukur melalui nilai yang diperoleh pada waktu ulangan, tetapi
dilihat melalui kehadiran, terpusatnya perhatian pada pelajaran, ketepatan
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru dalam arti relevan pada
permasalahannya.
Nilai yang diperoleh pada waktu ulangan, bukan menggambarkan partisipasi,
tetapi menggambarkan prestasi belajar. ada beberapa macam validitas yaitu
Yang dimaksud dengan ekonomis disini ialah bahwa pelaksanaan tes tersebut
tidak membutuhkan ongkos/biaya yang mahal, tenaga yang banyak, dan waktu
yang lama.
17. Suatu perangkat tes dikatakan baik apabila memenuhi persyaratan tes,
yaitu : validitas, reabilitas, dan objektivitas. Coba anda jelaskan secara rinci
ketiga persyaratan tes tersebut (validitas, reabilitas, dan objektivitas)
disertai contoh.
Validitas
Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak
diukur. dalam bahasa indonesia valid disebut dengan istilah sahih.
Contoh:
Skor yang diperoleh dari hasil mengukur kemampuan mekanik akan
menunjukkan kemampuan seseorang dalam memegang dan memperbaiki mobil,
bukan pengetahuan orang tersebut dalam hal yang berkaitan dengan mobil. tes
yang mengukur pengetahuan tentang mobil bukanlah tes yang sahih untuk
mekanik.
Validitas sebuah tes dapat diketahui dari hasil pemikiran dan dari hasil
pengalaman. hal yang pertama akan diperoleh validitas logis (logical validity) dan
hal yang kedua diperoleh validitas empiris (empirical validity). dua hal inilah
yang dijadikan dasar pengelompokkan validitas tes.
Validitas dibagi dua:
a. Validitas logis
Validitas logis untuk sebuah instrumen evaluasi menunjuk pada kondisi bagi
sebuah instrumen yang memenuhi persyaratan valid berdasarkan hasil penalaran.
kondisi valid tersebut dipandang terpenuhi karena instrumen yang bersangkutan
sudah dirancang secara baik, mengikuti teori dan ketentuan yang ada.
sebagaimana pelaksanaan tugas lain misalnya membuat sebuah karangan, jika
penulis sudah mengikuti aturan mengarang, tentu secara logis karangannya sudah
baik. berdasarkan penjelasan tersebut maka instrumen yang sudah disusun
berdasarkan teori penyusunan instrumen, secara logis sudah valid.validitas logis
dapat dicapai apabila intrumen disusun mengikuti ketentuan yang ada. dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa validitas logis tidak perlu diuji kondisinya
tetapi langsung diperoleh sesudah instrumen tersebut selesai disusun.ada dua
macam validitas logis yang dapat dicapai oleh sebuah instrumen, yaitu: validitas
isi dan validitas konstrak (construct validity).validitas isi bagi sebuah instrumen
menunjuk suatu kondisi sebuah instrumen yang disusun berdasarkan isi materi
pelajaran yang dievaluasi. selanjutnya validitas konstrak sebuah instrumen
menunjuk suatu kondisi sebuah instrumen yang disusun berdasarkan konstrak.
aspek-aspek kejiwaan yang seharusnya dievaluasi.
b. Validitas empiris
Sebuah instrumen dapat dikatakan memiliki validitas empiris apabila sudah
diuji dari pengalaman. validitas empiris tidak dapat diperoleh hanya dengan
menyusun instrumen berdasarkan ketentuan seperti halnya validitas logis, tetapi
harus dibuktikan melalui pengalaman.
Ada dua macam validitas empiris, yakni ada dua cara yang dapat digunakan
untuk menguji bahwa sebuah instrumen memang valid. pengujian tersebuta
dilakukan dengan membandingkan kondisi instrumen yang bersangkutan dengan
kriterium atau sebuah ukuran. kriterium yang digunakan sebagai pembanding
kondisi instrumen dimaksud ada dua, yaitu: yang sudah tersedia dan yang belum
ada tetapi akan terjadi di waktu yang akan datang. bagi instrumen yang
kondisinya sesuai dengan kriterium yang sudah tersedia, yang sudah ada, disebut
memiliki validitas ada sekarang, yang dalam istilah bahasa inggris disebut
memiliki concurrent validity. selanjutnya instrumen yang kondisinya sesuai
dengan kriterium yang diramalkan akan terjadi, disebut memiliki validitas
ramalan atau validitas prediksi, yang dalam istilah bahasa ingris disebut memiliki
predictive validity.
Validitas isi dan validitas konstrak dicapai melalui penyusunan berdasarkan
ketentuan atau teori. sedangkan validitas ada sekarang dan validitas predictive
dicapai atau diketahui sesudah dibuktikan melalui pengalaman.
1) Validitas isi (content validity) sebuah tes dikatakan validitas isi apabila
mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi
pelajaran yang diberikan. oleh karena materi yang diajarkan tertera dalam
kurikulum maka validitas isi ini sering juga disebut validitas kurikuler.
Validitas isi dapat diusahakan tercapainya sejak saat penyusunan dengan
cara memerinci materi kurikulum atau materi buku pelajaran. bagaimana
cara memerinci materi untuk kepentingan diperolehnya validitas isi sebuah
tes akan dibicarakan secara lebih mendalam pada waktu menjelaskan cara
penyusunan tes.
