ALERGI
DAN
PSEUDOALERGI
FARMAKOTERAPI II
•ALERGI
•AUTOIMUN
•SITOTOKSIK
ANTIGEN /
POLUTAN/ SISTEM IMUN
BENDA ASING TUBUH
MERUSAK
JARINGAN /SEL
TUBUH HOST
ALERGI TIPE I INI MERUPAKAN ALERGI YANG DISEBABKAN OLEH AGEN ALERGEN DARI LUAR TUBUH
PATHOFISIOLOGI ALERGI
1. Protein C1 berikatan dengan FC pd antibody kemudian C1
memanggil protein C2,c3,c4,c5,c6,c7,c8,c9,
2. Protein tsb akan pecah menjadi c3a,c4a,c5a,berperan sbg
agen kemotaksis.
3. Protein c3a berikatan dng reseptor pada sel melalui proses
opsonisasi, mengalami fogositosis oleh makrofag.
4. ADCC tdk melibatkan fiksasi komplemen melainkan
membutuhkan kerjasama dengan leukosit
5. ADCC dpt diperantarai oleh berbagai leukosit, leutrofil,
basofil, makrofag dan sel natural killer.
6. Sel yg diselubungi dengan IgG lalu dibunuh oleh berbagai
macam sel efektor yang berikatan pd sel target dng
reseptor akan menglami lisis tanpa mengalami fagositosis.
7. Antibody yang dihsilkan dpt menghalangi reseptor
permukaan sel (contoh: Myasthemia Gravis) penyebab
tidak terjadinya kontraksi pada otot.
ALERGI TIPE 3 (KOMPLEKS IMUN)
ALERGI DIKARENA REAKSI IMUN KOMPLEKS (ANTI GEN DAN ANTI BODY) YANG TERDEPOSIT DI JARINGAN TUBUH
PATHOFISIOLOGI ALERGI
1. IMMUNE COMPLEX FORMATION, yaitu adanya ikatan
antigen dengan antibody ,antigen terdiri dari endogenus (yg
berasal dari DNA host) atau exogenous antigen (efek obat
atau mikroba).
2. DEPOSISI, yaitu proses pengendapan/penempelan pd
jaringan. Material endapan berasal dr hsl penggabungan
antigen dan antibod yg tdk hbs dihancurkn melalui proses
fagositosis, tempat penumpukannya terdapat pd jaringan
(ginjal,sendi,kulit).
3. REAKSI INFLAMASI, merupakan awal kerusakan jaringn.
Setelah proses pengendapan pd jringan akan memicu
aktifasi komplemen, reaksi yang dapt menarik nuetrofil dan
makrofaq(sel pagosit)., menghasilkan enzim lisosomal yang
dapat menjadikn inflamasi, vasodilatasi dan bahkan
menimbulkn agregasi platelet untuk menutup pembuluh
darah yang rusak, Namun bisa berakibat negatif pada
jaringan itu sendiri (arthitis, vasculitis).
ALERGI TIPE 4 (CELL MEDIATED HYPERSENSITIVITY)
ALERGI YANG TERJADIKARENA ANTIGEN MENSENSITISASI SEL T DALAM PELEPASAN LIMFOKIN. SITIKON
DPT MENGINDUKSI TERJADINYA REAKSI IMFLAMASI DAN MENGAKTIFKAN MAKROFAG YANG NANTINYA
MENYEBABKAN PELEPASAN MEDIATOR IMFLAMASI.
PHATOFISIOLOGI ALERGI
1. Sel T CD4+, merusak sel melaui induksi inflamasi,(sitokin)
yang mengaktifasi sel makrofag dan sel neutrofil akan
menyerang sel target melaui proses fagositosis dan efek dari
enzim lisosom
2. Sel T CD8+, tidak memerlukan bantuan sel yang lain
melaikan sel T CD8+ sendiri yang akan menyerang langsung
sel target ( Hny membunuh sel yang telah terppapr oleh
antigen)
RINITIS ALERGI
KULIT
a. Erythema, karena adanya proses vasodilatasi pada pembuluh
darah permukan tubuh.
b. Urtycaria, krn adanya edema pemumpukan cairan pd jaringan
(ada pembengkakan).
c. Pruritus, rasa gatal akibat produksi histamin yang berlebih.
SISTEM PERNAFASAN,
A. G3 saluran pernafasan atas, adanya edema di saluran atas
yang akan menghambat udara masuk kedalam paru paru.
B. G3 saluran pernafasan bawah,
1. Dyspnea, (kesulitan bernafas),
2. Wheezing,(suara yg timbul pd saat sulit bernafas)
3. Cyanotic, (Warna biru pada ujung ekstremitas tubuh)
. CARDIOVASKULER,
a. Syok, krn Fall of blood preasure, tekanan darah yang turun efek
dari vasodilatasi vaskuler.
b. Syncope/pingsan, kerkurangan pasokan oksigen ke jaringan dan
otak.
c. Tachikardia, detak jantung meningkat.
TUJUAN TERAPI DAN ALOGARITMA ALERGI ANAPHYLAXIS
TUJUAN ALOGARITMA ANAPHYLAXIS
1. MENCEGAH MUNCULNYA REAKSI
ALERGI
2. MENGURANGI/MENGATASI GEJALA
SAAT SERANGAN ALERGI
3. MENGHILANGKAN PENYEBAB
ALERGI
TERAPI FARMAKOLIGI
1. ANTIHISTAMIN
2. KORTIKOSTEROID
3. ANGTAGONIS LEUKOTRINE
4. SODIUM KROMOLIN
5. IPRATROPIUM BROMIDA
JENIS OBAT
TERIMA KASIH