2) Validitas konstruksi (construct validity) sebuah tes dikatakan memiliki
validitas konstruksi apabila butir-butir soal yang membangun tes tersebut
mengukur setiap aspek berpikir seperti yang disebutkan dalam tujuan
instruksional khusus. dengan kata lain jika butir-butir soal mengukur aspek
tersebut sudah sesuai dengan aspek berpikir yang menjadi tujuan
instruksional. validitas konstruksi dapat diketahui dengan cara memerinci
dan memasangkan setiap butir soal dengan setiap aspek dalam TIK.
pengerjaannya dilakukan berdasarkan logika, bukan pengalaman.
3) Validitas ada sekarang (concurrent validity)
Validitas ini lebih umum dikenal dengan validitas empiris.sebuah tes
dikatakan memiliki validitas empiris jika hasilnya sesuai dengan
pengalaman. dalam hal ini hasil tes dipasangkan dengan hasil pengalaman.
pengalaman selalu mengenai hal yang telah lampau sehingga data
pengalaman tersebut sekarang sudah ada.
4) Validitas prediksi (predictive validity) memprediksi artinya meramal,
dengan meramal selalu mengenai hal yang akan datang jadi sekarang
belum terjadi. sebuah tes dikatakan memiliki valibilitas prediksi atau
valibilitas ramalan apabila mempunyai kemampuan untuk meramalkan apa
yang akan terjadi pada masa yang akan datang. sebagai pembanding
validitas prediksi adalah nilai-nilai yang diperoleh setelah peserta tes
mengikuti pelajaran di perguruan tinggi. jika ternyata siapa yang memiliki
nilai tes lebih tinggi gagal dalam semester I dibandingkan dengan yang
dahulu nilai tesnya lebih rendah maka tes masuk yang dimakdud tidak
memiliki validitas prediksi.
Reliabilitas
Suatu tes dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes
tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. maka pengertian reliabilitas tes
berhubungan dengan masalah ketepatan hasil tes. atau seandainya hasilnya
berubah-ubah, perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti. tinggi
rendahnya validitas menunjukkan tinggi rendahnya reliabilitas tes. dengan
demikian maka semakin panjang tes, maka reliabilitasnya semakin tinggi. dalam
menghitung besarnya reliabilitas berhubungan dengan penambahan banyaknya
butir soal dalam tes ini ada sebuah rumus yang diberikan oleh Spearman dan
Brown sehingga terkenal dengan rumus Spearman-Brown.
rnn =
nr
1+ ( n1 ) r
dimana:
rnn = besarnya koefisien reliabilitas sesudah tes tersebut di
tambah butir soal baru
n = berapa kali butir-butir soal itu ditambah
r = besarnya koefisien reliabilitas sebelum butir-butir soalnya
ditambah
Objektivitas
Objektivitas berarti tidak adanya unsur pribadi yang mempengaruhi.
sebuah tes dikatakan memiliki objektivitas apabila dalam melaksanakan tes itu
tidak ada faktor subjektif yang mempengaruhi. hal ini terutama terjadi pada sistem
skoringnya.
Ada dua faktor yang mempengaruhi subjektivitas dari suatu tes yaitu:
1) Bentuk Tes
Tes yang berbentuk uraian, akan memberi banyak kemungkinan kepada si
penilai untuk memberikan penilaian menurut caranya sendiri. dengan
demikian maka hasil dari seorang siswa yang mengerjakan soal-soal dari
sebuah tes, akan dapat berbeda apabila dinilai oleh dua orang penilai.
itulah sebabnya pada waktu ini ada kecendrungan penggunaan tes objektif
di berbagai bidang. untuk menghindari masuknya unsur subjektivitas dari
penilai, maka sistem skoringnya dapat dilakukan dengan cara sebaikbaiknya, antara lain dengan membuat pedoman skoring terlebih dahulu.
2) Penilai
Subjektivitas dari penilai akan dapat masuk secara agak leluasa terutama
dalam tes bentuk uraian. faktor-faktor yang mempengaruhi subjektivitas
antara lain: kesan penilai terhadap siswa, tulisan, bahasa, waktu
mengadakan penilaian, kelelahan, dan sebagainya. untuk menghindari atau
mengurangi masuknya unsur subjektivitas dalam pekerjaan penilaian,
maka penilaian atau evaluasi ini harus dilaksanakan dengan mengingat
pedoman. pedoman yang dimaksud, terutama menyangkut masalah
pengadministrasian yaitu kontiunitas dan komprehensivitas.
a) Evaluasi harus dilakukan secara kontinu (terus-menerus). dengan
evaluasi yang berkali-kali dilakukan maka guru akan memperoleh
gambaran yang lebih jelas tentang keadaan siswa. tes yang diadakan
secara on the spot dan hanya satu atau dua kali, tidak akan dapat
memberikan hasil yang objektif tentang keadaan seorang siswa. faktor
kebetulan, akan sangat mengganggu hasilnya, kalau misalnya ada
seorang anak yang sebetulnya pandai, tetapi pada waktu guru
mengadakan tes dia sedang dalam kondisi jelek karena semalaman
merawat ibunya yang sedang sakit, maka ada kemungkinan nilai
tesnya jelek pula.
b) Evaluasi harus dilakukan secara komprehensif (menyeluruh) yang
dimaksud dengan evaluasi yang komprehensif di sini adalah atas
berbagai segi peninjauan, yaitu:
o Mencakup keseluruhan materi.
o Mencakup berbagai aspek berpikir (ingatan, pemahaman, aplikasi,
dan sebagainya).
o Melalui berbagai cara yaitu tes tertulis, tes lisan, tes perbuatan,
pengamatan insidental, dan sebagainya.
Referensi
Arikunto, S. (2006). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara